Anda di halaman 1dari 20

ANALISIS KORELASI KANONIK

Laporan Praktikum Ke-4


Dibuat untuk Memenuhi Laporan Praktikum Analisis
Multivariat

Oleh :
Nama : Herwina Eva Yulitasari
NIM : 125090500111027

Asisten 1 : Anisa Sekar Kasih


Asisten 2 : Nanda Rizqia P.R.

LABORATORIUM KOMPUTER
PROGRAM STUSI STATISTIKA
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2015

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Analisis
korelasi
kanonik
ditemukan
untuk
mengidentifikasi dan mengukur kumpulan antara dua himpunan
dari variabel. Analisis korelasi kanonik fokus pada korelasi
antara sebuah kombinasi linear dari variabel dalam satu
himpunan dan kombinasi linear dari variabel dalam himpunan
lainnya. Ide pertama adalah untuk menentukan bagian dari
kombinasi linear yang memiliki korelasi terbesar. Berikutnya,
ditentukan bagian dari kombinasi linear yang memiliki korelasi
terbesar diantara semua bagian yang tidak berkorelasi dengan
bagian yang dipilih di awal.
Proses berlanjut. Bagian dari kombinasi linear dinamakan
variabel kanonik, dan korelasi yang lainnya dinamakan korelasi
kanonik. Ada beberapa masalah penelitian yang melibatkan
hubungan antara dua kelompok variabel, misalnya hubungan
antara sekelompok variabel kepribadian dan sekelompok
variabel kemampuan, hubungan antara indeks harga dan indeks
produksi. Disamping hubungan fungsional yang dinyatakan
dengan persamaan regresi, ada juga yang perlu dipersoalkan
yaitu ukuran kuat lemahnya antara dua kelompok variabel.
Kajian tentang ukuran kuat lemahnya hubungan antara
sekelompok variabel peramal dan sekelompok variabel
tanggapan dikenal sebagai Analisis Korelasi Kanonik.
Korelasi kanonik mengukur kekuatan kumpulan antara
dua himpunan dari variabel. Aspek terbesar dari suatu teknik
merepresentasikan sebuah percobaan ke sebuah intisari yang
berdimensi tinggi dengan hubungan antara dua himpunan dari
variabel ke dalam sebuah bagian kecil dari variabel kanonik.
Analisis ini sangat berguna untuk mengetahui dependensi data.
Oleh karena itu, pada laporan praktikum ini akan dibahas
mengenai analisis uji korelasi kanonik dengan software SPSS.
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui cara menganalisis korelasi kanonik dari
suatu data menggunakan program SPSS.

2. Untuk mengetahui korelasi antara variabel dimana terdapat


variabel denpenden dan independen yang lebih dari satu
variabel.
3. Untuk memenuhi laporan praktikum Analisis Multivariat
yang keempat.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Analisis korelasi kanonikal ialah suatu teknik statistik yang
digunakan untuk menentukan tingkatan asosiasi linear antara dua
perangkat variable, dimana masing-masing perangkat terdiri dari
beberapa variable
Analisis korelasi kanonikal digunakan untuk identifikasi dan
kuantifikasi hubungan antara dua himpunan variabel. Kekuatan
korelasi antara variabel yang tergabung dalam variat kanonikal yang
sama dinyatakan dalam varians bersama (shared variance),
sedangkan hubungan antara variat kanonikal yang berbeda
dinyatakan dalam indeks redundansi (redundancy index).
Interpretasi koefisien variat kanonikal, mencakup tiga
besaran, bobot kanonikal (canonical weights), muatan kanonikal
(canonical loadings) dan muatan - silang kanonikal (canonical cross loadings). Analisis dilengkapi dengan uji sensitivitas variabel.
Variabel yang diduga tidak memberi pengaruh dihapus dan nilai
besaran hasil analisis dibandingkan. Uji sensitivitas variabel
bertujuan menguji kestabilan fungsi linier yang dihasilkan.
Untuk menggunakan teknik analisis ini syarat-syarat yang
harus dipenuhi diantaranya ialah:

Variabel bebas terdiri dari lebih dari dua variable yang berskala
interval.

Variabel tergantung terdiri dari lebih dari dua variable yang


berskala interval.

Hubungan antar variabel bebas dan tergantung bersifat linier.


Artinya semua variabel bebas mempengaruhi secara searah
terhadap semua variable tergantung, misalnya korelasi antara
variable-variabel bebas personalitas yang digunakan sebagai
predictor dengan variable-variabel tergantung yang digunakan
sebagai kriteria bersifat searah. Jika nilai variabel variable
personalitas besar, maka nilai variable-variabel perilaku
berbelanja harus besar juga. Jika terjadi variabel variable
personalitas besar bernilai besar sedang nilai variable-variabel

perilaku berbelanja menjadi mengecil, maka hal ini berlawanan


dengan asumsi linieritas.

Tidak boleh terjadi multikolinieritas pada masing-masing


kelompok variabel bebas dan variabel tergantung yang akan
dikorelasikan.

Proses Korelasi Kanonikal:


a. Menentukan mana yang termasuk dalam kumpulan variabel
dependen (set of multiple dependent variable) dan mana yang
termasuk dalam kumpulan variabel independen (set of multiple
independent variable).
b. Menurunkan beberapa Canonical Functions, yakni korelasi
antara set variabel dependen dengan set variabel independen.
Dari beberapa Canonical Functions yang terbentuk, akan diuji
Canonical Function yang mana yang bisa digunakan. Pengujian
dilakukan dengan Uji Signifikan, Canonical Relationship serta
Redudancy Index. Dari Canonical Functions yang digunakan,
dilakukan interpretasi hasil dengan menggunakan beberapa
metode, seperti Canonical Weights, Canonical Loadings atau
Cross Canonical Loadings.
c. Melakukan validasi atas hasil output tersebut. validasi biasanya
dilakukan dengan membagi dua bagian sampel, kemudian
membandingkan kedua hasil yang ada. Jika perbedaan hasil
kedua sampel tidak besar, bisa dikatakan korelasi kanonikal
adalah valid.

Y11+Y12++Y1n = X11+X12++X1n
Y21+Y22++Y2n = X21+X22++X2n
Ym1+Ym2++Ymn = Xm1+Xm2++Xmn
Menguji Hipotesis:
Hipotesis:
Ho : = 0,
H1 : > 0,

tidak terdapat hubungan linear


terdapat hubungan linear yang positif

Penentuan Garis Regresi

e (Y Y )
i

1.

(besar atau kecil nilainya)

atau
ei = Yi 2
3

. (1)

Pengambilan nilai mUtlah nilai ei kemiduan mrjmlhkan


Memangkatkan dua nilai tersebut kemudian meminimumkan
Penakrsiran Pangkat 2 terkecil.
Y
ei = Yi K
ei2
(Yi a bX i ) 2

.(2)

Syarat Perlu :
K K

0
a b

K
2
a

(Y a bX )(1) 0
i

K
2
b

(Y a bX )( X ) 0
i

atau

Y na b
i

Xi) 0

(3)

X Y a X
i i

Xi 0

Peneyelesian secara simultan diperoleh:

X Y n X Y
( X ) n X

1
(
n

i i

Y b X ) Y bX
i

atau

x y
x

i i
2
i

dimana

xi X i X i
yi Yi Yi
Analisis varaians
Sumber
Varaiasi
Regresi

JK

df

JKR=
Kesalahan
JKS=
Total

(Y

Y )2

(Y

Yi ) 2

n-2

RKS= JKS/(n-2)

Y )2

n-1

RKT=
JKT/(n-1)

(Y

JKT=

RK

RKR

JKR
1

Uji F untuk
Hipotesis Statistik:

H 0 : 1 0;
H1 : 2 0

F*

RKR
RKS

Uji Hipotesis:

F * F (1 ;1, n 2)
Jika

terima Ho

F F (1 ;1, n 2)
*

Jika

terima H1

Uji F dan Uji t adalah Ekivalen

t*

*2

b1
s (b1 )

b
1
s (b1 )

s 2 (b1 )

atau

F*

RKS
( X i X )2

s (b1 )

RKS
(Xi X )

Hipotesis Statistik:

H 0 : 1 0;
H1 : 2 0

t * t (1 / 2; n 2)
Jika

terima Ho
t * t (1 / 2; n 2)

Jika

terima H1

Koefisien Determinasi (r2)

r r2
Atau

r2

JKT JKS
JKS
1
JKT
JKT

BAB III
METODE PENELITIAN
1. Buka program SPSS.
2. Copy data yang akan kita analisis ke lembar kerja SPSS.
3. Klik Variable View pada pojok kiri bawah untuk pengaturan
variabel.
4. Halaman Variable View akan muncul.

Pada kolom Name ketik nama variabel berdasarkan data yang


akan kita analisis. Pada kolom Measure pilih tipe data yang
digunakan. Setelah selesai mengatur variabel, kembali ke data
view,
5. Melakukan analisis korelasi kanonik dengan makro SPSS, yaitu
dengan cara klik File > new> syntax.
6. memasukkan syntax di bawah ini ke dalam window SPSS syntax
editor,
MANOVA Y1 Y2 WITH X1 X2
/PRINT = ERROR(SSCP COV COR)SIGNIF
(HYPOTH EIGEN DIMENR)
/DISKRIM = RAW STAN ESTIM COR ALPHA(1.0).
Di mana Y1, Y2, X1, X2 disesuaikan dengan variabel yang
dimasukkan ke dalam SPSS.
7. Run all untuk mendapatkan output.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Data
Berikut adalah data yang akan dianalisis kanonik :
Tahun
1990

Y1
935.35

Y2
314133

X1
1910

X2
410.378

1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008

939.8
975.5
911.55
1088.68
1549.68
1375.87
1070.37
681.12
590.12
647.55
537.62
692.19
896.4
1168.4
1313.14
1893.41
2029.54
2613.81

374133
351479
343121
376628
389277
390287
394980
379928
385276
376287
392904
386092
392127
397652
398873
382783
402972
412299

1992
2062
2110
2200
2308
2383
4650
8025
7100
9595
10400
8940
8465
9290
9830
9020
9419
10450

505.937
479.943
458.275
497.543
522.107
533.757
550.661
603.967
533.760
500.113
570.145
526.555
526.809
645.469
665.754
696.763
685.925
641.998

Hasil Analisis Menggunakan SPSS dan Interpretasi

Pada output di atas dapat dilihat bahwa banyaknya Root adalah 2


yang berarti banyaknya jumlah kombinasi linier korelasi kanonik

adalah 2. Nilai Canon Cor menunjukkan nilai R-Square. R-Square


terbesar digunakan untuk menjelaskan hubungan kanonikal. Dari
output di atas nilai Canon Cor terbesar pada fungsi (root) pertama
adalah 0.80548. yang berarti bahwa hubungan kanonikal yang dapat
dijelaskan atau diakomodasi oleh pasangan fungsi pertama adalah
sebesar 80.548 %.

Pada output di atas, dapat diketahui bahwa nilai koefisien variabel


kanonik adalah kombinasi linier dari vairiabel asal. Sehingga,
kombinasi linier untuk variabel dependen adalah sebagai berikut.

U 1=0.00086 Y 1 +0.00003 Y 2
U 2=0.00182 Y 1+ 0.00004 Y 2
Dimana,

U 1 dan U 2 adalah kombinasi linier dari variabel Y.

Pada output di atas dapat diketahui nilai koefisien variabel kanonik.


Variabel kanonik adalah kombinasi linier dari vairiabel asal.
Kombinasi linier untuk variabel covariate dari output di atas adalah
sebagai berikut :

V 1=0.00004 X 1 +0.01354 X 2
V 2=0.00041 X 10.01171 X 2
V1

dan

V2

adalah kombinasi linier dari variabel X.

Dari kombinasi linier U dan V akan terbentuk pasangan kombinasi


linier seperti berikut :
Pasangan 1 (Root 1) =

U 1=0.00086 Y 1 +0.00003 Y 2
V 1=0.00004 X 1 +0.01354 X 2

Pasangan 2 (Root 2) =

U 2=0.00182 Y 1+ 0.00004 Y 2
V 2 =0.00041 X 10.01171 X 2

Pasangan Kombinasi Linier 1 (Root 1) sebesar 0.80548 yang berarti


bahwa sebesar 80.548 % hubungan kanonikal dapat dijelaskan atau
diakomodasi oleh pasangan fungsi pertama.
Pasangan Kombinasi Linier 1 (Root 1) sebesar 0.47449 yang berarti
bahwa sebesar 47.449 % hubungan kanonikal dapat dijelaskan atau
diakomodasi oleh pasangan fungsi kedua.

Multivariate Test of Significance merupakan pengujian asumsi


normalitas multivariate pada korelasi kanonik. Hipotesis pengujian
ini adalah sebagai berikut :
H0 : Data normal multivariat
H1 : Data tidak normal multivariat

Dari nilai sig. pada output di atas dapat diketahui bahwa semua nilai
sig. < yang berarti bahwa asumsi normalitas multivariate pada data
tidak terpenuhi.

Dimension Reduction Analysis adalah uji yang digunakan untuk


mengetahui ada atau tidaknya korelasi antara fungsi (Root) 1 dan 2.
Adapun hipotesisnya sebagai berikut :
H0 : Tidak ada korelasi antar fungsi
H1 : Ada korelasi antar fungsi
Dari nilai sig. pada output di atas, dapat diketahui bahwa semua nilai
sig < yang berarti bahwa terdapat korelasi antar fungsi (root).

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil analisis pada praktikum ini, dapat dismpulkan bahwa nilai
Canon Cor terbesar pada fungsi (root) pertama yaitu sebesar 0.80548
yang berarti bahwa sebesar 80.548 % hubungan kanonikal dapat
dijelaskan atau diakomodasi oleh pasangan fungsi pertama. Selain
itu, data tidak memenuhi asumsi normalitas multivariat. Antara
fungsi (root) yang terbentuk memiliki korelasi. Adapun pasangan
kombinasi linier kanonik yang terbentuk adalah :

Pasangan 1 (Root 1) =

U 1=0.00086 Y 1 +0.00003 Y 2
V 1=0.00004 X 1 +0.01354 X 2

Pasangan 2 (Root 2) =

U 2=0.00182 Y 1+ 0.00004 Y 2
V 2 =0.00041 X 10.01171 X 2

5.2 Saran
Saran pada praktikum kali ini adalah hendaknya pembahasan materi
sampai tuntas. Pada praktikum korelasi kanonik ini pembahasan
materinya tidak sampai selesai sehingga membuat bingung.

DAFTAR PUSTAKA
http://www.blognafaro.com/2013/10/analisis-regresi-linearberganda-dengan-Software-R.html
http://statlover.wordpress.com/2012/04/27/analisis-regresi-linearaplikasi-pada-r-software/

Anda mungkin juga menyukai