Nama
Perdaganga
Nama Ilmiah
Nama-nama Daerah
n
Damar (Jw.), dama (Slw.),
1.
Agatis
Agathis spp.
2.
Balau
maxwelliana King, S.
3.
Balau merah
5.
Bangkirai
Damar
semicuneata Sym.)
bubuh (Bk.)
Don, A. hunsteiniiK.Schum.)
Ingg.: araucaria.
Durian burung, lahong,
6.
Durian
7.
Gia
8.
[2]
Giam
9.
Jelutung
Dyera spp.
11.
Kapur
petanang
12. Kenari
(kedundung), resung,
bayung, ranggorai, mertukul
Keruing arong, kekalup;
13. Keruing
tempurau, merkurang,
kawang, apitong
14. Kulim
15. Malapari
Malapari
Kasai, taun, kungki, hatobu,
16. Matoa
17. Medang
Cinnamomum spp.
Meranti
kuning
acuminatissima Sym., S.
balanocarpoides Sym., S.
faguetiana Heim, S. gibbosa Brandis,Shorea
scollaris V.Sl.;
19. Meranti
merah
Meranti
kelungkung; Tengkawang
majau; Banio, ketir; Seraya
merah, campaga, lempong,
kumbang, meranti ketuko,
cupang. Ingg.: red
21. Merawan
22. Merbau
23. Mersawa
24. Nyatoh
25. Palapi
lesi-lesi.
Rempelas, ki jeungkil, ki
26. Penjalin
Celtis spp.
27. Perupuk
28. Pinang
Turcz., L. multinerviumRidl., L.
aras
Melunak, ki sigeung, ki
Pentace spp.
sinduk, kelembing
30. Rasamala
31. Resak
Nama
o.
Perdagangan
Nama Ilmiah
Nama-nama Daerah
Tumu, Lenggadai,
1. Bakau
2. Bayur
Wadang, Wayu
3. Benuang
4. Berumbung
5. Bintangur
penaga; Nyamplung; Su
latri; Bunoh, bintangur
bunut
Pterygota spp.
Kayu wipa
Rayango, Merang,
Terangkuse
8. Bugis
Grepau
9. Cenge
Cenge, Cingo
7. Bowoi
10
.
Duabanga
11
.
Ekaliptus
(Mlku.),
12
.
13
.
14
.
Gelam
Melaleuca spp.
Gempol
Nauclea spp.
Gopasa
Vitex spp.
16
.
17
.
18
.
19
.
20
.
um
Jabon
Kayu putih
Wosen, Klepu pasir,
Anggrit
Teraut, Laban
Madang baro; Mampat,
butun; kemutul,
temau; edat
Kelampayan (Mly.),
Havil.)
Jambu-jambu
Kapas-kapasan
Kayu kereta
Swintonia spp.
Kecapi
Sandoricum spp.
Kelat, Ki tembaga,
Jambu
Hapas-hapas, Tapatapa, Leman
Rengas sumpung,
Merpauh, Bagel mirah
Papung, Kelam, Sentul
Coco, Kacemcem
.
22
.
n
Kelumpang
23 Kembang
.
24
.
25
.
26
.
27
.
28
.
29
.
30
.
31
.
32
.
33
.
semangkok
leuweung
Sterculia spp.
Scaphium macropodum J. B.
Kempas
Kenanga
Cananga sp.
Keranji
Ketapang
Terminalia spp.
Ketimunan
Timonius spp.
Lancat
Mastixiodendron spp.
Lara
Mahang
Macaranga spp.
Medang
Mempisang
Mezzetia
Empunyit, Jangkang,
Banitan, Pisang-pisang
Darah-darah,
34
.
Mendarahan
Tangkalak, Au-au, Ki
mokla, Kumpang, Kayu
luo, Huru
35
.
36
.
Menjalin
Xanthophyllum spp.
Mentibu
Jongkong, merebung
Merambung, sembung
37 Merambung
landak
.
38
.
39
.
40
.
41
.
42
.
43
.
44
.
45
.
46
.
47
.
48
.
49
.
50
.
51
.
52
.
Punak
Puspa
Rengas
Saninten
Sengon
Sepat
Simpur
Surian
Tembesu
Tempinis
Rengas tembaga,
Rangas
Sarangan (Jw.), ki hiur
(Sd.), kalimorot
Jeungjing, Tawa kase,
Sika (Maluku)
Waru gunung, Kalong
Sendok-sendok, kayu
labuh (Smt.), kayu bulan
(Mly.), garung (Klm.);
Kayu raja (Mlku.)
dongi
Suren, kalantas
Tepis
Tenggayun
Parartocarpus spp.
Terap
Artocarpus spp.
Terentang
lebi
53
.
54
.
55
.
Tusam
Pinus spp.
Utup
Aromadendron sp.
Pauhan, Antumbus,
Talantang
Pinus, Damar batu,
Uyam
Utup
1. Genus Agathis, sering disebut pohon damar, atau dalam bahasa Maori disebut kauri,
adalah marga dari 21 spesies pohon yang selalu berdaun sepanjang tahun dari
famili konifer purba Araucariaceae. Meskipun dahulunya menyebar luas selama
periode Jurasik, sekarang mereka hanya ditemukan di daerah yang lebih kecil di belahan
Bumi selatan. Pohon-pohon ini bercirikan batang yang sangat besar dan percabangan
sedikit atau tidak ada pada beberapa bagian batang di bawah tajuk. Pohon muda
biasanya berbentuk kerucut; hanya saat dewasa tajuknya menjadi lebih membulat atau
tidak beraturan.
Kulit batang Agathis robusta di Melbourne Royal Botanic Gardens (daun-daun adalah milik tumbuhan lain)
Kulit kayunya lembut dan berwarna abu-abu muda atau cokelat abu-abu, biasanya mengelupas
menjadi serpihan-serpihan yang menebal pada pohon yang lebih tua. Struktur cabangnya
seringkali horizontal, atau menaik saat lebih besar. Cabang paling bawah seringkali
meninggalkan luka cabang melingkar bila mereka tanggal dari batang yang berada lebih di
bawah.
Daun muda pada semua spesies Agathis lebih besar daripada daun tua, lebih atau kurang
lancip, bermacam-macam bentuknya di antara spesies dari bentuk ovata (membundar telur)
hinggalanceolata (panjang, lebar di tengah). Daun tua berhadapan letaknya, bentuk jorong
hingga serupa garis, sangat kasar dan cukup tebal. Daun muda seringkali berwarna merah
tembaga, kontras dengan dedaunan musim sebelumnya yang biasanya hijau atau hijauberserbuk.
Runjung jantan yang menghasilkan serbuk sari biasanya hanya muncul pada pohon yang lebih
besar setelah runjung betina yang akan menghasilkan biji muncul. Runjung betina biasanya
berkembang pada anak cabang samping yang pendek, menjadi dewasa setelah dua tahun.
Bentuknya umumnya bulat atau bulat telur.
Biji dari beberapa spesies diserang oleh ulat dari ngengat Agathiphaga, golongan ngengat yang
termasuk paling primitif.
Daftar isi
[sembunyikan]
1Penggunaan
2Daftar spesies
3Referensi
4Pranala luar
Damar
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Bubuk damar
Damar (bahasa Inggris: Dammar gum) adalah hasil sekresi (getah atau gum) dari pohon Shorea
sp., Vatica sp., Dryobalanops sp., dan lain-lain dari suku meranti-merantian
atau Dipterocarpaceae. Di dalamnya termasuk damar mata kucing dan damar gelap. Damar
dimanfaatkan dalam pembuatan korek api (untuk mencegah api membakar kayu terlalu
cepat), plastik, plester, vernis, dan lak. Getah damar merupakan resin triterpenoid, mengandung
banyak triterpene dan hasil oksidasinya. Banyak di antaranya merupakan senyawadengan berat
molekul rendah (dammarane, asam damarenolat, oleanane, asam oleanonat, dll.), tetapi damar
juga mengandung suatu fraksi polimer, yang tersusun dari polycadinene.[1]
Daftar isi
[sembunyikan]
1Penggunaan
2Keamanan bahan
o
2.1Data fisika
3Lihat pula
4Referensi
Kristal damar juga dilarutkan dalam molten malam parafin untuk membuat batik, guna mencegah
malam meretak ketika dilukiskan pada sutra atau rayon.
Namanya dalam bahasa Indonesia atau bahasa Melayu berarti "resin" atau "obor yang dibuat
dari resin".
Ada dua jenis lain dari damar, selain getah damar:
Mata kucing merupakan resin kristalin, biasanya dalam bentuk bola-bola bulat.
Batu berbentuk kelereng, damar berwarna keruh (opaque) yang dikumpulkan dari tanah.
EINECS: 232-528-4
Jelutung
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Jelutung
Dyera costulata
Status konservasi
Plantae
(tidak
Angiosperma
termasuk):
(tidak
Eudikotil
termasuk):
(tidak
Asterids
termasuk):
Ordo:
Gentianales
Famili:
Apocynaceae
Upafamili:
Apocynoidea
e
Genus:
Dyera
Spesies:
D.
costulata
Nama binomial
Dyera costulata
(Miq.) Hook.
Kenari
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Plantae
Divisi:
Magnoliophyta
Kelas:
Magnoliopsida
Ordo:
Sapindales
Famili:
Burseraceae
Genus:
Canarium
Nama binomial
Canarium indicum L.
Canarium
vulgare Leenh.
Kenari adalah tumbuhan berpotensi ekonomi yang merupakan anggota suku Burseraceae.
Tumbuhan ini berasal dari kawasan Malesiatimur dan diambil buahnya untuk dimakan, terutama
bagian dalam bijinya. Daerah asalnya terutama adalah Maluku sampai Vanuatu. Paling tidak ada
dua spesies yang biasa menghasilkan buah kenari (bahasa Inggris: canarium nut),
yaitu Canarium vulgare Leenh. dan C. indicumL. Selain itu, dari luar Indonesia juga
diperdagangkan buah dari spesies Canarium lainnya, yaitu C. harveyi dan C. solomonense,
yang biasa disebut galip nut dan agak mirip bentuk buahnya[1].
Buah C. vulgare.
Produksi buah adalah yang diharapkan dari kenari. Buahnya berisi biji yang terbungkus
cangkang (endokarp) yang keras dengan isi "daging" yang mengandung lemak dan protein tinggi
dan dapat dimakan. Bagian dalam cangkang ini seringkali dipakai sebagai
pengganti amandel (almond) untuk menghias kue. Minyak bijinya, yang diekstrak, dapat
menggantikan minyak kelapa [2].
Keempat spesies menghasilkan buah yang bermiripan meskipun ukurannya agak berbeda.
Perbedaan keempatnya paling jelas terletak pada daun penyangga (stipula)[1]. C.
indicum memiliki daun penyangga besar dengan tepi bergerigi. C. vulgare juga memiliki daun
penyangga besar tetapi tepinya rata. C. harveyi dan C. solomonense hanya memiliki daun
penyangga kecil.
Batangnya mengeluarkan resin yang diperdagangkan untuk campuran vernis dan melicinkan
perahu[2]. Resin ini juga dapat digunakan sebagai balsem.
Kayunya berkualitas baik dan dipergunakan sebagai bahan pembuat perahu serta dayungnya
Keruing
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Keruing
Dipterocarpus retusus
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan Plantae
:
Divisi:
Magnoliophyta
Kelas:
Magnoliopsida
Ordo:
Malvales
Famili:
Dipterocarpacea
e
Genus:
Dipterocarpus
C.F.Gaertn.
Species
Keruing atau Dipterocarpus adalah marga pepohonan penghasil kayu pertukangan yang
berasal dari keluarga Dipterocarpaceae. Marga ini memiliki sekitar 70 spesies yang menyebar
terutama di Asia Tenggara; mulai dari India dan Srilanka di barat,
melalui Burma,Indocina dan Cina bagian selatan, Thailand, hingga ke kawasan Malesia bagian
barat[1]. Di wilayah Malesia, keruing tersebar di hutan-hutan Semenanjung
Malaya, Sumatra, Kalimantan, Filipina, Jawa, Bali, Lombok dan Sumbawa. Jadi umumnya tidak
melewati garis Wallace, kecuali yang ditemukan di Lombok dan Sumbawa[1].
Tumbuhan ini merupakan komponen yang penting dari hutan dipterokarpa. Nama ilmiahnya
berasal dari bahasa Yunani yang berarti buah yang bersayap dua (di: dua; pteron:
sayap; karpos: buah).
Daftar isi
[sembunyikan]
1Pemerian
2Ekologi
3Pemanfaatan
o
3.1Kayu
5Konservasi
6Referensi
7Pranala luar
Buah geluk berukuran besar, terbungkus kelopak, sering dengan pelebaran tabung kelopak
serupa sayap sempit atau gigir membujur di sisi luar, lima buah. Taju atau cuping kelopak di
ujung buah membentuk dua sayap yang besar dan tiga taju kecil serupa telinga, atau lima taju
kecil-kecil.
mencapai 7,0% di arah radial dan 13,5% di arah tangensial. Sehingga apabila tidak hati-hati
mengeringkannya, kayu ini mudah melengkung, pecah atau belah di ujungnya [1].
Di samping penggunaannya sebagai panel kayu, keruing juga secara luas dimanfaatkan untuk
membuat venir dan kayu lapis. Kayu ini juga cukup baik untuk membuat papan partikel, harbor,
serta sebagai bahan bubur kayu untuk pembuatan kertas. Secara lokal, kayu keruing juga
digunakan untuk membuat arang [1].
Seperti telah disebutkan, keruing merupakan salah satu jenis terpenting dalam ekspor kayu Asia
Tenggara sesudah meranti. Pada tahun 1987 Indonesia mengekspor keruing bercampur kapur
(Dryobalanops spp.) sebanyak 213 ribu m senilai US$ 39 juta, yang meningkat pada 1989
menjadi 463 ribu m (lk. US$ 99 juta). Dari jumlah itu, sekitar 82% adalah kayu keruing [1].
Kulim
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Untuk nama-nama tempat, lihat Kulim (disambiguasi) dan Kayu bawang (disambiguasi).
Kulim
Kulim, Scorodocarpus
borneensis
dari Tanjung Beringin, Tabir
Barat, Merangin
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Plantae
(tidak
Angiosperms
termasuk):
(tidak
Eudicots
termasuk):
(tidak
Core
termasuk):
eudicots
Ordo:
Santalales
Famili:
Olacaceae
Genus:
Scorodocar
pus
Becc.
Spesies:
S. borneens
is
Nama binomial
Scorodocarpus
borneensis
(Baill.) Becc.[1]
Sinonim[3]
Ximenia
borneensis Baill. 1874[2]
1Pengenalan
3Manfaat
4Catatan kaki
5Pranala luar
Tajuk
Daun-daun muda
Ujung penetes
Pohon besar, tinggi 10-40 (jarang -60) m, gemang batangnya 20-80(-150) cm, batang bebas
cabang hingga 25 m; setiap bagian pohon mengeluarkan bau seperti bawang, terutama setelah
hujan atau jika dilukai. Tajuknya padat; batang biasanya lurus, bertakik, kadangkala
dengan banir kecil; pepagan berwarna kelabu hingga cokelat-merah gelap, memecah dan lepaslepas dalam kepingan persegi tipis; pepagan dalam menyerabut, merah keunguan dengan nodanoda jingga. Ranting-ranting halus dan lokos di ujung; bagian yang lebih tua berwarna gelap
dengan banyak lentiselmemanjang.[4][5]
Daun-daun tunggal, tersusun dalam spiral, bertepi rata, tanpa daun penumpu.[5] Helaian
umumnya jorong-lonjong, 7-15(-22, -32) 3-5(-7, -12) cm, ujungnya meruncing membentuk
ujung penetes (acumen) sepanjang 1-2 cm, pangkalnya membundar atau bentuk baji, seperti
atau hampir seperti jangat, hijau mengilap di sebelah atas, lebih pucat di sisi bawah, lokos,
dengan 4-5(-7) pasang tulang daun sekunder; tangkai daun 1-1,5(-2) cm, menggembung di sisi
distal.[4]
Perbungaan berupa tandan pendek di ketiak daun, berambut beledu pendek warna karat hingga
kelabu; poros tandan 2(-4) cm panjangnya; bunga-bunga melekat sendirian atau mengelompok
2 sampai 3 kuntum, bertangkai 1,5-2 mm. Kelopak bunga kecil membentuk mangkuk dengan
tepi menggelombang atau bergigi; mahkota bunga lonjong-sempit, 8-10(-15) 2 mm,
melengkung membalik ke arah luar, kekuningan, merah-jambu, atau biasanya putihkrem; benang sari kuning, 3-4 mm. Buah batu hampir bulat atau agak seperti pir, (3-)4-5(-7,5)
cm, hijau, gundul, dengan garis samar vertikal serupa rusuk, berdaging tipis, berbiji satu.[4][5]
Malapari
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Malapari
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Plantae
(tidak
Angiosperma
termasuk):
(tidak
Eudicots
termasuk):
(tidak
termasuk):
Rosids
Ordo:
Fabales
Famili:
Fabaceae
Genus:
Pongamia
Spesies:
P. pinnata
Nama binomial
Pongamia pinnata[1]
(L.) Pierre[2]
Sinonim
List[tampilkan]
Malapari atau mempari[5] (Pongamia pinnata) adalah sejenis pohon penghuni pantai,
anggota suku Fabaceae (Leguminosae). Pohon ini juga dikenal dengan nama-nama lokal
seperti kacang kayu laut (Mly.); mabai (Bk.); ki pahang, ki pahang laut (Sd.); bangkong,
bangkongan, kepik (Jw.); kranji (Md.); butis, sikam (Tim.); berah (Alor); asawali, sawali, awakal,
wawakal (Amb.); liada (Seram); hate hira(Ternate); maho (Galela); marauwen (Minh.) [6]
Dinamakan sebagai Indian beech dalam bahasa Inggris, pohon ini tersebar mulai dari India di
barat, Tiongkok dan Jepang di utara, kawasan Malesia, hingga Australia dan Pasifik.[7][8][9] Dalam
bahasa-bahasa di India: poongam, pungai, karanj, honge, dan lain-lain.
Daftar isi
[sembunyikan]
1Pengenalan
3Manfaat
4Catatan kaki
5Pranala luar
Batang
Tandan bunga
Pohon berukuran sedang, tinggi hingga 25 m dan gemang batang hingga garis-tengah 25 cm.
Pepagan halus hingga memecah dangkal, kelabu hingga cokelat-jambon; pepagan bagian
dalam kecokelatan hingga kuning, keras berbau seperti kacang. Tajuknya padat, hijau mengilap.
Kayunya berwarna putih.[5][10]
Daun-daun majemuk menyirip gasal beranak daun 5, panjang 15-30 cm, gundul. Helai anak
daun tipis seperti kertas, jorong lebar hingga bundar telur, 8 5 cm, dengan lk. 6 pasang tulang
daun sekunder; helaian dengan ujung penetes yang pendek, tumpul atau membundar; pangkal
helaian membundar.Perbungaan dalam tandan di ketiak, panjang hingga 20 cm.
Kuntum bunga sepanjang lk. 1 cm; dengan kelopak bentuk mangkuk, merah-jambu hingga
merah kusam; mahkota bunga merah-jambu atau putih.Polongan lonjong dengan ujung
melengkung, lk. 4-7 cm, gundul, mengayu, cokelat pucat, tidak memecah; berisi sebutir biji.[5]
Bijinya beracun dan dipakai untuk meracun ikan. [15] Minyak bijinya dipakai untuk mengobati
penyakit kulit, sebagai minyak lampu, bahan pembuatan sabun, dan kini juga sebagai
bahan biodiesel.[16][17]
Malapari juga acap ditanam sebagai peneduh tepi jalan atau kanal irigasi, penghias taman,
penghalang angin, dan penyubur tanah.[11][12]Kayunya yang berserat bagus dipakai dalam
pembuatan kabinet, alat-alat pertanian, gagang peralatan, tonggak dan lain-lain. [11] Dengan nilai
kalori sebesar 4600 kkal per kg, ranting-ranting dan kayu pohon ini baik untuk dijadikan kayu
bakar.[12]
Matoa
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Matoa
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Plantae
Divisi:
Magnoliophyta
Kelas:
Magnoliopsida
Ordo:
Sapindales
Famili:
Sapindaceae
Genus:
Pometia
Spesies:
P. pinnata
Nama binomial
Pometia pinnata
Meranti merah
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Meranti merah
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Plantae
(tidak
Angiospermae
termasuk):
(tidak
Eudikotil
termasuk):
(tidak
Rosidae
termasuk):
Ordo:
Malvales
Famili:
Dipterocarpac
eae
Genus:
Shorea
Roxb. ex C.F.Gaertn.
Spesies
Meranti merah adalah nama sejenis kayu pertukangan yang populer dalam perdagangan.
Berbagai jenis kayu meranti dihasilkan olehmarga Shorea dari suku Dipterocarpaceae. Sekitar
70 spesies dari marga ini menghasilkan kayu meranti merah[1].
Daftar isi
[sembunyikan]
1Sifat-sifat kayu
2Pemanfaatan
4Referensi
Berikut ini adalah daftar yang belum lengkap mengenai jenis-jenis meranti merah. Nama-nama
daerah dan jenis kayu yang dihasilkannya merujuk pada Soerianegara dan Lemmens (2002)
Pulai
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Pulai
Status konservasi
Plantae
(tidak
Angiosperma
termasuk):
(tidak
Eudikotil
termasuk):
(tidak
Asterids
termasuk):
Ordo:
Gentianales
Famili:
Apocynacea
e
Bangsa:
Plumeriae
Upabangsa:
Alstoniinae
Genus:
Alstonia
Spesies:
A.
scholaris
Nama binomial
Alstonia scholaris
L. R. Br.
Pohon pulai
Rasamala
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Rasamala
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Plantae
(tidak
Angiosperm
termasuk):
ae
(tidak
Eudikotil
termasuk):
(tidak
Core
termasuk):
Eudikotil
Ordo:
Saxifragale
s
Famili:
Altingiacea
e
Genus:
Altingia
Spesies:
A. excelsa
Nama binomial
Altingia excelsa
Noronha
Kayu rasamala telah dipotong dan siap dikirim ke pemesan (foto sebelum tahun 1940). Foto koleksi KITLV.
Bakau
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Rhizophora
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Plantae
Divisi:
Magnoliophyta
Kelas:
Magnoliopsida
Ordo:
Malpighiales
Famili:
Rhizophoraceae
Genus:
Rhizophora
Spesies
Rhizophora apiculata
Rhizophora mangle
Rhizophora mucronata
Rhizophora racemosa
Rhizophora stylosa
Bakau adalah nama sekelompok tumbuhan dari marga Rhizophora, suku Rhizophoraceae.
Tumbuhan ini memiliki ciri-ciri yang menyolok berupa akar tunjang yang besar dan berkayu,
pucuk yang tertutup daun penumpu yang meruncing, serta buah yang berkecambah serta
berakar ketika masih di pohon (vivipar). Pohon bakau juga memiliki banyak nama lain
seperti tancang, tanjang(Jw.); tinjang (Md.); bangko (Bugis); kawoka (Timor), wako, jangkar dan
lain-lain.
Daftar isi
[sembunyikan]
1Habitus
2.1Bakau minyak
2.2Bakau kurap
2.3Bakau kecil
3Kegunaan
4Lihat pula
5Referensi
Buah berbentuk telur memanjang sampai mirip buah pir yang kecil, hijau coklat
kotor.Hipokotil tumbuh memanjang, silindris, hijau, kasar atau agak halus berbintil-bintil.
Ada tiga jenis bakau yang biasa dijumpai di hutan-hutan bakau di Indonesia. Jenis-jenis tersebut
ialah:
Kayu bakau memiliki kegunaan yang baik sebagai bahan bangunan, kayu bakar, dan terutama
sebagai bahan pembuat arang. Kulit kayu menghasilkan tanin yang digunakan sebagai bahan
penyamak.
Sebagai kayu bakar, secara tradisional masyarakat biasa memakai jenis Xylocarpus (Nirih atau
Nyirih). Sedangkan untuk bahan baku pembuat arang biasa dipakai Rhizophora sp., sedangkan
penggunaan kulit kayu bakau untuk diambil tanninnya, hampir-hampir tidak terdengar lagi.
Satu lagi kegunaan kayu bakau, adalah untuk bahan kertas. Kayu bakau biasa dicincang dengan
mesin potong menghasilkan serpihan kayu / wood chips. Menurut berita, jenis kertas yang dibuat
dari kayu bakau adalah termasuk kertas kualitas tinggi.
Kegunaan dari hutan bakau yang paling besar adalah sebagai penyeimbang ekologis dan
sumber (langsung atau tidak langsung) pendapatan masyarakat pesisir, di mana peran
pemerintah untuk pengaturannya masih sangat minim.
Kempas
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Kempas
Status konservasi
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Plantae
(tidak
Angiosperma
termasuk):
(tidak
Eudikotil
termasuk):
(tidak
Rosidae
termasuk):
Ordo:
Fabales
Famili:
Fabaceae
Genus:
Koompassia
Spesies:
K.
malaccensi
s
Nama binomial
Koompassia
malaccensis
Maingay ex Benth.[2]
Tumbuhan ini juga disebut impas.[3] Tingginya mencapai 30 meter, daun majemuk, menyirip,
terdiri atas 5-8 anak daun berbentuk bundar telur.[3] Buah berupa polong, tidak pecah walaupun
telah masak.[3] Tanaman ini berkembang biakdengan biji, tumbuh didataran rendah dibawah
ketinggian 600 meter di atas permukaan laut, pada tanah-tanah kering. [3] Kayu berkelas
berkekuatan II-I dan kelas keawetan IV-III.[3]
Kayunya sukar dibubut, tetapi dapat diserut dengan mesin sampai halus meskipun agak berbulu.
[4]
Jika diampelas dapat menghasilkan permukaan yang halus, tetapi perlu didempul sebelum
dipelitur.[4] Kayu kempas dapat dibor, dibuat lubang persegi dan diampelas dengan hasil sangat
baik serta dapat diserut dan dibentuk dengan baik, tetapi pembubutan memberi hasil yang
buruk.[4] Kayu kempas sebaiknya dibor dahulu sebelum dipaku supaya jangan pecah. [4] Karena
agak asam, kayu kempas dapat menimbulkan karat pada logam.[4]
Dalam pemanfaatannya, kempas banyak digunakan untuk bahan konstruksi berat,
bantalan kereta api, bangunan kerangka pintu serta penggunaan struktural lainnya. [5] Karena
kekerasannya yang sangat tinggi, sedang keawetannya rendah, kayu kempas jarang digunakan
sebagai bahan bangunan.[5] Penduduk banyak memakainya untuk balok serut, tetapi jarang
digunakan untuk mebel.[5] Pohon muda yang belum memiliki kayu teras tidak digunakan karena
kayu gubalnya sama sekali tidak awet.[5]
Ketapang
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Ketapang
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Plantae
Divisi:
Magnoliophyta
Kelas:
Magnoliopsida
Ordo:
Myrtales
Famili:
Combretaceae
Genus:
Terminalia
Spesies:
T. catappa
Nama binomial
Terminalia catappa
L.[1]
Sinonim
Terminalia
moluccana
Terminalia
procera
Lamk.
Roxb.
Terminalia
latifolia
1Pemerian botanis
3Manfaat
5Catatan kaki
6Pranala luar
Perawakan
Pohon besar, tingginya mencapai 40 m dan gemang batang sampai 1,5 m. Bertajuk rindang
dengan cabang-cabang yang tumbuh mendatar dan bertingkat-tingkat; pohon yang muda sering
nampak seperti pagoda. Pohon-pohon yang tua dan besar acap kali berbanir (akar papan),
tingginya bisa hingga 3 m.[3]
Daun-daun tersebar, sebagian besarnya berjejalan di ujung ranting, bertangkai pendek atau
hampir duduk. Helaian daun bundar telur terbalik, 825(38) x 514(19) cm, dengan ujung
lebar dengan runcingan dan pangkal yang menyempit perlahan, helaian di pangkal
bentuk jantung, pangkal dengan kelenjar di kiri-kanan ibu tulang daun di sisi bawah. Helaian
serupa kulit, licin di atas, berambut halus di sisi bawah; kemerahan jika akan rontok. [3][4]
Bunga-bunga berukuran kecil, terkumpul dalam bulir dekat ujung ranting, panjang 825 cm, hijau
kuning[3]. Bunga tak bermahkota, dengan kelopak bertaju-5, bentuk piring atau lonceng, 48 mm,
putih[4] atau krem. Benang sari dalam 2 lingkaran, tersusun lima-lima. Buah batu bulat telur
gepeng, bersegi atau bersayap sempit, 2,57 x 45,5 cm, hijau-kuning-merah, atau ungu
kemerahan jika masak.[3][4]
Ketapang merupakan tumbuhan asli Asia Tenggara dan umum ditemukan di wilayah ini, kecuali
diSumatra dan Kalimantan yang agak jarang didapati di alam. Pohon ini biasa ditanam
di Australia bagian utara dan Polinesia; demikian pula diIndia, Pakistan, Madagaskar, Afrika
Timur dan Afrika Barat, Amerika Tengah, serta Amerika Selatan.[5]
Pohon ini cocok dengan iklim pesisir dan dataran rendah hingga ketinggian sekitar 400 m dpl.;
curah hujan antara 1.0003.500 mm pertahun, dan bulan kering hingga 6 bulan [3]. Ketapang
menggugurkan daun hingga dua kali setahun, sehingga tumbuhan ini bisa tahan menghadapi
bulan-bulan yang kering[6]. Buahnya yang memiliki lapisan gabus dapat terapung-apung di air
sungai dan laut[4] hingga berbulan-bulan, sebelum tumbuh di tempat yang cocok. Buahnya juga
disebarkan oleh kelelawar.
Pepagannya dan daun-daunnya dimanfaatkan orang untuk menyamak kulit, sebagai bahan
pewarna hitam, dan juga untuk membuat tinta[2]. Pepagan menghasilkan zat pewarna kuning
kecoklatan sampai warna zaitun, dan mengandung 1123% tanin; sementara daun-daunnya
mengandung 12 macam tanin yang dapat dihidrolisis[5]. Dalam pada itu populer keyakinan di
kalangan penggemar ikan hias bahwa menaruh daun-daun ketapang kering di akuarium,
khususnya ikan cupang (Betta spp.), dapat memperbaiki kesehatan dan memperpanjang umur
ikan[7].
Kayu terasnya merah bata pucat hingga kecoklat-coklatan, ringan sampai sedang, BJ-nya
berkisar antara 0,4650,675; cukup keras dan ulet, namun tidak begitu awet [5]. Kayu ini dalam
perdagangan dikenal sebagai red-brown terminalia, dan digunakan sebagai penutup lantai
atauvenir[8]. Di Indonesia, kayu ini digunakan dalam pembuatan perahu dan juga untuk
ramuan rumah [2].
Biji ketapang dapat dimakan mentah atau dimasak, konon lebih enak dari biji kenari, dan
digunakan sebagai pengganti biji amandel (almond) dalam kue-kue[2]. Inti bijinya yang kering
jemur menghasilkan minyak berwarna kuning hingga setengah dari bobot semula. Minyak ini
mengandung asam-asam lemak seperti asam palmitat (55,5%), asam oleat (23,3%), asam
linoleat, asam stearat dan asam miristat. Biji kering ini juga
mengandung protein (25%), gula (16%), serta berbagai macam asam amino.[5]
Nama ketapang juga digunakan untuk menyebut T. gigantea V.Sl., yang tumbuh di tempat
berpaya-paya di Simeulue bagian selatan[2]. Kerabat dekatnya yang mirip ketapang, di
antaranya[3]:
T. littorea, memiliki bulir bunga yang lebih pendek dan begitu juga buahnya (kecil, < 2,5
cm).
T. glabrata, memiliki tangkai daun yang panjang (1,52,5 cm), pangkal helaian daun tidak
berbentuk jantung, dan buah yang relatif lebih kecil dan menyegi.
Jenis lain, T. bellirica Roxb. yang dikenal sebagai jaha atau joho lawe (Jw.) menghasilkan buah
yang digunakan sebagai bahan jamu, bahan penyamak dan bahan pewarna[2].