Anda di halaman 1dari 7

Nama : Adhitya Yudha Prawira

NIM : 16/398259/KT/08254

RESUME PRESENTASI

1. AGNPS oleh Ryan Prihantoro


 Model AGNPS adalah program simulasi komputer untuk menduga erosi,
limpasan, erosi, sedimen, perpindahan hara, dan Chemical Oksigen Demand
(COD).
 Kelebihan: output berupa aliran permukaan, erosi, sedimentasi, dan unsur hara
yang terbawa dalam aliran permukaan, dapat digunakan sebagai simulasi yang
akurat terhadap sifat – sifat DAS, memprediksi erosi dengan hasil akurat, dan
dapat disimulasikan dalam berbagai bentuk kondisi biofisik DAS secara
bersamaan.
 Kekurangan: pendugaan aliran permukaan tidak mengeluarkan output berupa
hidrograf, input model yang digunakan banyak, dan keluaran aliran permukaan
hanya berupa volume dan debit.
 Operasional model AGNPS: Tahap I (melakukan pendugaan erosi permukaan,
aliran permukaan), Tahap II (perhitungan volume aliran permukaan), Tahap III
(perhitungan laju aliran permukaan terkonsentrasi).

2. SWAT oleh Ardan Ceantury


 SWAT dapat memprediksi pengaruh manajemen lahan terhadap limpasan air,
sedimen, dan lahan pertanian.
 SWAT memakai rumus MUSLE untuk menganalisis erosi dan sedimentasi.
 Model SWAT berbasis fisik, efisien dalam perhitungan, dan mampu membuat
simulasi untuk jangka panjang.
 Penerapan SWAT untuk menduga erosi terdapat 5 tahapan: Tahap 1 (Tahap
Persiapan yaitu melakukan studi literatur yang berkaitan dengan penelitian yang
dilakukan), Tahap 2 (Tahap Pengumpulan yaitu mengumpulkan data sekunder
yang akan digunakan untuk penelitian seperti data kontur, data cuaca, jenis
tanah), Tahap 3 (Tahap Observasi, yaitu tahap dimana hasil dari pembuatan
Hidrologic Response Unit digunakan untuk pengambilan sampel tanah), Tahap
4 (Tahap Pengolahan, yaitu data yang didapat dihitung menggunakan
persamaan MUSLE), dan Tahap 5 (Tahap Kalibrasi, Validasi, dan Analisis,
yaitu dilakukan analisis berupa analisis deskriptif dan kuantitatif).

3. USLE oleh Dita Cahya Anjani


 Metode USLE merupakan metode yang umum digunakan untuk memprediksi
laju erosi.
 Metode ini sederhana, dapat diterapkan di daerah – daerah yang faktor penyebab
erosinya adalah hujan dan aliran permukaan.
 Menurut Weischmeier (1976), USLE dapat digunakan untuk memprediksi erosi
tahunan, membantu memilih pertanaman dan teknik KTA yang sesuai, dan
memprediksi perubahan tingkat erosi.
 USLE menggunakan persamaan yaitu : A = R x K x L x S x C x P
 Kelemahan USLE: tidak efektif jika diaplikasikan di luar kisaran kondisi
dimana model tersebut dikembangkan, adaptasi model memerlukan sumber
daya dan waktu untuk mengembangkan database yang dibutuhkan, dan adanya
subjektivitas penggunaan data yang dapat menyebabkan over estimasi.
 Keunggulan USLE: a) mudah dikelola, relatif sederhana, parameter yang
dibutuhkan sedikit, b) masih digunakan secara luas di seluruh dunia sampai saat
ini, c) berguna untuk menentukan kelayakan tindakan KTA dalam perencanaan
lahan, dan d) berguna untuk merumuskan rekomendasi atau perencanaan yang
berkaitan dengan agronomi.

4. Sejarah Perkembangan Model Pendugaan Erosi di Indonesia oleh Nita Safitri R.A
 Model pendugaan erosi merupakan alat bantu perencanaan penggunaan lahan.
 Pendugaan erosi adalah metode untuk memperkirakan laju erosi, dipergunakan
dalam penggunaan lahan.
 Alasan dilakukannya pemodelan erosi: model erosi dapat digunakan untuk
menilai kehilangan tanah yang berguna untuk perencanaan konservasi tanah dan
perencanaan proyek, model matematik yang didasarkan pada proses fisik, dan
dapat dijadikan sebagai alat untuk memahami proses – proses erosi dan
interaksinya maupun untuk penetapan prioritas penelitian.
 Tipe model pendugaan erosi: a) model empirik: menghubungkan output dan
input dengan model statistik. Contoh: USLE dan RUSLE; b) model fisik:
menjelaskan proses erosi dengan persamaan fisika. Contoh: GUEST,
ANSWERS, AGNPS; c) model digital: terdiri atas model deterministik, model
stokastik, dan model empiris. Contoh: WEPP/GEOWEPP.
 Sejarah dan perkembangan berbagai metode pendugaan erosi:
1. USLE: dimulai tahun 1940 an, dikembangkan pertama kali di USDA – SCS
bekerja sama dengan Universitas Purdue.
2. Sediment Delivery Ratio: model yang memanfaatkan data debit, muatan
sedimen, berat jenis tanah, dan nisbah pelepasan sedimen.
3. RUSLE: model ini meningkatkan keakuratan model sebelumnya yaitu
USLE.
4. Nonpoint Source Pollutant Models: dikembangkan untuk menyediakan
metode simulasi erosi tanah dan transportasi polusi nonpoint yang
konsisten.
5. Watershed Erotion and Sediment Transport Model: dikembangkan untuk
mensimulasi dan memprediksi perpindahan air dan sedimen dari permukaan
tanah.
6. Storm Water Models: dikembangkan untuk mendeskripsikan kualitas dan
kuantitas dari hujan lebat.
7. WEPP: dikembangkan untuk memprediksi erosi pada skala luas yang tidak
didasarkan oleh teknologi USLE.

5. ANSWERS oleh Garin Purnomo


 ANSWERS adalah model deterministik yang dapat digunakan untuk simulasi
karakteristik DAS pada saat dan setelah terjadinya hujan.
 Model ini dapat memenuhi besaran parameter yang mewakili variabilitas
keruangan dan waktu.
 Model ANSWERS dapat menduga volume aliran permukaan dan erosi dengan
baik, tetapi kurang baik apabila digunakan untuk menduga debit puncak, waktu
debit puncak, dan time base aliran permukaan.
 Kelebihan ANSWERS: a) dapat memberikan keluaran sekaligus berupa debit
aliran sungai, kehilangan tanah, dan sedimentasi; b) mampu memproses kerja
simulasi secara serentak dalam berbagai kondisi DAS; c) mampu menganalisis
parameter; d) terdistribusi secara sensitif sehingga dapat menghasilkan simulasi
akurat terhadap sifat fisik DAS.
 Kelemahan ANSWERS: untuk DAS berukuran besar (> 100 km2 ) hasilnya
kurang akurat dan cukup baik untuk DAS berukuran sedang (<100 km2 ), bukan
merupakan model time series.

6. Plot Kecil oleh Mohammad Ardiansyah M.R.


 Parameter pada plot kecil yang diamati terdiri dari sifat tanah, aliran
permukaan, dan tanah yang tererosi, kadar air tanah, pertumbuhan tanaman dan
produksi, dan kandungan unsur hara.
 Plot kecil digunakan untuk mendapatkan data berupa: besarnya erosi, pengaruh
faktor tanaman, pemakaian bahan pemantap tanah, pemakaian mulsa penutup
tanah, dan pengelolaan tanah.
 Prinsip dari model plot kecil adalah mengukur jumlah aliran permukaan dan
tanah tererosi yang tertampung pada bak dari masing – masing petak
percobaan.
 Kelemahan model plot kecil: tidak bisa dilakukan sepanjang waktu ( hanya bisa
dilakukan pada saat musim hujan), aliran permukaan yang terjadi seringkali
menimbulkan erosi parit, jika terjadi hujan lebat petak pengamatan dapat turun
yang dapat memengaruhi derajat lereng, dan karena ukurannya yang kecil,
perlu kehati – hatian dan kecermatan dalam melakukan pengelolaan tanah.
 Keunggulan model plot kecil: mendekati keadaan sebenarnya di lapangan.

7. Rainfall Simulator oleh Herbert Habrindo S.


 Rainfall simulator terdiri dari: Rangka alat uji, box alat uji, corong saluran air,
dan pipa sederhana yang dilengkapi dengan sprinkler.
 Batasan yang diterapkan yaitu: a) lapisan perkerasan yang baru dibangun, tidak
terjadi clogging; b) air tidak merembes melalui paving, tetapi melalui celah
antar paving; c) tidak menerapkan simulator limpasan; dan d) pengujian
dihentikan ketika laju aliran konstan.

8. Sejarah Perkembangan Model Pendugaan Erosi di Indonesia oleh Ayu Shagira


 Pendugaan erosi adalah metode untuk memperkirakan laju erosi, dipergunakan
dalam penggunaan lahan.
 Tipe model pendugaan erosi: a) model empirik: menghubungkan output dan
input dengan model statistik. Contoh: USLE dan RUSLE; b) model fisik:
menjelaskan proses erosi dengan persamaan fisika. Contoh: GUEST,
ANSWERS, AGNPS; c) model digital: terdiri atas model deterministik, model
stokastik, dan model empiris. Contoh: WEPP/GEOWEPP.
 Sejarah dan perkembangan berbagai metode pendugaan erosi:
1. Metode pendugaan erosi yang paling awal digunakan di Indonesia adalah
metode USLE. Kemudian dilakukan penyempurnaan seperti metode
RUSLE, MUSLE, AGNPS, dan lainnya.
2. Erosion Bridge: dapat digunakan untuk mengevaluasi hubungan penyebab
dan efeknya antar penggunaan lahan dan erosi, juga efek erosi terhadap
produktivitas vegetasi dan hasil sedimen.
3. Rainfall Simulatory: alat yang memungkinkan untuk melihat siklus
hidrologi dalam skala kecil.
4. AWLR: model yang memiliki kelebihan yaitu data yang dihasilkan mudah
dibaca, akurat, dan sangat detail.
5. AGNPS: model yang digunakan untuk menduga besaran erosi, NHS, hasil
sedimen, dan runoff.
6. WEPP – GEO WEPP: program simulasi komputer kontinyu untuk
memprediksi hasil sedimen dan aliran permukaan.
7. ANSWERS: menggunakan input berupa faktor – faktor erosi dari model
USLE dan tambahan variabel seperti transpor dan pengendapan.

9. MUSLE oleh Bima Yogantara


 MUSLE: salah satu metode untuk menduga laju sedimentasi dan besaran erosi
di suatu sub DAS.
 Metode ini merupakan pengembangan dari metode sebelumnya yaitu metode
USLE.
 MUSLE tidak menggunakan faktor energi hujan untuk menentukan besarnya
erosi namun menggunakan faktor limpasan.
 Kelebihan MUSLE: mudah dikelola, relatif sederhana, dan parameter yang
dibutuhkan sedikit.
 Kelemahan MUSLE: model tidak efektif jika diaplikasikan di luar kondisi
dimana model tersebut dikembangkan, dan adaptasi model memerlukan sumber
daya dan waktu untuk mengembangkan database yang dibutuhkan.

10. AWLR oleh Florenza Oktamidona King


 AWLR adalah alat untuk mengukur tinggi muka air pada sungai, danau, ataupun
aliran irigasi secara kontinyu sepanjang waktu.
 Model ini juga berfungsi sebagai sistem peringatan dini terhadap banjir di suatu
DAS.
 Hasil pengukuran AWLR berupa grafik hubungan antara tinggi muka air
dengan waktu atau disebut sebagai hidrograf.
 AWLR memiliki keuntungan: dapat mengetahui perubahan muka air secara
kontinyu, pencatatan data memiliki frekuensi yang sangat rapat dan lebih
terukur.
 Kelemahan AWLR: biaya mahal dan perlu tenaga pengamat yang memiliki
kemampuan teknis bagus.

11. Rainfall simulator oleh Adhitya Yudha Prawira


 Rainfall simulator merupakan kombinasi dari pengukuran lapangan dan kondisi
batas yang dapat disesuaikan dengan baik, sehingga memungkinkan
pengumpulan data di tempat dengan karakteristik curah hujan yang hampir
dapat dikendalikan secara simultan dan menyeluruh.
 Prinsip kerja alat rainfall simulator adalah pembuat hujan buatan dengan
bermacam – macam intensitas yang sudah ditetapkan dalam percobaan. Hujan
buatan kemudian menyiram suatu petak tanah dengan luasan tertentu yang
sebanding dengan ukuran dari perangkat alat ini.
 Dalam alat ini ada faktor yang tidak berpengaruh yaitu faktor evapotranspirasi
dan evaporasi.
 Keuntungan rainfall simulator : pengumpulan data yang cepat dalam kondisi
yang relatif seragam, kemampuan untuk menerapkan curah hujan dengan
berbagai durasi dan intensitas yang diinginkan, serta portabilitas dan biaya yang
rendah.
 Kelemahan rainfall simulator: metode ini tidak cukup berhasil dalam
menerapkan fluks energi yang mirip dengan satu karakteristik curah hujan
alami, desain dan operasi yang rumit dan area yang relatif kecil (<1 m2).

12. MUSLE oleh Ridwan Wibisono


 MUSLE digunakan untuk menduga besarnya erosi di suatu sub DAS dengan
berbagai jenis penutup lahan.
 MUSLE tidak menggunakan faktor energi hujan untuk menentukan besarnya
erosi namun menggunakan faktor limpasan.
 Kelebihan MUSLE: mudah dikelola, relatif sederhana, parameter yang
dibutuhkan relatif sedikit.
 Kelemahan MUSLE: model tidak efektif jika diaplikasikan di luar kondisi
dimana model tersebut dikembangkan, dan adaptasi model memerlukan sumber
daya dan waktu untuk mengembangkan database yang dibutuhkan.

13. Erosion Bridge oleh Nihlatin Nabilah


 Erosion Bridge merupakan pengukuran erosi dengan mengamati besarnya
pengurangan tanah di lapangan.
 Pengamatan ini dilakukan secara berkala selama musim hujan.
 Pengamatan dilakukan terhadap perubahan muka tanah dengan membaca skala
yang ada.
 Kelebihan Erosion Bridge: mudah dipakai, relatif murah, dan mudah dibawa;
informasi yang dihasilkan digunakan untuk mengevaluasi hubungan penyebab
dan efeknya antar penggunaan lahan dan erosi.
 Kelemahan Erosion Bridge: plot ukur dapat terkena gangguan seperti gangguan
manusia dan hewan, gangguan ini dapat menyebabkan data eror atau bias, dan
butuh teman kerja dalam melakukan pengukuran.

Anda mungkin juga menyukai