Anda di halaman 1dari 12

a

Informasi Data Geo-tagging dan Pola


Penerapannya dalam Rehabilitasi DAS
Jakarta, 24 Juni 2023

Webinar Pertambangan Indonesia Mandiri


ALUR PROSES REHABILITASI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS)
Permenlhk RI no P.59/MENLHK/SETJEN/KUM.1/10/2019 tentang Penanaman Dalam Rangka Rehabilitasi DAS
LINGKUP PELAKSANAAN REHABILITASI DAS
LATAR BELAKANG DATA GEOTAGGING
Dalam rangka menopang keberhasilan Rehabilitasi DAS lingkup
dimensi lingkungan-sosial-ekonomi
OUTPUT

REHAB DAS

Ekonomi

METODE EVALUASI

MONITORING
DAN EVALUASI SERAHTERIMA

GEOTAGGING
INFORMASI DATA GEOTAGGING
Geotagging adalah proses penambahan metadata yang berisi informasi geografis tentang suatu
lokasi ke dalam peta digital, berupa informasi latitude dan longitude dalam sebuah foto digital.
INFORMASI DATA GEOTAGGING
Fitur Geotagging membuat visualisasi informasi yang interaktif untuk kalangan umum maupun kalangan profesional untuk aplikasi
pelaporan, data pendukung sensus, maupun aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIG). Sehingga, proses Geotagging dengan akurasi
posisi yang lebih tinggi, hingga orde sentimeter menjadi sebuah kebutuhan
Fitur Geotagging
Foto
Geotagging
Foto Geotagging memuat
informasi geografis, waktu,
jarak, dan kegiatan

Data SHP
(Shapefile)

Data Shapefile memuat data


spasial dan data atribut

Layout atau
Peta
Geotagging

Peta hasil geotagging dan


dokumentasi hamparan
tanaman yang digeotagging
POLA PENERAPAN GEOTAGGING
Petunjuk teknis pelaksanaan Geotagging bagi pemegang PPKH masih dalam proses pemantapan yang akan tertuang
dalam revisi Peraturan PermenLHK P.59/2019, Namun sebagai pedoman melalui surat tindak lanjut rakor pemantapan
perencanaan bidang PDASRH tahun 2023 dan hasil Monev DirKTA DIRJENPDASRH dengan tujuan pemetaan sebaran
tanaman dan menunjukkan tanaman itu ada serta dapat didefinisikan secara data spasial.
Beberapa bentuk penerapan Geotagging :
1. Foto Geotagging melalui aplikasi open camera dengan informasi
geografis
2. Penggunaan Alat ukur GPS Geodetic RTK
3. Penggunaan Aplikasi Avenzamaps dan sejenisnya
4. Penggunaan Sistem Informasi Penanaman dan Aplikasi
pendukungnya dengan media barcode dan webGIS

Pelaksanaan Geotagging untuk Penanaman P0 tahun 2023 secara


sensus 100% dilokasi tanam sedangkan pemeliharaan P1 dan P2
dilakukan pada petak ukur penilaian.
SISTEM INFORMASI PENANAMAN
Sistem informasi Penanaman ini bisa dikembangkan sesuai kebutuhan baik
laporan dan evaluasi kegiatan.

Sebuah upaya penguasaan, pengembangan dan penerapan teknologi


pengindraan jauh dalam pengelolaan lingkungan hidup meliputi perencanaan,
pelaksanaan dan pelaporan dengan basisdata (database)spasial, unmanned
aerial vehicle/drone mapping dan software pendukung.

Hal ini sebagai bentuk validasi dan akuntabilitas kegiatan penanaman, dengan
hanya geotagging (single foto) saja masih perlu dibuatkan tampilan secara
bersamaan dalam bentuk system informasi yang mudah,cepat dan akurat
EVALUASI KEBERHASILAN DAN RENCANA TINDAKLANJUT
Geotagging
Output sudah
diyakinkan berhasil
√ Sensus Tanaman
sesuai parameter
penilaian dan
√ Peta Sebaran Tanaman
dibuktikan secara
spasial. Maka banyak
√ Sistem Informasi Penanaman
outcome yang dapat
didiskusikan dalam
√ Monitoring pertumbuhan rangka keberlanjutan
Pemantauan Index Vegetasi/Normalized program dan
√ Difference Vegetation Index (NDVI) manfaat baik
√ Penghitungan Cadangan Karbon lingkungan, sosial
dan ekonomi.
KENDALA DAN TANTANGAN PELAKSANAAN GEOTAGGING
Belum ada petunjuk teknis secara
detail model geotagging dan masih
dalam tahap pemantapan

Perlu pendekatan sosial yang baik


dalam pelaksanaan pengambilan Data
Geotagging.

Pengembangan Sistem Informasi


memerlukan Infrastruktur Data spasial
yang terintegrasi

Pola Sebaran Tanaman dengan jarak


tanaman yang cukup rapat dan
kondisi geografis lereng.

Alat Pengambilan Data Geotagging


memiliki keakurasian yang berbeda
terhadap berbagai kondisi tutupan
Tajuk dan kekuatan sinyal satelite

Anda mungkin juga menyukai