Anda di halaman 1dari 35

MATERI PENJARANGAN TANAMAN HUTAN

PK – SMPHT.02.1 – 009 TAHUN 2021


PENGERTIAN PENJARANGAN
PENJARANGAN
Pengertian Suatu tindakan silvikultur terhadap tegakan hutan
: tanaman dengan tujuan memperoleh
tinggal
tegakan yang sehat dengan kualitas kayu
yang
baik pada akhir daur.
Hasil atau produksi penjarangan hutan bukan
merupakan tujuan utama tetapi merupakan hasil
dari Tindakan silvikultur

Tujuan :  Memelihara pohon-pohon baik dalam


tegakan hutan
hutan
 Memberikan ruang tumbuh yang cukup bagi
tegakan tinggal
 Pada akhir daur memperoleh tegakan hutan
dengan massa kayu yang sebesar-besarnya dan
kualitas kayu setinggi-tingginya
#2
Alasan Tegakan
Penjaranga
dilakukan
n :Pohon bersaing dalam
mempertahankan hidupnya dan
pertumbuhannya menuju
keseimbangan.
 Pohon semakin tua
membutuhkan ruang
tumbuh yang besar/lebar.
 Memberikan kesempatan bagi pohon
yang tinggal memungkinkan
(harapan) hidup lebih baik.
 Pohon tidak dapat migrasi.
 Memanfaat nilai
M1
kayunya.
MAKSUDDAN TUJUAN
PENJARANGAN
TUJUAN PENJARANGAN
Memelihara pohon-pohon yang terbaik 1
pada suatu tegakan sehingga pada akhir
daur akan diperoleh tegakan hutan yang 2
memiliki massa kayu yang besar dan
berkualitas tinggi, sehingga dapat
memberikan penghasilan sela dan 3
optimal selama daur.

SASARAN PENJARANGAN
Tegakan hutan yang terdiri dari pohon-pohon
yang sehat, bertajuk normal, berbatang
lurus, dan tersebar merata di seluruh petak
pada
jarak yang sesuai dengan kebutuhan ruang
tumbuh pohon tersebut
PRINSIP-
PRINSIPPENJARANGAN
Penjarangan adalah salah satu tindakan Jumlah pohontiap
silvikultur, dengan tujuan untuk tegakandalam areal penjarangan
memberikan ruang tumbuh yangoptimal dipergunakan sebagai kunci
bagi tegakan tinggal terpilih, sehingga untuk penentuan perlakuan
secara berangsur- angsur tegakan tinggal penjarangan.
akan tumbuh lebih baik. Frekuensi
Dasar pertimbangan penjarangandilakukan secara
silvikulturmelakukan tindakan periodik menurut Tabel Normal.
penjarangan adalah bahwa diameter
merupakan fungsi kerapatan. Tegakantinggal setelah
Ruang tumbuh yang optimal akan penjarangan yaitu tegakan yang
memacu pertumbuhandiameter terdiri atas individu-individu
dantajuklebihcepat bagi tegakantinggal pohon yangtumbuh sehat, tanpa
cacat berbatang lurus, mulus,
Penjarangan berdasarkann tinggal bertajuk norma dan
pada dipertahankan tidak ditebang.
Tabel Normal

#
10
BAGAN ALUR KEGIATAN PENJARANGAN HUTAN

Dasar Prosedur Kerja


Kegiatan No: PK-SMPHT.02.1-009
Mulai 1 Juli 2021
Selesai

Data RPKH Orientasi Kelas Orientasi Pelaksa Monev/


BAP RTT RO SPK BAP
(PDE-13) Lapangan Hutan
Sesuai Lapangan naan Laporan Sesuai
Dibantu Aplikasi Google Dibantu Aplikasi Google
Earth & file peta KMZ/KML Earth & file peta KMZ/KML

Tidak sesuai SPK


Ada Perubahan Tidak sesuai SPK
Kelas Hutan

Batal/SPK
Batal Dikembalikan Perbaikan

#3
Surat Direktur Operasi
Nomor: 0242/042.3/OPS/2021
Dasar Tanggal: 27 Maret 2021
Kegiatan Perihal: Kebijakan RKAP Tahun 2021 dan
NPS Tahun 2021 Bidang RSDHL

PCP: 20% PCP: 100% PCP: 100%


TSP :- TSP : 50% TSP : 100%

Normal Februar Maret April Mei Juni


Progress i

Schedule PCP: 50% PCP: 100%


TSP: 20% TSP: 80%
(NPS)
PCP T-2
TSP T-2
Selesai

#5
CONTOH PENJARANGAN SANGAT LEMAH

Tanaman JPP thn 2013 di ptk 15 e RPH Cibatu BKPH Sadang luas 3,7 Ha Np 92 phn, Nn stek pucuk 30 phn. Tunjuk
tolet baru 11 pohon/ha, seharusnya 62
pohon/ha. Umur penjarangan 10 tahun #7
CONTOH PENJARANGAN SESUAI TABEL 1
TAHUN SUDAH MENUTUP KEMBALI

Tanaman JPP thn 2011 di ptk 51a BKPH Banjar Utara luas 8 Ha, penjarangan 50%
pada bulan Oktober – November 2021, tanggal 11 November tajuk sudah menutup,
Sisa pohon
430 – 470 phn/ha #
9
KONTROL RENCANA PENJARANGAN MELALUI
PETA KMZ KPH : PURWAKARTA
BKH : SADANG
RPH : CIBUNGUR
PETAK : 2 B DAN 1 B
LUAS : 11 HA
TAHUN : 2009
JENIS : JPP
KRITERIA : LAYAK
PENJARANGAN

• LOKASI LAYAK PENJARANGAN JPP


• KALAU 1 PETAK ADA 2 KONDISI
(TIDAK MERATA) , LUAS YANG
BISA DIJARANGI BISA
LANGSUNG DI SKET DAN
DIHITUNG LUASNYA

# 10
PEMBUATAN PETAK COBA PENJARANGAN
(PCP)
Bahan & Perlengkapan :
 Kompas
 Tali 25 m diberi tanda pada 17,8 m.
 Haga Hypsometer / christen meter
 Parang / arit
 Meteran
 Cat, Koas.
 Peta skala 1 : 10.000
 Lembar catat PCP & Rekapitulasi PCP.
 Register PCP
 Register Penjarangan
 Berita Acara Penyelesaian Tunjuk Polet
 Berita Acara Penyelesaian Tebang Penjarangan
 Daftar Klem & Rekapitulasi Klem
 Tabel Penjarangan Tegakan Tinggal

M1
# 17
# 15
Peta Lampiran SPK Skala 1 : 10.000
 Pembuatan Blok Penjarangan di
peta
skala 1:10.000 dengan sebaran
(mempertimbangkan luas ± 4 Ha/blok
pohon
berdasarkan foto udara/satelit)
 Kemudian diplot ke lapangan berdasarkan
peta melalui kegiatan pemeriksaan
lapangan.
 Pembuatan Batas Blok dilakukan dengan
titik ikat (pal batas, pal petak, pal Hm atau
batas alam yang permanen) dan koordinat
GPS.
 Melaksanakan Babad Trowong (Lebar 2 m)
 Tanda Batas Lokasi dan Blok Penjarangan,
diberi dua lingkaran pada pohon (cat warna
merah selebar 5 cm jarak 10 m), setinggi
150 cm dari atas tanah,
 Jarak pohon 50 m untuk Batas Lokasi dan
25 m untuk Batas Blok.

# 16
# 17
# 18
Penentuan Pohon Tengah Petak No. :
PCP No.
: T1
U : : :
Mencari/menentukan satu pohon yang baik dan sehat untuk dijadikan Pohon Tengah P : Nn
Np :
V : Nm/Nmn :
(T) Jn :
dengan tujuan agar pohon tersebut tidak akan ditebang sampai akhir daur nanti. Jp :
Keterangan
Tanggal
:T : Tinggi pohon tengah
1 : Umur pada saat PCP dibuat : Nama
U : Peninggi (rata-rata tinggi pohon peninggi Mandor :
dalam PCP)
P : Volume/Ha pada saat dibuat PCP
V 20 cm
Np : Jumlah pohon dilapangan saat PCP dibuat 10 cm
Nn : Jumlah pohon normal dalam tabel normal
Nmn : Jumlah pohon yang akan dimatikan pada Data 45 cm
saat penjarangan 2 tahun yang akan PCP
datang berdasarkan/menurut tabel
normal.
Nmp : banyaknya pohon JPP penjarangan dalam
PCP (prinsip III. 8) 150
Jn : jarak rata-rata antar pohon normal (Tabel 105 cm
Normal) cm
Jp : jarak rata-rata antar pohon
dilapangan (dalam PCP)
R = 17,8 m

# 20
# 21
Klem dan Penomoran Pohon.
 Pohon-pohon yang di klem adalah yang telah di TSP dengan
keliling minimal 20 cm untuk Jati dan 40 cm untuk Rimba pada
ketinggian 130 m.
 Pohon-pohon yang masuk dalam lingkaran PCP dilakukan
penghitungan (termasuk pohon yang akan dimatikan).
 Untuk memudahkan atau keseragaman pemberian nomor dimulai
dari pohon tengah kemudian bergeser kearah barat laut
selanjutnya menuju ke titik pusat dan demikian seterusnya.
 Hasil klem dicatat dalam Buku Klem dan gabungan /rekapitulasi
klem
 Dari hasil penghitungan pohon maka akan diperoleh: jumlah pohon
(N), rerata keliling, rerata tinggi, peninggi, prosentase tumbuh dan
volume taksasi tegakan dan pen

#
26
Pengukuran keliling seluruh pohon didalam PCP dan Penomoran
pohon dalam PCP dan Luar PCP ( pohon yang dimatikan )

Pohon-pohon yang masuk dalam


lingkaran PCP dilakukan penghitungan 4
dan diberi nomor urut (termasuk 5
pohon yang akan dimatikan). Nomor 3
Untuk memudahkan atau keseragaman 2 6
Pohon 7
pemberian nomor dimulai dari pohon 2
tengah kemudian bergeser kearah
1
barat laut selanjutnya menuju ke titik
pusat
dan demikian
seterusnya. 130 cm Lingkaran PCP
Masing-masing Pohon dilakukan
pengukuran Keliling nya

Dari hasil penghitungan pohon maka


akan diperoleh : jumlah pohon (N),
rerata keliling, rerata tinggi, peninggi,
prosentase tumbuh dan volume
taksasi tegakan dan penjarangan.
# 24
 Menentukan Peninggi dengan cara mengukur tinggi
pohon 5 –10 pohon tertinggi yang letaknya
tersebar merata dalam PCP dengan alat Haga
Hypsometer atau TREE H. Jarak antara Pohon
dengan Pelaksana harus diukur secara akurat dan
disesuaikan skala jaraknya (15, 20 atau 25 m)
 Pada pohon yang diukur tingginya ditulis identitas
peninggi setinggi 170 cm dari permukaan tanah.
Tinggi rata-rata pohon tersebut sebagai Peninggi
(P)
 Dari Peninggi dan Umur pohon dengan membaca
tabel penjarangan sebagai petunjuk
untuk menentukan Bonita (B) dan
Normal
mengetahui
(Nn) serta
pohonpohon mati (Nm).

# 25
Teknik dan kriteria pohon yang dimatikan ( Pecel
teri) secara sistematis

Urutan prioritas pohon yang dimatikan : no

1. Pohon yang terkena hama penyakit


2. Pohon yang rusak yang berbentuk
jelek/cacat (growing atau
terbakar)
3. Pohon yang tertekan yang tingginya kurang
dari ¼ peninggi, pohon yang tumbuhnya
tidak normal khususnya yang mengganggu
pohon lain
4. Pohon selain tanaman pokok yang tajuknya
mengganggu tanaman lain (Catatan :
Pohon yang dimatikan dalam PCP dinomori
komposisi tanaman pokok dan pengisi tetap
tersendiri untuk Daftar Klem TSP.
diperhatikan). Penomorannya mulai dari PCP kemudian
dalam Blok dan berlanjut pd Blok berikutnya
utk memudahkan entry dalam SIPUH nya.
 Pembuatan Tunjuk Polet (TSP) dilakukan sebagai
Seset pohon yang akan dijarangi/matikan (Nm),
tanda
 Dengan perhitungan jumlah pohon dalam PCP (Np)
dikurangi jumlah pohon normal (Nn) menurut tabel
normal.
 Dengan kriteria PECEL TERI (Penyakit, Cacat, Jelek,
Tertekan dan rimba Lain yang mengganggu) baik di
dalam PCP maupun di luar PCP dengan
mempertimbangkan N normal, jarak rata-rata serta
kerapatan tajuk.
 TSP dilakukan berdasarkan :
 Hasil data PCP
 Orientasi didalam dan diluar PCP
 Penaksiran Volume Kayu Penjarangan
 Pohon yang dijarangi diberi tanda silang (x) setinggi 140-150
cm dari tanah. Volume kayu ditaksir (buku taksasi)
menggunakan tarif volume lokal (TVL) dan disusun untuk
setiap Bagian Hutan (BH) atau menggunakan tabel volume
yang tersedia. #
31
Her Klem
Waktu pelaksanaan : T-1 atau T-0 (awal tahun)
Dilakukan secara :
Sensus (100 %)
Kegiatan :
1. Memastikan lokasi petak penjarangan.
2. Memperjelas dan menandai kembali
batas2 petak dan blok penjarangan.
3. Pembersihan
tanaman liar semak, tumbuhan bawah/
memudahkan
untuk kegiatan
pengecekan dan
ulang pohon
penandaan
yang dimatikan.
4. Pencocokan dan penandaan kembali
pohon-2 dimatikan berdasarkan
yang sheet hasil klem, termasuk
tally
data pohon tengah PCP.

# 28
Derajat Kerasan/Intensitas Penjarangan

PENJARANGAN KERAS : PENJARANGAN LEMAH :


N POHON TINGGAL < N TABEL NORMAL N POHON TINGGAL > N TABEL NORMAL

N Pohon Tinggal
N Tabel Normal

N Tabel Normal
N Pohon Tinggal

# 29
CONTOH TVL TEB E JPP PHW MADIUN
No Keliling
Volume M3
urut (M) DISESUAIKAN DENGAN TVL PADA LOKASI PRAKTIK
1 4
21 40 0,03360 41 60 0,10080 61 80 0,22000
1 30 0,01520
22 41 0,03600 42 61 0,10560 62 81 0,22800
2 21 0,00560
23 42 0,03840 43 62 0,11040 63 82 0,23520
3 22 0,00640
24 43 0,04080 44 63 0,11520 64 83 0,24320
4 23 0,00720
25 44 0,04400 45 64 0,12000 65 84 0,25120
5 24 0,00880
26 45 0,04640 46 65 0,12560 66 85 0,25920
6 25 0,00960
27 46 0,04960 47 66 0,13040 67 86 0,26800
7 26 0,01040
28 47 0,05200 48 67 0,13600 68 87 0,27600
8 27 0,01200
29 48 0,05520 49 68 0,14160 69 88 0,28480
9 28 0,01280
30 49 0,05840 50 69 0,14720 70 89 0,29360
10 29 0,01440
31 50 0,06160 51 70 0,15360 71 90 0,30240
11 30 0,01520
32 51 0,06480 52 71 0,15920 72 91 0,31200
12 31 0,01680
0,01840 33 52 0,06880 53 72 0,16560 73 92 0,32160
13 32
0,02000 34 53 0,07200 54 73 0,17200 74 93 0,33120
14 33
0,02160 35 54 0,07600 55 74 0,17840 75 94 0,34080
15 34
0,02320 36 55 0,08000 56 75 0,18480 76 95 0,35040
16 35
0,02560 37 56 0,08400 57 76 0,19200 77 96 0,36080
17 36
0,02720 38 57 0,08800 58 77 0,19840 78 97 0,37120
18 37
0,02960 39 58 0,09200 59 78 0,20560 79 98 0,38160
19 38
0,03120 40 59 0,09680 60 79 0,21280 80 99 0,39200
20 39
Peninggi N Jarak
Keliling LBDS/ha Volume / Penjarangan
Umur Min -max (m) Normal/ Antar
(cm) (m2) ha Ke-
Ha Pohon
(m3)
(Pohon) (m)
1 3,2 - 3,5 13 880 1,2 1,417 3,3
2 7,7 - 8,5 19,7 880 2,7 4,364 3,3
3 9,9 -11,0 26,5 880 4,9 9,737 3,3
4 10,7 - 11,9 30,3 880 6,4 13,994 3,3
5 11,4 - 12,7 33,7 748 6,8 15,862 3,6 I
6 12,2 - 13,6 35,1 748 7,3 17,710 3,6
7 13,3 - 14,8 39,5 748 9,3 24,380 3,6
8 15,9 - 17,7 49,4 748 14,5 44,661 3,6
9 16,5 - 18,3 54,2 748 17,5 57,402 3,6 N NORMAL
10 18,5 - 20,5 59 598 16,6 57,740 4,0 II DLM PCP
11 19,4 - 21,5 63 598 18,9 68,958 4,0 60 PHN
12 19,6 - 21,8 69 598 22,7 88,210 4,0
13 20,0 - 22,2 76 598 27,5 114,577 4,0
14 20,3 - 22,6 81 598 31,2 136,142 4,0
15 20,6 - 22,9 84 448 25,2 112,543 4,7 III
16 20,9 - 23,2 90 448 28,9 135,649 4,7
17 21,2 - 23,5 93 448 30,8 148,238 4,7
18 21,4 - 23,8 96 448 32,9 161,540 4,7
19 21,6 - 24,0 99 448 35,0 175,570 4,7
20 21,9 - 24,3 104 448 38,6 200,617 4,7

#
3
LAMPIRAN PK-SMPHT. 02.1 – 009 TAHUN 2021
7.12 Tabel .Sistem Penjarangan JPP untuk Masing-masing Daur dan Jarak Tanam
Awal

Tegaka
No Jarak Tanam Jumlah Daur (tahun) Penjaranga Volume Keterangan
n
Awal Pohon Awal n Umur
(N/Ha)
Tinggal
(Pohon) (Thn)
m3/phn m3/Ha
1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 3x3m 833 10 5 417 0.26 108.42 Mekanis


20 5 417 Mekanis
10 300 0.54 162 Seleksi
30 5 417 Mekanis
10 300 Seleksi
20 200 1.02 204 Seleksi
40 5 417 Mekanis
UMUR 10 TH
10 333 Seleksi
N NORMAL
20 200 Seleksi
DLM PCP 30 150 1.62 243 Seleksi
30 PHN TERLALU KERAS
10.Data # 33
# 34
Jati Negeri Perti wi

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai