Anda di halaman 1dari 49

DIKLAT PEMBENTUKAN PEH AHLI

Tahun 2021

PENYIAPAN BAHAN PENGEMBANGAN


PENGENDALIAN EKOSISTEM HUTAN
Oleh
Dr. Ir. Novianto Bambang Wawandono, M.Si
Widyaiswara Ahli Utama

Pusat Diklat SDM LHK


Bogor, Oktober 2021
Indikator Keberhasilan
Setelah mengikuti mata diklat ini peserta dapat:

1.Menjelaskan cara penyusunan/pengembangan draft kebijakan,


program dan rencana operasional Pengendalian Ekosisterm
Hutan
2.Menjelaskan cara merumuskan sistem pengendalian
Pengendalian Ekosisterm Hutan yang mengandung nilai-nilai
pembaharuan, penyempurnaan/perbaikan
3.Menjelaskan cara mengembangkan teknologi tepat guna di
bidang Pengendalian Ekosistem Hutan
4.Menjelaskan pengembangan sistem Monev Pengendalian
Ekosistem Hutan
5.Menjelaskan cara melakukan pengembangan diri
Pokok Bahasan

1. Penyusunan/pengembangan draft
kebijakan, program dan rencana
2. Pengembangan Sistem Pengendalian
Ekosistem Hutan
3. PengembanganTeknologi tepat guna
4. Pengembangan diri
5. Pengembangan Sistem Monev
Pengertian
Pengembangan:
Proses, cara, perbuatan
mengembangkan

•membuka lebar-lebar;
membentangkan (v)
•menjadikan besar (luas, merata,
dsb) (v)
•menjadikan maju (baik,
sempurna, dsb) (v)
Pengendalian Ekosistem
Hutan
Segala upaya yang mencakup
metode, prosedur, strategi
dan tehnik

dalam kegiatan:
-Perencanaan hutan
-Pemantapan kawasan
-Pemanfaatan hasl hutan
-Rehabilitasi hutan dan lahan
-Pengelolaan DAS
-Konservasi SDH

(PermenPAN dan RB No 50/2012)


••S1/S2/S3
PENDIDIKAN S1/S2/S3
PENDIDIKAN ••D4/Sp1/Sp2
D4/Sp1/Sp2

Kapasitas •DIKLAT
Kapasitas •DIKLAT
•MAGANG
•MAGANG
NON •STUDI BANDING
NON •STUDI BANDING
PENDIDIKAN •KUKER
PENDIDIKAN •KUKER

PP
EE Manajemen
Manajemen POAC
POAC
••KEBIJAKAN
KEBIJAKAN
••PROGRAM
PROGRAM
•KOMPETEN
•KOMPETEN
••PROFESIONAL
PROFESIONAL
••KEGIATAN
KEGIATAN
HH
Instrumen Teknologi Tepat
Teknologi Tepat
Instrumen SARANA
SARANA Guna
(Teknologi) PRASARANA Guna
(Teknologi) PRASARANA Sistem PEH
Sistem PEH

SISTEM
SISTEM PENGEMBANGAN
PENGEMBANGAN
BAB I
PENGEMBANGAN PENYUSUNAN KEBIJAKAN, PROGRAM dan
KEGIATAN
PERUMUSAN
KEBIJAKAN

IMPLEMENTASI
EVALUASI
KEBIJAKAN
KEBIJAKAN

MONITORING
KEBIJAKAN
Siklus Kebijakan Publik 7
 Kebijakan adalah keputusan yang dibuat oleh
suatu lembaga pemerintahan atau organisasi
dan bersifat mengikat para pihak yang terkait
dengan lembaga tersebut

 Kebijakan publik adalah keputusan yang dibuat


oleh pemerintah atau lembaga pemerintahan
untuk mengatasi permasalahan tertentu, untuk
melakukan kegiatan tertentu atau untuk
mencapai tujuan tertentu yang berkenaan
dengan kepentingan dan manfaat orang banyak
Bentuk kebijakan publik :

peraturan perundang-undangan
yang terkodifikasi secara
formal dan legal

pernyataan pejabat publik


di depan publik
Stratifikasi kebijakan publik, meliputi :
Kebijakan umum :
menjadi rujukan atau petunjuk pelaksanaan bagi pengelolaan
urusan pemerintahan bidang kehutanan;
ditetapkan oleh Menteri dan mempunyai cakupan menyeluruh
berkaitan dengan bidang kehutanan dan berlaku secara
nasional;
substansi materi bersifat kompleks dan strategis;
mempunyai jangka waktu paling sedikit 5 (lima) tahun.
Kebijakan teknis :
kebijakan operasional yang menjabarkan kebijakan umum dan
ditetapkan oleh pejabat eselon I lingkup Kementerian Kehutanan
Formulasi kebijakan publik :
a. penetapan isu kebijakan publik;
b. pembentukan tim penyusun formulasi
kebijakan publik;
c. penyusunan pra kebijakan/naskah
akademik;
d. proses publik;
e. perumusan draf final;
f. pengesahan.
Naskah Akademik

Naskah yang dapat dipertanggung jawabkan


secara ilmiah mengenai konsepsi yang berisi
latar belakang, tujuan penyusunan, sasaran
yang ingin di wujudkan dan lingkup,
jangkauan, objek atau arah pengaturan
rancangan peraturan perundang-undangan
Fungsi Naskah Akademik
• Memberikan gambaran atau penjelasan
tentang berbagai hal terkait dengan peraturan
perundang-undangan yang hendak dibuat
• Menentukan apakah peraturan perundang-
undangan yg akan dibentuk akan
melembagakan atau memformalkan apa yg
telah ada dan berjalan di masyarakat
Manfaat Naskah Akademik
 Menjadi dasar dan acuan perancang di dalam merumuskan
materi
 Memberikan arah kepada pemangku kepentingan dalam hal ini
pejabat pengambil keputusan untuk menentukan kebijakan
menyusun Rancangan Peraturan
 Memberikan landasan pijakan konstitusional
 Menjelaskan fakta fakta dan logika yg digunakan oleh pengusul
Rancangan Peraturan
 Menjelaskan apa yang ingin dilakukan Rancangan Peraturan
 Memberikan penjelasan pada orang/lembaga atau pembahas
 Membuka peluang partisipasi masyarakat
 Bahan penjelasan bagi pimpinan
Naskah Akademik wajib
disertakan dalam penyampaian
perencanaan pembentukan RUU
dalam hal Menteri atau pimpinan
LPND telah menyusun Naskah
Akademik RUU tersebut (Pasal 13
PP No 61 Tahun 2005)
LANGKAH PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK

 Penyusunan Daftar Inventaris Masalah


(DIM)
 Penyusunan konsepsi pengaturan
 Penyusunan sistematika
 Penyusunan naskah akademik
Tahap Penyusunan DIM

 Masalah-masalah pemerintahan apa yang terjadi


selama ini yg perlu diatur dg suatu produk hukum ?
(Misal : masalah terkait prosedur penyelenggaraan
tupoksi suatu urusan yg akan di atur).
 Faktor apa yg menyebabkan timbulnya masalah tsb ?
 Apa yg perlu diatur shg dapat mengatasi masalah
tersebut
SISTEMATIKA NASKAH AKADEMIK
BAB I PENDAHULUAN :
A. Latar Belakang Masalah
B. Tujuan
C. Metode
BAB II TELAAH AKADEMIK
A. Kajian Filosofis
B. Kajian Yuridis
C. Kajian Politis
D. Kajian Sosiologis
E. Kajian Teoritis
F. Konsep-konsep
BAB III MATERI DAN RUANG LINGKUP
A. Pengaturan Asas dan Tujuan
B. Pengaturan Hak dan Kewajiban
C. Pengaturan Kewenangan dan Kelembagaan
D. Pengaturan Mekanisme
E. Pengaturan Larangan Larangan
F. Pengaturan Sanksi
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
PENGEMBANGAN SISTEM PEH

PERUMUSAN SISTEM PEH


Pendekatan Sistem :
1. Tekanannya prosedur:
Sistem adalah suatu jaringan dari tatanan yang
saling berhubungan dan bersama mencapai
sasaran.

2.Tekanannya komponen:
Sistem adalah kumpulan dari elemen – elemen
yang saling berinteraksi mencapai tujuan.
19
Lanjutan

3. Merumuskan sistem PEH yang


mengandung nilai pembaharuan
4. Merumuskan sistem PEH yang
mengandung nilai-nilai
penyempurnaan atau perbaikan

20
Contoh

 Sistem deteksi dini kebakaran


hutan
 Sistem monitoring badak/gajah
dengan GPS
 Sistem pencegahan erosi
(perbaikan)

21
Tujuan Pengembangan Suatu Sistem

Tujuan :
Memecahkan
permasalahan-permasalahan
Meraih kesempatan-kesempatan
Memenuhi instruksi yang diberikan
Harapan Setelah Pengembangan Sistem Baru
 Perfomance (kinerja) : Peningkatan terhadap kinerja
system yang baru menjadi lebih efektif. Kinerja dapat
diukur dari throughput (jumlah dari pekerjaan yang dapat
dilakukan suatu saat tertentu) dan response time (rata-rata
waktu yang tertunda diantara dua transaksi).
 Information : Peningkatan kualitas informasi yang
didapatkan
 Ekonomis : Peningkatan terhadap manfaat-manfaat,
keuntungan-keuntungan atau penurunan-penurunan biaya
yang terjadi.
 Efisiensi : Peningkatan terhadap efisiensi operasi. Efisiensi
dapat diukur dari outputnya dibagi dengan inputnya.
 Servis (pelayanan) : Peningkatan terhadap pelayanan yang
diberikan oleh system.
BAB III
PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA

Tepat sasaran penggunaannya,


dan diterapkan sesuai
bidangnya sehingga
bermanfaat bagi bidang tersebut

24
Teknologi Tepat Guna
 Teknologi yang diterapkan pada bidang
tertentu (misal olahraga, rumah tangga,
pendidikan dsb) sehingga menghasilkan
manfaat pada bidang tersebut.
 Teknologi yang tepat untuk mengatasi
masalah yang dihadapi dengan menggunakan
sumber daya yang sesuai atau tersedia di
lingkungannya. Umumnya berupa peralatan yang
relatif sederhana, mudah dibuat dan
dioperasikan

25
• Teknologi tepat guna adalah teknologi yang
dirancang bagi suatu masyarakat tertentu agar dapat
disesuaikan dengan aspek-aspek lingkungan,
keetisan, kebudayaan, sosial, politik, dan ekonomi
masyarakat yang bersangkutan

• Dari tujuan yang dikehendaki, teknologi tepat guna


haruslah menerapkan metode yang hemat sumber
daya, mudah dirawat, dan berdampak polutif
minimalis
Menurut Kepmendikbud No. 25/O/1995

Teknologi tepat guna adalah teknologi


yang menggunakan sumber daya yang
ada untuk memecahkan masalah yang
dihadapi / ada, secara berdayaguna
dan berhasilguna atau untuk
pelaksanaan tugas sehari-hari menjadi
lebih mudah, murah, dan sederhana

27
CIRI-CIRI
Dapat dioperasikan dengan mudah oleh
masyarakat yang masih rendah taraf
ketrampilannya
Prasarana dan sarana pendukung
pengoperasian tersedia dengan mudah
Dalam penerapannya, sangat
memperhatikan keseimbangan dan keserasian
dengan lingkungan, serta kemampuan
ekonomi masyarakat

28
Contoh-contoh :
 Penjernihan air minum sederhana dg
cara penyaringan pasir dan tempurung
kelapa
 Sumur pompa tangga tali dan bambu
untuk keperluan jaringan irigasi di
perdesaan
 Pengendali erosi pantai sederhana dg
cerucuk bambu diisi karung plastik berisi
pasir dan batu kosong
29
30
31
BAB IV
PENGEMBANGAN SISTEM MONITORING DAN EVALUASI

Inputs Outputs
Process (keluaran)
(masukan)

Proses

Feed back (umpan balik)


Outcomes
Siklus (hasil)
Kegiatan/Proyek/Program
Proses Proses

Impact Benefit
(dampak) (manfaat)
32
Apa itu Monitoring ?
 Monitoring (pemantauan) adalah kegiatan
mengamati dan mengendalikan pelaksanaan
kegiatan agar sesuai dengan rencana, yang
dilakukan secara berkala atau terus-menerus.
33
Apa Tujuan Monitoring ?
Agar diperoleh gambaran
tentang pelaksanaan
kegiatan pada saat
(sewaktu) pemantauan
dilakukan, berupa
informasi tentang :
a) waktu, cara, sarana dan
hasil pelaksanaan,
b) masalah yang dihadapi
dan penyebabnya,
c) upaya pemecahan
masalah
34
• Apa itu penilaian
atau evaluasi?

Adalah kegiatan unt


membandingkan hasil
dan dampak yang
direncanakan dari
setiap kegiatan dan
atau dari seluruh
kegiatan PEH
35
• Apa tujuan penilaian (evaluasi)?
Karena tanpa penilaian, kita tidak mempunyai
gambaran tentang hasil dan manfaat kegiatan
PEH yang diperlukan, untuk merencanakan
kegiatan PEH selanjutnya.
36
BAB V
PENGEMBANGAN DIRI
POTENSI =
Kemampuan dan kualitas yg dimiliki seseorang
namun belum digunakan secara maksimal. Potent :
power,kekuatan, daya yg bersifat laten yg dapat
dikembangkan menjadi aktual
KEMAMPUAN DASAR
Tingkat inteligensia, kemampuan abstraksi,
logika dan daya tangkap
SIKAP KERJA
ketekunan,ketelitian,tempo kerja, daya tahan thd stres
KEPRIBADIAN
Pola menyeluruh semua kemampuan, perbuatan serta
kebiasaan seseorang baik jasmani, rohani, mental dan spiritual
(motivasi, toleransi, emosi, ambisi)
37
POTENSI/KEMAMPUAN
MANUSIA

• FISIK
• MENTAL
INTELEKTUAL
• SOSIAL
EMOSIONAL
• SPIRITUAL

38
PENGEMBANGAN POTENSI DIRI

Usaha atau proses yg terus menerus kearah


personal mastery (penguasaan pribadi),
untuk meningkatkan pertumbuhan pribadi
agar menjadi mantap dan sukses.
“ Pribadi yang mantap adalah pribadi yang
dewasa secara mental”
39
CIRI-CIRI KEDEWASAAN
(DR. Kartini Kartono dan Jenny Andari)
• Menerima dirinya sendiri
• Menerima orang lain
• Memiliki rasa humor yang tinggi
• Menerima kritik dengan lapang dada
• Konsep hidup dan falsafah hidup mantap
yang baik dan benar
• Tidak mudah menyerah dan tidak
mudah merasa bersalah untuk
mengatasi setiap persoalan,
kesulitan dan kegagalan.
• Mampu menerima dan
menempatkan diri.
40
SUKSES ?

Sukses adalah siapa saja


yang berbahagia, sehat,
cukup makmur, aman,
punya teman-teman,
kedamaian pikiran,
hubungan keluarga baik,
serta harapan bahwa
segala hal akan terus
berjalan seperti sediakala
atau bahkan menjadi lebih
baik.

41
KUNCI SUKSES (Tong Djoe)
• Pada dasarnya manusia baik, nasib beda
• Mulailah dengan mengetahui posisi anda
• Saling menyayangi
• Tanamkan kepercayaan orang pada diri anda
• Persahabatan yang saling mengisi
• Beri kesempatan kepada orang lain untuk berbuat
baik
• Hargailah waktu
• Tetaplah tenang, dan tidak emosional
• Kemarahan diperlukan apabila dapat mengubah
orang mjd lebih baik
• Berbuat untuk kepentingan umum

42
TUJUAN PENGEMBANGAN POTENSI DIRI

Kepribadian dibentuk
berdasarkan teori :
Pribadi yang
•nature, yaitu faktor bawaan mantap dan
sejak lahir sukses karena
•nurture, yaitu faktor yang sinergi antara
datang dari luar (lingkungan). kecerdasan
intelektual,
•Konvergensi atau emosional,
keterpaduan yaitu berdasar spiritual
kan hasil interaksi nature dan dan fisik secara
nurture proporsional

43
RELEVANSI

Banyak orang belum mengembangkan


potensi yg ada pada dirinya karena tidak
mengetahui / mengenal :
 Potensis yang ada pada dirinya
 Hambatan yg perlu dihadapi untuk
mengembangkan dirinya

44
TEKNIK PENGEMBANGAN POTENSI DIRI

• Pengembangan potensi diri


adalah suatu proses
bertahap dan sistematis,
dimulai dengan mengenal
potensi diri, mengenal
konsep diri,
mengidentifikasi hambatan,
dan pengembangan potensi
diri.
45
MENGIDENTIFIKASI POTENSI DIRI

Pengenalan diri dapat


dilakukan melalui dua cara
(John Robert Powers) :
1. Secara Individual,
mendengarkan suara hati
yang paling dalam, dan
dilakukan secara jujur.
2. Melalui orang lain
(feedback) : dengan
meminta umpan balik dari
orang lain.

46
TUJUAN PENGENALAN DIRI
Mengembangkan potensi-potensi yang
positif dan meminimalisasi potensi-
potensi yang negatif sehingga mampu
berperan sesuai dengan perannya
masing-masing (baik sebagai makhluk
Tuhan, makhluk individu dan makhluk
sosial)

47
• Mengapa menjadi pengendali ekosistem hutan ?
• Apa yang akan dilakukan setelah menjadi pengendali
ekosistem hutan ?
• Ingin menjadi pengendali ekosistem hutan seperti
apa tahun 2025 ke depan ?
48
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai