Anda di halaman 1dari 14

DAFTAR TAMAN NASIONAL DI INDONESIA

BALI DAN NUSA TENGGARA


Nama Tahun
Luas total
Perairan Status internasional
km mi
Bali Barat 1995 190 73

Gunung Rinjani 1990 413 159

Kelimutu 1992 50 20

Komodo 1980 1.817 701 66%
Situs Warisan Dunia;
[5]

World Network of Biosphere Reserves
Laiwangi Wanggameti 1998 470 180

Manupeu Tanah Daru 1998 880 340



Taman Nasional Bali Barat terletak di bagian barat dari pulau Bali di Indonesia. Taman
nasional ini mempunyai luas 77,000 hektar, yang kira-kira meliputi 10% dari luas daratan pulau
Bali.
Taman Nasional Bali Barat terdiri dari berbagai habitat hutan dan sabana. Di tengah-tengah
taman ini didominasi oleh sisa-sisa empat gunung berapi dari zaman Pleistocene, dengan
gunung Patas sebagai titik tertinggi di tempat ini.
Sekitar 160 spesies hewan dan tumbuhan dilindungi di taman nasional ini. Hewan-hewan
seperti Banteng, Rusa, lutung, kalong dan aneka burung. Taman Nasional Bali Barat merupakan
tempat terakhir untuk menemukan satu-satunya endemik Bali yang hampir punah, Jalak Bali di
habitat aslinya.

TNGR memiliki ragam flora antara lain; Jelatang (Laportea Stimulans), Dedurenan (Aglaea
Argentea), Bayur (Pterospermum Javanicum), Beringin (Ficus Benjamina), Jambu-
jambuan (Syzygium sp) Keruing (Dipterocarpus Hasseltii), Rerau (D. Imbricatus), Cemara
Gunung (Casuarina Junghuniana)Eidelweis (Anaphalis Javanica) dan beberapa
macamanggrek hutan endemik yaitu Perisstylus Rinjaniensis dan P.Lombokensis. Sementara
ragam fauna yang dimiliki oleh TNGR adalah antara lain; Musang Rinjani (Paradoxurus
Hemaprhoditus Rinjanicus), Rusa (Muntiacus Muntjak Nainggolani), Lutung Budeng (Trachypithecus
Auratus Kohlbruggei), Trenggiling (Manis Javanicus), burung Cikukua Tanduk (Philemon Buceroides
Neglectus), Dawah Hutan (Ducula Lacernulata Sasakensis), Kepodang Kuduk Hitam (Oriolus
Chinensis Broderipii) dan beberapa jenis reptiliaditambah sejumlah jenis ikan air tawar yang hidup
di danau Segara Anak, antara lain; Mujair dan Karper.

Taman Nasional Kelimutu terletak di Flores, Indonesia. Taman nasional ini terdiri dari bukit-
bukit dan gunung-gunung denganGunung Kelibara (1.731 m) sebagai puncak tertinggi. Gunung
Kelimutu, terdapat danau Danau tiga warna yang juga merupakan tempat dari Taman Nasional
Kelimutu.
Di dalam Taman Nasional Kelimutu, terdapat arboretum, hutan kecil seluas 4,5 hektare yang
mewakili koleksi keanekaragamanflora di daerah tersebut. Di sana terdapat 78 jenis pohon yang
dikelompokkan ke dalam 36 suku. Beberapa koleksi flora yang merupakan endemik Kelimutu
adalah uta onga (Begonia kelimutuensis), turuwara (Rhododendron renschianum), dan arngoni
(Vaccinium varingiaefolium). Argoni yang berbunga kecil putih dan akan berubah menjadi hitam
ketika matang, diyakini masyarakat setempat sebagai makanan para dewa.
[1]


Taman Nasional Komodo terletak di antara provinsi Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara
Barat.
Taman nasional ini terdiri atas tiga pulau besar Pulau Komodo, Pulau Rinca, dan Pulau
Padar serta beberapa pulau kecil. Wilayah darat taman nasional ini 603 km dan wilayah total
adalah 1817 km.
Pada tahun 1980 taman nasional ini didirikan untuk melindungi komodo dan habitatnya. Di sana
terdapat 277 spesies hewan yang merupakan perpaduan hewan yang berasal dari Asia dan
Australia, yang terdiri dari 32 spesies mamalia, 128 spesies burung, dan 37 spesies reptilia.
Bersama dengan komodo, setidaknya 25 spesies hewan darat dan burung termasuk hewan
yang dilindungi, karena jumlahnya yang terbatas atau terbatasnya penyebaran mereka.
Selain itu, di kawasan ini terdapat pula terumbu karang. Setidaknya terdapat 253 spesies
karang pembentuk terumbu yang ditemukan di sana, dengan sekitar 1.000 spesies ikan.
Keindahan terumbu ini menarik minat wisatawan asing untuk berenang atau menyelam di
perairan ini.

Taman Nasional Laiwangi-Wanggameti merupakan perwakilan semua tipe hutan di pulau Sumba,
termasuk hutan elfin yang jarang terdapat dan memiliki keanekaragaman jenis bernilai cukup tinggi
terutama yang terdapat pada ketinggian 800 meter dari permukaan laut.
Di kawasan ini terdapat jenis tumbuhan antara lain jambu hutan (Syzygium sp.), pulai (Alstonia
scholaris), beringin (Ficus sp.), kenari (Canarium oleosum), kayu manis (Cinnamomum zeylanicum),
honggi (Myristica littoralis), suren (Toona sureni), taduk (Sterculia foetida), kesambi (Schleichera
oleosa), dan hangkang (Palaquium obovatum).Taman Nasional Laiwangi-Wanggameti merupakan
habitat dari beberapa satwa liar seperti kera ekor panjang (Macaca fascicularis fascicularis), babi
hutan (Sus sp.), biawak (Varanus salvator), ular sanca Timor (Phyton timorensis), dan ayam hutan
(Gallus gallus). Selain itu, merupakan populasi utama burung walik rawamanu (Ptilinopus dohertyi),
punai Sumba (Treron teysmannii) dan berbagai jenis burung lainnya seperti gemak Sumba (Turnix
everetti), kakatua cempaka (Cacatua sulphurea citrinocristata), nuri (Lorius domicella), sikatan
Sumba (Ficedula harterti), kepodang-sungu Sumba (Coracina dohertyi), dan madu Sumba
(Nectarinia buettikoferi).
Tercatat sebanyak 43 jenis kupu-kupu termasuk tiga jenis endemik di Nusa Tenggara yaitu kupu-
kupu halipron (Troides haliphron naias), Elimnias amoena, Sumalia chilo, Ideopsis oberthurii, dan
Athyma karita.
Taman Nasional Manupeu-Tanah Daru merupakan perwakilan hutan musim semi-peluruh
dataran rendah yang tersisa di Sumba. Sebagian besar kawasan hutan di taman nasional
tersebut berupa tebing-tebing terjal, yang muncul mulai dari permukaan laut sampai ketinggian
600 meter.
Taman Nasional Manupeu-Tanah Daru memiliki keanekaragaman jenis bernilai tinggi yaitu
sekitar 118 jenis tumbuhan diantaranya suren (Toona sureni), taduk (Sterculia foetida), kesambi
(Schleichera oleosa), pulai (Alstonia scholaris), asam (Tamarindus indica), kemiri (Aleurites
moluccana), jambu hutan (Syzygium sp.), cemara gunung (Casuarina sp.), dan lantana
(Lantana camara).
Satwa yang ada pada kawasan taman nasional ini sebanyak 87 jenis burung termasuk 7 jenis
endemik pulau Sumba yaitu kakatua cempaka (Cacatua sulphurea citrinocristata), julang
Sumba (Rhyticeros everetti), punai Sumba (Treron teysmannii), sikatan Sumba (Ficedula
harterti), kepodang-sungu Sumba (Coracina dohertyi), dan madu Sumba (Nectarinia
buettikoferi). Burung julang sumba dan kakatua cempaka merupakan burung yang paling
langka dan terancam punah khususnya di Pulau Sumba.
Taman Nasional Manupeu-Tanah Daru memiliki 57 jenis kupu-kupu termasuk tujuh endemik
Pulau Sumba yaitu Papilio neumoegenii, Ideopsis oberthurii, Delias fasciata, Junonia adulatrix,
Athyma karita, Sumalia chilo, dan Elimnia amoena.

JAWA
Nama Tahun
Luas total
Perairan Status internasional
km mi
Alas Purwo 1992 434 168

Baluran 1980 250 96

Bromo Tengger Semeru 1983 503 194

Gunung Ciremai 2004 155 60

Gunung Gede Pangrango 1980 150 58

World Network of Biosphere Reserves
Gunung Halimun-Salak 1992 400 150

Gunung Merapi 2004 64 25

Gunung Merbabu 2004 57 21

Karimunjawa 1986 1.116 431 Sebagian besar

Kepulauan Seribu 1982 1.080 420 Sebagian besar

Meru Betiri 1982 580 224

Ujung Kulon 1992 1.206 466 443 km Situs Warisan Dunia
[6]


TAMAN NASIONAL ALAS PURWOSecara umum tipe hutan di kawasan TN Alas Purwo
merupakan hutan hujan dataran rendah. Hutan bambu merupakan formasi yang dominan,
40 % dari total luas hutan yang ada. Sampai saat ini telah tercatat sedikitnya 584 jenis
tumbuhan yang terdiri dari rumput, herba, semak, liana, dan pohon.
Berdasarkan tipe ekosistemnya, hutan di TN Alas Purwo dapat di kelompokkan menjadi hutan
bambu, hutan pantai, hutan bakau/mangrove, hutan tanaman, hutan alam, dan padang
penggembalaan (Feeding Ground).
Keanekaragaman jenis fauna di kawasan TN Alas Purwo secara garis besar dapat dibedakan
menjadi 4 kelas yaitu Mamalia, Aves, Pisces dan Reptilia. Mamalia yang tercatat sebanyak 31
jenis, diantaranya yaitu : Banteng (Bos javanicus), Rusa (Cervus timorensis), Ajag (Cuon
alpinus), Babi Hutan (Sus scrofa), Kijang (Muntiacus muntjak), Macan Tutul (Panthera pardus),
Lutung (Trachypithecus auratus), Kera Abu-abu (Macaca fascicularis), dan Biawak (Varanus
salvator).
Burung yang telah berhasil diidentifikasi berjumlah 236 jenis terdiri dari burung darat dan
burung air, beberapa jenis diantaranya merupakan burung migran yang telah berhasil
diidentifikasi berjumlah 39 jenis. Jenis burung yang mudah dilihat antara lain : Ayam Hutan
(Gallus gallus), Kangkareng (Antracoceros coronatus), Rangkok (Buceros undulatus), Merak
(Pavo muticus) dan Cekakak jawa (Halcyon cyanoventris). Sedangkan untuk reptil telah
teridentifikasi sebanyak 20 jenis.

TAMAN NASIONAL BALURAN
Taman Nasional ini memiliki sekitar 444 jenis tumbuhan dan di antaranya merupakan tumbuhan
asli yang khas dan mampu beradaptasi dalam kondisi yang sangat kering. Tumbuhan khas
tersebut adalah:
Widoro bukol (Ziziphus rotundifolia)
Mimba (Azadirachta indica)
Pilang (Acacia leucophloea)
Di Taman Nasional ini terdapat 26 jenis mamalia. Selain itu, terdapat sekitar 155 jenis burung, di
antaranya termasuk burung langka seperti:
Layang-layang api (Hirundo rustica)
Tuwuk asia (Eudynamys scolopacea)
Burung merak (Pavo muticus)
Ayam hutan merah (Gallus gallus)
Kangkareng (Anthracoceros convecus)
Burung rangkong (Buceros rhinoceros)
bangau tong-tong (Leptoptilos javanicus)
Satwa banteng merupakan maskot/ciri khas dari Taman Nasional Baluran. Musim kunjungan terbaik
adalah bulan Maret s/d Agustus setiap tahunnya.

TN BROMO TENGGER SEMERU
Satwa langka dan dilindungi yang terdapat di taman nasional ini antara lain luwak (Paradoxurus
hermaphroditus), rusa (Rusa timorensis),kera ekor panjang (Macaca fascicularis), kijang (Muntiacus
muntjak), ayam hutan merah (Gallus gallus), macan tutul (Panthera pardus melas), ajag (Cuon
alpinus javanicus); dan berbagai jenis burung seperti alap-alap burung (Accipiter
virgatus), rangkong (Buceros rhinoceros silvestris), elang ular bido (Spilornis cheela bido), srigunting
hitam (Dicrurus macrocercus), elang bondol (Haliastur indus), dan belibis yang hidup di Ranu
Pani, Ranu Regulo, dan Ranu Kumbolo.

TN GUNUNG CIREMAI
Berdasarkan kondisi iklimnya, hutan-hutan pegunungan ini bisa dibedakan atas hutan dataran tinggi
basah di bagian selatan (Cigugur dan sekitarnya) dan hutan dataran tinggi yang lebih kering di
sebelah utara di wilayahSetianegara dan sekitarnya.
[4]

Hutan di zona pegunungan basah dari Cigugur ke arah puncak Ceremai cukup kaya akan jenis
pohon. Tercatat di antaranya jenis-jenis saninten (Castanopsis argentea, C. javanica, C. tungurrut)
dan pasang (Lithocarpus elegans dan L. sundaicus) dari suku Fagaceae; jenitri (Elaeocarpus
obtusus, E. petiolatus dan E. stipularis), suku Elaeocarpaceae; mara (Macaranga denticulata)
dan kareumbi (Omalanthus populneus), suku Euphorbiaceae; aneka jirak (Symplocos fasciculata, S.
spicata, S. sessilifolia, S. theaefolia), Symplocaceae; jenis-jenis ara (di antaranya Ficus
padana dan F. racemosa), Moraceae;puspa (Schima wallichii) dan ki sapu (Eurya acuminata),
Theaceae; dan lain-lain.
[5]

Di bagian yang lebih kering di Setianegara, hutan didominasi oleh jenis-jenis huru
atau medang (Litsea spp.), saninten (C. argentea dan C. javanica), mara (Macaranga tanarius),
mareme (Glochidion sp.), bingbin (Pinanga javana), dan pandan gunung (Pandanus sp.)
[4]
. Di
bagian yang lebih atas zona montana ini juga didapati dominansi dari jamuju (Dacrycarpus
imbricatus, Podocarpaceae) yang membentuk sabuk vegetasi khusus.
[6]

Gunung Ceremai merupakan daerah penting bagi burung (IBA, Important Bird Areas JID 24),
sekaligus daerah burung endemik (EBA, Endemic Bird Areas DBE 160)
[7]
. Beberapa jenisnya
berstatus rentan (IUCN:VU, vulnerable), misalnya celepuk jawa (Otus angelinae) dan ciung-mungkal
jawa (Cochoa azurea). Tercatat pula sekurangnya 18 spesies yang lain yang berstatus burung
sebaran terbatas (restricted area bird) seperti halnya puyuh-gonggong jawa (Arborophila
javanica), walik kepala-ungu (Ptilinopus porphyreus), takur bututut (Megalaima corvina), berkecet
biru-tua (Cinclidium diana), poksai kuda (Garrulax rufifrons), cica matahari (Crocias
albonotatus), opior jawa (Lophozosterops javanicus), kenari melayu (Serinus estherae), dan lain-
lain.
Beberapa jenis mamalia penting yang terdapat di TNGC, di antaranya, macan tutul (Panthera
pardus); surili (Presbytis comata); lutung budeng(Trachypithecus auratus); kukang jawa atau muka
geni (Nycticebus javanicus); kijang muncak (Muntiacus muntjak); dan pelanduk jawa (Tragulus
javanicus).

Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) mempunyai peranan yang penting dalam
sejarah konservasi diIndonesia. Ditetapkan sebagai taman nasional pada tahun 1980. Dengan luas
21.975 hektare, kawasan Taman Nasional ini ditutupi oleh hutan hujan tropis pegunungan, hanya
berjarak 100 km dari Jakarta. Di dalam kawasan hutan TNGP, dapat ditemukan si pohon
raksasa Rasamala, si pemburu serangga atau kantong semar (Nephentes spp); berjenis-jenis
anggrek hutan, dan bahkan ada beberapa jenis tumbuhan yang belum dikenal namanya secara
ilmiah, seperti jamur yang bercahaya. Disamping keunikan tumbuhannya, kawasan TNGP juga
merupakan habitat dari berbagai jenis satwa liar, seperti kepik raksasa, sejenis kumbang, lebih dari
100 jenis mamalia seperti Kijang, Pelanduk, Anjing hutan, Macan tutul, Sigung, dll, serta 250 jenis
burung. Kawasan ini juga merupakan habitat Owa Jawa, Surili dan Lutung dan Elang Jawa yang
populasinya hampir mendekati punah.

Taman Nasional Gunung Halimun - Salak (TNGHS) adalah salah satu taman nasional yang
terletak di Jawa bagian barat. Kawasan konservasi dengan luas 113.357 hektare ini menjadi penting
karena melindungi hutan hujan dataran rendah yang terluas di daerah ini, dan sebagai wilayah
tangkapan air bagi kabupaten-kabupaten di sekelilingnya. Melingkup wilayah yang bergunung-
gunung, dua puncaknya yang tertinggi adalah Gunung Halimun (1.929 m) dan Gunung Salak (2.211
m).Keanekaragaman hayati yang dikandungnya termasuk yang paling tinggi, dengan keberadaan
beberapa jenis fauna penting yang dilindungi di sini seperti elang jawa, macan tutul jawa, owa
jawa, surili dan lain-lain. Kawasan TNGHS dan sekitarnya juga merupakan tempat tinggal beberapa
kelompok masyarakat adat, antara lain masyarakat adat Kasepuhan Banten Kidul dan
masyarakat Baduy.

TAMAN NASIONAL GUNUNG MERAPI
Ekosistem Merapi secara alami merupakan hutan tropis pegunungan yang terpengaruh aktivitas
gunung berapi. Beberapa jenis endemik di antaranya adalah saninten(Castanopsis argentea),
anggrek Vanda tricolor, dan elang jawa (Spizaetus bartelsi). Taman nasional ini juga merupakan
tempat hidup macan tutul (Panthera pardus).

TN GUNUNG MERBABU
Kawasan taman nasional ini terutama terdiri dari zona-zona hutan pegunungan, seperti yang
dikemukakan van Steenis
[3]
:
1. Zona hutan pegunungan bawah (1.0001.500 m dpl), saat ini telah berubah (tidak asli lagi)
dan ditumbuhi oleh jenis-jenis tusam (Pinus merkusii), puspa (Schima
wallichiissp. noronhae) dan bintuni.
2. Zona hutan pegunungan atas (1.5002.400 m dpl), ditumbuhi oleh jenis-jenis akasia
(Acacia decurrens), puspa, sengon gunung (Albizia lophanta), sowo (Engelhardtia
serrata), cemara gunung (Casuarina junghuhniana), pasang (Quercus sp), dan tanganan.
3. Zona hutan (vegetasi) sub-alpin (2.4003.142 m dpl), ditumbuhi
oleh rerumputan dan edelweis jawa.
Beberapa jenis hewan yang tercatat dari kawasan ini di antaranya adalah elang jawa, elang
hitam, alap-alap sapi, elang-ular bido, ayam hutan, tekukur, gelatik batu, kijang,landak, musang
luwak, monyet ekor-panjang, macan tutul, dan lain-lain.



TN KARIMMUN JAWA
Permasalahan yang menonjol dalam mengelola kawasan ini adalah perlindungan ekosistem
perairan laut. Hal ini disebabkan karena kawasan Karimunjawa adalah salah satu dari tiga pusat
perikanan yang diandalkan di Jawa Tengah, dan fakta bahwa sebagian besar penduduknya yang
berjumlah lebih dari 8.800 jiwa adalah nelayan yang menggantungkan hidupnya pada sumber daya
perikanan. Oleh karena itu sumber daya perikanan menjadi andalan dalam pengembangan
perekonomian di kawasan ini. Permasalahan timbul disebabkan karena dalam memanfaatkan
sumber daya perikanan yang cenderung berlebihan (over fishing) terutama pada jenis ikan pelagis
kecil, usaha penangkapan ikan yang merusak ekosistem terumbu karang yaitu dengan
penggunaan apotas atau sianida maupun jaring yang merusak terumbu karang.
Saat ini Taman Nasional Karimunjawa dikelola oleh Balai Taman Nasional Karimunjawa dengan
tugas utama melaksanakan pengelolaan ekosistem kawasan Taman Nasional Karimunjawa dalam
rangka konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya berdasarkan peraturan
perundangan yang berlaku. Dalam pengelolaan terdapat banyak tantangan untuk memadukan
konservasi dan pembangunan ekonomi yang memerlukan dukungan seluruh pihak.
Taman nasional Meru Betiri merupakan habitat tumbuhan langka yaitu padma Rafflesia
zollingeriana yangendemik di Jawa. Taman Nasional Meru Betiri memiliki satwa dilindungi yang
terdiri dari mamalia, dan burung. Satwa tersebut di antaranya adalah banteng (Bos javanicus
javanicus), monyet ekor panjang (Macaca fascicularis), harimau Jawa (Panthera tigris
sondaicus), macan tutul (Panthera pardus melas), ajag (Cuon alpinus javanicus), kucing
hutan (Prionailurus bengalensis javanensis), rusa (Cervus timorensis russa), (Cervus
unicolor), bajing terbang ekor merah (Iomys horsfieldii), merak (Pavo muticus), penyu
belimbing (Dermochelys coriacea), penyu sisik (Eretmochelys imbricata), penyu hijau (Chelonia
mydas), dan penyu lekang/ridel (Lepidochelys olivacea), Accipiter trivirgatus, Falco
moluccensis,Hieraaetus kienerii, Otus lempiji, Glaucidium castanopterum, elang Spizaetus
alboniger.taman nasional Meru Betiri asli

Taman Nasional Ujung Kulon memiliki beragam jenis satwa liar baik bersifat endemik maupun
penting untuk dilindungi. Secara umum kawasan ini masih mampu menampung perkembangbiakan
berbagai populasi satwa liar. Beberapa jenis satwa endemik penting dan merupakan jenis langka
yang sangat perlu dilindungi adalah Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus), Owa Jawa (Hylobates
moloch), Surili (Presbytis aigula) dan Anjing hutan (Cuon alpinus javanicus).







Kalimantan
Nama Tahun
Luas total
Perairan Status internasional
km mi
Betung Kerihun 1995 8,000 3.100

Calon Situs Warisan Dunia
[7]

Bukit Baka Bukit Raya 1992 1.811 699

Danau Sentarum 1999 1.320 510

Situs Ramsar
Gunung Palung 1990 900 350

Kayan Mentarang 1996 13.605 5.252

Kutai 1982 1.986 767

Sebangau 2004 5.687 2.196

Tanjung Puting 1982 4.150 1.370

World Network of Biosphere Reserves



TN BUKIT BAKA BUKIT DAYA
Tercatat 817 jenis tumbuhan yang termasuk dalam 139 famili
diantaranya Dipterocarpaceae, Myrtaceae, Sapotaceae, Euphorbiaceae,Lauraceae, dan Ericadeae.
Terdapat juga tumbuhan obat-obatan, anggrek hutan, bunga Rafflesia (Raflesia sp.) yang
merupakan tumbuhan parasit terbesar dan juga tumbuh di Gunung Kinibalu, Malaysia. Tumbuhan
endemik antara lain Symplocos rayae, Gluta sabahan, Dillenia beccariana, Lithocarpus
coopertus, Selaginnella magnifica, dan Tetracera, glaberrima.
Keistimewaan lainnya dari taman nasional Bukit Baka-Bukit Raya adalah melimpahnya jenis-jenis
dari suku Symplocaceae seperti Symplocos adenophylla, Symplocos crassipis, Symplocos
laeteviridis, Symplocos rayae dan Symplocos rubiginosa.
Diantaranya yaitu beruang madu, kesadu, musang wisel, orang utan (Pongo
pygmaeus), lutung kelabu (Presbytis cristata), lutung hitam (Presbytis melalophos), kelasi/ lutung
merah (Presbytis rubicunda), lutung dahi putih (Presbytis frontata), owa ungko (Hylobates
albibarbis), dan kelempiau (Hylobates muelleri).

TNGP mempunyai ekosistem yang dikatakan sebagai yang terlengkap di antara taman-taman
nasional di Indonesia. Di kawasannya terdapat Gunung Palung yang mempunyai ketinggian 1.116
meter. Selain itu, TNGP juga adalah habitat bagi sekira 2.200
ekor orangutan. Bekantan adalah mamalia dengan jumlah terbesar di TNGP.
Masyarakat di sekitar Taman Nasional Gunung Palung sejak tahun 2003 telah ikut membantu
mengamankan dan melindungi orangutan dan habitatnya. Mereka menamakan diri OPMU,
singkatan dari Orangutan Protection & Monitoring Units. Kegiatan yang mereka lakukan ini telah
mendapat perhatian dari berbagai kalangan. Hingga saat ini mereka dibantu oleh Fauna & Flora
International, sebuah lembaga konservasi yang berbasis di Inggris, dalam operasionalnya di
lapangan.



TN KAYANG MENTARANG
Jenis flora yang dilaporkan ada dalam kawasan ini di antaranya termasuk 500 jenis anggrek dan
sedikitnya 25 jenis rotan. Selain itu juga telah berhasil diinventaris 277 jenis burung termasuk 11
jenis baru untuk Kalimantan dan Indonesia, 19 jenis endemik dan 12 jenis yang hampir punah.
Beberapa jenis yang menarik diantaranya adalah 7 jenis Enggang, Kuau Raja, Sepindan Kalimantan
dan jenis-jenis Raja Udang. TNKM juga merupakan habitat bagi banyak jenis satwa dilindungi
seperti banteng (Bos javanicus), beruang madu (Helarctos malayanus), trenggiling (Manis javanica),
macan dahan (Neofelis nebulosa), landak (Hystrix brachyura), dan rusa sambar (Cervus unicolor).
Pada musim-musim tertentu di padang rumput di hulu Sungai Bahau, berkumpul kawanan banteng
yang muncul dari kawasan hutan disekitarnya dan menjadi sebuah pemandangan yang menarik
untuk disaksikan.

TN SEBANGAU
Taman Nasional Sebangau mempunyai luas membentang sekitar 568.700 hektare. Adapun
kekayaan alam yang dimilikanya meliputi 808 jenis tumbuhan, 15 jenis mamalia, 182 jenis burung,
dan 54 spesies ular. Jenis-jenis flora yang tumbuh di areal rawa gambut TNS sangatlah spesifik dan
mempunyai nilai ekonomi yang tinggi baik dari hasil kayunya maupun hasil non-kayu seperti getah-
getahan, rotan, obat-obatan dan lain sebagainya. Beberapa contoh jenis kayu komersil tinggi seperti
Ramin (Gonystylus bancanus), Meranti Jawa (Shorea pauciflora, Shorea tysmanniana, S.uluginosa),
Jelutung (Dyera lowii), Nyatoh (Palaquium spp), Bintangur (Calophyllum spp), Kapur Naga
(Calophyllum macrocarpum) dan lain-lain. Sedangkan untuk jenis fauna yang spesifik diantaranya
ada orangutan (Pongo pygmaeus), Bakantan (Nasalis larvatus), Beruang Madu (Helarctos
malayanus), Owa (Hylobates agilitis), Burung Rangkong (hornbills), Macan Daun, Monyet Ekor
Panjang (Macaca fascicularis) dan lain-lain.

TN TANJUNG PUTTING
Salah satu jenis burung yang ada di kawasan ini, yaitu sindang lawe (Ciconia stormii) termasuk 20
jenis burung terlangka di dunia. Tanjung Puting juga merupakan salah satu tempat untuk semua
jenis koloni jenis burung great alba seperti Egreta alba, Arhinga melanogaster, dan Ardea
purpurea.

MALUKU DAN IRIAN JAYA
Nama Tahun
Luas total
Perairan Status internasional
km mi
Aketajawe-Lolobata 2004 1.673 646

Lorentz 1997 25.050 9.670

Situs Warisan Dunia
[8]

Manusela 1982 1.890 729

Teluk Cenderawasih 2002 14.535 5.611 90%

Wasur 1990 4.138 1.598

Situs Ramsar





TN Aketajawe-Lolobata
Taman Nasional Aketajawe-Lolobata adalah taman nasional yang terletak di Halmahera, Maluku
Utara, Indonesia.
[1]
Taman ini dianggap penting bagi keselamatan 23 spesies burung endemik
oleh BirdLife International.
[2]
Aketajawe-Lolobata, yang merupakan wilayah seluas 167.300 hektare,
dinyatakan sebagai taman nasional pada tahun 2004.

TN LORENTZ
Lorentz merupakan taman nasional terbesar di Asia Tenggara. Taman ini masih belum dipetakan,
dijelajahi dan banyak terdapat tanaman asli, hewan dan budaya. Pada 1999 taman nasional ini
diterima sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO. Nama Taman Nasional ini diambil dari
seorang Penjelajah asal Belanda, Hendrikus Albertus Lorentz,yang melewati daerah tersebut pada
tahun 1909 yang merupakan ekspedisinya yang ke-10 di Taman Nasional ini.
Jenis-jenis satwa yang sudah diidentifikasi di Taman Nasional Lorentz sebanyak 630 jenis burung (
70 % dari burung yang ada di Papua) dan 123 jenis mamalia. Jenis burung yang menjadi ciri khas
taman nasional ini ada dua jenis kasuari, empatmegapoda, 31 jenis merpati, 30 jenis kakatua, 13
jenis burung udang, 29 jenis burung madu, dan 20 jenis endemik diantaranya cendrawasih ekor
panjang (Paradigalla caruneulata) dan puyuh salju (Anurophasis monorthonyx).
Satwa mamalia tercatat antara lain babi duri moncong panjang (Zaglossus bruijnii), babi duri
moncong pendek (Tachyglossus aculeatus), 4 jenis kuskus, walabi, kucing hutan, dan kanguru
pohon.

Taman Nasional Manusela adalah taman nasional yang terletak di Kepulauan
Maluku, Indonesia. Gunung Binaya, dengan ketinggian 3.027 meter, merupakan gunung tertinggi di
taman ini. Terdapat sekitar 117 spesies burung, 14 diantaranya endemik, seperti Nuri Bayan, Kasturi
tengkuk-ungu, Kakatua Maluku, Todiramphus lazuli, Todiramphus sanctus, Philemon
subcorniculatus dan Alisterus amboinensis.

Taman Nasional Teluk Cenderawasih merupakan taman nasional perairan laut terluas di
Indonesia, terdiri dari daratan dan pesisir pantai (0,9%), daratan pulau-pulau (3,8%), terumbu
karang (5,5%), dan perairan lautan (89,8%).
Taman Nasional Teluk Cendrawasih terkenal kaya akan jenis ikan. Tercatat kurang lebih 209 jenis
ikan penghuni kawasan ini diantaranya butterflyfish, angelfish, damselfish, parrotfish, rabbitfish, dan
anemonefish.
Jenis moluska antara lain keong cowries (Cypraea spp.), keong strombidae (Lambis spp.), keong
kerucut (Conus spp.), triton terompet (Charonia tritonis), dan kima raksasa (Tridacna gigas).
Terdapat empat jenis penyu yang sering mendarat di taman nasional ini yaitu penyu sisik
(Eretmochelys imbricata), penyu hijau (Chelonia mydas), penyu lekang (Lepidochelys olivaceae),
dan penyu belimbing (Dermochelys coriacea). Duyung (Dugong dugon), paus biru (Balaenoptera
musculus), ketam kelapa (Birgus latro), lumba-lumba, dan hiu sering terlihat di perairan Taman
Nasional Teluk Cendrawasih.

Taman Nasional Wasur merupakan bagian dari lahan basah terbesar di Papua dan sedikit
terganggu oleh aktivitas manusia.
[1]
Biodiversitasnya membuat taman ini dijuluki sebagai "Serengeti
Papua".


SULAWESI
Nama Tahun
Luas total
Perairan Status internasional
km mi
Bantimurung -
Bulusaraung
2004 480 185

Bogani Nani Wartabone 1991 2.871 1.108

Bunaken 1991 890 305 97% Calon Situs Warisan Dunia
[9]

Kepulauan Togean
[10]
2004 3.620 1,400 700 km

Lore Lindu 1982 2.290 884

World Network of Biosphere
Reserves
Rawa Aopa Watumohai 1989 1.052 406

Situs Ramsar
Taka Bone Rate 2001 5.308 2.049
Sebagian
besar
Calon Situs Warisan Dunia
[11]

Wakatobi 2002 13.900 5.370
Sebagian
besar
World Network of Biosphere
Reserves
Calon Situs Warisan Dunia
[12]


Taman Nasional Bantimurung-Bulusaraung memiliki berbagai keunikan, yaitu: karst, goa-goa
dengan stalaknit dan stalakmit yang indah, dan yang paling dikenal adalah kupu-kupu. Bantimurung
oleh Alfred Russel Wallace dijuluki sebagai The Kingdom of Butterfly (kerajaan kupu-kupu. Taman
Nasional ini merupakan salah satu tempat tujuan wisata yang menyuguhkan wisata alam berupa
lembah bukit kapur yang curam dengan vegetasi tropis, air terjun, dan gua yang merupakan habitat
beragam spesies [termasuk [kupu-kupu]].

Taman Nasional Bunaken memiliki ekosistem terumbu karang yang sangat kaya.
[3]
Terdapat
sekitar 390 spesies terumbu karang di wilayah ini.
[2]
Spesies alga yang dapat ditemui di Taman
Nasional Bunaken adalah Caulerpa, Halimeda dan Padina, sementara spesies rumput laut yang
banyak ditemui adalah Thalassia hemprichii, Enhallus acoroides, dan Thalassaodendronciliatum.

Kawasan Taman Nasional Lore Lindu merupakan habitat mamalia asli terbesar di
Sulawesi. Anoa, babirusa, rusa, kera hantu (Tangkasi), kera kakaktonkea, kuskus marsupial dan
binatang pemakan daging terbesar di Sulawesi, musang Sulawesi hidup di taman ini. Taman
Nasional Lore Lindu juga memiliki paling sedikit 5 jenis bajing dan 31 dari 38 jenis tikusnya,
termasuk jenis endemik.
Sedikitnya ada 55 jenis kelelawar dan lebih dari 230 jenis burung, termasuk maleo, 2
jenis enggang Sulawesi yaitu julang Sulawesi dan kengkareng Sulawesi. Burung enggang
benbuncak juga disebut rangkong atau burung allo menjadi penghuni Taman Nasional Lore Lindu.

TN RAWA AOPA WATUMOHAI memiliki beragam vegetasi, seperti hutan mangrove. Di taman
nasional ini juga terdapat babirusa, anoa dan 155 spesies burung, 37 diantaranya endemik. Selain
itu, di Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai terdapat 323 spesies tanaman.

Sejak Tahun 2005 Taman Nasional Taka Bonerate telah di calonkan ke UNESCO untuk
menjadi Situs Warisan Dunia. Dalam rangkaian Hari jadi Kepulauan Selayar di lokasi ini setiap
tahunnya diadakan festival yang bertajuk Sail Taka Bonerate atau sebelumnya
disebut Takabonerate Island Expedition (TIE)
[4]
.

TN WAKATOBI Bagi para wisatawan yang menyukai keindahan alam bawah laut dapat melakukan
beberapa kegiatan di Taman Nasional Wakatobi, seperti menyelam, snorkeling dan berenang untuk
melihat gugusan terumbu karang yang indah dan berbagai hewan bawah laut dan juga menyaksikan
berbagai kebudayaan masyarakat setempat.

SUMATERA
Nama Tahun
Luas total
Perairan Status internasional
km mi
Batang Gadis
[13]
2004 1.080 417

Berbak 1992 1.627 628

Situs Ramsar
Bukit Barisan Selatan 1999 3.650 1.410

Unit Situs Warisan Dunia
[14]

Bukit Duabelas 2000 605 233

Bukit Tiga Puluh 1995 1.277 493

Gunung Leuser 1980 7.927 3.061

Unit Situs Warisan Dunia
[14]

World Network of Biosphere Reserves
Kerinci Seblat 1999 13.750 5.310

Unit Situs Warisan Dunia
[14]

Sembilang 2001 2.051 792

Situs Ramsar
Siberut 1992 1.905 735

World Network of Biosphere Reserves
Tesso Nilo
[15]
2004 386 149

Way Kambas 1989 1.300 500




Taman Nasional Berbak yang luasnya 142.750 hektare merupakan kawasan pelestarian alam
untuk konservasi hutan rawa terluas diAsia Tenggara yang belum terjamah oleh eksploitasi
manusia. Keunikannya berupa gabungan yang menarik antara hutan rawa air tawar dan hutan rawa
gambut yang terbentang luas di pesisir Timur Pulau Sumatera serta Taman Nasional Berbak adalah
bagian dari Bentang Alam Hutan Gambut Berbak yang luas 238.000 hektare. Bentang alam ini juga
merupakan salah satu Bentang Alam Konservasi Harimau (Tiger Conservation Landscape) di
Sumatera yang direkognisi berdasarkan Peraturan Menteri Kehutanan No. ..... tentang Strategi dan
Aksi Konservasi Harimau Sumatera.

TN BUKIT BARISAN SELATAN Sangat kaya dalam hal keanekaragaman hayati dan merupakan tempat
tinggal bagi tiga jenis mamalia besar yang paling terancam di dunia: gajah Sumatera (kurang dari 2000
ekor yang bertahan hidup saat ini), badak Sumatera (populasi global keseluruhan: 300 individu dan
semakin berkurang drastis jumlahnya) dan harimau Sumatera (populasi global keseluruhan sekitar 400
individu).

Taman Nasional Bukit Duabelas adalah taman nasional yang terletak di Sumatra, Indonesia.
Taman ini merupakan taman nasional yang relatif kecil, meliputi wilayah seluas 605 km. Di
kawasan hutan lindung ini berdiam Suku Anak Dalam atau Suku Kubu atau Orang Rimba.

Taman Nasional Bukit Tiga Puluh (juga disebut Bukit Tigapuluh) adalah taman nasional yang
terletak di Sumatera,Indonesia. Taman Nasional ini terletak di provinsi Riau dan Jambi. Taman
seluas 143.143 hektare ini terdiri dari hutan hujan tropis dan terkenal sebagai tempat terakhir
spesies terancam seperti orangutan sumatera, harimau sumatera, gajah sumatera,badak
sumatera, tapir asia, beruang madu dan berbagai spesies burung yang terancam. Taman Nasional
Bukit Tiga Puluh juga merupakan tempat tinggal bagi Orang Rimba dan Talang Mamak.

TN GUNUNG LEUSER Diperkirakan ada sekitar 89 spesies langka dan dilindungi berada di Taman
Nasional Gunung Leuser, di antaranya:
Orangutan sumatera (Pongo pygmaeus abelii)
Badak sumatera (Dicerorhinus sumatrensis)
Harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae)
Gajah sumatera (Elephas maximus)
Beruang madu (Helarctos malayanus)
Rangkong papan (Buceros bicornis)
Ajag (Cuon Alpinus)
Siamang (Hylobates syndactylus).
[1]

TN KERINCI SEBLAT Diperkirakan ada sekitar 325 jenis burung di Taman Nasional Gunung
Leuser
[1]
, di antaranya: rangkong badak (Buceros rhinoceros). Fauna reptilia dan amphibia
didominasi ular berbisa dan buaya (Crocodillus sp). Di sini terdapat ikan jurung (Tor sp), ikan
endemik Sungai Alas yang bisa mencapai panjang 1 meter. Di sini juga terdapat kupu-kupu.
Taman nasional ini juga memiliki beragam flora dan fauna. Sekitar 4.000 spesies tumbuhan tumbuh
di wilayah taman nasional termasuk bunga terbesar di dunia Rafflesia arnoldi, dan bunga tertinggi di
dunia, Titan Arum.
Taman Nasional Sembilang adalah taman nasional yang terletak di pesisir provinsi Sumatera
Selatan, Indonesia. Taman nasional ini memiliki luas sebesar 2.051 km. Taman Nasional
Sembilang merupakan habitat bagi harimau Sumatra, gajah Asia,tapir Asia, siamang, kucing
emas, rusa Sambar, buaya muara, ikan Sembilang, penyu air tawar raksasa, lumba-lumba air
tawardan berbagai spesies burung.
[1]

TN SIBEIRUT Di Pulau Siberut tercatat antara lain 896 spesies tumbuhan berkayu, 31
spesies mamalia, dan 134 spesies burung. Terdapat empat spesies endemik primata yang terancam
punah. Keempat spesies endemik tersebut adalah siamang Mentawai (bilou, Hylobates
klossii), lutung (joja, Presbytis potenziani), monyet Mentawai (simakobu, Simias concolor),
dan beruk (bokoi, Macaca pagensis).
TN Tesso Nillo juga adalah salah satu sisa hutan dataran rendah yang menjadi tempat tinggal 60-
80 ekor gajah dan merupakan kawasan konservasi gajah.

Taman Nasional Way Kambas adalah taman nasional perlindungan gajah yang terletak di
daerah Lampung tepatnya di kecamatan labuhan ratu lampung timur, Indonesia. Di Way Kambas
juga tedapat International Rhino Foundation yang bertugas menjaga spesies badak agar tidak
terancam punah.

Anda mungkin juga menyukai