Oleh :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Kurnia Romadona
Jeti Rahmawati
Novi Anggraeni
Risco Noverio R.
Anita Lestari
Ainun Nisa
Irsyad Sanjaya
Muhamad Fajar
Anisa Rumawar S.
(A14110033)
(A14110088)
(A14110047)
(A44120017)
(A44120035)
(A44120048)
(A44120099)
(E14110100)
(H44120044)
Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah untuk mengidentifikasi permasalahan yang
terdapat pada Taman Nasional Manusela serta merumuskan solusi yang tepat
untuk penyelesaiannya.
Rumusan masalah
1. Faktor yang menyebabkan terjadinya eksploitasi di Taman Nasional
Manusela?
2. Tindakan apa yang telah dilakukan oleh pemerintah atau pihak pengelola
terhadap eksploitasi yang terjadi?
3. Bagaimana solusi yang sesuai agar dapat digunakan dalam menyelesaikan
permasalahan kawasan konservasi manusela?
BAB II
PEMBAHASAN
jenis penghasil buah yang dapat dikonsumsi, disamping jenis-jenis yang bisa
digunakan kayunya sebagai bahan konstruksi bangunan dan bahan perabot rumah
tangga. Keragaman jenis dan estetika habitusnya merupakan daya tarik tersendiri
yang mampu memberikan kontribusi bagi pengembangan obyek daya tarik
ekowisata (ODTE).
Fandeli (2000), mengatakan semakin tinggi jumlah jenis pada suatu
kawasan, maka semakin baik kualitas keanekaragamannya. Pengamatan vegetasi
dan pemberian informasi tentang berbagai jenis yang ada pada setiap jalur
pengamatan merupakan hal yang menarik bagi wisatawan karena ada tambahan
pengetahuan yang diberikan untuk mengenal dan belajar lebih banyak tentang tipe
vegetasi, proses ekologis dari jenis vegetasi yang ada dan merupakan suatu hal
baru bagi para ecotraveler. Adanya keanekaragaman flora yang tinggi ini akan
menarik banyak minat wisatawan baik lokal maupun mancanegara untuk datang
dan memperoleh pengalaman baru yang unik dan berbeda dengan objek daya tarik
ekowisata (ODTE) pada daerah lainnya.
Taman Nasional Manusela juga memiliki potensi fauna yang cukup tinggi.
Terdapat burung 196 jenis dari 50 famili dan 8 jenis diantaranya endemik.
Manusela itu sendiri memiliki arti kebebasan burung, tapi ternyata burung
burung sudah tidak bebas terbang lagi di Taman Nasional Manusela.
Salah
satunya yang berada di pulau Seram yaitu Cacatua molucensis. Burung kakatua
seram merupakan salah satu satwa endemik Pulau Maluku, keberadaannya
terancam punah di alam akibat perburuan liar, perusakan dan penyusutan
habitatnya. Kakatua Maluku masuk dalam daftar jenis satwa yang dilindungi.
Namun di Pulau Seram beberapa pengepul burung paruh bengkok di Kabisonta
masih memperdagangkannya. salah satu pengepul mendapatkan kakatua Maluku
dari Taman nasional Manusela dimana dalam sebulan bisa mendapatkan 16 ekor
kakatua Maluku yang kemudian akan dikirim dan dijual ke Jakarta. Meski
keberadaannya telah langka dan telah dilindungi undang-undang, penangkapan
dan perdagangan kakatua seram masih berlangsung.
Menurut UU Nomer 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam
hayati dan Ekosistemnya, perdagangan satwa dilindungi seperti kakatua seram,
adalah perbuatan yang dilarang dan bagi pelanggarnya dapat dikenakan hukuman
penjara 5 tahun dan denda Rp 100 juta. Namun ternyata penangkapan kakatua
seram masih berlangsung, dan ironisnya penangkapan ini menggunakan surat ijin
tangkap yang dikeluarkan oleh BKSDA Maluku. Memang dalam surat ijin
tangkap itu disebutkan yang boleh ditangkap adalah nuri kalung ungu (Eos
squamata riciniata), namun di lapangan para penangkap burung seperti PT
Pembangunan Maluku Permai, juga menangkap kakatua seram dengan berbekal
surat ijin tangkap itu. Terdapat kejanggalan pada surat ijin yang dikeluarkan
kepada PT. Pembangunan Maluku Permai untuk menangkap nuri kalung ungu di
Seram. Padahal nuri kalung ungu hanya hidup di Maluku Bagian utara sedangkan
Pulau Seram berada di Maluku bagian selatan.
Meski Pemerintah Daerah Propinsi Maluku Utara telah secara tegas
mengeluarkan larangan untuk penangkapan burung kakatua. Namun sangat
disayangkan pemerintah dalam hal ini Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan
dan Kelestarian Alam (PHKA) Departemen Kehutanan belum menunjukan
keseriusan dalam menegakkan hukum perlindungan burung Kakatua Seram.
Sejumlah praktek KKN pun tidak bisa dipungkiri yang membuat eksploitasi masih
terus dilakukan. Penangkapan kakatua seram di Pulau Seram harus segera
dihentikan, karena berdasarkan survey tahun 1989 yang dikutip oleh Profauna
hanya dijumpai 40 ekor kakatua Seram di Taman Nasional Manusela. Sudah bisa
dibayangkan untuk saat ini berapa jumlah populasi kakatua seram yang masih ada.
Penyebaran dan pertumbuhan populasi hewan langka di Indonesia banyak
mengalami penurunan. Selain faktor lingkungan, penyebab berkurangnya jumlah
hewan yang hidup bebas di alam adalah faktor manusia. Eksploitasi besar-besaran
terhadap hewan untuk dijadikan bahan perdagangan dan perburuan menyebabkan
semakin banyaknya hewan langka di Indonesia. Hewan langka merupakan sebuah
akibat dari penurunan jumlah populasinya di alam bebas dan mengalami
kepunahan. Binatang langka ini harus segera dilindungi pada habitatnya agar tetap
lestari dan tidak punah .Untuk mencegah terjadinya kepunahan binatang langka
ini harus ada kerja sama yang baik tidak hanya dari masyarakat setempat juga
pemerintah. Dengan cara menjaga lingkungan habitat alami dan membuat
data
di
atas,
luas
kawasan
hutan
produksi
seluruhnya
akan datang. Butuh adanya penanggulangan khusus supaya efek-efek negatif serta
kelestarian taman nasional ini dapat terjaga dari perusakan dan pembalakkan.
3.2 Tindakan pemerintah atau pihak pengelola terhadap eksploitasi.
Pihak pengelola Taman Nasional Manusela mengetahui dengan tidakan
masyarakat sekitar yang memanfaatkan keanekaragam hayati yang ada di dalam
Taman Nasional Manusela. Hal itu dianggap tindakan yang tidak di perbolehkan
karena mengingat kawasan tersebut merupakan kawasan konservasi. Dengan
adanya tindakan tersebut dapat mengancam dan merusak kelestarian semberdaya
tanaman dan satwa Taman Nasional Manusela.
Pemanfaatan yang dilakukan oleh masyarakat tersebut jika dibiarkan terusmenerus dapat mempengaruhi dan mengancam kelestarian kawasan hutan
manusela kerusakan yang terjadi dengan adanya pemanfaatan hasil hutan ini
diantaranya kerusakatn ekosistem dan habitat satwa menjadi rusak, penyerobotan
lahan yang tidak teratur untuk kebun, dan memicu terjadinya penebangan pohon
yang tidak teratur. Oleh sebab itu, diperlukan pencegahan dari pihak pengelola
maupun pemerintah untuk melindungi kawasan hutan manusela.
Pihak pengelola Taman Nasional memberikan penyuluhan dan pemahanan
tentang pengambilan hasil hutan untuk masyarakat yang mengambil hasil hutan
dalam skala kecil. Namun, untuk masyarakat yang mengambil hasil hutan dalam
skala besar pihak pengelola akan melakukan tindakan sesuai hukum atau aturan
yang berlaku. Selain itu, pihak pengelola juga melakukan berbagai upaya untuk
pencegahan pengambilan dan pengumutan hasil hutan dengan cara melakukan
pendekatan terhadap tokoh-tokoh masyarakat dan memberikan pemahaman
tentang manfaat taman nasional untuk masa depan, pihak pengelola juga
memberiakan bantuan kepada masyarakat berupa memberikan bibit cokelat,
paladan lain-lain.
lebih
banyak
polisi
hutan
untuk
melakukan
patroli,
panjang.
Model
semacam
ini
yang
telah
berkontribusi
pada
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Manusela adalah salah satu Taman Nasional yang terletak di provinsi
maluku. Tepatnya di kepulauan seram, Maluku Tengah. Kawasan ini mencakup
hampir 20% dari pulau Seram dengan luas 189.000 Ha. Masyarakat sekitar taman
nasional manusela yang masih sangat tergantung pada hutan manusela ini,
sehingga memberiakan tekanan terhadap Taman Nasional Manusela. Rendahnya
sosial ekonomi masyarakat sekitar taman manusela ini salah satu faktor pemicu
terjadinya eksploitasi hasil hutan oleh masyarakat sekitar. Oleh sebab itu, jika di
biarkan terus-menerus akan berdampak pada kawasan hutan manusela,
diantaranya dapat mengancam dan mempengaruhi kelestarian kawasan hutan
tersebut.
Pihak pengelola Taman Nasional Manusela ini, telah
melakukan
DAFTAR PUSTAKA
http://tnrawku.wordpress.com/2012/09/21/.
(Diakses
2014
September 24).
Sukmantoro,Wishnu.2008.Konsevasi indonesia sebuah potret pengelolaan and
kebijakan. http://www.academia.edu/2922499/ . (Diakses 2014 September
24).
Yosevita.2013. Analisis potensikeanekaragaman hayati di taman nasional
manusela sebagai daya tarik ekowisata. Jurnal Agroforestri 4:248-260.