Anda di halaman 1dari 7

Nama : Syifa Azzahra

NIM : 215040307111008

Kelas : KHN-B

A. Catatlah informasi-informasi penting dari masing-masing video terkait


dengan: biodiversitas, jenis hewan endemic hutan tertentu, kebutuhannya,
fungsi dan manfaatnya, masalah dan ancamannya. Jelaskan dengan sistematis
dan jelas

1. Taman Nasional Ujung Kulon


Taman Nasional Ujung Kulon ( TNUK ) terletak di ujung barat pulau jawa dan
diresmikan pada 1992. TNUK memiliki luas 78.619 Ha yang terdiri dari pulau
Peuncang, pulau Handeuleum dan kawasan gunung Honje di bagian timur.
Sebelumnya TNUK ini merupakan daerah pertanian dan hancur karena letusan
gunung Krakatau pada 1883. Komponen abiotic dan biotik berperan sesuai dengan
kondisi masing – masing berkat upaya balai TNUK dan masyarakat setempat dalam
konservasi sumber daya hayati dan ekosistem.
- Biodiversitas
Pada Taman Nasional Ujung Kulon ini banyak melimpahnya keanekaragaman
flora dan fauna. Pulau handeuleum dipenuhi hutan bakau yang ditumbuhi oleh
pohon Cantinggi (Vaccinium varingiaefolium) yang terdapat disepanjang pantai.
Ekosistem hutan bakau yang terdapat yaitu jenis akar nafas.Hutan hujan
tropisnya terdapat beraneka ragam flora salah satu nya pohon Nyamplung
(Calophyllum inophyllum) yang merupakan makanan burung. Selain itu ada
jamur Ganoderma yang tumbuh di atas pohon yang telah mati yang berfungsi
sebgai obat berbagai macam penyakit. Terdapat sungai Cigenter yang
merupakan habitat dari ular sanca, buaya muara laut, banteng, dan beberapa
spesies burung. Keragaman fauna yang terdapat di pulau Peuncang diwakili
oleh rusa, babi hutan, elang laut, monyet ekor panjang, biayak dan burung
rangkong. Populasi terjaga dengan baik karna sedikitnya predator. Kondisi
pulau ini dataran rendah dan vegetasi primer yang luas.

Pada pulau Peuncang yang pernah terkena dampak Tsunami sehingga terjadi
suksesi sempurna berdampak hingga yang tersisa hanya pohon kiara (Ficus
annulata) atau pohon pencekik yang berumur sekita 1 abad lebih dan
berdiameter besar. TNUK terdapat padang penggembala seluas 9 ha tempat
berkumpul banteng Banteng (Bos javanicus) dengan populaso ± 500 ekor dan
merak hijau ( Pavo muticus ) . Dalam padang ini terdapat biji bijian dan pucuk
rumput yang merupakan pakan dari merak hijau. TNUK terdapat Kawasan laut
yang sangat indah yaitu karang Copong terletak di ujung utara pulau pecang.
Jenis ikan yang sering ditemukan ikan badut, ikan kupu- kupu, ikan kakatua,
ikan bidadari, dan ikan singa. Kondisi trumbu karang sangat masih terjaga dan
alami.
- Hewan Endemik
Pada TNUK ini terdapat hewan endemic yaitu badak bercula satu (Rhinoceros
sondaicus) yang dalam 2 dekade terakhir ini dapat berkembang biak dengan
alami di TNUK berkat hutan hujan dataran rendah, padang rumput dan hutan
mangrove yang terdapat di TNUK. Badak bercula satu hanya 50 – 60 ekor
paling terancam punah dan mamalia terlangka di bumi. Badak bertahan hidup
dengan cara menjatuhkan pohon buah muda nya dan memakannya dengan
menggunakan bibir atas nya yang dapat menggenggam. Badak jawa ini
menghabiskan sekitar 50 kg makanan perhari dan memerlukan garam dengan
meminum air laut.
- Kebutuhan
Mengoptimalkan perlindungan Taman Nasional Ujung Kulon merupakan
kebutuhan yang perlu dilakukan sehingga menjadi lebih optimal. Selain itu,
perlunya pengamanan untuk menghindari dari keserakahan manusia seperti
pemburuan hewan langka, merusak ekosistem, penebangan hutan secara liar dan
lainnya. Memperluas Kawasan makanan untuk Badak Jawa dan Banteng Jawa
juga dibutuhkan untuk menghindari memperebutkan kawasan makanan .
- Fungsi dan manfaat
Taman Nasional Ujung Kulon berfungsi dan memberikan manfaat untuk
penduduk sebagai lahan bertani dan bercocok tanam di daerah gunung Honje.
TNUK juga berfungsi pelestarian flora maupun fauna yang ada didalamnya,
sebagai tempat pelestarian in situ hewan badak bercula satu.
- Masalah dan ancaman
Penurunan populasi fauna merupakan salah satu masalah dan ancaman di TNUK
karena adanya pemburuan liar serta kompetisi lahan dan makanan antara
banteng dan badak. Selain itu susahnya badak jawa untuk berkembang biak juga
merupakan masalah yang ada di TNUK.

2. Taman Nasional Baluran


Taman Nasional Baluran dijuluki Arika Van Java yang terdapat di Situbondo, Jawa
Timur yang luas nya sekitar 25 ribu Ha. Kawasan pelestarian asli yang dikelola
oleh sistem zonasi yang digunakan untuk penelitian, budidaya, dan pariwisata.
Kawasan hutan kering memiliki hutan mangrove, hutan hijau, dan di dominasi
hamparan savana.
- Biodiversitas
Taman Nasional Baluran ini memiliki 444 jenis tumbuhan khas dan 26 jenis
mamalia. Satwa di sini hidup dengan alam bebas. Terdapat konservasi banteng
di baluran semi alami. Flora diantaranya merupakan tumbuhan asli yang khas
dan mampu beradaptasi dalam kondisi yang keringyang terdapat di Baluran
beberapa contoh Mimba (Azadirachta indica), Pilang (Acacia leucophloea) dan
lainnya . Selain itu fauna yang terdapat di Baluran yaitu Banteng (Bos javanicus
javanicus), Kerbau liar (Bubalus bubalis), Ajag (Cuon alpinus javanicus), dan
lain-lain.
- Hewan Endemik
Baluran memiliki hewan endemic yaitu banteng Baluran yang terancam punah
sebab hanya sekitar 60 ekor. Hutan savana yang mendominasi ini juga menjadi
rumah bagi beberapa mamalia besar seperti banteng, kerbau liar, rusa, kijang,
babi hutan, macan tutul, kucing batu, kucing bakau, dan ajag. Selain itu, terdapat
primata yang hidup di Taman Nasional Baluran yaitu kera ekor panjang dan
lutung.
- Kebutuhan
Pada Taman Nasional Baluran para Banteng Jawa di kawasan Taman Nasional
ini memerlukan bantuan manusia untuk mempertahankan jumah spesies yang
bisa dibilang hanya sedikit. Ulah manusia dan pemburuan hewan endemic yang
saat ini menjadi tanggung jawab kita semua untuk melestarikan
keanekaragaman hayati dan mengoptimalkan konservasi.
- Fungsi dan manfaat
Taman Nasional Baluran berfungsi untuk penelitian, budidaya, konservasi dan
pariwisata.
- Masalah dan ancaman
Masalah dan ancamnya yang ada di Taman Nasional ini yaitu terancamnya
populasi banteng sehingga dibuaynya konservasi semi alami. Taman Nasional
Baluran ini berubah sebab penyabaran tanaman asing asing invasif yang
mengganggu populasi banteng
3. Taman Nasional Gunung Leuser
Taman Nasional Gunung Leuser ini merupakan yang terbesar yaitu 2,6 juta Ha
yang berada di 4 kabupuaten di provinsi Sumatera Utara dan 13 kabupaten di
provinsi Aceh. Terdapat area konservasi dengan luas 1 jt Ha. Taman nasional ini
dilintasi belasan anak sungai.
- Biodiversitas
TNGL memiliki keanekaan ragam hayati terbesar dan terlengkap di Asia.
Kawasan terdapat 106 spesies mamalia, 382 spesies burung, 95 spesies reptile
dan amfibi. Taman Nasional Gunung Leuser ini berekosistem hutan pantai serta
hutan hujan tropis yang mencakup dataran rendah hingga pegunungan.
Florayang terdapat di TNGL yaitu Rafflesia Atjehensis, Kantong Semar, pohon
Payung Raksasa, Sepatu Anggrek dan lain – lain. Selain itu, TNGL sebagai
habitat dari gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus), harimau Sumatera
(Panthera tigris sumatrae), Orangutan Sumatera (Pongo abelii), dan lain- lain.
- Hewan Endemik
Taman Nasional Gunung Leuser memiliki hewan endemic yaitu Orang Utan.
Orang utan perlu dijaga populasinya karena dapat menyebarkan flora sehingga
dapat menjaga kelestarian ekosistem hutan dan menjaga keseimbangan hutan.
Selanjutnya Gajah Sumatera dengan kondisi yang mengkhawatirkan sehingga
diperlukan adanya pemantauan dan penjagaan. Selain orang utan dan gajah
Sumatera hewan endemic lainnnya yaitu Rangkong papan, Ajag, Beruang madu,
Harimau sumatera, dan Badak sumatera.
- Kebutuhan
Flora dan fauna yang ada membutuhkan keoptimalan dalam melestarikannya
sehingga dapat terjaga. Kesadaran manusia untuk keberlangsung hidup flora dan
fauna sangat dibutuhkan .
- Fungsi dan manfaat
Taman Nasional berfungsi bagi kehidupan masyarakat yang tinggal dikawasan
Taman Nasional ini karena dimanfaatkan sebagai tempat cadangan air,
pengendali iklim dan tempat penelitian.
- Masalah dan ancaman
Taman Nasional memiliki ancaman yaitu konflik antara manusia dan fauna
disebabkan akibat hilangnya habitat sehingga beberapa fauna turun kepumikan.
Selain itu, pembukaan lahan yang serakah juga mengancam populasi gajah
sumatera. Selain fauna ancaman yang terjadi yaitu penebangan liar yang tidak
bertanggung jawab dan tanpa izin.

B. Adakah kesamaan atau perbedaan issue yang berkembang di 3 Taman


Nasional tersebut.
Dalam pemamaparan informasi mengenai Taman Nasional Ujung Kulon, Taman
Nasional Baluran, dan Taman Nasional Gunung Leuser memiliki kesamaan yaitu
semakin berkurangnya populasi fauna endemik yang berada di Taman Nasional
tersebut. Faktor penyebabnya utama adanya keserakahan manusia yang
menyebabkan kelangkaan flora atau fauna yang ada di Taman Nasional tersebut.
Keserakahan manusia ini dapat merugikan ekosistem di Taman Nasional tersebut
seperti alih fungsi lahan, pemburuan hewan, penebangan secara liar, dan kegiatan
yang dilakukan dengan tidak memikirkan dampak nya. Tingkat kesadaran manusia
ini sangat kurang dalam melestarikan dan menjaga alam. Dengan demikian
diperlukan nya kesadaran untuk menjaga ekosistem dan keanekaragaman flora dan
fauna yang ada di Taman Nasional tersebut. Dalam Taman Nasional ini juga
terdapat perbedaan yaitu jenis hutan yang berada di Taman Nasional tersebut
didominasi oleh jenis hutan yang berbeda. Taman nasional ini juga memiliki cara
atau tipe pengelolahan berbeda dalam melakukan konservasi untuk menjaga Taman
Nasional tersebut

Anda mungkin juga menyukai