Anda di halaman 1dari 27

A.

Jenis Hewan dan Tumbuhan yang Mendekati Kepunahan Setiap makhluk hidup mempunyai ciri-ciri tubuh yang sangat menarik jika kita perhatikan, karena alat-alat tubuh baik luar atau organ tubuh bagian dalam disesuaikan dengan tempat hidupnya. Lingkungan yang ditempati makhluk hidup untuk melakukan kegiatan disebut habitat. Untuk dapat melangsungkan hidupnya, setiap makhluk hidup memerlukan habitat yang sesuai. Perubahan lingkungan dapat menyebabkan perubahan habitat sehingga tidak cocok/sesuai lagi dengan makhluk hidupnya. Perubahan lingkungan dapat terjadi secara alamiah. Misalnya gunung meletus, musim, pergantian siang dan malam, perubahan lingkungan, dan akibat perbuatan manusia, misalnya perburuan hewan, penebangan hutan, pembangunan jalan, dan bendungan. Karena perubahan lingkungan ini maka terjadi perubahan jumlah individu yang menempati suatu daerah tertentu. Maka sekarang dikenal adanya istilah hewan dan tumbuhan langka atau mendekati kepunahan. Hewan dan tumbuhan langka dan mendekati kepunahan biasanya dilindungi oleh pemerintah dalam suatu tempat perlindungan karena jumlahnya di alam bebas sedikit. 1. Hewan yang Mendekati Kepunahan a. Badak Bercula Badak merupakan hewan paling langka dan paling terancam punah. Badak termasuk hewan mamalia yang mengalami perkembangbiakan yang lama, dalam satu tahun hanya dapat melahirkan anak 1-2 individu. Perkembangbiakannya pun dapat berlangsung jika kondisi lingkungannya stabil. Badak bercula satu ditemukan di daerah Ujung Kulon, Bantensedangkan Badak bercula dua habitat aslinya di Taman Nasional Kerinci Seblat, Sumatera. Populasi Badak kian hari semakin menurun karena banyaknya pemburuan liar untuk mengambil culanya.

b. Cendrawasih Burung Cendrawasih terkenal karena keindahan bulunya yang berwarna-warni. Burung ini hidup menyendiri di lembah-lembah pegunungan hutan tropis dan biasa bersarang di atas kanopi pohon yang tinggi besar. Cendrawasih betina biasanya bertelur dua butir, mengerami dan membesarkan anaknya sendiri. Bulu burung betina dan anak-anaknya berwarna pucat dan mereka berkumpul dalam suatu kawanan agar tidak diganggu musuh. Burung cendrawasih merupakan ciri khas dari Papua. Dengan maraknya penangkapan, penebangan hutan, perkebunan sawit, dan pencarian kayu gaharu hutan di pegunungan dan pedalaman Papua menyebabkan perubahan lingkungan tempat hidup cendrawasih sehingga jumlahnya kian menurun dari tahun ketahun, selain itu penurunan populasi Cendrawasih dikarenakan sifat reproduksi hewan tersebut sangat lamban.

c. Komodo Komodo termasuk reptil yang bentuknya menyerupai biawak. Penyebaran hewan ini tidak luas hanya terdapat di Pulau Komodo, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Jumlah komodo di alam bebas semakin sedikit karena jumlah makanannya yang sedikit yaitu daging dan bangkai hewan ternak, oleh karena itu oleh Pemerintah menetapkan komodo sebagai hewan yang dilindungi.

d. Jalak Bali Jalak bali termasuk burung yang memiliki bulu yang indah, karena keindahannya burung ini banyak ditangkap oleh pemburu liar untuk dijual atau dipelihara sendiri. Sehingga sekarang jumlah burung ini di alam bebas semakin berkurang. Penurunan jumlah jalak bali disebabkan karena habitat tempat burung ini berlindung dan berkembang biak mulai menyempit seiring dengan semakin meningkatnya penebangan hutan.

2. Tumbuhan yang Mendekati Kepunahan a. Rafflesia Arnoldi Bunga Rafflesia hidup di Taman Nasional Bengkulu, mempunyai ukuran dengan diameter bunga yang hampir mencapai 1 meter. Bunga ini terkenal dengan sebutan bunga bangkai karena mengeluarkan bau busuk yang menyengat. Bau busuk yang dikeluarkan oleh bunga digunakan untuk menarik lalat yang hinggap dan membantu penyerbukan. Raflesia Arnoldi merupakan tumbuhan parasit yang memerlukan inang untuk hidupnya. Saat ini kondisi habitat Raflesia Arnoldi sangat memprihatinkan sehingga jumlahnya menurun drastis dari tahun ke tahun. Menyusutnya habitat bunga tersebut di antaranya disebabkan kegiatan manusia seperti pembukaan wilayah hutan baik untuk kegiatan pertambangan, pertanian, maupun permukiman.

b. Pohon Cendana Pohon cendana termasuk tumbuhan berkayu yang dapat menghasilkan bau harum pada batang dan akarnya. Karena keharumannya pohon ini menjadi sangat berharga. Kayu cendana dipakai sebagai bahan dasar parfum dan sabun. Sifat kayunya yang halus digunakan untuk membuat hiasan. Pohon cendana merupakan tumbuhan kebanggaan dan ciri khas Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Pohon cendana sekarang jumlahnya semakin berkurang sehingga digolongkan tumbuhan langka. Kebijaksanaan pemerintah yang menetapkan seluruh kayu cendana dimiliki pemerintah baik yang tumbuh alami atau di taman warga menyebabkan masyarakat tidak terdorong untuk melestarikannya. Namun sekarang masyarakat dipersilakan menanam sebanyakbanyaknya dan hasilnya sepenuhnya milik mereka.

B. Usaha yang Dilakukan untuk Mencegah Kepunahan Hewan dan Tumbuhan Agar tidak terjadi kepunahan maka pemerintah beserta instansi terkait melakukan usaha untuk mencegah terjadinya kepunahan dengan beberapa cara, antara lain: 1. Menetapkan suaka margasatwa sebagai tempat untuk melindungi hewan tertentu terutama yang sudah langka. 2. Membuat cagar alam sebagai tempat perlindungan dan pelestarian hewan, tumbuhan, tanah dan air. 3. Membuat hutan lindung sebagai tempat untuk melindungi air/daerah resapan air karena di hutan dengan tumbuhan yang menutupinya jika terjadi hujan maka air akan tertahan dan diserap tanah 4. Inseminasi Buatan adalah perkembangbiakan pada hewan dengan cara menyuntikkan sperma dari hewan jantan pada hewan betina. Inseminasi buatan ini biasa dilakukan pada hewan mamalia terutama yang hampir punah karena jumlahnya di alam bebas yang semakin sedikit. Tidak semua orang dapat melakukan inseminasi buatan, biasanya dilakukan oleh dokter hewan di suatu lembaga pelestarian, misalnya kebun binatang. 5. Kultur Jaringan Kultur jaringan adalah perkembangbiakan tumbuhan dengan cara memperbanyak sel tumbuh (jaringan) menjadi tumbuhan baru. Media tempat menumbuhkan sel tumbuh (jaringan) dikenal dengan media agaragar yang telah ditambahkan beberapa unsur hara yang diperlukan tumbuhan. 6. Berpartisipasi dalam pelestarian makhluk hidup Pelestarian makhluk hidup bukan tanggung jawab pemerintah saja namun kita sebagai manusia dan makhluk Tuhan harus ikut menjaga kelestarian makhluk hidup dan lingkungannya. Apa saja yang kita dapat lakukan untuk melestarikan lingkungan dan makhluk hidup? Kita mulai dari lingkungan terkecil, misalnya rumah dan tempat tinggal kita dengan cara tidak membuang sampah sembarangan. Pemeliharaan hewan tertentu oleh pribadi misalnya memelihara orang utan, burung yang termasuk langka sebaiknya tidak dilakukan melainkan kita serahkan kepada lembaga yang bertugas menjaga kelestarian lingkungan misalnya kebun binatang. Memperbanyak jenis hewan tertentu yang biasa kita gunakan sebagai sumber makanan misalnya dengan berternak ayam, sapi. Kesadaran manusia akan pentingnya keseimbangan alam diharapkan sekali dalam usaha pelestarian makhluk hidup. Pemburuan liar yang dilakukan untuk menangkap hewan harus dihindari dan didukung dengan cara tidak membeli hewan langka dan bagian bagian hewan tersebut. Dengan demikian usaha penjualan hewan langka menjadi terhenti. :=:

Macam/Jenis Perlindungan Flora Dan Fauna / Hewan Dan Tumbuhan - Metode Pelestarian Alam
Thu, 28/02/2008 - 7:26am godam64

Flora dan fauna adalah kekayaan alam yang dapat diperbaharui dan sangat berguna bagi kehidupan manusia serta makhluk hidup lainnya di bumi. Untuk melindungi binatang dan tanaman yang dirasa perlu dilindungi dari kerusakan maupun kepunahan, dapat dilakukan beberapa macam upaya manusia dengan Undang-Undang, yaitu seperti : 1. Suaka Margasatwa Suaka margasatwa adalah suatu perlindungan yang diberikan kepada hewan/binatang yang hampir punah. Contoh : harimau, komodo, tapir, orangutan, dan lain sebagainya. 2. Cagar Alam Pengertian/definisi cagar alam adalah suatu tempat yang dilindungi baik dari segi tanaman maupun binatang yang hidup di dalamnya yang nantinya dapat dipergunakan untuk berbagai keperluan di masa kini dan masa mendatang. Contoh : cagar alam ujung kulon, cagar alam way kambas, dsb. 3. Perlindungan Hutan Perlindungan hutan adalah suatu perlindungan yang diberikan kepada hutan agar tetap terjaga dari kerusakan. Contoh : hutan lindung, hutan wisata, hutan buru, dan lain sebagainya. 4. Taman Nasional Taman nasional adalah perlindungan yang diberikan kepada suatu daerah yang luas yang meliputi sarana dan prasarana pariwisata di dalamnya. Taman nasional lorentz, taman nasional komodo, taman nasional gunung leuser, dll. 5. Taman Laut Taman laut adalah suatu laut yang dilindungi oleh undang-undang sebagai teknik upaya untuk melindungi kelestariannya dengan bentuk cagar alam, suaka margasatwa, taman wisata, dsb. Contoh : Taman laut bunaken, taman laut taka bonerate, taman laut selat pantar, taman laut togean, dan banyak lagi contoh lainnya. 6. Kebun Binatang / Kebun Raya Kebun raya atau kebun binatang yaitu adalah suatu perlindungan lokasi yang dijadikan sebagai tempat obyek penelitian atau objek wisata yang memiliki koleksi flora dan atau fauna yang masih hidup.

Hutan hujan adalah salah satu ekosistem biologis yang paling beragam di dunia. Hutan hujan tropis mengandung dua pertiga dari organisme bumi, menurut teks "Keanekaragaman Hayati." Budidaya hutan-hutan dan bentuk-bentuk lain dari dampak manusia mengancam kelangsungan hidup dari banyak bentuk kehidupan. Kelangsungan hidup mereka tidak hanya penting bagi organisme itu sendiri, tetapi juga bagi kesehatan ekosistem dan kesejahteraan manusia.

1. Keanekaragaman Hayati
o

Merriam-Webster mendefinisikan keanekaragaman hayati sebagai "keanekaragaman hayati dalam lingkungan seperti yang ditunjukkan oleh jumlah spesies yang berbeda dari tumbuhan dan hewan." Melestarikan keanekaragaman hayati dari ekosistem berarti melindungi kehidupan organisme yang hidup di dalamnya. Hal ini penting, karena ekosistem yang sehat bergantung pada keseimbangan keanekaragaman hayati untuk mempertahankan masing-masing dari jutaan spesies makhluk hidup di bumi, termasuk manusia.

Alasan untuk Pelestarian


o

Menurut naturalis Edward O. Wilson, tiga keadaan membenarkan kebutuhan untuk melestarikan keanekaragaman hayati. Pertama, pertumbuhan populasi manusia yang semakin merusak lingkungan. Kedua, penemuan-penemuan ilmiah yang mengarah ke penggunaan baru untuk keanekaragaman hayati. Selain itu, penghancuran habitat alam yang menyebabkan kerugian permanen dari keanekaragaman hayati karena kepunahan.

Fungsi Ekosistem
o

Fungsi ekosistem karena jaringan luas antar-dependensi antara spesies. Ketika satu spesies punah, spesies lain yang bergantung pada spesies untuk makanan akan menderita kerugian. Sumber makanan yang bukan fungsi ekosistem hanya hilang melalui kepunahan organisme hidup. Dalam budidaya hutan untuk

digunakan manusia, organisme yang pernah digunakan mereka untuk penampungan beresiko punah.

Kebutuhan Produksi
o

Manusia menderita dari hilangnya keanekaragaman hayati juga. Produksi obatobatan dan produk-produk pertanian adalah dua cara di mana manusia manfaat bagi keanekaragaman hayati lingkungan. Ekosistem hutan hujan bertanggung jawab untuk banyak membeli obat-obatan manusia di apotek. Hewan dan tanaman domestikasi merupakan hasil dari peternakan hewan liar. Selama periode penyesuaian klimaks, hewan liar beradaptasi dengan perubahan kondisi dan dapat berkembang biak dengan hewan peliharaan untuk menghasilkan ternak disesuaikan. Tanpa keragaman organisme hidup, kedua manusia-sentris menggunakan untuk lingkungan yang tidak layak dan kesejahteraan manusia beresiko. "Lihat Referensi 1 halaman 526"

Kepunahan
o

Kepunahan organisme adalah kejadian alami dan telah terjadi sejak awal sejarah alam. Rata-rata, tingkat kepunahan sepanjang sejarah telah lebih rendah dari tingkat generasi spesies. Tingkat kepunahan telah lebih tinggi dari rata-rata lima kali selama sejarah alam, seperti ditunjukkan oleh catatan fosil. Tingkat kepunahan rata-rata diperkirakan sekitar .25 kepunahan per abad untuk burung dan 0,125 kepunahan per abad untuk mamalia. Dalam 400 tahun terakhir, tingkat kepunahan burung telah sekitar 128 kali tarif normal dan tingkat kepunahan mamalia sekitar 176 kali tingkat normal. "Lihat Referensi 1 halaman 523-524"

Read more: Pentingnya Hidup Organisme Pelestarian & Melestarikan | eHow.com http://www.ehow.com/about_6470780_importance-conserving-preserving-livingorganisms.html#ixzz1ZnVFuysj

Kemanusiaan & Pelestarian Hidup Ini merupakan kelanjutan dari pikiran saya singgung dari akhir saya "Ismael Catatan: Halaman 59" artikel.

Kesadaran adalah sesuatu yang mustahil untuk membuktikan ada dalam bentuk kehidupan lain selain dirimu sendiri. Anda menyadari kesadaran Anda sendiri, tapi itu mungkin untuk membuktikan bahwa setiap makhluk hidup lain tidak hanya bertindak sebagai mesin biokimia.

Hal ini tidak menjadi bingung dengan kesadaran diri, tetapi menyiratkan beberapa bentuk pengambilan keputusan dalam bentuk adaptasi dan pelestarian diri. Satu hal yang pasti: Anda tidak membuat kesadaran Anda sendiri, secara intrinsik menjadi bagian dari Anda sebanyak segala sesuatu yang lain, tetapi unik untuk Anda. Demi argumentasi spekulatif, mari kita asumsikan bahwa setiap makhluk hidup memiliki kesadaran. Dalam hal ini, kita perlu mendefinisikan kesadaran sebagai sesuatu yang semua makhluk hidup dapat bertemu, yang juga akan membuat mereka unik satu sama lain. Anda bisa mempersempit bawah sejauh dua hal: persepsi sensorik & lingkungan. Bahkan tingkat yang paling dasar persepsi sensori yang memungkinkan adaptasi terhadap lingkungan seseorang adalah dasar bagi evolusi, dan karena setiap makhluk yang menempati tempat yang berbeda di lingkungan pada setiap titik waktu tertentu, semua adaptasi dan reaksi akan berbeda, dan akan membentuk bentuk kehidupan yang unik, dengan kesadaran adaptif yang unik. Sekarang jika kita melihat gagasan bersel tunggal bentuk paling dasar kehidupan sebagai memiliki kesadaran, hal-hal tampaknya cukup sederhana, sampai kita mulai melihat gambar yang lebih besar dari bentuk kehidupan yang paling sering dirasakan di Bumi. Kebanyakan dari mereka adalah bentuk kehidupan multiseluler. Bentuk kehidupan multiselular terbentuk dari milyaran organisme bersel tunggal, dan seperti sebelumnya ditetapkan, masing-masing memiliki kesadaran sendiri mereka adaptif. Dalam kasus 'Diri', Manusia lebih khusus, ada beberapa hal yang kita dapat memperkirakan tentang kesadaran, karena itu adalah bagian dari bagaimana kita mengalami dunia. Kami memiliki kesadaran tunggal, tapi itu bukan pikiran sarang kolektif. Satu menganggap dirinya sebagai entitas tunggal, dan bukan sebagai kesadaran kolektif dari miliaran unit yang lebih kecil. Apakah atau tidak ini adalah produk sampingan dari mutualisme massa yang besar-besaran seluler semua bekerja dalam kohesi tunggal sebagai satu entitas, atau kesadaran entitas tunggal yang lebih besar adalah secara langsung mempengaruhi orang-orang entitas lainnya sangat sulit untuk menentukan. Meskipun tidak ada cara yang pasti untuk menentukan jawaban ini pasti, ada fenomena yang dapat memberikan wawasan tentang hubungan ini. Massa terbentuk dari kelompok-kelompok besar individu longgar termotivasi menuju satu tujuan. Hal yang menarik adalah bahwa meskipun ada sejumlah individu, jarang ada pemimpin sejati, seperti dalam kelompok yang terorganisasi. Sebaliknya, ada mentalitas gerombolan bahwa tidak ada individu anggota massa itu sendiri memegang atau kontrol. Jika Anda menghapus setiap individu dari para perusuh, mereka biasanya akan kembali ke interaksi individu mereka sendiri. Yang menarik adalah bahwa ini bukan sifat dari setiap jenis lain dari kelompok, bahkan pada skala besar. Semua kelompok lain, bahkan yang bekerja sama, berfungsi sebagai sebuah kolektif individu tanpa petunjuk tentang mentalitas menyeluruh yang akan pendekatan sesuatu yang menyerupai suatu kesadaran yang unik, seperti massa tidak. Meskipun mungkin ada interaksi antara individu dan kesadaran yang lebih besar, dua hal sudah jelas. Satu, kesadaran yang lebih besar adalah tidak secara langsung dimanipulasi oleh kesadaran individu yang itu terdiri dari. Dua, kesadaran individu tidak secara langsung dikontrol oleh kesadaran yang lebih besar, tetapi mereka beroperasi dalam berbagai parameter yang didefinisikan oleh itu.

Hal ini membantu untuk menentukan mekanisme bagaimana evolusi fitur khusus dapat dibentuk. Meskipun tidak secara khusus dirancang, jika evolusi semua hanya didasarkan pada kelangsungan hidup sifat acak yang dihasilkan, akan ada sejumlah jauh lebih besar dari adaptasi spesies gagal. Sebaliknya, evolusi tampaknya berlangsung ke arah yang, dasar dipahami, dan kemudian memperbaiki dirinya melalui adaptasi, dan keberhasilan reproduksi. Hal ini akan membantu untuk menentukan bagaimana spesifik, fitur pertahanan kecil, seperti ubur-ubur penyengat akan membentuk, dengan penampilan desain yang cermat, yang sebenarnya hanya arah sistematis halus. Hal ini juga dapat membantu untuk menjelaskan munculnya hubungan mutualis simbiotik dalam konvergensi & memiliki tujuan yang sama. Sekarang, untuk mengambil konsep ini selangkah lebih maju. Jika hubungan ini ada antara bentuk kehidupan tunggal dan multi seluler bersel, tidak akan terlalu jauh dari peregangan untuk menemukan bahwa itu juga ada antara multi-selular, dan bentuk kehidupan makroskopik multibersel. Dasarnya kolektif kehidupan di Bumi itu sendiri sebagai kesadaran tunggal dapat mengarahkan jenis bentuk kehidupan individu yang terdiri dari, dan apa yang dibutuhkan mereka mampu untuk bertahan hidup terus pada planet ini. Ini entitas Gaia-jenis tidak akan terdiri dari planet bumi, seperti yang hanyalah lingkungan yang ada. Ini hanya akan terdiri dari kehidupan, dalam segala bentuk gabungan dalam sebuah jaringan interkoneksi. Menjadi terdiri dari sejumlah besar bentuk kehidupan, dengan sejumlah organ sensorik yang kompleks dimana semua beradaptasi dengan lingkungan mereka dalam siklus evolusi akan berarti bahwa bentuk kehidupan makroskopik akan beradaptasi dan berkembang terus-menerus dalam siklus tunggal atas tingkat kalpa. Peristiwa-satunya yang akan datang dekat untuk membunuh bentuk kehidupan makroskopik akan peristiwa kepunahan massal. Jika kesadaran ini telah bertahan sepanjang semua, atau bahkan sejumlah terbaru kepunahan massal , maka adaptasi kehidupan yang sukses secara langsung akan berkorelasi dengan spesies dengan peluang terbesar hidup peristiwa tersebut, didasarkan pada kelangsungan hidup sukses masa lalu, karena banyak massa kepunahan tampaknya terjadi dalam siklus. Dasarnya untuk kelangsungan hidupnya itu akan perlu untuk menciptakan bentuk kehidupan yang mampu mencapai lingkungan baru, yang memerlukan eksodus planet. Untuk bentuk kehidupan, ini akan menyerupai sesuatu yang dekat dengan reproduksi aseksual mekanisme untuk memindahkan kehidupan dari lingkungan asal-usulnya ke lokasi, baru yang cocok untuk perkecambahan. Bentuk hidup akan perlu memiliki banyak fitur seperti itu dari organisme perintis . Para kodependensi built-in dari bentuk kehidupan, hampir menjamin setidaknya beberapa bentuk tanaman atau keanekaragaman hayati hewan akan diangkut dengan spesies inang, karena hidup berada dalam siklus tergantung pada bentuk-bentuk lain dari kehidupan untuk bertahan hidup. Agar suatu spesies untuk dapat berfungsi sebagai organisme perintis yang mampu melakukan proses reproduksi yang tepat untuk bentuk kehidupan makroskopik, mereka perlu satu sifat tertentu: kemampuan bertahan hidup bumi eksodus. Apakah atau tidak ini adalah mungkin menjadi berevolusi pada tingkat genetik tidak jelas, dan kemungkinan akan dihambat oleh spesialisasi ekstrim yang diperlukan untuk mencapai seperti prestasi evolusi. Hal ini secara langsung dipengaruhi oleh frekuensi kepunahan massal dan penghancuran selanjutnya spesies niche selama mereka. Tanpa bencana, kebutuhan untuk planet Eksodus kemungkinan tidak akan pernah berevolusi (karena tidak diperlukan). Kemungkinan lain adalah bahwa hal itu akan

memerlukan kondisi ekstrim di atas jumlah besar waktu yang akan mendorong eksodus ke luar angkasa, namun kondisi tersebut tidak kondusif untuk tingkat keanekaragaman hayati yang diperlukan untuk berkembang sifat-sifat ini. Pilihan akhir turun ke bumi selamat dari bencana alam eksodus sepotong bahan dikeluarkan untuk sesuatu seperti panspermia. Hal ini menghasilkan sesuatu yang lebih dekat dengan tanaman seperti reproduksi, dan tergantung pada mencapai lingkungan yang sesuai dan benar-benar me-restart hidup dari kondisi yang cocok yang ada. Untuk bentuk yang lebih maju dan dapat diandalkan untuk bertahan hidup, seperti diarahkan panspermia, sifat lain diperlukan. Ini sifat kedua adalah pemahaman tentang kemampuan untuk melestarikan unsur yang dibutuhkan untuk melanjutkan siklus hidup sendiri di luar dari siklus yang ada lingkungan bumi bio-ketergantungan. Ini akan memastikan bahwa siklus hidup minimal tidak hanya terjadi kemudian, tapi tidak begitu pada lokasi yang cocok. Juga, tergantung pada kelayakhunian lingkungan, adaptif terraforming akan memperkenalkan tingkat besar keanekaragaman hayati untuk mempertahankan hidup dalam lingkup yang lebih besar dari hal. Sementara konsep kesadaran Gaia-suka adalah tidak diperlukan untuk model ini, itu adalah cara yang paling jelas untuk menggambarkan ide tentang apa yang saya benar-benar percaya peran itu manusia merupakan inti dari kehidupan, dan mengapa kita berbeda. Untuk mencapai hal ini, kita perlu bangun dari pemanfaatan abadi kita yang destruktif dan budaya, dan menyadari inti sebenarnya dari potensi kita. Kita perlu mengakui bahwa apa kemampuan kita kontribusi terhadap kehidupan dapat memiliki potensi untuk menjadi pengembangan paling signifikan dalam pelestarian kehidupan dalam sejarah Bumi. Tidak ada yang mewujudkan konsep kemanusiaan masuk ke peran ini, dan membuat untuk semua kesalahan dan kekejaman masa pertumbuhan, dengan mengamankan masa depan kehidupan di luar dunia kita sendiri rentan lebih dari ini kutipan oleh Carl Sagan, yang jauh lebih yang tepat ketika mendengar diucapkan oleh dia , tapi karena aku tidak dapat menanamkan video dalam posting ini, saya akan menyertakan kutipan untuk menyelesaikan artikel ini, dan menciptakan sebuah embed video dalam pos lain.

Chronicle kolumnis CW Nevius telah memperingatkan San Fransiskan untuk "menjaga kenangan tapi melepaskan tempat lama." Kami bergidik membayangkan San Francisco di mana nasihatnya adalah diperhatikan. Kita tahu dari pengalaman internasional yang melindungi warisan kota yang dibangun mereka dan karakter yang unik memiliki keunggulan kompetitif dalam ekonomi global. Dalam menggesek terbarunya di San Francisco warisan ("Sulit untuk mempertahankan tabungan tua perpustakaan Pantai Utara," 9 September), Nevius menyajikan pilihan yang salah antara melestarikan suatu "gedung perpustakaan lama" dan menggantikannya dengan "negara-of-theseni "fasilitas, ratcheting up retorika anti-pelestarian dalam proses. Sementara Nevius berhak pendapatnya, preservationists beralih ke kriteria beasiswa dan obyektif untuk membimbing praktek kita. Perpustakaan ini adalah contoh tunggal pertengahan abad 20 desain perpustakaan umum Amerika di kota.

Penting untuk dicatat bahwa landmarking cabang Pantai Utara tidak menghalangi beradaptasi untuk memenuhi kebutuhan baru atau membangun sebuah perpustakaan baru. Jauh dari bangunan beku dalam waktu, penunjukan tengara akan memastikan bahwa dalam berusaha untuk mencapai tujuan masyarakat, pelestarian alternatif sepenuhnya dikembangkan dan dipertimbangkan, termasuk modifikasi untuk peningkatan akses dan penambahan untuk memberikan ruang ekstra. Departemen Perencanaan menemukan Pantai Utara cabang dan empat lainnya memenuhi syarat untuk status tengara pada tahun 2009, jauh sebelum Komisi Pelestarian bersejarah ditimbang masuk suara sendiri baru-baru ini komisi diberitahu oleh empat audiensi publik dan jam kesaksian publik. Meskipun beberapa mungkin tidak setuju dengan hasilnya, profesionalisme, ketekunan dan ketelitian ditunjukkan oleh komisi dalam mencapai keputusannya berada di luar sengketa. Nevius panggilan upaya pelestarian "asam dan kejam," tetapi ia tidak dapat menyangkal satu jelas kebenaran: San Fransisco memiliki diragukan lagi manfaat dari semangat dan visi orangorang yang berusaha untuk mendiskreditkan. Di San Fransisco, perlindungan pelestarian telah memungkinkan kota berkembang dan berkembang tanpa mengorbankan jiwanya. Sementara kita semua bisa nama tempat kami menyesal telah hilang, menyesali keputusan untuk melestarikan jarang memang.
Alam pada dasarnya mempunyai sifat yang beraneka ragam, namun serasi dan seimbang. Oleh karena itu, perlindungan dan pengawetan alam harus terus dilakukan untuk mempertahankan keserasian dan keseimbangan itu. Semua kekayaan bumi, baik biotik maupun abiotik, yang dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan manusia merupakan sumber daya alam. Tumbuhan, hewan, manusia, dan mikroba merupakan sumber daya alam hayati, sedangkan faktor abiotik lainnya merupakan sumber daya alam nonhayati. Pemanfaatan sumber daya alam harus diikuti oleh pemeliharaan dan pelestarian karena sumber daya alam bersifat terbatas. Sumber daya alam ialah semua kekayaan bumi, baik biotik maupun abiotik yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia dan kesejahteraan manusia, misalnya: tumbuhan, hewan, udara, air, tanah, bahan tambang, angin, cahaya matahari, dan mikroba (jasad renik). Menurut urutan kepentingan, kebutuhan hidup manusia, dibagi menjadi dua sebagai berikut. 1. Kebutuhan Dasar. Kebutuhan ini bersifat mutlak diperlukan untuk hidup sehat dan aman. Yang termasuk kebutuhan ini adalah sandang, pangan, papan, dan udara bersih. 2. Kebutuhan sekunder. Kebutuhan ini merupakan segala sesuatu yang diperlukan untuk lebih menikmati hidup, yaitu rekreasi, transportasi, pendidikan, dan hiburan.

Mutu lingkungan Pandangan orang dalam memenuhi kebutuhan hidupnya memang berbeda-beda karena antara lain dipengaruhi oleh faktor ekonomi, pertimbangan kebutuhan, sosial budaya, dan waktu. Semakin meningkat pemenuhan kebutuhan untuk kelangsungan hidup, maka semakin baik pula mutu hidup. Derajat pemenuhan kebutuhan dasar manusia dalam kondisi lingkungan disebut mutu lingkungan. Daya dukung lingkungan Ketersediaan sumber daya alam untuk memenuhi kebutuhan dasar, dan tersedianya cukup ruang untuk hidup pada tingkat kestabilan sosial tertentu disebut daya dukung lingkungan. Singkatnya, daya dukung lingkungan ialah kemampuan lingkungan untuk mendukung perikehidupan semua makhluk hidup. Di bumi ini, penyebaran sumber daya alam tidak merata letaknya. Ada bagianbagian bumi yang sangat kaya akan mineral, ada pula yang tidak. Ada yang baik untuk pertanian ada pula yang tidak. Oleh karena itu, agar pemanfaatannya dapat berkesinambungan, maka tindakan eksploitasi sumber daya alam harus disertai dengan tindakan perlindungan. Pemeliharaan dan pengembangan lingkungan hidup harus dilakukan dengan cara yang rasional antara lain sebagai berikut : 1. Memanfaatkan sumber daya alam yang dapat diperbaharui dengan hati-hati dan efisien, misalnya: air, tanah, dan udara. 2. Menggunakan bahan pengganti, misalnya hasil metalurgi (campuran). 3. Mengembangkan metoda menambang dan memproses yang efisien, serta pendaurulangan (recycling). 4. Melaksanakan etika lingkungan berdasarkan falsafah hidup secara damai dengan alam. 1. Macam-macam sumber Daya Alam Sumber daya alam dapat dibedakan berdasarkan sifat, potensi, dan jenisnya. a. Berdasarkan sifat Menurut sifatnya, sumber daya alam dapat dibagi 3, yaitu sebagai berikut : 1. Sumber daya alam yang terbarukan (renewable), misalnya: hewan, tumbuhan, mikroba, air, dan tanah. Disebut ter barukan karena dapat melakukan reproduksi dan memiliki daya regenerasi (pulih kembali). 2. Sumber daya alam yang tidak terbarukan (nonrenewable), misalnya: minyak tanah, gas bumf, batu tiara, dan bahan tambang lainnya. 3. Sumber daya alam yang tidak habis, misalnya, udara, matahari, energi pasang surut, dan energi laut. b. Berdasarkan potensi Menurut potensi penggunaannya, sumber daya alam dibagi beberapa macam, antara lain sebagai berikut. 1. Sumber daya alam materi; merupakan sumber daya alam yang dimanfaatkan dalam bentuk fisiknya. Misalnya, batu, besi, emas, kayu, serat kapas, rosela, dan sebagainya. 2. Sumber daya alam energi; merupakan sumber daya alam yang dimanfaatkan energinya. Misalnya batu bara, minyak bumi, gas bumi, air terjun, sinar matahari, energi pasang surut laut, kincir angin, dan lain-lain. 3. Sumber daya alam ruang; merupakan sumber daya alam yang berupa

ruang atau tempat hidup, misalnya area tanah (daratan) dan angkasa. c. Berdasarkan jenis Menurut jenisnya, sumber daya alam dibagi dua sebagai berikut : 1. Sumber daya alam nonhayati (abiotik); disebut juga sumber daya alam fisik, yaitu sumber daya alam yang berupa benda-benda mati. Misalnya : bahan tambang, tanah, air, dan kincir angin. 2. Sumber daya alam hayati (biotik); merupakan sumber daya alam yang berupa makhluk hidup. Misalnya: hewan, tumbuhan, mikroba, dan manusia. Uraian di sini hanya akan ditekankan pada sumber daya alam hayati, termasuk di dalamnya sumber daya manusia (SDM). 2. Sumber Daya Tumbuhan Berbicara tentang sumber daya alam tumbuhan kita tidak dapat menyebutkan jenis tumbuhannya, melainkan kegunaannya. Misalnya berguna untuk pangan, sandang, pagan, dan rekreasi. Akan tetapi untuk bunga-bunga tertentu, seperti melati, anggrek bulan, dan Rafflesia arnoldi merupakan pengecualian karena ketiga tanaman bunga tersebut sejak tanggal 9 Januari 1993 telah ditetapkan dalam Keppres No. 4 tahun 1993 sebagai bunga nasional dengan masing-masing gelar sebagai berikut. 1. Melati sebagai bunga bangsa. 2. Anggrek bulan sebagai bunga pesona. 3. Raffiesia arnoldi sebagai bunga langka. Tumbuhan memiliki kemampuan untuk menghasilkan oksigen dan tepung melalui proses fotosintesis. Oleh karena itu, tumbuhan merupakan produsen atau penyusun dasar rantai makanan. Eksploitasi tumbuhan yang berlebihan dapat mengakibatkan kerusakan dan kepunahan, dan hal ini akan berkaitan dengan rusaknya rantai makanan. Kerusakan yang terjadi karena punahnya salah satu faktor dari rantai makanan akan berakibat punahnya konsumen tingkat di atasnya. Jika suatu spesies organisme punah, maka spesies itu tidak pernah akan muncul lagi. Dipandang dari segi ilmu pengetahuan, hal itu merupakan suatu ke rugian besar. Selain telah adanya sumber daya tumbuhan yang punah, beberapa jenis tumbuhan langka terancam pula oleh kepunahan, misalnya Rafflesia arnoldi (di Indonesia) dan pohon raksasa kayu merah (Giant Redwood di Amerika). Dalam mengeksploitasi sumber daya tumbuhan, khususnya hutan, perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut. a. Tidak melakukan penebangan pohon di hutan dengan semena-mena (tebang habis). b. Penebangan kayu di hutan dilaksanakan dengan terencana dengan sistem tebang pilih (penebangan selektif). Artinya, pohon yang ditebang adalah pohon yang sudah tua dengan ukuran tertentu yang telah ditentukan. c. Cara penebangannya pun harus dilaksanakan sedemikian rupa sehingga tidak merusak pohon-pohon muda di sekitarnya. d. Melakukan reboisasi (reforestasi), yaitu menghutankan kembali hutan

yang sudah terlanjur rusak. e. Melaksanakan aforestasi, yaitu menghutankan daerah yang bukan hutan untuk mengganti daerah hutan yang digunakan untuk keperluan lain. f. Mencegah kebakaran hutan. Kerusakan hutan yang paling besar dan sangat merugikan adalah kebakaran hutan. Diperlukan waktu yang lama untuk mengembalikannya menjadi hutan kembali. Hal-hal yang sering menjadi penyebab kebakaran hutan antara lain sebagai berikut : a. Musim kemarau yang sangat panjang. b. Meninggalkan bekas api unggun yang membara di hutan. c. Pembuatan arang di hutan. d. Membuang puntung rokok sembarangan di hutan. Untuk mengatasi kebakaran hutan diperlukan hal-hal berikut ini. a. Menara pengamat yang tinggi dan alat telekomunikasi. b. Patroli hutan untuk mengantisipasi kemungkinan kebakaran. c. Sistem transportasi mobil pemadam kebakaran yang siap digunakan. Pemadaman kebakaran hutan dapat dilakukan dengan dua cara seperti berikut ini : a. Secara langsung dilakukan pada api kecil dengan penyemprotan air. b. Secara tidak langsung pada api yang telah terlanjur besar, yaitu melokalisasi api dengan membakar daerah sekitar kebakaran, dan mengarahkan api ke pusat pembakaran. Biasanya dimulai dari daerah yang menghambat jalannya api, seperti: sungai, danau, jalan, dan puncak bukit. Pengelolaan hutan seperti di atas sangat penting demi pengawetan maupun pelestariannya karena banyaknya fungsi hutan seperti berikut ini : 1. Mencegah erosi; dengan adanya hutan, air hujan tidak langsung jatuh ke permukaan tanah, dan dapat diserap oleh akar tanaman. 2. Sumber ekonomi; melalui penyediaan kayu, getah, bunga, hewan, dan sebagainya. 3. Sumber plasma nutfah; keanekaragaman hewan dan tumbuhan di hutan memungkinkan diperolehnya keanekaragaman gen. 4. Menjaga keseimbangan air di musim hujan dan musim kemarau. Dengan terbentuknya humus di hutan, tanah menjadi gembur. Tanah yang gembur mampu menahan air hujan sehingga meresap ke dalam tanah, resapan air akan ditahan oleh akar-akar pohon. Dengan demikian, di musim hujan air tidak berlebihan, sedangkan di musim kemarau, danau, sungai, sumur dan sebagainya tidak kekurangan air. 3. Sumber Daya Hewan Seperti pada ketiga macam bunga nasional, sejak tanggal 9-1-1995, ditetapkan pula tiga satwa nasional sebagai berikut : 1. Komodo (Varanus komodoensis) sebagai satwa nasional darat. 2. Ikan Solera merah sebagai satwa nasional air. 3. Elang jawa sebagai satwa nasional udara. Selain ketiga satwa nasional di atas, masih banyak satwa Indonesia yang langka dan hampir punah. Misalnya Cendrawasih, Maleo, dan badak bercula satu.

Untuk mencegah kepunahan satwa langka, diusahakan pelestarian secara in situ dan ex situ. Pelestarian in situ adalah pelestarian yang dilakukan di habitat asalnya, sedangkan pelestarian ex situ adalah pelestarian satwa langka dengan memindahkan satwa langka dari habitatnya ke tempat lain. Sumber daya alam hewan dapat berupa hewan liar maupun hewan yang sudah dibudidayakan. Termasuk sumber daya alam satwa liar adalah penghuni hutan, penghuni padang rumput, penghuni padang ilalang, penghuni steppa, dan penghuni savana. Misalnya badak, harimau, gajah, kera, ular, babi hutan, bermacam-macam burung, serangga, dan lainnya. Termasuk sumber daya alam hewan piaraan antara lain adalah lembu, kuda, domba, kelinci, anjing, kucing, bermacam- macam unggas, ikan hias, ikan lele dumbo, ikan lele lokal, kerang, dan siput. Terhadap hewan peliharaan itulah sifat terbarukan dikembangkan dengan baik. Selain memungut hasil dari peternakan dan perikanan, manusia jugs melakukan persilangan untuk mencari bibit unggul guns menambah keanekaragaman ternak. Dipandang dari peranannya, hewan dapat digolongkan sebagai berikut : a. Sumber pangan, antara lain sapi, kerbau, ayam, itik, lele, dan mujaer. b. Sumber sandang, antara lain bulu domba dan ulat sutera. c. Sumber obat-obatan, antara lain ular kobra dan lebah madu. d. Piaraan, antara lain kucing, burung, dan ikan hiss. Untuk menjaga kelestarian satwa Langka, maka penangkapan hewan-hewan dan juga perburuan haruslah mentaati peraturan tertentu seperti berikut ini : 1. Para pemburu harus mempunyai lisensi (surat izin berburu). 2. Senjata untuk berburu harus tertentu macamnya. 3. Membayar pajak dan mematuhi undang-undang perburuan. 4. Harus menyerahkan sebagian tubuh yang diburunya kepada petugas sebagai tropy, misalnya tanduknya. 5. Tidak boleh berburu hewan-hewan langka. 6. Ada hewan yang boleh ditangkap hanya pada bulan-bulan tertentu saja. Misalnya, ikan salmon pada musim berbiak di sungai tidak boleh ditangkap, atau kura-kura pads musim akan bertelur. 7. Harus melakukan konvensi dengan baik. Konuensi ialah aturan-aturan yang tidak tertulis tetapi harus sudah diketahui oleh si pemburu dengan sendirinya. Misalnya, tidak boleh menembak hewan buruan yang sedang bunting, dan tidak boleh membiarkan hewan buas buruannya lepas dalam keadaan terluka. Akan tetapi, seringkali peraturan-peraturan tersebut tidak ditaati bahkan ada yang diamdiam memburu satwa langka untuk dijadikan bahan komoditi yang berharga. Satwa yang sering diburu untuk diambil kulitnya antara lain macan, beruang, dan ular, sedangkan gajah diambil gadingnya. Sumber Daya Mikroba Di samping sumber daya alam hewan dan tumbuhan terdapat sumber daya alam hayati yang bersifat mikroskopis, yaitu mikroba. Selain berperan sebagai dekomposer (pengurai) di dalam ekosistem, mikroba sangat penting artinya dalam beberapa hal seperti berikut ini :

a. sebagai bahan pangan atau mengubah bahan pangan menjadi bentuk lain, seperti tape, sake, tempe, dan oncom b. penghasil obat-obatan (antibiotik), misalnya, penisilin c. membantu penyelesaian masalah pencemaran, misalnya pembuatan biogas dan daur ulang sampah d. membantu membasmi hama tanaman, misalnya Bacillus thuringiensis e. untuk rekayasa genetika, misalnya, pencangkokan gen virus dengan gen sel hewan untuk menghasilkan interferon yang dapat melawan penyakit karena virus. Rekayasa genetika dimulai Tahun 1970 oleh Dr. Paul Berg. Rekayasa genetika adalah penganekaragaman genetik dengan memanfaatkan fungsi materi genetik dari suatu organisme. Cara-cara rekayasa genetika tersebut antara lain: kultur jaringan, mutasi buatan, persilangan, dan pencangkokan gen. Rekayasa genetika dapat dimanfaatkan untuk tujuan berikut ini : 1. mendapatkan produk pertanian baru, seperti "pomato", merupakan persilangan dari potato (kentang) dan tomato (tomat) 2. mendapatkan temak yang berkadar protein lebih tinggi 3. mendapatkan temak atau tanaman yang tahan hama 4. mendapatkan tanaman yang mampu menghasilkan insektisida sendiri. Akhir-akhir ini tampak bahwa penggunaan sumber daya alam cenderung naik terus, karena: a. pertambahan penduduk yang cepat b. perkembangan peradaban manusia yang didukung oleh kemajuan sains dan teknologi. Oleh karena itu, agar sumber daya alam dapat bermanfaat dalam waktu yang panjang maka hal-hal berikut sangat perlu dilaksanakan. 1. Sumber daya alam harus dikelola untuk mendapatkan manfaat yang maksimal, tetapi pengelolaan sumber daya alam harus diusahakan agar produktivitasnya tetap berkelanjutan. 2. Eksploitasinya harus di bawah batas daya regenerasi atau asimilasi sumber daya alam. 3. Diperlukan kebijaksanaan dalam pemanfaatan sumber daya alam yang ada agar dapat lestari dan berkelanjutan dengan menanamkan pengertian sikap serasi dengan lingkungannya. 4. Di dalam pengelolaan sumber daya alam hayati perlu adanya pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut : a. Teknologi yang dipakai tidak sampai merusak kemampuan sumber daya untuk pembaruannya. b. Sebagian hasil panen harus digunakan untuk menjamin pertumbuhan sumber daya alam hayati. c. Dampak negatif pengelolaannya harus ikut dikelola, misalnya dengan daur ulang.

d. Pengelolaannya harus secara serentak disertai proses pembaruannya. 5. Sumber Daya Manusia Manusia dibedakan dari sumber daya alam hayati lainnya karena manusia memiliki kebudayaan, akal, dan budi yang tidak dimiliki oleh tumbuhan maupun hewan. Meskipun paling tinggi derajatnya, namun dalam ekosistem, manusia juga berinteraksi dengan lingkungannya, mempengaruhi dan dipengaruhi lingkungannya sehingga termasuk dalam salah satu faktor saling ketergantungan. Berbeda dengan sumber daya hayati lainnya, penggunaan sumber daya manusia dibagi dua, yaitu sebagai berikut : a. Manusia sebagai sumber daya fisik Dengan energi yang tersimpan dalam ototnya manusia dapat bekerja dalam berbagai bidang, antara lain: bidang perindustrian, transportasi, perkebunan, perikanan, perhutanan, dan peternakan. b. Manusia sebagai sumber daya mental Kemampuan berpikir manusia merupakan suatu sumber daya alam yang sangat penting, karena berfikir merupakan landasan utama bagi Manusia sebagai makhluk hidup berbudaya, mampu mengolah sumber daya alam untuk kepentingan hidupnya dan mampu mengubah keadaan sumber daya alam berkat kemajuan ilmu dan teknologinya. Dengan akal dan budinya, manusia menggunakan sumber daya alam dengan penuh kebijaksanaan. Oleh karena itu, manusia tidak dilihat hanya sebagai sumber energi, tapi yang terutama ialah sebagai sumber daya cipta (sumber daya mental) yang sangat penting bagi perkembangan kebudayaan manusia.

kebudayaan.

Linkungan Hidup, Kerusakan Lingkungan, Pengertian, Kerusakan Lingkungan Dan Pelestarian


09 Mei 2009

PENGERTIAN LINGKUNGAN Kehidupan manusia tidak bisa dipisahkan dari lingkungannya. Baik lingkungan alam maupun lingkungan sosial. Kita bernapas memerlukan udara dari lingkungan sekitar. Kita makan, minum, menjaga kesehatan, semuanya memerlukan lingkungan. Pengertian lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia yang memengaruhi perkembangan kehidupan manusia baik langsung maupun tidak langsung. Lingkungan bisa dibedakan menjadi lingkungan biotik dan abiotik. Jika kalian berada di sekolah, lingkungan biotiknya berupa teman-teman sekolah, bapak ibu guru serta karyawan, dan semua orang yang ada di sekolah, juga berbagai jenis tumbuhan yang ada di kebun sekolah serta hewan-hewan yang ada di sekitarnya. Adapun lingkungan abiotik berupa udara, meja kursi, papan tulis, gedung sekolah, dan berbagai macam benda mati yang ada di sekitar.

Seringkali lingkungan yang terdiri dari sesama manusia disebut juga sebagai lingkungan sosial. Lingkungan sosial inilah yang membentuk sistem pergaulan yang besar peranannya dalam membentuk kepribadian seseorang.

LINGKUNGAN HIDUP Secara khusus, kita sering menggunakan istilah lingkungan hidup untuk menyebutkan segala sesuatu yang berpengaruh terhadap kelangsungan hidup segenap makhluk hidup di bumi. Adapun berdasarkan UU No. 23 Tahun 1997, lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda dan kesatuan makhluk hidup termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya yang melangsungkan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya. Unsur-unsur lingkungan hidup dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu: 1. Unsur Hayati (Biotik) Unsur hayati (biotik), yaitu unsur lingkungan hidup yang terdiri dari makhluk hidup, seperti manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, dan jasad renik. Jika kalian berada di kebun sekolah, maka lingkungan hayatinya didominasi oleh tumbuhan. Tetapi jika berada di dalam kelas, maka lingkungan hayati yang dominan adalah teman-teman atau sesama manusia. 2. Unsur Sosial Budaya Unsur sosial budaya, yaitu lingkungan sosial dan budaya yang dibuat manusia yang merupakan sistem nilai, gagasan, dan keyakinan dalam perilaku sebagai makhluk sosial. Kehidupan masyarakat dapat mencapai keteraturan berkat adanya sistem nilai dan norma yang diakui dan ditaati oleh segenap anggota masyarakat. 3. Unsur Fisik (Abiotik) Unsur fisik (abiotik), yaitu unsur lingkungan hidup yang terdiri dari benda-benda tidak hidup, seperti tanah, air, udara, iklim, dan lain-lain. Keberadaan lingkungan fisik sangat besar peranannya bagi kelangsungan hidup segenap kehidupan di bumi. Bayangkan, apa yang terjadi jika air tak ada lagi di muka bumi atau udara yang dipenuhi asap? Tentu saja kehidupan di muka bumi tidak akan berlangsung secara wajar. Akan terjadi bencana kekeringan, banyak hewan dan tumbuhan mati, perubahan musim yang tidak teratur, munculnya berbagai penyakit, dan lainlain.

KERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP

Berdasarkan faktor penyebabnya, bentuk kerusakan lingkungan hidup dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu: 1. Bentuk Kerusakan Lingkungan Hidup Akibat Peristiwa Alam Berbagai bentuk bencana alam yang akhir-akhir ini banyak melanda Indonesia telah menimbulkan dampak rusaknya lingkungan hidup. Dahsyatnya gelombang tsunami yang memporak-porandakan bumi Serambi Mekah dan Nias, serta gempa 5 skala Ritcher yang meratakan kawasan DIY dan sekitarnya, merupakan contoh fenomena alam yang dalam sekejap mampu merubah bentuk muka bumi. Peristiwa alam lainnya yang berdampak pada kerusakan lingkungan hidup antara lain: a. Letusan gunung berapi Letusan gunung berapi terjadi karena aktivitas magma di perut bumi yang menimbulkan tekanan kuat keluar melalui puncak gunung berapi. Bahaya yang ditimbulkan oleh letusan gunung berapi antara lain berupa: 1) Hujan abu vulkanik, menyebabkan gangguan pernafasan. 2) Lava panas, merusak, dan mematikan apa pun yang dilalui. 3) Awan panas, dapat mematikan makhluk hidup yang dilalui. 4) Gas yang mengandung racun. 5) Material padat (batuan, kerikil, pasir), dapat menimpa perumahan, dan lain-lain. b. Gempa bumi Gempa bumi adalah getaran kulit bumi yang bisa disebabkan karena beberapa hal, di antaranya kegiatan magma (aktivitas gunung berapi), terjadinya tanah turun, maupun karena gerakan lempeng di dasar samudra. Manusia dapat mengukur berapa intensitas gempa, namun manusia sama sekali tidak dapat memprediksikan kapan terjadinya gempa. Oleh karena itu, bahaya yang ditimbulkan oleh gempa lebih dahsyat dibandingkan dengan letusan gunung berapi. Pada saat gempa berlangsung terjadi beberapa peristiwa sebagai akibat langsung maupun tidak langsung, di antaranya: 1) Berbagai bangunan roboh. 2) Tanah di permukaan bumi merekah, jalan menjadi putus.

3) Tanah longsor akibat guncangan. 4) Terjadi banjir, akibat rusaknya tanggul. 5) Gempa yang terjadi di dasar laut dapat menyebabkan tsunami (gelombang pasang). c. Angin topan Angin topan terjadi akibat aliran udara dari kawasan yang bertekanan tinggi menuju ke kawasan bertekanan rendah. Perbedaan tekanan udara ini terjadi karena perbedaan suhu udara yang mencolok. Serangan angin topan bagi negara-negara di kawasan Samudra Pasifik dan Atlantik merupakan hal yang biasa terjadi. Bagi wilayah-wilayah di kawasan California, Texas, sampai di kawasan Asia seperti Korea dan Taiwan, bahaya angin topan merupakan bencana musiman. Tetapi bagi Indonesia baru dirasakan di pertengahan tahun 2007. Hal ini menunjukkan bahwa telah terjadi perubahan iklim di Indonesia yang tak lain disebabkan oleh adanya gejala pemanasan global. Bahaya angin topan bisa diprediksi melalui foto satelit yang menggambarkan keadaan atmosfer bumi, termasuk gambar terbentuknya angin topan, arah, dan kecepatannya. Serangan angin topan (puting beliung) dapat menimbulkan kerusakan lingkungan hidup dalam bentuk: 1) Merobohkan bangunan. 2) Rusaknya areal pertanian dan perkebunan. 3) Membahayakan penerbangan. 4) Menimbulkan ombak besar yang dapat menenggelamkan kapal. 2. Kerusakan Lingkungan Hidup karena Faktor Manusia Manusia sebagai penguasa lingkungan hidup di bumi berperan besar dalam menentukan kelestarian lingkungan hidup. Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang berakal budi mampu merubah wajah dunia dari pola kehidupan sederhana sampai ke bentuk kehidupan modern seperti sekarang ini. Namun sayang, seringkali apa yang dilakukan manusia tidak diimbangi dengan pemikiran akan masa depan kehidupan generasi berikutnya. Banyak kemajuan yang diraih oleh manusia membawa dampak buruk terhadap kelangsungan lingkungan hidup. Beberapa bentuk kerusakan lingkungan hidup karena faktor manusia, antara lain: a. Terjadinya pencemaran (pencemaran udara, air, tanah, dan suara) sebagai dampak adanya kawasan industri. b. Terjadinya banjir, sebagai dampak buruknya drainase atau sistem pembuangan air dan kesalahan dalam menjaga daerah aliran sungai dan dampak pengrusakan hutan.

c. Terjadinya tanah longsor, sebagai dampak langsung dari rusaknya hutan. Beberapa ulah manusia yang baik secara langsung maupun tidak langsung membawa dampak pada kerusakan lingkungan hidup antara lain: a. Penebangan hutan secara liar (penggundulan hutan). b. Perburuan liar. c. Merusak hutan bakau. d. Penimbunan rawa-rawa untuk pemukiman. e. Pembuangan sampah di sembarang tempat. f. Bangunan liar di daerah aliran sungai (DAS). g. Pemanfaatan sumber daya alam secara berlebihan di luar batas.

UPAYA PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DALAM PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN Melestarikan lingkungan hidup merupakan kebutuhan yang tidak bisa ditunda lagi dan bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah atau pemimpin negara saja, melainkan tanggung jawab setiap insan di bumi, dari balita sampai manula. Setiap orang harus melakukan usaha untuk menyelamatkan lingkungan hidup di sekitar kita sesuai dengan kapasitasnya masingmasing. Sekecil apa pun usaha yang kita lakukan sangat besar manfaatnya bagi terwujudnya bumi yang layak huni bagi generasi anak cucu kita kelak. Upaya pemerintah untuk mewujudkan kehidupan adil dan makmur bagi rakyatnya tanpa harus menimbulkan kerusakan lingkungan ditindaklanjuti dengan menyusun program pembangunan berkelanjutan yang sering disebut sebagai pembangunan berwawasan lingkungan. Pembangunan berwawasan lingkungan adalah usaha meningkatkan kualitas manusia secara bertahap dengan memerhatikan faktor lingkungan. Pembangunan berwawasan lingkungan dikenal dengan nama Pembangunan Berkelanjutan. Konsep pembangunan berkelanjutan merupakan kesepakatan hasil KTT Bumi di Rio de Jeniro tahun 1992. Di dalamnya terkandung 2 gagasan penting, yaitu: a. Gagasan kebutuhan, khususnya kebutuhan pokok manusia untuk menopang hidup. b. Gagasan keterbatasan, yaitu keterbatasan kemampuan lingkungan untuk memenuhi kebutuhan baik masa sekarang maupun masa yang akan datang.

Adapun ciri-ciri Pembangunan Berwawasan Lingkungan adalah sebagai berikut: a. Menjamin pemerataan dan keadilan. b. Menghargai keanekaragaman hayati. c. Menggunakan pendekatan integratif. d. Menggunakan pandangan jangka panjang. Pada masa reformasi sekarang ini, pembangunan nasional dilaksanakan tidak lagi berdasarkan GBHN dan Propenas, tetapi berdasarkan UU No. 25 Tahun 2000, tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN). Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional mempunyai tujuan di antaranya: a. Menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan, dan berkelanjutan. b. Mengoptimalkan partisipasi masyarakat. c. Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan. 1. Upaya yang Dilakukan Pemerintah Pemerintah sebagai penanggung jawab terhadap kesejahteraan rakyatnya memiliki tanggung jawab besar dalam upaya memikirkan dan mewujudkan terbentuknya pelestarian lingkungan hidup. Hal-hal yang dilakukan pemerintah antara lain: a. Mengeluarkan UU Pokok Agraria No. 5 Tahun 1960 yang mengatur tentang Tata Guna Tanah. b. Menerbitkan UU No. 4 Tahun 1982, tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup. c. Memberlakukan Peraturan Pemerintah RI No. 24 Tahun 1986, tentang AMDAL (Analisa Mengenai Dampak Lingkungan). d. Pada tahun 1991, pemerintah membentuk Badan Pengendalian Lingkungan, dengan tujuan pokoknya: 1) Menanggulangi kasus pencemaran. 2) Mengawasi bahan berbahaya dan beracun (B3). 3) Melakukan penilaian analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL).

e. Pemerintah mencanangkan gerakan menanam sejuta pohon. 2. Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup oleh Masyarakat Bersama Pemerintah Sebagai warga negara yang baik, masyarakat harus memiliki kepedulian yang tinggi terhadap kelestarian lingkungan hidup di sekitarnya sesuai dengan kemampuan masing-masing. Beberapa upaya yang dapat dilakuklan masyarakat berkaitan dengan pelestarian lingkungan hidup antara lain: a. Pelestarian tanah (tanah datar, lahan miring/perbukitan) Terjadinya bencana tanah longsor dan banjir menunjukkan peristiwa yang berkaitan dengan masalah tanah. Banjir telah menyebabkan pengikisan lapisan tanah oleh aliran air yang disebut erosi yang berdampak pada hilangnya kesuburan tanah serta terkikisnya lapisan tanah dari permukaan bumi. Tanah longsor disebabkan karena tak ada lagi unsur yang menahan lapisan tanah pada tempatnya sehingga menimbulkan kerusakan. Jika hal tersebut dibiarkan terus berlangsung, maka bukan mustahil jika lingkungan berubah menjadi padang tandus. Upaya pelestarian tanah dapat dilakukan dengan cara menggalakkan kegiatan menanam pohon atau penghijauan kembali (reboisasi) terhadap tanah yang semula gundul. Untuk daerah perbukitan atau pegunungan yang posisi tanahnya miring perlu dibangun terasering atau sengkedan, sehingga mampu menghambat laju aliran air hujan. b. Pelestarian udara Udara merupakan unsur vital bagi kehidupan, karena setiap organisme bernapas memerlukan udara. Kalian mengetahui bahwa dalam udara terkandung beranekaragam gas, salah satunya oksigen. Udara yang kotor karena debu atau pun asap sisa pembakaran menyebabkan kadar oksigen berkurang. Keadaan ini sangat membahayakan bagi kelangsungan hidup setiap organisme. Maka perlu diupayakan kiat-kiat untuk menjaga kesegaran udara lingkungan agar tetap bersih, segar, dan sehat. Upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga agar udara tetap bersih dan sehat antara lain: 1) Menggalakkan penanaman pohon atau pun tanaman hias di sekitar kita Tanaman dapat menyerap gas-gas yang membahayakan bagi manusia. Tanaman mampu memproduksi oksigen melalui proses fotosintesis. Rusaknya hutan menyebabkan jutaan tanaman lenyap sehingga produksi oksigen bagi atmosfer jauh berkurang, di samping itu tumbuhan juga mengeluarkan uap air, sehingga kelembapan udara akan tetap terjaga. 2) Mengupayakan pengurangan emisi atau pembuangan gas sisa pembakaran, baik pembakaran hutan maupun pembakaran mesin Asap yang keluar dari knalpot kendaraan dan cerobong asap merupakan penyumbang terbesar kotornya udara di perkotaan dan kawasan industri. Salah satu

upaya pengurangan emisi gas berbahaya ke udara adalah dengan menggunakan bahan industri yang aman bagi lingkungan, serta pemasangan filter pada cerobong asap pabrik. 3) Mengurangi atau bahkan menghindari pemakaian gas kimia yang dapat merusak lapisan ozon di atmosfer Gas freon yang digunakan untuk pendingin pada AC maupun kulkas serta dipergunakan di berbagai produk kosmetika, adalah gas yang dapat bersenyawa dengan gas ozon, sehingga mengakibatkan lapisan ozon menyusut. Lapisan ozon adalah lapisan di atmosfer yang berperan sebagai filter bagi bumi, karena mampu memantulkan kembali sinar ultraviolet ke luar angkasa yang dipancarkan oleh matahari. Sinar ultraviolet yang berlebihan akan merusakkan jaringan kulit dan menyebabkan meningkatnya suhu udara. Pemanasan global terjadi di antaranya karena makin menipisnya lapisan ozon di atmosfer. c. Pelestarian hutan Eksploitasi hutan yang terus menerus berlangsung sejak dahulu hingga kini tanpa diimbangi dengan penanaman kembali, menyebabkan kawasan hutan menjadi rusak. Pembalakan liar yang dilakukan manusia merupakan salah satu penyebab utama terjadinya kerusakan hutan. Padahal hutan merupakan penopang kelestarian kehidupan di bumi, sebab hutan bukan hanya menyediakan bahan pangan maupun bahan produksi, melainkan juga penghasil oksigen, penahan lapisan tanah, dan menyimpan cadangan air. Upaya yang dapat dilakukan untuk melestarikan hutan: 1) Reboisasi atau penanaman kembali hutan yang gundul. 2) Melarang pembabatan hutan secara sewenang-wenang. 3) Menerapkan sistem tebang pilih dalam menebang pohon. 4) Menerapkan sistem tebangtanam dalam kegiatan penebangan hutan. 5) Menerapkan sanksi yang berat bagi mereka yang melanggar ketentuan mengenai pengelolaan hutan. d. Pelestarian laut dan pantai Seperti halnya hutan, laut juga sebagai sumber daya alam potensial. Kerusakan biota laut dan pantai banyak disebabkan karena ulah manusia. Pengambilan pasir pantai, karang di laut, pengrusakan hutan bakau, merupakan kegatan-kegiatan manusia yang mengancam kelestarian laut dan pantai. Terjadinya abrasi yang mengancam kelestarian pantai disebabkan telah hilangnya hutan bakau di sekitar pantai yang merupakan pelindung alami terhadap gempuran ombak. Adapun upaya untuk melestarikan laut dan pantai dapat dilakukan dengan cara: 1) Melakukan reklamasi pantai dengan menanam kembali tanaman bakau di areal sekitar pantai.

2) Melarang pengambilan batu karang yang ada di sekitar pantai maupun di dasar laut, karena karang merupakan habitat ikan dan tanaman laut. 3) Melarang pemakaian bahan peledak dan bahan kimia lainnya dalam mencari ikan. 4) Melarang pemakaian pukat harimau untuk mencari ikan. e. Pelestarian flora dan fauna Kehidupan di bumi merupakan sistem ketergantungan antara manusia, hewan, tumbuhan, dan alam sekitarnya. Terputusnya salah satu mata rantai dari sistem tersebut akan mengakibatkan gangguan dalam kehidupan. Oleh karena itu, kelestarian flora dan fauna merupakan hal yang mutlak diperhatikan demi kelangsungan hidup manusia. Upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga kelestarian flora dan fauna di antaranya adalah: 1) Mendirikan cagar alam dan suaka margasatwa. 2) Melarang kegiatan perburuan liar. 3) Menggalakkan kegiatan penghijauan.

Manusia, Khalifah Penjaga Kelestarian Alam


Posted on 25 Agustus 2009 by alamendah

Dalam Islam, manusia mempunyai peranan penting dalam menjaga kelestarian alam (lingkungan hidup). Islam merupakan agama yang memandang lingkungan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari keimanan seseorang terhadap Tuhannya, manifestasi dari keimanan seseorang dapat dilihat dari perilaku manusia, sebahai khalifah terhadap lingkungannya. Islam mempunyai konsep yang sangat detail terkait pemeliharaan dan kelestarian alam (lingkungan hidup).

Yang saya ingat, dalam Islam, manusia diciptakan oleh Allah sebagai makhluk dan hamba Tuhan, sekaligus sebagai wakil (khalifah) Tuhan di muka bumi. Manusia mempunyai tugas untuk mengabdi, menghamba (beribadah) kepada Sang Pencipta (Al-Khalik). Tauhid merupakan sumber nilai sekaligus etika yang pertama dan utama dalam teologi pengelolaan lingkungan. Allah berfirman yang artinya: Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi. mereka berkata: Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau? Tuhan berfirman: Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui. (Al Baqarah: 30) Allah berfirman yang artinya: Dan dia lah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan dia meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksaan-Nya dan Sesungguhnya dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Al anam 165) Dalam konsep khilafah menyatakan bahwa manusia telah dipilih oleh Allah di muka bumi ini (khalifatullah filardh). Sebagai wakil Allah, manusia wajib untuk bisa merepresentasikan dirinya sesuai dengan sifat-sifat Allah. Salah satu sifat Allah tentang alam adalah sebagai pemelihara atau penjaga alam (rabbulalamin). Jadi sebagai wakil (khalifah) Allah di muka bumi, manusia harus aktif dan bertanggung jawab untuk menjaga bumi. Artinya, menjaga keberlangsungan fungsi bumi sebagai tempat kehidupan makhluk Allah termasuk manusia sekaligus menjaga keberlanjutan kehidupannya. Manusia mempunyai hak (diperbolehkan) untuk memanfaatkan apa yang ada di muka bumi (sumber daya alam) dengan tidak melampaui batas atau berlebihan. Dalam surat Al-Anam ayat 141-142 Allah berfirman yang artinya: Dan dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak berjunjung, pohon korma, tanam-tanaman yang bermacam-macam buahnya, zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak sama (rasanya). makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu) bila dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan disedekahkan kepada fakir miskin); dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan. (Al anam: 141) Dan di antara hewan ternak itu ada yang dijadikan untuk pengangkutan dan ada yang untuk disembelih. makanlah dari rezki yang Telah diberikan Allah kepadamu, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu. (Al anam 142) Binatang-binatang seperti Harimau Sumatera, tetumbuhan (seperti Bunga Bangkai), dan aneka kekayaan alam lainnya boleh dieksploitasi. Tetapi dalam taraf yang tidak melampaui batas. Sehingga eksploitasi yang dilakukan tidak mengakibatkan langka dan punahnya spisies-spisies tertentu. Pemanfaatannya tidak mengganggu keimbangan alam dan menimbulkan kerusakan alam.

Sebagai khalifah di muka bumi, manusia memiliki kewajiban melestarikan alam semesta dan lingkungan hidup dengan sebaik-baiknya. Agar hidup di dunia menjadi makmur sejahtera penuh keberkahan dan menjadi bekal di hari akhir kelak. Hal ini secara langsung diungkapkan oleh Allah dalam salah satu firmanNya dalam surat Al araf ayat 56 yang kurang lebihnya berbunyi; Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (Tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik. Selain itu Allah juga berfirman dalam surat Ar ruum ayat 41 yang artinya; Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusi, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). Ayat ini dengan jelas menunjukkan bahwa kerusakan alam lingkungan pada akhirnya akan memberikan dampak buruk kepada diri manusia sendiri. Sebagai contoh, perilaku manusia yang merusak hutan berakibat pada bencana banjir yang merenggut nyawa dan melenyapkan harta benda manusia. Pemanasan global yang kini mengepung manusia juga akibat dari ulah manusia. Ketika bencana alam datang, manusia seharusnya menyadari kesalahannya dalam mengeksploitasi alam secara semena-mena. Kesadaran manusia dalam perannya sebagai khalifah yang telah ditunjuk oleh Allah di muka bumi seyogyanya mulai bertindak arif dan bijaksana dalam mengelola kekayaan alam dan bumi sehingga terhindar dari kerusakan. Dan kelestarian bumi dan lingkungan hidup tetap terjaga.

Anda mungkin juga menyukai