Anda di halaman 1dari 3

Nama: Galih Prasetya Aji

NIM: 213020701048
Prodi/kelas: Sosiologi/B
Mata Kuliah: Pengelolahan Lahan Gambut

Cagar biosfer Pulau Siberut di Sumatera


Barat

Taman Nasional Siberut adalah taman nasional yang terletak di Pulau Siberut, Kabupaten
Kepulauan Mentawai, Sumatra Barat. Pulau Siberut merupakan pulau terbesar dan berada
paling ujung dari Kepulauan Mentawai, tepatnya 150 km dari Sumatera yang terpisah sejak
500.000 juta tahun lalu.

Sedangkan secara geografis TN Siberut berada di 01°05’ – 01° 05’ Lintang Selatan dan 98°
36’ – 99° 03’ Bujur Timur. Kondisi topografi taman nasional cukup beragam mulai dari
datar, bergelombang, sampai dengan berbukit-bukit. Beberapa area juga merupakan lereng
dan lembah.

Luas lahan yang ditempatinya adalah 190.500 hektare. Kawasan Siberut terbentuk
dari serpihan, endapan, dan juga marmer yang berusia cukup muda. Beberapa area
mengandung sista, kuarsa, dan juga karang kapur sebagai hasil dari masa Miocene. Ada pula
bebatuan vulkanis yang merupakan hasil dari ledakan vulkanis. Penetapannya sebagai taman
nasional berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 407/Kpts-II/1993. Sebelum
ditetapakan sebagai taman nasional, Pulau Siberut sudah ditetapkan sebagai cagar
biosfer melalui Proyek Manusia dan Biosfer yang diadakan oleh UNESCO pada tahun 1981.
Hal tersebut juga menjadikan berbagai titik di taman nasional ini sebagai objek wisata
yang sangat menarik. Berbagai kegiatan pun dapat dilakukan pengunjung mulai dari sekadar
berkeliling taman nasional sampai dengan menyeberang pulau di sekitarnya
Ekosistem di Taman Nasional Siberut sebagian besar merupakan hutan hujan.
Kawasan zonasi di taman nasional ini ditetapkan pada tahun 2015 melalui Surat Keputusan
Dirjen PHKA No. 32/IV- Set/2015. Taman Nasional Siberut secara umum terbagi menjadi
zona inti, zona rimba, dan zona pemanfaatan. Di dalamnya hidup sedikitnya
896 spesies tumbuhan berkayu, 31 spesies mamalia, dan 134 spesies burung. Ada
empat primata endemik yang terancam punah yaitu siamang, beruk, simakobu dan lutung.
Taman Nasional Siberut mempunyai kawasan yang 60% merupakan hutan. Ekosistem
hutannya terbagi-bagi menjadi hutan primer campuran, hutan rawa, hutan pantai dan hutan
bakau. Kondisi hutan masih terlindungi dari kegiatan manusia yang merusak. Di Taman
Nasional Siberut ada empat jenis primata endemik Mentawai yaitu siamang kecil, lutung,
simakobu dan beruk. Flora yang hidup sebagian besar merupakan pohon-pohon berukuran
besar dengan ketinggian 60 meter dan juga ada beragam jenis anggrek. Beberapa diantaranya
adalah spesies dari famili Euphorbiaceae, Myristicaceae, Dilleniaceae, Dipterocarpaceae, dan
Fabaceae. Ada juga Terminalia phellocarpa, aneka jenis palem, bulu rotan (10 spesies
Calamus, seperti Calamus manan dan Calamus scipionum, 3 spesies Daemonorops, dan 2
spesies Korthalsia), dan aroid. Tercatat ada 6 spesies flora yang merupakan jenis endemik di
kawasan ini. Keenam spesies tersebut adalah Mesua cathairinae, Diospyros
brevicalyx, Aporusa quadrangularis, Baccaurea dulcis, Drypetes subsymmetrica,
dan Horsfieldia macrothyrsa.
Dalam Taman Nasional Siberut juga ada sedikitnya 106 jenis burung dengan sub-
spesies pada 13 jenis (12%). Burung endemik yang ada yaitu celepuk mentawai. Di Taman
Nasional Siberut juga ditemukan 20 jenis reptil dan 1 jenis katak endemik. Serangga-
serangga ada 45 famili dengan 11 ordo. Jumlah famili kupu-kupu ada 12, dengan
45 marga dan 60 spesies.
Taman Nasional Pulau Siberut mempunyai keanekaragaman hayati yang tinggi.
Endemisme di taman nasional ini lebih tinggi dibandingkan dengan yang ada di Pulau
Sumatera. Keseimbangan ekosistemnya merupakan akibat dari sumber daya alam hutan
daerah setempat yang hanya dimanfaatkan secara tradisional oleh penduduk asli suku
Mentawai. Mereka hanya memanfaatkan hasil hutan untuk keperluan hidup sehari-hari.
Penduduk asli juga cenderung mengikuti proses perkembangan hutan secara wajar.
Pemanfaatan hutan melalui tahap rumpang, perkembangan dan dewasa. Pohon-pohon yang
tumbuh di hutan ditanam oleh penduduk asli. Setelah tumbuh besar, penduduk asli hanya
mengambil buahnya. Batang pohon tidak ditebang dan hanya dibiarkan begitu saja hingga
tumbang secara alami lagi.
Perubahan iklim mulai terjadi di Taman Nasional Siberut. Ini ditandai oleh adanya
beberapa tanaman yang memiliki lingkar tumbuh. Jenis tanaman ini antara lain Alangium
ridleyi, Anisoptera costata, Artocarpus lanceifolius, Eugenia cymosa, Nephelium cuspidatum
dan Santiria sp.[6] Pemerintah Indonesia dan UNSECO memberikan perhatian yang serius
terhadap Taman Nasional Siberut. Pemanfaatannya sebagai wahana pelestarian ekosistem
hutan hujan dan keanekaragaman hayati di dalamnya. Pendekatan yang digunakan untuk
mengelolanya adalah sistem kawasan perlindungan terintegrasi. Tujuan sistem ini untuk
memperbaiki lingkungan hidup dan mewujudukan pembangunan berkelanjutan.
Berbagai kegiatan dapat dilakukan di Taman Nasional Siberut mulai dari yang
sederhana sampai dengan yang menguji adrenalin. Untuk memenuhi hal tersebut pengunjung
dapat mengunjungi beberapa spot wisata di kawasan ini.
1. Trecking
Salah satu kegiatan paling menyenangkan di Taman Nasional Siberut
adalah trecking. Kegiatan ini dilakukan dengan berjalan kaki menyusuri hutan-hutan primer
dengan tanah berlumpur. Sepanjang perjalanan mata akan disuguhi pemandangan seperti
pepohonan Dipterocapaceae, berbagai spesies anggrek hutan, dan satwa liar.

Selain hutan, sungai juga menjadi lokasi yang tepat untuk disusuri. Pengunjung akan melihat
pondok atau sapou yang merupakan tempat masyarakat lokal beternak dan berladang.
Penyusuran sungai biasanya dilakukan dengan menggunakan sampan, sehingga pengunjung
lebih leluasa mengamati kehidupan masyarakat setempat di sepanjang aliran sungai.

2. Air Terjun Ulukubuk


Lokasi yang juga menarik untuk dikunjungi adalah Air Terjun Ulukubuk yang berlokasi di
Desa Madobak. Di sini pengunjung dapat menikmati panorama yang masih natural dan
begitu indah.

3. Hutan Mangrove
Di Teluk Katurei terdapat hutan mangrove yang merupakan objek wisata potensial. Apalagi
dengan hutan bakau yang masih cukup asli dan membentang luas tersebut berpadu dengan
Teluk Katurei yang begitu tenang.

4. Mengunjungi Pulau Sekitar


Ada beberapa pulau kecil di bagian selatan Pulau Siberut seperti Pulau Karang Bajat dan
Pulau Nyang-Nyang. Pulau-pulau tersebut menjadi tujuan untuk wisata bahari yang
menyenangkan. Kegiatan yang dapat dilakukan antara lain snorkeling, berenang, memancing,
atau sekadar menikmati pesona dari pantai berpasir putih.

Pulau lainnya adalah Pulau Bugei yang berada di Teluk Saibi Sarabua. Pulai ini memiliki
pasir pantai yang berwarna putih diterpa gulungan ombak. Ada juga padang lamun dan
gugusan terumbu karang yang tergolong sangat luas.

5. Wisata Budaya
Wisata budaya selalu memiliki tempat tersendiri di hati para penikmat keragaman di
Indonesia, termasuk bagi pengunjung Taman Nasional Siberut. Di sekitar kawasan ini
terdapat budaya khas warga setempat yang unik, seperti membuat tato dan
membuat kabit yang merupakan celana tradisional masyarakat Mentawai.

Selain itu, pada waktu tertentu juga diadakan upacara adat dengan menampilkan tarian khas
Mentawai yang disebut turuk. Ada juga prosesi pengobatan yang dilakukan oleh sikerei yang
merupakan dukun Mentawai.

Ancaman Terhadap TN Siberut


Penjagaan kawasan taman nasional bertujuan untuk melindungi kawasan dari ancaman-
ancaman kerusakan sebagai berikut:

• Pembukaan lahan untuk kepentingan komersial


• Pembalakan liar dan pencurian hasil hutan
• Erosi, banjir dan kekeringan
• Alih fungsi pemukiman

Selain itu, daerah disekitar Kepulauan Mentawai dan Siberut merupakan kawasan rawan
gempa dan tsunami sehingga konservasi harus dilakukan dengan lebih hati-hati.

Anda mungkin juga menyukai