Anda di halaman 1dari 2

TAMAN NASIONAL TELUK CENDRAWASIH

Teluk Cendrawasih yang merupakan salah satu kawasan pelestarian alam di Papua yang kemudian ditunjuk sebagai Taman Nasional melalui Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : 472/Kpts-II/1993 tanggal 2 September 1993 dengan luas 1.453.500 hektar, terdiri dari daratan dan pesisir pantai 12.400 ha (0,9%), daratan pulau-pulau 55.800 ha (3,8%), terumbu karang 80.000 ha (5,5%), dan perairan lautan 1.305.300 ha (89,8%). Secara administratif taman nasional ini berada di wilayah Kabupaten Manokwari, Propinsi Papua Barat, dan Kabupaten Paniai, Propinsi Papua, Indonesia dan merupakan taman nasional perairan laut terluas di Indonesia. Kekayaan alam di Taman Nasional Teluk Cendrawasih amat beragam baik terrestrial dan akuatik. Sebagai perwakilan ekosistem terumbu karang, pantai, mangrove dan hutan tropika daratan pulau di Papua/Irian Jaya. Tercatat kurang lebih ada 46 jenis vegetasi mulai dari melinjo, nipah, kelapa, vegetasi hutan sekunder, bakau pantai, waru, anggrek langka, dan beberapa spesies kantung semar yang dilindungi terdapat di TNTC. Potensi karang Taman Nasional Teluk Cendrawasih tercatat 150 jenis dari 15 famili, dan tersebar di tepian 18 pulau besar dan kecil. Persentase penutupan karang hidup bervariasi antara 30,40% sampai dengan 65,64%. Umumnya, ekosistem terumbu karang terbagi menjadi dua zona yaitu zona rataan terumbu (reef flat) dan zona lereng terumbu (reef slope). Jenis-jenis karang yang dapat dilihat antara lain koloni karang biru (Heliopora coerulea), karang hitam (Antiphates sp.), famili Faviidae dan Pectiniidae, serta berbagai jenis karang lunak. Taman Nasional Teluk Cendrawasih terkenal kaya akan biota laut antara lain ikan, moluksa, penyu, mamalia air dan lainnya. Tercatat kurang lebih 209 jenis ikan penghuni kawasan ini diantaranya butterflyfish, angelfish, damselfish, parrotfish, rabbitfish, dan anemonefish. Jenis moluska antara lain keong cowries (Cypraea spp.), keong strombidae (Lambis spp.), keong kerucut (Conus spp.), triton terompet (Charonia tritonis), dan kima raksasa (Tridacna gigas). Terdapat empat jenis penyu yang sering mendarat di taman nasional ini yaitu penyu sisik (Eretmochelys imbricata), penyu hijau (Chelonia mydas), penyu lekang

(Lepidochelys olivaceae), dan penyu belimbing (Dermochelys coriacea). Duyung (Dugong dugon), paus biru (Balaenoptera musculus), ketam kelapa (Birgus latro), lumba-lumba, dan hiu sering terlihat di perairan Taman Nasional Teluk Cendrawasih. Disamping itu terdapat beberapa pulau di kawasan taman nasional ini yang menarik untuk dikunjungi, antara lain : Pulau Rumberpon dan Nusrowi yang merupakan tempat pengamatan burung, penangkaran rusa (P. Rumberpon), dan kegiatan snorkeling dan diving dengan kerangka pesawat tempur Jepang yang menjadi obyek utama di spot diving tersebut; Pulau Mioswaar dengan sumber panas dan air terjunnya; Pulau Yoop dan Perairan Windesi sebagai tempat pengamatan ikan paus dan lumba-lumba. Aksesibilitas menuju kawasan ini cukup sulit, sedikitnya jadwal penerbangan menuju Manokwari / Nabire yang merupakan kota terdekat yang dapat dijangkau menggunakan pesawat terbang. Setelah itu harus dilanjutkan melalui darat maupun laut dengan waktu tempuh kurang lebih 5-6 jam perjalanan. Kawasan ini pun acapkali mengalami ganguan yang berasal dari manusia. Kebanyakan masalah di kawasan ini adalah pemanfaatan sumber daya berlebihan seperti penangkapan ikan kerapu, napoleon, lobster dan lain sebagainya, Disamping itu juga sampai dengan tahun 2005 masih ditemukan 48 kasus pengeboman ikan/karang di kawasan ini.

Anda mungkin juga menyukai