Anda di halaman 1dari 10

POTENSI SUMBERDAYA ALAM HAYATI TAMAN HUTAN RAYA SULTAN ADAM

KABUPATEN BANJAR PROPINSI KALIMANTAN SELATAN

Oleh
Abdullah
F2A014012
Program Studi Ilmu Kehutanan Pascasarjana Universitas Lambung Mangkurat

Ringkasan

Tahura Sultan Adam memiliki berbagai fungsi yakni; sumber genetika plasma nutfah, Pusat
Informasi Penelitian dan Pembinaan dan Koleksi/Arboretum flora dan fauna, wahana pendidikan
dan bina cinta alam serta sarana rekreasi dan wisata alam. Selain itu Tahura Sultan Adam juga
memiliki fungsi sebagai pengatur tata air (hidrologi), penangkap air (reservoir), mengendalikan
erosi, perlindungan system penyangga kehidupan, serta manfaat social dan ekonomi untuk
masyarakat yang tinggal di dalam atau sekitar kawasan. Paper ini disusun untuk
menggambarkan potensi Taman Hutan Raya Sultan Adam dengan manfaat menambah wawasan
kita dalam usaha mendukung konservasi keanekaragaman hayati kawasan Tahura Sultan Adam.
Metode yang digunakan dalam penulisan paper ini adalah berupa kajian pustaka dari beberapa
litetarur yang berkaitan dengan Tahura Sultan Adam Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan.
Berdasar hasil kajian literatur Tahura Sultan Adam memiliki potensi berupa: keanekaragaman
flora dan fauna; memiliki cadangan karbon sebesar 81,59 ton/ha; memiliki tempat wisata seperti
Bukit Batas, Bukit Matang Kaladan, dan Pulau Pinus; nilai ekonomi dari air domestic sebesar
Rp. 362.423.084,40/tahun; nilai wisata sebesar Rp. 668.433.351,11/tahun dan nilai ekonomi dari
transportasi air sebesar Rp. 41.200.000/bulan; juga potensi lain seperti tegakan, obat-obatan,
fauna, sediaan air bagi pengembangan pertanian dan perikanan serta manfaat tidak langsung
seperti penyerapan karbon, pencegahan erosi, dan pengendalian banjir.

Kata kunci: Tahura Sultan Adam, Nilai Ekonomi, Potensi Sumber Daya Hutan.

1
PENDAHULUAN

Kawasan hutan merupakan suatu kawasan yang sangat bermanfaat bagi kehidupan
masyarakat, terlebih untuk masyarakat yang berada di dalam atau sekitar kawasan hutan.
Kawasan hutan memberikan manfaat yang begitu besar untuk manusia dan makhluk hidup.
Hutan memberikan dua manfaat yakni; manfaat langsung diperoleh dari sumberdaya alam
berupa material yang dipungut dan dimanfaatkan langsung oleh masyarakat seperti kayu, getah,
dan rotan. Manfaat tidak langsung didapatkan dari sumberdaya alam tetapi tidak dirasakan
langsung oleh masyarakat sebagai contoh untuk rekreasi, hidrologi, pendidikan, penelitian,
pengaturan iklim dan sebagainya.
Kurnijanto (2013) menyatakan bahwa berdasarkan pada UU RI No 5 Tahun 1990 tentang
Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya, kawasan pelestarian alam terdiri dari;
Taman Nasional (TN), Taman Hutan Raya (Tahura), dan Taman Wisata Alam. Ketiga kawasan
ini mempunyai fungsi sebagai perlindungan system penyangga kehidupaan, pengawetan
keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa, serta pemanfaatan secara lestari sumber daya alam
hayati dan ekosistemnya.
Tahura Sultan Adam Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan merupakan salah satu
kawasan pelestarian alam yang terdapat di Propinsi Kalimantan Selatan. Tahura Sultan Adam
memiliki luas 112.000 Ha, yang ditetapkan dengan Keputusan Presiden (Keppres) No. 52 Tahun
1989 pada tanggal 18 Oktober 1989 (Statistik Dishut Kalsel, 2009). Tahura Sultan Adam
memiliki berbagai fungsi yakni; sumber genetika plasma nutfah, Pusat Informasi Penelitian dan
Pembinaan dan Koleksi/Arboretum flora dan fauna, wahana pendidikan dan bina cinta alam serta
sarana rekreasi dan wisata alam. Selain itu Tahura Sultan Adam juga memiliki fungsi sebagai
pengatur tata air (hidrologi), penangkap air (reservoir), mengendalikan erosi, perlindungan
system penyangga kehidupan, serta manfaat social dan ekonomi untuk masyarakat yang tinggal
di dalam atau sekitar kawasan.
Berbagai manfaat diatas tentunya akan menjadi lebih optimal dalam pemanfaatannya jika
informasi tentang sumber daya alam hayati yang dimiliki oleh Tahura benar-benar tergali. Salah
satu cara untuk mendapatkan informasi tersebut adalah dengan melakukan sebuah kajian atau
penelitian tentang potensi-potensi yang terdapat dalam kawasan Tahura. Beberapa penelitian
sudah dilakukan untuk menggali potensi yang ada dalam kawasan Tahura seperti penelitian

2
tentang cadangan karbon, potensi ekowisata, potensi flora dan fauna dan penelitian-penelitian
lain.
Paper ini disusun untuk menggambarkan potensi Taman Hutan Raya Sultan Adam
dengan manfaat menambah wawasan kita dalam usaha mendukung konservasi keanekaragaman
hayati kawasan Tahura Sultan Adam.

METODE PENULISAN

Metode yang digunakan dalam penulisan paper ini adalah berupa kajian pustaka dari
beberapa litetarur yang berkaitan dengan Tahura Sultan Adam Kabupaten Banjar, Kalimantan
Selatan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Potensi Kawasan Tahura Sultan Adam

Potensi yang ada dalam kawasan Tahura Sultan Adam terdiri atas berbagai macam mulai
dari potensi flora dan fauna, air waduk riam kanan, dan panorama alam yang bisa dijadikan
sebagai sumber objek wisata alam yang sangat menarik. Potensi berupa flora dan fauna seperti
yang tersaji dalam tabel 1, memperlihatkan bahwa Tahura Sultan Adam kaya akan
keanekaragaman hayati flora dan faunanya. Terlibat puluhan jenis flora masih terdapat di dalam
kawasan ini.

Tabel 1. Potensi flora dan fauna di Taman Hutan Raya Sultan Adam

Kelompok Jenis
Flora Pinus (Pinus merkusii), Alaban (Vitex pubescen), Pulai/Pulantan
(Alstonia scholaris), Mahoni daun kecil/lebar (Swietenia
mahagoni/Swietenia macrophilla), Angsana (), Ulin
(Eusideroxylon zwageri), Surian (), Kopi Hutan (), Gerungga
(Cratoxylon arbosercens), Karamunting (Melastoma polyatum),

3
Tabel 1. Lanjutan

Kamalaka (Phyllanthus emblica), Rawa-rawa pipit (Mangifera


sp), Kayu Kacang (Strombossia javanica), Leda (Eucalyptus sp),
Jambu Mente (Anacradium occidentale), Gamal (Glyricidia
maculuta), Kayu Madang (), Tengkawang (), Kayu Birik (), dan
masih banyak jenis lain yang belum terindetifikasi baik dari
habitus pohon, herba, terna, semak dan belukar.
Fauna (Burung, mamalia, Burung Cancirak (Ortotumus atrogularis), Burung Karuang
satwa lain) (Alophoixus bres), Burung Salindit (Loriculus galgulus), Burung
Bubut (Centropus sinensis), Burung Kutinga (Pycnonutus
aurigaster), Burung Cuit Merah (Acthopyga spiraja), Burung
Cuit Kuning (Nectarinia jagularis), Burung Curiak (Prinia
flaviventris), Burung Binti (Ciconia stromii), Burung Lincang
(Pyconutus utriceps), Burung Cuit Tanduk (Arachnotera
longistera), dan burung lain-lainnya.
Rusa Sambar (), Monyet,

Beberapa tempat yang bisa dijadikan sebagai tempat wisata alam juga tersedia di Tahura
ini seperti:
1. Bukit Batas: bukit batas ini merupakan sebuah spot yang bisa digunakan oleh pengunjung
untuk menikmati pemandangan alam dari bukit. Pemandangan yang dinikmati berupa
pulau-pulau kecil yang berada di waduk Riam Kanan. Dari pemandangan Bukit Batas ini
seolah-olah kita sedang berada di Raja Ampat yang biasa menjadi tujuan orang banyak
bepergian untuk berwisata.
2. Bukit Tiwingan (Matang Kaladan): bukit yang berada di dekat pelabuhan waduk Riam
Kanan ini juga menyediakan pemandangan alam berupa hamparan air waduk, selain itu
juga kita bisa melihat “pulau-pulau” kecil yang merupakan desa-desa yang ada di dalam
kawasan Waduk Riam Kanan.
3. Pulau Pinus: merupakan sebuah pulau yang kecil yang berada di Waduk Riam Kanan.
Pulau ini dikelilingi oleh pohon-pohon Pinus dan biasanya dijadikan sebagai tempat

4
kunjungan orang-orang yang menikmati keindahan alam dengan bermalam di sana
menggunakan tenda, selain itu bisa juga dibarengi dengan kegiatan memancing ikan.
Kenapa dalam bahasan paper ini disebutkan hanya wisata alam bukan ekowisata?.
Karena pengunjung yang datang ke spot-spot di atas hanya untuk merasakan atau menikmati
keindahan alam, tetapi tidak memikirkan kelestarian dari tempat yang mereka kunjungi tersebut.
Berbeda dengan ekowisata, ekowisata memiliki arti sebagai wisata yang berbasis lingkungan.
Berbasis lingkungan disini bukan berarti ketika seseorang mengunjungi sebuah tempat wisata
seperti hutan, gunung, bukit atau pantai dan lingkungan lainnya disebut melakukan wisata
lingkungan (ekowisata), namun yang dimaksud dengan ekowisata adalah suatu kegiatan wisata
mengunjungi sebuah lingkungan baik berupa hutan, gunung atau lingkungan lainnya namun
dibarengi dengan kegiatan konservasi misal seperti melakukan penanaman, atau melepasliarkan
satwa kea lam dan kegiatan konservasi lainnya.
Tempat-tempat diatas selain memberikan jasa lingkungan dalam hal wisata, juga
berdampak pada pertumbuhan ekonomi. Orang-orang yang ingin mengunjungi Bukit Batas dan
Pulau Pinus akan menempuh perjalanan dengan menggunakan perahu motor(kapal) karena posisi
kedua tempat berada di tengah-tengah Waduk Riam Kanan. Biasanya untuk menuju Bukit Batas
diperlukan waktu kurang lebih satu jam lamanya dengan menggunakan perahu motor (kapal).
Tentunya dengan adanya hal ini dampak dari adanya kegiatan wisata ini akan dapat memberikan
tambahan bagi para pemilik motor mesin (kapal) yang memberikan transportasi bagi para
pengunjung. Selain dari segi transportasi, peningkatan ekonomi masyarakat sekitar juga berasal
dari kegiatan berjualan yang mana mereka membuka warung-warung yang menyediakan
makanan dan minuman untuk para pengunjung yang datang. Untuk di tempat lain, manfaat
ekonomi yang juga dirasakan oleh masyarakat adalah membuka areal parkir bagi para pengujung
yang membawa motor dan mobil. Dengan adanya kegiatan wisata yang dilakukan di daerah
Tahura Sultan Adam telah memberikan dampak perekonomian yang cukup bagus bagi para
penduduk yang berada di dalam atau sekitar kawasan Tahura Sultan Adam Mandiangin. Namun
satu hal yang sangat disayangkan sekali dari kegiatan wisata yang ada di Tahura Sultan Adam
Mandiangin, kurangnya kesadaran dari pengujung yang datang kesana, yang mana masih banyak
ditemukan di tempat-tempat yang menjadi tujuan wisata hasil olah orang-orang yang tidak
bertanggung jawab yang membuang sampah sembarangan, menebas dan menebang tumbuhan

5
yang ada disana, mencoret-coret fasilitas umum dan lainnya yang membuat keadaan tempat
wisata yang ada disana menjadi kotor dan bahkan rusak dan yang lebih fatal berakibat terjadinya
kebakaran pada kawasan tersebut.

Gambar 1. Bukit Batas Tahura Sultan Adam

6
Gambar 2. Matang Kaladan

Pulau Pinus

Gambar 3. Pulau Pinus

7
Selain memberikan manfaat berupa jasa lingkungan dalam bidang wisata Tahura Sultan
Adam juga menyediakan potensi simpanan karbon dan biomassa. Hasil penelitian Yamani
(2013) yang melakukan penelitian di Hutan Pendidikan Unlam Tahura Sultan Adam menyatakan
bahwa total kandungan karbon yang ada disana sebesar 81,59 ton/ha, tingkat pohon 31,518
ton/ha, tingkat tiang 38,899/ha, tingkat pancang 11, 142 ton/ha dan tingkat semai/tumbuhan
bawah 0,031 ton/ha. Dari semua itu kandungan karbon tertinggi terdapat pada batang (51%),
kemudian diikuti oleh cabang/ranting (27%), akar (16%) dan daun (0,05%). Arief (2005) dalam
Yamani (2013) menyatakan pendapat bahwa hutan merupakan tempat penyimpanan dan
pengemisi karbon. Di permukaan bumi ini, kurang lebih terdapat 90% biomassa yang terdapat
dalam hutan berbentuk pokok kayu, dahan, daun, akar dan sampah hutan (serasah), hewan, dan
jasad renik.
Jika dalam satu hektar mengandung karbon 81,59 ton, jika seluruh kawasan tertutup oleh
vegetasi maka akan diperkirakan kawasan Tahura Sultan Adam yang luasannya 112.000 ha
memiliki cadangan karbon sebesar:
81,59 x 112.000 = 9.138.080 ton.
Angka diatas hanya merupakan perhitungan kasar, namun sangat diperlukan sekali penelitian
untuk menduga kandungan karbon yang tersedia di Tahura Sultan Adam. Karena hutan
berfungsi penyimpan dan pengemisi karbon, maka keberadaannya harus dijaga jangan sampai
mengalami kerusakan. Kerusakan hutan yang terjadi bisa berakibat meningkatnya kadar karbon
yang terdapat di udara yang berakibat peningkatan fenomena alam berupa global warming
(pemanasan global). Sampai sekarang pemanasan global telah memberikan dampak yang sangat
buruk bagi kehidupan di bumi. Sudah banyak bencana yang terjadi akibat peristiwa global
waming ini seperti peningkatan permukaan air laut, iklim yang tidak menentu dengan ditandakan
tidak terprediksinya musim hujan dan musim kemarau. Dulu musim hujan bisa dipastikan
berada pada bulan-bulan yang memiliki akhiran (-er) seperti September, Oktober, November,
Desember tapi sekarang di bulan Oktober dan November saja masih terjadi panas, dan bahkan
pada saat bulan Maret atau April terjadi hujan. Tapi sangat disayangkan, perkiraan tersebut
pastinya tidak akan sesuai dengan kenyataan di lapangan karena Tahura terliahat gundul. Hal
yang menyebabkan gundulnya Tahura Sultan Adam akibat kebakaran yang sering melanda

8
kawasan ini. Untuk itu perlu sekali adanya penelitian yang dilakukan untuk mengetahu potensi
cadangan karbon yang ada di Tahura Sultan Adam secara menyeluruh.
Penelitian yang pernah dilakukan oleh Soendjoto, dkk. (2009) menyatakan bahwa nilai
ekonomi yang dimiliki oleh kawasan Tahura Sultan Adam sebesar 1.525.256.435,51/tahun, yang
mana nilai ini masih terlalu kecil dibandingkan dengan nilai keseluruhan manfaat kawasan.
Dalam penelitian ini Soendjoto dan kawan-kawan melakukan penelitian terhadap nilai ekonomi
dari tiga aspek yakni nilai air domestic, wisata alam dan transportasi air. Hasil penelitian mereka
menunjukkan bahwa nilai ekonomi dari air domestic sebesar Rp. 362.423.084,40/tahun, nilai
wisata sebesar Rp. 668.433.351,11/tahun dan nilai ekonomi dari transportasi air sebesar Rp.
41.200.000/bulan. Soendjoto (2009) menyatakan bahwa nilai yang berikan terhadap nilai
ekonomi yang dimiliki oleh Tahura Sultan Adam masih terlalu kecil jika dibandingkan dengan
nilai keseluruhan manfaat kawasan karena masih ada aspek lain yang belum dinilai seperti
tegakan, obat-obatan, fauna, sediaan air bagi pengembangan pertanian atau perikanan (baik yang
ada di hulu maupun hilir), serta manfaat tak langsung seperti penyerapan karbon, pencegahan
erosi, dan pengendalian banjir.

KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari paper ini adalah bahwa potensi yang terkandung di
kawasan Tahura Sultan Adam Mandiangin terdiri atas keanekaragaman flora dan fauna;
memiliki cadangan karbon sebesar 81,59 ton/ha; tempat wisata seperti: Bukit Batas, Matang
Kaladan dan Pulau Pinus. Selain itu dari segi air domestic memberikan nilai ekonomi sebesar
Rp. 362.423.084,40/tahun; nilai wisata sebesar Rp. 668.433.351,11/tahun dan nilai ekonomi dari
transportasi air sebesar Rp. 41.200.000/bulan. Selain itu masih banyak potensi lain yang
memberikan nilai ekonomi yang besar seperti tegakan, obat-obatan, fauna, sediaan air bagi
pengembangan pertanian dan perikanan serta manfaat tidak langsung seperti penyerapan karbon,
pencegahan erosi, dan pengendalian banjir.

9
SARAN
Perlu adanya penelitian yang lebih mendalam terhadap potensi-potensi yang dimiliki oleh
Tahura Sultan Adam, dengan hasil penelitian tersebut nantinya dapat menentukan arah
pembangunan Tahura Sultan Adam untuk ke depannya supaya menjadi lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

Dinas Kehutanan Kalimantan Selatan. 2009. Statistik Kehutanan Kalimantan Selatan (Forestry
Statistics of Sout Kalimantan). Banjarbaru

Kurnijanto, P. 2013. Strategi Pengelolaan Kawasan Taman Hutan Raya Palu Sebagai Kawasan
Wisata Alam di Kota Palu. e-Jurnal Katalogis, Volume 1 Nomor 2, April 2013 Halaman
43-54

Soendjoto, M.A., Suyanto, Nuryadin, M.R. 2009. Nilai Ekonomi Taman Hutan Raya Sultan
Adam, Kalimantan Selatan dari Air Domestik, Wisata Alam, dan Transportasi Air.
Prosiding Seminar Nasional dan Pameran Hasil-Hasil Penelitian, Unram 29-30
September 2009. Hal 1019

Yamani, A. 2013. Studi Kandungan Karbon Pada Hutan Alam Sekunder di Hutan Pendidikan
Mandiangin Fakultas Kehutanan Unlam. Jurnal Hutan Tropis Volume 1. Nomor 1.

10

Anda mungkin juga menyukai