Anda di halaman 1dari 64

BAB III

POLIGON

3.1 PENGERTIAN UMUM

Poligon adalah serangkaian garis yang menghubungkan titik-titik

yang terletak di permukaan bumi. Metode poligon merupakan salah satu

cara penentuan posisi horizontal yang paling banyak digunakan untuk

menunjang kegiatan pengukuran dan pemetaan teknik sipil seperti

pembangunan perumahan, irigasi, jalan raya, persungaian dan lain-lain.

Metode poligon biasa dilakukan pada pemetaan daerah kecil,

lebih bisa menyesuaikan dengan keadaan lapangan dan ketelitiannya

dapat memadai untuk pemetaan topografi. Maksud dan tujuan pemetaan

poligon adalah:

a. Menentukan koordinat titik-titik yang belum diketahui koordinatnya

dari titik yang telah diketahui koordinatnya.

b. Merapatkan jaringan kerangka pengukuran yang telah ada.

c. Sebagai kerangka pengukuran dan pemetaan.

Titik-titik poligon atau biasa disebut stasion-stasion poligon di

lapangan dapat dibuat permanen (benchmark / tugu beton), atau

sementara (patok kayu). Biasanya titik-titik permanen dipasang setiap

interval 1 km atau tergantung dari kebutuhan. Fungsi dari titik-titik poligon

antara lain:

Ilmu Ukur Tanah I dan II. Page 29


a. Kerangka dasar horizontal pemetaan

b. Titik kontrol tanah (ground control) untuk pemetaan cara

fotogrametris

c. Menyediakan titik dasar posisi horizontal yang diperlukan untuk

dasar pengikatan penentuan lokasi titik-titik pokok bangunan dan

keperluan teknik lainnya.

3.2 BENTUK GEOMETRIK POLIGON

Bentuk dan jenis poligon ini erat hubungannya dengan bentuk

konfigurasi geometris jalur poligon, tingkat ketelitian dan tersedianya titik

acuan yang dapat digunakan sebagai titik ikat atau titik kontrol jaringan

tersebut. Berdasarkan bentuk geometrisnya, poligon dibagi menjadi 2

(dua) jenis yaitu:

3.2.1 Poligon Terbuka

Poligon terbuka merupakan rangkaian titik poligon dimana titik

awal dan titik akhir tidak saling berhimpit atau tidak pada posisi yang

sama. Poligon terbuka terbagi menjadi 3 jenis yaitu:

a. Poligon Terbuka Tidak Terikat Titik Tetap

Gambar 3.1 Poligon Terbuka Tidak Terikat Titik Tetap (Idi


Sutardi, 2007)

Ilmu Ukur Tanah I dan II. Page 30


b. Poligon Terbuka Terikat Titik Tetap

Gambar 3.2 Poligon Terbuka Terikat Titik Tetap (Idi Sutardi,


2007)

c. Poligon Terikat Sempurna

Gambar 3.3 Poligon Terbuka Terikat Sempurna (Idi Sutardi,


2007)

3.2.2 Poligon Tertutup

Poligon tertutup merupakan rangkaian titik poligon dimana titik

awal dan titik akhir saling berhimpit atau terletak pada posisi yang sama.

Ilmu Ukur Tanah I dan II. Page 31


Gambar 3.4 Poligon Tertutup (Idi Sutardi, 2007)

Berdasarkan pengikatannya, poligon terdiri dari dua macam

pengikatan yaitu pengikatan koordinat dan pengikatan sudut jurusan.

Antara bentuk poligon dan pengikatannya, akan berhubungan dengan

koreksi sudut, koreksi jarak, orientasi arah utara dan sistim koordinat.

Berdasarkan pengikatannya, pada poligon terbuka dan tertutup terdapat

bermacam-macam variasi, yaitu:

a. Poligon terbuka yang tidak terikat koordinat dan sudut jurusan.

b. Poligon terbuka yang terikat pada satu titik koordinat.

c. Poligon terbuka yang terikat satu sudut jurusan.

d. Poligon terbuka yang terikat satu koordinat awal dan satu jurusan

awal.

Ilmu Ukur Tanah I dan II. Page 32


e. Poligon terbuka yang terikat sudut jurusan awal dan sudut jurusan

akhir.

f. Poligon terbuka yang terikat satu koordinat awal dan satu sudut

jurusan akhir.

g. Poligon terbuka yang terikat satu koordinat awal dan satu koordinat

akhir.

h. Poligon terbuka yang terikat satu koordinat awal, satu sudut jurusan

awal dan akhir.

i. Poligon terbuka yang terikat satu koordinat awal, sudut jurusan awal

dan koordinat akhir.

j. Poligon terbuka yang terikat dua koordinat awal dan dua koordinat

akhir (terikat sempurna).

k. Poligon tertutup yang terikat satu koordinat dan satu sudut jurusan.

l. Poligon tertutup yang terikat dua koordinat dan dua sudut jurusan

atau lebih.

3.3 DATA POLIGON

Untuk menentukan koordinat suatu titik dari titik lain dengan cara

poligon minimal diperlukan 4 (empat) unsur data, yaitu:

3.3.1 Koordinat Awal/Akhir

Syarat penting agar hasil pengukuran poligon (sudut dan jarak)

tersebut dapat dihitung koordinatnya adalh harus mempunyai koordinat

awal/akhir dan sudut jurusan awal/akhir. Koordinat awal/akhir dapat

Ilmu Ukur Tanah I dan II. Page 33


diketahui dari data koordinat yang sudah ada atau ditentukan sendiri

secara sebarang, yaitu:

a. Titik-titik koordinat JKHN (Jaring Kontrol Horizontal Nasional) orde

nol atau orde satu. Data koordinat dan lokasi benchmark ini dapat

diperoleh di Bakosurtanal (Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan

Nasional)

b. Titik-titik koordinat Jaring Kontrol Horizontal milik instansi BPN,

Proyek-proyek Pengembangan Wilayah Sungai, Dinas-dinas PU dan

sebagainya.

c. Ditentukan sendiri secara sistematis dengan menggunakan teknologi

GPS.

d. Ditentukan sendiri secara sembarang atau lokal (arbitary coordinate).

Hal yang terpenting yang harus diketahui dalam menggunakan data

koordinat tersebut adalah data teknis yang terdiri dari:

a. Metoda pengukuran yang digunakan (poligon, GPS, triangulasi dsb)

b. Sistim koordinat (UTM, Polieder atau lokal)

c. Tingkat/orde ketelitian pengukuran.

d. Peralatan yang digunakan.

e. Dsb

3.3.2 Sudut Jurusan Awal/Akhir

Sudut jurusan (azimut) adalah sudut yang diukur searah jarum

jam dari sembarang meridian acuan. Dalam pengukuran tanah datar,

Ilmu Ukur Tanah I dan II. Page 34


sudut jurusan biasanya diukur dari utara, tetapi para ahli astronomi, militer

dan National Geodetic Survey memakai selatan sebagai arah acuan.

Sudut jurusan berkisar antara 0 sampai 360° dan tidak memerlukan huruf-

huruf untuk menunjukkan kuadran.

Gambar 3.5 Sudut Jurusan (Lalu Muhammad Jaelani, 2004)

Sudut jurusan awal/akhir dalam pengukuran dapat diperoleh

dengan cara sebagai berikut:

a. Ditentukan dari dua titik koordinat yang diketahui, dimana titik-titik

koordinat ini bila diberdirikan alat ukur theodolit dan targetnya di

lapangan harus saling terlihat.

b. Melakukan pengamatan azimuth matahari, kemudian dikoreksi

dengan besarnya konvergensi meridian (tergantung sistim

proyeksinya).

c. Melakukan pengamatan azimuth magnetis pada salah satu sisi

poligon, cara ini hanya digunakan untuk keperluan pada daerah yang

Ilmu Ukur Tanah I dan II. Page 35


tidak begitu luas dan tidak memerlukan cara pemetaan yang

sistematis (proyeksi peta).

d. Ditentukan secara sembarang di salah satu sisi poligonnya, cara ini

sebaiknya dihindari.

Untuk menghitung nilai sudut jurusan terdiri dari dua cara yaitu

menghitung sudut jurusan berdasarkan titik tetap dan menghitung sudut

jurusan dari rangkaian titik.

1. Menghitung Sudut Jurusan Dari Titik Tetap

Gambar 3.6 Sudut Jurusan (Azimuth) Dari Titik Tetap (Lalu


Muhammad Jaelani, 2004)

Sudut jurusan dari A ke B dapat dihitung dengan rumus:

Ilmu Ukur Tanah I dan II. Page 36


Untuk menghitung sudut jurusan, harus dilihat dulu arahnya

terletak di kuadran berapa, dan ini dapat dilihat dari tanda aljabar

dari harga (Xb – Xa) dan (Yb – Ya).Letak kuadran dapat dilihat pada

tabel berikut ini.

Tabel 3.1 Kuadran Sudut Jurusan (Azimuth)

Kuadran α (Xb – Xa) (Yb – Ya) Azimuth (φ)


I + + φ=α
II + - φ = 180° – IαI
III - - φ = 180° + IαI
IV - + φ = 360° – IαI
Sumber : Diklat Teknis Pengukuran dan Pemetaan Kota, 2004

2. Menghitung Sudut Jurusan Dari Rangkaian Titik

Gambar 3.7 Sudut Jurusan (Azimuth) Dari Rangkaian Titik


(Lalu Muhammad Jaelani, 2004)

Pada titik A, B, C seperti gambar disamping, diketahui

azimuth αAB dan sudut β. Kemudian akan dicari besar azimuth α BC.

Azimuth αBC dapat dicari dengan rumus umum sebagai berikut :

α23 = α12 ± 180° ± β1

Ilmu Ukur Tanah I dan II. Page 37


Catatan:

 Bila azimuth lebih besar dari 360°, maka harus dikurangi 360°.

 Bila azimuth lebih kecil dari 0°, maka harus ditambah 360°.

 Tanda (+) atau (-) tergantung pada jenis sudut horizontal dan arah

pengukuran.

3.3.3 Sudut Horizontal

Sudut horizontal merupakan sudut yang dibentuk oleh selisih dari

dua arah. Sudut horizontal diperoleh dengan cara pengukuran langsung

di lapangan dengan menggunakan alat ukur sudut yang disebut theodolit.

Ketelitian pengukuran tergantung pada ketelitian alat ukur theodolit dan

metoda pengukuran yang digunakan. Berdasarkan jenisnya, sudut

horizontal dibedakan menjadi dua jenis yaitu sudut dalam dan sudut luar.

Untuk poligon tertutup sudut dalam artinya sudut horizontal berada di

dalam poligon sedangkan sudut luar berada di luar poligon. Untuk poligon

terbuka, sudut dalam artinya sudut horizontal berada di bawah poligon

sedangkan sudut luar berada di atas poligon.

Gambar 3.8 Sudut Horizontal Poligon Tertutup

Ilmu Ukur Tanah I dan II. Page 38


Gambar 3.9 Sudut Horizontal Poligon Terbuka

3.3.4 Jarak Horizontal

Alat pengukur jarak yang sering digunakan untuk menentukan

panjang sisi-sisi poligon adalah sebagai berikut:

1. Pengukur Jarak Langsung (Pita Ukur)

Pengukuran jarak horisontal dengan pita ukur merupakan

penerapan panjang yang diketahui pada pita berpembagian skala

langsung pada sebuah garis beberapa kali. Pita ukur memiliki

ketelitian kira-kira 1:3000. Kesalahan yang mungkin terjadi pada

metode pengukuran jarak menggunakan pita ukur adalah kesalahan

yang bersumber dari pengukur (salah membaca atau mencatat),

kesalahan yang bersumber dari pita ukur, dan kesalahan yang

bersumber dari keadaan alam.

Ilmu Ukur Tanah I dan II. Page 39


2. Pengukur Jarak Optis (Theodolit dan Rambu Ukur)

Pengukuran jarak dengan cara optis adalah pengukuran jarak

dengan menggunakan alat ukur yang dilengkapi pengukur jarak optis

(misal theodolit dan sipat datar). Alat ini dalam teropongnya terdapat

tiga benang mendatar diafragma. Jarak yang diukur menggunakan

kombinasi theodolit dan rambu ukur ini terbatas sampai +250 m yang

akan menghasilkan ketelitian kira-kira 1:300. Kesalahan yang

mungkin terjadi pada metode pengukuran jarak optis menggunakan

theodolit dan rambu ukur adalah kesalahan yang bersumber dari

personel (salah membaca rambu), kesalahan yang bersumber dari

instrumen, dan kesalahan yang bersumber dari keadaan alam.

3. Pengukur Jarak Elektronis (EDM)

Alat EDM menentukan panjang berdasarkan pada perubahan

fase yang terjadi sewaktu energi elektromagnetik dengan panjang

gelombang yang diketahui, merambat dari satu ujung garis ke ujung

yang lain dan kembali.

Kelebihan EDM adalah jarak yang di ukur lebih cepat dan teliti.

Dengan EDM, jarak ditunjukkan dalam bentuk digital dalam feet atau

meter, dan banyak diantara alat-alat ini mempunyai koputer mikro

terpasang tetap yang memberi hasil tereduksi langsung ke

komponen horisontal dan vertikal.

Pengukur jarak elektronis (EDM) dapat digolongkan menjadi 2

(dua) bagian, yaitu pengukur jarak elektronis jarak jauh yang

Ilmu Ukur Tanah I dan II. Page 40


menggunakan gelombang mikro (microwave system) seperti

terurometer, dan pengukur jarak elektronis jarak pendek yang

menggunakan gelombang cahaya (lightwave system) seperti

geodimeter. Untuk pengukuran poligon umumnya digunakan alat

pengukur jarak elektronis jarak pendek (1 – 2 km) yang mempunyai

ketelitian sebesar ±10 mm atau ± 1 cm untuk jarak 1000 meter.

3.4 ALAT UKUR THEODOLIT

Gambar 3.10 Theodolit (Mansur Muhamadi, 2004)

Ilmu Ukur Tanah I dan II. Page 41


Theodolit merupakan alat ukur tanah yang universal. Selain

digunakan untuk mengukur sudut harisontal dan sudut vertikal, theodolit

juga dapat digunakan untuk mengukur jarak secara optis, membuat garis

lurus dan sipat datar orde rendah.

Bagian-bagian yang penting dari alat theodolit:

 Teropong yang dilengkapi dengan garis bidik

 Lingkaran skala vertikal

 Sumbu mendatar

 Indeks pembaca lingkaran skala tegak

 Penyangga sumbu mendatar

 Indeks pembaca lingkaran skala mendatar

 Sumbu tegak

 Lingkaran skala mendatar

 Nivo kotak

 Nivo tabung

 Tribrach

 Skrup kaki tribrach

Sistim pembacaan pada theodolit terdiri dari 5 (lima) jenis yaitu

sistem dengan indeks garis, sistem dengan nonius, sistem dengan

micrometer, sistem koinsidensi dan sistem digital.

Ilmu Ukur Tanah I dan II. Page 42


Gambar 3.11 Pembacaan Sudut Dengan Cara Koinsidensi (Mansur
Muhamadi, 2004)

3.5 DASAR TEORI HITUNGAN POLIGON

Untuk menghitung koordinat titik-titik poligon digunakan dasar

teori hitungan koordinat dalam sistem koordinat orthogonal, yaitu:

// sb. Y
Y

// sb.X

Gambar 3.12 Sistem Koordinat Orthogonal (Saeful Roebama, 2006)

Ilmu Ukur Tanah I dan II. Page 43


Dimana :

A (Xa , Ya) : Koordinat titik A yang diketahui

αab : Sudut Jurusan AB yang diketahui / diukur

dab : Jarak antara titik A dan B yang diukur

Dengan memperhatikan gambat di atas, maka koordinat titik B dapat

ditentukan dengan cara sebagai berikut:

Xb = Xa + ΔX
(1)
Yb = Ya + ΔY

Dimana : ΔX dan ΔY merupakan fungsi dari αab dan dab , atau:

ΔX = dab . Sin αab


(2)
ΔX = dab . Cos αab

Subtitusikan persamaan (1) ke persamaan (2) sehingga diperoleh:

Xb = Xa + dab . Sin αab


(3)
Yb = Ya + dab . Cos αab

Bila titik B mempunyai jarak yang cukup jauh dari titik A dan tidak saling

terlihat akibat faktor alam atau halangan lainnya, maka antara titik A dan B

dapat dihubungkan dengan cara pengukuran poligon, seperti yang

diperlihatkan dalam gambar di bawah ini:

Ilmu Ukur Tanah I dan II. Page 44


B
ΔY3B

ΔX3B
3
ΔY23
ΔX23
2
ΔY12

ΔX12
1
ΔYA1
ΔXA1
A

Gambar 3.13 Koordinat Titik-Titik Poligon (Saeful Roebama, 2006)

Maka koordinat titik-titik poligon dapat dihitung dengan cara sebagai

berikut:

X1 = XA + ΔXA1 Y1 = YA + ΔYA1

X2 = X1 + ΔX12 Y2 = Y1 + ΔY12

X3 = X2 + ΔX23 Y3 = Y2 + ΔY23

XB = X3 + ΔX3B YB = Y3 + ΔY3B

Atau

XAkhir = XAwal + Σ.ΔX

YAkhir = YAwal + Σ.ΔY

Dimana:

ΔXA1 = dA1 . Sin ΔYA1 = dA1 . Cos αA1

ΔX12 = d12 . Sin α12 ΔY12 = d12 . Cos α12

ΔX23 = d23 . Sin α23 ΔY23 = d23 . Cos α23

ΔX3B = d3B . Sin α3B ΔY3B = d3B . Cos α3B

Ilmu Ukur Tanah I dan II. Page 45


Atau :

XAkhir = XAwal + Σ d . Sin α (4)

YAkhir = YAwal + Σ d . Cos α (5)

Dari persamaan di atas, data yang sudah diketahui adalah koordinat

titik A (XA , YA) dan sudut jurusan awal αA1 serta sudut horizontal β1 , β2 ,

β3 sehingga untuk menyelesaikan persamaan tersebut kita perlu

menghitung besarnya sudut jurusan sisi-sisi poligon yang dapat dihitung

berdasarkan sudut jurusan awal αA1 dan sudut-sudut horizontal hasil

pengukuran.

Cara menghitung sudut jurusan sisi-sisi poligon:

Rumus umum : α23 = α12 ± 180° ± β1

1. Jika diketahui sudut


α12 jurusan awal α12 dan sudut
1
3 horizontal β1 (SUDUT
LUAR) maka untuk
α2 menghitung sudut jurusan
β
3 α12 sisi-sisi poligon digunakan
21 rumus:

α23 = α12 - 180° + β1

2.
α12 Jika diketahui sudut
1 jurusan awal α12 dan sudut
3
horizontal β1 (SUDUT
DALAM) maka untuk
α23 menghitung sudut jurusan
α12 sisi-sisi poligon digunakan
2 rumus:
β1
α23 = α12 + 180° - β1

Ilmu Ukur Tanah I dan II. Page 46


3.6 TAHAPAN DAN CONTOH SOAL POLIGON

3.6.1 Poligon Terbuka Tanpa Ikatan

β2 β4

2 4 6
d12
d23 d45 d56
d34
1 β3 β5

3 5

Gambar 3.14 Poligon Terbuka Tanpa Ikatan

Pada poligon tidak ada sama sekali pengikatan “koordinat dan sudut

jurusan”, agar poligon tersebut dapan dihitung, maka perlu ditentukan

koordinat sembarang dan sudut jurusan awal pada salah satu titiknya.

Misalkan:

X1 = 1000 m

Y1 = 1000 m

α12 = 30° 0’ 0”

Ciri-ciri pada poligon ini adalah:

 Tidak memiliki koreksi sudut horizontal

 Tidak memiliki koreksi koordinat

 Orientasi lokal

 Koordinat lokal

Ilmu Ukur Tanah I dan II. Page 47


Tahapan Hitungan:

1. Hitung semua sudut horizontal hasil ukuran dan ratakan antara hasil

pembacaan biasa dan luar biasa, bila dilakukan pengukuran sudut

dua seri ganda maka hitung sudut rata-rata seri satu dan seri dua

tersebut.

2. Hitung semua jarak sisi-sisi poligon sehingga merupakan jarak

mendatar.

3. Tentukan sendiri sudut jurusan awal, misal sudut jurusan sisi α 12 =

30° 0’ 0”, dan koordinat titik awal (titik 1) adalah X1 = 1000 m dan Y1

= 1000 m.

4. Hitung sudut jurusan semua sisi poligon dengan menggunakan

rumus:

α23 = α12 ± 180° ± β1

α23 = α12 - 180° + β1 Jika diketahui sudut luar, pengukuran serah

α23 = α12 + 180° - β1 Jika diketahui sudut dalam, pengukuran serah

α23 = α12 - 180° + β1 Jika diketahui sudut dalam, pengukuran berlawanan


arah

α23 = α12 + 180° - β1 Jika diketahui sudut luar, pengukuran berlawanan


arah

Periksa apakah αakhir = αawal + Σβ – n . 180°

5. Hitung besarnya absis dan ordinat tiap sisi poligon dengan rumus:

................................dst Untuk Absis

................................dst Untuk Ordinat

Ilmu Ukur Tanah I dan II. Page 48


6. Hitung jumlah besarnya absis dan ordinat, dengan rumus :

................................dst Untuk Absis

................................dst Untuk Ordinat

7. Dengan menggunakan koordinat awal yang diketahui, hitung

koordinat titik – titik poligon, dengan rumus:

Periksa apakah:

Xakhir = Xawal + ΣΔX

Yakhir = Yawal + ΣΔY

3.6.2 Poligon Terbuka Terikat Satu Sudut Jurusan

β2 β4
α12 2 4 6
d12
d23 d45 d56
d34
1 β3 β5

3 5

Gambar 3.15 Poligon Terbuka Terikat Satu Sudut Jurusan

Pada poligon ini terikat pada satu “sudut jurusan awal” sehingga

setiap sisi poligon dapat dihitung sudut jurusannya. Koordinat masih

merupakan koordinat lokal, oleh karena itu perlu ditentukan koordinat

sembarang pada salah satu titiknya.

Ilmu Ukur Tanah I dan II. Page 49


Ciri-ciri dari poligon ini adalah:

 Tidak memiliki koreksi sudut horizontal

 Tidak memiliki koreksi koordinat

 Orientasi : Benar (bukan lokal)

 Koordinat lokal

Tahapan Hitungan :

1. Hitung semua sudut horizontal hasil ukuran dan ratakan antara hasil

pembacaan biasa dan luar biasa, bila dilakukan pengukuran sudut

dua seri ganda maka hitung sudut rata-rata seri satu dan seri dua

tersebut.

2. Hitung semua jarak sisi-sisi poligon sehingga merupakan jarak

mendatar.

3. Tentukan sendiri koordinat titik awal (titik 1) adalah X1 = 1000 m dan

Y1 = 1000 m.

4. Hitung sudut jurusan semua sisi poligon dengan menggunakan

rumus:

α23 = α12 ± 180° ± β1

α23 = α12 - 180° + β1 Jika diketahui sudut luar, pengukuran serah

α23 = α12 + 180° - β1 Jika diketahui sudut dalam, pengukuran serah

α23 = α12 - 180° + β1 Jika diketahui sudut dalam, pengukuran berlawanan


arah

α23 = α12 + 180° - β1 Jika diketahui sudut luar, pengukuran berlawanan


arah

Ilmu Ukur Tanah I dan II. Page 50


Periksa apakah αakhir = αawal + Σβ – n . 180°

5. Hitung besarnya absis dan ordinat tiap sisi poligon dengan rumus:

................................dst Untuk Absis

................................dst Untuk Ordinat

6. Hitung jumlah besarnya absis dan ordinat, dengan rumus :

................................dst Untuk Absis

................................dst Untuk Ordinat

7. Dengan menggunakan koordinat awal yang diketahui, hitung

koordinat titik – titik poligon, dengan rumus:

Periksa apakah:

Xakhir = Xawal + ΣΔX

Yakhir = Yawal + ΣΔY

3.6.3 Poligon Terbuka Terikat Satu Koordinat

β2 β4

2 4 6
d12
d23 d45 d56
d34
1 β3 β5

3 5

Ilmu Ukur Tanah I dan II. Page 51


Gambar 3.16 Poligon Terbuka Terikat Satu Koordinat

Pada poligon ini terikat pada satu “koordinat awal”, hitungan poligon

dapat dilakukan bila ditentukan sudut jurusan sembarang pada salah satu

sisi poligon.

Ciri-ciri dari poligon ini adalah:

 Tidak memiliki koreksi sudut horizontal

 Tidak memiliki koreksi koordinat

 Orientasi : Lokal

 Koordinat : Lokal kecuali pada titik awal (titik 1)

Tahapan Hitungan :

1. Hitung semua sudut horizontal hasil ukuran dan ratakan antara hasil

pembacaan biasa dan luar biasa, bila dilakukan pengukuran sudut

dua seri ganda maka hitung sudut rata-rata seri satu dan seri dua

tersebut.

2. Hitung semua jarak sisi-sisi poligon sehingga merupakan jarak

mendatar.

3. Tentukan sendiri sudut jurusan awal, misal sudut jurusan sisi α12 =

30° 0’ 0”.

4. Hitung sudut jurusan semua sisi poligon dengan menggunakan

rumus:

α23 = α12 ± 180° ± β1

α23 = α12 - 180° + β1 Jika diketahui sudut luar, pengukuran serah

Ilmu Ukur Tanah I dan II. Page 52


α23 = α12 + 180° - β1 Jika diketahui sudut dalam, pengukuran serah

α23 = α12 - 180° + β1 Jika diketahui sudut dalam, pengukuran berlawanan


arah

α23 = α12 + 180° - β1 Jika diketahui sudut luar, pengukuran berlawanan


arah

Periksa apakah αakhir = αawal + Σβ – n . 180°

5. Hitung besarnya absis dan ordinat tiap sisi poligon dengan rumus:

................................dst Untuk Absis

................................dst Untuk Ordinat

6. Hitung jumlah besarnya absis dan ordinat, dengan rumus :

................................dst Untuk Absis

................................dst Untuk Ordinat

7. Dengan menggunakan koordinat awal yang diketahui, hitung

koordinat titik – titik poligon, dengan rumus:

Periksa apakah:

Xakhir = Xawal + ΣΔX

Yakhir = Yawal + ΣΔY

Ilmu Ukur Tanah I dan II. Page 53


3.6.4 Poligon Terbuka Terikat Satu Koordinat dan Satu Sudut

Jurusan

β2 β4

α12 2 4 6
d12
d23 d45 d56
d34
1 β3 β5

3 5

Gambar 3.17 Poligon Terbuka Terikat Satu Koordinat dan Satu Sudut
Jurusan

Pada poligon ini terikat pada satu “kordinat dan sudut jurusan awal”

sehingga semua sudut jurusan pada sisi-sisi poligon dapat dilakukan

dengan unsur sudut jurusan awal dan sudut horizontal yang diukur.

Koordinat titik-titik poligon juga dapat dihitung karena telah diketahui

koordinat awal, semua jarak dan sudut jurusan semua sisi poligon.

Ciri-ciri dari poligon ini adalah:

 Tidak memiliki koreksi sudut horizontal

 Tidak memiliki koreksi koordinat

 Orientasi : Benar

 Koordinat : Benar

Tahapan Hitungan :

Ilmu Ukur Tanah I dan II. Page 54


1. Hitung semua sudut horizontal hasil ukuran dan ratakan antara hasil

pembacaan biasa dan luar biasa, bila dilakukan pengukuran sudut

dua seri ganda maka hitung sudut rata-rata seri satu dan seri dua

tersebut.

2. Hitung semua jarak sisi-sisi poligon sehingga merupakan jarak

mendatar.

3. Hitung sudut jurusan semua sisi poligon dengan menggunakan

rumus:

α23 = α12 ± 180° ± β1

α23 = α12 - 180° + β1 Jika diketahui sudut luar, pengukuran serah

α23 = α12 + 180° - β1 Jika diketahui sudut dalam, pengukuran serah

α23 = α12 - 180° + β1 Jika diketahui sudut dalam, pengukuran berlawanan


arah

α23 = α12 + 180° - β1 Jika diketahui sudut luar, pengukuran berlawanan


arah

Periksa apakah αakhir = αawal + Σβ – n . 180°

4. Hitung besarnya absis dan ordinat tiap sisi poligon dengan rumus:

................................dst Untuk Absis

................................dst Untuk Ordinat

5. Hitung jumlah besarnya absis dan ordinat, dengan rumus :

................................dst Untuk Absis

................................dst Untuk Ordinat

Ilmu Ukur Tanah I dan II. Page 55


6. Dengan menggunakan koordinat awal yang diketahui, hitung

koordinat titik – titik poligon, dengan rumus:

Periksa apakah:

Xakhir = Xawal + ΣΔX

Yakhir = Yawal + ΣΔY

3.6.5 Poligon Terbuka Terikat Satu Sudut Jurusan Awal dan Satu

Sudut Jurusan Akhir

β2 β4
α12 2 4 6
d12
d23 d45 α56 d56
d34
1 β3 β5

3 5

Gambar 3.18 Poligon Terbuka Terikat SatuSudut Jurusan Awal dan


Satu Sudut Jurusan Akhir

Dengan adanya sudut jurusan awal dan sudut jurusan akhir maka

poligon jenis ini memiliki koreksi sudut horizontal yang dihitung dengan

syarat geometrisnya yaitu:

Ilmu Ukur Tanah I dan II. Page 56


Setelah semua sudut poligon dikoreksi, selanjutnya dihitung sudut jurusan

sisi-sisi poligon. Untuk menghitung koordinat titik-titik poligon, maka perlu

ditentukan koordinat sembarang di salah satu titik poligon.

Ciri-ciri dari poligon ini adalah:

 Koreksi Sudut : Ada

 Tidak memiliki koreksi koordinat

 Orientasi : Benar

 Koordinat : Lokal

Tahapan Perhitungan :

1. Hitung semua sudut horizontal hasil ukuran dan ratakan antara hasil

pembacaan biasa dan luar biasa, bila dilakukan pengukuran sudut

dua seri ganda maka hitung sudut rata-rata seri satu dan seri dua

tersebut.

2. Hitung semua jarak sisi-sisi poligon sehingga merupakan jarak

mendatar.

3. Tentukan sendiri koordinat titik awal (titik 1) adalah X1 = 1000 m dan

Y1 = 1000 m.

4. Hitung salah penutup sudut horizontal dengan rumus:

Jika diketahui sudut luar,


pengukuran searah

Ilmu Ukur Tanah I dan II. Page 57


Jika diketahui sudut dalam,
pengukuran searah

5. Hitung koreksi untuk masing-masing sudut poligon menggunakan

rumus : kemudian hitung sudut jurusan terkoreksi semua

titik poligon dengan rumus : .

6. Hitung sudut jurusan semua sisi poligon dengan menggunakan

rumus:

α23 = α12 ± 180° ± β1

α23 = α12 - 180° + β1 Jika diketahui sudut luar, pengukuran serah

α23 = α12 + 180° - β1 Jika diketahui sudut dalam, pengukuran serah

α23 = α12 - 180° + β1 Jika diketahui sudut dalam, pengukuran berlawanan


arah

α23 = α12 + 180° - β1 Jika diketahui sudut luar, pengukuran berlawanan


arah

Periksa apakah αakhir = αawal + Σβ – n . 180°

7. Hitung besarnya absis dan ordinat tiap sisi poligon dengan rumus:

................................dst Untuk Absis

................................dst Untuk Ordinat

8. Hitung jumlah besarnya absis dan ordinat, dengan rumus :

................................dst Untuk Absis

Ilmu Ukur Tanah I dan II. Page 58


................................dst Untuk Ordinat

9. Dengan menggunakan koordinat awal yang diketahui, hitung

koordinat titik – titik poligon, dengan rumus:

Periksa apakah:

Xakhir = Xawal + ΣΔX

Yakhir = Yawal + ΣΔY

3.6.6 Poligon Terbuka Terikat Satu Sudut Jurusan Awal dan Satu

Koordinat Akhir

β2 β4

α12 2 4 6
d12
d23 d45 d56
d34
1 β3 β5

3 5

Gambar 3.19 Poligon Terbuka Terikat Satu Sudut Jurusan Awal dan
Satu Koordinat Akhir

Dengan adanya sudut jurusan awal dan sudut horizontal yang diukur

maka sudut jurusan sisi-sisi poligon lainnya dapat dihitung. Dengan data

sudut jurusan dan jarak sisi poligon dapat dihitung selisih absis (d sin α)

dan selisih ordinat (d cos α). Selanjutnya dengan data koordinat 6, selisih

Ilmu Ukur Tanah I dan II. Page 59


absis dan ordinat makakoordinat titik-titik lainnya dapat dihitung walaupun

dengan cara mundur.

Ciri-ciri dari poligon ini adalah:

 Koreksi Sudut : Tidak Ada

 Tidak memiliki koreksi koordinat

 Orientasi : Benar

 Koordinat : Benar

Tahapan Hitungan :

1. Hitung semua sudut horizontal hasil ukuran dan ratakan antara hasil

pembacaan biasa dan luar biasa, bila dilakukan pengukuran sudut

dua seri ganda maka hitung sudut rata-rata seri satu dan seri dua

tersebut.

2. Hitung semua jarak sisi-sisi poligon sehingga merupakan jarak

mendatar.

3. Hitung sudut jurusan semua sisi poligon dengan menggunakan

rumus:

α23 = α12 ± 180° ± β1

α23 = α12 - 180° + β1 Jika diketahui sudut luar, pengukuran serah

α23 = α12 + 180° - β1 Jika diketahui sudut dalam, pengukuran serah

α23 = α12 - 180° + β1 Jika diketahui sudut dalam, pengukuran berlawanan


arah

α23 = α12 + 180° - β1 Jika diketahui sudut luar, pengukuran berlawanan


arah

Ilmu Ukur Tanah I dan II. Page 60


Periksa apakah αakhir = αawal + Σβ – n . 180°

4. Hitung besarnya absis dan ordinat tiap sisi poligon dengan rumus:

................................dst Untuk Absis

................................dst Untuk Ordinat

5. Hitung jumlah besarnya absis dan ordinat, dengan rumus :

................................dst Untuk Absis

................................dst Untuk Ordinat

6. Hitung besarnya kordinat awal dari koordinat akhir yang diketahui,

dengan menggunakan rumus:

7. Dengan menggunakan koordinat awal tersebut, hitung koordinat titik-

titik poligon lainnya dengan rumus :

Periksa apakah:

Xakhir = Xawal + ΣΔX

Yakhir = Yawal + ΣΔY

Ilmu Ukur Tanah I dan II. Page 61


3.6.7 Poligon Terbuka Terikat Satu Koordinat Awal dan Satu

Koordinat Akhir

β2 β4

2 4 6
d12
d23 d45 d56
d34
1 β3 β5

3 5

Gambar 3.20 Poligon Terbuka Terikat Satu Koordinat Awal dan Satu
Koordinat Akhir

Masalah utama untuk menghitung koordinat tipe ini adalah tidak adanya

“sudut jurusan awal (α12)”, dan untuk cara mengatasinya dapat dilakukan

dengan mencari faktor rotasi yang diperoleh dari selisih sudut jurusan (1

– 6) sementara (αs) dan sudut jurusan (1 – 6) yang diketahui (αT) atau Δα

= αs - αT, dimana:

dsinα dan dcosα dihitung berdasarkan α12 sembarang

Sehingga diperoleh sudut jurusan awal :

Ilmu Ukur Tanah I dan II. Page 62


Ciri-ciri dari poligon ini adalah:

 Koreksi Sudut : Tidak Ada, yang ada rotasi

 Koreksi koordinat : ada

 Orientasi : Benar

 Koordinat : Benar

Tahapan Perhitungan dibagi dua tahap:

Tahap-1 (mencari sudut jurusan awal)

1. Hitung semua sudut horizontal hasil ukuran dan ratakan antara hasil

pembacaan biasa dan luar biasa, bila dilakukan pengukuran sudut

dua seri ganda maka hitung sudut rata-rata seri satu dan seri dua

tersebut.

2. Hitung semua jarak sisi-sisi poligon sehingga merupakan jarak

mendatar.

3. Tentukan sendiri sudut jurusan awal (sembarang), misal sudut

jurusan sisi α12 = 30° 0’ 0”.

4. Hitung sudut jurusan semua sisi poligon dengan menggunakan

rumus:

α23 = α12 ± 180° ± β1

α23 = α12 - 180° + β1 Jika diketahui sudut luar, pengukuran serah

α23 = α12 + 180° - β1 Jika diketahui sudut dalam, pengukuran serah

α23 = α12 - 180° + β1 Jika diketahui sudut dalam, pengukuran berlawanan


arah

α23 = α12 + 180° - β1 Jika diketahui sudut luar, pengukuran berlawanan


arah
Ilmu Ukur Tanah I dan II. Page 63
Periksa apakah αakhir = αawal + Σβ – n . 180°

5. Hitung besarnya absis dan ordinat tiap sisi poligon dengan rumus:

................................dst Untuk Absis

................................dst Untuk Ordinat

6. Hitung jumlah besarnya absis dan ordinat, dengan rumus :

................................dst Untuk Absis

................................dst Untuk Ordinat

7. Hitung sudut jurusan titik awal dan akhir sementara αS dengan

menggunakan rumus :

8. Hitung sudut jurusan titik awal dan akhir yang diketahui α T dengan

menggunakan rumus:

9. Menghitung sudut jurusan awal dengan rumus:

Dimana :

Tahap-2 :

Ilmu Ukur Tanah I dan II. Page 64


1. Dengan menggunakan sudut jurusan awal yang diperoleh dari tahap
1, hitung sudut jurusan semua sisi-sisi poligon dengan rumus:

α23 = α12 ± 180° ± β1

α23 = α12 - 180° + β1 Jika diketahui sudut luar, pengukuran serah

α23 = α12 + 180° - β1 Jika diketahui sudut dalam, pengukuran serah

α23 = α12 - 180° + β1 Jika diketahui sudut dalam, pengukuran berlawanan


arah

α23 = α12 + 180° - β1 Jika diketahui sudut luar, pengukuran berlawanan


arah

Periksa apakah αakhir = αawal + Σβ – n . 180°

2. Hitung besarnya absis dan ordinat tiap sisi poligon dengan rumus:

................................dst Untuk Absis

................................dst Untuk Ordinat

3. Hitung jumlah besarnya absis dan ordinat, dengan rumus :

................................dst Untuk Absis

................................dst Untuk Ordinat

4. Hitung salah penutup absis dan ordinat dari titik acuan ke titik acuan
lainnya, dengan cara sebagai berikut :

fX =  ( d.Sin  ) - ( Xakhir – Xawal )

fy =  ( d.Cos  ) - ( Yakhir – Yawal )

5. Hitung koreksi absis dan ordinat untuk masing-masing sisi poligon


dengan cara sebagai berikut :

Ilmu Ukur Tanah I dan II. Page 65


dst... dst...

6). Hitung koordinat titik-titik poligon, sebagai berikut :

3.6.8 Poligon Terbuka Terikat Satu Koordinat Awal, Satu Sudut

Jurusan Awal dan Satu Sudut Jurusan Akhir

β2 β4
α12 2 4 6
d12
d23 d45 α56 d56
d34
1 β3 β5

3 5

Gambar 3.21 Poligon Terbuka Terikat Satu Koordinat Awal, Satu


Sudut Jurusan Awal dan Satu Sudut Jurusan Akhir

Dengan adanya sudut jurusan awal dan akhir, maka pada poligon ini

ada koreksi sudut, yang dihitung dari syarat geometrisnya yaitu:

Setelah semua sudut poligon dikoreksi, selanjutnya dihitung sudut

jurusan sisi-sisi poligon , selisih absis dan selisih ordinat. Sedangkan

Ilmu Ukur Tanah I dan II. Page 66


koordinat titik-titik poligon dapat dihitung dengan koordinat awal titik 1

yang telah diketahui.

Ciri-ciri dari poligon ini adalah:

 Koreksi Sudut : Ada

 Koreksi koordinat : Tidak Ada

 Orientasi : Benar

 Koordinat : Benar

Tahapan Perhitungan:

1. Hitung semua sudut horizontal hasil ukuran dan ratakan antara hasil

pembacaan biasa dan luar biasa, bila dilakukan pengukuran sudut

dua seri ganda maka hitung sudut rata-rata seri satu dan seri dua

tersebut.

2. Hitung semua jarak sisi-sisi poligon sehingga merupakan jarak

mendatar.

3. Hitung salah penutup sudut horizontal dengan rumus:

Jika diketahui sudut luar,


pengukuran searah

Jika diketahui sudut dalam,


pengukuran searah

Ilmu Ukur Tanah I dan II. Page 67


4. Hitung koreksi untuk masing-masing sudut poligon menggunakan

rumus : kemudian hitung sudut jurusan terkoreksi semua

titik poligon dengan rumus : .

5. Hitung sudut jurusan semua sisi poligon dengan menggunakan

rumus:

α23 = α12 ± 180° ± β1

α23 = α12 - 180° + β1 Jika diketahui sudut luar, pengukuran serah

α23 = α12 + 180° - β1 Jika diketahui sudut dalam, pengukuran serah

α23 = α12 - 180° + β1 Jika diketahui sudut dalam, pengukuran berlawanan


arah

α23 = α12 + 180° - β1 Jika diketahui sudut luar, pengukuran berlawanan


arah

Periksa apakah αakhir = αawal + Σβ – n . 180°

6. Hitung besarnya absis dan ordinat tiap sisi poligon dengan rumus:

................................dst Untuk Absis

................................dst Untuk Ordinat

7. Hitung jumlah besarnya absis dan ordinat, dengan rumus :

................................dst Untuk Absis

................................dst Untuk Ordinat

8. Dengan menggunakan koordinat awal (titik 1) yang diketahui, hitung

koordinat titik – titik poligon, dengan rumus:

Ilmu Ukur Tanah I dan II. Page 68


Periksa apakah:

Xakhir = Xawal + ΣΔX

Yakhir = Yawal + ΣΔY

3.6.9 Poligon Terbuka Terikat Satu Koordinat Awal, Satu Koordinat

Akhir dan Satu Sudut Jurusan Awal

β2 β4
α12 2 4 6
d12
d23 d45 d56
d34
1 β3 β5

3 5

Gambar 3.22 Poligon Terbuka Terikat Satu Koordinat Awal, Satu


Koordinat Akhir dan Satu Sudut Jurusan Awal

Dengan adanya koordinat awal dan koordinat akhir, maka pada poligon ini

ada koreksi koordinat yang dihitung dari syarat geometrisnya yaitu:

Ciri-ciri dari poligon ini adalah:

Ilmu Ukur Tanah I dan II. Page 69


 Koreksi Sudut : Tidak Ada

 Koreksi koordinat : Ada

 Orientasi : Benar

 Koordinat : Benar

Tahapan Perhitungan:

1. Hitung semua sudut horizontal hasil ukuran dan ratakan antara hasil

pembacaan biasa dan luar biasa, bila dilakukan pengukuran sudut

dua seri ganda maka hitung sudut rata-rata seri satu dan seri dua

tersebut.

2. Hitung semua jarak sisi-sisi poligon sehingga merupakan jarak

mendatar.

3. Hitung sudut jurusan awal, baik yang berasal dari dua titik tetap

maupun hasil pengamatan matahari.

4. Hitung sudut jurusan semua sisi poligon dengan menggunakan

rumus:

α23 = α12 ± 180° ± β1

α23 = α12 - 180° + β1 Jika diketahui sudut luar, pengukuran serah

α23 = α12 + 180° - β1 Jika diketahui sudut dalam, pengukuran serah

α23 = α12 - 180° + β1 Jika diketahui sudut dalam, pengukuran berlawanan


arah

α23 = α12 + 180° - β1 Jika diketahui sudut luar, pengukuran berlawanan


arah

Periksa apakah αakhir = αawal + Σβ – n . 180°

Ilmu Ukur Tanah I dan II. Page 70


5. Hitung besarnya absis dan ordinat tiap sisi poligon dengan rumus:

................................dst Untuk Absis

................................dst Untuk Ordinat

6. Hitung jumlah besarnya absis dan ordinat, dengan rumus :

................................dst Untuk Absis

................................dst Untuk Ordinat

7. Hitung salah penutup absis dan ordinat dari titik acuan ke titik acuan

lainnya, dengan rumus:

Jika diketahui sudut luar,


pengukuran searah

Jika diketahui sudut dalam,


pengukuran searah

8. Hitung koreksi absis dan ordinat untuk masing-masing sisi poligon

dengan rumus:

dst... dst...

Ilmu Ukur Tanah I dan II. Page 71


9. Hitung koordinat titik-titik poligon, sebagai berikut :

3.6.10 Poligon Terbuka Terikat Sempurna (Terikat Dua Koordinat di

Awal dan Dua Koordinat di Akhir)

β4
β2
2 4 6
d12
d23 d45 β5 d56
d34
1 β3

3 5

Gambar 3.23 Poligon Terbuka Terikat Sempurna

Ciri-ciri dari poligon ini adalah:

 Koreksi Sudut : Ada

 Koreksi koordinat : Ada

 Orientasi : Benar

 Koordinat : Benar

Tahap Perhitungan:

1. Hitung azimut awal dan azimut akhir dengan rumus:

Ilmu Ukur Tanah I dan II. Page 72


..........untuk azimut awal

..........untuk azimut akhir

2. Hitung salah penutup sudut horizontal dengan rumus:

Jika diketahui sudut luar,


pengukuran searah

Jika diketahui sudut dalam,


pengukuran searah

3. Hitung koreksi untuk masing-masing sudut poligon menggunakan

rumus : kemudian hitung sudut jurusan terkoreksi semua

titik poligon dengan rumus : .

4. Hitung sudut jurusan semua sisi poligon dengan menggunakan

rumus:

α23 = α12 ± 180° ± β1

α23 = α12 - 180° + β1 Jika diketahui sudut luar, pengukuran serah

α23 = α12 + 180° - β1 Jika diketahui sudut dalam, pengukuran serah

α23 = α12 - 180° + β1 Jika diketahui sudut dalam, pengukuran berlawanan


arah

α23 = α12 + 180° - β1 Jika diketahui sudut luar, pengukuran berlawanan


arah

Ilmu Ukur Tanah I dan II. Page 73


Periksa apakah αakhir = αawal + Σβ – n . 180°

5. Hitung besarnya absis dan ordinat tiap sisi poligon dengan rumus:

................................dst Untuk Absis

................................dst Untuk Ordinat

6. Hitung jumlah besarnya absis dan ordinat, dengan rumus :

................................dst Untuk Absis

................................dst Untuk Ordinat

7. Hitung salah penutup absis dan ordinat dari titik acuan ke titik acuan

lainnya, dengan rumus:

Jika diketahui sudut luar,


pengukuran searah

Jika diketahui sudut dalam,


pengukuran searah

8. Hitung koreksi absis dan ordinat untuk masing-masing sisi poligon

dengan rumus:

Ilmu Ukur Tanah I dan II. Page 74


dst... dst...

9. Hitung koordinat titik-titik poligon, sebagai berikut :

3.6.11 Poligon Tertutup

2
1 d12
d23
3
d81

8 d34

4
d78

d67
6 d56 d45
7
d56
5
Gambar 3.24 Poligon Terbuka Terikat Sempurna

Pada poligon tertutup memiliki keuntungan tersendiri dibanding

dengan poligon terbuka, karena pada poligon tipe ini ada kontrol sudut

dan jarak yang diperoleh dari syarat geometrisnya yaitu:

Syarat sudut horizontal :

Ilmu Ukur Tanah I dan II. Page 75


Syarat Absis:

Syarat Ordinat:

Ciri-ciri poligon tertutup:

 Koreksi sudut : Ada

 Koreksi Koordinat : Ada

Tahapan Perhitungan:

1. Hitung semua sudut horizontal hasil ukuran dan ratakan antara hasil

pembacaan biasa dan luar biasa, bila dilakukan pengukuran sudut

dua seri ganda maka hitung sudut rata-rata seri satu dan seri dua

tersebut.

2. Hitung semua jarak sisi-sisi poligon sehingga merupakan jarak

mendatar.

3. Hitung sudut jurusan awal, baik yang berasal dari dua titik tetap

maupun hasil pengamatan matahari.

4. Hitung salah penutup sudut horizontal dengan rumus:

Ilmu Ukur Tanah I dan II. Page 76


Jika diketahui sudut luar,
pengukuran berlawanan

Jika diketahui sudut luar,


pengukuran searah

Jika diketahui sudut dalam,


pengukuran berlawanan

Jika diketahui sudut dalam,


Pengukuran searah

5. Hitung koreksi untuk masing-masing sudut poligon menggunakan

rumus : kemudian hitung sudut jurusan terkoreksi semua

titik poligon dengan rumus : .

6. Hitung sudut jurusan semua sisi poligon dengan menggunakan

rumus:

α23 = α12 ± 180° ± β1

α23 = α12 - 180° + β1 Jika diketahui sudut luar, pengukuran serah

α23 = α12 + 180° - β1 Jika diketahui sudut dalam, pengukuran searah

α23 = α12 - 180° + β1 Jika diketahui sudut dalam, pengukuran berlawanan


arah

α23 = α12 + 180° - β1 Jika diketahui sudut luar, pengukuran berlawanan


arah

Periksa apakah αakhir = αawal + Σβ – n . 180°

7. Hitung besarnya absis dan ordinat tiap sisi poligon dengan rumus:

Ilmu Ukur Tanah I dan II. Page 77


................................dst Untuk Absis

................................dst Untuk Ordinat

8. Hitung jumlah besarnya absis dan ordinat, dengan rumus :

................................dst Untuk Absis

................................dst Untuk Ordinat

9. Hitung koreksi absis dan ordinat dengan rumus :

untuk koreksi absis

Untuk koreksi ordinat

10. Hitung koreksi absis dan ordinat untuk masing-masing sisi poligon

dengan rumus:

dst... dst...

11. Hitung koordinat titik-titik poligon, sebagai berikut :

Ilmu Ukur Tanah I dan II. Page 78


Ilmu Ukur Tanah I dan II. Page 79
Tabel 3.2 Contoh Soal Poligon Terbuka Type – 1
(Poligon Terbuka Tidak Terikat Koordinat dan Sudut Jurusan)
SUDUT HORIZONTAL Azimuth (α) dsinɑ dcosɑ KOORDINAT (m)
TITIK JARAK (m)
asal kor terkoreksi der men det asal kor terkoreksi asal kor terkoreksi X Y

A 225231,123 9259332,345
30 0 0 177,451 88,7255 - - 153,6771 - -
P1 198⁰ 53' 20" - - 225319,849 9259486,022
48 53 20 192,165 144,784 - - 126,3526 - -
P2 282⁰ 28' 08" - - 225464,633 9259612,375
151 21 28 211,143 101,209 - - -185,305 - -
P3 92⁰ 18' 12" - - 225565,842 9259427,069
63 39 40 170,421 152,7288 - - 75,61232 - -
P4 263⁰ 53' 45" - - 225718,57 9259502,682
147 33 25 172,190 92,37324 - - -145,315 - -
P5 214⁰ 9' 30" - - 225810,944 9259357,366
181 42 55 140,540 -4,20675 - - -140,477 - -
p6 144⁰ 14' 51" - - 225806,737 9259216,889
145 57 46 160,567 89,87439 - - -133,058 - -
p7 160⁰ 10' 44" - - 225896,611 9259083,831
126 8 30 123,456 99,69827 - - -72,8123 - -
p8 107⁰ 7' 45" - - 225996,31 9259011,019
53 16 15 234,567 187,9987 - - 140,2789 - -
B 226184,308 9259151,298

Jumlah 1463⁰ 16' 15" 1582,500 953,1852 -181,047

Catatan: diketahui sudut luar, pengukuran searah jarum jam. Azimuth awal dan koordinat awal ditentukan sembarang.

Ilmu Ukur Tanah I dan II. Page 80


Tabel 3.3 Contoh Soal Poligon Terbuka Type – 2
(Poligon Terbuka Terikat Satu Koordinat Awal)
SUDUT HORIZONTAL Azimuth (α) dsinɑ dcosɑ KOORDINAT (m)
TITIK JARAK (m)
asal kor terkoreksi der men det asal kor terkoreksi asal kor terkoreksi X Y

A 225131,123 9259660,345
35 0 0 177,451 101,7817 - - 145,3593 - -
P1 198⁰ 53' 20" - - 225232,9047 9259805,704
53 53 20 192,165 155,2454 - - 113,253 - -
P2 282⁰ 28' 08" - - 225388,1501 9259918,957
156 21 28 211,143 84,67345 - - -193,421 - -
P3 92⁰ 18' 12" - - 225472,8236 9259725,536
68 39 40 170,421 158,7377 - - 62,01339 - -
P4 263⁰ 53' 45" - - 225631,5613 9259787,55
152 33 25 172,190 79,35666 - - -152,813 - -
P5 214⁰ 9' 30" - - 225710,9179 9259634,736
186 42 55 140,540 -16,4341 - - -139,576 - -
p6 144⁰ 14' 51" - - 225694,4838 9259495,16
150 57 46 160,567 77,93564 - - -140,384 - -
p7 160⁰ 10' 44" - - 225772,4195 9259354,776
131 8 30 123,456 92,97288 - - -81,2246 - -
p8 107⁰ 7' 45" - - 225865,3923 9259273,551
58 16 15 234,567 199,5094 - - 123,3599 - -
B 226064,9018 9259396,911

Jumlah 1463⁰ 16' 15" 1582,500 933,7788 -263,434

Catatan: diketahui sudut luar, pengukuran searah jarum jam. Azimuth awal ditentukan sembarang.

Ilmu Ukur Tanah I dan II. Page 81


Tabel 3.4 Contoh Soal Poligon Terbuka Type – 3
(Poligon Terbuka Terikat Satu Sudut Jurusan Awal)
SUDUT HORIZONTAL Azimuth (α) dsinɑ dcosɑ KOORDINAT (m)
TITIK JARAK (m)
asal kor terkoreksi der men det asal kor terkoreksi asal kor terkoreksi X Y

A 224567,891 9255678,910
108 45 25 177,451 168,0268 - - -57,0601 - -
P1 198⁰ 53' 20" - - 224735,918 9255621,850
127 38 45 192,165 152,1565 - - -117,37 - -
P2 282⁰ 28' 08" - - 224888,074 9255504,480
230 6 53 211,143 -162,016 - - -135,396 - -
P3 92⁰ 18' 12" - - 224726,058 9255369,084
142 25 5 170,421 103,939 - - -135,056 - -
P4 263⁰ 53' 45" - - 224829,997 9255234,028
226 18 50 172,190 -124,517 - - -118,933 - -
P5 214⁰ 9' 30" - - 224705,48 9255115,095
260 28 20 140,540 -138,601 - - -23,263 - -
p6 144⁰ 14' 51" - - 224566,879 9255091,832
224 43 11 160,567 -112,981 - - -114,092 - -
p7 160⁰ 10' 44" - - 224453,898 9254977,74
204 53 55 123,456 -51,9767 - - -111,981 - -
p8 107⁰ 7' 45" - - 224401,921 9254865,759
132 1 40 234,567 174,2411 - - -157,04 - -
B 224576,162 9254708,718

Jumlah 1463⁰ 16' 15" 1582,500 8,271264 -970,192

Catatan: diketahui sudut luar, pengukuran searah jarum jam. Koordinat awal ditentukan sembarang.

Ilmu Ukur Tanah I dan II. Page 82


Tabel 3.5 Contoh Soal Poligon Terbuka Type – 4
(Poligon Terbuka Terikat Satu Koordinat Awal dan Sudut Jurusan Awal)
SUDUT HORIZONTAL Azimuth (α) dsinɑ dcosɑ KOORDINAT (m)
TITIK JARAK (m)
asal kor terkoreksi der men det asal kor terkoreksi asal kor terkoreksi X Y

A 225789,234 9225765,123
99 32 50 177,451 174,993 - - -29,4321 - -
P1 198⁰ 53' 20" - - 225964,2272 9225735,691
118 26 10 192,165 168,98 - - -91,5048 - -
P2 282⁰ 28' 08" - - 226133,2072 9225644,186
220 54 18 211,143 -138,258 - - -159,581 - -
P3 92⁰ 18' 12" - - 225994,9493 9225484,605
133 12 30 170,421 124,215 - - -116,679 - -
P4 263⁰ 53' 45" - - 226119,1639 9225367,926
217 6 15 172,190 -103,876 - - -137,328 - -
P5 214⁰ 9' 30" - - 226015,2876 9225230,597
251 15 45 140,540 -133,091 - - -45,1461 - -
p6 144⁰ 14' 51" - - 225882,1961 9225185,451
215 30 36 160,567 -93,2645 - - -130,704 - -
p7 160⁰ 10' 44" - - 225788,9316 9225054,747
195 41 20 123,456 -33,3842 - - -118,857 - -
p8 107⁰ 7' 45" - - 225755,5474 9224935,891
122 49 5 234,567 197,129 - - -127,129 - -
B 225952,6765 9224808,762

Jumlah 1463⁰ 16' 15" 1582,500 163,443 -956,361

Catatan: diketahui sudut luar, pengukuran searah jarum jam.

Ilmu Ukur Tanah I dan II. Page 83


Tabel 3.6 Contoh Soal Poligon Terbuka Type – 5
(Poligon Terbuka Terikat Satu Sudut Jurusan Awal dan Sudut Jurusan Akhir)
SUDUT HORIZONTAL AZIMUT (ɑ) JARAK (m) dsinɑ dcosɑ KOORDINAT (m)
TITIK
asal kor terkoreksi der men det asal kor terkoreksi asal kor terkoreksi X Y

A 225678,234 9225777,123
87 15 55 177,451 177,2489 - - 8,466504 - -
P1 198⁰ 53' 20" 0⁰ 0' 5" 198⁰ 53' 25" 225855,483 9225785,590
106 9 20 192,165 184,5764 - - -53,4692 - -
P2 282⁰ 28' 08" 0⁰ 0' 5" 282⁰ 28' 13" 226040,059 9225732,12
208 37 33 211,143 -101,156 - - -185,334 - -
P3 92⁰ 18' 12" 0⁰ 0' 5" 92⁰ 18' 17" 225938,903 9225546,786
120 55 50 170,421 146,1856 - - -87,5962 - -
P4 263⁰ 53' 45" 0⁰ 0' 5" 263⁰ 53' 50" 226085,089 9225459,19
204 49 40 172,190 -72,3012 - - -156,275 - -
P5 214⁰ 9' 30" 0⁰ 0' 5" 214⁰ 9' 35" 226012,788 9225302,915
238 59 15 140,540 -120,45 - - -72,4097 - -
p6 144⁰ 14' 51" 0⁰ 0' 5" 144⁰ 14' 56" 225892,337 9225230,505
203 14 11 160,567 -63,3478 - - -147,543 - -
p7 160⁰ 10' 44" 0⁰ 0' 5" 160⁰ 10' 49" 225828,989 9225082,962
183 25 0 123,456 -7,35758 - - -123,237 - -
p8 107⁰ 7' 45" 0⁰ 0' 5" 107⁰ 7' 50" 225821,632 9224959,726
110 32 50 234,567 219,6446 - - -82,3282 - -
B 226041,276 9224877,398

Jumlah 1463⁰ 16' 15" 1582,500

fβ = Ʃβ - (αakhir - αawal) + n.180: Kβ = - fβ/n


fβ = 1463: 16' 15" - (110: 32' 50" - 87: 15' 55") + 8.180: Kβ = - (- 0: 0' 40)/8
fβ = 1463: 16' 15" - (23: 16' 55") + 1440: = - 0: 0' 40" Kβ = 0: 0' 5"

Catatan: diketahui sudut luar, pengukuran searah jarum jam. Koordinat awal ditentukan sembarang.

Ilmu Ukur Tanah I dan II. Page 84


Tabel 3.7 Contoh Soal Poligon Terbuka Type – 6
(Poligon Terbuka Terikat Satu Sudut Jurusan Awal dan Satu Koordinat Akhir)
SUDUT HORIZONTAL AZIMUT (ɑ) JARAK (m) dsinɑ dcosɑ KOORDINAT (m)
TITIK
asal kor terkoreksi der men det asal kor terkoreksi asal kor terkoreksi X Y

A 223865,161 9257637,974
80 15 55 177,451 174,8959 - - 30,0046 - -
P1 198⁰ 53' 20" - - 224040,057 9257667,979
99 9 15 192,165 189,7176 - - -30,5718 - -
P2 282⁰ 28' 08" - - 224229,7745 9257637,407
201 37 23 211,143 -77,8059 - - -196,285 - -
P3 92⁰ 18' 12" - - 224151,9686 9257441,122
113 55 35 170,421 155,7763 - - -69,1164 - -
P4 263⁰ 53' 45" - - 224307,7449 9257372,006
197 49 30 172,190 -52,7092 - - -163,924 - -
P5 214⁰ 9' 30" - - 224255,0357 9257208,082
231 58 50 140,540 -110,718 - - -86,5626 - -
p6 144⁰ 14' 51" - - 224144,318 9257121,519
196 13 41 160,567 -44,8723 - - -154,17 - -
p7 160⁰ 10' 44" - - 224099,4457 9256967,35
176 24 25 123,456 7,736933 - - -123,213 - -
p8 107⁰ 7' 45" - - 224107,1827 9256844,136
103 32 10 234,567 228,0513 - - -54,9023 - -
B 224335,234 9256789,234

Jumlah 1463⁰ 16' 15" 1582,500

Catatan: diketahui sudut luar, pengukuran searah jarum jam.

Ilmu Ukur Tanah I dan II. Page 85


Tabel 3.8 Contoh Soal Poligon Terbuka Type – 7
(Poligon Terbuka Terikat Satu Koordinat Awal dan Koordinat Akhir)
SUDUT HORIZONTAL AZIMUT (ɑ) JARAK (m) dsinɑ dcosɑ KOORDINAT (m)
TITIK
asal kor terkoreksi der men det asal kor terkoreksi asal kor terkoreksi X Y

A 225789,234 9225765,123
99 32 50 177,451 174,9932 0,038686 175,0319 -29,4321 -0,06089 -29,493
P1 198⁰ 53' 20" - - 225964,266 9225735,630
118 26 10 192,165 168,98 0,041894 169,0219 -91,5048 -0,06594 -91,5708
P2 282⁰ 28' 08" - - 226133,288 9225644,059
220 54 18 211,143 -138,258 0,046031 -138,212 -159,581 -0,07245 -159,654
P3 92⁰ 18' 12" - - 225995,076 9225484,406
133 12 30 170,421 124,2146 0,037153 124,2517 -116,679 -0,05848 -116,738
P4 263⁰ 53' 45" - - 226119,328 9225367,668
217 6 15 172,190 -103,876 0,037539 -103,839 -137,328 -0,05908 -137,388
P5 214⁰ 9' 30" - - 226015,489 9225230,280
251 15 45 140,540 -133,091 0,030639 -133,061 -45,1461 -0,04822 -45,1943
p6 144⁰ 14' 51" - - 225882,428 9225185,086
215 30 36 160,567 -93,2645 0,035005 -93,2295 -130,704 -0,0551 -130,759
p7 160⁰ 10' 44" - - 225789,199 9225054,327
195 41 20 123,456 -33,3842 0,026915 -33,3573 -118,857 -0,04236 -118,899
p8 107⁰ 7' 45" - - 225755,841 9224935,428
122 49 5 234,567 197,1291 0,051138 197,1803 -127,129 -0,08049 -127,209
B 225953,022 9224808,219

Jumlah 1463⁰ 16' 15" 1582,500 163,4425 163,788 -956,361 -956,904

fx=∑dsinα - (Xakhir - Xawal ) fy=∑dcosα- (Yakhir - Yawal )


fx=163,4425 - (225953,022 - 225789,234 ) fy=-956,361- (9224808,219 - 9225765,123 )
fx= - 0,345 fy= 0,543

Catatan: diketahui sudut luar, pengukuran searah jarum jam. Sudut jurusan awal ditentukan sembarang.

Ilmu Ukur Tanah I dan II. Page 86


Tabel 3.9 Contoh Soal Poligon Terbuka Type – 8
(Poligon Terbuka Terikat Satu Koordinat Awal , Sudut Jurusan Awal dan Sudut Jurusan Akhir)
SUDUT HORIZONTAL AZIMUT (ɑ) JARAK (m) dsinɑ dcosɑ KOORDINAT (m)
TITIK
asal kor terkoreksi der men det asal kor terkoreksi asal kor terkoreksi X Y

A 226567,789 9255876,543
87 15 55 177,451 177,2489 - - 8,466504 - -
P1 198⁰ 53' 20" 0⁰ 0' 5" 198⁰ 53' 25" 226745,038 9255885,010
106 9 20 192,165 184,5764 - - -53,4692 - -
P2 282⁰ 28' 08" 0⁰ 0' 5" 282⁰ 28' 13" 226929,614 9255831,54
208 37 33 211,143 -101,156 - - -185,334 - -
P3 92⁰ 18' 12" 0⁰ 0' 5" 92⁰ 18' 17" 226828,458 9255646,206
120 55 50 170,421 146,1856 - - -87,5962 - -
P4 263⁰ 53' 45" 0⁰ 0' 5" 263⁰ 53' 50" 226974,644 9255558,61
204 49 40 172,190 -72,3012 - - -156,275 - -
P5 214⁰ 9' 30" 0⁰ 0' 5" 214⁰ 9' 35" 226902,343 9255402,335
238 59 15 140,540 -120,45 - - -72,4097 - -
p6 144⁰ 14' 51" 0⁰ 0' 5" 144⁰ 14' 56" 226781,892 9255329,925
203 14 11 160,567 -63,3478 - - -147,543 - -
p7 160⁰ 10' 44" 0⁰ 0' 5" 160⁰ 10' 49" 226718,544 9255182,382
183 25 0 123,456 -7,35758 - - -123,237 - -
p8 107⁰ 7' 45" 0⁰ 0' 5" 107⁰ 7' 50" 226711,187 9255059,146
110 32 50 234,567 219,6446 - - -82,3282 - -
B 226930,831 9254976,818

Jumlah 1463⁰ 16' 15" 1582,500

fβ = Ʃβ - (αakhir - αawal) + n.180: Kβ = - fβ/n


fβ = 1463: 16' 15" - (110: 32' 50" - 87: 15' 55") + 8.180: Kβ = - (- 0: 0' 40)/8
fβ = 1463: 16' 15" - (23: 16' 55") + 1440: = - 0: 0' 40" Kβ = 0: 0' 5"

Catatan: diketahui sudut luar, pengukuran searah jarum jam.

Ilmu Ukur Tanah I dan II. Page 87


Tabel 3.10 Contoh Soal Poligon Terbuka Type – 9
(Poligon Terbuka Terikat Satu Koordinat Awal , Sudut Jurusan Awal dan Koordinat Akhir)
SUDUT HORIZONTAL AZIMUT (ɑ) JARAK (m) dsinɑ dcosɑ KOORDINAT (m)
TITIK
asal kor terkoreksi der men det asal kor terkoreksi asal kor terkoreksi X Y

A 225789,234 9225765,123
99 32 50 177,451 174,9932 0,052478 175,0456 -29,4321 -0,04463 -29,4767
P1 198⁰ 53' 20" - - 225964,28 9225735,646
118 26 10 192,165 168,98 0,05683 169,0369 -91,5048 -0,04833 -91,5532
P2 282⁰ 28' 08" - - 226133,317 9225644,093
220 54 18 211,143 -138,258 0,062442 -138,1954 -159,581 -0,0531 -159,634
P3 92⁰ 18' 12" - - 225995,121 9225484,459
133 12 30 170,421 124,2146 0,050399 124,265 -116,679 -0,04286 -116,722
P4 263⁰ 53' 45" - - 226119,386 9225367,737
217 6 15 172,190 -103,876 0,050923 -103,8254 -137,328 -0,04331 -137,372
P5 214⁰ 9' 30" - - 226015,561 9225230,365
251 15 45 140,540 -133,091 0,041563 -133,0499 -45,1461 -0,03535 -45,1814
p6 144⁰ 14' 51" - - 225882,511 9225185,184
215 30 36 160,567 -93,2645 0,047485 -93,21706 -130,704 -0,04038 -130,744
p7 160⁰ 10' 44" - - 225789,294 9225054,439
195 41 20 123,456 -33,3842 0,03651 -33,34769 -118,857 -0,03105 -118,888
p8 107⁰ 7' 45" - - 225755,946 9224935,552
122 49 5 234,567 197,1291 0,06937 197,1985 -127,129 -0,05899 -127,188
B 225953,145 9224808,364

Jumlah 1463⁰ 16' 15" 1582,500 163,4425 163,911 -956,361 -956,759

fx=∑dsinα - (Xakhir - Xawal ) fy=∑dcosα- (Yakhir - Yawal )


fx=163,4425 - (225953,145 - 225789,234 ) fy=-956,361- (9224808,364 - 9225765,123 )
fx= - 0,468 fy= 0,398

Catatan: diketahui sudut luar, pengukuran searah jarum jam.

Ilmu Ukur Tanah I dan II. Page 88


Tabel 3.11 Contoh Soal Poligon Terbuka Type – 10
(Poligon Terbuka Terikat Sempurna / Terikat Dua Koordinat Awal dan Akhir)
SUDUT HORIZONTAL AZIMUT (ɑ) JARAK (m) dsinɑ dcosɑ KOORDINAT (m)
TITIK
asal kor terkoreksi der men det asal kor terkoreksi asal kor terkoreksi X Y

A 225100,542 9258206,789
130 15 18,4
B 185⁰ 36' 14" - 0⁰ 0' 3,9" 185⁰ 36' 10,1" 225238,384 9258090,076
135 51 28,5 192,165 133,8314055 0,093580294 133,924986 -137,90048 -0,05614818 -137,956627
P1 84⁰ 12' 48" - 0⁰ 0' 3,9" 84⁰ 12' 44,1" 225372,309 9257952,119
40 4 12,6 211,143 135,9180816 0,102822179 136,020904 161,578592 -0,06169331 161,5168991
P2 305⁰ 18' 29" - 0⁰ 0' 3,9" 305⁰ 18' 25,1" 225508,330 9258113,636
165 22 37,7 170,421 43,02371122 0,082991426 43,1067026 -164,90081 -0,04979486 -164,950606
P3 158⁰ 34' 10" - 0⁰ 0' 3,9" 158⁰ 34' 6,1" 225551,437 9257948,686
143 56 43,8 172,190 101,343204 0,083852891 101,427057 -139,2083 -0,05031173 -139,258613
P4 221⁰51' 19" - 0⁰ 0' 3,9" 221⁰51' 15,1" 225652,864 9257809,427
185 47 58,9 140,540 -14,20170635 0,06844001 -14,133266 -139,82061 -0,04106401 -139,861675
P5 116⁰ 48' 54" - 0⁰ 0' 3,9" 116⁰ 48' 50,1" 225638,730 9257669,565
122 36 49 160,567 135,2494993 0,078192736 135,327692 -86,540941 -0,04691564 -86,5878564
P6 170⁰ 14' 34" - 0⁰ 0' 3,9" 170⁰ 14' 30,1" 225774,058 9257582,978
112 51 19,1 123,456 113,7633049 0,060120463 113,823425 -47,950958 -0,03607228 -47,9870305
C 217⁰ 8' 19" - 0⁰ 0' 3,9" 217⁰ 8' 15,1" 225887,882 9257534,990
149 59 34,2
D 226038,451 9257274,272

Jumlah 1459⁰ 44' 47" 1170,482 648,928 0,570 649,498 -554,744 -0,342 -555,086

fβ = Ʃβ - (αakhir - αawal) + n.180: Kβ = - fβ/n fx=∑dsinα - (Xakhir - Xawal ) fy=∑dcosα- (Yakhir - Yawal )
fβ = 1459: 44' 47" - (149: 59' 34,2" - 130: 15' 18,4") + 8.180: Kβ = - ( 0: 0' 31,2")/8 fx=901,662 - (225887,882 - 225238,384 ) fy=-872,537 - (9257534,990 - 9258090,076 )
fβ = 1459: 44' 47" - (19: 44' 15,8") + 1440: = 0: 0' 31,2" Kβ = - 0: 0' 3,9" fx= - 0,570 fy= 0,342

Catatan: diketahui sudut luar, pengukuran searah jarum jam.

Ilmu Ukur Tanah I dan II. Page 89


Tabel 3.12 Contoh Soal Poligon Type – 11
(Poligon Tertutup)

SUDUT HORIZONTAL AZIMUT (ɑ) JARAK (m) dsinɑ dcosɑ KOORDINAT (m)
TITIK
asal kor terkoreksi der men det asal kor terkoreksi asal kor terkoreksi X Y

A 203⁰ 36' 10" 0: 0' 5" 203⁰ 36' 15" 225789,234 9225765,123
350 38 37 251,237 -40,8448 -0,01798 -40,86283 247,8946 0,001352 247,89594
P1 241⁰ 27' 43" 0: 0' 5" 241⁰ 27' 48" 225748,371 9226013,019
52 6 25 298,002 235,1708 -0,02132 235,1495 183,0297 0,001604 183,03132
P2 209⁰ 28' 2" 0: 0' 5" 209⁰ 28' 7" 225983,521 9226196,050
81 34 32 157,678 155,9766 -0,01128 155,96536 23,10063 0,000849 23,101476
P3 201⁰ 31' 19" 0: 0' 5" 201⁰ 31' 24" 226139,486 9226219,152
103 5 56 203,452 198,1583 -0,01456 198,1437 -46,1088 0,001095 -46,10772
P4 223⁰ 46' 18" 0: 0' 5" 223⁰ 46' 23" 226337,630 9226173,044
146 52 19 199,642 109,1068 -0,01428 109,09248 -167,19 0,001075 -167,1894
P5 256⁰ 28' 28" 0: 0' 5" 256⁰ 28' 33" 226446,722 9226005,855
223 20 52 246,023 -168,876 -0,0176 -168,8939 -178,908 0,001324 -178,9068
p6 182⁰47' 2" 0: 0' 5" 182⁰47' 7" 226277,828 9225826,948
226 7 59 158,567 -114,319 -0,01135 -114,3304 -109,885 0,000854 -109,8839
p7 190⁰ 26' 12" 0: 0' 5" 190⁰ 26' 17" 226163,498 9225717,064
236 34 16 177,672 -148,28 -0,01271 -148,2925 -97,8798 0,000956 -97,87883
p8 219⁰ 41' 33" 0: 0' 5" 219⁰ 41' 38" 226015,205 9225619,185
276 15 54 142,235 -141,386 -0,01018 -141,3957 15,5217 0,000766 15,522461
p9 230⁰ 46' 23" 0: 0' 5" 230⁰ 46' 28" 225873,810 9225634,708
327 2 22 155,432 -84,5646 -0,01112 -84,57569 130,4145 0,000837 130,41533
A 225789,234 9225765,123

Jumlah 2159⁰ 59' 10" 2159⁰ 59' 10" 1989,940 0,142 -0,142 0,000 -0,011 0,011 0,000

fβ = Ʃβ - (n + 2) x 180 Kβ = - fβ/n fx=∑dsinα fy=∑dcosα


fβ = 2159: 59' 10" - (10+ 2) x 180: Kβ = - ( -0: 0' 50")/10 fx= 0,142 fy= - 0,011
fβ = - 0: 0' 50" Kβ = 0: 0' 5"

Catatan: diketahui sudut luar, pengukuran searah jarum jam.

Ilmu Ukur Tanah I dan II. Page 90


Tabel 3.13 Latihan Soal Poligon Tertutup
SUDUT HORIZONTAL AZIMUT (ɑ) JARAK (m) dsinɑ dcosɑ KOORDINAT (m)
TITIK
asal kor terkoreksi der men det asal kor terkoreksi asal kor terkoreksi X Y

A 203⁰ 36' 12" 224328,765 9226345,321


349 40 58 248,237
P1 241⁰ 27' 45"
296,002
P2 209⁰ 28' 4"
156,678
P3 201⁰ 31' 21"
205,452
P4 223⁰ 46' 20"
200,642
P5 256⁰ 28' 28"
245,023
p6 182⁰47' 2"
157,567
p7 190⁰ 26' 12"
175,672
p8 219⁰ 41' 33"
144,235
p9 230⁰ 46' 23"
159,456
A

Jumlah

Catatan: diketahui sudut luar, pengukuran searah jarum jam.

Ilmu Ukur Tanah I dan II. Page 91


Ilmu Ukur Tanah I dan II. Page 92

Anda mungkin juga menyukai