COMPACTION TEST
A. Maksud Pengujian
Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui hubungan antara kadar air dan
kepadatan tanah. Pengujian ini disebut juga proctor test dan dapat dilakukan secara
standard maupun modified (pemadatan berat).
C. Prosedur Percobaan
Tahapan awal dalam uji pemadatan tanah adalah menyiapkan sample tanah dengan
langkah sebagai berikut:
tanah yang apabila dikepal dengan tangan lalu dibuka, tidak hancur,
tidak lengket di tangan.
6. Membuat kadar air 10% untuk sample tanah berikutnya dengan
melakukan cara yang sama dengan diatas.
Setelah sample didapatkan, kemudian menyiapkan tahapan untuk melakukan
pengujian :
𝑊 . 𝐻 . 𝐿 . 𝐵
𝐶𝐸 =
𝑉
Dengan : CE = Compactive Effort (lb/ft2) L = jumlah layer
W = Berat hammer (lb) B = jumlah pukulan per-layar
H = tinggi jatuh (inchi) V = volume tanah (ft3)
Pemadatan tanah yang dilkukan di laboratorium pada umumnya terdiri dari dua
macam, yaitu :
Tingkat pemadatan tanah di ukur dari berat volume kering tanah yang
dipadatkan. Bila air ditambahkan kepada suatu tanah yang sedang dipadatkan, air
tersebut akan berfungsi sebagia unsur pembasah pada partikel-partikel tanah.
Untuk usaha pemadatan yang sama, berat volume kering dari tanah akan naik bila
kadar air dalam tanah meningkat. Harap dicatat bahwa pada saat kadar air w = 0,
berat volume basah dari tanah adalah sama dengan berat volume keringnya. Bila
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
Gedung D9 Lantai 2 Jl. Semarang No 5 Malang
kadar airnya ditingkatkan terus secara bertahap pada usaha pemadatan yang sama,
maka berat dari jumlah bahan padat dalam tanah persatuan volume juga meningkat
secar bertahap pula.
Setelah mencapai kadar air tertentu w = w2, adanya penambahan kadar air justru
cenderung menurunkan berat volume kering dari tanah. Hal ini disebabkan karena
air tersebut kemudian menempati ruang-ruang pori dalam tanah yang sebetulnya
dapat ditempati oleh partikel-partikel padat dari tanah. Kadar air dimana harga
berat volume kering maksimum tanah dicapai tersebut kadar air optimim.
Percobaan-percobaan di laboratorium yang umum dilakukan untuk mendapatkan
berat volume kering maksimum dan kadar air optimum adalah proctor compaction
(uji pemadatan Proctor).
Kadar air mempunyai pengaruh yang besar terhadap tingkat kemadatan yang
dapat dicapai oleh suatu tanah. Disamping kadar air, faktor-faktor lain yang juga
mempengaruhi pemadatan adalah jenis tanah dan usaha pemadatan. Lee dan
Sedkamp (1972) telah mempelajari kurva-kurva pemadatan dari 35 jenis tanah.
Mereka menyimpulkan bahwa kurva pemadatan tanah-tanah tersebut dapat
dibedakan hanya menjadi empat tipe umum.
Beberapa istilah penting yang sering dijumpai dalam pengujian pemadatan
dilaboratorium, yakni: Kadar air optimum (Optimum Moisture Content, OMC)
adalah kadar air dari suatu sampel tanah yang jika dipadatkan dengan energi
pemadatan tertentu, akan menghasilkan nilai kepadatan maksimum (γdry maks).
Kepadatan kering maksimum (Maximum Dry Density, γdry maks) adalah
kepadatan kering yang didapatkanjika suatu sampel tanah dengan kadar air
optimum dipadatkan dengan energi tertentu. Pemadatan relatif (Relative
Compaction) adalah prosentase perbandingan antara gdryyang dicapai dilapangan
terhadap gdry maksyang didapat dari pengujian dilaboratorium Garis kejenuhan
(Saturation/Zero Air Voids Line, ZAVC) adalah garis yang menunjukkan
hubungkan antara γdry dan kadar air (w) untuk tanah dalam keadaan jenuh.
Pelaksanaan pemadatan dilapangan umumnya dapat dilakukan melalui beberapa
cara, antara lain: dengan cara menggilas secara statis/dinamis, penggetaran
(khususnya untuk tanah berbutir)dan lain sebagainya.
Adapun upaya untuk meningkatkan sifat fisik tanah tersebut adalah dengan cara
memadatkannya dengan tujuan:
1. Meningkatkan kekuatan geser tanah s = f(c,f)
2. Memperkecil nilai permeabilitas tanah k = f(e)
3. Memperkecil nilai pemampatan tanah S = f(e)
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
Gedung D9 Lantai 2 Jl. Semarang No 5 Malang
Contoh perhitungan :
Cara menentukan hasil dari laporan tersebut diatas yakni sebagai berikut :
𝑊𝑤𝑎𝑡𝑒𝑟
Penentuan kadar air 𝑊= 𝑥 100
𝑊𝑑𝑟𝑦
𝑊 = 𝑊𝑑𝑟𝑦 (1 + 𝑊)
𝑊
𝑤𝑒𝑡
𝑊𝑑𝑟𝑦 = (1+𝑊)
E. Perawatan
1. Setelah selesai digunakan, segera membersihkan mold, cawan dan
ekstruder mold dari kotoran yang melekat.
2. Melumasi oli bagian-bagian yang ekstruder mold secara berkala.
3. Mengencangkan semua baut yang kendur pada ekstruder mold.
4. Mengecek oven yang akan dipakai, dengan cara mengatur suhu pada oven
tersebut sebesar yang dibutuhkan.
F. Hasil Pengujian
Oleh Kelompok 1 :
Proyek : Pemadatan Tanah Tgl Pengujian :
Lokasi : Laboratorium Tanah Dikerjakan :
Jenis Tanah : Diperiksa :
No.Contoh I II
Penambahan Air 5% 10%
(gr) 879,5 879,5
Berat Cawan (a)
Berat Cawan + Tanah Basah
(gr) 2879,5 2879,5
(b)
Berat Cawan + Tanah Kering
(gr) 2079,5 2129,5
(c)
Berat Air
(gr) 800 750
(Ww)=(b)-(c)
Berat Tanah Kering
(gr) 1200 1250
(Ws)=(c)-(a)
Kadar Air w=
(%) 66,67 60,00
[(Ww)/(Ws)]x100%
Penentuan Kepadatan
No.Contoh I II
Kadar Air (%) 5 10
Berat Tanah Basah + Cetakan
(gr) 3750 3750
(a)
Berat Cetakan (b) (gr) 1750 1750
Berat Tanah Basah
(gr) 2000 2000
(Wt)=(a)-(b)
Berat Isi Tanah Basah (gr/c
2,56 2,56
γt=(Wt)/(Vt) m3)
Berat Isi Tanah Kering (gr/c
0,04 0,04
γd=γt/(1+w) m3)
0.042
0.041
0.04
0.039
0.038
0.037
0 2 4 6 8 10 12
Kadar air (%)
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
Gedung D9 Lantai 2 Jl. Semarang No 5 Malang
G. Kesimpulan
1. Dari data diatas diperoleh γdry dan w (kadar air) yakni sebesar 0,04 gr/m3 dan
63,335 %.
2. Dari grafik dapat kita ketahui bahw semakin besar kadar air yang dimasukkan,
maka berat isi kering (γdry) tanah juga semakn bertambah.
H. Dokumentasi
I. Catatan
Pertahikan penambahan kadar air dalam mencampurkan dengan tanah.