Anda di halaman 1dari 11

1.

PENGANTAR

Penyelidikan tanah di lapangan dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran


mengenai bentuk geologi maupun kondisi lapisan tanah dan air tanah secara
keseluruhan dari suatu daerah tertentu. Untuk tujuan tersebut, diperlukan
contoh-contoh tanah yang dapat diperoleh dengan metode-metode yang umum
digunakan yaitu antara lain dengan cara percobaan penetrasi ataupun dengan
cara pemboran.

2. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM

Setelah mempelajari Bab ini, diharapkan dapat memahami dan mengetahui


metode-metode yang umum digunakan dalam penyelidikan tanah untuk tujuan
penelitian maupun pengujian yang hasilnya dapat memberikan imformasi yang
lebih teliti dan terpercaya mengenai karakteristik-karakteristik fisik dan mekanik
tanah asli.

3. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS

Setelah mempelajari materi ini, taruna akan dapat :

 Memahami dan mengetahui metode-metode yang umum digunakan


untuk penyelidikan tanah.
 Memahami dan mengetahui kegunaan hasil penyelidikan tanah.
 Mengetahui contoh-contoh tanah yang diperlukan untuk penelitian lanjut
di laboratorium.
4. URAIAN MATERI POKOK

4.1. PENDAHULUAN

Tanah biasanya merupakan bahan yang susunannya amat rumit dan


beraneka ragam. Walupun sifat fisik dan mekaniknya dapat diketahui
dengan penyelidikan tanah atau pengujian tanah, namun hasilnya kadang
tidak sesuai benar dengan kenyataannya. Tidak seperti pada beton atau
baja yang hasil penyelidikan dan pengujiannya dapat dipercaya.

Pada bermacam-macam cara perhitungan yang diterapkan untuk analisa


sifat dinamik dari tanah, seringkali dilakukan asumsi-asumsi yang berani
dan sederhana.

Data pemboran lapisan geologi misalnya atau hasil pengujian tanah adalah
harga pada suatu titik yang dipilih sembarang, sehingga untuk mengambil
kesimpulan apakah harga-harga itu mencerminkan sifat-sifat keseluruhan
dari tanah, harus diteliti berdasarkan latar belakang geologi mengenai
proses pembentukan tanah itu.

Walaupun demikian, pelaksanaan penyelidikan tanah yang banyak dan


pengujian dari contoh-contoh tanah pada setiap titik, tidak selalu akan
memberikan hasil yang baik. Oleh karena itu penyelidikan tanah harus
dilakukan secara sistimatis tahap demi tahap dari lingkup yang luas sampai
ke lingkup yang mendetail.

Hal yang penting dalam penyelidikan tanah atau pengujian tanah adalah
bahwa hasil yang diperoleh itu dapat digunakan dengan efisien. Untuk
maksud ini diperlukan pengertian yang mendalam mengenai metode
pengujian tanah, batasan-batasan atau karakteristik dalam penyelidikan
dan metode pengujian serta bagaimana menyimpulkan hasil-hasil yang
diperoleh.
4.2 PENGGUNAAN HASIL PENYELIDIKAN TANAH DI LAPANGAN

Hasil penyelidikan tanah di lapangan digunakan untuk :

1) Struktur baru :

a. Pemilihan jenis dan dalamnya pondasi.


b. Penentuan daya dukung (bearing capacity) pondasi.
c. Untuk meramalkan penurunan pondasi
d. Untuk mengetahui muka air tanah
e. Untuk mengevaluasi tekanan tanah pada dinding, “abutment”
jembatan.
f. Untuk mengatasi masalah-masalah konstruksi.
g. Untuk menentukan derajat kepadatan dari urugan ( fill) dibawah
pelat, “pavement “ dan dinding penahan tanah.

2) Struktur yang sudah ada

a. Penyelidikan keamanan suatu struktur


b. Meramalkan penurunan
c. Menentukan cara-cara perbaikan jika struktur tersebut tidak aman
dan mengalami penurunan berlebihan.

3) Jalan (“ highway “) dan lapangan terbang (“airfield “ )

a. Penentuan lokasi jalan


b. Penentuan dan pemilihan material untuk urugan dan perawatan “
subgrade “ jalan.
c. Perencanaan drainase, “ culvert “ (terowongan air).
d. Perencanaan potongan melintang jalan.
e. Perbaikan “ subgrade “ jalan.
f. Lokasi sumber material untuk pengurugan “ base course “ dan “
wearing course “ jalan.
4.3 METODE PENYELIDIKAN TANAH YANG DIPERGUNAKAN

Metode-metode yang paling penting untuk melakukan penyelidikan tanah


dilapangan adalah sebagai berikut :

1) Pemboran ( drilling ).
2) Sumur Percobaan ( Test Pits ).
3) Pengambilan Contoh Tanah ( Sampling ).
4) Percobaan Penetrasi ( Penetration Test ).
5) Pengujian balin-baling ( Vane Test )

a. Pemboran (drilling)

Ada beberapa cara untuk membuat lubang-lubang bor (mengebor


tanah), yang prinsip-prinsipnya sebagai berikut :

- Bor tangan ( Hand bore )


- Bor mesin ( Machine drilling )

(1) Bor Tangan

Untuk bor dangkal biasanya tidak menggunakan mesin untuk


menggerakkan mata bor, cukup dengan tangan.

Bor tangan menggunakan berbagai macam bor tanah (“auger“)


pada ujung bagian bawah dari stang bor.

Bagian atas dari rangkaian stang bor ini mempunyai tangkai


(handle) yang dipakai untuk memutar alat tersebut. Biasanya
dipergunakan tripod (kaki tiga) dengan katrol dan tali, dipakai
untuk mencabut kembali stang-stang dan auger-nya dari lubang
bor tersebut.
Dengan mempergunakan tripod, pemboran tangan mungkin dapat
mencapai kedalaman sampai 15 meter. Tanpa tripod biasanya
pemboran tangan hanya mencapai kedalaman 8 sampai 10 meter.

Bor tangan hanya dapat dilakukan dalam bahan-bahan yang


cukup lunak, terutama pada lempung lunak (soft clay) sampai
teguh (firm clay)

Pemboran tangan dalam batuan lunak ( soft rock) atau dalam


kerikil padat (dense gravel) tidak mungkin dilakukan

Gambar 3.1 menunjukkan bermacam-macam auger yang dipakai


untuk melakukan pemboran tangan dan auger type “Iwan” adalah
yang paling umum.

Gambar 3.1 Beberapa macam Alat Bor Tangan

Casing bisanya tidak digunakan, kecuali dalam bahan-bahan yang


amat lunak atau bahan-bahan yang lepas, yang akan mengalami
keruntuhan, bila tidak menggunakan casing atau apabila muka air
ditempat tersebut cukup tinggi.

(2) Pemboran dengan Mesin (Machine drilling)

Untuk bor yang dalam, biasanya digunakan rotary drilling


machine. Kedalaman biasa mencapai 100 meter.

Motor penggerak alat bor pada umumnya terdiri dari bagian-


bagian berikut :

a) Alat yang dapat memutar stang-stang bor dengan


kecepatan yang dapat diatur, dan dapat memberikan gaya
kebawah.
b) Pompa, untuk memompakan air pencuci (wash water)
kebawah, melalui bagian dalam stang bor.
c) Roda pemutar (winches) dan derrick atau tripod untuk
menarik dan menurunkan stang-stang dan alat-alat bor ke
dalam lubang.

Cara pengambilan inti (core) dapat dilihat pada gambar berikut.


Gambar 3.2 Pengambilan Inti dengan alat Core Barrel
Core barrel terdiri dari dua tabung yaitu, tabung dalam dimana
terkandung inti, tidak berputar, sedangkan tabung luar berputar,
memutar pahat yang melakukan pemboran. Air dipompakan
kebawah melalui bagian dalam dari stang bor dan mengalir terus
kebawah diantara kedua tabung tsb, lewat pahat dan kembali
keatas melalui bagian luar dari barrel. Fungsi air, mendinginkan/
sebagai pelumas pahat (bit) dan untuk mengangkut potongan-
potongan tanah keatas permukaan tanah.
Gambar 3.3 Rotary Core Drilling
b. Sumur Percobaan (Trial Pits)

Sumur-sumur percobaan atau sumur-sumur penyelidikan adalah


lubang-lubang hasil penggalian dengan tangan yang berukuran
diameter kira-kira 1 sampai 1½ meter. Ini dapat dilakukan, sampai
kedalaman tertentu, asalkan kohesi bahan yang digali masih
memungkinkan, dan permukaan air tanah ditempat tersebut masih
lebih dalam dari pada dasar penggalian.

Dalam lapisan yang sangat tidak rembes air, mungkin kita dapat
menggali sampai dibawah ketinggian muka air setempat.

Keuntungan dari lubang-lubang percobaan, yaitu dapat memberikan


gambaran yang lebih jelas tentang susunan lapisan tanah, dan juga
kita dapat mengambil contoh yang berupa potongan-potongan yang
besar dari dasar atau dinding lubang galian tersebut. guna mengetahui
jenis tanah maupun tebal dari bermacam lapisan tanah yang dijumpai,
sambil dibuat catatan yang teliti tentang lapisan-lapisan yang ada.

c. Pengambilan Contoh Tanah (Soil Sampling)

Sebagai kelanjutan dari catatan yang teliti tentang lapisan-lapisan


tanah, biasanya perlu dilakukan penyelidikan-penyelidikan lanjutan
mengenai sifat-sifat dari lapisan tersebut, misalnya mengenai kadar
airnya, kekuatan, daya rembesan air dan sebagainya. Penyelidikan ini
biasanya dilakukan di laboratorium.

Contoh-contoh ini ada 2 (dua) macam yaitu, contoh asli ( undisturbed)


dan contoh tidak asli (disturbed)

(1) Contoh Asli (Undisturbed Samples)


Contoh asli adalah suatu contoh yang masih menunjukkan sifat-
sifat asli dari tanah yang ada padanya.

Contoh ini tidak mengalami perubahan dalam struktur, kadar air


atau susunan kimia.

Contoh yang benar-benar asli tidaklah mungkin diperoleh, akan


tetapi dengan teknik pelaksanaan sebagaimana mestinya dan cara
pengamatan yang tepat, maka kerusakan terhadap contoh bisa
dibatasi sekecil mungkin. Contoh asli dapat diambil dengan
memakai tabung-tabung contoh, core barrels, atau mengambilnya
secara langsung dengan tangan dalam bentuk bongkah-bongkah.

(2) Contoh Tidak Asli (Disturbed Samples)

Contoh tidak asli diambil tanpa dilakukan usaha-usaha untuk


melindungi struktur asli dari tanah tersebut. Contoh ini dibawah
ke laboratorium dalam tempat tertutup sehingga kadar airnya
tidak akan berubah. Contoh ini dapat dipakai untuk segala
penyelidikan yang tidak memerlukan contoh asli, seperti ukuran
butiran, Batas-batas Atterberg, pemadatan, berat jenis dan
sebagainya.

d. Percobaan Penetrasi (Penetration Test)

Dengan menekan atau memukul berbagai macam alat kedalam tanah,


dan mengukur besarnya gaya atau jumlah pukulan yang diperlukan,
kita dapat menentukan dalamnya berbagai lapisan yang berbeda, dan
mendapatkan indikasi mengenai kekuatannya. Penyelidikan semacam
ini disebut percobaan penetrasi dan alat yang dipakai disebut
penetrometer.
Karena hasil penyelidikan ini tidak memberikan keterangan-keterangan
tentang jenis tanah, maka dalam pemakaiannya sebaiknya selalu
dihubungkan dengan lubang bor. Penyelidikan semacam ini terutama
dipakai untuk mendapatkan keterangan pada titik-titik atau tempat-
tempat diantara lubang-lubang bor.

Penetrometer dapat dibagi menjadi dua macam utama, yaitu


penetrometer statis dan penetrometer dinamis.

(1) Penetrometer Statis

Ujungnya ditekan kedalam tanah pada kecepatan tertentu, dan


gaya perlawanannya diukur (dalam Kg/cm² misalnya)

(2) Penetrometer Dinamis

Ujungnya dimasukkan kedalam tanah dengan pukulan, yang


dilakukan dengan menjatuhkan beban. Beban dijatuhkan dari
tinggi – jatuh tertentu, dan jumlah pukulan yang diperlukan untuk
mendorong ujung tersebut menembus jarak tertentu diukur pula
(misalnya dalam satuan pukulan meter)

e. Pengujian Baling-baling (Vane Test)

Percobaan yang disebut vane test adalah suatu cara untuk mengukur
kekuatan geser setempat pada tanah yang berbutir halus, yaitu
lempung atau lanau. Alat yang dipasang pada ujung stang-stang bor
ditekan supaya masuk kedalam tanah pada dasar lubang bor. Setelah
itu, vane diputar sehingga terjadi pergeseran pada suatu bidang tanah
yang berbentuk selinder. Untuk memutar stang ini dipergunakan suatu
alat pengukur momen torsi yang dipasang pada ujung atas stang-stang
tersebut.
Dengan alat ukur ini kita dapat menentukan momen torsi yang bekerja
pada saat terjadi keruntuhan (failure). Dari momen torsi itu dapat
ditentukan kekuatan geser tanah yang diperiksa, yaitu kekuatan geser
“undrained”

Anda mungkin juga menyukai