Anda di halaman 1dari 27

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Umum
Tanah biasanya merupakan bahan yang susunannya amat rumit dan beraneka
ragam. Walupun sifat fisik dan mekaniknya dapat diketahui dengan penyelidikan
tanah atau pengujian tanah, namun hasilnya kadang tidak sesuai benar dengan
kenyataannya. Tidak seperti pada beton atau baja yang hasil penyelidikan dan
pengujiannya dapat dipercaya. Pada bermacam-macam cara perhitungan yang
diterapkan untuk analisa sifat dinamik dari tanah, seringkali dilakukan asumsi-asumsi
yang berani dan sederhana. Data pemboran lapisan geologi misalnya atau hasil
pengujian tanah adalah harga pada suatu titik yang dipilih sembarang, sehingga untuk
mengambil kesimpulan apakah harga-harga itu mencerminkan sifat-sifat keseluruhan
dari tanah, harus diteliti berdasarkan latar belakang geologi mengenai proses
pembentukan tanah itu.
Walaupun demikian, pelaksanaan penyelidikan tanah yang banyak dan pengujian dari
contoh-contoh tanah pada setiap titik, tidak selalu akan memberikan hasil yang baik.
Oleh karena itu penyelidikan tanah harus dilakukan secara sistimatis tahap demi tahap
dari lingkup yang luas sampai ke lingkup yang mendetail.
Hal yang penting dalam penyelidikan tanah atau pengujian tanah adalah bahwa hasil
yang diperoleh itu dapat digunakan dengan efisien. Untuk maksud ini diperlukan
pengertian yang mendalam mengenai metode pengujian tanah, batasan-batasan atau
karakteristik

dalam

penyelidikan

dan

metode

pengujian

serta

bagaimana

menyimpulkan hasil-hasil yang diperoleh.


2.2 Penyelidikan Tanah
Penyelidikan tanah merupakan suatu upaya memperoleh informasi bawah tanah
untuk perencanaan pondasi bangunan sipil. Penyelidikan tanah harus mencapai

kedalaman dimana tanah memberikan daya dukungnya atau mengkontribusi


penurunan akibat struktur yang akan dibangun. Penyelidikan tanah mencakup antara
lain, pengeboran tanah, pengambilan contoh tanah, pengujian lapangan, pengujian
laboratorium dan observasi air tanah. Kedalaman penyelidikan tergantung pada Jenis
Struktur, Jenis Tanah, Prakiraan awal jenis pondasi yang akan dipakai.
Penggunaan Hasil Penyelidikan Tanah
Hasil penyelidikan tanah di lapangan digunakan untuk :
1)

Struktur baru :
a.

Pemilihan jenis dan dalamnya pondasi.

b. Penentuan daya dukung (bearing capacity) pondasi.


c. Untuk meramalkan penurunan pondasi
d. Untuk mengetahui muka air tanah
e. Untuk mengevaluasi tekanan tanah pada dinding, abutment jembatan.
f. Untuk mengatasi masalah-masalah konstruksi.
g. Untuk menentukan derajat kepadatan dari urugan (fill) dibawah pelat,
pavement dan dinding penahan tanah.
2)

Struktur yang sudah ada


a. Penyelidikan keamanan suatu struktur
b. Meramalkan penurunan
c. Menentukan cara-cara perbaikan jika struktur tersebut tidak aman dan
mengalami penurunan berlebihan.

3)

Jalan ( highway ) dan lapangan terbang (airfield )


a.

Penentuan lokasi jalan

b.

Penentuan dan pemilihan material untuk urugan dan perawatan


subgrade jalan.

c.

Perencanaan drainase, culvert (terowongan air).

d.

Perencanaan potongan melintang jalan.

e.

Perbaikan subgrade jalan.

f.

Lokasi sumber material untuk pengurugan base course dan


wearing course jalan.

2.3 Metode Penyelidikan Tanah


Metode yang digunakan dalam pemeriksaan tanah
Metode-metode yang paling penting untuk melakukan penyelidikan tanah
dilapangan adalah sebagai berikut :
1) Pemboran ( drilling ).
2) Sumur Percobaan ( Test Pits ).
3) Pengambilan Contoh Tanah ( Sampling ).
4) Percobaan Penetrasi ( Penetration Test ).
5) Pengujian balin-baling ( Vane Test )
a.

Pemboran (drilling)
Ada beberapa cara untuk membuat lubang-lubang bor (mengebor tanah),
yang prinsip-prinsipnya sebagai berikut :

(1)

Bor tangan ( Hand bore )

Bor mesin ( Machine drilling )


Bor Tangan
Untuk bor dangkal biasanya tidak menggunakan mesin untuk

menggerakkan mata bor, cukup dengan tangan. Bor tangan menggunakan


berbagai macam bor tanah (auger) pada ujung bagian bawah dari stang bor.
Bagian atas dari rangkaian stang bor ini mempunyai tangkai (handle) yang
dipakai untuk memutar alat tersebut. Biasanya dipergunakan tripod (kaki tiga)

dengan katrol dan tali, dipakai untuk mencabut kembali stang-stang dan
auger-nya dari lubang bor tersebut. Dengan mempergunakan tripod, pemboran
tangan mungkin dapat mencapai kedalaman sampai 15 meter. Tanpa tripod
biasanya pemboran tangan hanya mencapai kedalaman 8 sampai 10 meter.
Bor tangan hanya dapat dilakukan dalam bahan-bahan yang cukup
lunak, terutama pada lempung lunak (soft clay) sampai teguh (firm clay).
Pemboran tangan dalam batuan lunak (soft rock) atau dalam kerikil padat
(dense gravel) tidak mungkin dilakukan
Gambar berikut menunjukkan bermacam-macam auger yang dipakai
untuk melakukan pemboran tangan dan auger type Iwan adalah yang paling
umum.

Gambar 3.1 Beberapa macam Alat Bor Tangan

Casing bisanya tidak digunakan, kecuali dalam bahan-bahan yang amat lunak
atau bahan-bahan yang lepas, yang akan mengalami keruntuhan, bila tidak
menggunakan casing atau apabila muka air ditempat tersebut cukup tinggi.

(2) Pemboran dengan Mesin (Machine drilling)


Untuk bor yang dalam, biasanya digunakan rotary drilling machine.
Kedalaman biasa mencapai 100 meter.
Motor penggerak alat bor pada umumnya terdiri dari bagian-bagian berikut :
a)

Alat yang dapat memutar stang-stang bor dengan


kecepatan yang dapat diatur, dan dapat memberikan gaya kebawah.

b)

Pompa, untuk memompakan air pencuci (wash water)


kebawah, melalui bagian dalam stang bor.

c)

Roda pemutar (winches) dan derrick atau tripod untuk


menarik dan menurunkan stang-stang dan alat-alat bor ke dalam lubang.

Cara pengambilan inti (core) dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 3.2 Pengambilan Inti dengan alat Core Barrel

Core barrel terdiri dari dua tabung yaitu, tabung dalam dimana
terkandung inti, tidak berputar, sedangkan tabung luar berputar, memutar
pahat yang melakukan pemboran. Air dipompakan kebawah melalui bagian
dalam dari stang bor dan mengalir terus kebawah diantara kedua tabung tsb,
lewat pahat dan kembali keatas melalui bagian luar dari barrel. Fungsi air,
mendinginkan/ sebagai pelumas pahat (bit) dan untuk mengangkut potonganpotongan tanah keatas permukaan tanah.

Gambar 3.3 Rotary Core Drilling


b.

Sumur Percobaan (Trial Pits)


Sumur-sumur percobaan atau sumur-sumur penyelidikan adalah lubang-

lubang hasil penggalian dengan tangan yang berukuran diameter kira-kira 1 sampai
1 meter. Ini dapat dilakukan, sampai kedalaman tertentu, asalkan kohesi bahan
yang digali masih memungkinkan, dan permukaan air tanah ditempat tersebut
masih lebih dalam dari pada dasar penggalian. Dalam lapisan yang sangat tidak

rembes air, mungkin kita dapat menggali sampai dibawah ketinggian muka air
setempat.
Keuntungan dari lubang-lubang percobaan, yaitu dapat memberikan gambaran
yang lebih jelas tentang susunan lapisan tanah, dan juga kita dapat mengambil
contoh yang berupa potongan-potongan yang besar dari dasar atau dinding lubang
galian tersebut. guna mengetahui jenis tanah maupun tebal dari bermacam lapisan
tanah yang dijumpai, sambil dibuat catatan yang teliti tentang lapisan-lapisan yang
ada.
c.

Pengambilan Contoh Tanah (Soil Sampling)


Sebagai kelanjutan dari catatan yang teliti tentang lapisan-lapisan tanah,

biasanya perlu dilakukan penyelidikan-penyelidikan lanjutan mengenai sifat-sifat


dari lapisan tersebut, misalnya mengenai kadar airnya, kekuatan, daya rembesan air
dan sebagainya. Penyelidikan ini biasanya dilakukan di laboratorium.
Contoh-contoh ini ada 2 (dua) macam yaitu, contoh asli (undisturbed) dan
contoh tidak asli (disturbed)
(1)

Contoh Asli (Undisturbed Samples)


Contoh asli adalah suatu contoh yang masih menunjukkan sifat-sifat asli dari

tanah yang ada padanya. Contoh ini tidak mengalami perubahan dalam struktur,
kadar air atau susunan kimia. Contoh yang benar-benar asli tidaklah mungkin
diperoleh, akan tetapi dengan teknik pelaksanaan sebagaimana mestinya dan cara
pengamatan yang tepat, maka kerusakan terhadap contoh bisa

dibatasi sekecil

mungkin. Contoh asli dapat diambil dengan memakai tabung-tabung contoh, core
barrels, atau mengambilnya secara langsung dengan tangan dalam bentuk bongkahbongkah.
(2)

Contoh Tidak Asli (Disturbed Samples)

Contoh tidak asli diambil tanpa dilakukan usaha-usaha untuk melindungi


struktur asli dari tanah tersebut. Contoh ini dibawah ke laboratorium dalam tempat
tertutup sehingga kadar airnya tidak akan berubah. Contoh ini dapat dipakai untuk
segala penyelidikan yang tidak memerlukan contoh asli, seperti ukuran butiran,
Batas-batas Atterberg, pemadatan, berat jenis dan sebagainya.
d.

Percobaan Penetrasi (Penetration Test)


Dengan menekan atau memukul berbagai macam alat kedalam tanah, dan

mengukur besarnya gaya atau jumlah pukulan yang diperlukan, kita dapat
menentukan dalamnya berbagai lapisan yang berbeda, dan mendapatkan indikasi
mengenai kekuatannya. Penyelidikan semacam ini disebut percobaan penetrasi
dan alat yang dipakai disebut penetrometer.
Karena hasil penyelidikan ini tidak memberikan keterangan-keterangan
tentang jenis tanah, maka dalam pemakaiannya sebaiknya selalu dihubungkan
dengan lubang bor. Penyelidikan semacam ini terutama dipakai untuk mendapatkan
keterangan pada titik-titik atau tempat-tempat diantara lubang-lubang bor.
Penetrometer dapat dibagi menjadi dua macam utama, yaitu penetrometer
statis dan penetrometer dinamis.
1. Penetrometer Statis
Ujungnya ditekan kedalam tanah pada kecepatan tertentu, dan gaya
perlawanannya diukur (dalam Kg/cm misalnya)
2

Penetrometer Dinamis
Ujungnya dimasukkan kedalam tanah dengan pukulan, yang dilakukan dengan
menjatuhkan beban. Beban dijatuhkan dari tinggi jatuh tertentu, dan jumlah
pukulan yang diperlukan untuk mendorong ujung tersebut menembus jarak
tertentu diukur pula (misalnya dalam satuan pukulan meter).

e.

Pengujian Baling-baling (Vane Test)


Percobaan yang disebut vane test adalah suatu cara untuk mengukur kekuatan

geser setempat pada tanah yang berbutir halus, yaitu lempung atau lanau. Alat yang
dipasang pada ujung stang-stang bor ditekan supaya masuk kedalam tanah pada
dasar lubang bor. Setelah itu, vane diputar sehingga terjadi pergeseran pada suatu
bidang tanah yang berbentuk selinder. Untuk memutar stang ini dipergunakan suatu
alat pengukur momen torsi yang dipasang pada ujung atas stang-stang tersebut.
Dengan alat ukur ini kita dapat menentukan momen torsi yang bekerja pada
saat terjadi keruntuhan (failure). Dari momen torsi itu dapat ditentukan kekuatan
geser tanah yang diperiksa, yaitu kekuatan geser undrained
f.

Ground Penetrating Radar (GPR)


Pada tahun 1904 pemanfaatan sinyal elektromagnetik mulai dilakukan.

Penggunaan sinyal elektromagnetik digunakan untuk menentukan keberadaan suatu


objek remote terrestrial yang dihubungkan dengan Hulmeyer. Pada tahun 1926
pengggunaan teknik pulsa sudah digunakan untuk menetukan struktur tersembunyi.
Setelah tahun 1930, penggunaan teknik pulsa pun dikembangkan untuk menyelidiki
kedalaman berbagai macam medium dan mendeteksi benda-benda yang terpendam
dalam tanah.
Seiring perkembangan teknologi, keinginan manusia untuk mengeksplorasi
objek terpendam kian meningkat. Tentu peneliti menginginkan metode yang tepat
untuk penetuan objek tependam dengan karakteristik sesuai dengan metode yang
digunakan. Beberapa metode telah berkembang seperti electrical-resistivity,
induced-polarisation,

gravity-surveying,

magnetic

surveying,

nucleonic,

radiometric, thermographi. Keseluruhan metode tersebut terbukti berguna untuk


masing-masing objek yang diteliti. Namun metode eksplorasi geofisika untuk
mengidentifikasi objek terkubur dalam tanah dan kandungannya agar bisa terlihat
jelas membuat banyak penelitian mencoba untuk menemukan metode yang tepat.

Untuk mengeksplorasi bawah tanah tentu diperlukan metode yang tepat


dengan spesialisasi dan cakupan yang luas. Sehingga seiring perkembangan zaman
telah berkembang metode eksplorasi yang sesui dengan penjelasaan di atas yaitu
dengan menggunakan GPR (Ground Penetrating Radar). Dengan adanya GPR
maka eksplorasi bawah tanah akan manjadi lebih mudah.
(1). Definisi Ground Penetrating Radar
Ground Penetrating Radar (GPR) biasa disebut georadar. Berasal dari dua
kata yaitu geo berarti bumi dan radar singkatan dari radio detection and
ranging. Jadi, arti harfiahnya adalah alat pelacak bumi menggunakan
gelombang radio. GPR baik digunakan untuk eksplorasi dangkal (nearsurface)
dengan ketelitian (resolusi) yang amat tinggi, sehingga mampu mendeteksi
benda sasaran bawah permukaan hingga benda yang berdimensi beberapa
sentimeter sekali pun. GPR merupakan salah satu metode geofisika yang
menggunakan sumber gelombang elektromagnetik. Karena itu, GPR tergolong
metode geofisika tidak merusak (nondestructive). Kelebihan lain GPR adalah
biaya operasionalnya yang rendah, prosedur pengerjaan mudah, dan ketelitian
sangat tinggi (resolusi tinggi). Kelemahannya, penetrasinya tidak terlalu dalam
atau daya tembus metode ini hanya sampai puluhan meter ( 100 meter).
Metode Ground Penetrating Radar merupakan suatu metode geofisika
yang menghasilkan profil penampang atau rekaman kondisi bawah permukaan
bumi berdasarkan perbedaan kontras dielektrik material di bawah permukaan.
Gelombang radar tersebut akan diteruskan, dipantulkan, dan atau dihamburkan
oleh struktur dan anomali di bawah permukaan. Gelombang elektromagnetik
yang dipantulkan dan dihamburkan akan diterima kembali oleh antena
penerima di permukaan bumi. GPR merupakan metode yang valuable digunakan untuk
keperluan scientist , penelitian, keteknikan. Aplikasi GPR dapatdipakai untuk studi kontaminasi air
bawah tanah, geoteknik, sedimentologi,glasiologi, dan arkeologi. Metode ini telah banyak

digunakan dan dirasakan sangat efektif, pengoperasiannya praktis, tidak


merusak, dan ekonomis sehingga sangat memudahkan dalam melakukan
penelitian kondisi geologi bawah permukaan. Metode ini merupakan metode aktif,
mirip dengan metode seismik refleksikarena menggunakan gelombang elektromagnetik dan
memanfaatkan sifatradiasinya yang memperlihatkan refleksi. GPR ini dilakukan pada daerah yang
relatif homogen karena GPRsangat sensitif dengan variasi yang ada. Keunggulan yang dimiliki
metoda iniantara lain keakuratan dalam mendeteksi struktur bawah permukaan sepertifracture
pada bangunan atau pondasi, menentukan bidang perlapisan batuanlapuk dan kompak, muka air
tanah yang dangkal, atau bahkan dapat memperlihatkan benda-benda kecil pada kedalaman
dangkal seperti kabel, pipa,dan gua ( cave ), bahkan ranjau-ranjau bekas perang. Selain
itu, metode ini dapat juga menunjukkan lokasi air tanah, anomali bahan
tambang, hingga fosil-fosilpurbakala. Teori/Metodologi Dasar teori dari metode
GPR terletak pada teori elektromagnetik (EM). Gambaran umum ini
menggambarkan dasar-dasar teori yang dibutuhkan untuk bekerja secara
kuantitatif dengan metode GPR (Jol, 2009). Persamaan Maxwell secara
matematis menggambarkan ilmu fisika di bidang elektromagnetik (EM),
sementara hubungan pokoknya adalah mengukur sifat material. Penggabungan
keduanya memberikan dasar secara kuantitatif untuk menggambarkan sinyal
metode GPR (Jol, 2009). Metode GPR didasarkan pada pemancaran gelombang
elektromagnetik ke dalam bumi dan penangkapan gelombang elektromagnetik
yang diteruskan, dipantulkan, dan dihamburkan oleh struktur permukaan dan
anomali di bawah permukaan bumi. Gelombang elektromagnetik yang
dipantulkan dan dihamburkan tersebut diterima oleh antena penerima di
permukaan bumi (Murwanto, 2011).
(2). Prinsip Kerja Ground Penetrating Radar
Pada dasarnya GPR bekerja dengan memanfaatkan pemantulan sinyal.
Semua sistem GPR pasti memiliki pengirim (transmitter), yaitu sistem antena

yang terhubung ke generator sinyal, dan penerima (receiver), yaitu sistem


antena yang terhubung ke unit pengolahan sinyal. Pengirim akan menghasilkan
sinyal listrik dengan bentuk, prf (pulse repetition frequency), energi, dan durasi
tertentu. pulsa ini akan dipancarkan oleh antena ke dalam tanah. sinyal ini akan
mengalami atenuasi dan cacat sinyal lainnya selama perambatannya di tanah.
Jika tanah bersifat homogen, maka sinyal yang dipantulkan akan sangat kecil.
Jika sinyal menabrak suatu inhomogenitas di dalam tanah, maka akan ada
sinyal yang dipantulkan ke antena penerima. Sinyal ini kemudian diproses oleh
penerima.
Hasil Citra bawah permukaan digambarkan dalam bentuk amplitudo
gelombang (Radargram Display). Amplitudo ini menggambarkan perubahan
cepat rambat gelombang pada benda terpendam maupun sedimen tertutup.
Material yang dipendam mempunyai cepat rambat gelombang yang lebih tinggi
daripada sedimen penutupnya. Tampilan profil yang tampak dilayar monitor
berupa irisan suatu lapisan demi lapisan seperti kue lapis legit yang disayat
vertikal. Bila di sepanjang garis penyisiran terdapat rongga atau obyek tertentu,
akan tampak perbedaan nyata pada citra berbeda rona atau kontras.
(3). Jenis-jenis Peralatan Ground Penetrating Radar
Jenis-jenis peralatan GPR yang biasanya di gunakan dalam penilitian
adalah sebagai berikut:
a. OKO Georadar dengan unit AB-90
Alat ini terdiri dari beberapa bagian seperti :
Antena
Power Suply
Control Unit
Kabel Penghubung setiap unit
Baterai GPR
Notebook PC

Gambar4.1 OKO Georadar (sumber: ptandalan.com)


Antena dari GPR ini mudah di lepas, kelebihan dari metode ini selain
biaya operasional lebih murah dan cara pengoprasianya di lapangan mudah, alat
ini juga menghasilkan resolusi dan kecepatan akuisisi data tinggi untuk
menyelidiki berbagai masalah kebumian.
b. IDS GPR
Ada bebarapa ,jenis IDS, diantaranya:
1. Detektor Duo
Produk

ini diciptakn untuk mendeteksi utility dan benda benda yang

terkubur dbawah tanah. Alat ini sangat praktis dan efektiv dibawa kemana mana
bersifar real time dan on site sehingga sangat cocok untuk pencarian pipa.

Gambar 4.2 detektor duo


2. Ris Familly

RIS one yaitu sistem georadar dengan satu antena( single antenna)
dimana unit kontrolnya hanya satu saluran. sehingga hanya bisa
digunakan hanya satu antenna saja. Unit kontrol RIS one ini digunakan
dalam semua jenis antena baik antena frekuensi rendah maupun antenna
dengan frekuensi tinggi, tetapi hanya satu anttena yang bisa dipakai.

RIS MF Hi- MOD yakni sistem Georadar yang terdiri dari multi antenna
dan multi frekuensi dimana unit kontrol yang dimiliki oleh unit RIS MF
merupakan multi saluran dan multi channel. artinya antenna yang
digunakan bisa kombinasi dari beberapa antenna. misalnya kombinasi
antara antena rendah dan antena tinggi sehingga kedalaman target dapat
dicapai secara bersamaan tanpa harus mengganti antenna.

Aladdin dan RIS Hi -BrigHT kedua jenis alat ini menggunakan antena
dengan frekuensi yang sangat tinggi ( 1- 2 Ghz) untuk menghasilkan
resolusi yang sangat tinggi.

Gambar 4.3 GPR RIS one

(4). Prosedur Kerja Ground Penetrating Radar


a. Peralatan
Peralatan yang digunakan pada metode Ground Pentrating Radar (GPR)
terdiri dari:
Antena Unit
Power Supply Unit (9 A/H)
Control Unit
Kabel Penghubung Setiap Unit
Baterai GPR
Odometer
Notebook PC
b. Tahap Persiapan
Tahap persiapan dalam metode Ground Penetrating Radar (GPR) meliputi:
Melakukan observasi terhadap lokasi
Melakukan pengecekan terhadap alat yang akan digunakan
Menentukan lintasan untuk pengambilan data.
c. Pengambilan Data
Merangkai alat Ground Penetrating Radar (GPR)
Ordometer, power supply, kontrol unit dan kedua baterai GPR dinyalakan

dengan menekan tombol On


Menyalakan notebook PC, kemudian membuka Software GeoScan32

kemudikan mengoprasikan software.


Berikut ini cara mengoprasikan Software GeoScan32
a. Pilih option kemudian klik port select
b. Pilih Ethernet
c. Lalu mucul Tuning Ethernet conection , kemudian centang adapter auto
d.
e.
f.
g.
h.

setelah itu klik tombol ok


Untuk memperoleh GPR, klik file kemudian scan
Kemudian komputer akan muncul layar scanning mode
Klik cont menjadi migr
Klik connect untuk menghubungkan notebook PC dengan alat GPR
Kemudian klik record pada keyboard hal ini digunakan untuk merekam
data.

Menjalankan alat GPR sesuai dengan lintasan yang telah ditentukan dengan

cara di dorong
Diujung lintasan, klik save untuk menyimpun data.

d. Pengukuran dan Interpretasi Data


Berikut gambar GPR berupa radargram

e. Pengolahan Data dengan Software REFLEXW


REFLEXW adalah program Windows9x/NT/XP/Vista yang digunakan
untuk pemrosesan dan interpretasi dari data refleksi dan transmisi. Program ini
diaplikasikan untuk ground penetrating radar (GPR), seismik refleksi, seismik
refraksi, dan ultrasound.

Import dan Display GPR Data

Data input yang digunakan merupakan data demo yang terdapat dalam folder
ASCII dalam REFLEXW untuk data GPR. Nama file dat_0001.rad yang merupakan
data input memiliki format RAMAC.

Data import diformat sebagai berikut

Display data import (Gray1)

Display data import (Rainbow1)

Filtering Data Import


Sekuen filtering yang akan digunakan untuk pengolahan data GPR ini antara lain:
1. subtract-mean(dewow)
2. static correction
3. manual gain(y)
4. background removal
Sekuen tersebut merupakan sekuen filter standar untuk data GPR yang merupakan
data mentah (rawdata), seperti dat_0001.rad.

Proses filtering 1: Subtract-Mean (Dewow)

Wow merupakan salah satu noise frekuensi rendah yang terekam oleh sistem
radar. Hal ini terjadi karena instrumen elektronik tersaturasi oleh nilai amplitudo
besar dari gelombang langsung dan gelombang udara.
Tiga metoda yang biasa dilakukan :
1. High pass filter
Tiap trace di-filter dalam domain waktu supaya sinyal gelombang yang memiliki
frekuensi tinggi lolos.
2. Residual mean filter
Nilai rata-rata dari frekuensi di sekitar filter yang dikurangkan dari tiap-tiap
contoh. Tujuannya untuk menghilangkan frekuensi di bawah frekuensi atas (high
pass frequency) yang telah ditentukan.
3. Residual median filter
Nilai tengah dari titik-titik frekuensi contoh dikurangkan dari setiap contoh.
Tujuannya untuk menghilangkan frekuensi di bawah frekuensi atas yang telah
ditentukan

Gambar display awal

Gambar display setelah dewow.


Proses filtering 2: Static Correction
Filter ini digunakan pada setiap trace, tidak bergantung satu sama lain. Filter
ini digunakan untuk mengoreksi data terhadap elevasi dan waktu tempuh gelombang
akibat pengurangan kecepatan.

Gambar display setelah dewow

Gambar display setelah static correction.


Proses filtering 3: Manual Gain (y)
Lapisan tanah karena frekuensi tinggi diserap lebih cepat dibandingkan
dengan frekuensi rendah dan terjadi juga spherical divergence, yaitu energi
gelombang yang menjalar berkurang berbanding terbalik dengan kuadrat dari sumber
dan hal ini sejalan dengan jarak dan waktu, maka untuk menghilangkannya dilakukan
penguatan kembali amplitudo yang hilang sehingga seolah-olah di setiap titik
energinya sama.

Gambar display setelah static correction

Gambar display setelah manual gain (y).


Proses filtering 4: Background Removal
Filter ini dilakukan pada trace yang dipilih. Filter ini menghitung trace ratarata (tracerange) dari nilai time/distance pada section.

Gambar display setelah manual gain (y).

Gambar display setelah background removal.


Processing Flow

Hasil Akhir

Gambar display setelah beberapa filtering.

Analisis
Pengolahan data GPR dilakukan untuk mengolah data mentah menjadi gambar
radargram yang siap untuk dinterpretasi. Untuk membantu dalam interpretasi maka
digunakan 3 jenis atribut, yaitu atribut kuat refleksi, frekuensi sesaat, dan fasa sesaat.
Pada pengolahan data yang telah dilakukan, proses-proses yang digunakan pada
pengolahan data, antara lain subtract-mean (dewow), static correction, manual
gain(y), dan background removal. Proses-proses tersebut merupakan proses standar
yang digunakan dalam pengolahan data GPR.

Anda mungkin juga menyukai