4. URAIAN MATERI
4.1. PENDAHULUAN
Dalam kegiatan konstruksi baik itu pembangunan perumahan, gedung,
jembatan, bandara, pelabuhan dan bangunan konstruksi lainnya dibutuh-
kan bahan-bahan atau material bangunan sebagai dasar pembuatan ban-
guan tersebut. Untuk medapatkan material yang berkualitas maka perlu di-
pertimbangkan kelebihan dan kekurangan atas setiap material yang akan
digunakan supaya bangunan yang akan di bangun bisa berdiri kokoh dan
terjamin kualitasnya.
Bahan Konstruksi adalah bahan-bahan yang digunakan dalam konstruksi
bangunan.Mengenali bahan bangunan ini juga merupakan langkah awal
seorang teknik sipil dalam mengenali macam-macam bahan serta manfaat
dari alat-alat yang dipergunakan dalam membangun sebuah kontruksi
bangunan. Adanya penelitian atau survey lapangan dapat membuat kita
mengenal lebih dalam mengenai jenis-jenis bahan bangunan, misalnya ba-
han bangunan pendukung, pengikat serta bagaimana pembuatan kayu
hingga komposisi penyusunnya yang merupakan faktor penting yang harus
dipelajari dalam membangun sebuah konstruksi bangunan serta memahami
dengan jelas apa yang dimaksud dengan kayu dan apa fungsi dari bahan
kayu tersebut.Selain itu, adapun maksud dari tujuan survey ke lapangan.
Maksud dari tujuan survey adalah kita mendapatkan informasi yang lebih
akurat dan tepat karena kita dapat melihat kegiatan – kegiatan yang ada di
lokasi survey secara langsung informasi yang lebih lengkap.
4.2 TUJUAN PENYELIDIKAN BAHAN-BAHAN KONSTRUKSI DI
LAPANGAN
Tujuan Penyelidikan bahan-bahan kontruksi antara lain :
1. Untuk mengetahui jenis tanah yang digunakan untuk suatu
konstruksi.
Core barrel terdiri dari dua tabung yaitu, tabung dalam dimana terkandung
inti, tidak berputar, sedangkan tabung luar berputar, memutar pahat yang
melakukan pemboran. Air dipompakan kebawah melalui bagian dalam
dari stang bor dan mengalir terus kebawah diantara kedua tabung tsb,
lewat pahat dan kembali keatas melalui bagian luar dari barrel. Fungsi air,
mendinginkan/ sebagai pelumas pahat (bit) dan untuk mengangkut
potongan- potongan tanah keatas permukaan tanah.
b. Sumur Percobaan (Trial Pits)
Sumur-sumur percobaan atau sumur-sumur penyelidikan adalah lubang-
lubang hasil penggalian dengan tangan yang berukuran diameter kira- kira
1 sampai 11⁄2 meter. Ini dapat dilakukan, sampai kedalaman tertentu, asal-
kan kohesi bahan yang digali masih memungkinkan, dan permukaan air
tanah ditempat tersebut masih lebih dalam dari pada dasar penggalian. Da-
lam lapisan yang sangat tidak rembes air, mungkin kita dapat menggali
sampai dibawah ketinggian muka air setempat.
Keuntungan dari lubang-lubang percobaan, yaitu dapat memberikan gam-
baran yang lebih jelas tentang susunan lapisan tanah, dan juga kita dapat
mengambil contoh yang berupa potongan-potongan yang besar dari dasar
atau dinding lubang galian tersebut. guna mengetahui jenis tanah maupun
tebal dari bermacam lapisan tanah yang dijumpai, sambil dibuat catatan
yang teliti tentang lapisan-lapisan yang ada.
c. Pengambilan Contoh Tanah (Soil Sampling)
Sebagai kelanjutan dari catatan yang teliti tentang lapisan-lapisan tanah,
biasanya perlu dilakukan penyelidikan-penyelidikan lanjutan mengenai si-
fat-sifat dari lapisan tersebut, misalnya mengenai kadar airnya, kekuatan,
daya rembesan air dan sebagainya. Penyelidikan ini biasanya dilakukan di
laboratorium.
Contoh-contoh ini ada 2 (dua) macam yaitu, contoh asli (undisturbed) dan
contoh tidak asli (disturbed)
(1) Contoh Asli (Undisturbed Samples)
Contoh asli adalah suatu contoh yang masih menunjukkan sifat-sifat asli
dari tanah yang ada padanya.Contoh ini tidak mengalami perubahan dalam
struktur, kadar air atau susunan kimia.Contoh yang benar-benar asli tid-
aklah mungkin diperoleh, akan tetapi dengan teknik pelaksanaan se-
bagaimana mestinya dan cara pengamatan yang tepat, maka kerusakan ter-
hadap contoh bisa dibatasi sekecil mungkin. Contoh asli dapat diambil
dengan memakai tabung-tabung contoh, core barrels, atau mengambilnya
secara langsung dengan tangan dalam bentuk bongkah-bongkah.
(2) Contoh Tidak Asli (Disturbed Samples)
Contoh tidak asli diambil tanpa dilakukan usaha-usaha untuk melindungi
struktur
asli dari tanah tersebut. Contoh ini dibawah ke laboratorium dalam tempat
tertutup sehingga kadar airnya tidak akan berubah. Contoh ini dapat dipa-
kai untuk segala penyelidikan yang
tidak memerlukan contoh asli, seperti ukuran butiran, Batas- batas Atter-
berg, pemadatan, berat jenis dan sebagainya.
d. PercobaanPenetrasi(PenetrationTest)
Dengan menekan atau memukul berbagai macam alat kedalam tanah, dan
mengukur besarnya gaya atau jumlah pukulan yang diperlukan, kita dapat
menentukan dalamnya berbagai lapisan yang berbeda, dan mendapatkan
indikasi mengenai kekuatannya. Penyelidikan semacam ini disebut perco-
baan penetrasi dan alat yang dipakai disebut penetrometer.
Karena hasil penyelidikan ini tidak memberikan keterangan-keterangan
tentang jenis tanah, maka dalam pemakaiannya sebaiknya selalu dihub-
ungkan dengan lubang bor. Penyelidikan semacam ini terutama dipakai
untuk mendapatkan keterangan pada titik-titik atau tempat- tempat diantara
lubang-lubang bor.Penetrometer dapat dibagi menjadi dua macam utama,
yaitu penetrometer statis dan penetrometer dinamis.
e. Pengujian Baling-baling (Vane Test)
Percobaan yang disebut vane test adalah suatu cara untuk mengukur
kekuatan geser setempat pada tanah yang berbutir halus, yaitu lempung
atau lanau. Alat yang dipasang pada ujung stang-stang bor ditekan supaya
masuk kedalam tanah pada dasar lubang bor. Setelah itu, vane diputar se-
hingga terjadi pergeseran pada suatu bidang tanah yang berbentuk
selinder. Untuk memutar stang ini dipergunakan suatu alat pengukur mo-
men torsi yang dipasang pada ujung atas stang-stang tersebut.
Dengan alat ukur ini kita dapat menentukan momen torsi yang bekerja
pada saat terjadi keruntuhan (failure). Dari momen torsi itu dapat diten-
tukan kekuatan geser tanah yang diperiksa, yaitu kekuatan geser “un-
drained”
Log density adalah kurva yang menunjukkan besarnya bulk density (rb)
dari batuan
yang ditembus oleh lubang bor. Log densitas digunakan untuk mengukur
densitas semu
sinar gamma yang tinggi dan mengukur jumlah sinar gamma rendah yang
kembali ke
detektor.Log resistivitas atau log tahanan jenis merupakan log yang men-
gukur tahanan dari
Log sonik adalah log yang menggambarkan waktu kecepatan suara yang
dikirimkan
transit time (∆t). Besar atau kecilnya ∆t yang melalui suatu formasi
tergantung dari jenis
batuan dan besarnya porositas batuan serta isi di dalam batuan tersebut
(Harsono, 1997).
Gambar 1. Respon Log GR, Neutron, Densitas, dan Sonik pada Batuan
Granit (Rider, 2002).
Gambar 2. Kenampakan Conventional Log pada Reservoir Batuan Dasar,
Yang
dkk, 2005).
Kehadiran rekahan pada formasi dapat diidentifikasi dari data well log
yaitu
pergerakan fluida reservoir. Teknik ini ambigu, dan ketika bekerja, akan
tidak dapat
2. Menurut Krygowski (2003) dari log Micro resistivity (Rxo) dapat dil-
akuakan identifikasi
rekahan, pergerakan kurva yang cepat, atau hashiness, dapat menjadi se-
buah indikator dari
Gambar 3. Respon Log Resistivitas LLD dan LLS dari Adanya Rekahan
(Rider, 2002).
2. Tekstur Tanah
Teksur tanah di Wilayah kabupaten Aceh Tamiang adalah
sebagian besar bertekstur halus yaitu seluas 131.233.67 Ha
atau 98.99 % bertektur halus, tekstur sedang seluas 2011
Ha ( 1,04 % ) sedangkan tekstur kasar sebagian hanya ter-
dapat dibagian pesisir pantai timur dengan luas 737,14 Ha
(0.37%).
3. Jenis Tanah
Tanah yang terdapat, di Kabupaten Aceh Tamiang terdiri
dari Aluvial
sebesar 4,64 %, Hidromorfi Kelabu sebesar 42,23 `-%, Or-
ganosol dan Gley Humus sebesar 36,61 %, Podsolik Merah
Kuning sebesar 1,69 % serta Komplek Podsolik Coklat,
Latosol dan Litosol sebesar 14,83 % dari luas wilayah Ka-
bupaten Aceh Tamiang. Pada bagian pesisir timur wilayah
ini di dominasi oleh jenis tanah Aluvial dan Hidromorf Ke-
labu, sedangkan pada bagian selatan atau pegunungan di
dominasi oleh jenis tanah Komplek Podsolik Cokiat, Lato-
soi dan Litosol.
b. Aceh Timur
1. Jenis batuan
Kabupaten Aceh Timur terdiri dari beberapa jenis batuan yang sebagian
besar terdiri dari batuan sedimen dengan lapisan horizontal, yang luasnya
490.882 Ha dan hampir tersebar merata di beberapa kecamatan di wilayah
perencanaan. Jenis batuan yang ada di Kabupaten Aceh Timur antara lain
yaitu sebagai berikut :
1. Batuan endapan baru dan endapan jaman quarter seluas 241.263 Ha
yang penyebarannya hampir di semua kecamatan di Kabupaten Aceh
Timur, kecuali di Kecamatan Serbajadi dan Kecamatan Ranto Peureulak.
2. Batuan resen seluas 3.264 Ha hanya terdapat di Kecamatan Serbajadi.
3. Batuan vulkanik tersier dan quarter serta batuan beku dalam seluas
22.080 Ha terdapat di Kecamatan Serbajadi.
4. Batuan sedimen terlipat seluas 63.580 Ha terdapat di
Kecamatan Serbajadi.
2. Jenis T anah
Kabupaten Aceh Timur terdapat 7 jenis tanah yang struktur kimianya ber-
beda-beda. Jenis tanah aluvium/organosol dan gley humus terdapat pada
bagian wilayah perencanaan yang relatif rendah (datar) merupakan jenis
tanah yang dominan, yaitu seluas 266.656 Ha. Jenis tanah di Kabupaten
Aceh Timur adalah sebagai berikut :
1. Podsolik Merah Kuning, Jenis tanah ini terbentuk pada tipe iklim basah
dengan curah hujan 2.500-3.500 mm/thn tanpa bulan kering. Terletak pada
topografi bergelombang sampai berbukit-bukit pada elevasi 10-100 m dpl,
salumnya agak tebal (1-2 m) dengan warna merah hingga kuning. Reaksi
tanah sangat masam (pH 3,4-5,0) dan sangat peka terhadap erosi, mempu-
nyai tingkat kesuburan rendah. Tanah ini sangat luas. Jenis tanah ini relatif
luas dan terdapat hampir di semua kecamatan.
2. Mediteran, Tanah ini terbentuk pada iklim dengan curah hujan 800-
2.500 mm/thn.Tersebar pada elevasi 0-400 m dpl. Salumnya agak tebal (1-
2 m), erosi sedang hingga besar. Jenis tanah ini cocok untuk persawahan,
rerumputan, tegalan, dan kebun buah- buahan.
3. Organosol/Alluvial, Terbentuknya tanah ini tidak dipengaruhi iklim.
Terletak pada topografi datar sampai sedikit bergelombang di dataran ren-
dah. Warna tanah kelabu tua atau hitam. Reaksi tanah sangat masam (pH
3,5-5). Cocok untuk persawahan, ladang, tambak, palawija
dan kebun kelapa. Jenis tanah ini tersebar di semua kecamatan.
4. Latosol, Tanah ini terletak pada iklim basah dengan curah hujan 2.000-
7.000 mm/thn, dengan bulan kering kurang dari 3 bulan. Terletak pada
topografi bergelombang. Salumnya dalam (1,5-10 m) dengan warna merah
coklat hingga kuning. Reaksi tanah masam sampai agak masam (pH 4,5-
6,5) dan kepekaan terhadap erosi kecil. Jenis tanah ini cocok untuk per-
sawahan, tanaman palawija, sayur-mayur dan buah- buahan, kebun karet,
lada dan tegalan. Tersebar di Kecamatan Idi Rayeuk, Kecamatan Rantau
Selamat, Kecamatan Rantau Peureulak,
Kecamatan Birem Bayeun, dan Kecamatan Serbajadi.
4. Podsolik Coklat Kelabu, Tanah ini berkembang pada iklim dengan cu-
rah hujan di atas1.500 mm/thn. Tanpa bulan kering tersebar pada topografi
datar, bergelombang, landai dan berbukit pada elevasi 10- 2.000 mdpl,
berwarna kelabu, kehitaman, coklat tua hingga kekuningan. Reaksi tanah
masam hingga netral (pH 5,0-7,0). Jenis tanah ini tersebar di Kecamatan
Idi Rayeuk, Kecamatan Rantau Selamat, Kecamatan Rantau Peureulak,
Kecamatan Birem Bayeun, dan Kecamatan Serba jadi.
c. Langsa