Puji syukur Alhamdulillah penyusun panjatkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum Geologi Teknik dengan baik. Maksud dan tujuan dari diadakan praktikum Geologi Teknik adalah agar setiap mahasiswa dapat mengetahui, mempelajari dan membandingkan antara teori atau materi kuliah dengan pelaksanaan praktek di lapangan. Pada kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih kepada : 1. Bapak Indra Permanadjati, S.T,M.T selaku dosen mata kuliah Geologi Teknik 2. Orang tua penyusun yang telah memberikan dukungan baik moril maupun materiil 3. Kakak Deddy Novrizal selaku asisten pembimbing praktikum dosen mata kuliah Geologi Teknik 4. Teman-teman kelompok 2 yang telah mengikuti praktikum Geologi Teknik 5. Semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung Dalam penyusunan laporan ini, penyusun menyadari masih terdapat kekurangankekurangan baik dalam kata-kata maupun penyajian data karena minimnya pengetahuan.Oleh karena itu, penyusun sangat mengharapkan saran dan kritik dari pembaca demi kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini bermanfaat bagi penyusun khususnya dan para pembaca pada umumnya. Purbalingga, Juli 2011
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman Judul Kata Pengantar................................................................................................................ DAFTAR ISI................................................................................................................... BAB I. UJI BORING...................................................................................................... BAB II. UJI SONDIR..................................................................................................... BAB III. UJI GESER LANGSUNG............................................................................... DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................
3. Menekan bor iwan ke dalam tanah sambil memutarnya, setelah sampel tanah mengisinya sampai penuh kemudian mengangkatnya dengan hatihati. 4. Mengeluarkan sample tanah dari dalam bor iwan untuk mendeskripsikan jenis tanah, warna dan konsistensinya. 5. Mengulangi prosedur 3 dan 4 hingga mencapai kedalaman yang diinginkan. Sample tanah yang diperoleh adalah sample tanah terganggu ( disturbed sample ) dan hanya menggunakannya untuk keperluan klasifikasi dan deskripsi tanah. 6. Untuk mendapatkan sample tanah tidak terganggu ( undisturbed sample ), mengganti auger yang tadi digunakan dengan tabung sample yang telah disambung dengan soket. 7. Memasukkan tabung sample kedalam tanah hingga tabung sample tersebut terisi penuh oleh tanah kemudian mengangkatnya. 8. Melepaskan soket kemudian membersihkan dinding luar tabung. 9. Menutup tabung yang telah terisi sample tanah dengan plastic dan karet gelang.
D. PEMBAHASAN a) Landasan Teori Metode untuk melakukan uji pemboran di lapangan adalah dengan menggunakan Auger.Terdapat dua tipe auger yaitu Auger Iwan dan Auger Tangan. Alat tersebut dapat digunakan untuk pekerjaan eksplorasi tanah untuk jalan raya dan bangunan-bangunan kecil. Keunggulan alat ini adalah dapat memberikan informasi tentang tipe tanah pada berbagai kedalaman secara langsung dengan melihat sample yang tertinggal disepanjang auger. Sedangkan kelemahannya jika kita ingin menyelidiki tanah yang lebih dalam lagi maka kita harus menyambung alat sehingga membutuhkan waktu yang lama. Pemboran merupakan suatu metode untuk mrndapatkan informasi tentang tipe tanah yang ada pada berbagai kedalaman, mendeskripsikan jenis tanah yang didasarkan pada warna tanah, jenis tanah, konsistensi tanah dan kepadatan tanah pasirnya. Untuk mendapatkan struktur lapisan tanah, kita harus melakukan pemboran dan memperhatikan jenis dan warna tanah serta kedalaman masing-masing tanah yang dikeluarkan dari mata bor. Juga kedalaman muka air tanah pada waktu pengeboran, sesudah mencapai kedalaman tertentu yang direncanakan, dilakukan pengambilan sampel tanah, yang diambil bersifat undisturbed. Sample undisturb adalah contoh tanah yang diambil dengan usaha-usaha untuk mempertahankan sifat asli tanah semaksimal mungkin. Pemboran merupakan metode untuk mendapatkan informasi tentang tipe tanah yang pada berbagai kedalaman. Mendeskripsikan jenis tanah dapat didasarkan pada warna tanah. Jenis tanah (pasir, lempung, lanau, dll). Konsentrasi tanah(lunak/ kaku) dan kepadatan tanah pasirnya.
b) Hasil pengujian Kedalaman 0,5 m a. Warna tanah : Cokelat Tua b. Jenis tanah : Lempung c. Konsistensi : Lunak Kedalaman 0,5 m Keadaan Tanah Deskripsi warna tanah cokelat tua lunak dan tanahnya
Dari pemboran dapat dilihat sampel tanah yang diambil yaitu warna tanah cokelat tua dan tanahnya lunak saat dipegang. Hal ini dikarenakan tanah ini berjenis tanah lempung yang memiliki tekstur yang halus.
E. KESIMPULAN a. Pemboran dilakukan untuk mengetahui informasi tipe tanah yang ada pada berbagai kedalaman dan dapat diperoleh dengan melihat langsung jenis tanah yang tertinggal di auger. b. Uji boring dimaksudkan untuk mendapatkan sampel tanah yang tidak terganggu yang akan digunakan untuk menentukan keadaan tanah secara manual dan digunakan untuk uji geser langsung di laboratorium.
c. Berdasarkan hasil uji boring tanah yang diperoleh merupakan tanah lempung dengan konsistensi lunak.
Konsistensi Lunak
Kunci Inggris
Palu
Kunci Pas
Batang Inti
A. MAKSUD DAN TUJUAN Uji sondir dilakukan untuk mengetahui perlawanan tanah terhadap tekanan konus dan hambatan pelekatnya. Uji sondir dilakukan pada area berdekatan dengan uji bore hole. Uji sondir dilakukan secara manual tidak mengandalkan tenaga mesin.Kapasitas beban atau tekanan maksimum uji sondir ini adalah 500
kg
/cm2.
B. ALAT DAN BAHAN 1. Mesin 2. Sondir ( press in apparatus ) 3. Stang sondir ( sounding rod ) 4. Stang dalam ( plinger rod ) 5. Adaptor, kepala penekan ( push adaptor ), kepala penarik ( pull adaptor ) 6. Jangka spiral ( spiral anchor ) a. Jangka spiral ( spiral anchor ) b. Stang pemutar dan T.pemutar ( handle and T piece ) 7. Paten konus ( mantle cone ) 8. Bikonus ( friction cone )
9. Kunci peralatan ( wrenches set ) 10. Fasten press a. Ambong panjang ( long fasten press ) b. Ambong pendek ( short fasten press ) 11. Manometer 60 kg/cm2 12. Manometer 500 kg/cm2
C. CARA KERJA 1. Membersihkan lokasi percobaan kemudian memasangkan ke empat jangkar spiral dengan jarak tertentu agar cocok dengan kedudukan ambang panjang dan ambang pendek pada kaki sondir. 2. Menjepit kaki sondir dengan ambang panjang dan ambang pendek sehingga tepat pada jangkar tadi, kemudian mengatur posisi agar tegak lurus dengan cara mengendurkan kunci tiang samping sondir. 3. Memutar engkel pemutar ke kanan sehingga ruang oli terangkat. 4. Membuka baut penutup lubang pengisian oli dan kedua manometer. Membuka kedua kran manometer kemudian memasang kunci piston pada ujung piston. 5. Menekan kunci piston ke atas sampai oli keluar semua. 6. Setelah oli yang lama habis, memasang kedua manometer tadi ( kran tetap terbuka ). Mengisi oli dari lubang pengisian oli sampai penuh ( kunci piston ditarik ke bawah ). Menggerakkan kunci piston naik-turun untuk menghilangkan gelembung udara. Setelah tidak ada gelembung udara tersisa, menutup lubang pengisian oli tadi. Ruang oli harus terisi sampai penuh. 7. Memasang patent konus / bikonus pada ujung stang sondir berikut stang dalamnya. Menempatkan stang sondir tersebut pada lubang pemusat pada kaki sondir tepat dibawah ruang oli.
8. Mendorong trekker pada posisi lubang terpotong pada posis lubang terpotong kemudian memutar engkel pemutar sampai menyentuh ujung atas stang sondir. 9. Memberi tanda tiang sondir setiap 20 cm dengan menggunakan kapur mulai posisi pertama gunanya untuk mengetahui dimana akan dilakukan pembacaan pada manometer. 10. Memutar kembali engkel pemutar supaya patent konus / bikonus masuk ke dalam tanah. Setelah mencapai batas 20 cm ( lihat tanda kapur ), engkel pemutar diputar sedikit dengan arah berlawanan. Trekker ditarik ke depan dalam posisi lubang bulat penuh. 11. Membuka kran yang menuju manometer 60 kg/cm2. 12. Memutar kembali engkel pemutar sehingga stang dalam tertekan ke dalam tanah dengan kecepatan 2
cm
akan menekan oli di dalamya, tekanan yang terjadi akan terbaca pada manometer. Patent konus hanya akan mengukur tahanan ujung konus ( qc ) sedangkan bikonus akan mengukur tahanan ujung konus dan gesekan dinding terhadap tanah. 13. Menekan stang dalam sejarak 4 cm kemudian mencatat angka yang ditunjukkan oleh manometer. Meneruskan penekanan sejarak 3 cm lagi dan mencatatnya kembali, angka yang ditunjukkan oleh angka pertama menunjukkan tahanan ujung konus sedangkan angka kedua menunjukkan jumlah tahanan ujung konus dan gesekan. 14. Melakukan penekanan dengan hati-hati dan mengamati selalu jarum manometer. Bila diperkirakan tekanan oli akan melebihi kapasitas manometer, menutup kran manometer tersebut dan membuka kran manometer kapasitas besar. Stang sondir jangan sampai menyentuh piston karena dapat menyebabkan kelebihan tekanan secara drastic dan merusak manometer. 15. Memutar kembali engkel pemutar berlawanan arah kemudian memindahkan kembali posisi trekker menjadi posisi lubang terpotong. Melakukan penekanan kembali sejarak 20 cm berikutnya dan mengulangi prosedur 12 s/d 14.
16. Setelah mencapai kedalaman 1 m, stang luar sondir perlu disambung menaikkan piston penekan supaya stang sondir berikutnya bisa disambung dengan yang pertama. Menggunakan kunci pipa untuk mengencangkannya. Mengulangi prosedur 8 s/d 15. 17. Menghentikan percobaan setelah mencapai kedalaman tanah keras. Stang sondir yang sudah tertanam perlu dicabut kembali. a. Memutar engkel pemutar agar manometer penekanan terangkat b. Menarik trekker pada posisi lubang penuh c. Memutar engkel pemutar sampai trekker melewati kepala sondir d. Mendorong trekker pada posisi lubang terpotong e. Memutar engkel pemutar sehingga stang sondir terangkat sampai stang sondir berikutnya terlihat f. Menahan stang sondir bawah dengan kunci pipa agar rangkaian di bawahnya tidak jatuh g. Melepaskan stang sondir atas dengan kunci pipa yang lain h. Mengulangi prosedur ini untuk stang sondir berikutnya 18. Menggambar grafik hasil uji sondir D. PERHITUNGAN Prinsip dasar dari uji penetrasi static di lapangan adalah dengan anggapan berlaku hukum aksi-reaksi seperti yang digunakan untuk perhitungan nilai perlawanan konus dan nilai perlawanan geser dibawah ini : 1. Perlawanan konus ( qc ) Nilai perlawanan konus ( qc ) dengan ujung konus saja yang terdorong dihitung dengan menggunakan persamaan : Pkonus = PPiston
x Ac = Cw x Api = Cw x
2. Perlawanan geser ( Fs ) Nilai perlawan geser lokal diperoleh bila ujung konus dan bidang geser terdorong bersamaan dan dihitung dengan menggunakan persamaan : ( qc x Ac ) + ( Fs x As ) = Tw x Api ( Cw x Api ) + ( Fs x As ) = Tw x Api
As = Ds Ls Kw = Tw Cw 3. Angka banding geser ( Rf ) Angka banding geser diperoleh dari hasil perbandingan antara nilai perlawanan geser lokal ( fs ) dengan perlawanan konus ( qc ) dan dihitung dengan menggunakan persamaan :
Analisis pehitungan a. Perlawanan konus ( qc ) Pkonus = Ppiston qc.Ac = Cw.Api qc = tetapi dalam hal ini, nilai qc dan Lf telah diketahui dari hasil pengukuran di lapangan. Berikut hasilnya : Kedalaman 0,2 m qc = 20 Kg/cm2 (KPa) Lf = 30 Kg/cm2 (KPa)
Lf = 70 Kg/cm2 (KPa) Kedalaman 2,0 m qc= 130 Kg/cm2 (KPa) Lf = 156 Kg/cm2 (KPa)
B. Perlawanan geser (fs atau qs) P konus+ Pgeser = P piston (qc.Ac) + (fs.As) = Tw. Api (Cw . Api) + (fs . As) =Tw .Api atau ( Lf - qc ) / 10 Dimana, Kw=Tw-Cw
Kedalaman 0.2 m fs = ( Lf - qc ) / 10 = ( 30 -20 ) / 10 = 1 Kg / cm2 ( Kpa ) Kedalaman 0.4 m fs = ( Lf - qc ) / 10 = ( 12 -10 ) / 10 = 0,2 Kg / cm2 ( Kpa ) Kedalaman 0.6 m fs = ( Lf - qc ) / 10 = ( 18 -12 ) / 10 = 0,6 Kg / cm2 ( Kpa )
Kedalaman 0.8 m fs = ( Lf - qc ) / 10 = ( 12 -8 ) / 10 = 0,4 Kg / cm2 ( Kpa ) Kedalaman 1 m fs = ( Lf - qc ) / 10 = ( 22 -8 ) / 10 = 1,4 Kg / cm2 ( Kpa ) Kedalaman 1.2 m fs = ( Lf - qc ) / 10 = ( 54 -16 ) / 10 = 3,8 Kg / cm2 ( Kpa )
Kedalaman 1.4 m fs = ( Lf - qc ) / 10 = ( 74 - 42 ) / 10 = 3,2 Kg / cm2 ( Kpa ) Kedalaman 1.6 m fs = ( Lf - qc ) / 10 = ( 46 - 36 ) / 10 = 1 Kg / cm2 ( Kpa ) Kedalaman 1.8 m fs = ( Lf - qc ) / 10 = ( 70 -60 ) / 10 = 1 Kg / cm2 ( Kpa )
E. Angka banding geser (Rf) Rf = qs / qc x 100 % Kedalaman 0.2 m Rf = qs / qc x 100 % = 1 / 20 x 100 % =5%
Kedalaman 0.4 m Rf = qs / qc x 100 % = 0,2 / 10 x 100 % =2% Kedalaman 0.6 m Rf = qs / qc x 100 % = 0,6 / 12 x 100 % =5% Kedalaman 0.8 m Rf = qs / qc x 100 % = 0,4 / 8 x 100 % =5%
Kedalaman 1 m Rf = qs / qc x 100 % = 1,4 / 8 x 100 % = 17,5 % Kedalaman 1.2 m Rf = qs / qc x 100 % = 3,8 / 16 x 100 % = 23,75 % Kedalaman 1.4 m Rf = qs / qc x 100 % = 3,2 / 42 x 100 % = 7,6190 % Kedalaman 1.6 m Rf = qs / qc x 100 % = 1,0 / 36 x 100 % = 2,7778 % Kedalaman 1.8 m Rf = qs / qc x 100 % = 1,0 / 60 x 100 % = 1,6667 % Kedalaman 2,0 m Rf = qs / qc x 100 % = 2,6 / 130 x 100 % =2%
E. LANDASAN TEORI Alat kerucut penetrometer adalah sebuah alat yang ujungnya berbentuk kerucut dengan sudut 60 dan dengan luasan ujungnya 1,54 inchi (10 cm 2). Alat ini digunakan dengan cara ditekankan ke dalam tanah terus-menerus dengan kecepatan tetap 20 mm/s. sementara itu besarnya perlawanan tanah terhadap kerucut penetrasi ( qc ) juga terus menerus. Dari alat penetrometer yang lazim dipakai, sebagian besar mempunyai selubung geser / biconus yang dapat bergerak mengikuti kerucut penetrometer tersebut.Jadi, kita dapat membaca secara terpisah harga perlawanan ujung konus dan harga hambatan geser dari tanah : Dari pengujian dengan alat penetrometer akan didapat : 1. qc : perlawanan penetrasi konus ( kerucut ) adalah perlawanan tanah terhadap ujung konus yang dinyatakan gaya per satuan luas. 2. Lf : hambatan lekat adalah perlawanan geser tanah terhadap selubung biconus dalam gaya per satuan panjang. 3. qs : besarnya tegangan yang mampu didukung oleh tanah. 4. Rf : hasil perbandingan dari uji daya dukung tanah ( qs ) dengan pembacaan manometer pada saat simpang ke 1 ( qc ). Alat penetrometer biasanya mempunyai selubung geser ( biconus )
dengan luas muka sekitar 23,25 inch2 ( 150 cm2 ). pada uji sondir tanah lama dicapai jika pembacaan pertama dan kedua pada mesin sondir menunjukkan angka lebih dari 200. Tetapi angka tersebut bisa juga diperoleh bukan karena konus telah mencapai atau membentur tanah keras, batu atau kerikil.Untuk itu tanah tersebut perlu dibor terlebih dahulu kemudian pengujian sondir dilanjutkan kembali. Jika pembacaan pada mesin sondir setelah tanah yang tadi dibor turun menjadi kurang dari 200 ( untuk pembacaan pertama dan kedua ) maka hal tersebut dapat diartikanbahwa penyondiran telah sampai pada tanah keras. Untuk mengetahui jenis tanah maka dapat dimasukkan ke dalam tabel perkiraan hubungan tanah antara tahanan konus ( qr ) dan angka penetrasi standar ( N ).
F. PEMBAHASAN Jenis Tanah Pasir halus, lanau pasir halus pasir kasar
kerikil
3,5 5,0
5,0 7,5 7,5 15,0
Dari hasil pengujian berdasarkan tabel perkiraan tahanan ujung konus ( qc ) dan angka penetrasi standar ( N ) maka kedalaman tanah 1,4 m memiliki qc maksimum sebesar 35 kPa
2
= 350000
= 350
qc max = 350
kPa. Hal ini disebabkan karena tanah belum mencapai tanah keras atau karena struktur tanah itu sendiri. Penurunan sondir dihentikan pada saat mencapai kedalaman 1,6 m karena sondir sudah sangat sulit menembus lapisan tanah.
qc max = 350
hubungan qc dengan kedalaman dapat direncanakan pondasi yaitu dengan cara menentukan beban yang didukung tanah terlebih dahulu. Alat kerucut penetrometer adalah sebuah alat yang ujungnya berbentuk kerucut dengan sudut 60 dan dengan luasan ujujng 10 cm2. Alat ini digunakan dengan cara diletakkankedalam tanah terus menerus dengan kepadatan tetap 20 mm/detik. Sementara itu besarnya nilai perlawanan penetrasi conus (kerucut)/Qc juga terus menerus diukur. Dari alat penetrometer yang lazim dipakai, sebagian besar mempunyai selubung geser (diconus) yang dapat bergerak mengikuti kerucut penetrasi tersebut. Jadi dari pengujian dengan menggunakan alat penetrometer akan didapat nilai: 1. Qc = perlawan penetrasi conus (kerucut) adalah perlawanan tanah terhadap ujujng conus yang dinyatakan gaya per satuan luas. 2. Y = hambatan lekat adalah perlawanan geser tanah terhadap
selubung biconus dalam gaya per satuan panjang. 3. 4. As = besarnya tegangan yang mampu didukung oleh tanah Rf = hasil perbandingan dari uji daya dukung tanah (As) dengan
PERBANDINGAN DENGAN TEORI Dari hasil pengujian berdasarkan tabel perkiraan tahanan ujung conus (Qc) dan angka penetrasi standar (N) maka jenis tanah pada kedalaman 2,0 m dengan Qc maksimum yaitu sebesar 130 kg/cm2. 2 kg = 20 N 1 cm2 = 10-4 m2 130 kg/cm2 = 130 x 10 10-4 = 1,3 x 104 KN/m2 Maka qc max = 1,3 x 104 KN/m2 dan termasuk kedalam jenis tanah kerikilberpasir. Dari grafik hubungan Qc dengan kedalaman dapat direncanakan pondasi yaitu dengan cara menentukan beban yang didukung tanah terlebih dahulu.
G. KESIMPULAN 1. Uji sondir dilakukan untuk mengetahui daya dukung tanah. 2. Besarnya qc maksimum adalah 130 Kg/ cm2 ( kPa ) pada kedalaman 2,0 m. 3. Jenis tanah pada kedalaman 2,0 m berdasarkan harga qc termasuk kedalam tanah jenis tanah kerikil - berpasir. 4. Melalui grafik hubungan qc dan kedalaman, kita dapat menentukan kedalaman pondasi suatu bangunana pada beban yang sesuai. 5. Keuntungan menggunakan sondir : Dapat dengan cepat menentukan lapisan tanah keras Dapat diperkirakan perbedaan lapisan Cukup baik digunakan pada tanah berbutir halus Tidak dapat mengetahui jenis tanah secara langsung Jika alat tidak lurus dank onus tidak bekerja dengan baik maka hasil yang diperoleh bisa meragukan
Kedalaman (m) 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 1.2 1.4 1.6 1.8 2.0
Nilai qs ( Lf qc)/10 ( Kg/cm ) 0 1.0 0.2 0.6 0.4 1.4 3.8 3.2 1.0 1.0 2.6
Fr = qs/qc 0 0.0500 0.0200 0.0500 0.0500 0.1750 0.2375 0.0762 0.0278 0.0167 0.0200
Rf = 100*Fr 0 5.0000 2.0000 5.0000 5.0000 17.5000 23.7500 7.6190 2.7778 1.6667 2.0000
Angker
Biconus
Mesin Sondir
Kunci Inggris
Palu
Alat Pemutar
Manometer
Kunci Pas
BAB III UJI GESER LANGSUNG ( DIRECT SHEAR TEST ) A. MAKSUD DAN TUJUAN
Uji geser lansung dimaksudkan untuk menentukan nilai kohesi tanah ( c ) dan sudut gesek internal tanah ( ) secara cepat.
B. ALAT DAN BAHAN 1. Mesin pembebanan ( loading machine ) 2. Kotak geser ( shear box ) 3. Beban ( loads ) 4. Tabung sample ( sample tube ) 5. Proving ring 6. Arloji penurunan 7. Arloji beban 8. Wire saw 9. Satu set alat uji kadar air
C. CARA KERJA 1. Menyiapkan benda uji untuk 4 kali percobaan a. Memasukkan contoh tanah kedalam tabung pembuat contoh ( sample tube ) kemudian dikeluarkan dengan alat pengeluarnya ( extruder ). b. Meratakan tanah yang menonjol dikedua ujung benda uji dengan pisau pemotong ( wire saw ) 2. Menimbang sample dengan timbangan yang memiliki ketelitian 0,1 gram.
3. Menyetel bak geser ( shear box ) dimana plat geser dibawah diletakkan pada permukaan dasar bak perendam kemudian mengencangkan baut pengunci. Setelah itu memasang plat geser atas kemudian memasang pen sehingga plat geser bawah dan atas lubangnya akan simetris. Kemudian memasukkan plat alas kemudian batu pori. Setelah itu, meletakkan sample tanah kemudian menghimpitnya dengan batu pori dan penekan contoh. 4. Memasang instalasi muatan dan palang kecilnya akan berhubungan dengan lengan keseimbangan. Kemudian mengatur handle stelan seimbangnya. 5. Memasang dial pergeseran dan proving ring 6. Mengatur posisi jarum pergeseran pada angka nol dan mengatur pula dial proving pada angka nol. 7. Mengisi bak perendam dengan air sesuai kebutuhan 8. Memasng beban pertama kemudian mencatat proses konsolidasi, menentukan tso untuk menentukan kecepatan pergeseran. 9. Membuka pen pengunci kemudian memutar pen pernggang 10. Memutar engkel sehingga tanah mulai menerima beban geser. Membaca dial proving dan dial pergeseran setiap 30 detik sampai tercapai beban maksimum atau deformasi 10 % diameter benda uji. 11. Mengulangi pengujian dengan sample yang lain dengan beban normal 6334 gr, 9501 gr, 12668 gr.
Dimana :
Contoh : Pada sampel tanah dengan beban 3,167 kg -9 Maka : = ( -9 0 ) x 0,01 = - 0,09 mm 2. Menghitung besarnya gaya geser Dimana : Faktor kalibrasi = 0,571437 Contoh : Pada sampel tanah dengan beban 3,167 kg Pembacaan arloji beban ( ab ) = 5 Maka, Pgeser = ab x kalibrasi = 5 x 0,571437 = 2,857185 kg 3. Menghitung besarnya tegangan normal
Gaya normal ( beban ) = 3167 gram = 3,167 kg Luas sampel = 31,37 cm2 Maka, = 0,1 kg/cm2
Dari persamaan grafik yang telah dibuat didapat nilai kohesi / lekatan ( C ) : Persamaan linear dari tegangan normal dan tegangan geser
Sehingga persamaan tersebut sesuai dengan persamaan : Jadi, Nilai C dapat diketahui dari persamaan diatas yaitu : Dan adalah
Jadi, nilai C dapat diketahui dari persamaan di atas yaitu : C = 3.10-6 Dan Dengan
Tabel hubungan umum konsistensi tanah dengan kekuatan tanah lempung a konsistensi Sangat lunak Lunak menengah Kaku Sangat kaku Keras Ton/ft 0 0,25 0,25 0,5 0,5 1,48 1 2,96 2 4,92 >4 KN/m2 0 -23,94 24 43 48 96 96 192 192 383 >383
Berdasarkan table hubungan umum antara konsistensi tanah dengan kekuatan tanah lempung dari test unconfined compression yaitu konsistensi lunak. Untuk konsistensi tanah dapat diketahui dengan cara mengetahui tegangan geser pada tiap tiap tegangan normal yaitu : a. Tegangan normal
2
b. Tegangan normal
C. Tegangan normal
D. Tegangan normal
Berdasarkan grafik dapat diketahui konsistensi tanah dengan cara menarik setiap titik tegangan pada tiap-tiap tegangan normal sehingga didapat : a. Tegangan normal
2 2 ______
tegangan
geser
b. Tegangan
normal
2
______
tegangan
geser
c. Tegangan
normal
2
______
tegangan
geser
d. Tegangan
normal
2
______
tegangan
geser
E. LANDASAN TEORI Uji geser langsung adalah pengujian harga parameter kekuatan geser tanah seperti kohesi tanah ( c ) dan sudut gesek internal ( ). Kohesi ( c ) adalah lekatan tanah yang mempunyai satuan kg/cm2. Sedangkan sudut gesek intern ( ) adalah sudut yang dibentuk dari suatu garis yang menghubungkan titik dalam pengujian yang dilakukan beberapa kali pada sebuah sampel tanah dengan bermacam-macam tegangan normal. Dengan satuan derajat ( ). Uji geser langsung adalah pengujian tertua dan dalam bentuk yang paling sederhana untuk suatu susunan uji geser. Berdasarkan alatnya uji geser langsung dapat dilakukan dengan cara yaitu :
1. Uji Tegangan Terkendali ( Stress Controlled ) Tegangan geser diberikan dengan menambahkan beban mati secara bertahap dengan penambahan yang sama besar setiap kali sampai runtuh. Keruntuhan akan terjadi sepanjang bidang bagi dari kotak metal tersebut. Setetlah penambahan beban, maka pergerakan geser pada belahan kotak sebelah atas diukur dengan menggunakan sebuah arloji ukur ( dial gauge ) horizontal. Perubahan tebal sampel selama pengujian berlangsung dapat diukur dengan arloji lain yang mengukur perubahan gerak tanah arah vertikal dari plat beban.
Suatu kecepatan gerak mendatar tertentu dilakukan pada bagian belahan atas dari pergeseran geser horizontal tersebut dapat diukur dengan bantuan sebuah arloji ukur horizontal. Besarnya gaya hambatan dari tanah yang bergeser dapat diukur dengan membaca angka-angka pada sebuah arloji ukur ditengah-tengah pengukur beban lingkaran. Perubahan volume dari sampel tanah selama uji berlangsung diukur seperti pada uji tegangan terkendali.
Tegangan geser yang melawan pergerakan geser dapat dihitung sebagai berikut :
Dimana :
Uji geser langsung biasanya dilakukan beberapa kali pada sebuah sampel tanah dengan bemacam-macam tegangan normal. Harga tegangan normal dan harga yang didapat dengan melakukan beberapa kali pengujian dapat digambarkan pada sebuah grafik dan selanjutnya kita dapat menentukan harga-harga parameter kuat geser. Persamaan untuk sebuah harga rata-rata adalah :
( sumber : Braja M.Das, Mekanika Tanah 2,1998 ) Data Hasil Perhitungan Tabung Kedalaman : 0,5 1,0 m Beban Normal ( P ) : 3,167 Kg Diameter Tinggi Luas Tampang Factor Kalibrasi : 6,352 cm : 2,54 cm : 31,67 cm2 : 0,571436 / 0.57144
Karena data hasil pengukuran ketika praktikum banyak jumlahnya, maka diambil sampel dari masing masing pembebanan : Sampel 1 Contoh perhitungan pada beban 1 Kg Tegangan Normal ( )
= 0,1 Kg / cm2
= 0,2 Kg / cm2
= 0,3 Kg / Cm2
Tegangan geser ( )
= 0,4 Kg / Cm2 Tegangan geser ( ) T = Pembacaan arloji beban x Faktor kalibrasi = 11 x 0.57144 = 6.285807
= 0.198478276 Kg/Cm2
F. PEMBAHASAN Dari hasil pengujian dapat diketahui klasifikasi tanah pada kedalaman 0 15 m termasuk pada tipe tanah lempung over consolidated yaitu lempung yang mempunyai konsistensi lunak.Hal ini dapat diketahui dari nilai C yang lebih besar dari 0. Sedangkan untuk konsistensi tanah dapat diketahui dengan cara menghitung tegangan geser pada tiap-tiap tegangan normal dan dapat dilihat dari grafik. Sehingga diperoleh hasil :
Tegangan normal 0,1 0,2 0,3 0,4 14,3 28,6 42,9 57,2
) 14 29 42 57
Dari hasil pengujian dapat diketahui klasifikasi tanahnya. Tabel harga-harga yang umum dari sudut geser internal kondisi drained untuk pasir dan lanau. TIPE TANAH Pasir = Butiran Padat Renggang/Lepas Menengah Padat Pasir = Butiran Bersudut Renggang/Lepas Menengah Bersudut ( deg ) 27-30 30-35 35-38 30-35 35-40 40-45
Kerikil Bercampur Pasir Lanau (Sumber ; Mekanika Tanah , Braja M Das) bercampur pasir.
34-48 26-35
Berdasarkan table tersebut maka tanah dan hasil pengujian termasuk kerikil
G. KESIMPULAN
1. Tujuan dari uji geser langsung adalah menentukan besarnya parameter kuat geser tanah yaitu sudut gesek internal ( C ). 2. Pada tanah dengan kedalaman 0 15 m didapat nilai C sebesar
2
dan
3. Pada tanah dengan kedalaman 0 15 m termasuk pada tipe tanah lempung over consolidate yaitu lempung yang mempunyai konsistensi lunak. Hal ini dapat diketahui dari nilai C yang lebih besar dari nol ( C> 0 ). 4. Pada kedalaman linear 0 15 m didapat persamaan linear yaitu .
UJI GESER LANGSUNG Kedalaman 0.5-1 m Tegangan Normal 0.4 Kg/cm2 Bacaan Arloji Penggesera n ax 0 50 100 150 200 250 300 350 400 450 500 Bacaan Bacaa Arloji n Arloji Penuruna Beban n ay ab 0 4 11 17.8 21.8 25.6 28 30.4 33.2 35 35 0 5 11 12.5 13.5 14 15 15 15.5 15.5 15.5 Kalibra si 0.5714 4 0.5714 4 0.5714 4 0.5714 4 0.5714 4 0.5714 4 0.5714 4 0.5714 4 0.5714 4 0.5714 4 0.5714 4 A (cm2 ) 31.6 7 31.6 7 31.6 7 31.6 7 31.6 7 31.6 7 31.6 7 31.6 7 31.6 7 31.6 7 31.6 7 Penggesera n (mm) x=ax/100 0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5 Penuruna n (mm) y=ay/100 0 0.04 0.11 0.178 0.218 0.256 0.28 0.304 0.332 0.35 0.35 Gaya Geser T=k*ab 0 2.85718 5 6.28580 7 7.14296 3 7.7144 8.00011 8 8.57155 5 8.57155 5 8.85727 4 8.85727 4 8.85727 4 Tegangan Geser (kg/cm2) T/A 0 0.09021739 8 0.19847827 6 0.22554349 5 0.24358697 5 0.25260871 5 0.27065219 5 0.27065219 5 0.27967393 4 0.27967393 4 0.27967393 4 Teganga n Normal (kg/cm2) N/A 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4
HUBUNGAN TEGANGAN NORMAL DAN TEGANGAN GESER MAKSIMUM Tegangan Normal 0.1 0.2 0.3 0.4 Tegangan Geser Maksimum 0.144347837 0.288695673 0.198478276 0.279673934
HUBUNGAN PERGESERAN DAN PENURUNAN SAMPEL 1 Penggesera Tegangan n (mm) Geser (kg/cm2) 0 0 0.5 0.090217398 1 0.108260878 1.5 0.117282618 2 0.126304357 2.5 0.135326097 3 0.144347837 3.5 0.144347837 4 0.144347837
HUBUNGAN PERGESERAN DAN PENURUNAN SAMPEL 2 Tegangan Geser (kg/cm2) 0 0.108260877 0.162391316 0.198478275 0.234565234 0.252608714 0.270652194 0.270652194 0.288695673 0.288695673 0.288695673
HUBUNGAN PERGESERAN DAN PENURUNAN SAMPEL 3 Tegangan Geser (kg/cm2) 0 0.099239138 0.144347837 0.180434796 0.180434796 0.198478276 0.198478276 0.198478276
HUBUNGAN PERGESERAN DAN PENURUNAN SAMPEL 4 Penggesera Tegangan n (mm) Geser (kg/cm2) 0 0 0.5 0.090217398 1 0.198478276 1.5 0.225543495 2 0.243586975 2.5 0.252608715 3 0.270652195 3.5 0.270652195 4 0.279673934 4.5 0.279673934 5 0.279673934
HUBUNGAN PERGESERAN DAN PENURUNAN SAMPEL 1 Penggeseran (mm) 0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 Penurunan (mm) 0 0.07 0.1 0.2 0.27 0.33 0.38 0.44 0.48
HUBUNGAN PERGESERAN DAN PENURUNAN SAMPEL 2 Penggeseran (mm) 0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5 Penurunan (mm) 0 0.051 0.1 0.14 0.172 0.21 0.23 0.061 0.28 0.3 0.308
HUBUNGAN PERGESERAN DAN PENURUNAN SAMPEL 3 Penggeseran (mm) 0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 Penurunan (mm) 0 0.058 0.058 0.126 0.152 0.179 0.204 2.26
HUBUNGAN PERGESERAN DAN PENURUNAN SAMPEL 4 Penggeseran (mm) 0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5 Penurunan (mm) 0 0.04 0.11 0.178 0.218 0.256 0.28 0.304 0.332 0.35 0.35
Kotak Geser
Arloji Penurunan
Cincin Geser
Stopwatch
Kunci Pas
Gergaji