OLEH :
Sondir adalah alat yang berbentuk silindris dengan ujungnya berupa konus . Pengujian
sondir merupakan salah satu pengujian penetrasi yang bertujuan untuk mengetahui
daya dukung tanah pada setiap lapisan serta mengetahui kedalaman lapisan pendukung
yaitu lapisan tanah keras.
a. Spesifikasi Alat Percobaan
Peralatan yang digunakan adalah :
• Mesin Sondir kapasitas sedang (2,5 ton).
• Manometer 2 buah dengan kapasitas 60 kg/cm² dan 250 kg/cm². c) Konus atau
bikonus .
• Seperangkat pipa sondir, panjang masing - masing 1 meter, e) Dua atau
• empat buah angker dengan perlengkapannya termasuk besi kanal.
• Kunci pipa, linggis, rol.meter dan oli.
• Waterpass tukang.
b. Prosedur Percobaan
Dalam pelaksanaan uji sondir, dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :
• Tentukan titik sondir yang akan disondir.
• Buat lubang pertolongan dengan linggis untuk pemasukan bikonus pada
permukaan tanah.
• Pasang angker terlebih dahulu (tiap titik 2 buah angker), dengan jalan memutar
angker searah jarum jam dengan menggunakan batang pemutar sambil
menekan angker masuk kedalam tanah.
• Pasang dan aturlah mesin sondir diatas titik lokasi dalam posisi vertikal.
• Besi-besi kanal dipasang untuk menjepit kaki sondir dan amati apakah mesin
benar-benar dalam keadaan vertikal terhadap permukaan tanah (tegak lurus
bidang datar).
• Isikan minyak oli ke dalam ruang hidrolis sampai penuh, hingga bekerjanya
tekanan sempurna.
• Pasang bikonus pada ujung pipa pertama pada mesin sondir tepat pada lubang
yang telah dipersiapkan.
• Pasang rangkaian pipa pertama pada mesin sondir tepat pada lubang yang telah
dipersiapkan secara vertikal / tegak.
• Tekanlah pipa dengan jalan memutar stang pemutar pada alat sondir untuk
memasukkan alat bikonus ke dalam tanah. Setelah pipa masuk sedalam 20 cm,
hentikan pemutaran stang. Pemutaran dilanjutkan kembali untuk menekan besi
isi pipa. Pada penekanan akan bergerak ke bawah sedalam 4 cm, dan jarum
manometer bergerak. Catat tekanan yang ditunjuk oleh manometer tersebut.
Tekanan ini yang disebut perlawanan penetrasi konus (PK). Pada penekan
berikutnya, konus dan mantelnya bergerak ke bawah. Nilai manometer yang
terbaca adalah nilai perlawanan lekat (JP=PK+HL). Catat besarnya JP.
• Tekan kembali pipa sondir masuk ke dalam tanah untuk mencapai kedalaman
baru, hentikan setelah mencapai interval 20 cm, lakukan kembali seperti
pekerjaan tadi (untuk bacaan PK dan JP).
• Hentikan pengujian sondir ini apabila : Batang steak telah dipasang semua
(habis), Kedalaman telah mencapi kedalaman yang telah diinginkan
(disepakati), Jika bacaan manometer telah mencapai angka maksimal atau PK
> 175 kg/cm².
2. Bor Tangan (Hand Boring)
Pengujian ini merupakan cara kerja membuat lubang pada tanah dengan alat bor tangan
dengan ukuran tertentu, dan dengan tenaga manusia. Tujuan pengeboran ini adalah
untuk mendapatkan atau mendiskripsikan susunan lapisan tanah. Dari pengeboran ini
dapat dilakukan pengambilan tanah sebagai bahan untuk penelitian tanah selanjutnya
di laboratorium.
a. Spesifikasi Alat Percobaan
• Mata bor
• Stang bor
• Kunci T pemutar
• Stang Pemutar
• Tabung contoh
• Stick apparatus
• Kop penahan
• Palu 10 kg
• Kunci pipa
• Meteran
b. Prosedur Percobaan
• Sambung mata bor dengan stang bor dengan kuat
• Gunakan stang pemutar untuk mulai pengeboran tanah
• Lakukan pengangkatan setelah dirasa mata bor penuh kurang lebih 10 sampai
15 cm
• Catat kedalaman pengeboran dan lakukan diskripsi tanah secara visual
• Lakukan pekerjaan ini berulang kali
• Amati kedalaman setiap pengambilan tanah ini , jenis tanah, warna tanah dan
keadaannya serta muka air bila ada
• Lakukan pengambilan contoh sesuai dengan keperluan atau pada setiap
pergantian lapisan dengan cara :
• Ganti mata bor dengan stick apparatus
• Pasang tabung contoh dengan dongkrak yang dipasangkan pada angker dan
ambang, atau
• Pasang kop penahan dan lakukan pemukulan dengan palu untuk mengambil
contoh tanah sampai dengan tabung terisi penuh dengan tanah.
• Penekanan tabung harus lebih kecil atau sama panjangnya dengan tabung
• Buka stick apparatus dan buang sedikit tanah pada ujungnya dan segera ditutup
dengan parafin kedua ujung-ujungnya.
• Beri etiket atau label nama lokasi titik bor dan kedalaman contoh tanah yang
diambil.
• Lakukan pekerjaan ini sampai kedalaman yang diinginkan
3. Sand Cone Test
Sand cone sendiri merupakan alat yang dipakai untuk tes uji penentuan kepadatan
lapisan tanah pada lapangan dengan memakai pasir, baik lapisan tanah maupun
perkerasan lapisan tanah yang akan dipadatkan. Tes sand cone atau disebut dengan
percobaan kerucut pasir adalah salah satu jenis uji tanah yang dilaksanakan di lapangan
sebagai upaya untuk menentukan berat isi kering tanah asli maupun hasil dari suatu
pekerjaan pemadatan yang dilaksanakan pada tanah non kohesif ataupun tanah kohesif.
a. Spesifikasi Alat Percobaan
• Kerucut yang dilengkapi dengan kran pengunci
• Botol transparan dengan kapasitas 9 kg
• Alat perata (Scraper)
• Timbangan
• Wadah
• Oven
• Sekop kecil
• Paku
• Kuas
b. Prosedur Percobaan
Dalam tindakannya yang harus dijalankan dalam pelaksanaan pengujian ini
adalah menuruti rujukan yang ada agar selalu memperoleh hasil yang tepat,
dibawah ini merupakan serangkaian langkah–langkah dalam pengujian.
1. Menentukan Volume (isi botol)
• Persiapan semua peralatan serta bahan – bahan yang diperlukan dalam
pengujian
• Timbangan berat botol + corong dalam keadaan kosong (W1)
• Buka kranpada corong kemudian isi air kedalam corong sampai penuh
• Tutup kembali kran tersebut lalu balikkan botol agar air yang tersisa pada
corong keluar.
• Timbang berat botol beserta corong yang berisi air (W2)
• Tentukan volume botol tersebut dengan rumus:
• Vbotol = W2 - W1/Yair
2. Menentukan Berat Isi Pasir
• Keluarkan air dari dalam botol, lalu keringkan botol tersebut
• Masukkan pasir ke dalam botol sampai penuh kemudian timbang (W3)
• Berat isi pasir diperoleh dengan rumus:
• Ypasir = W3 – W1 / Vo. Botol
3. Menentukan Berat Pasir Dalam Corong
• Masukkan pasir secukupnya, minimal ½ botol kemudian timbang (W4)
• Balikkan botol pada tempat yang rata, buka kran pada corong sehingga pasir
mengalir melalui corong
• Corong atau kerucut yang telah berisi penuh dengan pasir, bila pasir dalam
corong tidak bergerak lagi kunci kembali kran pada corong / kerucut lalu
botol ditegakkan Kembali
• Tentukan berat botol beserta kerucut yang berisi sisa pasir (W5)
• Tentukan berat pasir dalam corong = W4 – W5
4. Menentukan berat isi tanah di lapangan
• Tentukan lokasi tempat pengujian tanah, bersihkan permukaan dari material
– material lain yang dapat menghambat selama pengujian
• Ratakan permukaan tanah tersebut, kemudian letakkan plat dasar di atasnya
• Buat lubang sesuai dengan diameter pada pelat dasaar dengan kedalaman
yang hamper sama dengan diameter lubang
• Tanah hasil galian dimasukkan kedalam plastik lalu timbang dan tentukan
kadar airnya.
• Siapkan botol yang telah berisi pasir ± 2/3 dari tinggi botl lalu timbang
(W6).
• Letakkan botol diatas lubang dengan posisi kerucut menghadap ke dalam
lubang, lalu buka kran kerucut sehingga pasir mengalir mengisi lubang
hingga penuh
• Timbang sisa pasir dalam lubang dan kerucut (W7)
• Hitung berat pasir dalam lubang dan kerucut (W8):W8 = W6 – W7
• Hitung berat pasir dalam lubang (W9):W9 = W8 – W6
• Hitung volume galian: Vol = Berat Pasir / Ypasir
5. Pengkalibrasian Cone Set
• Setelah dicari colume dari botol, air dalam botol dibuang dan botol
dikeringkan
• Isi botol dengan pasir otawa melalui corong sampai benuh
• Usahakan pasir dalam corong jangan sampai kurang dari ½ tinggi corong
• Apabila Botol sudah hamper penuh dan pasir dalam corong tidak mengalir
lagi, miringkan botol hingga pasir bisa memenuhi semua ruang di dalam
sand cone
• Tutup keran ketika botol sudah terisi penuh oleh pasir, dan buang pasir yang
masih tertinggal di corong
• Timbang botol berisi pasir (W2)
• Kemudian botol dibalik untuk mencari berat pasir yang ada di corong
• Buka kearn dan tunggu hingga pasir berhenti mengalir
• Tutup keran ketika pasir sudah berhenti dan timbang botol (W5)
• Cari berat pasir dalam kerucut (Wc = W5 – W2)
• Kemudian cari berat isi pasir (γ sand) = (W2 - W1) / (W3 - W1)
6. Pengujian di lapangan
• Sebelum ke lapangan, hendaknya botol sand cone disii penuh tanpa
menggunakan corong dan timbang (W12)
• Timbang nampan (W9)
• Letakkan pelat dasar berlubang (bagian dari peralatan sand cone) pada
daerah yang akan diuji
• Buat lubang galian pada lubang pelat setinggi kira-kira 15 cm
• Tanah pada lubang diletakkan pada nampan dan ditimbang (W10)
• Kemudian balik botol sand cone di atas pelat berlubang dan buka keran
penutupnya
• Tunggu hingga lubang terpenuhi
• Setelah penuh tutup keran pada corong dan timbang botol berisi pasir sisa
pengujian (W13)
• Kemudian hitung volume lubang (V hole) = (W12 - W13 - Wc)/γ sand
7. Pengujian Kadar Air (di laboratorium)
• Timbang dahulu cawan kosong (W6)
• Ambil sedikit tanah pada nampan dan letakkan di cawan dan timbang (W7)
• Oven tanah tersebut selama kurang lebih 24 jam
• Timbang lagi cawan setelah di oven (W8)
• Hitung kadar air (w) = (W7 – W8) / (W8 – W6) x 100%.
4. Dynamic Cone Penetration Test
B. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
1. Berat Jenis
Berat jenis adalah perbandingan relatif antara massa jenis sebuah zat dengan
massa jenis air murni. Berat jenis suatu benda adalah suatu gaya yang bekerja
pada benda tersebut yang di pengaruhi gaya gravitasi bumi dan massa benda
tersebut. Massa dan berat sebenarnya adalah dua besaran yang berbeda. Berat
suatu benda dipengaruhi oleh gaya gravitasi bumi dimana benda tersebut berada.
Rumus untuk menentukan berat jenis adalah
a. Spesifikasi Alat Percobaan
• Neraca teknis
• Neraca Mohr
• Piknometer
• Anak timbangan
• Air suling
• Zat padat dan zat cair yang akan ditentukan
• Gelas dan bangku
• Jangka sorong
b. Prosedur Percobaan
• Menentukan berat jenis zat padat berbentuk balok Pertama – tama, tebal benda
diukur dengan jangka sorong. Lanjutkan dengan panjang dan lebar benda,
diukur dengan jangka sorong. Terakhir, benda ditimbang dengan neraca teknis.
Kemudian, pengukuran diulangi sampai 5 kali.
• Menentukan berat jenis zat cair dengan gelas ukur dan neraca Pertama – tama
gelas ukur ditimbang dalam keadaan kosong. Lalu gelas ukur diisi dengan air
sebanyak 300 ml kemudian gelas ukur ditimbang seetelah diisi zat cair.
• Menentukan berat jenis zat padat berbentuk tidak beraturan Pertama – tama,
benda ditimbang pada neraca teknis. Kemudian benda dimasukkan ke dalam
gelas ukur yang berisi air suling dan kenaikan air dalam gelas ukur dicatat.
2. Kadar Air dan Berat Isi
a. Kadar Air
Kadar air didefinisikan sebagai perbandingan antar berat air
(Ww)dengan berat butiran (Ws) dalam tanah tersebut dan dinyatakan dalam
persen.Cara penetapan kadar air dapat dilakukan dengan sejumlah tanah basah
yangdikeringkan dalam oven dengan suhu 100 C - 110 C untuk waktu tertentu.
Airyang hilang karena pengeringan merupakan sejumlah air yang terkandung
dalamtanah tersebut
• Spesifikasi Alat Percobaan
1. Silinder ring pencetak tanah.
2. Extruder.
3. Timbangan dengan ketelitian 0,1 gram.
4. Jangka Sorong.
5. Oven Pengering.
6. Desikator.
7. Gergaji besi.
• Prosedur Percobaan
1. Timbang dan ukur diameter serta tinggi silinder ring pencetak
dalamkeadaan kering dan bersih.
2. Tempatkan silinder ring didepan tabung contoh tanah, kemudian
contohtanah dikeluarkan dengan extruder dan silinder ring ditahan
sehinggatanah masuk kedalam silinder ring.
3. Permukaan contoh tanah yang berada pada silinder ring diratakan,
danbagian luar ring dibersihkan dari tanah melekat.
4. Letakkan ring pada wadah lalu timbang, kemudian masukkan
kedalamoven selama 24 jam dengan temperatur 105-110°C.
5. Setelah 24 jam tanah yang sudah mengering dikeluarkan dari oven
danmasukkan ke dalam desikator, kemudian timbang untuk mendapatkan
nilaitanah kering.
b. Berat Isi
Berat isi merupakan suatu sifat tanah yang menggambarkan
tarafkemampatan tanah. Tanah dengan kemampatan tinggi dapat
mempersulitperkembangan perakaran tanaman, pori makro terbatas dan
penetrasi airterhambat (Darmawijaya, 1997).
• Spesifikasi Alat Percobaan
1. Cincin uji dengan diameter 50 mm dan tinggi 30 mm.
2. Pisau pemotong contoh
3. Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram.
• Prosedur Percobaan
1. Cincin dalam keadaan bersih ditimbang (W1).
2. Benda uji disiapkan dengan menekan cincin pada tabung contoh
sampaicincin terisi penuh.
3. Ratakan kedua permukaan dan bersihkan cincin sebelah luar.
4. Timbang cincin dan contoh dengan ketelitian 0,01 gram (W2).
5. Hitung volume tanah dengan mengukur ukuran dalam cincin
denganketelitian 0,01 cm.
6. Berat tanah W = W2−W1
3. Batas-Batas Atterberg.
Analisa saringan atau analisa ayakan merupakan prosedur yang secara umum
digunakan untuk mengukur distribusi ukuran artikel dari suatu bahan. Sedangkan
analisa hidrometer merupakan metode yang digunakan untuk menghitung distribusi
ukuran butir tanah berdasarkan sedimentasi tanah dalam air. Dalam analisa saringan
dan hidrometer terdapat kurva distribusi ukuran-ukuran butiran dapat digunakan untuk
membandingkan beberapa jenis tanah yang berbeda-beda.
a. Spesifikasi Alat Percobaan
• Hidrometer dengan skala konsentrasi (5– 60 gram per liter) atauuntuk
pembacaan berat jenis campuran (0,995–1,038) gr/cm
• Tabung gelas ukuran kapasitas 1000 ml, dengan diameter ± 6,5 cm.
• Termometer 0-50°C ketelitian 0,1°C.
• Pengaduk mekanis dan mangkuk dispresi (mechanical stire).
• Saringan no. 10; 20; 40; 60; 80;100; 140; dan 200.
• Neraca dengan ketelitian 0,01 gram.
• Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai (110±5)
°C.
• Cawan porselen (mortar) dan pestel (penggerus) berkepala karet atau
dibungkuskaret.
• Stop watch.
b. Prosedur Percobaan
uji konsolidasi adalah memberikan beban secara bertahap kepada tanah dan
mengukur perubahan volume (atau perubahan tinggi) contoh tanah terhadap waktu.
Tujuan dari uji konsolidasi adalah untuk menentukan sifat kemampatan tanah dan
karakteristik konsolidasinya yang merupakan fungsi dari permeabilitas tanah
uji konsolidasi adalah memberikan beban secara bertahap kepada tanah dan
mengukur perubahan volume (atau perubahan tinggi) contoh tanah terhadap waktu.
Tujuan dari uji konsolidasi adalah untuk menentukan sifat kemampatan tanah dan
karakteristik konsolidasinya yang merupakan fungsi dari permeabilitas tanah.
a. Spesifikasi Alat Percobaan.
• Satu set alat konsolidasi ( Odometer ) yang terdiri dari alat-alat pembebanan
dan sel konsolidasi
• Arloji pengukur dengan ketelitian 0.01 dan panjang gerak tangkai minimal
1.0 cm
• Beban-beban ( 0.25 kg, 0.8 kg, 1.6 kg dan 3.2 kg )
• Alat pengeluar contoh dalam tabung ( extruder )
• Pemotong yaitu pisau yang tipis dan tajam serta pisau kawat
• Pemegang cicin kawat
• Neraca
• Oven listrik yang dilengkapi dengan pengukur suhu untuk memanasi sampai
110ºC
• Stopwatch
b. Prosedur Percobaan
• Benda uji dan cincin ditimbang menggunakan neraca dengan ketelitian 0.1
gr.
• Menempatkan batu pori di bagian atas dan bawah dari cincin sehingga
benda uji yang sudah dilapisi kertas saring / filter terapit kedua buah batu
pori kemudian dimasukkan ke dalam sel konsolidasi
• Memasukkan plat penumpu di atas batu pori
• Meletakkan sel konsolidasi yang sudah terisi benda uji pada alat
konsolidasi sehingga bagian runcing dari plat penumpu menyentuh tepat
pada plat pembebanan
• Mengatur kedudukan arloji ( arloji harus menunjukkan angka nol)
kemudian membaca dan mencatatnya
• Memasang beban pertama sebesar 0.25 kg diikuti dengan pengaturan nivo
agar seimbang
• Pada saat memasang beban 0.25 kg diamati pembacaan arloji mulai ( 0,
0.25, 0.5, 1, ... 1440) menit
• Setelah langkah 7 selesai, maka beban ditambah sehingga menjadi 0.8 kg
• Demikian seterusnya untuk beban yang berbeda yaitu untuk pembebanan
1.6 dan 3.2 diamati pembacaan arloji mulai menit 0, 0.25, 0.5, 1, ... 1440
39 Prosedur Uji Konsolidasi
• Setelah sampai pada pembebanan 3.2 kg maka dilakukan unloading test
dengan pengurangan beban sehingga pembebanan menjadi 1.6 kg dan
diamati pembacaan arloji mulai menit 0, 0.25, 0.5, 1, ... , 1440
• Setelah percobaan berakhir maka dikeluarkan cincin dan benda uji dari sel
. konsolidasi, demikaian pula batu pori pada permukaan atas dan bawah
• Cincin dan benda uji dikeringkan dalam oven listrik selama 24 jam dengan
temperatur 110 C
• Setelah kering cincin dan benda uji ditimbang
Uji kuat tekan bebas atau UCT (Unconfined Compression Test) merupakan
cara yang dilakukan di laboratorium untuk mengukur seberapa besar kuat dukung
tanah menerima kuat tekan yang diberikan sampai tanah tersebut terpisah dari
butiran-butirannya dan juga regangan tanah akibat tekanan tersebut.
a. Spesifikasi Alat percobaan
• Mesin penekan tanah.
• Alat pengeluar contoh tanah dari tabung contoh
• Arloji pembacaan regangan
• Tabung cetak belah
• Timbangan dengan ketelitian 0.10 gram.
• Stopwatch
• Alat bubut tanah
• Alat-alat pemeriksa kadar, pengukur diameter, tinggi dan sebagainya.
b. Prosedur Percobaan
• Tempatkan benda uji pada alat tekan, berdiri vertical dan sentris pada
dasar alat.
• Atur alat tekan, sehingga plat dasar menyentuh benda uji
• Atur arloji ukur pada cincin beban dan arloji pengukur regangan pada
pembacaan nol
• Kerjakan alat beban dengan kecepatan 0.5 – 2 % terhadap tinggi enda uji
per menitnya. Kecepatan ini diperkirakan, sedemikian sehingga
pecahnya benda uji tidak melampaui 10 menit.
• Hentikan pembebanan apabila tampak beban yang bekerja telah
mengalami penurunan. Jika beban tidak turun, kerjakan pembebanan
sampai regangan/pemendekan benda uji mencapai 20% dari tinggi benda
uji.
• Periksalah kadar air benda uji
7. Uji Geser Langsung
8. Uji Permeabilitas
Tujuan uji kompaksi adalah untuk mendapatkan kadar air optimum dan
berat isi kering maksimum pada suatu proses pemadatan. Kepadatan tanah
biasanya dinilai dengan menentukan berat isi keringnya (γdry). Kadar air optimum
ditentukan dengan melakukan percobaan pemadatan di laboratorium.
a. Spesifikasi Alat percobaan
• Alat kompaksi
• Mold dengan tinggi 4.6”, diameter 4”
• volume 1/30 cu-ft.
• Collar dengan tinggi 2.5”, diameter 4”.
• Hammer dengan berat 5.5 lb atau 10 lb,
• diameter 2”, tinggi jatuh 12” atau 18”.
• Sprayer untuk menyemprot air ke tanah
• Ayakan no 4.
• Pisau, scoop, palu karet.
• Timbangan ketelitian 0.1 g atau 0.01 g.
• Oven, desikator, container
•
b. Prosedur percobaan
• Siapkan contoh tanah yang akan diuji 25 kg dimana tanah sudah
dibersihkan dari akar-akar dan kotoran lain.
• Tanah dijemur sampai kering udara (air drained), atau dikeringkan dalam
oven dengan suhu 60 C.
• Gumpalan-gumpalan tanah dihancurkan dengan palu karet agar butir tanah
tidak ikut hancur.
• Contoh tanah kering dalam keadaan lepas diayak dengan ayakan no 4, hasil
ayakan dipergunakan.
• Tanah hasil ayakan sebanyak 3 kg disemprot air untuk mendapat hasil
contoh tanah dengan kebasahan merata sehingga bisa dikepal tapi masih
mudah lepas (hancur).
• Mold yang akan dipergunakan dibersihkan,ditimbang beratnya dan diukur
volumenya (biasanya volume mold = 1/30 cu-ft). Isikancontoh tanah ke
dalam mold setelah 1” – 2 (modified) atau 2” - 4” (standard).
• Tumbuk dengan hammer sebanyak 25 kali pada tempat yang berlainan.
Hammer yang dipergunakan disesuaikan dengan cara percobaan.
• Isikan lagi untuk lapis berikutnya dan tumbuk sebanyak 25 kali.
• Pengisian diteruskan sampai 5 lapisan untuk modified atau 3 lapisan untuk
standard. Pada penumbukan lapisan terakhir harus dipergunakan
sambungan tabung (collar) pada mold agar pada waktu penumbukan
hammer tidak meleset keluar.
• Buka sambungan tabung di atasnya dan ratakan permukaan tanahnya
dengan pisau.
• Mold dan contoh tanah ditimbang.Tanah dikeluarkan dengan bantuan
dongkrak dan diambil bagian atas (A), tengah (T), dan bawah (B) masing-
masing 30 gram kemudian dioven selama 24 jam.
• Setelah 24 jam dioven, container + tanah kering ditimbang.
• Dengan mengambil harga rata-rata dari kadar air ketiganya didapat nilai
kadar airnya.
• Percobaan dilakukan sebanyak minimum 5 kali dengan setiap kali
menambah kadar airnya sehingga dapat dibuat grafik berat isi kering
terhadap kadar air.
10. CBR Laboratorium
Mencari parameter-parameter kekuatan geser yaitu kohesi (c) dan sudut geser
dalam ( φ ) total dan efektif dengan alat triaxial pada kondisi unconsolidated
undrained (UU) tanpa pengukuran tekanan air pori.
a. Spesifikasi Alat percobaan
• Alat cetakan tanah
• Pisau / gergaji kawat
• Oli dan kuas
• Mistar
• Membran
• Contoh undisturbed soil
• Alat Triaxial
b. Prosedur Percobaan
• Menyiapkan sampel, ukur panjangnya (Lo), isi gas dan menancapkan
• stopkontak dan kemudian mencari luas penampangnya (A).
• Dari tiap percobaan , masing - masing : L = Lo x ε (%)
• Menghitung vertikal dial reading = L x 100 29
• Prosedur Uji Geser Langsung, Triaxial dan UCS
• Memasang membran T dan ratakan permukaan dengan pipet sedot.
• Memasang sampel dalam sel, siapkan ring pecah dan karet (2)
- membran dilepaskan T diangkat
- bagian bawah membran dikareti
- memasang bagian atas, usahakan karet melingkar sampel, membran
tarik ke bagian atas, karet lagi, ring pecah dilepas.
• Pasang bagian penutup sel triaksial, paskan bagian atas dan putar sampai
kencang.
• Isi sel triaksial dengan air, putar (D), buka (Z) agar bisa naik, setelah air
penuh tutup lagi (Z).
• Pasang proving ring dan manometer samping
- Untuk memasang proving ring, putar (6) agar bisa pas.
- Kaitkan manometer samping (Y), terus putar sekrup (0) atur agar O
(kecil) pas nol.
- Mengatur (X) dan (Y) untuk O (besar) dalam kondisi nol.
• Menghidupkan angka pori digital, mengatur kotak pori (8) agar bacaan
awal bisa nol.
• Memberi tekanan dengan memutar (D) sebesar 0,5; 1; 1,5 (C) dengan
memutar (B) ke posisi atas.
• Setelah itu mengunci (3) / arah kiri
• Alat siap dijalankan, posisi (6) pada mesin ditarik
- pembacaan load dial : hitam
- pembacaan vertikal : merah
• Menghidupkan triaxial test, menyamakan bacaan (Y) dengan
VerticalDial Reading pada tabel, baca load dial (X) dan angka pori
untukmengatur kecepatan putar (W)
• Setelah waktu habis mesin dimatikan.
• Mengeluarkan air dari sel konsolidasi dengan memposisikan (5) keatas
dan (6) pada posisi ditekan terus diputar (7) dibuka.
• Setelah air habis, melepas bagian luar dan ambil sampel serta gambar
keruntuhannya.
• Langkah pengosongan air dan udara (9) pada posisi bawah, (4) dalam
posisi atas, sampel (6) penuh, (12) pada posisi kanan, (7)dibuka, depan
terus kembalikan ke posisi atas.