PENDAHULUAN
.
BAB II
PEKERJAAN LAPANGAN
2. Bahan
Pasir kuarsa harus bersih, kering, dan lolos saringan no. 10 dan
tertahan no.200
C. Pemeriksaan Lapangan
1. Silinder diisi penuh kemudian ditimbang (W1)
2. Siapkan alat penggalian kaleng
3. Permukaan tanah, pada titik yang telah ditentukan diratakan
dan dibersihkan
4. Dengan menggunakan mal yang diameter nya tertentu,
dibuat lubang sedalam 10 –12 cm. Sesuai dengan tinggi silinder
yang digunakan untuk megukur berat isi kering pasir (B).
Semua tanah galian harus dikumpulkan dalam kantong, tidak
boleh ada yang terbuang dan dijaga jangan sampai kadar airnya
berubah.
5. Tempatkan silinder diatas lubang dengan corong menghadap
kebawah. Kran dibuka hingga pasir turun mengisi lubang dan
corong.
6. Setelah pasir dari silinder tidak turun lagi, Kran ditutup,
selanjutnya silinder beserta sisa pasir ditimbang (W2).
Sementara itu tanah hasil galian diatas segera ditimbang dan
diukur kadar airnya hingga diketahui berat tanah dalam lubang
(W), dan kadar airnya(ω)
3.1.5 Data dan Perhitungan
= 72.2 %
3.1.6 Kesimpulan
Dari hasil pengujian sand cone di lapangan maka didapat derajat
kejenuhan di lapangan 72.2 % dengan γd maks 1.51 gr/cm3.
3.1.7 Referensi
Job Sheet Praktikum Pengujian Tanah. 2005. Laboratorium Mekanika
Tanah Jurusan Teknik Sipil. Politeknik Negeri Lhokseumawe.
3.1.8. Lampiran
3.2.1 Tujuan
Menentukan nilai kekuatan tekan bebas suatu contoh tanah asli dan
tidak asli, serta menentukan nilai sensitifitas tanah.
Keterangan:
ε = Regangan ( % )
ΔL = perubahan panjang sampel
L₀ = panjang sampel semula
Luas Terkoreksi
Keterangan :
A = Luas penampang (cm2)
A0 = Luas penampang benda uji mula-mula (cm)
ε = Regangan ( % )
Beban
P= nxβ
Keterangan :
P = Beban (gaya tekan) (kg)
n = Pembacaan dial
β = Angka kalibrasi proving ring
Tegangan normal
σn =
Keterangan :
σn = Tegangan normal (kg/ cm2)
P = Beban (gaya tekan) (kg)
A = Luas penampang (cm2)
Sensitifitas =
2. Tabung silinder
5. Proving ring
6. Dial deformasi
7. Stopwatch
2. Bahan
Sampel diambil (dikeluarkan dari cetakan dengan cara jack out) dari
cetakan berbentuk selinder, sampel berukuran Ǿ3,47 cm dan tinggi 6.58
cm.
Luas Terkoreksi,
3.2.6 Kesimpulan
Setelah dilakukan pengujian, qcmaks rata – rata untuk tanah asli didapat
0.643 kg/ cm2.
3.2.7 Referensi
Das, Braja M, dkk. 1995. Mekanika Tanah (Prinsip – prinsip
Rekayasa Geoteknis)Jilid 2 . Erlangga. Jakarta.
Hardiyatmo, Hary C. 2002. Mekanika Tanah I. Gadjah Mada
University Press. Yogyakarta.
Hardiyatmo, Hary C. 2003. Mekanika Tanah II. Gadjah Mada
University Press. Yogyakarta.
Job Sheet Praktikum Pengujian Tanah. 2005. laboratorium
Mekanika Tanah Jurusan Teknik Sipil. Politeknik Negeri Lhokseumawe
3.2.8. Lampiran
Menyiapkan benda uji pengujian kuat tekan
Gaya normal =
Keterangan :
A = Luas bidang geser (cm²)
P maks = Beban maksimum (kg)
6. Spatula
7. Proving ring
2. Bahan
1. Sampel tidak terganggu.
2. Diameter minimum 50 mm
3. Ketebalan minimum 12, 5 mm dan harus lebih besar dari 6 x
diameter butiran maksimum
3.3.6 Kesimpulan
Dari data uji kuat geser langsung tanah serta dapat diperoleh kuat
geser langsung tanah max. (u’) = 0.205 kg/cm2.
3.3.7 Referensi
Das, Braja M, dkk. 1995. Mekanika Tanah (Prinsip – prinsip
Rekayasa Geoteknis)Jilid 2 . Erlangga. Jakarta.
Hardiyatmo, Hary C. 2002. Mekanika Tanah I. Gadjah Mada
University Press. Yogyakarta.
Hardiyatmo, Hary C. 2003. Mekanika Tanah II. Gadjah Mada
University Press. Yogyakarta.
3.3.8. Lampiran
Menyiapkan sampel pengujian kuat geser
3.4.3 Peralatan
Adapun peralatan yang digunakan yaitu :
1. Satu set DCP
2. Palu geser berat 10 kg tinggi jatuh 46 cm
3. Batang baja berdiameter 16 mm primer dan sekunder
4. Konus bersudut 60o dengan diameter tengah 2 cm
5. Batang baja dengan skala 1-100 cm
6. Linggis dan sebagainya
3.4.4 Prosedur Pengujian
1. Pilih titik pengujian
2. Gali lobang sedalam perkersan yang ada atau sampai tanah
dasar, ukuran lobang berdiameter 20 cm
3. Pasang peralatan DCP dan pastikan semua sambungan telah
kencang
4. Pasang DCP dalam posisi vertikal sedemikian rupa sehingga
konus terletak diatas ranah dasar lubang yang digali pada bagian
kerucut yang paling tebal, terletak sama tingginya dengan
permukaan tanah dasar.
5. Atur batang pengukur atau berskala, sehingga menunjukkan
angka nol dan catat dalam cm
6. Naikkan palu geser sampai menyentuh, bagian bawah pegengan,
dan jatuhkan dengan bebas sehingga palu mengenai anvil atau
landasan, daan jaga jangan sampai miring.catat jumlah pukulan dan
jumlah penetrasinya (cm)
7. Pengujian dihentikan apabila jumlah pukulan maksimum 40 kali
atau tiga kali pukulan nilainya tetap.
8. Cabut peralatan dengan cara memukul arah atas besi pegangan.
9. Timbun dan padatkan galian lubang sesuai dengan perkerasan
yang ada.
3.4.5 Kesimpulan
1. Pengujian DCP dilakukan di belakang laboratorium teknik sipil
politeknik negeri Lhokseumawe.
2. Dari hasil pengujian DCP, nilai penurunan tiap pukulan sangat
bervariasi mulai dari 5 cm hingga 1 mm tiap pukulan. Hal ini
tergantung pada kepadatan tanah di lapangan.
3.4.6 Referensi
Das, Braja M, dkk. 1995. Mekanika Tanah (Prinsip – prinsip
Rekayasa Geoteknis) Jilid 2 . Erlangga. Jakarta.
Job Sheet Praktikum Pengujian Tanah. 2005. laboratorium
Mekanika Tanah Jurusan Teknik Sipil. Politeknik Negeri Lhokseumawe.
Hardiyatmo, Hary C. 2002. Mekanika Tanah I. Gadjah Mada
University Press. Yogyakarta.
3.4.8. Lampiran
3.5.1 Tujuan
Menduga secara kasar kekuatan tanah langsung
dilapangan ,yang dapat dipakai untuk menduga daya dukung suat tanah
serta penurunannya.
3.5.3 Peralatan
Peralatan yang digunakan adalah Satu set alat SPT
1. Split spoon
2. Close cone
3. Batang pipa bor dan driving colar
4. Hammer 66 kg
5. Casing
6. Crane (Derek)
7. Kaki tiga
8. Tali tambang
9. Sepatu kaki tiga
10. Penggantung palu
11. Baut
12. Bor tangan
13. Kunci monyet
14. T junction
Catatan :
Benda uji
Peralatan ini biasanya disatukan dengan alat bor mesin. Jadi,
pengujian ini dilakukan pada lubang bor ketika kita melakukan
pengeboran dengan tangan atau dengan mesin.
3.5.5 Kesimpulan
Nilai Nspt pada pengujian ini adalah antara 8 – 40 berarti tanah yang diuji
adalah sangat keras.
3.5.7 Referensi
Das, Braja M, dkk. 1995. Mekanika Tanah (Prinsip – prinsip
Rekayasa Geoteknis)Jilid 2 . Erlangga. Jakarta.
Job Sheet Praktikum Pengujian Tanah. 2005. laboratorium
Mekanika Tanah Jurusan Teknik Sipil. Politeknik Negeri Lhokseumawe.
Hardiyatmo, Hary C. 2002. Mekanika Tanah I. Gadjah Mada
University Press. Yogyakarta.
3.5.8. Lampiran
Memasang alat SPT memasang rakitan beban
Keterangan :
k = Koefisien permeabilitas (cm/detik)
Q = Volume air dalam gelas ukuran (gr/cm3)
L = Panjang benda uji (cm)
h = Perbedaan tinggi muka air (cm)
A = Luas penampang benda uji (cm2)
t = Waktu pengumpulan air (detik)
2 Uji Permeabilitas dengan tinggi energi turun
Uji permeabilitas dengan tinggi energi turun lebih cocok
untuk tanah berbutir halus. Untuk memperoleh nilai koefisien
permeabilitas dengan tinggi energi turun dapat dihitung dengan
persamaan :
Keterangan :
k = Koefisien permeabilitas (cm/detik)
a = Luas pipa pengukur (cm2)
L = Panjang benda uji atau panjang pengaliran (cm)
A = Luas penampang benda uji (cm2)
t = Waktu pengumpulan air (detik)
h1 = Ketinggian air pada awal pengujian (cm)
h2 = Ketinggian air setelah pengujian (cm)
5. Pipa pengukur
6. Timbangan Digital
7. Meteran
8. Container
9. Saringan no. 4 dan 10
10. Alat bantu seperti sendok tanah, obeng, dan talam.
2. Bahan
Pasir lolos saringan no. 4 dan tertahan no 10
3.6.4 Prosedur Pengujian
1. Ukur dimensi mold untuk menentukan volume benda uji
2. Timbang mold tanpa benda uji dan penutup mold
3. Masukkan benda uji kedalam mold dan timbang mold + benda uji
4. Tutup mold dengan rapat agar air tidak meluap dan merembes pada
bagian atas mold
5. Setelah mold tertutup rapat, rendam mold yang berisi benda uji agar
benda uji jenuh dan mengeluarkan udara yang terperangkap pada
benda uji
6. Pasang selang karet pada penutup mold, kemudian buka kran pada
selang karet diamkan sampai air mengalir dengan normal
7. Ukur ketinggian permukaan air dalam tabung sampai kepermukaan
debit air.
8. Setelah air keluar dengan normal, lakukan penampungan air dengan
menggunakan gelas ukur selama 1 jam, kemudian timbang debit air
yang tertampung dalam gelas ukur, lakukan hal tersebut berturut –
berturut selama 2 jam dan 3 jam.
Diameter Mold : 10 cm
Tinggi Mold : 12 cm 12
cm
Berat Mold : 4250 gr
Berat Mold + pasir : 5600 gr
10 cm
A = π r2
= 3.14 x 52
= 78.5 cm2
V = ¼ x 3,14 x 10 cm2 x 12 cm
V = 942 cm3
γ= =
k= =
3.6.6 Kesimpulan
4 Nilai Nspt pada pengujian ini adalah antara 8 – 40 berarti tanah yang diuji
adalah sangat keras.
4.6.2 Referensi
Das, Braja M, dkk. 1995. Mekanika Tanah (Prinsip – prinsip
Rekayasa Geoteknis)Jilid 2 . Erlangga. Jakarta.
4.7 UJI TRIAXIAL
3.7.1 Tujuan
Dapat menentukan besaran nlai sudut geser (Ə) derajat dalam
dan nlai kohesi tanah c kg/cm .
3. Batu pori
4. Karet pembungkus
5. Alat pengeluar sample
6. Alat pemadat
7. Alat perata ( spatula )
8. Pisau kawat / perata
9. Timbangan ketelitian
10. Container ( tempat )kadar air
2. Bahan.
Sampel diambil (dikeluarkan dari cetakan dengan cara jack out)
dari cetakan berbentuk selinder, sampel berukuran Ø 3,47cm, dan
tinggi 6,58 cm.
Tegangan Deviator =
= = 0.52kg/cm2
σ1 = σ3 + Tegangan Deviator
= 0,5 kg/cm2 + 0.52 kg/cm2 = 1.02 kg/cm2
3.7.6 Kesimpulan
Dari hasil pengujian triaksial dibuat lingkaran mohr didapat nilai
kohesif dari tanah adalah C = 0,23 kg/cm 2 dan sudat geser dalam
(ø)sebesar 19 º.
3.7.7 Referensi
Das, Braja M, dkk. 1995. Mekanika Tanah (Prinsip – prinsip
Rekayasa Geoteknis)Jilid 2 . Erlangga. Jakarta.
Job Sheet Praktikum Pengujian Tanah. 2005. laboratorium
Mekanika Tanah Jurusan Teknik Sipil. Politeknik Negeri Lhokseumawe.
Hardiyatmo, Hary C. 2002. Mekanika Tanah I. Gadjah Mada
University Press. Yogyakarta.
3.7.8. Lampiran
Meyiapkan sampel melakukan pengujian tiaksial
3.8.3. Peralatan
Mesin sondir kekuatan sedang 2,5 ton
Manometer 2 buah dengan kapasitas 60 dan 250 kg/cm².
Konus atau bikonus
Seperangkat batang sondir, dengan panjang masing-masing 1 meter
4 buah angker dengan perlengkapannya termasuk besi kanal “U”
Kunci pipa, linggis, meteran dan oli
Kotak peralatan standar
3.8.5. Perhitungan
1. Nilai gesekan= qs-qc
=30-10 =20
2. Hambatan lekat = (qs-qc) A/B
= (30-10)20/10
=4
3. Jumlah hambatan lekat= 4
4. Hambatan setempat (Hs) = HL/10
= 4/10
= 0.4
3.8.6. Kesimpulan
1. Dari data yang diperoleh dalam pengamatan dapat disimpulkan bawah
lapaisan tanah keras terdapat pada kedalaman 1.80m dengan qc >150
kg/cm2.
2. Jumlah hambatan pelekat yang terjadi pada penyondiran hingga
kedalaman 1,80 m sebesar =342 kg/cm2.
3.8.7. Referensi
3.8.8. Lampiran
Memasang anker memasang mesin sondir