Anda di halaman 1dari 39

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Percobaan Timbunan (Trial Embankment)


Tujuan percobaan untuk memeriksa kepadatan di lapangan pada lapisan
tanah atau lapisan perkerasan yang telah dipadatkan untuk menentukan jumlah
lintasan pengujian pemadatan selanjutnya. Pengujian yang diuraikan hanya
berlaku terbatas pada ukuran butiran tanah dan batuan tidak lebih dari 5 cm
diameternya.
Material timbunan yang digunakan berasal dari Borrow Area yang telah di
setujui dan sudah di ambil sample dan dilakukan pengujian di laboratorium
terhadap material timbunan tersebut untuk mengetahui material tersebut layak
digunakan atau tidak. Permukaan Borrow Area harus dikupas minimal 20 cm
(sesuai petunjuk direksi) dan tanah kupasannya untuk sementara ditempatkan
disekitar lokasi galian dan dapat di gunakan kembali sebagai Top Soil.
Penelitian ini dilakukan guna untuk mengetahui teknik pelaksanaan embung
serbaguna sesuai atau tidak dengan perencanaan. Hasil akhir yang diharapkan
agar dapat mengetahui teknis pelaksanaan embung.

4.2 Hasil Survey


Merupakan hasil yang di dapat penulis saat melakukan tinjauan langsung
dilapangan. Kebutuhan data penelitian dalam menunjang analisa baik yang
bersumber dari :
1. Data curah hujan dari stasiun BMKG Lasiana yakni tahun 2010-2019.
2. Gambar rencana embung serbaguna Sulioan.
3. Data Sandcone.
4. Data Permeabilitas.

54
4.3 Percobaan Perhitungan Kepadatan Lapangan dengan Metode Sand Cone
1. Peralatan dan bahan :
a. Alat
- Tabung pasir dengan isi 8 kg.
- Corong kalibrasi pasir dengan diameter 16,51 cm.
- Pelat alas untuk penempatan corong dengan lubang berbentuk
lingkaran bergaris tengah 16,51 cm.
- Timbangan dengan ketelitian 0,1 kg.
- Pasir kwarsa.
- Peralatan membuat lubang.
- Container untuk pemeriksaan kadar air.
b. Bahan
Tanah pada lokasi /pada tempat rencana konstruksi
2. Langkah kerja :
a. Menentukan berat isi pasir sebelum digunakan :
- Timbanglah berat tabung + pasir + corong (W7)
- Timbanglah berat tabung + pasir (W8)

Gambar 4. 1 Berat tabung + pasir + corong Sebelum digunakan (W7)

b. Menentukan berat pasir dalam lubang :


- Letakkan alat dengan corong menghadap keatas pada alas yang rata,
tutup kran dan isi corong dengan pasir kwarsa sampai penuh.

55
- Buka kran sampai pasir tersebut dalam corong mengalir masuk
kedalam tabung. Selama pengisisan tabung harus dijaga agar pasir
dalam corong selalu terisi.
- Tutuplah corong setelah pasir dalam corong berhenti bergerak turun,
bersihkan pasir yang ada dalam corong dan timbanglah (W2).

Gambar 4. 2 Berat tabung + pasir + corong Sesudah digunakan (W2)

c. Menentukan berat pasir dalam corong :


- Isilah botol/tabung pasir secukupnya dan timbang (W3).
- Letakkan alat dengan corong menghadap kebawah pada alas yang
datar dan bersih.
- Bukalah kran sehingga pasir bergerak turun sampai pasir berhenti
bergerak/mengalir.
- Tutuplah kran dan timbanglah alat berisikan pasir sisanya (W4) gram.
- Hitung berat pasir dalam corong (W3 – W4).

d. Menentukan berat isi tanah :


- Bersihkan lokasi titik yang akan diuji dan ratakan sehingga benar-
benar datar, letakkan pelat alas dan kokohkan pelat tersebut pada
empat sisinya dengan paku besar.
- Galilah lubang pada titik yang akan diuji sesuai dengan lubang pada
pelat alas dengan kedalaman kira-kira 10 cm atau tidak melampaui
satu hamparan yang dipadatkan.
56
- Tanah galian lubang tersebut harus dimasukkan pada alat yang
terlindung agar selama pengujian tidak terjadi penguapan misalnya
kaleng yang tertutup. Timbanglah berat cawan besar berisi tanah
timbang kembali (W6).
- Hitunglah volume lubang
4.3.1 Percobaan Timbunan dengan delapan lintasan
A. Data hasil percobaan Sand Cone
a. Menentukan Berat isi pasir (γp)
- Berat Botol + corong + pasir (W7) = 7148 gr
- Berat botol + corong (W8) = 5176 gr
- V1 = π x r2 x tinggi botol
= 3.14 x (7.5)2 x 25
= 4415. 63 cm3
𝑊7−𝑊8
- Berat isi pasir (γp) = 𝑉1

7148 − 5176
=
4415. 63
= 1.572 gr/cm3
b. Menentukan berat pasir dalam lubang ( W5 )
- Berat pasir + botol + corong sebelum digunakan (W1)= 7148 gram
- Berat pasir + botol + corong sesudah digunakan (W2)
= 2458.5 gram
- Berat pasir yang digunakan ( W3 )
W3 = W1 – W2
W3 = 7148 – 2458.5 = 4689.5 gram
- Berat pasir di dalam corong & Plate ( W4 ) = 1972 gram
- Berat pasir di dalam lubang ( W5 )
W5 = W3 – W4
W5 = 4689.5 – 1972 = 2717.5 gram
c. Menentukan berat isi tanah (WD)
- Volume Lubang (V)

57
V = W5 / Berat Isi Pasir (γp)
= 2717.5/1.67
= 1627.24
d. Berat tanah basah ( W6 ) = 2911.5 gram
e. Kepadatan basah WD = ( W6 / V )
WD = 2911.5 / 1627.24
WD = 1.789 gram/cm3
f. Perhitungan Test Kadar Air (W Tanah)
Tabel 4. 1 Perhitungan Test Kadar Air Lapangan

NO. PENGUJIAN SAT. TEST


1
1 Berat wadah + tanah basah (c1) gr 23,50

2 Berat wadah + tanah kering (c2) gr 21,00

3 Berat wadah (c) gr 8,50

4 Berat tanah basah (c3 = c1 - c) gr 15,00

5 Berat tanah kering (c4 = c2 - c) gr 12,50

6 Berat air (c5 = c3 - c4) gr 2,50

7 Kadar air (w = c5 / c4 x 100) % 20,00


Sumber : Hasil Analisa

g. Menentukan kepadatan kering lapangan (DD)


WD
- Kepadatan kering DD = x 100 %
100+w
1.789
DD = x 100 %
100 +20

DD = 1.490 gram/cm3

h. Kepadatan Kering Optimum Laboratorium (γd lab)


γd lab = 1.56 gram/cm3 (Tabel 4.2.)

58
i. Kadar Air Optimum Laboratorium (Wopt)
Wopt = 21.00 % (Tabel 4.2.)
j. Kepadatan lapangan yang disyaratkan ≥ 95 % (SNI 03-2828-1992)
k. Menentukan derajat kepadatan lapangan (FD)
FD = [ DD / γd lab ] x 100 %
FD = [ 1.490 / 1.56 ] x 100 %
= 95.64% ≥ 95% (Memenuhi syarat)
Dengan pengujian percobaan delapan lintasan dengan hasil derajat
kepadatan lapangan 95.64 % masuk syarat derajat kepadatan ≥ 95 % (SNI
03-2828-1992).

59
Tabel 4. 2 Pengujian Kepadatan Ringan Laboratorium (Standard Proctor Test).

Sumber : Hasil Pengujian dilaboratorium pengujian Tanah Politeknik Negeri Kupang

60
B. Percobaan pengujian permeabilitas tanah lapangan dengan metode Constand
Head Permeameter
Tanah adalah merupakan susunan butiran padat dan pori-pori yang
saling berhubungan satu sama lain sehingga air dapat mengalir dari satu titik
yang mempunyai energi lebih tinggi ke titik yang mempunyai energi lebih
rendah. Studi mengenai aliran air melalui pori-pori tanah diperlukan dalam
mekanika, hal ini sangat berguna didalam menganalisa kestabilan dari suatu
bendungan tanah dan konstruksi dinding penahan tanah yang terkena gaya
rembesan.
1. Alat
- Botol dengan mistar ukuran
- Pipa PVC dengan panjang 30 cm
- Alat Pembuat Lubang
2. Bahan
- Air bersih
3. Langkah Kerja
- Buatlah lubang dengan diameter minimal 16 cm dengan tinggi lubang
30 cm
- Masukkan pipa pvc dan masukkan air sampai rata dengan mulut lubang
- Taruhlah mulut botol dengan mistar ukuran yang berisi air kedalam
lubang, posisi di atas pipa pvc
- Kemudian catat waktu awalnya dan tinggi air mula-mula dalam botol
(h1)
- Tunggu sampai kira2 satu Jam lalu catat waktu dan tinggi air akhir
dalam botol (h2).
4. Data Percobaan
- Diameter lubang test (d) = 16.2 cm
- Jari - Jari = 1/2 x d (R) = 8.1 cm
- Volume Air (V) = ¼ x 3.14 x (R2) x Dh
= ¼ x 3.14 x (8,12) x 0.30

61
= 15.45 cm3
- Tinggi Air Mula – Mula (h1) = 17 cm
- Tinggi Air Akhir (h2) = 16.7 cm
- Selisih Tinggi Air (Dh) = 0.30 cm
- Waktu (t) = 1080 detik
- Debit (Q) = V / t
Q = 15.45 / 1080
= 0.014 cm3/dtk
- Tinggi lubang test (H) = 30 cm
- Luas Penampang (A)
A = 2 x π x H2
= 2 x 3.14 x 302
= 5652 cm2
- Gradien Hidrolik (i) = (h1 - h2) L
i = (17 – 16.7) 9
i = 2.70 cm
(𝑄 .𝐿)
- Koef. Kelulusan Air 𝐾 = ( A . H . t)
0.014 ×9
K = 5652 ×30 ×1080

= 6.70E-06 (Tidak memenuhi syarat)


Dengan pengujian percobaan delapan lintasan dengan hasil angka
permeabilitas 6.70E-06 tidak masuk syarat koefisien kelulusan air
laboratorium 3.928E-05 (SNI 2435:2008). maka harus dilakukan percobaan
pemadatan dengan 10 lintasan.

62
Tabel 4. 3 Pengujian permeabilitas tanah Laboratorium (Permaebility Test)

Sumber : Hasil Pengujian dilaboratorium pengujian Tanah Politeknik Negeri Kupang

4.3.2 Percobaan timbunan dengan sepuluh lintasan ( Sisi kiri tanggul )


A. Test 1 ( sisi tanggul kiri )
a. Menentukan berat isi pasir (γp)
- Berat Botol + corong + pasir (W7) = 7110.5 gr
- Berat botol + corong (W8) = 656.5 gr
- V1 = π x r2 x tinggi botol
= 3.14 x (7.5)2 x 25
= 4415. 63 cm3
- Berat isi pasir (γp)
𝑊7−𝑊8
= 𝑉1

7599.5−656.5
= 4415.63

= 1.572 gr/cm3
b. Menentukan berat pasir dalam lubang ( W5 )
- Berat pasir + botol + corong sebelum digunakan (W1) = 7110.5 gram
- Berat pasir + botol + corong sesudah digunakan (W2) = 2419.5 gram

63
- Berat pasir yang digunakan ( W3 )
W3 = W1 – W2
W3 = 7110.5 – 2419.5 = 4691 gram
- Berat pasir di dalam corong & Plate ( W4 ) = 1972 gram
- Berat pasir di dalam lubang ( W5 )
W5 = W3 – W4
W5 = 4691 – 1972 = 2719 gram
c. Menentukan berat isi tanah (WD)
- Volume Lubang (V)
V = W5 / Berat Isi Pasir (γp)
= 2719/1.67
= 1628.14
d. Berat tanah basah ( W6 ) = 2932.80 gram
e. Kepadatan basah WD = ( W6 / V )
WD = 2932.80 / 1628.14
WD = 1.80 gram/cm3
f. Perhitungan Test Kadar Air (W Tanah)
Tabel 4. 4 Perhitungan Test Kadar Air Lapangan

g. N PENGUJIAN SAT. TEST


O 2
1 Berat. wadah + tanah basah (c1) gr 27.00

2 Berat wadah + tanah kering (c2) gr 24.00

3 Berat wadah (c) gr 8.50

4 Berat tanah basah (c3 = c1 - c) gr 18.50

5 Berat tanah kering (c4 = c2 - c) gr 15.50

6 Berat air (c5 = c3 - c4) gr 3.00

7 Kadar air (w = c5 / c4 x 100) % 19.35

Sumber : Hasil Analisa

64
g. Menentukan kepadatan kering lapangan (DD)
WD
- Kepadatan kering DD = x 100 %
100+w
1.80
DD = 100 +19.35 x 100 %

DD = 1.51 gram/cm3
h. Kepadatan Kering Optimum Laboratorium (γd lab)
γd lab = 1.56 gram/cm3 (Tabel 4.2.)
i. Kadar Air Optimum Laboratorium (Wopt)
Wopt = 21.00 % (Tabel 4.2.)
j. Kepadatan lapangan yang disyaratkan ≥ 95 % (SNI 03-2828-1992)
k. Menentukan derajat kepadatan lapangan (FD)
FD = [ DD / γd lab ] x 100 %
FD = [ 1.51 / 1.56 ] x 100 %
= 96.79% (Memenuhi syarat ≥ 95%)
Dengan Pengujian percobaan sepuluh lintasan dengan hasil derajat kepadatan
lapangan 96.79 % masuk syarat derajat kepadatan ≥ 95 % (SNI 03-2828-1992).

B. Pengujian permeabilitas tanah lapangan dengan metode Constand


Head Permeameter
a. Data Percobaan
- Diameter lubang test (d) = 16.2 cm
- Jari - Jari = 1/2 x d (R) = 8.1 cm
- Volume Air (V) = ¼ x 3.14 x (R2) x Dh
= ¼ x 3.14 x (8,12) x 0.00
= 0.00 cm3
- Tinggi Air Mula – Mula (h1) = 17 cm
- Tinggi Air Akhir (h2) = 17 cm
- Selisih Tinggi Air (Dh) = 0.00 cm

65
- Waktu (t) = 1140 detik
- Debit (Q) = V / t
Q = 0.00 / 1140
= 0.00 cm3/dtk
- Tinggi lubang test (H) = 30 cm
- Luas Penampang (A)
A = 2 x π x H2
= 2 x 3.14 x 302
= 5652 cm2
- Gradien Hidrolik (i) = (h1 - h2) L
i = (17 – 17) 9
i = 0.00 cm
(𝑄 .𝐿)
- Koef. Kelulusan Air 𝐾 = ( A . H . t)
0.00 ×9
K = 5652 ×30 ×1140

= 0.00E+00 (Memenuhi syarat koef kelulusan air Lab


3.928E-05)
Pada pengujian kepadatan lapangan dengan syarat kepadatan
lapangan ≥ 95% dan pengujian permeabilitas lapangan dengan koefisien
kelulusan air Lab 3.928E-05 pada pemadatan dengan 10 lintasan
perlayer timbunan sudah layak atau memenuhi kriteria pengujian.

C. Percobaan timbunan dengan sepuluh lintasan ( As tanggul )


1. Test 2 ( As tanggul )
a. Menentukan berat isi pasir (γp)
- Berat Botol + corong + pasir (W7) = 6997.5 gr
- Berat botol + corong (W8) = 656.5 gr
- V1 = π x r2 x tinggi botol
= 3.14 x (7.5)2 x 25
= 4415. 63 cm3

66
- Berat isi pasir (γp)
𝑊7−𝑊8
= 𝑉1

7599.5−656.5
= 4415.63

= 1.572 gr/cm3
b. Menentukan berat pasir dalam lubang ( W5 )
- Berat pasir + botol + corong sebelum digunakan (W1) = 6997.5
gram
- Berat pasir + botol + corong sesudah digunakan (W2) = 2546.5
gram
- Berat pasir yang digunakan ( W3 )
W3 = W1 – W2
W3 = 6997.5 – 2546.5 = 4451 gram
- Berat pasir di dalam corong & Plate ( W4 ) = 1972 gram
- Berat pasir di dalam lubang ( W5 )
W5 = W3 – W4
W5 = 4451 – 1972 = 2479 gram
c. Menentukan berat isi tanah (WD)
- Volume Lubang (V)
V = W5 / Berat Isi Pasir (γp)
= 2479/1.67
= 1484.43 cm3
d. Berat tanah basah ( W6 ) = 2721.30 gram
e. Kepadatan basah WD = ( W6 / V )
WD = 2721.30 / 1484.43
WD = 1.83 gram/cm3
f. Perhitungan Test Kadar Air (W Tanah)

67
Tabel 4. 5 Perhitungan Test Kadar Air Lapangan

h. N PENGUJIAN SAT. TEST


O 3
1 Berat. wadah + tanah basah (c1) gr 36.00

2 Berat wadah + tanah kering (c2) gr 31.00

3 Berat wadah (c) gr 8.50

4 Berat tanah basah (c3 = c1 - c) gr 27.50

5 Berat tanah kering (c4 = c2 - c) gr 22.50

6 Berat air (c5 = c3 - c4) gr 5.00

7 Kadar air (w = c5 / c4 x 100) % 22.22


Sumber : Hasil Analisa
g. Menentukan kepadatan kering lapangan (DD)
WD
- Kepadatan kering DD = x 100 %
100+w
1.83
DD = 100 +22.22 x 100 %

DD = 1.50 gram/cm3
h. Kepadatan Kering Optimum Laboratorium (γd lab)
γd lab = 1.56 gram/cm3 (Tabel 4.2.)
i. Kadar Air Optimum Laboratorium (Wopt)
Wopt = 21.00 % (Tabel 4.2.)
j. Kepadatan lapangan yang disyaratkan ≥ 95 % (SNI 03-2828-1992)
k. Menentukan derajat kepadatan lapangan (FD)
FD = [ DD / γd lab ] x 100 %
FD = [ 1.50 / 1.56 ] x 100 %
= 96.22% (Memenuhi syarat ≥ 95%)
Dengan Pengujian percobaan sepuluh lintasan dengan hasil derajat
kepadatan lapangan 96.22 % masuk syarat derajat kepadatan ≥ 95 %
(SNI 03-2828-1992).

68
D. Pengujian permeabilitas tanah lapangan dengan metode
Constand Head Permeameter
a. Data Percobaan
- Diameter lubang test (d) = 16.2 cm
- Jari - Jari = 1/2 x d (R) = 8.1 cm
- Volume Air (V) = ¼ x 3.14 x (R2) x Dh
= ¼ x 3.14 x (8,12) x 0.00
= 0.00 cm3
- Tinggi Air Mula – Mula (h1) = 17 cm
- Tinggi Air Akhir (h2) = 17 cm
- Selisih Tinggi Air (Dh) = 0.00 cm
- Waktu (t) = 900 detik
- Debit (Q) = V / t
Q = 0.00 / 900
= 0.00 cm3/dtk
- Tinggi lubang test (H) = 30 cm
- Luas Penampang (A)
A = 2 x π x H2
= 2 x 3.14 x 302
= 5652 cm2
- Gradien Hidrolik (i) = (h1 - h2) L
i = (17 – 17) 9
i = 0.00 cm
(𝑄 .𝐿)
- Koef. Kelulusan Air 𝐾 = ( A . H . t)
0.00 ×9
K = 5652 ×30 ×900

= 0.00E+00 (Memenuhi syarat koef kelulusan air Lab


3.928E-05)
Pada pengujian kepadatan lapangan dengan syarat kepadatan
lapangan ≥ 95% dan pengujian permeabilitas lapangan dengan koefisien

69
kelulusan air Lab 3.928E-05 pada pemadatan dengan 10 lintasan
perlayer timbunan sudah layak atau memenuhi kriteria pengujian.

E. Percobaan timbunan dengan sepuluh lintasan (Sisi kanan tanggul)


1. Test 2 ( Sisi kanan tanggul )
a. Menentukan berat isi pasir (γp)
- Berat Botol + corong + pasir (W7) = 6996 gr
- Berat botol + corong (W8) = 656.5 gr
- V1 = π x r2 x tinggi botol
= 3.14 x (7.5)2 x 25
= 4415. 63 cm3
- Berat isi pasir (γp)
𝑊7−𝑊8
= 𝑉1

7599.5−656.5
= 4415.63

= 1.572 gr/cm3
b. Menentukan berat pasir dalam lubang ( W5 )
- Berat pasir + botol + corong sebelum digunakan (W1) = 6996
gram
- Berat pasir + botol + corong sesudah digunakan (W2) = 2365.5
gram
- Berat pasir yang digunakan ( W3 )
W3 = W1 – W2
W3 = 6996 – 2365.5 = 4630.5 gram
- Berat pasir di dalam corong & Plate ( W4 ) = 1972 gram
- Berat pasir di dalam lubang ( W5 )
W5 = W3 – W4
W5 = 4630.5 – 1972 = 2658.5 gram

70
c. Menentukan berat isi tanah (WD)
- Volume Lubang (V)
V = W5 / Berat Isi Pasir (γp)
= 2658.5/1.67
= 1591.92 cm3
d. Berat tanah basah ( W6 ) = 2892.20 gram
e. Kepadatan basah WD = ( W6 / V )
WD = 2892.20 / 1591.92
WD = 1.82 gram/cm3
f. Perhitungan Test Kadar Air (W Tanah)
Tabel 4. 6 Perhitungan Test Kadar Air Lapangan

i. N PENGUJIAN SAT TEST


O . 4
1 Berat. wadah + tanah basah (c1) gr 33.50

2 Berat wadah + tanah kering (c2) gr 29.00

3 Berat wadah (c) gr 8.50

4 Berat tanah basah (c3 = c1 - c) gr 25.00

5 Berat tanah kering (c4 = c2 - c) gr 20.50

6 Berat air (c5 = c3 - c4) gr 4.50

7 Kadar air (w = c5 / c4 x 100) % 21.95


Sumber : Hasil Analisa
g. Menentukan kepadatan kering lapangan (DD)
WD
- Kepadatan kering DD = x 100 %
100+w
1.82
DD = 100 +21.95 x 100 %

DD = 1.49 gram/cm3
h. Kepadatan Kering Optimum Laboratorium (γd lab)
γd lab = 1.56 gram/cm3 (Tabel 4.2.)

71
i. Kadar Air Optimum Laboratorium (Wopt)
Wopt = 21.00 % (Tabel 4.2.)
j. Kepadatan lapangan yang disyaratkan ≥ 95 % (SNI 03-2828-1992)
k. Menentukan derajat kepadatan lapangan (FD)
FD = [ DD / γd lab ] x 100 %
FD = [ 1.49 / 1.56 ] x 100 %
= 95.51% (Memenuhi syarat ≥ 95%)
Dengan Pengujian percobaan sepuluh lintasan dengan hasil derajat
kepadatan lapangan 96.22 % masuk syarat derajat kepadatan ≥ 95 %
(SNI 03-2828-1992).

F. Pengujian permeabilitas tanah lapangan dengan metode Constand


Head Permeameter
a. Data Percobaan
- Diameter lubang test (d) = 16.2 cm
- Jari - Jari = 1/2 x d (R) = 8.1 cm
- Volume Air (V) = ¼ x 3.14 x (R2) x Dh
= ¼ x 3.14 x (8,12) x 0.00
= 0.00 cm3
- Tinggi Air Mula – Mula (h1) = 17 cm
- Tinggi Air Akhir (h2) = 17 cm
- Selisih Tinggi Air (Dh) = 0.00 cm
- Waktu (t) = 1260 detik
- Debit (Q) = V / t
Q = 0.00 / 1260
= 0.00 cm3/dtk
- Tinggi lubang test (H) = 30 cm
- Luas Penampang (A)
A = 2 x π x H2
= 2 x 3.14 x 302

72
= 5652 cm2
- Gradien Hidrolik (i) = (h1 - h2) L
i = (17 – 17) 9
i = 0.00 cm
(𝑄 .𝐿)
- Koef. Kelulusan Air 𝐾 = ( A . H . t)
0.00 ×9
K = 5652 ×30 ×1260

= 0.00E+00 (Memenuhi syarat koef kelulusan air Lab


3.928E-05)
Pada pengujian kepadatan lapangan dengan syarat kepadatan lapangan
≥ 95% dan pengujian permeabilitas lapangan dengan koefisien kelulusan air
Lab 3.928E-05 pada pemadatan dengan 10 lintasan perlayer timbunan sudah
layak atau memenuhi kriteria pengujian. Maka dalam proses penimbunan
selanjutnya harus dilakukan pemadatan dengan 10 lintasan untuk acuan
pemadatan pada layer timbunan berikutnya.

73
G. Rekapan pengujian kepadatan lapangan 10 lintasan dan
Permeability Zone (Zona Kedap)

Tingkat
Kepadatan Lapangan Kepadatan Laboratorium Permeability
Jenis Kepadatan
No Tanggal Lokasi γd field W field γd lab max OMC
Material
% cm/detik
gr/cm³ % gr/cm³ %
Kedap Air 1.49 20.00 1.56 21.00 95.64 6.70E-06
Tanggul (Traill
1 28-Jul-20 Kedap Air 1.51 19.35 1.56 21.00 96.79 0.00E+00
Embachment)
Kedap Air 1.52 21.43 1.56 21.00 97.12 0.00E+00
Kedap Air 1.54 20.93 1.56 21.00 98.85 2.87E-06
2 28-Jul-20 Tanggul Kedap Air 1.50 22.22 1.56 21.00 96.22 0.00E+00
Kedap Air 1.49 21.95 1.56 21.00 95.51 0.00E+00
Kedap Air 1.49 21.88 1.56 21.00 95.26 1.91E-05
3 29-Jul-20 Tanggul Kedap Air 1.54 20.51 1.56 21.00 98.97 0.00E+00
Kedap Air 1.53 23.26 1.56 21.00 98.14 0.00E+00
Kedap Air 1.52 21.74 1.56 21.00 97.50 4.78E-06
4 29-Jul-20 Tanggul Kedap Air 1.49 19.35 1.56 21.00 95.26 2.39E-06
Kedap Air 1.49 21.62 1.56 21.00 95.58 0.00E+00
Kedap Air 1.53 21.05 1.56 21.00 97.76 1.91E-06
5 30-Jul-20 Tanggul Kedap Air 1.54 21.43 1.56 21.00 98.97 0.00E+00
Kedap Air 1.53 23.26 1.56 21.00 97.76 3.83E-06
Kedap Air 1.53 19.51 1.56 21.00 98.08 0.00E+00
6 30-Jul-20 Tanggul Kedap Air 1.51 20.51 1.56 21.00 96.73 3.83E-06
Kedap Air 1.52 19.61 1.56 21.00 97.31 3.83E-06
Kedap Air 1.54 21.15 1.56 21.00 98.40 8.13E-06
7 31-Jul-20 Tanggul Kedap Air 1.52 21.57 1.56 21.00 97.44 0.00E+00
Kedap Air 1.52 21.31 1.56 21.00 97.50 0.00E+00
Kedap Air 1.52 19.23 1.56 21.00 97.31 0.00E+00
8 31-Jul-20 Tanggul Kedap Air 1.49 19.57 1.56 21.00 95.71 2.58E-05
Kedap Air 1.54 22.22 1.56 21.00 98.65 1.91E-06
Kedap Air 1.49 19.05 1.56 21.00 95.45 0.00E+00
9 01-Agust-20 Tanggul Kedap Air 1.51 23.81 1.56 21.00 96.92 0.00E+00
Kedap Air 1.53 19.67 1.56 21.00 97.95 1.91E-06
Kedap Air 1.53 20.34 1.56 21.00 98.01 0.00E+00
10 01-Agust-20 Tanggul Kedap Air 1.50 22.39 1.56 21.00 95.96 0.00E+00
Kedap Air 1.51 20.90 1.56 21.00 96.60 0.00E+00
Kedap Air 1.50 21.28 1.56 21.00 96.15 1.91E-06
11 03-Agust-20 Tanggul Kedap Air 1.51 20.00 1.56 21.00 96.47 0.00E+00
Kedap Air 1.49 21.15 1.56 21.00 95.77 0.00E+00
Kedap Air 1.51 21.82 1.56 21.00 96.92 4.78E-06
12 03-Agust-20 Tanggul Kedap Air 1.49 21.28 1.56 21.00 95.58 0.00E+00
Kedap Air 1.51 20.75 1.56 21.00 96.99 0.00E+00
Kedap Air 1.49 21.82 1.56 21.00 95.26 6.22E-06
13 04-Agust-20 Tanggul Kedap Air 1.50 21.15 1.56 21.00 96.35 0.00E+00
Kedap Air 1.53 21.28 1.56 21.00 97.95 2.39E-06
Kedap Air 1.51 20.37 1.56 21.00 96.54 3.54E-05
14 05-Agust-20 Tanggul Kedap Air 1.53 20.00 1.56 21.00 97.76 4.31E-06
Kedap Air 1.51 19.23 1.56 21.00 96.73 0.00E+00
Kedap Air 1.49 20.51 1.56 21.00 95.38 0.00E+00
15 06-Agust-20 Tanggul Kedap Air 1.51 19.51 1.56 21.00 96.92 0.00E+00
Kedap Air 1.51 19.15 1.56 21.00 96.67 1.91E-06

74
Kedap Air 1.49 20.34 1.56 21.00 95.64 0.00E+00
16 07-Agust-20 Tanggul Kedap Air 1.50 19.05 1.56 21.00 96.41 0.00E+00
Kedap Air 1.51 21.54 1.56 21.00 96.92 0.00E+00
Kedap Air 1.52 19.51 1.56 21.00 97.50 1.91E-06
17 08-Agust-20 Tanggul Kedap Air 1.49 21.43 1.56 21.00 95.71 0.00E+00
Kedap Air 1.49 19.15 1.56 21.00 95.26 0.00E+00
Kedap Air 1.53 22.22 1.56 21.00 97.95 3.83E-06
18 10-Agust-20 Tanggul Kedap Air 1.49 19.15 1.56 21.00 95.45 0.00E+00
Kedap Air 1.51 20.75 1.56 21.00 96.92 0.00E+00
Kedap Air 1.48 20.63 1.56 21.00 95.06 4.02E-05
19 11-Agust-20 Tanggul Kedap Air 1.51 22.22 1.56 21.00 96.67 0.00E+00
Kedap Air 1.52 19.67 1.56 21.00 97.12 5.74E-06
Kedap Air 1.53 20.34 1.56 21.00 98.33 2.10E-05
20 12-Agust-20 Tanggul Kedap Air 1.48 19.15 1.56 21.00 95.13 0.00E+00
Kedap Air 1.51 20.75 1.56 21.00 96.79 0.00E+00
Kedap Air 1.49 19.05 1.56 21.00 95.77 1.29E-05
21 13-Agust-20 Tanggul Kedap Air 1.50 21.54 1.56 21.00 95.83 0.00E+00
Kedap Air 1.50 19.67 1.56 21.00 96.41 1.44E-06
Kedap Air 1.53 22.64 1.56 21.00 97.82 0.00E+00
22 14-Agust-20 Tanggul Kedap Air 1.50 19.05 1.56 21.00 95.96 2.10E-05
Kedap Air 1.50 21.54 1.56 21.00 96.09 1.91E-06
Kedap Air 1.49 21.05 1.56 21.00 95.32 0.00E+00
23 15-Agust-20 Tanggul Kedap Air 1.54 19.05 1.56 21.00 98.65 0.00E+00
Kedap Air 1.49 21.05 1.56 21.00 95.64 5.26E-06
Kedap Air 1.50 20.37 1.56 21.00 96.15 1.58E-05
24 18-Agust-20 Tanggul Kedap Air 1.49 20.41 1.56 21.00 95.71 0.00E+00
Kedap Air 1.54 19.64 1.56 21.00 98.85 1.91E-06
Kedap Air 1.52 21.28 1.56 21.00 97.63 3.73E-05
25 19-Agust-20 Tanggul Kedap Air 1.50 19.57 1.56 21.00 96.09 0.00E+00
Kedap Air 1.50 22.22 1.56 21.00 96.09 1.91E-06
Kedap Air 1.50 21.15 1.56 21.00 96.41 1.91E-05
26 20-Agust-20 Tanggul Kedap Air 1.51 20.45 1.56 21.00 96.99 6.22E-06
Kedap Air 1.49 19.61 1.56 21.00 95.77 0.00E+00
Kedap Air 1.51 19.51 1.56 21.00 96.92 2.10E-05
27 21-Agust-20 Tanggul Kedap Air 1.48 20.51 1.56 21.00 95.13 0.00E+00
Kedap Air 1.51 21.28 1.56 21.00 96.60 1.91E-06
Kedap Air 1.50 20.31 1.56 21.00 95.96 0.00E+00
28 22-Agust-20 Tanggul Kedap Air 1.48 19.05 1.56 21.00 95.06 0.00E+00
Kedap Air 1.51 21.54 1.56 21.00 96.73 0.00E+00
Kedap Air 1.49 21.28 1.56 21.00 95.71 0.00E+00
29 24-Agust-20 Tanggul Kedap Air 1.49 23.26 1.56 21.00 95.51 0.00E+00
Kedap Air 1.50 19.23 1.56 21.00 96.41 0.00E+00
Kedap Air 1.49 19.61 1.56 21.00 95.19 0.00E+00
30 24-Agust-20 Tanggul Kedap Air 1.50 19.61 1.56 21.00 95.83 0.00E+00
Kedap Air 1.49 21.28 1.56 21.00 95.77 0.00E+00
Kedap Air 1.53 20.41 1.56 21.00 97.88 0.00E+00
31 25-Agust-20 Tanggul Kedap Air 1.53 22.92 1.56 21.00 97.88 1.91E-06
Kedap Air 1.51 22.22 1.56 21.00 96.60 0.00E+00
Kedap Air 1.51 19.57 1.56 21.00 96.73 8.61E-06
32 25-Agust-20 Tanggul Kedap Air 1.51 20.45 1.56 21.00 96.86 3.83E-06
Kedap Air 1.52 23.26 1.56 21.00 97.50 2.39E-06

Sumber : Hasil Pengujian dilaboratorium pengujian Tanah Politeknik Negeri Kupang

75
4.4 Analisa Data
Salah satu faktor penting dalam suatu pekerjaan bangunan pengairan adalah
analisa hidrologi. Analisa hidrologi ini antara lain berupa analisa data curah
hujan, debit banjir, serta analisa-analisa lainnya yang berpengaruh terhadap
besaran dan durasi banjir pada daerah yang bersangkutan. Maksud dari analisa
hidrologi ini adalah mengetahui kondisi secara hidrologi di lokasi embung,
sedangkan tujuan dari analisa hidrologi yaitu untuk mendapatkan durasi dan
besaran debit banjir guna analisis hidrolis bangunan dalam kaitannya dengan
perencanaan embung ini. Dalam analisa hidrologi ini dipakai satu stasiun hujan
yang dekat dengan lokasi embung yaitu stasiun hujan Lasiana. Ketersediaan data
hujan dari stasiun ini berupa data hujan harian yang dibawa ke hujan bulanan
yang dapat dilihat pada lampiran. Perhitungan analisa hidrologi yaitu perhitungan
hujan rata-rata bulanan dan perhitungan dan perhitungan debit bulanan.

4.4.1 Perhitungan Hujan Rata-rata Bulanan di Daerah Tadah Hujan

Dalam perhitungan ini aliran yang masuk ke dalam embung hanya dapat
diperkirakan dari curah hujan terdekat yaitu dari pos hujan Haekesak, sehingga
perkiraan aliran sudah cukup teliti bila diambil curah hujan rata-rata bulanan.
a. Analisa curah hujan harian maksimum.
Menganalisa data curah hujan, distribusi curah hujan yang dipergunakan adalah
distribusi rata-rata aljabar. Curah hujan rencana maksimum dengan periode ulang
tertentu dapat ditentukan dengan cara menganalisa data curah hujan harian
maksimum. Curah hujan rencana tersebut dipergunakan untuk menentukan debit
rencana dengan periode ulang tertentu yang sesuai dengan kondisi sebenarnya.

76
Tabel 4. 7 Data Curah Hujan Harian Maksimum

Curah Hujan
Harian
No. Tahun
Maksimum
Tahunan (mm)
1 2010 64.00
2 2011 103.00
3 2012 148.00
4 2013 42.00
5 2014 75.00
6 2015 248.00
7 2016 230.00
8 2017 248.00
9 2018 370.00
10 2019 75.00
Sumber : Hasil Analisa Penulis

b Analisa Frekuensi Curah Hujan


Analisa ini digunakan untuk mengetahui jenis sebaran (distribusi).
Perhitungan analisa frekuensi curah hujan selengkapnya dapat dilihat dalam tabel 4.9
berikut ini:
Tabel 4. 8 Perhitungan Frekuensi curah hujan

Curah Hujan
Harian
No. Tahun
Maksimum Xi- X (Xi- X)² (Xi- X)³ (Xi- X)⁴
Tahunan (mm)
1 2010 64.00 -96.30 9273.69 -893056.347 86001326.2161
2 2011 103.00 -57.30 3283.29 -188132.517 10779993.2241
3 2012 148.00 -12.30 151.29 -1860.867 22888.6641
-
4 2013 42.00 -118.30 13994.89 195856946.1121
1655595.487
5 2014 75.00 -85.30 7276.09 -620650.477 52941485.6881
6 2015 248.00 87.70 7691.29 674526.133 59155941.8641
7 2016 230.00 69.70 4858.09 338608.873 23601038.4481
8 2017 248.00 87.70 7691.29 674526.133 59155941.8641
9 2018 370.00 209.70 43974.09 9221366.673 1933720591.3281
10 2019 75.00 -85.30 7276.09 -620650.477 52941485.6881
Sumber : Hasil Analisa Penulis
Dari hasil perhitungan diatas selanjutnya ditentukan jenis sebaran yang sesuai. Dalam
penentuan jenis sebaran diperlukan faktor-faktor sebagai berikut:

77
a. Standar Deviasi

Sd =
 ( Xi  X ) 2

n 1
√105470.1
S =
10−1

= 108,253868
b. Koefisien Keragaman
S
Cv =
X
108,253868
Cv =
160,3
= 0.67532045
c. Koefisien Kepencengan
n
n ( Xi  X ) 3
i 1
Cs =
(n  1)( n  2) S 3
10 𝑥 6929081,6
=
9 𝑥 8 𝑥 108,253868³
= 0.7586
d. Koefisien Kurtosis
n

 ( Xi  X )
2 4
n
i 1
Ck =
(n  1)(n  2)( S 4 )

10𝑥 2474177639
=
9 𝑥 8 𝑥 108,253868⁴

= -40,72
Pemilihan Jenis Distribusi
Terdapat parameter statistik untuk pemilihan jenis sebaran (distribusi)
diantaranya yaitu.

78
a. Distribusi gumbel.
b. Distribusi log normal.
c. Distribusi log person-tipe III.
d. Distribusi normal.
Berikut ini adalah perbandingan syarat-syarat distribusi dan hasil perhitungan analisa
frekuensi curah hujan.

Tabel 4. 9 Perbandingan Syarat Distribusi dan Hasil Perhitungan

No Distribusi Persyaratan Hasil Perhitungan Keterangan

1 Gumbel Cs = 1,14 Cs = 0,566 < 1,14 Tidak memenuhi

Ck = 5,4 Ck = 3,054 < 5,4 Tidak memenuhi

2 Normal Cs = 0 Cs = 0,566 > 0 Tidak memenuhi

Ck = 3 Ck = 3,054 > 3 Tidak memenuhi

3 Log normal Cs = Cv³ + 3Cv Cs < 0,907412 Tidak memenuhi

Ck = Cv5 + 6Cv6 + Ck > 3,001 Tidak memenuhi


15Cv4 + 16Cv2 +3

4 Log person III Selain dari nilai Memenuhi


diatas

Selain dengan menggunakan persyaratan yang ada pada tabel 4.3 guna mendapatkan
hasil perhitungan yang meyakinkan maka penggunaan suatu distribusi probabilitas
diuji dengan menggunakan metode Chi-square. Berdasarkan kesesuaian syarat
distribusi probabilitas diatas distribusi Log Person Tipe III memenuhi persyaratan
probabilitasnya maka dilakukakan uji Chi-square.

79
4.4.2 Perhitungan Distribusi Log Person Tipe III

Tabel 4. 10 Perhitungan Parameter Statistik Data

(log xi - (log xi -
NO xi Log xi log xi - log x
log x)² log x)³
1 370 2.57 0.46 0.21 0.10
2 248 2.39 0.29 0.08 0.02
3 248 2.39 0.29 0.08 0.02
4 230 2.36 0.25 0.06 0.02
5 148 2.17 0.06 0.00 0.00
6 103 2.01 -0.10 0.01 0.00
7 75 1.88 -0.23 0.05 -0.01
8 75 1.88 -0.23 0.05 -0.01
9 64 1.81 -0.30 0.09 -0.03
10 42 1.62 -0.48 0.24 -0.11
jumlah 21.08 0.000 0.89 -0.01
Rata-
2.11
rata
Sumber : Hasil Analisa Penulis
̅̅̅̅̅̅̅
Berdasarkan Tabel 4.10 diperoleh (Log X ):
n

 LogXi
i 1
̅̅̅̅̅̅̅
Log X =
n
21,0814837
= 10

= 2,10814837
Diperoleh S Log X:
n

 ( LogXi  LogX )
i 1
2

S Log X =
n 1
0,89
= 10−1

= 0.0986
n
n ( LogXi  LogX ) 3
i 1
Cs =
(n  1)(n  2)( S log X ) 3
10 ( −0,01)
= 9 𝑥 8 (0,0986)³

80
= -0.0309
Nilai KT dihitung berdasarkan nilai T dan nilai Cs atau G dari tabel lampiran faktor
frekuensi KT untuk distribusi Log Person Tipe III (untuk Cs atau G positif dan
negatif) didapat untuk T = 5 dan Cs = -0,0309 maka nilai KT = 0,850
Hitung hujan rencana dengan periode ulang 5 tahun (X5)
Log X5 = ̅̅̅̅̅̅̅̅̅
(Log X) + KT x S Log X = 2,108 + 0,850 x 0,0986 = maka X5 = 235,51 mm
4.1.1.d Pengujian Kecocokan Sebaran
Prosedur perhitungan chi square adalah sebagai berikut:
1. urutkan data pengamatan dari data yang terbesar ke data yang terkecil atau
sebaliknya,
2. hitung jumlah kelas yang ada (k) = 1 + 3,322 log n. Dalam pembagian kelas
disarankan agar masing-masing kelas terdapat empat buah pengamatan,
3. hitung nilai Ef = jumlah data (n)/jmlah kelas (k),
4. tentukan nilai Of untuk masing-masing kelas,
5. hitung nilai X2 untuk masing-masing kelas kemudian hitung nilai total X2,
6. nilai X2 dari perhitungan harus lebih kecil dari nilai X2 dari tabel untuk derajat
nyata tertentu yang sering diambil sebesar 5% dengan parameter derajat
kebebasan.
Menentukan metode chi square atau chi kuadrat kesesuaian masing-masing distribusi
probbilitas (Gumbel, Normal, Log Normal, dan Log Person Tipe III) terhadap
distribusi statistik yang dianalisis.

81
- Data hujan diurutkan dari yang terbesar ke yang terkecil.
Tabel 4. 11 Pengurutan data hujan dari yang besar ke kecil

Xi diurutkan dari
No Tahun Xi Terbesar sampai
terkecil
1 2010 64 370
2 2011 103 248
3 2012 148 248
4 2013 42 230
5 2014 75 148
6 2015 248 103
7 2016 230 75
8 2017 248 75
9 2018 370 64
10 2019 75 42
Sumber : Analisa Penulis
- Menghitung jumlah kelas
Rumus derajat kebebasan dk = n-3
a. Jumlah data (n) = 10
b. Kelas distribusi (K) = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 10
= 4,07 diambil nilai 5 kelas
c. Menghitung derajat kebebasan (DK) dan X²n
- parameter (p) = 2
- derajat kebebasan (DK) = K – (p + 1) = 5– (2 + 1) = 2
- nilai X²n dengan jumlah data (n) = 10 α = 5% = 5,991
(lihat pada lampiran tabel nilai Chi-Square)
n 10
- Ef = = 5 =2
K
d. Menghitung kelas distribusi
1
kelas distribusi = x 100% = 20%
5
interval distribusi yaitu 20% ; 40% ; 60% ; dan 80%

82
- untuk persentase 20%
1 1
P(x) = 20% diperoleh T = = = 5 tahun
Px 0,20

- untuk persentase 40%


1 1
P(x) = 40% diperoleh T = = = 2,5 tahun
Px 0,40

- untuk persentase 60%


1 1
P(x) = 60% diperoleh T = = = 1,67 tahun
Px 0,60

- untuk persentase 80%


1 1
P(x) = 80% diperoleh T = = = 1,25 tahun
Px 0,80

Menghitung nilai ΔX
X max  X min
ΔX =
G 1
f. Menghitung interval kelas
Distribusi probabilitas log person tipe III
Nilai KT berdasarkan nilai T dari lampiran (tabel standar variabel Kt ) dan Tabel
harga K untuk Distribusi Log Person Type III didapat:
T=5; maka KT = 0,85
T = 2,5 ; maka KT = -0,11
T = 1,67 ; maka KT = -0,76
T = 1,25 ; maka KT = -1,45
Nilai ̅̅̅̅̅̅̅
Log X = 2,108
S Log X = 0,0986
maka interval kelas:
̅̅̅̅̅̅̅
Log XT = Log X + KT x S Log X
= 2,108 + KT x 0,0986
Sehingga:
- X5 = 235,51 mm
83
- X2,5 = 147,47 mm
- X1,67 = 105,02 mm
- X1,25 = 69,87 mm

Perhitungan Nilai X²
Tabel 4. 12 Perhitungan Nilai X² untuk Distribusi Log Person Tipe III

Probabilitas Ef Of (Of - Ef)2 ( Of - Ef )2/Ef


235.52 <P 2.00 3 1.000 0.500
<P
157.5 235.5 2.00 1 1.000 0.500
<
<P
105.0 157.5 2.00 1 1.000 0.500
<
<P
69.9 105.0 2.00 3 1.000 0.500
<
P< 69.9 2.00 2 0.000 0.000
Total = 10.00 10 2.000
Chi Square (c2)
2.000
=

Berdasarkan tabel distribusi probabilitas memiliki nilai X² < X²n maka dapat
disimpulkan bahwa distribusi Log Person Tipe III tersebut dapat diterima sehingga
untuk menganalisis data hujan yaitu dengan distribusi Log Person Tipe III.
Perhitungan curah hujan rencana selanjutnya metode Log Person Tipe III dapat
dilihat pada tabel berikut ini.

84
Tabel 4. 13 Perhitungan distribusi probabilitas

Distribusi Probabilitas
Kala Ulang
t Log Log
(Tahun) Pearson
Normal Normal 2 Normal 3 Gumbel Log Pearson III
III
Parameter Parameter
1 -1.3352 15.76 58.60 29.53 4.14 29.52 48.70

2 0.0000 160.30 132.84 147.48 145.63 146.83 128.76

5 0.8416 251.41 222.53 244.19 274.84 244.94 236.02

10 1.2816 299.03 291.41 303.23 360.39 304.50 323.30


20 1.6449 338.36 364.10 357.00 442.45 358.25 418.78
25 1.7507 349.82 388.50 373.58 468.48 374.71 451.49
50 2.0537 382.63 467.81 423.50 548.67 423.91 559.72
100 2.3263 412.14 552.89 471.67 628.26 470.83 678.68

1000 3.0902 494.83 883.07 625.06 891.27 616.39 1,161.27

Delta Maksimum 88.27 87.89 90.91 81.68 88.31 84.71

4.5 Perhitungan Debit Bulanan Cara Rasional


Berdasarkan data curah hujan yang diperoleh, musim kering hampir tidak
terjadi di daerah studi, sehingga dalam perhitungan aliran bulanannya adalah aliran
yang terjadi pada musim hujan. Untuk menghitung aliran bulanan yang masuk ke
embung digunakan rumus Rasional dengan koefisien pengaliran (C) dimana nilai
koefisien ini tergantung pada tingginya curah hujan dan kemiringan lahan dimana
besarnya ditentukan dari tabel nilai koefisien pengaliran (tabel sampai tabel )
Persamaan atau rumus sederhana untuk menghitung aliran bulanan dari hujan bulanan
adalah sebagai berikut:
Vj = 10 Cj.Rj.A
Dimana:

Vj = aliran bulanan dari seluruh daerah tadah hujan untuk bulan j (m³/bulan)

Rj = curah hujan bulanan untuk bulan j (mm/bln)

Cj = koefisien pengaliran untuk bulan j

A = luas DAS (ha)

V = aliran masuk ke embung selama musim hujan (m³)

85
Berdasarkan persamaan diatas, dilakukan analisis aliran bulanan dari seluruh daerah
tadah hujan dalam hal ini yaitu untuk bulan j (Vj)

4.6 Perkiraan Debit Banjir


Embung harus dilengkapi dengan bangunan pelimpah (spillway) yang
memerlukan besaran banjir desain untuk merencanakan ukurannya. Karena luas
tangkapan hujan untuk embung kecil ini tidak terlalu besar (maksimum 100 ha) dan
kapasitas tampungan kolam embung juga relatif kecil (maksimum 100.000 m³) maka
kapasitas bangunan pelimpahnya didesain berdasarkan banjir rencana dengan kala
ulang 25 tahun. Oleh karena itu metode sederhana yang akan digunakan adalah
metode Rasional yang berasal dari Australia. Cara menentukan debit puncak dengan
metode Rasional yaitu sebagai berikut.

a. Menentukan curah hujan harian maksimum tahunan rata-rata (Rm)


dan jumlah hari hujan badai (M) yang lebih besar dari 10 mm per hari.
Hasil perhitungan dari nilai-nilai ini dapat dilihat pada tabel berikut
ini.

Tabel 4. 14 Perhitungan Hujan Maksimum

Hujan
No Tahun Maksimum
(mm)
1 2010 64.00
2 2011 103.00
3 2012 148.00
4 2013 42.00
5 2014 75.00
6 2015 248.00
7 2016 230.00
8 2017 248.00
9 2018 370.00
10 2019 75.00

Dari hasil perhitungan pada tabel dapat diketahui bahwa besarnya curah hujan harian
maksimum tahunan rata-rata (Rm) sebesar 160,30 mm.

86
b. Waktu konsentrasi (tc) didefenisikan sebagai waktu yang dibutuhkan oleh limpasan
untuk melalui jarak terjauh di daerah tadah hujan, yaitu dari suatu titik di udik sampai
ke titik tinjau paling hilir. Waktu konsentrasi tc dihitung dengan menggunakan rumus
Kirpich dan rumus Giandortti, kemudian di rata-ratakan.

rumus Kirpich
L1,156
tc = 0,945
H 0,385

0,551,156
= 0,945 0,0480,385

= 0,1071 jam

rumus Giandortti
4. A 0,5  1,5.L
tc =
0,8H 0,5
4𝑥0.1910.5 +1,5 𝑥 0,55
= 0,8 𝑥 0,0290,5

= 0,5980 jam
Tinggi rata-rata dari daerah tadah hujan dapat dihitung dengan merata-ratakan
minimal tiga titik pengamatan tertinggi, sedang, dan terendah di alur cekungan. Nilai
tc diambil dengan merata-ratakan harga tc yang didapat dari rumus diatas.
0,1071+0,5980
tc = 2

= 0,3525 jam
= 21,15 menit
d. Perhitungan intensitas hujan
untuk menghitung besarnya intensitas hujan digunakan rumus Mononobe.
2
R  24  3
IT = 24  
24  t 
51,697 24
= { 0,3525}.0.667
24

= 0,726 mm
jam

87
e. Perhitungan koefisien limpasan (runoff-C)
Koefisien limpasan (runoff-C) dapat dihitung dengan memperhatikan faktor iklim
dan fisiografi yaitu dengan menjumlahkan beberapa koefisien C sebagai berikut:
C = Cp + Ct + C0 + Cs + Cc
Perhitungan koefisien limpasan:
Cp = 0,15
Ct = 0,00
C0 = 0,05
Cs = 0,10
Cc = 0,05
C = Cp + Ct + C0 + Cs + Cc
= 0,15 + 0,00 + 0,05 + 0,10 + 0,05
= 0,35
Jadi, berdasarkan harga komponen C didapat koefisien limpasan (C) embung yaitu
sebesar 0,35.
f. Perhitungan debit puncak banjir (QT)
Dalam menghitung debit puncak banjir digunakan rumus sebagai berikut:
C  It  A
QT =
3,6
0.350 𝑥 0.726 𝑥 0.191
= 3.6
3
= 0,013 m
dtk
Dengan menggunakan persamaan-persamaan diatas maka perhitungan untuk debit
puncak banjir (QT) dengan kala ulang 5 , 10, 25, 50, dan 100 tahun dapat dilihat
dalam tabel berikut ini.
Tabel 4. 15 Perhitungan Debit Banjir (QT) dengan Kala Ulang 5 , 10, 25, 50, dan 100 tahun.

88
Kala Ulang Curah Hujan Rencana (mm) Debit Banjir Rencana (m3/dt)
(tahun) Rasional Rasional
Gumbel Log Pearson
Gumbel Log Pearson

2 145.6 128.8 1.964 1.736


5 274.8 236.0 3.706 3.183
25 468.5 451.5 6.318 6.089
50 548.7 559.7 7.399 7.548
100 628.3 678.7 8.473 9.153

Sumber : Perhitungan Penulis,2021

4.7 Pelimpah
Untuk bangunan embung kecil, tipe pelimpah yang cocok adalah pelimpah
tanah saluran terbuka. Pelimpah jenis ini diletakan terpisah dengan tubuh embung
dan dibangun diatas tanah asli. Tempat pelimpah harus dipilih pada tempat dimana
alirannya tidak akan menyebabkan erosi pada tanggul dan aman terhadap longsoran.
Adapun bangunan pelimpah agar berfungsi secara baik, maka bangunan pelimpah
direncanakan terdiri dari 2 (dua) bagian yaitu pelimpah utama dan interflow. Dimensi
pelimpah ditentukan dengan rumus sebagai berikut.

Q50 = 1,55 x W x h1,5

Dimana:
Q50 = debit banjir rencana (m³/dtk)
h = tinggi air diatas pelimpah (m)
W = lebar pelimpah rencana (m)

Berdasarkan debit banjir (Q50) = 7,399 m³/dtk dengan tinggi air 0,11 m maka lebar
pelimpah embung direncanakan (W) = 7,00 m

Dimensi outlet pelimpah direncanakan dengan menggunakan persamaan Manning


sebagai berikut:

Q = V. A
1 2 / 3 0,5
V= R I
n

89
A h(n '  m)
R= =
P n'2 1  m
b
n’ =
h

Dimana:
Q = debit banjir rencana (m³/dtk)
V = kecepatan aliran (m/dtk)
A = luas penampang basah (m²)
n = koefisien kekasaran manning
P = lebar basah (m)
R = jari-jari hidrolik (m)
I = kemiringan saluran rencana
m = kemiringan lereng (1:3)
h = kedalaman air (h)
b = lebar saluran rencana
n’ = perbandingan lebar dasar (b) dengan kedalaman air (h)

Kedalaman air dapat dicari dengan cara coba-coba, perhitungannya adalah sebagai
berikut:
1. Andaikan kedalaman air h= h0
2. Hitung kecepatan yang sesuai (V0)

2/3
1  h (n' m) 
V0 =  0 I 0, 5
n  n'2 1  m) 

3. Hitung luas basah A0


Q
A0 =
V0
4. Hitung kedalaman air yang baru h1

A0
h1 =
n' m

90
5. Bandingkan h0 dengan h1. Jika h1- h0 < 0,005 maka h1 = hrencana. Apabila
h1- h0 > 0,005 maka perhitungan diulangi kembali sampai didapatkan harga
h1- h0 < 0,005.

Dengan demikian dihitung dimensi untuk oulet pelimpah sebagai berikut.


- Kedalaman air (h) = 0,11324
2/3
1  h (n' m) 
V0 =  0 I 0, 5
n  n'2 1  m) 
1 0,113 ( 0,025+ 1)
= { }
0,025 0,025+2 √1+1

= 9,185 m/dtk

Q
A0 =
V0
7,398
= 9,185

= 0,805 m

A0
h1 =
n' m
0,805
= √0,025+1

= 0,113 m
Maka h1- h0 = 0,000 < 0,005 dengan demikian tinggi rencana (hrencana.) outlet
pelimpah yaitu 0,11324 m.
Dari hasil perhitungan diatas didapatkan dimensi outlet yaitu:
Q = 7,398 m³/dtk
b = 7,00 m
h = 0,11324 m
I =1m
m =1
n = 0,025

91
Tabel 4. 16 Perhitungan Tinggi Rencana

h A P R R2/3 V Q hit Q design Selisih

0.16 1.169 7.4617 0.1567 0.291 11.627 13.596 7.399 6.197


0.14 1.023 7.4051 0.1382 0.267 10.691 10.939 7.399 3.540
0.113241 0.806 7.3203 0.1100 0.230 9.185 7.39878 7.399 0.000
Sumber : Hasil Perhitungan,2021

4.7.1 Perhitungan Pelimpah Utama


a. Perhitungan bagian pelimpah inlet
Q (debit banjir) = 7,398 m³/dtk
W (lebar inlet) = 7,00 m
h (tinggi air) = 0,75 m
b. Dimensi pelimpah embung (saluran pasangan)
Elevasi muka air di hulu = + 191,20 (peta topografi)
Elevasi muka air hilir = + 176,20 (peta topografi)
Beda tinggi (Δh) = + 15 m
Elevasi ambang di udik got = + 200,00 (peta topografi)
Elevasi dasar olak, diambil = + 190,70 (peta topografi)
Beda tinggi energi (Δe) = 9,30 m

92

Anda mungkin juga menyukai