Anda di halaman 1dari 20

KERUCUT PASIR (SAND CONE)

I. Pendahuluan
Percobaan Kerucut pasir merupakan salah satu jenis pengujian yang
dilakukan di lapangan, untuk menentukan berat isi kering (kepadatan) tanah asli
ataupun hasil asli ataupun hasil suatu pekerjaan pemadatan, yang dapat dilakukan
pada tanah kohesif maupun non-kohesif.
Nilai berat isi tanah kering yang diperoleh melalui percobaan ini, biasanya
digunakan untuk mengevaluasi hasil pekerjaan pemadatan di lapangan yang
dinyatakan derajat pemadatan (degree of compaction), yaitu perbandingan antara
d (kerucut pasir) dengan maks. hasil percobaan pemadatan di laboratorium dalam
[%].

II. PERALATAN
1. Peralatan utama terdiri dari:
a. Tabung kalibrasi pasir uji
b. Botol/Silinder tempat pasir uji
c. Kerucut yang dilengkapi dengan keran
d. Pelat dasar yang berlubang
2. Sekop kecil, linggis, palu, perata, dll
3. Timbangan dengan ketelitian 1.0gram (dibawa kelapangan)
4. Pasir uji (Ottawa sand)
5. Kantung plastik, cawan untuk penentuan kadar air

III. Kalibrasi
Pekerjaan kalibrasi sebaiknya dilakukan di laboratorium, terdiri atas:
1. Berat isi pasir uji
a. Timbang silinder kalibrasi pasir uji (W1)
b. Isi silinder kalibrasi tersebut sampai penuh dengan menggunakan
botol/silinder yang berisi pasir uji, sebanyak 2/3 tinggi
c. Setelah penuh ratakan permukaan pasir pada silinder kalibrasi kemudian
timbang (W2)
d. Ganti pasir uji pada silinder kalibrasi dengan air yang diisi sampai penuh,
kemudian timbang (W3)
( W 2−W 1 )
e. Hitung berat isi pasir uji sand =
( W 3−W 1 )

2. Berat pasir dalam kerucut


a. Timbang Botol/silinder berisi pasir uji sebanyak 2/3 tinggi, lalu timbang
beratnya (W4)
b. Letakkan pelat dasar pada lantai yang datar kemudian letakkan
botol/tabung yang berisi pasir 2/3 tinggi tersebut tepat di tengah pelat
dasar, kemudian keran dibuka
c. Setelah pasir mengisi kerucut, keran ditutup dan angkat, kemudian
timbang (W5)
d. Hitung berat pasir dalam kerucut (W6) = (W4-W5) datar kemudian letakkan
tersebut tepat di tengah pelat

IV. Prosedur Percobaan


1. Bersihkan lokasi yang dilakukan pengujian selebar pelat dasar.
2. Ratakan permukaan tanah kemudian letakkan pelat dasar diatasnya.
3. Buat lubang dengan diameter sebesar lubang pada pelat dasar dengan
kedalaman kurang lebih sama dengan diameter lubang.
4. Tanah hasil galian dikumpulkan seluruhnya, masukkan dalam kantong
plastik kemudian ditimbang (W7), gunakan sebagian tanah tersebut untuk
dicari kadar airnya di laboratorium.
5. Siapkan botol/silinder yang telah berisi pasir uji sebanyak  2/3 tinggi,
kemudian timbang (W8).
6. Letakkan botol/silinder (5) tepat diatas lubang, kemudian buka keran.
7. Setelah lubang dan kerucut penuh dengan pasir uji, tutup keran kemudian
angkat dan timbang (W9).
8. Kembalikan pasir uji yang terisi dalam lubang ke tempat semula.
V. Perhitungan
Data yang didapat di laboratorium dari proses kalibrasi terdiri dari:
( W 2−W 1 )
1. Berat isi pasir uji sand =
( W 3−W 1 )
2. Berat pasir dalam kerucut (W6) = (W4-W5)

Data yang didapat dari pekerjaan di lapangan terdiri dari:


1. Berat tanah hasil galian (W7)
2. Berat botol/silinder + pasir uji sebelum pengujian (W8)
3. Berat botol/silinder + pasir uji setelah pengujian (W9)
4. Kadar air tanah hasil galian melalui pengujian di laboratorium (w)

Pengolahan data
1. Berat pasir dalam lubang dan kerucut (W10) = (W8 - W9)
2. Berat pasir dalam lubang (W11) = (Wl0-W6)
3. Volume lubang Vh = (W11)/sand
4. Berat isi tanah basah wet = W7/Vh
5. Berat isi tanah kering nry = wet/(1+w)

VI Pelaporan
Contoh laporan dapat dilihat di bawah ini
Proyek : Pembangunan Jalan Tgl Uji : 12/10/2006
Lokasi : HM. Sampoerna Dikerjakan : Kd
Jenis Tanah : Urugan Diperiksa : Dr

UJI KEPADATAN LAPANGAN


(METODE KERUCUT PASIR)
(ASTM D 1556 - 82)
No Titik Uji I II III
Brt Tabung + kerucut + pasir sebelum pengujian (W8) 6440.00 6420.00 6400
Brt Tabung + kerucut + pasir setelah pengujian (W9) 4990.00 4980.00 4810
Berat pasir dalam lubang & kerucut (W8 - W9) 1450.00 1440.00 1590.00
Berat pasir dalam kerucut (W6) 464.00 464.00 464.00
Berat pasir dalam lubang (W11) = (W8 - W9) - (W6) 986.00 976.00 1126.00
3
Berat isi pasir (gr/cm ) (g sand ) 1.447 1.447 1.447
3
Volume lubang (cm ) (Vh = W11/ g sand) 681.24 674.33 777.96
3
Berat tanah basah (gr/cm ) (W7) 1285.00 1380.00 1500
3
Berat isi tanah basah (gr/cm ) g wet = (W7)/Vh 1.886 2.046 1.928
Kadar air (%) (w) 9.67 16.44 10.51
3
Berat isi tanah kering(gr/cm ) g dry = g wet/ (1+w) 1.72 1.76 1.74
Derajat kepadatan di lapangan DR = gd field / gd lab 94.61% 96.67% 95.97%

Kalibrasi Alat

Berat Tabung + kerucut + pasir awal (W4) = 6436 (gr)


Berat Tabung + kerucut + pasir akhir (W5) = 5972 (gr)
Berat Pasir dalam kerucut W6 = (W4 - W5) = 464 (gr)

Kalibrasi Pasir Uji

Berat Tabung kalibrasi + air (W3) = 2440 (gr)


Berat Tabung kalibrasi + pasir (W2) = 2967 (gr)
Berat Tabung kalibrasi (W1) = 1262 (gr)
Berat air = Volume Tabung (W3 - W1) = 1178 (cm3)
Berat Pasir (W2 - W1) = 1705 (gr)
Berat Isi Pasir Uji (g sand) = 1.447 (gr/cm3)

Catatan :

3
- gdry. Laboratorium (hasil uji laboratorium) = 1.818 (gr/cm )

LABORATORIUM MEKANIKATANAH - POLITEKNIK NEGERI MALANG


BAB V
CALIFORNIA BEARING RATIO (CBR)

5.1 Pendahuluan
Metode ini mula-mula diciptakan oleh O.J. Porter, kemudian
dikembangkan oleh California State Highway Departemnt, tetapi kemudian
dikembangkan dan dimodifikasi oleh corps insinyur-insinyur tentara Amerika
Serikat. Metode ini mengkombinasikan percobaan pembebanan penetrasi di
laboratorium atau di lapangan dengan rencana empiris untuk menentukan tebal
lapisan perkerasan. Hal ini digunakan sebagai metode perencanaan perkerasan
lentur (flexible pavement) jalan raya dan lapangan terbang. Tebal bagian
perkerasan ditentukan oleh nilai CBR.
CBR merupakan suatu perbandingan antara beban percobaan (test load)
dengan beban standar (standard load) dan dinyatkan alma persentase.
Persamaan untuk CBR :
Pt
CBR = x 100 %
Ps
Keterangan :
Pt = beban percobaan (test load)
Ps = beban standar (standard load)
Harga CBR adalah nilai yang menyatakan kualitas tanah dasar
dibandingkan dengan bahan standar berupa batu pecah yang mempunyai nilai
CBR sebesar 100% dalam memikul beban lalu lintas.

5.2 Jenis-Jenis CBR


Berdasarkan cara mendapatkan contoh tanahnya, CBR dapat dibagi menjadi:
1. CBR lapangan (CBR inplace atau field CBR)
Digunakan untuk :
a. Memperoleh nilai CBR asli di lapangan, sesuali dengan kondisi tanah
dasar saat itu. Digunakan untuk perencanaan tebal perkerasan yang
lapisan tanah dasarnya sudah tidak akan dipadatkan lagi.
b. Pemerikasaan dilakukam dalam kondisi kadar air tanah tinggi (musim
penghujan) ataudalam kondisi terburuk yang mungkin terjadi.
2. CBR Lapangan rendaman (undisturbed soaked CBR)
Digunakan untuk :
a. Memperoleh nilai CBR asli di lapangan pada keadaan jenuh air dan tanah
mengalami pengembangan maksimum.
b. Digunakan untuk menentukan daya dukung tanah di daerah yang lapisan
tanah dasarnya sudah tidak memerlukan pemadatan lagi .udan badan
jalan sering terendam pada musimpenghujan dan kering pada musim
kemarau
c. Pemeriksaan dilakukan pada musim kemarau
3. CBR laboratorium/CBR rencana titik (laboratory CBR/design CBR)
Tanah dasar pada konstruksi jalan baru dapat berupa tanah asli, tanah
timbunan atau tanah galian yang dapat dipadatkan sampai mencapai
kepadatan 95% kepadatan maksimum. Dengan demikian daya dukung tanah
dasar tersebut merupakan nilai kemampuanlapisan tanah memikul beban
setelah tanah tersebut dipadatkan. Berarti nilai CBR-nya adalah nilai CBR
yang diperoleh dari contoh tanah yang dibuatkan mewakili keadaan tanah
tersebut setelah dipadatkan. CBR ini dinamakan CBR laboratorium. CBR
laboratorium dapat dibedakan 2 macam, yaitu:
a. CBR laboratorium rendaman (soaked laboratory CBR/soaked design
CBR)
b. CBR laboratorium tanpa rendaman (unsoaked laboratory CBR/unsoaked
design CBR)
PETUNJUK PENGUJIAN DI LABORATORIUM

CALIFORNIA BEARING RATIO (CBR)

I. Pendahuluan

Nilai CBR (California Bearing Ratio) adalah perbandingan antara beban penetrasi
dari bahan tertentu, terhadap beban standar, untuk kedalaman dan kecepatan
penetrasi tertentu, dan dinyatakan dalam prosen (%).
Beban penetrasi
CBR = Beban s tan dar x 100%

Penetrasi [mm] 2,5 5,0 7,5 10,00 12,50


Beban standar
- Gaya [kN] 13.24 19.96 25.15 30.30 34.83
-Tegangan [kN/m2] 6900 10300 13000 16000 18000

Percobaan CBR dapat dilakukan baik di laboratorium maupun secara


langsung di lapangan. Jika dilakukan di laboratorium maka sebagai sumber beban
digunakan mesin beban (load frame), sedangkan untuk pelaksanaan di lapangan
sebagai sumber bebannya digunakan beban as truk yang diisi material, atau jika
dilakukan didalam ruangan dengan luas yang terbatas dapat digunakan meja
beban reaksi. Data yang diperoleh dari pelaksanaan percobaan ini berupa
pasangan beban dan kedalaman penetrasi.

II. Peralatan

1. Mesin beban (load frame) yang dilengkapi dengan cincin beban (load
ring) dan arloji pengukur deformasi (dial gauge)
2. Cetakan dengan diameter  5,2cm dan tinggi  12,6cm termasuk leher
penyambung dan keping alas serta piringan pemisah
3. Alat penumbuk seberat 4,54kg dengan tinggi jatuh 45,7cm
4. Piston/torak penetrasi dengan diameter 4,49cm
5. Keping beban seberat 4kg
6. Timbangan dengan ketelitian l gram
7. Alat perata (straight edge), talam, dan lain-lain
8. Peralatan untuk penentuan kadar air

III. Persiapan Benda Uji

1. Ambil contoh tanah seberat 5kg kering udara kemudian tambahkan air
sehingga mendekati kadar air optimum (OMC) atau kadar air yang
dikehendaki.
2. Rangkai cetakan, keping alas, leher penyambung dan masukkan piringan
pemisah dan beri kertas saring diatasnya.
3. Padatkan tanah benda benda uji tersebut dengan cara yang disesuaikan
dengan cara yang digunakan pada percobaan pemadatan. Bila benda uji
akan direndam, cari dulu kadar airnya sebelum dipadatkan, bila tidak
direndam kadar airnya dicari setelah benda uji dikeluarkan dari cetakan.
4. Buka leher penyambung, ratakan permukaan dengan alat perata, jika
terdapat lubang-lubang tambahkan dengan bahan yang halus, kemudian
ditimbang.
5. Lepaskan alas cetakan dan keluarkan piringan pemisah, pasangkan alas
cetakan pada sisi lainnya, kemudian balikkan benda uji yang masih
terdapat dalam cetakan, beri kertas saring lalu pasang keping beban.
6. Untuk CBR yang tanpa rendaman (unsoaked) benda uji siap telah untuk
ditekan pada mesin tekan. Bila yang dilakukan adalah CBR rendaman
(Soaked), ikuti langkah-langkah berikut ini:
a. Ganti alas cetakan yang dipakai pada langkah (4.5) diatas dengan alas
cetakan yang berlubang, jangan lupa untuk memasang kertas saring
b. Pasang alas pengembangan berlubang diatas permukaan benda uji,
serta beri keping beban seberat 4,00kg atau sesuai keadaan beban
perkerasan
c. Pasang tripod serta arloji untuk mengukur pengembangan, dan atur
pembacaannya pada posisi nol
d. Rendam benda uji dengan permukaan air berada  2.5cm diatas
permukaan benda uji. Lama perendaman benda uji disesuaikan dengan
jenis tanah, dimana untuk tanah yang berbutir lebih halus diperlukan
waktu yang lebih lama. Sebagai pedoman perendaman dapat
dihentikan apabila pembacaan pengembangan sudah relatif sangat
kecil
e. Catat Tgl/bln/th dan waktu mulai dan selesainya perendaman, serta
bacaan besarnya pengembangan
f. Lepaskan tripod beserta arloji pengembangan, keluarkan benda uji
kemudian ditiriskan dengan cara dimiringkan selama 15 menit
g. Bersihkan cetakan dari air yang tersisa, kemudian ditimbang. Benda
uji siap ditekan pada mesin beban

IV. Prosedur Percobaan

1. Letakkan keping beban seberat 400kg atau sesuai dengan perkiraan beban
perkerasan, diatas benda uji.
2. Untuk benda uji yang direndam (soaked) beban harus sama dengan beban
yang dipakai pada saat perendaman. Atur piston/torak penetrasi agar
menyentuh permukaan benda uji.
3. Lakukan pembebanan awal sebesar 4,54kg untuk menjamin bahwa
permukaan piston/torak benar-benar menyentuh permukaan benda uji.
Kemudian atur arloji beban dan penetrasi pada posisi nol.
4. Beri pembebanan dengan menggunakan engkol teratur sehingga
kecepatan penetrasi mendekati  1,27mm (0,05 inch)/menit. Lakukan
pencatatan bacaan dial beban pada penetrasi sebesar 0,5mm; 1,0mm;
1,5mm; 2,0mm; 2,5mm; 3,0mm; 3,5mm; 4,0mm; 4,5mm; 5,0mm; 7,5mm;
10,0mm; 12,5mm.
5. Catat pembacaan, bila beban maksimum (kapasitas cincin beban) telah
tercapai sebelum penetrasi 12,5mm.
6. Lepaskan benda uji dari mesin beban, kemudian pasang piringan pemisah
pada permukaan benda uji dan tutup dengan aras cetakan
7. Balikkan benda uji, kemudian lakukan pengujian langkah (5.1) sampai
dengan (5.5) untuk sisi yang lainnya.
8. Setelah selesai melakukan pengujian keluarkan benda uji dari cetakan dan
ambil contoh tanah pada 3 (tiga) tempat yang mewakili untuk dicari kadar
airnya.
V. Perhitungan & Pelaporan

1. Untuk benda uji yang direndam (soaked), laporkan besarnya nilai


pengembangan (swelling). Pengembangan (swelling) ialah perbandingan
antara perubahan tinggi selama perendaman terhadap tinggi benda uji
semula, yang dinyatakan dalam prosen (%).
2. Konversikan pembacaan beban dari bacaan divisi kedalam satuan gaya,
dan gambarkan grafik hubungan beban terhadap penetrasi (Gambar 5.1).
Lakukan koreksi pembacaan nol terhadap kurva yang berbentuk cekung
pada pembacaan-pembacaan awal akibat ketidak aturan permukaan dan
atau sebab-sebab lain.
3. Dengan menggunakan grafik yang telah dikoreksi dapat ditentukan besar
nilai CBR Laboratorium untuk penetrasi tertentu. Nilai CBR Laboratorium
benda uji adalah nilai CBR untuk penetrasi 2,50mm, bila nilai CBR pada
penetrasi 5,00 mm lebih besar dari nilai CBR pada penetrai 2,50mm, maka
pengujian harus diulangi. Apabila pada pengujian ulangan, nilai CBR pada
penetrasi 5,00mm lebih besar dari nilai CBR pada penetrasi 2,S1mm maka
yang diambil sebagai nilai CBR Laboratorium adalah nilai CBR pada
penetrasi 5,00mm.
4. Bila beban maksimum terjadi sebelum 5,00 mm maka nilai CBR didapat
dari perbandingan beban maksimum tersebut terhadap beban standar yang
sesuai.

Gambar 5.1 Grafik hubungan beban terhadap penetrasi


VII Pelaporan

Contoh laporan dapat di lihat di bawah ini

Proyek : Pembangunan Jembatan Wonokerto Tgl. Uji : 15/03/2004


Lokasi : Wonokerto - Kabupaten Malang (Lokasi 1) Dikerjakan : KD
Kedalaman : Tanah Urug Dikontrol : DR

CBR LABORATORIUM
(ASTM D 1883 - 87)
Perhitungan Kadar Air Perhitungan Berat Isi Tanah
No Contoh 16 17 Brt. Tnh. + Cetakan (gram) 9008
Brt. Tnh. Basah + Cawan (gram) 54.27 59.01 Berat Cetakan (gram) 4583
Brt. Tnh. Kering + Cawan (gram) 50.68 55.11 Berat Tanah (gram) 4425
3
Berat Air (gram) 3.59 3.90 Volume Cetakan (cm ) 2133
3
Berat Cawan (gram) 12.50 12.86 Brt.Isi Tnh.Basah (gram/cm ) 2.07
3
Berat Tanah Kering (gram) 38.18 42.25 Brt.Isi Tnh.Kering (gram/cm ) 1.90
Kadar Air % 9.40 9.23
Kadar Air rata-rata % 9.32

Beban - Penetrasi
atas bawah
Penetrasi
Bacaan Beban Bacaan Beban
3,250
(mm) (div) (lbf) (div) (lbf)
0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 3,000
0.5 29.5 81.4 40.5 108.4
1.0 84.0 215.2 74.0 190.7 2,750
1.5 155.0 389.5 111.5 282.7
2.0 175.0 438.6 161.5 405.5 2,500

2.5 204.0 509.8 212.0 529.4


2,250
3.0 292.0 725.8 283.0 703.7
3.5 360.0 892.8 355.0 880.5 2,000
4.0 470.5 1,164.0 428.5 1,060.9
Beban (lbf)

4.5 521.0 1,288.0 504.0 1,246.3 1,750


5.0 608.5 1,502.8 582.0 1,437.8
1,500
7.5 798.5 1,969.2 885.0 2,181.6
10.0 912.4 2,248.8 1120.0 2,758.5 1,250
12.5 1056.0 2,601.4 1239.0 3,050.6
Serial No. 14 kN 1,000

Penetrasi atas bawah 750


(mm)
2.5 5.0 2.5 5.0
CBR 17.11 33.46 17.77 32.01 500
atas
Catatan: 250 bawah

CBRsoaked (rendaman) 0
0.0 2.5 5.0 7.5 10.0 12.5
Swelling = 0.06% Penetrasi (mm)

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH - POLITEKNIK NEGERI MALANG


Proyek : Pembangunan Jembatan Wonokerto Tgl. Uji : 13/03/2004
Lokasi : Wonokerto - Kabupaten Malang (Lokasi 1) Dikerjakan : KD
Kedalaman : Tanah Urug Dikontrol : DR

CBR LABORATORIUM
(ASTM D 1883 - 87)
Perhitungan Kadar Air Perhitungan Berat Isi Tanah
No Contoh 13 14 Brt. Tnh. + Cetakan (gram) 8896
Brt. Tnh. Basah + Cawan (gram) 57.27 57.82 Berat Cetakan (gram) 4583
Brt. Tnh. Kering + Cawan (gram) 53.42 54.18 Berat Tanah (gram) 4313
3
Berat Air (gram) 3.85 3.64 Volume Cetakan (cm ) 2132
3
Berat Cawan (gram) 12.47 12.85 Brt.Isi Tnh.Basah (gram/cm ) 2.02
3
Berat Tanah Kering (gram) 40.95 41.33 Brt.Isi Tnh.Kering (gram/cm ) 1.85
Kadar Air % 9.40 8.81
Kadar Air rata-rata % 9.10

Beban - Penetrasi
atas bawah
Penetrasi
Bacaan Beban Bacaan Beban
4,000
(mm) (div) (lbf) (div) (lbf)
0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 3,750
0.5 25.0 159.6 17.0 113.3 3,500
1.0 45.0 275.3 37.0 229.0
3,250
1.5 71.0 425.6 62.0 373.6
2.0 98.0 581.8 89.5 532.6 3,000
2.5 126.0 743.7 118.0 697.4 2,750
3.0 153.5 902.7 149.0 876.7
2,500
3.5 180.0 1,056.0 176.5 1,035.8
4.0 221.0 1,293.1 211.5 1,238.2 2,250
Beban (lbf)

4.5 241.0 1,408.8 233.0 1,362.5


2,000
5.0 273.0 1,593.9 260.0 1,518.7
1,750
7.5 383.0 2,230.0 399.0 2,322.5
10.0 451.0 2,623.3 476.5 2,770.8 1,500
12.5 596.0 3,461.9 541.5 3,146.7
1,250
Serial No. 28 kN
1,000
Penetrasi atas bawah
(mm) 750
2.5 5.0 2.5 5.0
CBR 24.96 35.49 23.41 33.82 500 atas
bawah
Catatan: 250

0
CBRunsoaked (tanpa rendaman) 0.0 2.5 5.0 7.5 10.0 12.5
Penetrasi (mm)

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH - POLITEKNIK NEGERI MALANG


PENETRASI KERUCUT DINAMIS
(DYNAMIC CONE PENETRATION (DCP)

I. Pendahuluan

Percobaan Penetrasi Kerucut Dinamis (DCP) merupakan salah satu jenis


pengujian yang dilakukan di lapangan, yang secara tidak langsung dapat dipakai
untuk menentukan nilai CBR Lapangan dari tanah dasar (subgrade). Pelaksanaan
percobaan ini sangat mudah dan hasilnya dapat diperoleh secara cepat, sehingga
lebih ekonomis jika dibandingkan dengan bila melakukan pengujian CBR
Lapangan secara konvensional.
Meskipun demikian, untuk mendapatkan korelasi nilai CBR Lapangan yang
tepat, disarankan agar dalam pelaksanaan percobaan ini, dilakukan pula percobaan
CBR secara paralel.
Pertama kali diperkenalkan oleh Scala (Australia, 1956), menyebabkan alat
ini sering kali disebut juga sebagai Scale Dynamic Cone Penetrometer.
Dalam perkembangannya, alat ini dapat dijumpai dalam beberapa versi,
antara lain yang cukup populer seperti yang dikembangkan oleh Transvaal Road
Department (Afrika Selatan, 1969). Perbedaan utama dai kedua alat tersebut
diatas terdapat pada berat penumbuk (hammer) dan sudut puncak kerucut. Di
Indonesia alat ini mulai diperkenalkan khususnya di lingkungan Dirjen Bina
Marga, kira-kira sejak 10 tahun yang lalu.
Jenis alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah versi Scala, dengan
berat penumbuk 9,07kg (201b) yang dijatuhkan bebas setinggi 50.8cm (20inch),
serta ujung kerucut dengan sudut puncak 30o.
Melalui pengujian ini dapat diperoleh sebuah rekaman yang menerus dari
kekuatan relatif tanah (CBR) sampai dengan kedalaman 90cm dibawah
permukaan tanah.
Lapis-lapisan dari material perkerasan yang ada harus dibuang terlebih dahulu
sebelum percobaan dilaksanakan.
Pengukuran dan pencatatan data lapangan terdiri atas: pasangan jumlah
tumbukan (n) dan kedalaman penetrasi (cm).
II. Peralatan
1. Peralatan utama terdiri atas:
a. Penumbuk seberat 9.07kg (201b) yang dapat dijatuhkan bebas
setinggi 50.8cm (20 inch) melalui sebuah batang perluncur bergaris
tengah 16mm (5/8 inch), dilengkapi dengan landasan pemukul (anvil).
b. Batang penetrasi terdiri dari besi/baja bulat bergaris tengah l6mm (5/8
inch) sepanjang  90cm, dilengkapi kerucut pada ujungnya.
c. Kerucut (konus) terbuat dari baja keras, dengan sudut puncak 30o,
serta diameter terbesarnya adalah 2cm (luas = 1,61cm2).
2. Alat ukur (penggaris/rol meter), panjang 100cm dengan skala 0,50cm.
3. Peralatan pengukuran kadar air, jika diperlukan.

III. Prosedur Percobaan

1. Gali permukaan tanah pada lokasi pengujian, sampai pada kedalaman


dimana pengukuran awal nilai CBR akan dievaluasi.Jika pengujian
dilakukan pada badan jalan dengan perkerasan,singkirkan semua bahan
perkerasan yang ada.
2. Letakkan alat DCP secara vertikal, berikan tumbukan awal secukupnya
(seating blows), untuk menanamkan ujung kerucut sampai garis
tengahnya yang terbesar terletak pada permukaan tanah yang akan diuji.
3. Selanjutnya pasang alat ukur (penggaris/meteran) dalam posisi vertikal,
bersebelahan dengan batang penetrasi dipermukaan tanah. Gunakan batas
landasan pemukul sebagai dalam pengukuran.
4. Lakukan penumbukan dengan palu yang dijatuhkan bebas, ukur dan catat
kedalaman penetrasi untuk setiap tumbukan.
5. Pekerjaan ini harus dilakukan minimal oleh 2 (dua) orang.
6. Apabila jenis tanah yang diuji sangat keras (penetrasi kurang
0.2cm/tumbukan), berikan serangkaian tumbukan (5 atau 10 kali) ukur
kedalaman penetrasi yang terjadi.
7. Percobaan dihentikan apabila telah tercapai keadaan berikut ini:
a. Tidak terdapat penurunan yang berarti untuk 10 tumbukan terakhir
berturut-turut
b. Kedalaman penetrasi telah mencapai kedalaman/ketebalan lapisan
yang hendak dievaluasi
c. Batang penetrometer telah masuk seluruhnya kedalam tanah.
8. Keluarkan alat dari dalam tanah dengan jalan memukulkan paru dengan
arah keatas pada baut pembatas tinggi jatuh (stop nut).
9. Akibat dari langkah (6) yang dilakukan secara berulang-ulang, dapat
menyebabkan pemanjangan yang nyata dari batang peluncur, sehingga
diperlukan pengecekan setiap kali akan melakukan percobaan, dengan
mengatur baut pembatas tinggi jatuh pada posisi yang tepat.

IV. Perhitungan & Pelaporan

1. Hitung nilai CBR untuk tiap lapisan dengan rumus:


Log CBR = 1.352 - 1.125 log (D) [untuk sudut puncak kerucut 30o]
Log CBR = 1.635 - 1.29 log (D) [untuk sudut puncak kerucut 60o]
2. Hitung nilai CBR rata-rata untuk keseluruhan tabal lapisan dengan rumus:
3
h 3 √ CBR 1+ √CBR 2 + .. .. . . 3√CBR n
1

CBRavrg = [ h 1 + h 2 + . . .. + hn ]3
dimana :
D = kedalaman penetrasi untuk 1 (satu) tumbukan
hn = ketebalan lapisan tanah ke-n

Catatan:- Rumus (5.1) diatas dapat disesuaikan/dirubah, sesuai dengan


informasi dari hasil-hasil penelitian selanjutnya.
V. Pelaporan
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NASIONAL
POLITEKNIK NEGERI MALANG
NE

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


Jl. Veteran PO.BOX 04 Malang 65145,Telp. (0341) 575750 Fax. (0341) 575750
email : mektan.polinema@gmail.com - mektan.polinema@yahoo.com
Proyek : Tower Telkomsel Tgl. Pengujian : 05/07/2010
Lokasi : Site Karanglo, Karangploso, Malang Dikerjakan : Yn
Titik : BD 01 Diperiksa : Ms

HAND BORING LOG


Kedalaman Simbol
Deskripsi Tanah
(meter) Grafik USCS

0.00
CH Tanah permukaan, coklat muda, plastisitas tinggi
0.40

MAT
1.00
CH Lempung lunak, coklat muda kekuning-kuningan, plastisitas tinggi

2.00
Akhir Pemboran

3.00

4.00

5.00
Catatan : Pengambilan tanah untuk benda uji Lempung (CL / CH)

Lapis tanah permukaan (top soil) Lanau/Lanau Kelempungan (ML / MH)

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH - POLITEKNIK NEGERI MALANG JL.VETERAN PO.BOX.04


KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NASIONAL
POLITEKNIK NEGERI MALANG
NE

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


Jl. Veteran PO.BOX 04 Malang 65145,Telp. (0341) 575750 Fax. (0341) 575750
email : mektan.polinema@gmail.com - mektan.polinema@yahoo.com
Proyek : Tower Telkomsel Tgl. Pengujian : 05/07/2010
Lokasi : Site Karanglo, Karangploso, Malang Dikerjakan : Yn
Titik : BD 01 Diperiksa : Ms

HAND BORING LOG


Kedalaman Simbol
Deskripsi Tanah
(meter) Grafik USCS

0.00

CH Tanah permukaan, coklat muda, plastisitas tinggi


0.40

MAT
1.00
CH Lempung lunak, coklat muda kekuning-kuningan, plastisitas tinggi

2.00
Akhir Pemboran

3.00

4.00

5.00
Catatan : Pengambilan tanah untuk benda uji Lempung (CL / CH)

Lapis tanah permukaan (top soil) Lanau/Lanau Kelempungan (ML / MH)

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH - POLITEKNIK NEGERI MALANG JL.VETERAN PO.BOX.04

Anda mungkin juga menyukai