PENGUJIAN SANDCONE
1.5.Prosedur Percobaan
Berdasarkan : SNI 03-2828-1992
1. Menentukan Berat Isi Pasir dengan Botol Alat
a. Menentukan isi botol pasir :
1. Timbang alat (botol + corong)
2. Letakan alat dengan botol dibawah, buka kran, isi botol dengan air jernih
sampai penuh diatas kran, tutup kran dan bersihan kelebihan air.
3. Timbang alat yang terisi air, berat air = isi botol pasir
4. Lakukan langkah (2) dan (3) tiga kali dan ambil harga rata-rata
dari ketiga hasil; perbedaan masing-masing pengukuran tidak boleh
lebih dari 3 cm3 .
b. Menentukan berat isi pasir
1) Letakan alat dengan botol dibawah pada dasar yang rata, tutup kran
dan isi corong besar pelan-pelan dengan pasir
2) Buka kran, isi botol sampai penuh dan jaga agar selama pengisian
corong selalu terisi paling sedikit setengahnya
3) Tutup kran, bersihkan kelebihan pasir di atas kran dan timbang
c. Menentukan berat pasir dalam corong
1) Isi botol pelan-pelan dengan pasir secukupnya dan timbang
2) Letakan alat dengan corong di bawah, pada plat corong, pada dasar
yang rata atau dikehendaki dan bersih
3) Buka kran pelan-pelan sampai pasir berhenti mengalir
4) Tutuplah kran, dan timbang alat berisi sisa pasir
d. Menentukan berat isi pasir
1) Letakan takaran di atas dasar yang rata dan stabil, tempatkan plat
corong di atas takaran sehingga lubang plat corong di atas lubang
takaran.
2) Isi botol alat pelan-pelan dengan pasir secukupnya untuk mengisi
takaran kemudian timbang
10. Moisture % W
content in the 20 % 20% 20%
field
11. Dry unit gr/ γd lap =
weight in the cm3 γs
×100% 1,25 1,071 1,25
field 100 + Wc
Berat pasir pada corong dan lubang (Weight sand of cone & hole)
W3 = W1 –W2 W3 = Berat pasir pada corong dan lubang
= 7185 – 3160 W2 = Berat botol+corong+sisa pasir (setelah uji)
= 4025 gr W1 = Berat botol+corong+sisa pasir (sebelum uji)
1.9 Lampiran
1. Gambar alat konus pasir
2. Foto Dokumentasi Praktikum
3. SNI_03-2828-1992
4. AASHTO T 217-67
Proses menentukan isi botol pasir Proses menentukan berat isi pasir
Proses menentukan berat pasir dalam corong proses penggalian lubang pada tanah
= 2.84
Tabel 2.4
Hasil Perhitungan Harga Air Piknometer dan Gravity Spesific dan Kadar Air
2.1.10 Lampiran
Tabel Koreksi Suhu
SNI 1964-2008 Berat Jenis Butir
2.2.STANDAR MODIFIED
2.2.1 Dasar Teori Standar Modified
Pada pembuatan timbunan tanah untuk jalan raya, dam tanah, dan
banyak struktur teknik lainnya, tanah yang lepas (renggang) haruslah
dipadatkan untuk meningkatkan berat volumenya.Pemadatan tersebut berfungsi
untuk meningkatkan kekuatan tanah, sehingga dengan demikian meningkatkan
daya dukung pondasi di atasnya.Pemadatan juga dapat mengurangi besarnya
penurunan tanah yang tidak diinginkan dan meningkatkan kemantapan lereng
timbunan (embankment).
Percobaan standar modified dilaksanakan untuk menentukan hubungan
antara kadar air suatu tanah dengan berat keringnya. Dari hubungan itu, akan
didapatkan kadar air optimum (W) dan berat tanah kering maksimum ( γ )yang
menghasilkan kepadatan maksimum dari tanah tersebut.
Ada 2 cara tes pemadatan di laboratorium yang diperkenalkan oleh
proctor, yaitu :
1. Standard Proctor Test
2. Standard Modified Test
Kedua tes pemadatan tersebut pada prinsipnya adalah sama kecuali tenaga yang
dibutuhkan untuk pemadatan. Standard proctor test menggunakan tenaga
sebesar 12.375 ft-pound/ft, sedangkan modified proctor test menggunakan
tenaga sebesar 56.250 ft-pound/ft.
Tingkat pemadatan tanah diukur berdasarkan berat volume kering tanah
yang dipadatkan.Bila air ditambahkan kepada tanah yang dipadatkan, air
tersebut akanberfungsi sebagai unsur pelumas pada partikel tanah.
Karenaadanya air, partikel- partikel tanah tersebut akan lebih mudah bergerak
I. 350 12252 30 50 47
γb
γk =
1 W
2,08763
=
1 0.1764
= 1,77459 gr/cm3
Test No. 1 2 3 4 5 6
Air (gr) 350 700 1050 1400 1750 2100
Berat tanah+cetakan 10688.5 110425 11197 11159 10769 9787.5
Berat cetakan 67290 67290 67290 67290 67290 67290
Berat tanah basah 6084 6317 6171 5919 5883 5917
2.2.10Lampiran-Lampiran
Dokumentasi Praktikum
Grafik γLab terhadap ZAV
Dokumentasi Praktikum
Gambar 2.7 Proses Memasukkan Sample uji ke cetakan Gambar 2.8 Proses Menumbuk Sample
Tabel 3.1
Penetrasi
Pembacaan Pembacaan
Waktu Penurunan Penurunan dialCBR dialCBR
(dtk) (in) (mm) Soaked / basah Unsoakedaccering
0 1
0 0 0
0 2
½ 0,0125 0,3175
0 4
1 0,025 0,635
0 5
1½ 0,05 0,762
0 7
2 0,075 1,905
1 9
2½ 0,1 2,54
1 11.5
3 0,15 3,81
1 14
3½ 0,20 5,08
1 17
4 0,30 7,62
1 19
4½ 0,40 10,16
1 20
5 0,50 12,7
3.7.ANALISIS DATA
Tabel 3.2
Hasil Penetrasi
Pembacaan Beban
Pembacaan dialCBR Beban (lb)Soaked
Waktu Penurunan Penurunan Calibrasi
dialCBR (lb)Unsoaked accering
(dtk) (in) (mm) Soaked / (lb)
Unsoakedaccering accering
basah
0 0 0 1 0 0 0 0
92
CBR 0,1” = × 100%
3x1000
= 3.06%
143
CBR 0,2” = × 100%
4.5 x1000
= 3.17%
Tabel 3.3
Perhitungan Kadar Air
No. Sampel Tanah Basah Tanah Kering Kadar air Rata-rata
(gr) (gr) (gr) Kadar air (%)
1. a. 53 51.5 2.8 2.8
b. 104 101 2.8
2. c. 135 130 3.7 3.75
d. 126 121.1 3.8
3.9.Saran
Adapun saran dari pengujian ini adalah :
Sebaiknya ketelitian dalam praktikum diutamakan, sehingga dapat
meminimalisir kesalahan.
Praktikan harus lebih cermat dalam melakukan pengujian sesuai dengan
prosedur dan peraturan yang ada.
Alat yang digunakan harus bersih, terhindar dari air atau tanah yang tertinggal di
dalamnya.
3.10. Lampiran
1. Dokumentasi Praktikum
2. Grafik Penurunan Terhadap Waktu
2. SNI 03-1744-1989 Metode Pengujian CBR Laboratorium
3. SNI 1738-2011 Cara Uji CBR Lapangan
Gambar 3.5.Mencampur tanah dengan air Gambar 3.6 Proses Memasukkan Sample uji ke
cetakan
Gambar 3.9 Hasil Berat Cawan +Sample Gambar 3.10. Mengatur torak penetrasi
5 5 120 120
5 10 44 164
4 5 15 51 215 16,9987 1,20926 16,6642
5 20 67 282
5 25 122 404
5 5 89 89
5 10 44 133
5 5 15 35 168 13,286 1,347 22,7467
5 20 57 225
5 25 97 322
5 5 100 100
5 10 55 155
6 5 15 60 215 16,0027 1,23674 17,4519
5 20 75 290
5 25 102 392
5 5 87 87
5 10 54 141
7 5 15 54 195 14,396 1,29609 19,9603
5 20 65 260
5 25 102 362
5 5 72 72
5 10 62 134
8 5 15 56 190 13,1833 1,34377 22,1251
5 20 55 245
5 25 85 330
5 5 100 100
5 10 55 155
9 5 15 59 214 15,7453 1,24663 17,8828
5 20 66 280
5 25 94 374
5 5 150 150
5 10 60 210
10 21,01 1,08921 12,6586
5 15 63 273
5 20 80 353
91
=
5
= 18.2 mm/tumbukan
2. Menghitung Log CBR
Log CBR = 2.8135 – (1.313 x (Log DCP))
= 2.8135 – (1.313 x (Log 18.2))
= 1.159026 mm
3. Menghitung nilai CBR
CBR = 10Log cbr
= 101.159029
= 14.42203 %
30
28
26
Nilai CBR (%)
24
22
20
18 CBR(%)
16
14
12
10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Rata-Rata di Titik Pengujian
3.8 KESIMPULAN
Dari hasil praktikum CBR lapangan dengan DCP yang telah dilakukan, dapat
diketahui nilai CBR lapangan melalui grafik hubungan kumulatif tumbukan dan
kumulatif penetrasi, dan didapat nilai CBR dari pengujian 10 titik didapat nilai CBR
dengan rata-rata dari 10 titik sebesar 19.4522 %
4.9 SARAN
4.10LAMPIRAN
Grafik hubungan kumulatif penetrasi dan kumulatif tumbukan
Lampiran SNI 03-4153-2008 Cara Uji Penetrasi Lapangan dengan SPT
Lampiran SNI 03-1738-1989 Metode Pengujian Cbr Lapangan