PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Semua macam tanah ini secara umum terdiri dari tiga bahan yaitu butiran
tanahnya sendiri, air, dan udara yang terdapat dalam ruang antara butir-butir
tersebut (pori atau voids). Apabila tanah sudah benar-benar kering maka
tidak ada air sama sekali dalam porinya, keadaan ini jarang ditemukan pada
tanah yang masih dalam keadaan asli di lapangan. Air dapat dihilangkan dari
tanah misalnya dengan memanaskan tanah di dalam Oven. Tanah yang
mengalami keadaan dimana pori tanah tidak mengandung udara sama sekali
dan pori tersebut terisi air, keadaan tersebut dikatakan tanah jenuh air (fully
saturated).
8. Pemadatan tanah
C. Tujuan Praktikum
D. Manfaat Praktikum
Adapun manfaat dar adanya kegiatan praktikum ini adalah Supaya kita bisa
menentukan mana struktur tanha yang baik dan nantinya bisa kita aplikasikan
di lapangan.
A. MAKSUD
Maksud percobaan adalah untuk menentukan kadar air suatu
sampel tanah, yaitu perbandingan berat air yang dikandung tanah dan berat
tanah kering tanah tersebut, dinyatakan dalam persen.
B. ALAT
1. Oven dengan suhu dapat diatur konstan pada suhu 100oC – 110oC
2. Timbangan dengan ketelitian sekurang-kurangnya :
0,01 gram untuk berat kurang dari 100 gram
0,10 gram untuk berat antara 100 gram – 1000 gram
1,00 gram untuk berat lebih dari 1000 gram
3. Desikator
4. Cawan kadar air ( Tin Box )
C. BENDA UJI
Berat minimum contoh tanah (basah) yang akan digunakan
tergantung pada ukuran butir tanah, yaitu :
♦ Tanah berbutir halus, berat minimum 10 gram – 25 gram
♦ Tanah berpasir, berat minimum 50 gram – 100 gram
♦ Tanah berkrikil lebih banyak
D. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Bersihkan dan keringkan Tin Box yang akan dipakai, kemudian
timbang berikut tutupnya dan catat beratnya (W1).
2. Masukkan benda uji (basah) yang akan diperiksa ke dalam Tin Box,
kemudian timbang berikut tutupnya (W2).
3. Dalam keadaan terbuka, Tin Box bersama benda uji dimasukkan ke
dalam oven yang telah diatur suhunya (100oC – 110oC) selama 16 - 25
jam.
E. PERHITUNGAN
Berat air
Kadar Air =
Berat tanah kering × 100%
F. CATATAN
1.a. Bila diragukan setelah 24 jam tanah mungkin belum kering,
pengeringan dalam oven dilanjutkan beberapa jam dan pada
penimbangan 2 kali yang berurutan harus beratnya tidak berkurang
lagi (maksimal selisih 0,1 %).
1.b. Untuk tanah yang mudah terbakar seperti tanah yang mengandung
bahan organik atau mengandung gips, gunakan temperatur oven
sekitar 60 oC – 80 oC.
1.c. Tanah Pasir dapat kering dalam waktu yang lebih cepat yaitu
beberapa jam
2. Pemeriksaan kadar air tanah, selain dilakukan pada tanah asli, juga
merupakan pelengkap dari percobaan-percobaan lain seperti
percobaan pemadatan batas-batas konsistensi, konsolidasi dll.
3. Pemeriksaan kadar air sebaiknya dilakukan secara double, yaiu
digunakan 2 benda uji dengan 2 Tin Box (Cawan), dengan hasil yang
hampir sama yang kemudian harganya dirata-rata. Jika selisih kedua
percobaan terlalu berbeda maka percobaan harus diulangi kembali.
1 Nomor Cawan 59 65
2 Berat Cawan Kosong W1 (gram) 8,6 8,3
3 Berat Cawan + Tanah Basah W2 (gram) 35,3 36,17
4 Berat Cawan + Tanah Kering W3 (gram) 26,12 26,78
5 Berat Air (W2 - W3) (gram) 9,18 9,39
6 Berat Tanah Kering (W3 - W1) (gram) 17,52 18,48
7
Kadar Air (w)% (W2-W3) 52,4% 50,8%
W= x 100%
(W3-W1)
Kesimpulan :
A. MAKSUD
Maksud percobaan adalah menentukan berat jenis suatu contoh
tanah. Berat jenis tanah adalah suatu perbandingan antara berat-berat butir
tanah dengan berat destilasi di udara dengan volume yang sama dan
temperatur tertentu. Biasanya diambil untuk temperatur 27,5 oC.
B. ALAT
1. Piknometer yaitu botol gelas dengan leher sempit dan tutup (dari
gelas) yang berlubang kapiler dengan kapasitas 50 cc atau lebih besar
2. Timbangan dengan ketelitian 0,001 gram
3. Air destilasi bebas udara (dalam wash water)
4. Oven dengan suhu dapat diatur pada (110 ± 5) oC
5. Desikator
6. Termometer
7. Cawan porselen (mortar) dengan pastle (penumbuk berkepala karet)
untuk menghancurkan gumpalan tanah butir-butirnya sendiri
8. Alat vacuum atau kompor
9. Ayakan (sieve) No. 10
C. BENDA UJI
Benda uji adalah contoh tanah yang telah lolos ayakan No. 10
sekitar 30-40 gram yang digunakan untuk pemeriksaan secara duplo (2
percobaan secara terpisah).
D. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Siapkan benda uji secukupnya, oven dengan temperatur 60 oC sampai
dapat digemburkan atau pengeringan dengan paparan sinar matahari.
2. Dinginkan dalam desikator, tumbuk bila menggumpal dengan mortar
dan pastle, kemudian saring dengan ayakan No. 10.
E. PERHITUNGAN
1. Berat jenis butir-butir pada t oC adalah :
Berat butir
G= = Ws
Berat air dengan volume yang sama Ww
(W2 - W1)
=
(W3 - W4)
2. Berat jenis tanah pada temperatur 27,5 oC adalah :
Berat jenis air pada t ℃
G ( 2 7 ,5℃ =
Berat jenis air pada 7,5℃
1 Nomor Piknometer 01 04
2 Berat Piknometer Kosong W1 (gr) 68,2 34,88
3 Berat Piknometer + Tanah W2 (gr) 88,2 53,24
4 Berat Piknometer + Tanah + Air W3 (gr) 175,2 145
5 Berat Piknometer + Air W4 (gr) 169,6 135,47
6 Temperatur (ºC) 34 34
7 A = W2 - W1 20,00 18,36
8 B = W3 - W4 5,60 9,53
9 C=A–B 14,40 8,83
10 Berat Jenis G1 = A/C 1,389 2,0793
G1 × Bj Air t ℃
11 G untuk 27,5ºC = 1,388 2,0791
Bj Air 27,5 ºC
12 G untuk 27,5ºC 1,734
Kesimpulan :
Berdasarkan percobaan pemeriksaan berat jenis yang telah dilakukan diperoleh
rata-rata berat jenis untuk temperatur 27,5 C yaitu 1,734.
A. MAKSUD
Maksud percobaan adalah untuk menentukan batas cair tanah, yaitu
kadar air tanah tersebut pada keadaan peralihan antara air dan plastis.
Tanah pada keadaan batas cair apabila diperiksa dengan alat Casagrade,
kedua bagian tanah dalam mangkok yang terpisah oleh alur lebar 2 mm
(seperti yang akan diuraikan di bawah) menutup sepanjang 12,7 mm oleh
25 pukulan.
B. ALAT
1. Alat batas cair Casagrade
2. Alat pembarut (groving tool)
3. Cawan porselen (mortar)
4. Pastle (penggerus/penumbuk) berkepala karet atau dibungkus karet
5. Spatel
6. Saringan (sieve) No. 50
7. Air destilasi dalam botol cuci (wash bottle)
8. Alat-alat pemeriksaan kadar air (lihat percobaan I)
C. BENDA UJI
Contoh tanah yang disediakan untuk pemeriksaan ini sebanyak
kurang lebih 100 gram. Contoh tanah ini harus bebas atau telah dibebaskan
dari butir-butir yang lebih besar dari 0,425 mm (yang tertahan oleh
saringan No. 50). Untuk contoh tanah yang tidak mengandung butir-butir
kasar lebih besar dari 0,425 mm dapat langsung diperiksa batas cairnya
tanpa disaring terlebih dahulu.
Apabila contoh tanah mengandung butir-butir kasar, mula-mula
keringkan dalam suhu udara (atau dengan alat pengering dengan suhu
kurang dari 60 oC) secukupnya saja, sampai dapat disaring.
D. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Siapkan mangkok batas cair (Casagrade), bersihkan dari lemak
atau kotoran yang menempel.
2. Atur ketinggian jatuh mangkok dengan cara sebagai berikut :
Kendurkan kedua baut penjepit, lalu putar bendel/tuas pemutar
sampai posisi mangkok mencapai tinggi jatuh setinggi 10 mm (1
cm).
Untuk menentukan tinggi jatuh mangkok, kendurkan baut belakang
angkat mangkok, masukkan bagian ujung tungkai pembuat alur
tepat masuk di antara dasar mangkok dan alasnya, kencangkan
kembali baut bagian belakang.
3. Ambil sampel tanah sekitar 100 gram yang lolos saringan No. 50,
lalu letakan di atas cawan porselen.
4. Tambahkan air destilasi sedikit demi sedikit, aduk hingga sampel
tanah tersebut homogen.
5. Setelah didapat campuran homogen, ambil sampel tanah tersebut lalu
masukkan ke dalam mangkok Casagrade. Ratakan permukaannya
sehingga sejajar dengan dudukan alat. Bagian yang paling tebal harus
±1 cm.
6. Buatlah alur dengan jalan membagi dua benda uji dalam mangkok
tersebut. Gunakan alat pembuat alur (groving tool) melalui garis tengah
mangkok secara simetris dengan posisi tegak lurus permukaan
mangkok.
7. Putar tuas/handle pemutar dengan kecepatan 2 putaran per detik (dalam
1 detik mangkok jatuh 2 kali) sampai kedua sisi tanah bertemu
sepanjang
E. CATATAN
1. Proses bersinggungannya kedua sisi tanah harus terjadi karena
aliran bukan karena gesekan antara tanah dan mangkok.
2. Selama berlangsungnya percobaan, kadar air harus dijaga konstan
(pencampuran dilakukan dari kadar air terendah kemudian berurutan
menuju yang lebih tinggi).
3. Untuk memperoleh hasil yang teliti, jumlah pukulan diambil antara 15-
20; 21-25; 26-30; 31-35 dengan 4 kali pengujian.
F. PERHITUNGAN
LL = Wn.(N/25)0,021
Dimana : LL = Batas Cair
Wn = Kadar Air Rata-rata
N = Jumlah Pukulan
8 Kadar Air (w) % (W2-W3) 47,00 69,63 74,79 68,58 65,94 66,46 51,98 35,75
(W3 - 𝑊1×) 100%
9 Kadar Air Rata-rata (%) 58,31 71,68 66,20 43,86
10 Batas Cair (LL) 58,04 71,35 65,89 43,66
Kesimpulan : Berdasarkan percobaan pengujian batas cair yang telah dilakukan didapatkan nilai batas cair pada tanah dengan
jumlah pukulan 20 = 58,04 ; 25 = 71,35 ; 30 = 65,89 ; 35 = 43,66.
A. MAKSUD
Maksud percobaan adalah untuk menentukan batas plastis suatu
tanah. Batas plastis tanah adalah kadar air minimum (dinyatakan dalam
persen) tanah tersebut yang masih dlam keadaan plastis. Indeks plastis
suatu tanah adalah bilangan (dalam persen) yang merupakan selisih antara
batas cair dan batas plastis.
B. ALAT
1. Cawan porselen
2. Pastel
3. Spatel
4. Pipet
5. Timbangan Ohaus dengan ketelitian 0,01 gram
6. Plat kaca
7. Cawan logam
8. Oven dengan suhu dapat diatur antara 60-80 oC
9. Saringan No. 50
10. Desikator
11. Penjepit
12. Air destilasi
C. BENDA UJI
Contoh tanah yang dipakai dalam percobaan ini diambil tanah yang
lolos saringan No. 50.
D. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Tanah dalam keadaan kering dihancurkan dalam cawan porselen
dengan menggunakan spatel, kemudian saring dengan saringan No. 50
E. PERHITUNGAN
1. Berat air dalam tanah = (W2 – W3)
2. Berat tanah kering = (W3 – W1)
1 Nomor Cawan 34 35
2 Berat Cawan Kosong W1 (gram) 11,9 13,06
3 Berat Cawan + Tanah Basah W2 (gram) 29,4 32,43
4 Berat Cawan + Tanah Kering W3 (gram) 22,1 26,24
5 Berat Air (W2 - W3) (gram) 7,30 6,19
6 Berat Tanah Kering (W3 - W1) (gram) 10,2 13,18
(W2-W3)
7 Kadar air (w) % W= X 100% 71,57 46,97
(W3-W1)
8 Kadar Air rata-rata (Batas Plastis) 59,27
9 Indeks Plastis (IP) 0,41
Kesimpulan :
Berdasarkan hasil percobaan diperoleh IP = 0,41.
A. MAKSUD
Pengujian ini dimaksudkan untuk menentukan kadar air pada batas
semi padat ke kadar padat yang disebut batas susut dan digunakan untuk
menentukan sifat-sifat tanah.
B. ALAT-ALAT
1. Prong Plate
Cawan Porselen
Monel Dish
Criztalising Dish : - Dish (diameter 5 cm)
2. Spatula
3. Plat kaca
Plat kaca tanpa jarum
Plat kaca yang mempunyai 3 buah jarum/kaki (prong plate)
4. Gelas ukur
5. Timbangan
6. Air raksa
7. Oven
C. BENDA UJI
Siapkan benda uji yang lolos saringan No. 40 sebanyak 30 gram.
D. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Letakkan tanah tersebut dalam porselen dish, tambahkan air sedikit
demi sedikit untuk mengisi seluruh pori-pori tanah. Jumlah air yang
diperlukan untuk mencapai konsistensi agar mudah diaduk kira-kira
sedikit lebih tinggi di atas penambahan air untuk pengujian batas cair.
Kesimpulan :
Berdasarkan percobaan batas susut yang dilakukan didapatkan
nilai rata-rata batas susut tanah sebesar 3,12.
A. MAKSUD
Maksud analisa ukuran butir tanah adalah untuk menentukan
ukuran butir-butir tanah dari suatu contoh tanah, untuk tanah yang ukuran
butirannya lebih dari suatu contoh tanah, untuk tanah yang ukuran
butirannya lebih dari 0,075 mm (tanah tertahan pada saringan No. 200),
pemeriksaan dilakukan dengan analisa saringan 0,075 mm,
pemeriksaannya dengan menggunakan cara pengendapan (sedimentasi) di
dalam hidrometer.
B. ALAT-ALAT
1. Saringan No. 10, 16, 30, 50, 100 dan 200
2. Timbangan Ohaus dengan ketelitian 0,01 gram
3. Cawan Porselen (Mortar) dengan pastel
4. Alat pengaduk larutan tanah dalam air (mixer)
5. Gelas ukur dengan kapasitas 1000 cc
6. Hidrometer tipe ASTM 152 H
7. Stopwatch (alat pengukur waktu)
8. Oven dengan suhu yang dapat diatur konstan
9. Desikator
10. Alat penjepit
11. Bahan dispersi
12. Air destilasi
13. Pipet
14. Termometer
C. BENDA UJI
Contoh tanah yang dipakai dalam percobaan ini diambil tanah yang
lolos saringan nomor 10 dengan diameter 2 mm.
E. PERHITUNGAN
Untuk analisa hidrometer :
1. Dihitung berat air (Ww)
Ww =W2 – W3
Dimana : W2 = Berat cawan + tanah basah
W3 = Berat cawan + tanah kering
W k =b
100.W x 100%
100+w
Dimana : Wb = Berat tanah basah
w = Kadar air rata-rata (tidak dalam persen)
4. Dihitung kadar air (w)
W 2 - W3
w =W3 - W1 x 100%
Dimana : W1 = Berat cawan kosong
W2 = Berat cawan + tanah basah
W3 = Berat cawan + tanah kering
5. Dihitung pembacaan hidrometer (R)
R = R1 + k
Dimana : R1 = Pembacaan hidrometer saat pengukuran
k = Faktor koreksi, diambil dari tabel
6. Dihitung butiran diameter butiran dengan rumus :
L
D = K√
1
1. Analisa Hidrometer
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
- Jenis Hidrometer Yang Dipakai : 152
- Berat Jenis : 2,1
Tanah
- Faktor Koreksi Hidrometer (a) : 1,04
Wk = 99 gram
2. Analisa Saringan
Berat yang tertinggal % yang Kumulatif Kumulatif
Nomor Ukuran Butir tertinggal
pada saringan Tertinggal Lolos
Saringan (mm) pada saringan
(gram) (%) (%)
(%)
16 1,190 12,05 23,70 23,70 76,30
30 0,590 15,30 30,09 53,80 46,20
50 0,297 11,20 22,03 75,83 24,17
100 0,149 7,15 14,06 89,89 10,11
200 0,074 5,14 10,11 100,00 0,00
Pan (Sisa) 1,82 3,58 103,58 0,00
Jumlah 50,84 100,00
1 Nomor Cawan 36 14
2 Berat Cawan Kosong 1 gram 11,83 14,12
3 Berat Cawan + Tanah Basah 2 gram 63,54 72,63
4 Berat Cawan + Tanah Kering 3 gram 36,46 43,6
5 Berat Air 2 3 gram 27,08 29,03
6 Berat Tanah Kering 3 1 gram 24,63 29,48
7 Kadar Air (w)% (w2 - w3 ) 109,95 98,47
(w3 – W1x100%
)
100 x
Wk=Wb
100 w = 99 gram
Kesimpulan :
A. MAKSUD
Untuk mendapatkan nilai kepadatan tanah di lapangan (d
lapangan). Dimana nilai dapat memberikan kesimpulan bahwa kepadatan
tanah di lapangan telah memenuhi syarat atau belum, yaitu dengan cara
membandingkan nilai tersebut dengan kepadatan maksimum yang dicapai
di laboratorium.
B. ALAT-ALAT
1. Botol transparan
2. Corong (kerucut) logam dengan diameter dalam 16,5 cm
3. Plat dasar dengan lubang di tengahnya, berdiameter 16,5 cm
4. Pasir ottawa
5. Timbangan Ohaus kecil dan timbangan Ohaus besar
6. Oven pengering
7. Desikator
8. Cawan
C. PROSEDUR PERCOBAAN
I. Menentukan Berat Pasir Ottawa
1.
Timbang berat corong logam dan semua perlengkapannya (W1).
2.
Letakkan corong dengan lubang di atas, tutup krannya lalu diisi
dengan air dan ditimbang (W2).
3.
Volume corong = berat air = W2 – W1
4.
Bersihkan corong, tutup krannya lalu diisi dengan pasir ottawa lalu
ditimbang (W3).
5.
Berat isi pasir (𝛾d pasir)
Volume pasir
𝛾𝑑
Berat pasir
=
LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH
I
32
= W3 – W1
w2 - w1
D. PERHITUNGAN
I.
Untuk mendapatkan harga γd di lapangan caranya adalah dengan
menghitung :
1.
Berat pasir dalam corong + lubang = W5 – W6
2.
Berat pasir dalam corong = W3 – W1
3.
Berat pasir dalam lubang (W7) = (W5 – W6) – (W3 – W1)
4.
Volume tanah galian = volume pasir
7
V=
𝛾𝑑
5.
Berat isi tanah
4
𝛾 𝑏=
V
6.
Kadar air dicari di laboratorium = w %
7.
Berat isi kering tanah
100 . 𝛾𝑑
𝛾𝑑=
100 w
Kesimpulan :
Berdasarkan percobaan kepadatan yang telah dilakukan di lapangan dengan
metode sand cone dan di laboratorium dengan metode proctor didapatkan derajat
kepadatan (R) 96,27%, yang berarti tanah ini sudah memenuhi standar karena
nilai derajat kepadatan (R) yaitu antara 90%-100%
1 Nomor cawan 60 55
2 Berat cawan kosong W1 gram 11,55 15,4
3 Berat cawan + Tanah Basah W2 gram 36,4 48,3
4 Berat cawan + Tanah Kering W3 gram 30,16 39,54
5 Berat Air (W2-W3) gram 6,24 8,76
6 Berat Tanah Kering (W3-W1) gram 18,61 24,14
(w2-w3)
7 Kadar Air (w)%
x100% (w3-
33,53 36,29
w1)
8 Kadar Air Rata-rata (%) 34,91
Kesimpulan :
Berdasarkan pemeriksaan yang telah dilakukan didapatkan kadar air rata-
rata pada tanah yang telah dilakukan percobaan Sand Cone sebesar 34,91
PEMADATAN TANAH
A. MAKSUD
Maksud pemadatan tanah adalah untuk menentukan kadar air optimum
yang diperlukan untuk mendapatkan kepadatan tanah yang maksimum.
B. ALAT-ALAT
1. Alat penumbuk (hammer) dengan berat 2,5 kg dengan ketinggian alat
ketika dilepas 30,48 cm
2. Dongkrak
3. Silinder pemadatan yang terdiri atas silinder utama dan silinder
sambungan, yang dapat dilepas. Silinder utama tersebut disebut mold dan
silinder sambungan disebut extensio dan keseluruhan dari alat itu disebut
proctor.
4. Saringan nomor 4
5. Nampan
6. Pisau perata
7. Kuas
8. Oven dengan suhu konstan 600 C – 800 C
9. Alat semprot
10. Sendok tanah
11. Gelas ukur
12. Air destilasi
13. Minyak pelumas
14. Cawan logam
15. Kertas filter
16. Desikator
17. Penjepit
18. Timbangan Ohaus dengan ketelitian sampai 0,01 gram
Benda uji adalah tanah yang telah lolos saringan nomor 4. Untuk tiap
pervobaan digunakan tanah sebanyak ± 2,5 kg.
D. PROSEDUR PERCOBAAN
4. Seriap bagian tanah yang dipadatkan dengan kadar air seperti nomor 3,
dibagi menjadi tiga bagian untuk dijadikan lapisan-lapisan pemadatan.
5. Tanah dipadatkan dengan silinder dengan alat penumbuk selapis demi
selapis, sebelum diberi lapisan berikutnya, terlebih dahulu lapisan
E. PERHITUNGAN
Ww = W2 – W3
Ws = W3 – W1
Wb = W – Wm
Wb
γb =
V
V = Volume mold
7. Dibuat grafik yang menggambarkan hubungan antara berat isi kering dengan
kadar air dimana sumbu tegak menunjukkan berat isi kering, sedang sumbu
mendatar menunjukkan kadar air dalam %. Dari grafik yang diperoleh dapat
dicari kadar air optimum dengan menarik garis tegak dari berat isi kering
maksimum dan menarik garis mendatar dari puncak lengkung graf
Mold : Berat (Wm) : 2575 gram Hammer : Berat (WH) : 2500 gram
Tinggi (t) : 10,5 cm Tinggi jatuh : 30 cm
Diamater :10 cm Pemadatan : Jumlah lapisan : 3 lapis
(d)
Volume (Vm) :824,25
cm3 Jumlah tumbukan : 25 kali
1 Penambahan air % 0 2 4 6 8
2 Berat mold + tanah padat W gram 3595 3650 3712 3740 3800
3 Berat tanah padat Wb gram 1020 1075 2114 1165 1225
4 Berat isi basah (yb) (b) 1,237 1,304 2,565 1,413 1,486
gr/cm3
PEMERIKSAAN KADAR AIR
5 Nomor Cawan 1 2 13 25 42 34 24 19 17 28
6 Berat Cawan Kosong W1 gram 10,15 11,58 15,8 16,2 13,8 15,8 15,6 15,55 15,73 15,75
7 Berat Cawan + Tanah Basah W2 gram 47,35 45,53 56,32 65,35 42,38 51,32 50,62 47,642 44,8 46,61
8 Berat Cawan + Tanah Kering W3 gram 38,85 40,33 47,29 53,12 37,92 42,23 41,43 41,35 37,23 38,21
9 Berat Air (W2 – W3) gram 8,5 5,20 9,03 12,23 4,46 9,09 9,3 6,292 7,57 8,4
10 Berat Tanah Kering (W3 – W1) gram 28,7 28,75 31,49 36,92 24,12 26,43 25,83 25,8 21,5 22,46
W2 - W3
x
11 Kadar Air ( w ) % 29,62 18,36 28,67 33,12 18,49 34,39 36 24,39 35,21 37,4
100%
W3 - W1
12 Kadar Air Rata-rata (%) (w) 23,99 30,89 26,49 30,19 36,3
ɣd =100.yb
13 Berat Isi Kering (γd) 1,4 1,33 1,37 1,34 1,28
100+w