Anda di halaman 1dari 20

BASIC PROPERTIES DAN UJI ATTERBERG

15 - 18 MARET 2021

JURUSAN TEKNIK GEOLOGI


FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2021
SOIL INVESTIGATION

Penyelidikan tanah (soil investigation) adalah proses pengambilan contoh (sample) tanah yang
bertujuan untuk menyelidiki karakteristik tanah tersebut, guna mengetahui sifat setiap lapisan
tanah, (seperti berat isi tanah, berat jenis, kadar air, daya dukung, ataupun daya rembes), dan
juga ketinggian muka air tanah.

Oleh sebab itu, soil investigation adalah pekerjaan awal yang harus dilakukan sebelum
memutuskan akan menggunakan jenis pondasi dangkal atau pondasi dalam.
SOIL INVESTIGATION
Ada dua jenis penyelidikan tanah yang biasa dilakukan yaitu :

1. Penyelidikan di lapangan (in situ)


● Pengeboran (hand boring ataupun machine boring)
● Standard Penetration Test (SPT)
● Cone Penetrometer Test (sondir),
● Dynamic Cone Penetrometer
● Sand Cone Test.

2. Penyelidikan di laboratorium (laboratory test)


● Uji Index Properties Tanah (Atterberg Limit, Water Content, Spesific Gravity, Sieve
Analysis)
● Engineering Properties Tanah (direct shear test, triaxial test, consolidation test, permeability
test, compaction test, CBR test, dan lain-lain )
SOIL INVESTIGATION
Contoh tanah (soil sampling) yang didapatkan sebagai hasil penyelidikan tanah ini, dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu :

1. Contoh Tanah Tidak Terganggu (Undisturbed Soil)


Suatu contoh tanah dikatakan tidak terganggu apabila contoh tanah itu dianggap masih
menunjukkan sifat-sifat asli tanah tersebut. Sifat asli yang dimaksud adalah contoh tanah
tersebut tidak mengalami perubahan pada strukturnya, kadar air, atau susunan kimianya.
Undisturbed soil digunakan untuk percobaan engineering properties.

2. Contoh tanah terganggu ( Disturbed Soil )


Contoh tanah terganggu adalah contoh tanah yang diambil tanpa adanya usaha – usaha tertentu
untuk melindungi struktur asli tanah tersebut. Disturbed soil digunakan untuk percobaan uji
index properties tanah.
BASIC PROPERTIES

✔ Berat Isi (Unit Weight)

Bertujuan untuk mendapatkan berat isi tanah yang merupakan perbandingan antara berat
tanah total (merupakan gaya) dengan volumenya dalam N/cm 3 atau kN/m3 (SNI
1965:2008).
BASIC PROPERTIES
✔ Kadar Air (Natural Water Content)

Test ini dilakukan untuk mengetahui kadar air dari contoh tanah. Perbandingan ini
dinyatakan dalam prosentase dari berat air pada suatu massa terhadap berat dari suatu
partikel tanah (SNI 1965:2008).

Berat wadah + tanah basah = W2 gram.


W2 – W 3 Berat wadah + tanah kering = W3 gram.
W3 – W 1 Berat wadah kosong = W1 gram.

Berat air = (W2 –

W3) gram.
Langkah kerja:
BASIC PROPERTIES
*Pengujian kadar air & berat isi
1. Ambil pipa berisi tanah, lalu tutup bagian bawahnya degan penutup besi
2. Letakkan pipa pada dongkrak, kemudian dongkrak alat tersebut hingga tanah naik sampai batasnya.
Letakkan ring besi diatasnya. Dongkrak lagi hingga tanah memenuhi ring besi
3. Setelah penuh, potong dan letakkan pada cawan untuk ditimbang, dan catat beratnya

4. Masukkan ke dalam oven dengan suhu 120°C selama ± 45 menit


5. Ambil cawan dan timbang lagi dalam keadaan kering

6. Hitung berat isi & kadar air menggunakan rumus


Diagram Fase Tanah
ATTERBERG LIMIT

Atterberg (1911) Memberikan batas - batas konsistensi dari tanah berbutir halus dengan
mempertimbangkan kandungan air tanah
Batas-batas tersebut :
• Batas cair (liquid limit)
• Batas plastis (plastic limit)
• Batas susut (shrinkage limit)
ATTERBERG LIMIT
Batas – Batas Atterberg :
• Tanah Kohesif
• Didasarkan Pada Kadar Air
• Batas – Batas Konsistensi :
ATTERBERG LIMIT
✔ Batas Cair (Liquid imit)

Batas cair adalah kadar air yang dibutuhkan oleh tanah


kering yang ditunjukan dalam prosen sampai mencapai
kondisi plastis. Batas cair tanah berbutir halus dapat
ditentukan dengan pengujian Casagrande dan kerucut
penetrasi (cone penetration)

Test ini dilaksanakan dengan mengikuti ketentuan SNI


1966:2008.

CASA GRANDE
BATAS CAIR (LIQUID LIMIT)
BATAS CAIR (LIQUID LIMIT)
Hubungan antara kadar air dan jumlah pukulan ini selanjutnya digambarkan dalam grafik semi-
logaritma, seperti ditunjukkan dalam Gambar berikut:
BATAS CAIR (LIQUID LIMIT)
4. Aduk hingga merata
Langkah kerja:
5. Letakkan tanah yang sudah diaduk ke casagrande
1. Timbang wadah dalam keadaan kosong
6. Gunakan graving tool untuk membagi menjadi 2, nyalakan
2. Masukkan tanah ke wadah ± 100 gr
casagrande
3. Siapkan air di dalam tabung pengukur
4. Tuang air ke tanah dengan jumlah air tertentu
(20ml, 25ml, 30ml, 35ml)
BATAS CAIR (LIQUID LIMIT)
7. Matikan Casagrande sampai tanah pertama kali menyatu, catat ketukannya
8. Masukkan tanah ke dalam wadah
9. Masukkan ke oven dengan waktu 10 menit
10. Timbang lagi untuk mendapatkan berat kering

11. Hitung berat air, kadar air, dan buat grafik


12. Buat garis berat, Tarik garis pada pukulan 25, maka didapatkan batas cair
BATAS PLASTIS (PLASTIC
LIMIT)
• Batas plastis (PL) didefinisikan sbg kadar air pd kedudukan antara daerah plastis dan semi
padat, yaitu % kadar air dimana tanah dgn diameter silinder 3,2 mm mulai retak2 ketika
digulung
• Batas plastis merupakan batas terendah dari kondisi plastis tanah. Batas plastis dapat
ditentukan dengan pengujian yang sederhana dengan cara menggulung sejumlah tanah
dengan menggunakan tanah secara berulang menjadi bentuk ellipsoidal.
• Kadar air contoh yang tanah yang mana tanah mulai retak-retak didefinisikan sebagai batas
plastis.
BATAS PLASTIS (PLASTIC
LIMIT)
• Berprilaku Plastis
• Pengujian dilakukan dengan menggulung benda uji
hingga diameter 3,2 mm
• Didefinisikan sebagai kadar air ketika benda uji
mulai retak-retak pada diameter 3,2 mm
BATAS PLASTIS (PLASTIC
Langkah Kerja:
1. Siapkan Sampel Tanah
LIMIT) 4. Timbang sampel basah tadi

2. Beri Air Secukupnya hingga tanah menyatu dengan air 5. Masukkan ke dalam oven selama 30 menit

3. Bentuk 2 tanah seperti tabung dengan diameter 3 mm dan


Panjang 8 cm

6. Ambil sampel yang ada di oven tadi kemudian timbang


INDEX PLASTIS

● Index Plastis (IP): Panjang daerah interval kadar air tanah pada kondisi plastis. Merupakan
selisih kadar air pada batas mengalir dan kadar air pada batas menggolek.
● IP = WL - WP = LL - PL selisih batas cair dan batas plastis. Setiap tanah mempunyai WL,
WP, WS, IP, yang tidak sama satu dengan yang lain (plastisitas masing masing tanah tidak
sama).
DAFTAR PUSTAKA
• Das, B. M., 2006, Principle of Geotechnical Engineering, Sacramento, Thompsn.
• Das, B. M., 2010, Principle of Geotechnical Engineering, Canada, Cengage Learning.
• Holtz, R. D., and Kovacs, W. D., 1981, An Introduction to Geotechnical Engineering, New

Jersey, Prentice Hall.


• SNI 1964:2008, Cara Uji Berat Jenis Tanah
• SNI 1965:2008, Cara Uji Penentuan Kadar Air untuk Tanah dan Batuan di Laboratorium
• SNI 1966:2008, Cara Uji Penentuan Batas Plastis dan Indeks Plastisitas Tanah

Anda mungkin juga menyukai