Anda di halaman 1dari 30

Batas-Batas Atterberg Kelompok XI

PERCOBAAN IV
BATAS-BATAS ATTERBERG

I. BATAS CAIR (LIQUIT LIMIT)

1. Maksud percobaan :
Untuk mendapatkan harga batas cair suatu contoh tanah. Batas cair adalah
kadar air dimana tanah berada dalam batas keadaan plastis dan cair.

2. Alat-alat yang digunakan :


1. Cawan porselin untuk mencampur tanah
2. Spatula
3. Mangkuk Casagrande (alat batas cair)
4. Timbangan dengan ketelitian 0,01gr
5. Grooving tool
6. Cawan penguap
7. Kompor listrik
8. Ayakan standart No. 40

3. Bahan
1. Tanah
2. Air suling

Laboratorium Mekanika Tanah UKIP Makassar


Batas-Batas Atterberg Kelompok XI

4. Prosedur pelaksanaan :
1. Ambil contoh tanah ± 150 – 200gr; untuk tanah yang mengandung banyak
humus, tanah tersebut perlu diayak dengan saringan no. 40
2. Tempatkan tanah dalam cawan porselin dan campurkan dengan air suling
secukupnya(81ml, 86ml,91ml), campur merata dengan spatula
3. Tinggi jatuh mangkuk casagrande sehingga tinggi jatuhnya dengan
landasan 1cm
4. Ambil contoh tanah yang telah tercampur dengan homogen dan tempatkan
pada cawan batas cair (mangkuk casagrande)
5. Ratakan permukaan contoh dalam tanah hingga sejajar dengan alas
(ketebalan 0,5 inch)
6. Tanah dalam mangkuk dibuat alur dengan menggunakan Grooving Tool
tegak lurus permukaan contoh
7. Dengan menggunakan alat pemutar, angkat dan turunkan cawan tersebut
dengan kecepatan 2 putaran/detik
8. Hentikan aksi tersebut, jika alur sudah tertutup sepanjang ±1,25cm dan
hitung berapa ketukan yang dibutuhkan.
9. Ambil contoh tanah tersebut sebagian untuk diperikasa kadar airnya.
10. Ulangi percobaan di atas dengan kadar air yang berbeda
.

Laboratorium Mekanika Tanah UKIP Makassar


Batas-Batas Atterberg Kelompok XI

II. BATAS PLASTIS (ELASTIC LIMIT)

1. Maksud Percobaan :
Untuk mengetahui batas plastis suatu contoh tanah yaitu nilai kadar air
terendah dari suatu contoh tanah dimana tanah tersebut masih dalam keadaan
plastis.

2. Alat-alat yang digunakan :


1. Ayakan standart No. 40
2. Cawan pencampur/mangkuk porselin
3. Timbangan dengan ketelitian 0,01gr
4. Plat kaca
5. Spatula
6. Container
7. Kompor dan wajan
8. Air bersih

3. Bahan
1. Tanah
2. Air suling

Laboratorium Mekanika Tanah UKIP Makassar


Batas-Batas Atterberg Kelompok XI

4. Prosedur pelaksanaan :

1. Ambil contoh tanah yang sudah diayak dengan ayakan No. 40 dan campur
dengan air suling sampai merata dengan bantuan spatula
2. Jika tanah sudah homogen ambil contoh ± 8gr dan buat gulungan tanah di
atas plat kaca sampai mencapai batangan-batangan dengan diameter 3mm.
Contoh tanah yang tepat pada diameter 3mm mulai menunjukan retak-retak,
mengisyaratkan bahwa tanah dalam keadaan plastis
3. Ambil contoh tanah tersebut dan periksa kadar airnya untuk mendapatkan
harga Wp
4. Bila batangan tanah belum mencapai diameter 3mm sudah retak, maka tanah
tersebut terlalu kering maka percobaan tersebut harus deulangi dengan
menambahkan kadar air dan sebaliknya jila batangan tanah sudah mencapai
diameter 3mm dan belum menunjukan keretakan, maka tanah terlalu basah
dan perlu dikeringkan dengan jalan didiamkan/diaduk dalam cawan
pencampur.

Laboratorium Mekanika Tanah UKIP Makassar


Batas-Batas Atterberg Kelompok XI

III. BATAS PENGERUTAN/SUSUT (SHRINGKAGE LIMIT)

1. Maksud percobaan :
Untuk mengetahui batas susut suatu contoh tanah/kadar air yang
didefinisikan untuk derajat kejenuhan sebesar 100%, dimana untuk nilai-nilai
perubahan volume tanah tidak terjadi apabila dikeringkan lagi.

2. Alat-alat yang digunakan :


1. Shringkage Dish
2. Ayakan standart No. 40
3. Plat kaca tiga potong
4. Pisau dengan mistar logam
5. Timbangan dengan ketelitian 0,01gr
6. Mangkok porselin
7. Volume Dish
8. Mercuri metal
9. Air bersih
10. Kompor dan wajan

3. Bahan
1. Tanah
2. Air suling
3. Mercuri metal

Laboratorium Mekanika Tanah UKIP Makassar


Batas-Batas Atterberg Kelompok XI

4. Prosedur pelaksanaan :

1. Ambil contoh tanah yang sudah diayak No. 40 ± 60gr, kemudian secara
perlahan-lahan dicampur dengan aquadest untuk dibuat jadi adonan dan
masukkan ke dalam shringkage dish tanpa ada pori-pori udara
2. Oleskan vaseline pada bagian dalam shringkage dish untuk mencegah tanah
melekat pada dish atau tanah menjadi retak setelah kering. Berat dish
ditimbang dan dicetak
3. Isi dish dalam tiga lapis dari sejumlah tanah basah sampai 1/3 volume dish
dan pengerutan dilakukan dengan baik pada plat dasarnya, sampai tanah
mengalir pada dish dan tidak ada gelembung udara yang kelihatan keluar.
Selanjutnya diulangi lapisan kedua dan ketiga. Pukul dish secara perlahan-
lahan kemudian berat dish dan tanah basah ditimbang dan dicatat
4. Untuk menentukan volume dari tanah basah dalam cm3 dengan Mercuri metal
asukkan ke dalam mangkuk porselin. Tanah basah dikeluarkan dari dish dan
diletakkan di atas Mercuri metal dan kemudian ditekan dengan plat kaca
hingga air raksa meluap keluar gelas dan tertampung dalam mangkuk
porselin, ditimbang untuk diketahui beratnya, kemudian dibagi dengan berat
jenis Mercuri metal hingga didapat volume tanah basah.
5. Tanah basah kemudian dioven selama satu hari
6. Dish serta tanah kering ditimbang kemudian volume tanah kering (vf)
ditentukan dengan menimbang air raksa yang tumpah.

Laboratorium Mekanika Tanah UKIP Makassar


Batas-Batas Atterberg Kelompok XI

5. Catatan :
Batas-batas Shringkage Ratio
Sr < 5 Baik
5 < Sr < 10 Sedang
10 < Sr < 15 Jelek
15 < Sr Jelek sekali

Laboratorium Mekanika Tanah UKIP Makassar


Batas-Batas Atterberg Kelompok XI

PEMERISAAN KONSISTENSI ATTERBERG


Lokasi : Kompleks UKI-Paulus
Dikerjakan : Kelompok XI
Tanggal : 23 Agustus 2019

BATAS CAIR (LIQUID LIMIT = LL)

Jumlah Pukulan Kali 39 37 34 30


No. Cawan 1 2 3 4

Tanah Basah Gr 17,09 11,34 10,77 11,21

Tanah Kering Gr 11,19 7,41 6,97 8,01


Berat Air Gr 5,9 3,93 3,8 8,2
Kadar Air % 0,527 0,530 0,545 0,399
Kadar Air Rata-rata % 0,500

Laboratorium Mekanika Tanah UKIP Makassar


Batas-Batas Atterberg Kelompok XI

BATAS PLASTIS (PLASTIC LIMIT = PL)


No. Cawan 1 2 3 4

Tanah Basah gr 0,17 0,20 0,31 0,25

Tanah Kering gr 0,13 0,14 0,22 0,19

Berat Air gr 0,04 0,06 0,09 0,06

Kadar Air % 0,307 0,428 0,409 0,315


Rata-rata % 0,364

Laboratorium Mekanika Tanah UKIP Makassar


Batas-Batas Atterberg Kelompok XI

BATAS SUSUT (SHRINGKAGE LIMIT = SL)

Laboratorium Mekanika Tanah UKIP Makassar


Batas-Batas Atterberg Kelompok XI

SAMPEL
No. DESKRIPSI Satuan
1 2
I. Tanah Dalam Kondisi Basah

Berat Dish (W1) Gr 26,20 25,60


Berat Dish + Tanah Basah (W2) Gr 86,2 125,1
Berat Tanah Basah (W3) Gr 60,00 99,50

Berat mercuri metal yang dipindahkan (Wr.1) Gr 288,39 280,07

Volume (isi) tanah basah (V1) = Wr.1/13,6) cm3 21,205 20,593

II. Tanah Dalam Konsolidasi Kering

Berat Tanah Kering (W4) Gr 24,22 22,81

Berat Air yang Dipindahkan (Wr.2) Gr 216,64 210,65

Volume (isi) tanah basah (V2) = Wr.2/13,6) Cm3 15,929 15,491

Berat Air (W5) = (W3 – W4) Gr 35,78 76,69

Kadar Air (W0) = (W5/W4) x 100% % 1,477 3,362

Batas Susut (SL) % 1,259 1,253

Nilai Susut (Shringkage Ratio = SR) =W0/V2 0,092 0,217

Volume Penyusutan (Volumetric Shringkage = SV) 0,020 0,457

Linear Shringkage (LS) % 0,006 0,184


Keterangan :
SL = W0 – [{(V1 – V2)/W4} x 100%]
SV = (W0 – SL) x SR
LS = 1 – [(1-SV)1/3] x 100%
Berat jenis Air Raksa = 13,6 gr/cm3

6. Perhitungan
a. Batas Cair :

Laboratorium Mekanika Tanah UKIP Makassar


Batas-Batas Atterberg Kelompok XI

1. Dish 1 = 39 ketukan
Berat tanah basah = 17,09 gr

Berat tanah kering = 11,19 gr


Berat air = 5,9 gr


Kadar air W1 = Berat Air


x 100%
 Berat Tanah Kering

5,9
= 11,19 x 100%

= 0,527 %

2. Dish 2 = 37 ketukan
Berat tanah basah = 11,34 gr

Berat tanah kering = 7,41 gr


Berat air = 3,93 gr


Kadar air W2 = Berat Air


x 100%
 Berat Tanah Kering

3,93
= 7,41 x 100%

= 0,530 %

Laboratorium Mekanika Tanah UKIP Makassar


Batas-Batas Atterberg Kelompok XI

3. Dish 3 = 34 ketukan
Berat tanah basah = 10,77 gr

Berat tanah kering = 6,97 gr


Berat air = 3,8 gr


Kadar air W3 = Berat Air


x 100%
 Berat Tanah Kering

3,8
= 6,97 x 100%

= 0,545 %

4. Dish 3 = 30 ketukan
Berat tanah basah = 11,21 gr

Berat tanah kering = 8,01 gr


Berat air = 3,2 gr


Kadar air W3 = Berat Air


x 100%
 Berat Tanah Kering

3,2
= 8,01 x 100%

= 0, %

Laboratorium Mekanika Tanah UKIP Makassar


Batas-Batas Atterberg Kelompok XI

W1  W2  W3  W4
WRata-rata =
4
0,527  0,530  0,545  0,399
= 4

= 0,500 %

 Batas Cair (Liquit Limit)


N tanβ
LL = WRata-rata ( ) tanβ= 0,121
25
ketukan 1  2  3  4 0,121
= 0,500 ( )
25
39  37  34  30 0,121
= 0,500 ( )
25
= 0,615 %

Laboratorium Mekanika Tanah UKIP Makassar


Batas-Batas Atterberg Kelompok XI

b. Batas Plastis :

1. Contoh Tanah : 1
Berat tanah basah = 0,17 gr

Berat tanah kering = 0,13 gr


Berat air = 0,04 gr


W1 = Berat Air
x 100%
 Berat Tanah Kering

0,04
= 0,13 x 100%

= 0,307 %

2. Contoh Tanah : 2
Berat tanah basah = 0,20 gr

Berat tanah kering = 0,14 gr


Laboratorium Mekanika Tanah UKIP Makassar


Batas-Batas Atterberg Kelompok XI

Berat air = 0,06 gr


W2 = Berat Air
x 100%
 Berat Tanah Kering

0,06
= 0,14 x 100%

= 0,428 %

3. Contoh Tanah : 3
Berat tanah basah = 0,31 gr

Berat tanah kering = 0,22 gr


Berat air = 0,09 gr


W3 = Berat Air
x 100%
 Berat Tanah Kering

0,09
= 0,22 x 100%

= 0,409 %

3. Contoh Tanah : 4

Laboratorium Mekanika Tanah UKIP Makassar


Batas-Batas Atterberg Kelompok XI

Berat tanah basah = 0,25 gr


Berat tanah kering = 0,19 gr


Berat air = 0,06 gr


W3 = Berat Air
x 100%
 Berat Tanah Kering

0,06
= 0,19 x 100%

= 0,315 %

W1  W2  W3  W4
WN =
4
0,307  0,428  0,409  0,315
=
4
= 0,364 %

 Batas Plastis (Plastic Limit)


N tanβ
PL = WN ( ) tanβ= 0,121
25
ketukan 1  2  3  4 0,121
= 0,364 ( )
25
39  37  34  30 0,121
= 0,364 ( )
25
= 0,448 %

Laboratorium Mekanika Tanah UKIP Makassar


Batas-Batas Atterberg Kelompok XI

IP = LL – PL
= 0,615 % - 0,448 %
= 0,167 %

W  PL
IL =
IP
0,364 - 0,448
= 0,167

= -0,502 %

W35 W38
IF =
logN 35 logN 38

W35 W38
= N
log 35
N 38
0,307 - 0,315
= 35
log
38
= 0,223 %

c. Batas Susut :

sampel 1
Berat dish (W1) = 26,20 gr

Berat dish + tanah basah (W2) = 86,2 gr


Berat tanah basah (W3) = 60,00 gr


Laboratorium Mekanika Tanah UKIP Makassar


Batas-Batas Atterberg Kelompok XI

Berat mercuri metal yang dipindahkan (Wr.1) = 288,39 gr


Volume (isi) tanah basah (V1) = Wr. 1


 13,6

288,39
= 13,6

= 21,205 cm3
Berat tanah kering (W4) = 24,22 gr

Berat air yang di pindahkan (Wr.2) = 216,64 gr


Volume (isi) tanah basah (V2) = Wr. 2


 13,6

216,64

13,6

= 15,929 gr

Berat air (W5) =W3 – W4


= 60,00 – 24,22
= 35,78 gr

Kadar air (Wo) = W5 x100%


 W4

35,78
= 24,22 x 100%

= 1,477 %

Laboratorium Mekanika Tanah UKIP Makassar


Batas-Batas Atterberg Kelompok XI

Batas Susut (SL) = Wo  V1  V2 x100%


 W4

21,205 - 15,929
= 1,477 - ( 24,22
) x 100% = 1,259 %

Shrinkage Ratio (SR) = W0


 V2

1,477
= 15,929

= 0,092

 Volume Penyusutan (SV) = (W0 – SL) x SR


= (1,477 –1,259) x 0,092
= 0,020

Linear Shringkage (LS) = [1 – (1 – SV)1/3]x100%


= [1 – (1 – 0,020)1/3]x100%
= 0,006 %

SR = 0,006 dapat disimpulkan bahwa keadaan tanah adalah “BAIK” sesuai


dengan ketentuan batas Shringkage Ratio < Sr < 5 baik.

Laboratorium Mekanika Tanah UKIP Makassar


Batas-Batas Atterberg Kelompok XI

sampel 2
Berat dish (W1) = 25,60 gr

Berat dish + tanah basah (W2) = 125,1 gr


Berat tanah basah (W3) = 59,50 gr


Berat mercuri metal yang dipindahkan (Wr.1) = 280,07 gr


Volume (isi) tanah basah (V1) = Wr. 1


 13,6

280,07
= 13,6

= 20,593 cm3
Berat tanah kering (W4) = 22,81 gr

Berat air yang di pindahkan (Wr.2) = 210,65 gr


Volume (isi) tanah basah (V2) = Wr. 2


 13,6

210,65

13,6

= 15,491 gr

Berat air (W5) =W3 – W4


= 59,50 – 22,81
= 76,69 gr

Laboratorium Mekanika Tanah UKIP Makassar


Batas-Batas Atterberg Kelompok XI

Kadar air (Wo) = W5 x100%


 W4

76,69
= 22,81 x 100%

= 3,362 %

Batas Susut (SL) = Wo  V1  V2 x100%


 W4

20,593 - 15,491
= 3,362 - ( 22,81
) x 100% = 1,253 %

Shrinkage Ratio (SR) = W0


 V2

3,362
= 15,491

= 0,217

 Volume Penyusutan (SV) = (W0 – SL) x SR


= (3,362 – 1,253) x 0,217
= 0,457

Linear Shringkage (LS) = [1 – (1 – SV)1/3]x100%


= [1 – (1 – 0,457)1/3]x100%
= 0,184 %

Laboratorium Mekanika Tanah UKIP Makassar


Batas-Batas Atterberg Kelompok XI

SR = 0,184 dapat disimpulkan bahwa keadaan tanah adalah “BAIK” sesuai


dengan ketentuan batas Shringkage Ratio < Sr < 5 baik.

Laboratorium Mekanika Tanah UKIP Makassar


Batas-Batas Atterberg Kelompok XI

GRAFIK :

o Keterangan Grafik : Dari grafik dapat dilihat bahwa hubungan antara


Jumlah Ketukan dan Kadar Air (W) berbanding lurus, yaitu semakin
besar jumlah ketukan maka akan semakin besar nilai Kadar Air (W).

Laboratorium Mekanika Tanah UKIP Makassar


Batas-Batas Atterberg Kelompok XI

KESIMPULAN :
Shringkage limit adalah sebagian besar kadar air tanah dimana

tanah tersebut mempunyai volume terkecil pada saat airnya
mengering.
Dari SR (0,73) yang didapatkan dapat disimpulkan tanah dalam

keadaan Baik
SARAN :
o Sebaiknya alat-alat praktikum yang di gunakan dalam labortorium di
perbaiki atau di tambah agar penggunaan waktu praktikum dalam
efisien.
o Selama kegiatan praktikum dilaksanakan hendaknya ada laboran yang
mengawasi agar praktikum berjalan sesuai dengan prosedur yang
benar.
o Alat-alat praktikum yang telah di gunakan sebaiknya segera di
bersihkan agar lebih mudah apa bila hendak di gunakan kembali,
selain itu alat-alat akan lebih terawat dan tidak mudah rusak.
o Selama kegiatan praktikum berlangsung kebersihan dalam
laboratorium harus tetap di perhatikan demi kenyamanan selama
proses praktikum.

I. Gambar/Foto Alat : BATAS CAIR (LIQUIT LIMIT)

Saringan no. 40 Cawan porselin

Mangkuk Casagrande Spatula

Laboratorium Mekanika Tanah UKIP Makassar


Batas-Batas Atterberg Kelompok XI

Timbangan Air Suling

Grooving Tool
Oven

Laboratorium Mekanika Tanah UKIP Makassar


Batas-Batas Atterberg Kelompok XI

II. Gambar/Foto Alat BATAS PLASTIS (ELASTIC LIMIT) :

Ayakan standart No. 40 Cawan porselin

Timbangan Plat Kaca

Spatula Air Suling

Laboratorium Mekanika Tanah UKIP Makassar


Batas-Batas Atterberg Kelompok XI

Oven

III. GambarFoto Alat BATAS SUSUT (SHRINGKAGE LIMIT) :

Ayakan No.40 Mercuri Metal

Timbangan Cawan Porselin Oven

Shringkage Dish Plat Kaca

Laboratorium Mekanika Tanah UKIP Makassar


Batas-Batas Atterberg Kelompok XI

Aquadest Mercuri metal

Laboratorium Mekanika Tanah UKIP Makassar


Batas-Batas Atterberg Kelompok XI

Laboratorium Mekanika Tanah UKIP Makassar

Anda mungkin juga menyukai