Anda di halaman 1dari 90

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

LABORATORIUM UJI TANAH


JURUSAN TEKNIK SIPIL - POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Jl. Almamater No. 1 Kampus USU 20155, Medan
Telp. (061) 8213071, 8211235 Fax. (061) 8215845

PEMERIKSAAN ATTERBEG LIMIT


A. Latar Belakang
Ringan beratnya suatu tanah bukan saja berhubungan dengan mudah tidaknya tanah
diolah, namun juga berhubungan dengan gaya menahan air tanah, infiltrasi, dan perkolasi.
Untuk menghindari faktor subyektif dalam mengklasifikasikan tanah berat atau ringan,
dipakai standar angka, seperti sifat kosistensi tanah berbutir halus pada kadar air yang
bervariasi. Bilamana kadar air sangat tinggi, campuran air dan tanah akan menjadi sangat
lembek seperti cairan. Oleh karena itu, tanah memiliki beberapa keadaan tertentu, yaitu
keadaan cair sampai beku, seperti yang digambarkan dalam diagram berikut.

Keadaan Keadaan Keadaan Keadaan


PADAT SEMI PLASTIS PLASTIS CAIR
↑ ↑ ↑
Batas Susut Batas Plastis Batas Cair

Maka kadar air dalam persen, dimana terjadi transisi dari keadaan padat ke semi padat
didefinisikan sebagai batas susut (shrinkage limit). Kadar air dimana transisi dari keadaan
semi-padat kedalam plastis dinamakan “batas plastis (plastis limit)” dan dari keadaan plastis
ke keadaan cair dinamakan “batas cair (liquid limit)”. Batas-batas ini dikenal sebagai batas-
batas atterberg (atterberg limit)
Dengan mengetahui nilai konsistensi tanah maka sifat-sifat plastisitas dari tanah juga
dapat diketahui. Sifat-sifat plastisitas dinyatakan dengan harga indek plastisitas (Plasticity
Index, IP) yang merupakan selisih nilai kadar air batas cair dengan nilai kadar air batas plastis
(IP=LL – PL). Nilai IP yang tinggi menunjukkan bahwa tanah tersebut peka terhadap
perubahan kadar air dan mempunyai sifat kembang susut yang besar, serta besar 
pengaruhnya terhadap daya dukung atau kekuatan tanah. Atterberg menggunakan angka –
angka konsistensi tanah. Angka – angka ini penting dalam menentukan tindakan pengolahan
tanah, karena pengolahan tanah akan sulit dilakukan kalau tanah terlalu kering ataupun terlalu
basah.

1
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
LABORATORIUM UJI TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL - POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Jl. Almamater No. 1 Kampus USU 20155, Medan
Telp. (061) 8213071, 8211235 Fax. (061) 8215845

1. BATAS CAIR (LIQUID LIMIT)

A. Tujuan
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan kadar air suatu tanah pada
keadaan batas cair. Batas cair ialah kadar air batas dimana suatu tanah berubah dari
keadaan cair menjadi keadaan plastis.

B. Alat dan Bahan


a. Alat batas cair standard.
b. Alat pembuat alur (grooving tool)
c. Sendok dempul
d. Plat kaca
e. Neraca dengan ketelitian 0,01 gram
f. Cawan kadar air minimal 4 buah
g. Spatula
h. Botol tempat air suling
i. Air suling
j. Oven
Benda Uji
Jenis-jenis tanah yang tidak mengandung batu dan hamper semua butirannya
lebih halus dari saringan 0,42 mm (no.40). dalam hal ini benda uji perlu
dikeringkan dan perlu disaring dengan saringan 0,42 mm (no.40).

C. Langkah Kerja
a. Letakkan benda uji yang sudah dipersiapkan didalam plat kaca pengaduk.
b. Dengan menggunakan spatula, adauklah benda uji tersebut dengan menambah
air suling sedikit demi sedikit, sampai homogen.
c. Setelah contoh menjadi campuran yang merata, ambil sebagian benda uji ini
dan letakkan diatas mangkok alat batas cair, ratakan permukaannya
sedemikian sehingga sejajar dengan dasar alat, bagian yang paling tebal ±1
cm.
d. Buatlah alur dengan jalan membagi dua benda uji dalam mangkok itu, dengan
menggunakan alat pembuat alur (grooving tool) melalui garis tengah
pemegang mangkok dan simetris. Pada waktu pembuat alur posisi alat
pembuat alur (grooving tool) harus tegak lurus permukaan mangkok.
e. Putarlah alat sedemikian, sehingga mangkok naik/jatuh dengan kecepatan 2
putaran per detik. Pemutaran ini dilakukan terus sampai dasar alur benda uji
bersinggungan sepanjang kira-kira 1,25 cm dan catat jumlah pukulannya pada
waktu bersinggungan.

2
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
LABORATORIUM UJI TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL - POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Jl. Almamater No. 1 Kampus USU 20155, Medan
Telp. (061) 8213071, 8211235 Fax. (061) 8215845

f. Ulangi pekerjaan (c) sampai dengan (e) beberapa kali sampai diperoleh jumlah
pukulan yang sama, hal ini dimaksudkan untuk meyakinkan apakah
pengadukan contoh sudah betul-betul merata kadar airnya. Jika ternyata pada
3 kali percobaan telah diperoleh jumlah pukulan ± sama, maka ambilah cawan
yang telah dipersiapkan. Maka periksalah kadar airnya.

D. Hasil Percobaan dan Perhitungan:


Hasil-hasil yang diperoleh berupa jumlah pukulan dan kadar air yang
bersangkutan kemudian digambarkan dalam bentuk grafik. Jumlah pukulan sebangai
sumbuh mendatar sedang besarnya kadar air sebagai sumbu tegak dengan skala biasa.

Hasil Perhitungan Liquid Limit:


Cara analitis

a. Jumlah pukulannya = 13
 Berat container + sampel tanah basah = 66.8 gr
 Berat container + sampel tanah kering = 54.63 gr
 Berat container = 26.6 gr
 Berat air = 66.8-54.63= 12.17 gr
 Berat tanah basah = (Berat container + sampel tanah basah) – Berat
Container = 40.2 gr (W1)
 Berat tanah kering = (Berat container + sampel tanah kering) - Berat
container = 28.03 gr (W2)
 Kadar air (w)
W 1−W 2 40.2−28.03
w= ×100 %= ×100 %=43.42 %
W2 28.03

b. Jumlah pukulannya = 24
 Berat container + sampel tanah basah = 68 gr
 Berat container + sampel tanah kering = 54.48 gr
 Berat container = 18.6 gr
 Berat air = (68-54.48)= 13.52 gr
 Berat tanah basah = (Berat container + sampel tanah basah) – Berat
Container = 49.40 gr (W1)
 Berat tanah kering= (Berat container + sampel tanah kering) - Berat
container = 35.88 gr (W2)
 Kadar air (w)

3
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
LABORATORIUM UJI TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL - POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Jl. Almamater No. 1 Kampus USU 20155, Medan
Telp. (061) 8213071, 8211235 Fax. (061) 8215845

W 1−W 2 49.40−35.88
w= ×100 %= × 100 %=37.68 %
W2 35.88
c. Jumlah pukulannya = 33
d. Berat container + sampel tanah basah = 58 gr
e. Berat container + sampel tanah kering = 47.37 gr
f. Berat container = 18.2 gr
g. Berat air = (58 - 47.37)= 10.63 gr
h. Berat tanah basah = (Berat container + sampel tanah basah) – Berat
Container = 39.8 gr (W1)
i. Berat tanah kering = (Berat container + sampel tanah kering) - Berat
container = 29.17 gr (W2)
j. Kadar air (w)
W 1−W 2 39.8−29.17
w= ×100 %= ×100 %=36.44 %
W2 29.17

Tabel 1.1 Hasil Perhitungan Pengujian Liquid Limit


Batas Cair
Jumlah Pukulan 13 24 33
No. Container II I III
A Berat container + tanah basah Gr 66.8 68 58
B Berat container + tanah kering Gr 54.63 54.48 47.37
C Berat air (A – B) Gr 12.17 13.52 10.63
D Berat container (cawan) Gr 26.6 18.6 18.2
E Berat tanah basah (A – D) Gr 40.2 49.40 39.8
F Berat tanah kering (B – D) Gr 28.03 35.88 29.17
G Kadar air % 43.42 37.68 36.44
H Kadar air rata-rata % 39.18

4
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
LABORATORIUM UJI TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL - POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Jl. Almamater No. 1 Kampus USU 20155, Medan
Telp. (061) 8213071, 8211235 Fax. (061) 8215845

Pembuatan Grafik:
Buatlah garis lurus melalui titik-titik itu. Jika ternyata titik-titik yang diperoleh tidak
terletak pada satu garis lurus maka buatlah garis lurus melalui titik berat titik-titik tersebut.
Tentukan besarnya kadar air pada jumlah pukulan 25 dan kadar air inilah yang merupakan
batas cair (liquid limit) dari benda uji tersebut.

Gambar 1.1Grafik Hubungan Jumlah Ketukan dan Kadar Air

50

45
43.42
f(x) = − 0.35531561461794 x + 47.4706976744186
Kadar Air (%)

40

37.68
36.44
35

30
10
Jumlah Pukulan

Dari gambar 1.1 grafik hubungan jumlah ketukan dan kadari airdapat diketahui
bahwa kadar air dari tanah yang dibutuhkan untuk menutup goresan sepanjang dasar contoh
tanah dalam mangkok sebanyak 25 pukulan adalah 38.59 %

5
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
LABORATORIUM UJI TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL - POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Jl. Almamater No. 1 Kampus USU 20155, Medan
Telp. (061) 8213071, 8211235 Fax. (061) 8215845

2. BATAS PLASTIS (PLASTIS LIMIT)

A. Tujuan
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan kadar air suatu tanah pada
keadaan batas plastis. Batas plastis ialah kadar air minimum dimana suatu tanah
masih dalam keadaan plastis.

B. Alat dan Bahan


a. Batang pembanding dengan diameter 3 mm
b. Sendok dempul
c. Plat kaca
d. Neraca dengan ketelitian 0,01 gram
e. Cawan kadar air minimal 2 buah
f. Spatula
g. Botol tempat air suling
h. Air suling
i. Oven

Benda Uji
Benda uji disiapkan dengan cara mengayak tanah atau sampel menggunakan
ayakan 0,42 mm (no.40)

C. Langkah Kerja
a. Letakkan benda uji diatas plat kaca, kemudian diaduk sehingga kadar airnya
merata
b. Setelah kadar air cukup merata, buatlah bola-bola tanah dari benda uji itu
seberat 8 gram, kemudian bola-bola tanah itu digeleng diatas plat kaca
penggelengan dilakukan dengan telapak tangan, dengan kecepatan 80-90
gelengan per menit.
c. Penggaelengan dilakukan terus sampai benda uji membentuk batang dengan
diameter 3 mm. kalau pada waktu penggelengan itu ternya sebelum benda uji
mencapai 3 mm sudah retak, maka benda uji d satukan kembali, ditambah air
sedikit dan diaduk sampai merata. Jika ternyata penggelengan bola-bola itu
bisa mencapai diameter lebih kecil dari 3 mm tanpa menunjukkan retakan-

6
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
LABORATORIUM UJI TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL - POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Jl. Almamater No. 1 Kampus USU 20155, Medan
Telp. (061) 8213071, 8211235 Fax. (061) 8215845

retakan, maka contoh perlu dibiarkan beberapa saat diudara, agar kadar airnya
berkurang sedikit
d. Pengadukan dan penggelengan diulangi terus sampai retakan-retakan itu
terjadi tepat pada saat gelengan mempunyai diameter 3 mm.
e. Periksa kadar air batang tanah pada d dilakukan ganda, benda uji untuk
pemeriksaan kadar air 5 gram.
D. Hasil Percobaan dan Perhitungan

a. Percobaan I
 Berat container + sampel tanah basah = 33.57 gr
 Berat container + sampel tanah kering = 30.73 gr
 Berat container = 22 gr
 Berat air = (33.57-30.73)= 2.84 gr
 Berat tanah basah = (Berat container + sampel tanah basah) – Berat
container = 11.57 gr (W1)
 Berat tanah kering= (Berat container + sampel tanah kering) - Berat
container = 8.73 gr (W2)
 Kadar air (w)
W 1−W 2 11.57−8.73
w= ×100 %= ×100 %=32.53 %
W2 8.73

b. Percobaan II
 Berat container + sampel tanah basah = 28.44 gr
 Berat container + sampel tanah kering = 25.82 gr
 Berat container = 18 gr
 Berat air = (28.44-25.82)= 2.62 gr
 Berat tanah basah = (Berat container + sampel tanah basah) – Berat
container = 10.44 gr (W1)
 Berat tanah kering= (Berat container + sampel tanah kering) - Berat
container = 7.82 gr (W2)
 Kadar air (w)
W 1−W 2 10.44−7.82
w= ×100 %= ×100 %=33.50 %
W2 7.82

7
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
LABORATORIUM UJI TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL - POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Jl. Almamater No. 1 Kampus USU 20155, Medan
Telp. (061) 8213071, 8211235 Fax. (061) 8215845

Tabel 1.2. Hasil Perhitungan Pengujian Plastis Limit

Batas Plastis
No. container I II
A Berat cawan + tanah basah Gr 33.57 28.44
B Berat cawan + tanah kering Gr 30.73 25.82
C Berat air (A – B) Gr 2.84 2.62
D Berat kontainer (cawan) Gr 22 18
E Berat tanah basah (A – D) Gr 11.57 10.44
F Berat tanah kering (B – D) Gr 8.73 7.12
G Kadar air % 32.53 33.50
H Kadar air rata-rata  % 33.02

Kadar air rata-rata

32,53 %+33,50 %
w= w=33,02 %
2

PI =¿ ( Liquid Limit )−PL ( Plastis Limit ) PI =38.58 %−33,02 %PI =5.56 %

8
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
LABORATORIUM UJI TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL - POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Jl. Almamater No. 1 Kampus USU 20155, Medan
Telp. (061) 8213071, 8211235 Fax. (061) 8215845

3. SHRINKAGE LIMIT

A. Tujuan
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan kadar air suatu tanah pada
keadaan volumetrik dan liniear.

B. Peralatan
a. Plat kaca
b. Neraca dengan ketelitian 0,01 gram
c. Volumetrik
d. Liniear
e. Spatula
f. Botol tempat air suling
g. Air suling
k. Oven

Benda Uji
Benda uji disiapkan dengan cara mengayak tanah atau sampel menggunakan
ayakan 0,42 mm (no.40)

C. Langkah Kerja
a. Berilah disekeliling cetakan supaya contoh tanah yang diuji tidak melekat
pada cetakan.
b. Ambil ± 150 gram contoh tanah yang melalui ayakan No. 40. Seperti yang
disyaratkan pada persiapan contoh tanah untuk plastis limit.
c. Masukkan campuran tanah tersebut ke dalam cetakan dan ratakan usahakan
jangan ada udara terperangkap. Bersihkan tanah yang melekat pada pinggirnya
dengan lap basah.
d. Letakkan beserta isinya dikeringkan dalam oven mula-mula pada temperatur
60-65 derajat dan kemudian pada temperatur 105-110 derajat sampai benar-
benar kering.
e. Dinginkan cetakan tersebut dan panjang dari batang tanah tersebut diukur.
Bila dalam pengeringan tanah melengkung, hati-hati keluarkanlah dari cetakan

9
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
LABORATORIUM UJI TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL - POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Jl. Almamater No. 1 Kampus USU 20155, Medan
Telp. (061) 8213071, 8211235 Fax. (061) 8215845

ukur lengkungnya bagian atas dan bagian bawah, harga rata-rata dari
pengukuran tersebut diambil sebagai panjang contoh tanah kering yang diuji.
E. Hasil percobaan dan Perhitungan :

Tabel 1.3 pengujian batas susut (linear Shrinkage Limit)

No LINEAR
1 Berat shrinkage dish+tanah basah (gr) 278.80
2 Berat shrinkage dish+tanah kering (gr) 258.63
3 Berat shrinkage dish (gr) 219.60
4 Berat tanah basah (gr) 59.20
5 Berat tanah kering (gr) 39.03
6 Berat air (gr) 20.17
7 panjang tanah basah (P1) cm 14
8 Panjang tanah kering (P2) cm 12.75
9 Penyusutan (∆P) cm 1.25
10 Kadar air (%) 51.67%
11 SHRINKAGE LIMIT (%) 8.92%

Perhitungan :
Kadar air

Berat air 20.17


w= x 100 %w= w=51.67 %
Berat contoh tanah kering 39.03

Linear Shrinkage Limit

(
SL= 1−
panjang tanah kering
panjang tanah asli )
x 100 %SL= 1− (
12.75
14 )
x 100 % SL=8.92 %

Tabel 1.4. pengujian batas susut ( Volumetric Shrinkage Limit)


No Volumetric

10
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
LABORATORIUM UJI TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL - POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Jl. Almamater No. 1 Kampus USU 20155, Medan
Telp. (061) 8213071, 8211235 Fax. (061) 8215845

1 Berat shrinkage mould+tanah basah (gr) 29.40


2 Berat shrinkage mould+tanah kering ( gr) 23.54
3 Berat shrinkage mould ( gr) 12.00
4 Berat tanah basah ( gr) mb 17.40
5 Berat tanah kering (gr) mk 11.54
6 Berat air (gr) 5.86
7 Berat air raksa+cawan keramik+cawan kaca 1966.60
8 Berat air raksa tumpah 120.60
9 berat air raksa sisa 1846.00
10 air raksa+shrinkage mould 161.00
11 volume tanah basah 15.53
12 volume tanah kering 10.95
13 Kadar air (%) 50.77%
14 SHRINKAGE LIMIT (SL) 32.66%

Perhitungan :

Kadar air

Berat air 5.8


w= x 100 %w= x 100 %w=50.77 %
Berat contoh tanah kering 11.54

Volume kering

Berat air raksa tumpah 120.60


Vk= Vk= Vk=8,86 cm3
massa jenis air raksa 13.6

Volume basah

( air raksa+ shrinkage mould )−shrinkage mould ( 161−12 )


Vb= Vb= Vb=10.95 cm 3
massa jenis air raksa 13.6

Volumetric Shrinkage Limit

11
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
LABORATORIUM UJI TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL - POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Jl. Almamater No. 1 Kampus USU 20155, Medan
Telp. (061) 8213071, 8211235 Fax. (061) 8215845

SL= { mb−mk
mk }
x 100 %− [
( Vb−Vk )
mk
x 100 % ]
{17.40−11.54 } x 100 %−[ x 100 % ] SL=50.77−18.11SL=32.66 %
( 10.95−8.86 )
SL=
11.54 11.54
Keterangan

mb= berat tanah basah

mk= berat tanah kering

Vk= volume kering

Vb= volume basah

F. Kesimpulan dan Saran

Adapun kesimpulan dan saran yang didapat berdasarkan pratikum yang dilakukan
dalam atterberg limit adalah sebagai berikut:

1. Kesimpulan
- Kadar air pada ketukan ke-25 adalah 38,59%.
- Kadar air rata-rata plastic limit 33,02 %
- Kadar air shrinkage limit untuk linear sebesar 8,92% dan untuk polymetric
sebesar 32,66%.
- PI sebesar 5,56%

12
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
LABORATORIUM UJI TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL - POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Jl. Almamater No. 1 Kampus USU 20155, Medan
Telp. (061) 8213071, 8211235 Fax. (061) 8215845

2. Saran
- Gunakan peralatan pengujian atterberg limit sesuai prosedur penggunaan,
dikarenakan di dalam pengujian klompok kami mengalami beberapa kesulitan,
misalnya dalam penggunaan cassa grande, tanah yg kami letakkan di dalam
cassa grande terkadang tidak tepat
- Ketika mempilin tanah dalam job batas plastis harus hati-hati karena mudan
putus
- Pada pengujian liquid limit usahakan penghitungan jumlah pukulan secara
konstan
- Timbang dan hitung hasil perhitungan secara teliti
- Lakukan pengujian sesuai prosedur pelaksanaan.

13
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
LABORATORIUM UJI TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL - POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Jl. Almamater No. 1 Kampus USU 20155, Medan
Telp. (061) 8213071, 8211235 Fax. (061) 8215845

LAMPIRAN

Cassagrande Mould Volumetric Mould Linear

Benda uji plastis Benda uji setelah Percobaan Shrinkage Limit


limit keluar dari oven menggunakan air raksa

14
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
LABORATORIUM UJI TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL - POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Jl. Almamater No. 1 Kampus USU 20155, Medan
Telp. (061) 8213071, 8211235 Fax. (061) 8215845

KADAR AIR (WATER CONTENT TEST)

A. Latar Belakang

Salah satu pokok perhatian dalam mekanika tanah adalah kadar air. Tanah didefinisikan
sebagai material yang terdiri dari butiran mineral-mineral padat yang tidak tersementasi satu
sama lainnya serta terletak di atas batuan dasar. Ikatan antar butiran relatif lemah disebabkan
karena adanya ruang (rongga) diantara partikel-partikel butiran tanah. Ruang tersebut dapat
berisi air, udara ataupun keduanya. Penyelidikan tanah yang memadai merupakan suatu
pekerjaan pendahuluan yang sangat penting pada perencanaan sebuah proyek. Oleh sebab itu,
perlu dilakukan pengujian kadar air pada tanah.
Dan untuk memisahkan antara tanah dengan air, di gunakan uji kadar air untuk
menghilangkan airnya. Kadar air didefinisikan sebagai perbandingan dalam persentase antara
berat air dengan berat butiran dalam tanah tersebut. Cara penetapan kadar air dapat dilakukan
dengan sejumlah tanah basah yang dikeringkan dalam oven. Pengujian kadar air yang dapat
dilakukan adalah pengujian kadar air lapangan dan pengujian kadar air asli yang terkandung
dalam lapisan tanah.

B. Tujuan
Tujuan dalam melakukan pratikum pengujian kadar air sebagi berikut:
1. Mengetahui presentasi kadar air lapangan yang terkandung dalam lapisan tanah;
2. Mengetahui presentasi kadar air asli yang terkandung dalam lapisan tanah;

C. Alat dan Bahan


1. Alat
- Oven
- Timbangan
- Kontainer
- Palu karet
2. Bahan
- Tanah Sampel

15
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
LABORATORIUM UJI TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL - POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Jl. Almamater No. 1 Kampus USU 20155, Medan
Telp. (061) 8213071, 8211235 Fax. (061) 8215845

D. Langkah Kerja
 Kadar air lapangan
1. Timbang berat kontainer
2. Ambil tanah, masukkan tanah ke dalam kontainer
3. Timbang kontainer + contoh tanah basah, berikan tanda catatan pada kontainer
4. Masukkan kontainer ke dalam oven selama ±24jam , keringkan contoh tanah
sampai tercapai berat yang tetap
5. Dinginkan contoh tanah dan timbang tanah dalam keadaan kering dan hitung
kadar air lapangannya
 Kadar air asli
1. Sample dihancurkan dengan palu karet
2. Tempatkan tanah pada talam untuk dikeringkan sampai mencapai keadaan
SSD pada tanah tersebut
3. Timbang berat kontainer
4. Masukkan tanah ke dalam kontainer, timbang kontainer + contoh tanah SSD,
berikan tanda catatan pada kontainer
5. Masukkan kontainer ke dalam oven, keringkan contoh tanah sampai tercapai
berat yang tetap
6. Setelah ±24jam, dinginkan tanah dan timbang tanah dalam keadaan kering dan
hitung kadar air aslinya

E. Hasil Percobaan dan Perhitungan


1. Rumus
Berat Air
Kadar Air ( % )= X 100
Berat Contoh Tanah Kering

A−B
¿ X 100 %
B−C
Dimana:
A= berat kontainer + berat contoh tanah basah
B= berat kontainer + berat contoh tanah kering
C= berat container
16
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
LABORATORIUM UJI TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL - POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Jl. Almamater No. 1 Kampus USU 20155, Medan
Telp. (061) 8213071, 8211235 Fax. (061) 8215845

Kadar Air Tanah Lapangan


Berat Air 23,40
Kadar Air Sample 1= X 100 %= x 100 %
Berat Contoh Tanah Kering 80

¿ 29,25 %

Berat Air 23,40


Kadar Air Sample 2= X 100= x 100 %
Berat Contoh Tanah Kering 80

¿ 28,88 %
Kadar Air Tanah Asli
Berat Air 4
Kadar Air Sample 1= X 100 %= x 100 %
Berat Contoh Tanah Kering 80,39

¿ 4,97 %

Berat Air 5,40


Kadar Air Sample 2= X 100= x 100 %
Berat Contoh Tanah Kering 94,80

¿ 5,69 %
2. Hasil dan perhitungan
Tabel 1.1 Analisa Perhitungan Kadar Air
SAMPLE SAMPLE
CONTOH SAMPLE RATA-RATA
1 2
Berat container + tanah basah (g) 121,20 123,00 122,10
Berat container + tanah kering (g) 97,80 99,60 98,70
Berat container (g) 17,80 18,60 18,20
Berat tanah basah (g) 103,40 104,40 103,90
Berat tanah kering (g) 80 81 80,50
Berat Air (g) 23,40 23,40 23,40
Kadar air lapangan 29,25% 28,88% 29,06%
Berat container + berat SSD (g) 102,40 117,80 110,10
berat container + tanah kering (g) 98,40 112,40 105,40
Berat container (g) 18,01 17,60 17,80
Berat tanah SSD (g) 84,39 100,20 92,30
Berat tanah kering (g) 80,39 94,80 87,60
Berat Air (g) 4 5,40 4,70
Kadar air asli 4,97% 5,69% 5,33%
F. Kesimpulan dan Saran

17
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
LABORATORIUM UJI TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL - POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Jl. Almamater No. 1 Kampus USU 20155, Medan
Telp. (061) 8213071, 8211235 Fax. (061) 8215845

Kesimpulan
Berdasarkan percobaan pemeriksaan kadar air didapatkan kadar air lapangan dan
kadar air asli berdasarkan contoh tanah yang diambil:
- Kadar air lapangan : 29,09%
- Kadar air asli(SSD) : 5,33%

Saran
- Gunakan peralatan pemeriksaan kadar air sesuai prosedur penggunaan
- Lakukan pekerjaan sesuai langkah kerja
- Utamakan K3 dalam pelaksanaan pekerjaan
- Timbang dan hitung hasil perhitungan secara teliti

18
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
LABORATORIUM UJI TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL - POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Jl. Almamater No. 1 Kampus USU 20155, Medan
Telp. (061) 8213071, 8211235 Fax. (061) 8215845

UNIT WEIGHT (BERAT ISI)

A. Latar Belakang
Berat isi dari suatu masa tanah adalah perbandingan antara berat total tanah
terhadap isi total tanah,yang dinyatakan dalam notasi γwet (gram/cm 3).berat isi tanah
sangat berguna dalam mengevaluasi tanah kohesif dan pengujiannya juga
mudah.Sedangkan pada tanah non kohesif pengujian berat isi tanah sedikit agak sulit
pelaksanaannya,kecuali jika tanah non kohesif tersebut terletak sangat dekat dengan
permukaan tanah.
Dengan adanya percobaan-percobaan, kita dapat menentukan parameter-
parameter yang akan berpengaruh terhadap tanah, baik terhadap sifat fisik maupun
sifat mekanisnya. seperti kekuatan dan komprebility. Dalam hal ini dimana didapat
benda uji yang asli(undistrubed samples),maka di ganti dengan benda uji yang
terganggu(distrubed samples) mempertahankan berat isi dan kadar air yang sesuai
dengan keadaan aslinya. pengujian ini digunakan sebagai dasar acuan untuk
perencanaan design dan pengujian ini juga berfungsi untuk mengetahui kondisi dan
karakteristik struktur tanah yang akan digunakan sebagai tempat bertumpunya suatu
pondasi bangunan.

B. Tujuan
Tujuan dalam melakukan pratikum pengujian unit weight (berat isi) sebagi berikut:
1. Menentukan berat isi basah
2. Menentukan berat isi kering
C. Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam pratikum unit weight adalah sebagai
berikut:
1. Alat
 Ring berat isi
 Jangka sorong
 Timbangan
 Desikator
 Oven
 Cangkul

2. Bahan
 Tanah Sampel

19
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
LABORATORIUM UJI TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL - POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Jl. Almamater No. 1 Kampus USU 20155, Medan
Telp. (061) 8213071, 8211235 Fax. (061) 8215845

D. Langkah Kerja

1. Bersihkan ring berat isi yang akan dipakai, dengan cara di oleskan minyak
2. Ukur diameter dalam dan tingginya dengan menggunakan jangka sorong, untuk
menghitung volumenya.
3. Timbang ring tersebut dengan ketelitian 0,01 gram.
4. Besihkan lokasi tempat diambil sample tanah, tekan ring ke dalam tanah sampai
ring terisi penuh
5. Ratakan permukaan tanah di kedua sisinya,
6. Bersihkan bagian luar ring kemudian timbang ring dan sample tanah basah.
7. Masukkan ring yang berisi sampel tanah ke dalam oven dengan suhu 110ºC selama
24 jam.
8. Masukkan ke dalam desikator sampai dingin lalu timbang kembali
E. Hasil Percobaan dan Perhitungan
Adapun hasil dan perhitungan yang dilakukan untuk pratikum unit weight
berdasarkan rumus yang sesuai adalah sebagai berikut:
1. Rumus

W 2 −W 1
Berat Isi Tanah Basah(Ɣ )=
V ring

Ket : W1 = berat silindir ring (gr)


W2 = berat silindir + contoh tanah (gr)
1
V ring= π d . d . t
4

Ɣ
Berat Isi Kering=
1+ w
Ket: Ɣ = berat isi tanah basah
w = kadar air

20
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
LABORATORIUM UJI TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL - POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Jl. Almamater No. 1 Kampus USU 20155, Medan
Telp. (061) 8213071, 8211235 Fax. (061) 8215845

Berat Isi Tanah Basah


W 2−W 1 74,60−24,20
Berat Isi Tanah Basah Sample 1= = =2,02
V ring 24,86
W 2−W 1 76,60−24,60
Berat Isi Tanah Basah Sample 2= = =2,12
V ring 24,52

Berat Isi Kering


Ɣ 2,02
Berat Isi Kering Sample 1= = =1,56
1+ w 1+ 0,298
Ɣ 2,12
Berat Isi Kering Sample 2= = =1,66
1+ w 1+ 0,274

2. Hasil dan Perhitungan


Tabel 1.2 Analisa Perhitungan Berat Isi
Sample Tanah 1 2
Berat Ring + Berat Tanah Basah (gr) 74,60 76,60
Berat Ring (gr) 24,20 24,60
Berat tanah Basah (gr) 50,40 52,00
Berat tanah Kering (gr) 38,80 40,80
Berat air (gr) 11,60 11,20
Volume Tanah basah (cm3) 24,86 24,52
Berat isi basah (gr/cm )
3
2,02 2,12
Berat isi basah rata-rata 2,07
kadar air (%) 29,89 27,45
Berat isi kering (gr/cm3) 1,56 1,66
Berat isi kering rata-rata 1,61

21
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
LABORATORIUM UJI TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL - POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Jl. Almamater No. 1 Kampus USU 20155, Medan
Telp. (061) 8213071, 8211235 Fax. (061) 8215845

F. Kesimpulan dan Saran


Adapun kesimpulan dan saran yang didapat berdasarkan pratikum yang dilakukan
dalam unit weight adalah sebagai berikut:
Kesimpulan
 Berat isi tanah basah adalah 2,07 gr/cm3
 Berat isi tanah kering adalah 1,61 gr/cm3

Saran
- Gunakan peralatan pengujian unit weight sesuai prosedur penggunaan
- Utamakan K3 dalam pelaksanaan pekerjaan
- Timbang dan hitung hasil perhitungan secara teliti
- Lakukan pengujian sesuai prosedur pelaksanaan

22
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
LABORATORIUM UJI TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL - POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Jl. Almamater No. 1 Kampus USU 20155, Medan
Telp. (061) 8213071, 8211235 Fax. (061) 8215845

LAMPIRAN

Proses Pengambilan Sampel Tanh dengan Ring Alat Desikator

Cincin/ring yang tidak berisi dan yang berisi benda uji

23
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
LABORATORIUM UJI TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL - POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Jl. Almamater No. 1 Kampus USU 20155, Medan
Telp. (061) 8213071, 8211235 Fax. (061) 8215845

BERAT JENIS (SPECIFIC GRAVITY)

A. Latar Belakang
Berat jenis tanah merupakan perbandingan antara berat butir tanah dengan
berat air yang mempunyai volume sama dalam temperatur tertentu.Berat jenis tanah
diperlukan untuk menghitung indeks propertis tanah (misalnya angka pori, berat isi
tanah, derajat kejenuhan, karakteristik pemampatan) dan sifat-sifat penting lainnya.
Selain itu berat jenis tanah dapat digunakan untuk mengetahui jenis tanah secara
umum, misal tanah organik mempunyai berat jenis yang kecil, sedangkan adanya
kandungan mineral berat seperti besi menyebabkan berat jenis tanah mejadi besar.

B. Tujuan
Dengan pratikum ini bertujuan agar dapat menghitung berat jenis berdasarkan tanah
yang diambil dalam percobaan.

C. Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam pratikum berat jenis(GS) adalah
sebagai berikut:
1. Alat
 Piknometer
 Timbangan
 Oven
 Vakum
 Botol air suling dan pipet
 Palu karet
 Ayakan no 40
 Thermometer
2. Bahan
 Air suling
 Tanah Sampel

24
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
LABORATORIUM UJI TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL - POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Jl. Almamater No. 1 Kampus USU 20155, Medan
Telp. (061) 8213071, 8211235 Fax. (061) 8215845

D. Langkah Kerja

Adapun prosedur kerja dalam pelaksanaan pratikum berat jenis(GS) adalah sebagai
berikut:
1. Siapkan tanah yang lolos ayakan no 40, pilihla tanah dalam keadaan kering
2. Bersihkan dan keringkan piknometer dan tutupnya, timbang piknometer + tutup
(m1)
3. Masukkan tanah ke dalam piknometer ±10-15 gram, timbang piknometer(dengan
tutup) + tanah (m2)
4. Tambahkan air suling ke dalam piknometer sehingga tanah terendam ±5mm di
atas permukaan tanah atau 2/3 dari piknometer
5. Masukkan piknometer tersebut tanpa tutup ke dalam vakum, didihkan dengan
hati-hati sampai gelembung udara keluar habis ±10 menit,
6. Tambahkan air suling sampai piknometer yang berisi tanah terisi penuh sampai
tutup piknometer, keringkan bagian luar piknometer dari sisa air yang keluar dan
timbang berat piknometer(dengan tutup) + tanah + air (m3)
7. Cuci piknometer sampai bersih dan isi dengan air suling sampai terisi penuh
sampai tutupnya, yang suhunya sama dengan suhu sebelumnya, bersihkan sisa air
di luar piknometer, timbang piknometer(dengan tutup) + air (m4)
8. Berat jenis tanah yang sama harus dilakukan untuk dua percobaan, bila perbedaan
kedua harga berat jenis 0,003, pengujian harus diulangi.

E. Hasil Percobaan dan Perhitungan


Adapun hasil dan perhitungan yang dilakukan untuk pratikum berat jenis(GS)
berdasarkan rumus yang sesuai adalah sebagai berikut:
1. Rumus

M 2−M 1
GS=
( M 4−M 1 ) −( M 3−M 2 ) ¿
¿
Dimana:

25
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
LABORATORIUM UJI TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL - POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Jl. Almamater No. 1 Kampus USU 20155, Medan
Telp. (061) 8213071, 8211235 Fax. (061) 8215845

GS = berat jenis
M1 = Berat piknometer (dengan tutup)
M2 = Berat piknometer (dengan tutup) + Tanah
M3 = Berat piknometer (dengan tutup) + Tanah + Air
M4 = Berat piknometer + Air
M 2−M 1
GS Sample 1=
( M 4−M 1 )−( M 3−M 2 ) = 57,88−42,88
¿
¿ ( 142,90−42,88 ) −( 152,61−57,88 )
¿
¿ 2,64 gr

M 2−M 1
GS Sample 2=
( M 4−M 1 )−( M 3−M 2 ) = 60,02−45,02
¿
¿ ( 142,90−45,02 )− (152,61−60,02 )
¿
¿ 2,73 gr

2. Hasil dan Perhitungan


Tabel 1.3 Tabel Analisa Perhitungan Spesific Gravity
Sample Tanah satuan 1 2
Temperatur °C 31° 31°
Berat Piknometer+ Tanah(m2) Gr 57,88 60,02
Berat Piknometer (m1) Gr 42,88 45,02
Berat Tanah Gr 15 15
Berat Piknometer + Air (m4) Gr 142,90 143,10
Berat Piknometer+ Tanah+Air(m3) Gr 152,21 152,61
Berat Jenis Tanah (GS) Gr 2.64 2.73
Berat Jenis Rata-Rata Gr 2,68

26
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
LABORATORIUM UJI TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL - POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Jl. Almamater No. 1 Kampus USU 20155, Medan
Telp. (061) 8213071, 8211235 Fax. (061) 8215845

F. Kesimpulan dan Saran


Adapun kesimpulan dan saran yang didapat berdasarkan pratikum yang dilakukan
dalam berat jenis(GS) adalah sebagai berikut:
Kesimpulan
 Berdasarkan contoh tanah yang diambil didapat berat jenis(GS) adalah 2.68.
nilai tersebut berada ditengan interval berdasarkan interval berat jenis (GS)
tanah pada umumnya yaitu 2.4 - 2.8.
Saran
- Gunakan peralatan pengujian berat jenis sesuai prosedur penggunaan,
terutama ketika pengisian air setelah divakum, harus di isi melalui bibir
piknometer
- Lakukan pekerjaan sesuai prosedur pelaksanaan
- Utamakan K3 dalam pelaksanaan pekerjaan
- Pastikan vakum piknometer sampai gelembung udara pada saat di vakum
keluar habis/ hilang dari tanah
- Timbang dan hitung hasil perhitungan secara teliti
- Interval nilai berat jenis(GS) pada 2.4 – 2.8

27
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
LABORATORIUM UJI TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL - POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Jl. Almamater No. 1 Kampus USU 20155, Medan
Telp. (061) 8213071, 8211235 Fax. (061) 8215845

MODIFIED
A. Latar Belakang
Pada pemadatan timbunan tanah untuk pondasi dan struktur lainnya, tanah lepas haruslah
dipadatkan untuk meningkatkan berat volumenya. Pemadatan tersebut berfungsi untuk
meningkatkan daya dukung pondasi diatasnya. Pemadatan juga dapat mengurangi besarnya
penurunan tanah yang tidak diinginkan dan meningkatkan kemampatan lereng timbunan.
Tingkat pemadatan tanah diukur dari berat volume kering tanah yang dipadatkan.
Pemadatan tanah adalah suatu proses dimana pori-pori tanah diperkecil dan kandungan
udara dikeluarkan secara mekanis. Pengujian pemadatan laboratorium digunakan sebagai
dasar dalam menentukan persentase pemadatan dan kadar air yang dibutuhkan untuk
mencapai kondisi pemadatan yang sesuai di lapangan. Pengujian tersebut dibagi menjadi 2
cara yaitu : 1. Pengujian pemadatan standar (Standar Compaction Test)
2. Pengujian pemadatan modified (Modified Compaction Test)
Bila air ditambahkan kepada suatu tanah yang dipadatkan, air tersebut akan berfungsi
sebagai unsur pembasah pada partikel-partikel tanah. Untuk usaha pemadatan yang sama,
berat volume kering dari tanah akan naik bila kadar air dalam tanah meningkat. Daya
pemadatan ini tergantung pada kadar air, meskipun digunakan energi yang sama, nilai
kepadatan yang diperoleh akan berbeda-beda. Pada kadar air yang cukup rendah tanah sukar
dipadatkan, sedangkan pada kadar air yang cukup tinggi nilai kepadatannya akan menurun.
Sampai suatu saat kadar air tinggi sekali sehingga air tidak dapat dikeluarkan dengan
pemadatan. Kadar air dimana tanah mencapai keadaan yang paling padat disebut kadar air
optimum (w optimum).

B. Tujuan
Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui nilai kadar air (w) optimum dan ϒd (berat
isi kering) maksimum yang didapat melalui hubungan grafik kadar air dengan berat isi
kering.

28
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
LABORATORIUM UJI TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL - POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Jl. Almamater No. 1 Kampus USU 20155, Medan
Telp. (061) 8213071, 8211235 Fax. (061) 8215845

C. Alat dan Bahan


Adapun alat yang digunakan :
1. Mould
2. Penumbuk modified
3. Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram
4. Perata
5. Kuas
6. Cawan
7. Pan
8. Oven
9. Extruder
Bahan yang digunakan :
 Sampel I = Tanah 5 Kg
 Sampel II = Tanah 5 Kg + air (500 ml)
 Sampel III = Tanah 5 Kg + air (700 ml)
 Sampel IV = Tanah 5 Kg + air (900 ml)
 Sampel V = Tanah 5 Kg + air (1100 ml)
 Sampel VI = Tanah 5 Kg + air (1300 ml)
 Oli

D. Langkah Kerja
Adapun prosedur pengujian adalah sebagai berikut :
1. Lumasi mould dengan oli
2. Masukkan benda uji ke dalam mould sebanyak 5 lapisan, sebanyak 1/5 bagian
ditumbuk ambil alat penumbuk dan lakukan penumbukan benda uji sebanyak 56 kali
3. Masukkan lagi benda uji sebanyak 1/5 bagian mould, sehingga nanti mould terisi
penuh. Dan lakukan langkah yang berulang seperti langkah sebelumnya.
4. Setelah siap di padatkan, timbang berat tanah yang dipadatkan dengan mouldnya.
5. Keluarkan benda uji dari mould dengan alat extruder.
29
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
LABORATORIUM UJI TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL - POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Jl. Almamater No. 1 Kampus USU 20155, Medan
Telp. (061) 8213071, 8211235 Fax. (061) 8215845

6. Ambil setiap lapisan sampel benda uji yang sudah dipadatkan tersebut, dan letakkan
di cawan yang sudah di timbang beratnya terlebih dahulu.
7. Timbang berat cawan + tanah tersebut
8. Oven tanah tersebut, ini berguna untuk mengambil berat keringnya. Yang bertujuan
untuk mengetahui besar kadar air nya.

E. Hasil Percobaan dan Perhitungan

Hitungan

a. Berat isi tanah basah


W 2−W 1
γ b=
V
keterangan :
W1 = berat cetakan (mould)
W2 = berat cetakan (mould) + tanah padat
V = volume cetakan

 Sample 1

W 2−W 1 10460−6380
γ b= = =1,95 gr / cm ³
V 2088,14

 Sample 2

W 2−W 1 9350−6030
γ b= = =1,63 gr /cm³
V 2032,22

 Sample 3

W 2−W 1 10710−6370
γ b= = =2,14 gr /cm ³
V 2032,22

30
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
LABORATORIUM UJI TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL - POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Jl. Almamater No. 1 Kampus USU 20155, Medan
Telp. (061) 8213071, 8211235 Fax. (061) 8215845

 Sample 4

W 2−W 1 10220−6020
γ b= = =2,01 gr /cm ³
V 2088,14

 Sample 5

W 2−W 1 10430−6380
γ b= = =1,99 gr / cm ³
V 2032,22

 Sample 6

W 2−W 1 9970−6030
γ b= = =1,88 gr /cm³
V 2088,14

b. Kadar air

Ww
w= x 100 %
Ws
Keterangan :
Ws = Berat tanah basah
Ww = Berat air

 Sample 1

Ww 1,6
w= x 100 %= x 100 %=2,97 %
Ws 53,8

Ww 1,8
w= x 100 %= x 100 %=2,75 %
Ws 65,4

31
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
LABORATORIUM UJI TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL - POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Jl. Almamater No. 1 Kampus USU 20155, Medan
Telp. (061) 8213071, 8211235 Fax. (061) 8215845

 Sample 2

Ww 6,6
w= x 100 %= x 100 %=12,55 %
Ws 52,6
Ww 4,0
w= x 100 %= x 100 %=11,97 %
Ws 33,4
 Sample 3

Ww 14,6
w= x 100 %= x 100 %=17,89 %
Ws 81,6
Ww 11,6
w= x 100 %= x 100 %=17,0 %
Ws 68,2
 Sample 4

Ww 8,8
w= x 100 %= x 100 %=20,09 %
Ws 43,8
Ww 12,4
w= x 100 %= x 100 %=20,13 %
Ws 61,6
 Sample 5

Ww 20,8
w= x 100 %= x 100 %=25,18 %
Ws 82,6
Ww 20,4
w= x 100 %= x 100 %=25 %
Ws 81,6
 Sample 6

Ww 31,2
w= x 100 %= x 100 %=30,47 %
Ws 102,4
Ww 27
w= x 100 %= x 100 %=29,73 %
Ws 90,8

32
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
LABORATORIUM UJI TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL - POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Jl. Almamater No. 1 Kampus USU 20155, Medan
Telp. (061) 8213071, 8211235 Fax. (061) 8215845

c. Berat isi tanah kering


γb
γd =
1+ w
Keterangan :

γ b = berat isi tanah basah

w = kadar air
 Sample 1

γb 1,95
γd = = =1,89 gr / cm ³
1+ w 1+ 0,0286
 Sample 2

γb 1,63
γd = = =1,45 gr / cm ³
1+ w 1+ 0,1226

 Sample 3

γb 2,14
γd = = =1,82 gr /cm ³
1+ w 1+ 0,17445

 Sample 4

γb 2,01
γd = = =1,67 gr / cm³
1+ w 1+ 0,2011
 Sample 5

γb 1,99
γd = = =1,59 gr / cm³
1+ w 1+ 0,2509

 Sample 6

33
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
LABORATORIUM UJI TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL - POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Jl. Almamater No. 1 Kampus USU 20155, Medan
Telp. (061) 8213071, 8211235 Fax. (061) 8215845

γb 1,88
γd = = =1,45 gr /cm ³
1+ w 1+ 0,301

d. Menghitung nilai zero air void line (ZAV-Line)

Zav-line adalah garis yang menggambarkan hubungan antara berat isi kering dengan
kadar air dalam kondisi derajat kejenuhan (s)100%

Rumus :

γw
γ zav=
1
w+
Gs
Keterangan :

Gs = Nilai Specific Gravity

ℽw = Berat Jenis Air (1gr/cm3)

w=kadar air

 Sample 1

γw 1
γ zav= = =2,5 gr /cm ³
1 0,0286 +0,37
w+
Gs

 Sample 2

γw 1
γ zav= = =2,03 gr /cm ³
1 0,1226 +0,37
w+
Gs
 Sample 3

34
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
LABORATORIUM UJI TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL - POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Jl. Almamater No. 1 Kampus USU 20155, Medan
Telp. (061) 8213071, 8211235 Fax. (061) 8215845

γw 1
γ zav= = =1,83 gr / cm ³
1 0,17445+ 0,37
w+
Gs
 Sample 4

γw 1
γ zav= = =1,75 gr /cm ³
1 0,2011+0,37
W+
Gs

 Sample 5

γw 1
γ zav= = =1,61 gr /cm ³
1 0,2509+0,37
W+
Gs

 Sample 6

γw 1
γ zav= = =1,49 gr /cm ³
1 0,301+0,37
W+
Gs

35
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
LABORATORIUM UJI TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL - POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Jl. Almamater No. 1 Kampus USU 20155, Medan
Telp. (061) 8213071, 8211235 Fax. (061) 8215845

Tabel 1. AnalisaKepadatanBerat (Modified )


Satu 6
sample tanah an 1 2 3 4 5
penambahan air 0 500 700 900 1100 1300
berat mould + Gr 10460 9350 10710 10220 10430 9970
tanah padat(W2)
Berat mould (W1) Gr 6380 6030 6370 6020 6380 6030
Volume mould
2088,14
(v) cm³ 2088,14 2032,22 2032,22 2032,22 2088,14
Sampel Container 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Berat container
(B1) Gr 26 25,4 18,6 18,2 18,4 26,2 18 18,6 17,6 27,2 26,6 18,4
Berat container + 114, 121, 129, 160, 136,
tanah basah (B2) Gr 81,4 92,6 77,8 55,6 6 106 70,6 92,6 0 2 2 2
Berat container + 100, 108, 109,
tanah kering (B3) Gr 79,8 90,8 71,2 51,6 100 94,4 61,8 80,2 2 8
129 2
Berat tanah basah 109, 133, 117,
(W) Gr 55,4 67,2 59,2 37,4 96,2 79,8 52,6 74 4
102 6 8
Berat tanah 102,
kering (Ws) Gr 53,8 65,4 52,6 33,4 81,6 68,2 43,8 61,6 82,6 81,6 4 90,8
Berat air (Ww) Gr 1,6 1,8 6,6 4,0 14,6 11,6 8,8 12,4 20,8 20,4 31,2 27
2,97 2,75 12,55 11,97 17,89 17,0 20,09 20,13 25,18 25 30,47 29,73
Kadar air (w) %
2,86 12,26 17,445 20,11 25,09 30,1
berat isi tanah gr/
basah ( γ b) cm³ 1,95 1,63 2,14 2,01 1,99 1,88
berat isi tanah gr/
kering ( γ d ) cm3 1,89 1,45 1,82 1,67 1,59 1,45
Spesifik Grafiti gr/ 2,68 2,68 2,68 2,68 2,68 2,68
36
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
LABORATORIUM UJI TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL - POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Jl. Almamater No. 1 Kampus USU 20155, Medan
Telp. (061) 8213071, 8211235 Fax. (061) 8215845

(GS) cm3
Berat jenis air ( γ w gr/
) cm3 1 1 1 1 1 1
gr/
z a v (γ zav ) cm³ 2,5 2,03 1,83 1,75 1,61 1,49

Gambar 1.1 Grafik Hubungan Kadar Air dengan Berat Isi Tanah Kering

Hasil kadar air optimum (Woptimum) yang di dapatkan adaah 18 %. Dan hasil M berat isi
tanah kering maksimum (ɣdmax) adalah 1,81 gr/cm³

F. Kesimpulan dan Saran


 Pemadatan (Modified) dilakukan untuk menentukan nilai kerapatan kering (dry) dan
kadar air optimum (Woptimum) dari suatu sampel tanah.
 Nilai kadar air optimum (Woptimum) pada praktikum ini adalah 18%
 Nilai kerapatan kering (dry) maksimum pada praktikum ini adalah 1,89 gram/cm3

37
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
LABORATORIUM UJI TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL - POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Jl. Almamater No. 1 Kampus USU 20155, Medan
Telp. (061) 8213071, 8211235 Fax. (061) 8215845

LAMPIRAN

Pemadatan bahan uji


menggunakan alat penumbuk

erisi Dongkrak

Sampel benda uji yang akan dikeringkan 38


KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
LABORATORIUM UJI TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL - POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Jl. Almamater No. 1 Kampus USU 20155, Medan
Telp. (061) 8213071, 8211235 Fax. (061) 8215845

STANDART COMPACTION

A.Latar Belakang
Pemadatan dapat dikatakan sebagai proses pengeluaran udara dari pori-pori tanah
dengan salah satu cara mekanis. Cara mekanis yang digunakan dilapangan biasanya dengan
menggilas, sedangkan dilaboratorim dengan cara menumbuk atau memukul. Daya pemadatan
ini tergantung pada kadar air, meskipun digunakan energi yang sama, nilai kepadatan yang
akan diperoleh akan berbeda-beda. Pada kadar air yang cukup rendah tanah sukar dipadatkan,
sedangkan pada kadar air yanag cukup tinggi nilai kepadatannya akan menurun, sampai suatu
kadar air tinggi sekali sehingga air tidak dapat dikeluarkan dengan pemadatan.

Pada pemadatan dengan kadar air yanag berbeda-beda akan didapat nilai kepadatan yang
berbeda pula. Sehingga kadar air tertentu akan didapat keadaan yang paling padat (angka pori
yang paling rendah). Kadar air dimana dimana tanah mencapai keadaan yang paling padat
disebut kadat air optimum. Untuk menentukan kadar air optimum ini biasanya dibuat grafik
hubungan antara kadar air dan berat isi kering. Berat isi kering ini digunakan untuk
menentukan kadar air optimium dimana mencapai keadaan paling padat, dapat dilakukan:
1. Percobaan pemadatan dilapangan
2. Percobaan pemadatan di laboratorium

Percobaan pemadatan dilaboratorium dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:

a) Percobaan pemadatan standart (standart compaction test)


b) Percobaan pemadatan modified (modified compaction test)
Dengan nilai kadar air yang optimum yang di dapat dari percobaan ini, maka kita dapat
mendapatkan tanah sehingga tanah tersebut akan mempunyai:
- Kekuatan yang lebih besar
- Kompresibilitas dan daya rembesan yang lebih kecil
- Ketahanan yang relatif lebih besar terhadap pengaruh air

39
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
LABORATORIUM UJI TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL - POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Jl. Almamater No. 1 Kampus USU 20155, Medan
Telp. (061) 8213071, 8211235 Fax. (061) 8215845

B.Tujuan
Maksud dari percobaan ini adalah mampu membuat grafik hubungan antara kadar air
dan berat isi kering serta angka porinya dan mendapatkan nilai kadar air optimum

C.Alat dan Bahan

1. Slinder pemadat
2. Penumbuk standart
3. Alat untuk mengeluarkan contoh dari slinder (dongkrak)
4. Timbangan
5. Pisau perata
6. Jangka sorong
7. Cawan / container
8. Saringan no 4

Benda Uji

1. Contah tanah dibersihkan, kemudian dikeringkan dengan cara menjemurnya.


Hancurkan gumpalan gumpalan menjadi butiran butiran dengan palu karet
2. Butiran tanah disaring dengan saringan no.4
3. Contoh tanah yang sudah ditimbang kemudian dicampur dengan air secukupnya
sehingga merata dengan kadar air yang berbeda beda untuk tiap kali percobaan.

D.Langkah Kerja
1. Lumasi tabung dengan oli
2. Masukkan benda uji ke dalam tabung, sebanyak 1/3 bagian dari tabung.
3. Ambil alat penumbuk dan lakukan penumbukan benda uji secara zigzag sampai 9 kali
penumbukan, kemudian lakukan penumbukan secara keliling dengan jumlah semuanya
sebanyak 25 kali. Dengan catatan setiap kelipatan 9 tumbukan di arah kan ke tengah
benda uji.

40
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
LABORATORIUM UJI TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL - POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Jl. Almamater No. 1 Kampus USU 20155, Medan
Telp. (061) 8213071, 8211235 Fax. (061) 8215845

4. Masukkan lagi benda uji sebanyak 1/3 bagian tabung, sehingga nanti tabung terisi
penuh. Dan lakukan langkah yang berulang seperti langkah sebelumnya.
5. Setelah siap di padatkan, timbang berat tanah yang dipadatkan dengan tabungnya.
6. Keluarkan benda uji dari tabung dengan alat extruder.
7. Ambil setiap lapisan sampel benda uji yang sudah dipadatkan tersebut, dan letakkan di
cawan yang sudah di timbang beratnya terlebih dahulu.
8. Timbang berat cawan + tanah tersebut
9. Oven tanah tersebut, ini berguna untuk mengambil berat keringnya. Yang pada
akhirnya bertujuan untuk mengetahui besar kadar air nya.

E.Hasill Percobaan dan Perhitungan

Perhitungan Kadar Air


Ws
W= X 100 %
Ww
Dimana :
Ws = berat Air (gr)
Ww = Berat Contoh Tanah Kering (gr)

o Kadar Air dengan campuran 0 ml air


Ws 1,6
Sample 1= X 100 %= X 100 %=3,20 %
Ww 50,0
o Kadar Air dengan campuran 120 ml air
Ws 3,4
Sample 2= X 100 %= X 100 %=7,14 %
Ww 47,6
o Kadar Air dengan campuran 240 ml air
Ws 5,4
Sample 3= X 100 %= X 100 %=12,39 %
Ww 43,6
o Kadar Air dengan campuran 360ml air
Ws 8,2
Sample 4= X 100 %= X 100 %=16,67 %
Ww 49,2
o Kadar Air dengan campuran 480 ml air
Ws 14,4
Sample 5= X 100 %= X 100 %=23,84 %
Ww 60,4

41
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
LABORATORIUM UJI TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL - POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Jl. Almamater No. 1 Kampus USU 20155, Medan
Telp. (061) 8213071, 8211235 Fax. (061) 8215845

o Kadar Air dengan campuran 600 ml air


Ws 10,4
Sample 6= X 100 %= X 100 %=26,67 %
Ww 39,0

Perhitungan Berat Isi Tanah Basah


W ₂̵ W ₁
Ɣ=
V
Dimana :
W1 = Berat mould + Keping alas
W2 = Berat mould + Keping alas + tanah
V = Volume cetakan

o Berat Isi Tanah basah dengan campuran 0 ml air

W ₂ ̵ W ₁ 5015,8−3596,2
Ɣ= = =1,54 gr /cm3
V 922,72

o Berat Isi Tanah basah dengan campuran 120 ml air


W ₂ ̵ W ₁ 5029,0−3554,6 3
Ɣ= = =1,63 gr /cm
V 906,36
o Berat Isi Tanah basah dengan campuran 240 ml air
W ₂ ̵ W ₁ 5185,2−3597,0 3
Ɣ= = =1,72 gr / cm
V 922,72
o Berat Isi Tanah basah dengan campuran 360 ml air
W ₂ ̵ W ₁ 5297,2−3554,2 3
Ɣ= = =1,92 gr / cm
V 906,36
o Berat Isi Tanah basah dengan campuran 480 ml air
W ₂ ̵ W ₁ 5323,4−3595,8 3
Ɣ= = =1,87 gr /cm
V 922,72
o Berat Isi Tanah basah dengan campuran 600 ml air
W ₂ ̵ W ₁ 5401,6−3556,0
Ɣ= = =2,04 gr /cm 3
V 906,36

Perhitungan Berat Isi Tanah Kering

42
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
LABORATORIUM UJI TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL - POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Jl. Almamater No. 1 Kampus USU 20155, Medan
Telp. (061) 8213071, 8211235 Fax. (061) 8215845

100
Ɣ d=Ɣ
100+ W
Dimana :
Ɣ = Berat isi tanah basah
W = Kadar air

o Berat Isi Tanah kering dengan campuran 0 ml air


100 100 3
Ɣ d=Ɣ =1,54 =1,49 gr /cm
100+ W 100+ 3,20
o Berat Isi Tanah kering dengan campuran 120 ml air
100 100 3
Ɣ d=Ɣ =1,63 =1,52 gr / cm
100+ W 100+7,14
o Berat Isi Tanah kering dengan campuran 240 ml air
100 100 3
Ɣ d=Ɣ =1,72 =1,53 gr /cm
100+ W 100+12,39
o Berat Isi Tanah kering dengan campuran 360 ml air
100 100 3
Ɣ d=Ɣ =1,92 =1,65 gr /cm
100+ W 100+16,67
o Berat Isi Tanah kering dengan campuran 480 ml air
100 100 3
Ɣ d=Ɣ =1,87 =1,51 gr /cm
100+ W 100+ 23,84

o Berat Isi Tanah kering dengan campuran 600 ml air


100 100 3
Ɣ d=Ɣ =2,04 =1,61 gr /cm
100+ W 100+26,67

Perhitungan Garis ZAVC


GsxƔw
Ɣ d=
1+W .G s
Dimana :
Gs = Berat Jenis Tanah
Ɣw = Berat Jenis Air
W = Kadar Air

1. ZAVC dengan campuran 0 ml air

43
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
LABORATORIUM UJI TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL - POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Jl. Almamater No. 1 Kampus USU 20155, Medan
Telp. (061) 8213071, 8211235 Fax. (061) 8215845

GsxƔw 2,68 x 1 3
Ɣ zav= = =2,46 gr /cm
1+ W .G s 1+ 0,0320 x 2,68
2. ZAVC dengan campuran 120 ml air
GsxƔw 2,68 x 1 3
Ɣ zav= = =2,25 gr /cm
1+ W .G s 1+ 0,0714 x 2,68
3. ZAVC dengan campuran 240 ml air
GsxƔw 2,68 x 1 3
Ɣ zav= = =2,01 gr /cm
1+ W .G s 1+ 0,1239 x 2,68
4. ZAVC dengan campuran 360 ml air
GsxƔw 2,68 x 1
Ɣ zav= = =1,85 gr /cm3
1+ W .G s 1+ 0,1667 x 2,68
5. ZAVC dengan campuran 480 ml air
GsxƔw 2,68 x 1
Ɣ zav= = =1,63 gr /cm3
1+ W .G s 1+ 0,2384 x 2,68
6. ZAVC dengan campuran 600 ml air
GsxƔw 2,68 x 1 3
Ɣ zav= = =1.56 gr /cm
1+ W .G s 1+ 0,2667 x 2,68

Tabel 1.1 Hasil Perhitungan kepadatan Berat (Compaction)

Sampel 1 2 3 4 5 6
Penambahan air (ml) 0 120 240 360 480 600
Berat cetakan (gr) 3596,2 3554,6 3597,0 3554,2 3595,8 3556,0
Berat tanah + cetakan (gr) 5015,8 5029,0 5185,2 5297,2 5323,4 5401,6
Berat isi basah (gr/cm³) 1,54 1,63 1,72 1,92 1,87 2.04
Berat isi kering (gr/cm³) 1,49 1,52 1,53 1,65 1,51 1,61
Tanah basah + cawan (gr) 70,0 77,0 67,6 75,2 93,4 75,8
Tanah kering + cawan (gr) 68,4 73,6 62,2 67,0 79,0 65,4
Berat air (gr) 1,6 3,4 5,4 8,2 14,4 10,4
Berat cawan (gr) 18,4 26,0 18,6 17,8 18,6 26,4
Berat tanah kering (gr) 50,0 47,6 43,6 49,2 60,4 39,0
kadar air (%) 3,20 7,14 12,39 16,67 23,84 26,67

44
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
LABORATORIUM UJI TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL - POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Jl. Almamater No. 1 Kampus USU 20155, Medan
Telp. (061) 8213071, 8211235 Fax. (061) 8215845

Gs 2,68 2,68 2,68 2,68 2,68 2,68


ZAV (gr/cm³) 2,46 2,25 2,01 1,85 1,63 1,56
Gambar 1.1 Grafik Hubungan Kadar air, berat isi kering dan ZAV

2.6

2.4

2.2
Berat Isi Kering (g/cm3)

1.8

1.6

1.4

1.2
0 5 10 15 20 25 30

Kadar Air (%)

Hubungan Kadar Air dengan Berat isi Kering Standart


Hubungan Kadar Air dengan Berat Isi Kering Modified
Hubungan Kadar Air dengan ZAV modified
Hubungan Kadar Air dengan ZAV Standart

45
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
LABORATORIUM UJI TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL - POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Jl. Almamater No. 1 Kampus USU 20155, Medan
Telp. (061) 8213071, 8211235 Fax. (061) 8215845

F.Kesimpulan dan Saran

Berdasarkan Gambar 1.1 Grafik Hubungan Kadar air, berat isi kering dan ZAV, disimpulkan
bahwa :
 Kadar air optimum modified compaction adalah 17,50%
 Berat isi kering maksimum modified compaction adalah 1,8 gram/cm3
 Kadar air optimum standart compaction adalah 16,80%
 Berat isi kering maksimum standart compaction adalah 1,62 gram/cm3

46
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
LABORATORIUM UJI TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL - POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Jl. Almamater No. 1 Kampus USU 20155, Medan
Telp. (061) 8213071, 8211235 Fax. (061) 8215845

LAMPIRAN

Pemadatan bahan uji


menggunakan alat penumbuk

erisi Dongkrak

Sampel benda uji yang akan dikeringkan 47


KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
LABORATORIUM UJI TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL - POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Jl. Almamater No. 1 Kampus USU 20155, Medan
Telp. (061) 8213071, 8211235 Fax. (061) 8215845

SANDCONE

A. Latar Belakang
Percobaan kerucut pasir (Sand Cone) merupakan salah satu jenis pengujian yang
dilakukan dilapangan untuk menentukan berat isi kering (kepadatan) tanah asli atau hasil
pemadatan suatu pekerjaan yang dilakukan baik pada tanah kohesif maupun tanah non
kohesif.
Nilai berat isi tanah kering yang diperoleh dari percobaan ini biasanya digunakan untuk
mengevaluasi hasil pekerjaan pemadatan dilapangan yaitu perbandingan antara γ d sand cone
dengan γ dmax hasil percobaan pemadatan di laboratorium. Tujuan pemadatan adalah untuk
memperoleh stabilitas tanah dan memperbaiki sifat–sifat teknisnya. Oleh karena itu, sifat
teknis timbunan sangat penting untuk diperhatikan. Bukan hanya kadar air dan berat
keringnya saja. Pengujian untuk control dilapangan dispesifikasikan dan hasilnya menjadi
standar untuk mengontrol suatu proyek.

B. Tujuan
Pengujian ini dimaksudkan untuk menentukan kepadatan tanah lapangan ( γ d ) dan dapat
membandingkannya dengan γ dmax yang didapat di laboratorium untuk menentukan derajat
kepadatan.

C. Alat dan Bahan


Adapun alat yang digunakan :
10. Satu set tabung pasir lengkap dengan corongnya
11. Plat atas berbentuk lingkaran
12. Timbangan
13. Cangkul
14. Paku
15. Palu
16. Pan
17. Oven

48
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
LABORATORIUM UJI TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL - POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Jl. Almamater No. 1 Kampus USU 20155, Medan
Telp. (061) 8213071, 8211235 Fax. (061) 8215845

Bahan yang digunakan :


1. Pasir Ottawa/kwarsa

D. Langkah Kerja
Adapun prosedur pengujian adalah sebagai berikut :
1. Menentukan isi tabung pasir
 ukur diameter dan tingginya dan lakukan perhitungan isi secara matematik
dan hitung volumenya.
 Timbang alat

2. Menentukan berat isi pasir


 Letakkan alat dengan corong menghadap ke atas pada alas yang rata, tutup
kran dan isi corong dengan pasir sampai penuh.
 Buka kran sehingga pasir dalam corong mengalir masuk dalam tabung.
Selama pengisian tabung harus dijaga agar pasir dalam corong selalu
penuh terisi.
 Tutuplah corong setelah pasir dalam corong berhenti bergerak turun,
bersihkan pasir yang ada dalam corong dan timbanglah
 Hitunglah pasir dalam tabung tersebut

3. Menentukan berat pasir dalam corong


 Isi botol/tabung pasir secukupnya dan timbang
 Letakkan alat dengan corong menghadap kebawah pada alas yang datar
dan bersih.
 Buka kran sehingga pasir bergerak turun sampai pasir berhenti
bergerak/mengalir.
 Tutuplah kran dan timbanglah alat berisi pasir sisanya
 Hitung berat pasir dalam corong

4. Menentukan berat isi tanah


 Isi alat/tabung dengan pasir secukupnya.
 Bersihkan lokasi titik yang akan di uji dan rata-rata sehingga benar-benar
datar, letakkan pelat alas dan kokohkan pelat tersebut pada empat sisi nya
dengan paku besar.
 Galilah lubang pada titik yang akan diuji sesuaikan dengan lubang yang
ada pelat alas dengan kedalaman kira-kira 10 cm atau tidak melampaui
satu hamparan yang dipadatkan.

49
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
LABORATORIUM UJI TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL - POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Jl. Almamater No. 1 Kampus USU 20155, Medan
Telp. (061) 8213071, 8211235 Fax. (061) 8215845

 Tanah galian lubang harus dimasukkan pada alat yang terlindung agar
selama pengujian tidak terjadi penguapan missal. Plastik yang tertutup.
Timbang berat plastik kosong dan setelah berisi tanah timbanglah kembali
 Timbanglah alat yang sudah berisi pasir dan catat beratnya
 Letakkan alat/tabung sand cone dengan corong menghadap ke bawah pada
lubang galian yang telah digali. Buka kran perlahan hingga pasir bergerak
turun, setelah pasir berhenti bergerak maka tutuplah krannya dan timbang
beratnya ( alat + sisa pasir )
 Tanah dari hasil penggalian ambil sebagian untuk dimasukkan pada
container untuk pemeriksaan kadar air di laboratorium

E. Hasil Percobaan dan Perhitungan

 Menghitung volume tabung pasir


 Berat tabung + corong (W 1) = 3447 gr
 Tinggi = 28,6 cm
 Diameter = 11,5 cm
 Volume = ¼ π d2 t = 2970,65 cm3

 Menentukan berat isi pasir


 Volume tabung (V) = 2970,65 cm3
 Berat tabung + corong + pasir (tanpa pasir dalam corong) (W3) = 5430 gr
 Berat isi pasir (ɣp)
Berat isi pasir :
W3 5430 gr
ɣp= = =1,83 gr /cm ³
V 2970,65 cm ³
 Menentukan berat pasir dalam corong (W4)
 Berat tabung + corong + pasir (W2)= 5890 gr
 Berat tabung + corong + pasir (tanpa pasir dalam corong) (W3)= 5430 gr
Berat pasir dalam corong :
W4 = ( W2 – W3 ) = ( 5890 – 5430) gr = 460 gr
 Volume lubang
 Berat isi pasir (ɣp)

50
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
LABORATORIUM UJI TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL - POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Jl. Almamater No. 1 Kampus USU 20155, Medan
Telp. (061) 8213071, 8211235 Fax. (061) 8215845

 Berat pasir dalam galian (W8)

W₈ 1300 gr 3
Vgalian= = =710,382 cm
ɣp 1,83 gr /cm 3

 Kadar air
 Berat isi pasir (ɣp)
 Berat pasir dalam galian (W8)

( Berat container +Tanah basah ) −(Berat container +Tanah kering)


w=
( Berat container +Tanah Kering )−(Berat container)

2263−1914,8
w= X 100 %=36,20 %
1914,8−953

 Berat isi tanah galian


 ɣbasah = Berat isi tanah basah
 Vgalian = Volume galian
 Berat tanah galian (W5)

W₅
ɣ basah=
Vgalian

1310
ɣ basah=
710,382

3
ɣ basah=1,84 gr /cm

Berat isi kering :


 Berat isi kering lapangan (ɣdry lap)

51
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
LABORATORIUM UJI TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL - POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Jl. Almamater No. 1 Kampus USU 20155, Medan
Telp. (061) 8213071, 8211235 Fax. (061) 8215845

ɣbasah
ɣdry lap=
1+ w
1,84
ɣdry lap=
1+ 0,362
ɣdry lap=1,351

 Derajat Kepadatan dilapangan (DR)


γd maks laboratorium pada pengujian compaction = 1.7 gr/cm3
ɣ dry lap 1,351 gr /cm3
DR= x 100 %= x 100 %=79,4 %
ɣ dry lab 1.7 gr /cm3

52
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
LABORATORIUM UJI TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL - POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Jl. Almamater No. 1 Kampus USU 20155, Medan
Telp. (061) 8213071, 8211235 Fax. (061) 8215845

Tabel 1.1 data uraian sand cone

SATUA
DATA N HASIL
Berat tabung + corong (W1) gr 3447
Berat tabung + corong + pasir (W2) gr 5890
Berat tabung + corong + pasir (tanpa pasir dalam
corong) (W3) gr 5430
Berat pasir dalam corong (W4= W2 – W3) gr 460
Berat pasir dalam lubang + corong gr 1870
Berat tanah galian (W5) gr 1310
Berat tabung + corong + pasir sisa (W6) gr 3670
Berat pasir diatas lubang (W7) gr 460
Berat pasir dalam lubang(W8=W3 – W6 – W7)  gr 1300
Volume galian gr 710,382
Berat tanah basah gr 1310
Berat tanah kering gr 961,6
Berat air gr 348,4
Kadar air % 36,20
ɣPasir gr/cm2 1,83
ɣBasah gr/cm2 1,84
ɣdry lap gr/cm2 1,351
ɣdry lab gr/cm2 1,7
Berat container + Tanah basah gr 2263
Berat container + Tanah kering gr 1914,8
Berat container gr 953
Derajat kepadatan dilapangan (DR) % 79,4

F. Kesimpulan dan Saran

1) Berat isi kering laboratorium (ɣdry lab) = 1,7 gr/cm2

2) Berat isi kering lapangan (ɣdry lap) = 1,351 gr/cm2

3) Derajat kepadatan lapangan (DR) = 79,41%

53
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
LABORATORIUM UJI TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL - POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Jl. Almamater No. 1 Kampus USU 20155, Medan
Telp. (061) 8213071, 8211235 Fax. (061) 8215845

LAMPIRAN

Menyiapkan tempat Menggali tanah sesuai Tanah yang sudah digali


Sandcone, memasang dengan lubang pada plat sedalam ± 10 cm.
paku disetiap sisinya

Tanah hasil galian lubang Tabung berisi pasir Keran corong dibuka
kwarsa diletakkan diatas agar pasir kwarsa keluar
lubang galian dan memenuhi lubang

Pasir yang memenuhi


lubang setelah tabung
diangkat.

54
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
LABORATORIUM UJI TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL - POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Jl. Almamater No. 1 Kampus USU 20155, Medan
Telp. (061) 8213071, 8211235 Fax. (061) 8215845

CBR TANPA PERENDAMAN


(NON SOAKED DESIGN CALIFORNIA BEARING RATIO)
A. Latar Belakang
Pengujian CBR (California Bearing Ratio) yang dimaksud pada praktikum ini
adalah penentuan nilai CBR contoh material tanah, agregat, atau campuran tanah dan
agregat, yang didapatkan di Laboratorium pada kadar air sesuai yang ditentukan.
Harga CBR dinyatakan dalam persen (%) dan cara yang digunakan untuk menilai
kekuatan tanah dasar adalah suatu percobaan penetrasi yang disebut percobaan CBR.
Dimana hasil percobaan tersebut dapat digambarkan pada suatu grafik untuk
mendapatkan tebal perkerasan dari suatu nilai CBR tertentu. Percobaan CBR
mempunyai dasar teoritis dan grafik tabel perkerasan terhadap nilai CBR. Harga
CBR yang dicari yaitu harga CBR Laboratorium. CBR Laboratorium dibedakan aras
2 macam yaitu : CBR Laboratorium rendaman (Soaked design CBR) dan CBR
Laboratorium tanpa rendaman (Nonsoaked design CBR). Untuk CBR Laboratorium
rendaman (Soaked) pelaksanannya lebih sulit karena membutuhkan waktu lebih
lama, sedangkan dari hasil pengujian CBR Laboratorium tanpa rendaman
(Nonsoaked) selalu menghasilkan daya dukun tanah lebih besar dibanding CBR
Soaked.

Tabel 1.1 Nilai CBR Material Tanah yang dikenal umum

Material CBR %

1. Agregat pecah padat-bergradasi 100


biasanya digunakan untuk pondasi
perkerasan
2. Agregat alami padat-bergradasi 80
biasanya digunakan untuk pondasi
perkerasan

55
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
LABORATORIUM UJI TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL - POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Jl. Almamater No. 1 Kampus USU 20155, Medan
Telp. (061) 8213071, 8211235 Fax. (061) 8215845

3. Batu kapur 80

4. Pasir campuran 50 – 80

5. Pasir berbutir kasar 20 – 50

6. Pasir berbutir halus 10 – 20

7. Tanah lempung <3

Tabel 1.2 Kriteria CBR untuk Tanah Dasar Jalan (subgrade)

Section Material Nilai CBR (%)


Subgrade Sangat baik 20 – 30
Baik 10 – 20
Sedang 5 – 10
Buruk <5

 penentuan CBR
menurut sukirman (1999), alat percobaan untuk menentukan besarnya CBR berupa
alat yang mempunyai piston dengan luas 3 inch 3. Piston digerakkan kecepatan 0,005
inch/menit, vertical ke bawah yang disebut dengan Proving Ring. Proving ring
digunakan untuk mengukur beban yang dibutuhkan pada penetrasi tertentu yang
diukur dengan arloji pengukur (dial). Beban yang dipergunakan untuk melakukan
penetrasi bahan standar diperlihatkan berikut:

56
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
LABORATORIUM UJI TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL - POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Jl. Almamater No. 1 Kampus USU 20155, Medan
Telp. (061) 8213071, 8211235 Fax. (061) 8215845

Tabel 1.3 Besarnya Beban dibutuhkan untuk melakukan Penetrasi Bahan Standar

Penetrasi (inch) Beban Standar (Ibs) Beban Standar


(Ibs/inch2)

0,1 3000 1000

0,2 4500 1500

0,3 5700 1900

0,4 6900 2300

0,5 7800 6000

B. Tujuan
Adapun tujuan dari pelaksanaan praktikum CBR Laboratorium adalah Untuk
mendapatkan nilai CBR Laboratorium

C. Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah:
 Alat
- Satu set alat CBR (mesin Penetrasi).
- Mould berbentuk silinder Ø ±15,2 cm, tinggi ±11,8 cm dan leher
sambungan yang dapat dilepas setinggi ±5 cm.
- Alat penumbuk sesuai dengan pemadatan modified.
- Timbangan digital
- Oven
- Pan
- Saringan No.4
- Alat perata
- Cawan
57
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
LABORATORIUM UJI TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL - POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Jl. Almamater No. 1 Kampus USU 20155, Medan
Telp. (061) 8213071, 8211235 Fax. (061) 8215845

- Kuas.
- Container
 Bahan
- Tanah
- Air suling
- Oli
- Kertas filter

D. Langkah Kerja
Adapun prosedur pengujian dari CBR Laboratorium adalah sebagai berikut
 Persiapan Benda Uji
1. Menumbuk contoh tanah dari lapangan lalu menyaringnya.
2. Mencampur contoh tanah dari lapangan dengan air sampel kadar air optimum
( dari percobaan proctor ).
3. Mengaduk campuran hingga homogen.
4. Memasukkan tanah yang telah homogen ke dalam mould kira-kira 1/5 bagian
lalu ditumbuk 56 kali.
5. Menambah 1/5 bagian lalu ditumbuk 56 kali.
6. Menambah 1/5 bagian lagi sampai mould terisi penuh dan ditumbuk 56 kali.
7. Contoh tanah yang berada di mould diratakan permukaannya sesuai dengan
volume mould.
8. Menimbang mould yang berisi tanah tersebut.
9. Siap melakukan percobaan CBR.
 Pemeriksaan CBR
1. Meletakkan keping pemberat diatas permukaan benda uji seberat minimal 4,5 kg
atau sesuai dengan beban perkerasan.
2. Pertama, Keping pemberat 2,27 kg diletakkan untuk mencegah mengembangnya
permukaan benda uji pada bagian lubang keping pemberat. Pemberat selanjutnya
dipasang setelah torak disentuhkan pada benda uji.

58
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
LABORATORIUM UJI TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL - POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Jl. Almamater No. 1 Kampus USU 20155, Medan
Telp. (061) 8213071, 8211235 Fax. (061) 8215845

3. Kemudian torak penetrasi diatur pada permukaaan benda uji sehingga arloji
beban menunjukkan beban permukaan sebesar 4,5 kg. Pembebanan permukaan
ini diperlukan untuk menjamin bidang sentuh sempurna antara torak dengan
permukaan benda uji, kemudian arloji penunjuk beban dan arloji pengukur
penetrsi dinolkan.
4. Pembebanan diberikan dengan teratur, sehingga kecepatan penetrasi mendekati
kecepatan 1,27 mm/menit.
5. Mencatat pembebanan pada penetrasi 0,00 ; 0,312 ; 0,620 ; 1,250 ; 1,870 ; 2,500 ;
3,7500 ; 5,000 ; 7,500 ; 10,000 mm.
6. Mencatat beban maksimum dan penetrasi
7. Mengeluarkan benda uji dari cetakan dan menentukan kadar air dari lapisan atas
benda uji.

E. Hasil Percobaan dan Perhitungan

Perhitungan

o Perhitungan volume cetakan


- Tinggi (t) = 11,50 cm
- Diameter (d) = 15,18
- Volume (V) = ¼ π d2 t = 2081,283 cm3
o Perhitungan berat tanah
- Berat tanah + cetakan = 10680 gr
- Berat cetakan = 6440 gr
- Berat tanah basah = 4240 gr
- Berat cawan 1 = 18,2 gr
- Berat cawan 2 = 18,4 gr
- Berat cawan + tanah basah 1 = 53,8 gr
- Berat cawan + tanah basah 2 = 52,8 gr
- Berat tanah basah container 1 = 35,6 gr
- Berat tanah basah container 2 = 34,4 gr
- Berat tanah kering container 1 = 30,2 gr
- Berat tanah kering container 2 = 29,2 gr

59
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
LABORATORIUM UJI TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL - POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Jl. Almamater No. 1 Kampus USU 20155, Medan
Telp. (061) 8213071, 8211235 Fax. (061) 8215845

o Perhitungan kadar air (w) Container 1

berat tanah basah−berat tanah kering


w Container 1= x 100 %
berat tanah kering

35,6−30,2
¿ x 100 %=17,88 %
30,2

berat tanah basah−berat tanah kering


w Container 2= x 100 %
berat tanah kering

34,4−29,2
¿ x 100 %=17,80 %
29,2

w Container 1+w Container 2 17,88+17,80


w rata-rata= = =17,84 %
2 2

o Perhitungan beban (kN)


 Pada penurunan 0,312 mm
- Pembacaan arloji = 1
- Kalibrasi (LRC) = 0,02475
Beban = pembacaan arloji x LRC = 1 x 0,02475 = 0,02475 kN
 Pada penurunan 0,620 mm
- Pembacaan arloji = 2
- Kalibrasi (LRC) = 0,02475
Beban = pembacaan arloji x LRC = 2 x 0,02475 = 0,0495 kN
 Pada penurunan 1,25 mm
- Pembacaan arloji = 6
- Kalibrasi (LRC) = 0,02475
Beban = pembacaan arloji x LRC = 6 x 0,02475 = 0,1485 kN
 Pada penurunan 1,87 mm
- Pembacaan arloji = 16
- Kalibrasi (LRC) = 0,02475

60
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
LABORATORIUM UJI TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL - POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Jl. Almamater No. 1 Kampus USU 20155, Medan
Telp. (061) 8213071, 8211235 Fax. (061) 8215845

Beban = pembacaan arloji x LRC = 16 x 0,02475 = 0,3960 kN


 Pada penurunan 2,5 mm
- Pembacaan arloji = 26
- Kalibrasi (LRC) = 0,02475
Beban = pembacaan arloji x LRC = 26 x 0,02475 = 0,6435 kN
 Pada penurunan 3,75 mm
- Pembacaan arloji = 52
- Kalibrasi (LRC) = 0,02475
Beban = pembacaan arloji x LRC = 52 x 0,02475 = 1,2870 kN
 Pada penurunan 5,0 mm
- Pembacaan arloji = 78
- Kalibrasi (LRC) = 0,02475
Beban = pembacaan arloji x LRC = 78 x 0,02475 = 1,9305 kN
 Pada penurunan 7,5 mm
- Pembacaan arloji = 130
- Kalibrasi (LRC) = 0,02475
Beban = pembacaan arloji x LRC = 130 x 0,02475 = 3,2175 kN
 Pada penurunan 10,0 mm
- Pembacaan arloji = 192
- Kalibrasi (LRC) = 0,02475
Beban = pembacaan arloji x LRC = 192 x 0,02475 = 4,7520 kN

Table 1.4 Data hasil pengujian CBR laboratorium

Bacaan Dial Titik Pengujian (Divisi)


Bacaan Dial Kalibrasi Dial Beban

61
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
LABORATORIUM UJI TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL - POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Jl. Almamater No. 1 Kampus USU 20155, Medan
Telp. (061) 8213071, 8211235 Fax. (061) 8215845

(kN)
Waktu Penurunan (Divisi) (kN/Divisi)
(menit)
0,00 (mm)
0,000 0 0,02475 0
0,25 0,312 1 0,02475 0,02475
0,50 0,620 2 0,02475 0,0495
1,00 1,250 6 0,02475 0,1485
1,50 1,870 16 0,02475 0,3960
2,00 2,500 26 0,02475 0,6435
3,00 3,750 52 0,02475 1,2870
4,00 5,000 78 0,02475 1,9305
6,00 7,500 130 0,02475 3,2175
10,00 10,000 192 0,02475 4,7520

62
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
LABORATORIUM UJI TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL - POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Jl. Almamater No. 1 Kampus USU 20155, Medan
Telp. (061) 8213071, 8211235 Fax. (061) 8215845

Gambar 1.1 Grafik Hubungan antara Penurunan dan Beban

o Perhitungan CBR

1kN = 224,809 lb
CBR 0.1 = {0,0495 x 224,809} over {3 x 1000} x100%=0,371
CBR 0.2 = {0,3960 x 224,809} over {3 x 1500} x100%=1,978 %

F. Kesimpulan dan Saran

Dari pengujian CBR tanpa rendaman yang kami lakukan diperoleh:


CBR 0.1” sebesar 0,371%
CBR 0.2” sebesar 1,978 %
Sampel tanah yang telah diuji <5% sehingga kualitasnya buruk

63
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
LABORATORIUM UJI TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL - POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Jl. Almamater No. 1 Kampus USU 20155, Medan
Telp. (061) 8213071, 8211235 Fax. (061) 8215845

LAMPIRAN
Grafik Metode Uji CBR Berdasarkan SNI 1744:2012

64
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
LABORATORIUM UJI TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL - POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Jl. Almamater No. 1 Kampus USU 20155, Medan
Telp. (061) 8213071, 8211235 Fax. (061) 8215845

CBR LAPANGAN DENGAN DCP

(DYNAMIC CONE PENETRATION)


A. Latar Belakang
Tanah dasar (subgrade) adalah permukaan tanah asli, permukaan galian, atau permukaan
tanah timbunan yang merupakan permukaan untuk perletakan bagian–bagian perkerasan lainnya.
Fungsi tanah dasar adalah menerima tekanan akibat beban lalu lintas yang ada diatasnya oleh
karena itu tanah dasar harus mempunyai kapasitas daya dukung yang optimal sehingga mampu
menerima gaya akibat beban lalu lintas tanpa mengalami kerusakan.
Perkerasan jalan merupakan suatu konstruksi yang sangat dipengaruhi oleh bearing
capacity subgrade. Semakin tinggi nilai bearing capacity subgrade maka akan semakin tipis tebal
lapis perkerasan diatasnya.
Salah satu metode yang digunakan untuk mengetahui stratifikasi lapisan tanah dan kapasitas
dukung lapisan sub-permukaan tanah adalah Metode Dynamic Cone Penetrometer (DCP) dan
California Bearing Ratio (CBR). DCP atau Dynamic Cone Penetration adalah alat yang
digunakan untuk mengukur daya dukung tanah dasar jalan langsung di tempat. Daya dukung
tanah dasar tersebut diperhitungkan berdasarkan pengolahan atas hasil test DCP yang dilakukan
dengan cara mengukur berapa dalam (mm) ujung konus masuk ke dalam tanah dasar tersebut
setelah mendapat tumbukan palu geser pada landasan batang utamanya. Korelasi antara
banyaknya tumbukan dan penetrasi ujung conus dari alat DCP ke dalam tanah akan memberikan
gambaran kekuatan tanah dasar pada titik-titik tertentu. Makin dalam konus yang masuk untuk
setiap tumbukan artinya makin lunak tanah dasar tersebut. Pengujian dengan menggunakan alat
DCP akan menghasilkan data yang setelah diolah akan menghasilkan CBR lapangan tanah dasar
pada titik yang ditinjau.
Kekuatan tanah dasar memegang peranan penting dalam mendukung suatu konstruksi
seperti; jalan, bangunan gedung , jembatan dan sebagainya. Khusus untuk perencanaan jalan raya
kekuatan tanah dasar ditandai dengan meningkatnya nilai California Bearing Ratio (CBR) dari
tanah tersebut. Untuk mendapatkan nilai CBR dari tanah dasar tersebut dapat digunakan alat
Dinamic Cone Penetration (DCP), yaitu alat yang digunakan untuk mengevaluasi nilai California
Bearing Ratio (CBR) pada pekerjaan konstruksi jalan.
65
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
LABORATORIUM UJI TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL - POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Jl. Almamater No. 1 Kampus USU 20155, Medan
Telp. (061) 8213071, 8211235 Fax. (061) 8215845

Pengujian cara dinamis ini dikembangkan oleh TRL (Transport and Road Research
Laboratory), Crowthorne, Inggris dan mulai diperkenalkan di Indonesia sejak tahun 1985 / 1986.
Pengujian ini dimaksudkan untuk menentukan nilai CBR (California Bearing Ratio) tanah dasar,
timbunan, dan atau suatu sistem perkerasan. Pengujian ini akan memberikan data kekuatan tanah
sampai kedalaman kurang lebih 70 cm di bawah permukaan lapisan tanah yang ada atau
permukaan tanah dasar. Pengujian ini dilakukan dengan mencatat data masuknya konus yang
tertentu dimensi dan sudutnya, ke dalam tanah untuk setiap pukulan dari palu/hammer yang berat
dan tinggi jatuh tertentu pula.
Pengujian dilaksanakan dengan mencatat jumlah pukulan (blow) dan penetrasi dari konus
(kerucut logam) yang tertanam pada tanah/lapisan pondasi karena pengaruh penumbuk kemudian
dengan menggunakan grafik dan rumus, pembacaan penetrometer diubah menjadi pembacaan
yang setara dengan nilai CBR.

B. Tujuan
Mendapatkan nilai CBR asli di lapangan pada kedalaman tertentu, sesuai dengan kondisi
tanah dasar saat itu dan digunakan untuk perencanaan tebal lapis perkerasan.
C. Alat dan Bahan
1. Satu set alat DCP yang terdiri dari:
a. Pemegang, digunakan untuk memegang alat DCP agar alat DCP tetap tegak.
b. Alat penumbuk, untuk penumbuk alat DCP agar konus yang dipasang turun kebawah.
c. Batang bagian atas, untuk mengarahkan palu yang mempunyai diameter 16 mm dan tinggi
jatuh sebesar 575 mm.
d. Penahan palu.
e. Penyambung batang, untuk menyambungkan batang bawah dengan batang penyambung.
f. Batang bawah.
g. Mistar skala penetrasi, untuk meengukur kedalaman tanah sepanjang 1 m.
h. Konus, untuk mengetahui kekerasan tanah terbuat dari baja keras berbentuk kerucut di bagian
ujung, diameter 20 mm, sudut 60° atau 30°.
D. langkah Kerja

66
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
LABORATORIUM UJI TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL - POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Jl. Almamater No. 1 Kampus USU 20155, Medan
Telp. (061) 8213071, 8211235 Fax. (061) 8215845

1. Pilih titik pengujian yang akan dilakukan pengujian. Ambil dua sampel yaitu titik 1 dan titik
2, jarak antar titik 1 dan 2 yaitu 20 cm.
2. Letakkan alat pada posisi titik pengujian secara vertikal tegak lurus terhadap permukaan
tanah.
3. Atur batang berskala sehingga menunjukkan angka 0 (nol) dan catat dalam centimeter.
4. Naikkan palu geser sampai menyentuh bagian bawah pegangan, lalu lepaskan sehingga palu
jatuh secara bebas menumbuk landasan penumbukan.
5. Catat jumlah pukulan dan kedalaman penetrasinya kedalam formulir percobaan.
6. Hentikan pengujian jika kedalaman penetrasi mencapai 100 cm.
7. Cabut batang dan konus yang telah masuk kedalam tanah dengan cara menumbuk palu geser
ke atas hingga menyentuh pelat atas pemegang alat.

67
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
LABORATORIUM UJI TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL - POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Jl. Almamater No. 1 Kampus USU 20155, Medan
Telp. (061) 8213071, 8211235 Fax. (061) 8215845

E. Hasil Percobaan dan Perhitungan


Tabel 1.1 Data hasil pengujian DCP

DCP

Tempat: Halaman Depan Bengkel Sipil


Sampel No.: 1
Tanggal: Selasa, 20 Juni 2019
Di Test Oleh: Kelompok 4

DCP Data
Titik 1 Titik 2 Titik 3
Pukulan Kedalaman Pukulan Kedalaman Pukulan Kedalaman
ke- (cm) ke- (cm) ke- (cm)
0 77,2 0 77,9 0 78,8
1 60,9 1 73,3 1 74,5
2 50,8 2 64,5 2 72,8
3 47,4 3 56,7 3 71,2
4 44,9 4 53,9 4 70,3
5 42,1 5 51,5 5 69,7
6 39,5 6 48,5 6 69,2
7 36,8 7 46,6 7 68,5
8 34,2 8 44,9 8 67,4
9 32,4 9 43,4 9 65,8
10 30,8 10 42,05
11 29,4 11 41,2
12 27,8 12 40,0
13 26,8 13 39,1
14 38,2

68
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
LABORATORIUM UJI TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL - POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Jl. Almamater No. 1 Kampus USU 20155, Medan
Telp. (061) 8213071, 8211235 Fax. (061) 8215845

Titik 4 Titik 5
Pukulan Kedalaman Pukulan Kedalaman
ke- (cm) ke- (cm)
0 78,4 0 77,8
1 75,6 1 64,3
2 69,2 2 51,2
3 61,4 3 47,9
4 55,7 4 45,6
5 51,1 5 44,1
6 49,3 6 43,0
7 48,2 7 42,5
8 47,7 8 41,0
9 47,1 9 39,8

69
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
LABORATORIUM UJI TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL - POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Jl. Almamater No. 1 Kampus USU 20155, Medan
Telp. (061) 8213071, 8211235 Fax. (061) 8215845

Tabel 1.2 Hasil perhitungan

Titik 1
No X Y X*Y X2 y=21,11+2,52x
1 1 26,8 26,8 1 X Y CBR
2 2 27,8 55,6 4 0 21,11
3 3 29,4 88,2 9 5 33,71
4 4 30,8 123,2 16 10 46,31
5 5 32,4 162 25 15 58,91
6 6 34,2 205,2 36 20 71,51
7 7 36,8 257,6 49 25 84,11
6%
8 8 39,5 316 64 30 96,71
9 9 42,1 378,9 81 35 109,31
10 10 44,9 449 100 40 121,91
11 11 47,4 521,4 121 45 134,51
12 12 50,8 609,6 144 50 147,11
13 13 60,9 791,7 169 55 159,71
∑ 91 503,8 3985,2 819
y= A +Bx

n x ∑ x . y −∑ x . ∑ y 13 x 3985,2−( 91 x 503,8)
B= 2 2
= 2
=2,52
n x ∑ x −(∑ x ) 13 x 819−( 91)

(∑ y−B . ∑x ) (503,8− (2,52 x 91 ))


A= = =21,11
n 13

y=21,11+2,52 x

70
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
LABORATORIUM UJI TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL - POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Jl. Almamater No. 1 Kampus USU 20155, Medan
Telp. (061) 8213071, 8211235 Fax. (061) 8215845

Gambar 1.1 Grafik hubungan penetrasi dan DCP.

71
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
LABORATORIUM UJI TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL - POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Jl. Almamater No. 1 Kampus USU 20155, Medan
Telp. (061) 8213071, 8211235 Fax. (061) 8215845

Tabel 1.3 Hasil perhitungan

Titik 2
No X Y X*Y X2 y= 30,54+2,44x
1 1 38,2 38,2 1 X Y CBR
2 2 39,1 78,2 4 0 31,75
3 3 40 120 9 5 43,15
4 4 41,2 164,8 16 10 54,55
5 5 42,05 210,25 25 15 65,95
6 6 43,4 260,4 36 20 77,35
7 7 44,9 314,3 49 25 88,75
8 8 46,6 372,8 64 30 100,15 5,50%
9 9 48,5 436,5 81 35 111,55
10 10 51,5 515 100 40 122,95
11 11 53,9 592,9 121 45 134,35
12 12 56,7 680,4 144 50 145,75
13 13 64,5 838,5 169 55 157,15
14 14 73,3 1026,2 196 60 168,55
5684,4
∑ 105 683,85 1015
5

y= A +Bx

n x ∑ x . y −∑ x . ∑ y 14 x 5684,45−(105 x 683,85)
B= 2 2
= 2
=2,44
n x ∑ x −(∑ x ) 14 x 1015−(105)

(∑ y−B . ∑x ) (683,85− ( 2,44 x 105 ) )


A= = =30,54
n 14

y=30,54 +2,44 x

72
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
LABORATORIUM UJI TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL - POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Jl. Almamater No. 1 Kampus USU 20155, Medan
Telp. (061) 8213071, 8211235 Fax. (061) 8215845

Gambar 1.2 Grafik hubungan penetrasi dan DCP.

5,50
%

73
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
LABORATORIUM UJI TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL - POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Jl. Almamater No. 1 Kampus USU 20155, Medan
Telp. (061) 8213071, 8211235 Fax. (061) 8215845

Tabel 1.4 Hasil perhitungan

Titik 3
No X Y X*Y X2 y=65,13+0.96x
1 1 65,8 65,8 1 X Y CBR
2 2 67,4 134,8 4 0 65,13
3 3 68,5 205,5 9 5 69,93
4 4 69,2 276,8 16 10 74,73
5 5 69,7 348,5 25 15 79,53
5,50%
6 6 70,3 421,8 36 20 84,33
7 7 71,2 498,4 49 25 89,13
8 8 72,8 582,4 64 30 93,93
9 9 74,5 670,5 81 35 98,73
∑ 45 629,4 3204,5 285

y= A +Bx

n x ∑ x . y −∑ x . ∑ y 9 x 3204,5−(45 x 629,4)
B= = =0,96
n x ∑ x 2−(∑ x )2 9 x 285−(45)2

(∑ y−B . ∑ x ) (629,4−( 0,96 x 45 ) )


A= = =65,13
n 9

y=65,13+ 0,96 x

74
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
LABORATORIUM UJI TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL - POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Jl. Almamater No. 1 Kampus USU 20155, Medan
Telp. (061) 8213071, 8211235 Fax. (061) 8215845

Gambar 1.3 Grafik hubungan penetrasi dan DCP.

75
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
LABORATORIUM UJI TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL - POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Jl. Almamater No. 1 Kampus USU 20155, Medan
Telp. (061) 8213071, 8211235 Fax. (061) 8215845

Tabel 1.5 Hasil perhitungan

Titik 4
No X Y X*Y X2 y=38,54+3,52x
1 1 47,1 47,1 1 X Y CBR
2 2 47,7 95,4 4 0 38,54
3 3 48,2 144,6 9 5 56,14
4 4 49,3 197,2 16 10 73,74
5 5 51,1 255,5 25 15 91,34
6 6 55,7 334,2 36 20 108,94 2,70%
7 7 61,4 429,8 49 25 126,54
8 8 69,2 553,6 64 30 144,14
9 9 75,6 680,4 81 35 161,74
∑ 45 505,3 2737,8 285 40

y= A +Bx

n x ∑ x . y −∑ x . ∑ y 9 x 2737,8−(45 x 505,3)
B= 2 2
= 2
=3,52
n x ∑ x −(∑ x ) 9 x 285−(45)

(∑ y−B . ∑x ) (505,3−( 3,52 x 45 ) )


A= = =38,54
n 9

y=38,54 +3,52 x

76
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
LABORATORIUM UJI TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL - POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Jl. Almamater No. 1 Kampus USU 20155, Medan
Telp. (061) 8213071, 8211235 Fax. (061) 8215845

Gambar 1.4 Grafik hubungan penetrasi dan DCP.

2,70

77
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
LABORATORIUM UJI TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL - POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Jl. Almamater No. 1 Kampus USU 20155, Medan
Telp. (061) 8213071, 8211235 Fax. (061) 8215845

Tabel 1.6 Hasil perhitungan

Titik 5
No X Y X*Y X2 y=34,75+2,37x
1 1 39,8 39,8 1 X Y CBR
2 2 41 82 4 0 34,8
3 3 42,5 127,5 9 5 46,6
4 4 43 172 16 10 58,4
5 5 44,1 220,5 25 15 70,2
6 6 45,6 273,6 36 20 82 5%
7 7 47,9 335,3 49 25 93,8
8 8 51,2 409,6 64 30 105,6
9 9 64,3 578,7 81 35 117,4
45 419,4 2239 285

y= A +Bx

n x ∑ x . y −∑ x . ∑ y 9 x 2239−(45 x 419,4)
B= 2 2
= 2
=2,37
n x ∑ x −(∑ x ) 9 x 285−(45)

(∑ y−B . ∑x ) (419,4−( 2,37 x 45 ) )


A= = =34,75
n 9

y=34,75+ 2,37 x

78
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
LABORATORIUM UJI TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL - POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Jl. Almamater No. 1 Kampus USU 20155, Medan
Telp. (061) 8213071, 8211235 Fax. (061) 8215845

Gambar 1.5 Grafik hubungan penetrasi dan DCP.

79
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
LABORATORIUM UJI TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL - POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Jl. Almamater No. 1 Kampus USU 20155, Medan
Telp. (061) 8213071, 8211235 Fax. (061) 8215845

F. Kesimpulan dan Saran

Adapun kesimpulan yang di proleh dari percobaan DCP adalah sebagai berikut:
 DCP Titik 1 = 6%
 DCP Titik 2 = 5,50%
 DCP Titik 3 = 5,50%
 DCP Titik 4 = 2,70%
 DCP Titik 5 = 5%

80
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
LABORATORIUM UJI TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL - POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Jl. Almamater No. 1 Kampus USU 20155, Medan
Telp. (061) 8213071, 8211235 Fax. (061) 8215845

81
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
LABORATORIUM UJI TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL - POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Jl. Almamater No. 1 Kampus USU 20155, Medan
Telp. (061) 8213071, 8211235 Fax. (061) 8215845

DIRECT SHEAR TEST

A. Latar Belakang

Salah satu sifat teknik yang paling penting dari tanah adalah kekuatan gesernya
atau kemampuannya untuk melawan geseran sepanjang bidang permukaan geseran
dalam massa tanah. Suatu bendungan tanah, pondasi bangunan, lereng- lereng alam
pada sisi-sisi bukit dan bangunan apapun yang tersusun dari tanah tergantung dari
kekuatan geser tanah sepanjang permukaan bidang yang merupakan bidang geser.

Kekuatan geser tanah dapat diukur langsung dengan pemberian beban konstan
vertikal (normal) pada sampel dan pemberian gaya geser tertentu dengan kecepatan
konstan dan perlahan-lahan untuk menjaga tegangan air pori tetap nol hingga
tercapai kekuatan geser maksimum.

Tegangan normal didapat dengan pembagian besarnya gaya normal dengan luas
permukaan bidang geser.

P
σ=
A

Tegangan geser didapat dengan menghitung gaya geser (FA) yang diperoleh dari
pembacaan horisontal dial maksimum x LRC (calibration proving ring) lalu dibagi
dengan luas permukaan bidang geser.

F A =Horisontal dial maks .× LRC


FA
τ=
A

82
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
LABORATORIUM UJI TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL - POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Jl. Almamater No. 1 Kampus USU 20155, Medan
Telp. (061) 8213071, 8211235 Fax. (061) 8215845

B. Tujuan
Adapun tujuan dari pengujian Direct Shear Test adalah untuk mencari parameter-
parameter kekuatan geser yaitu nilai kohesi (c) dan sudut geser (Ø)

C. Alat dan Bahan


1) Direct Shear Test, yang terdiri dari :
 Shear box
 Shear Mould
 Proving Ring
 Beban konsolidasi
2) Cincin cetak benda uji (ring)
3) Dolly, untuk memindahkan contoh tanah dari ring ke shear box
4) Pisau pemotong atau spatula
5) Jangka sorong
6) Timbangan
7) Stopwatch
8) Gelas ukur
9) Oven
10) Oli
11) Kuas

Benda Uji
Sampel tanah diambil dan di beri kadar air optimum

D. Langkah Kerja
1) Mengambil sampel langsung dari lapangan menggunakan cincin cetak.
2) Persiapkan benda uji agar tidak kehilangan kadar air. Dalam mempersiapkan benda
uji terutama untuk tanah yang peka harus hati – hati guna menghindarikan
tergangunya struktur asli dari tanah tersebut.

83
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
LABORATORIUM UJI TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL - POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Jl. Almamater No. 1 Kampus USU 20155, Medan
Telp. (061) 8213071, 8211235 Fax. (061) 8215845

3) Tebal minimum benda kira – kira 1,3 cm tapi tidak kurang dari 6 kali diameter butir
maksimum. Perbandingan diamter terhadap tinggi benda uji harus minimal 2 : 1.
4) Untuk benda uji yang berbentuk empat persegi panjang atau bujur sangkar
perbandingan lebar dan tebal minimal 2 : 1.
5) Meratakan sisi atas dan bawah sampel tanah.
6) Memasukkan pelat dasar pada bagian paling bawah dari shear box dan di atasnya
dipasang batu pori. Di atas batu pori dimasukkan pelat berlubang yang beralur, alur
ini harus menghadap ke atas dan arah alurnya harus tegak lurus arah penggeseran,
hal ini dimaksudkan agar sampel tanah benar-benar terjepit secara kuat pada waktu
dilakukan penggeseran.
7) Memasukkan kembali shear box ke tempat semulanya. Dan tempatkan
kedudukannya dengan mengencangkan 2 buah baut penjepit yang ada.
8) Memasukkan sampel tanah ke dalam shear box.
9) Isi shear box dengan air sampai penuh.
10) Atur agar pelat pendorong tepat menempel pada shear box bagian bawah. Cara
menggerakkannya adalah:
11) Lepaskan kunci penggerak manual dengan menarik clutch, sekarang penggeser dapat
digerakkan dengan memutar handwheel. Memutar handwheel searah jarum jam akan
menyebabkan pergeseran ke kanan/maju dan sebaliknya.
12) Setelah penggeser tepat bersinggungan dengan shear box bagian bawah, maka
kembalikan lagi clutch pada kedudukan terkunci, yaitu dengan jalan menarik dan
memutarnya.
13) Piston proving ring diatur agar tepat menyinggung shear box bagian atas, ini berarti
proving ring belum menerima beban. Jadi, dial proving ring juga harus diatur tepat
pada nol, demikian juga dial pengukur deformasi horisontal.
14) Atur kedudukan loading yoke dalam posisi kerja, tempatkan juga kedudukan dial
untuk mengukur deformasi vertikal. Atur kedudukan dial ini pada posisi tertentu.
15) Siapkan beban konsolidasinya. Lengan pembebanan ini mempunyai perbandingan
panjang 1 : 10, jadi beban yang bekerja juga mempunyai perbandingan 1 : 10.

84
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
LABORATORIUM UJI TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL - POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Jl. Almamater No. 1 Kampus USU 20155, Medan
Telp. (061) 8213071, 8211235 Fax. (061) 8215845

16) Sampel tanah siap digeser, dengan lebih dahulu menentukan kecepatan
penggeserannya.
17) Atur susunan gigi agar kecepatan penggeseran sesuai dengan yang diinginkan.
Kecepatan penggeseran yang umumnya dipakai ialah 0,30 mm/menit.
18) Periksa sekali lagi apakah jarum dial proving ring dan dial deformasi horisontal
tepat pada posisi normal. Sekarang penggeseran dapat dimulai, tapi jangan lupa
melepaskan kedua baut yang menyatukan shear box bagian atas dan bawah. Periksa
juga clutch, apakah sudah terkunci.
19) Lakukan pencatatan waktu pada saat penggeseran dimulai dan amati bahwa jarum
dial proving ring dan dial deformasi horisontal mulai bergerak, apabila kedua jarum
dial tersebut tidak bergerak berarti ujung dial tersebut belum menyentuh, hentikan
penggeseran.
20) Lakukan pembacaan dan pencatatan dial proving ring, dial deformasi vertikal atau
dial settlement, tiap dial deformasi horisontal bergerak 15 divisi.
21) Lakukan pembacaan sampai contoh tanah runtuh, yang dapat diketahui dari proving
ring yang mulai turun. Setelah mencapai maksimum lakukan pembacaan terus
sebanyak 2 kali atau lebih.
22) Setelah penggeseran selesai, maka kembalikan shear box pada posisi sebelum
digeser, dengan menggerakkan mundur secara manual. Lepaskan beban konsolidasi
dan keluarkan shear box dari tempatnya.
Lakukan kembali semua prosedur di atas dengan contoh tanah lagi, tetapi dengan
menggunakan beban konsolidasi yang lebih besar

E. Hasil Percobaan dan Perhitungan


 Menghitung luas ring
Diameter = 6 cm
Luas geser :
π r 2 π 62
A geser= = =28,27 cm2
4 4

85
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
LABORATORIUM UJI TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL - POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Jl. Almamater No. 1 Kampus USU 20155, Medan
Telp. (061) 8213071, 8211235 Fax. (061) 8215845

 LRC = 0,52 kg/div


 Berat container +tanah basah:
Sampel 1: 174,4 gr
Sampel 2: 172,4 gr
 Menghitung Tegangan geser Sampel 1
F= pembacaan proving ring x LRC kalibrasi=( 0,52 x 7 ) Kg=3,64 Kg
pembacaan proving ring x LRC kalibrasi 3,64
τ= = =0,128758401 Kg/cm ²
A geser 28,27
 Tegangan Normal Sampel 1
Pv 6
σ= = =0,2122
A 28,27
Tabel 1.1 Data Hasil Perhitungan percobaan pertama dengan beban 6 Kg direct shear

lrc
wa deformasi Pembacaan pembacan provinng gaya geser
kalibras ket
ktu (mm) Arloji (div) ring (div) (kg/cm2)
i
15 0,15 15 1 0,52 0,018394057
30 0,3 30 4 0,52 0,073576229 A=πx(
45 0,45 45 6 0,52 0,110364344 6)²/4
60 0,6 60 7 0,52 0,128758401
75 0,75 75 6 0,52 0,110364344
90 0,9 90 5 0,52 0,091970287
105 1,05 105 5 0,52 0,091970287
120 1,2 120 5 0,52 0,091970287

86
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
LABORATORIUM UJI TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL - POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Jl. Almamater No. 1 Kampus USU 20155, Medan
Telp. (061) 8213071, 8211235 Fax. (061) 8215845

Tabel 1.2 Data Hasil Perhitungan percobaan kedua direct shear

lrc
wa deformasi Pembacaan pembacan provinng gaya geser
kalibras ket
ktu (mm) Arloji (div) ring (div) (kg/cm2)
i
15 0,15 15 1 0,52 0,018394057
30 0,3 30 3 0,52 0,055182172 A=πx(
45 0,45 45 8 0,52 0,147152458 6)²/4
60 0,6 60 9 0,52 0,165546516
75 0,75 75 9 0,52 0,165546516
90 0,9 90 9 0,52 0,165546516
105 1,05 105 8 0,52 0,147152458

Gambar 1. Grafik hubungan Tegangan geser dengan tegangan normal


 Gaya Geser Sampel 2

pembacaan proving ring x LRC kalibrasi 9 x 0,52


τ= = =0,1655
A geser 28,27
 Tegangan Normal Sampel 2
Pv 10
σ= = =0,3537
A 28,27

87
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
LABORATORIUM UJI TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL - POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Jl. Almamater No. 1 Kampus USU 20155, Medan
Telp. (061) 8213071, 8211235 Fax. (061) 8215845

0.4

0.353731871241
0.35 599
f(x) = 1.84722222222223 x − 0.0383209527178418
Tegangan Geser (𝜏) Kg/cm2

0.3

0.25

0.2
0.165546515741
0.15 068
0.1 0.12 0.14 0.16 0.18 0.2 0.22
Tegangan Normal (σ) Kg/cm2

Gambar 1.1 Grafik Hubungan Tegangan Geser dan Tegangan Normal

Tabel 1.3 Hasil Perhitungan Percobaan direct shear

Sampel x y x² y² xy
1 0,21224 0,12875 0,045045818 0,016576563 0,0273259
2 0,35373 0,16554 0,125124913 0,027403492 0,058556464
∑ 0,56597 0,29429 0,170170731 0,043980054 0,085882364
I1-2I 0,14149 0,03679 0,080079095 0,010826929 0,031230564

Persamaan grafik adalah y=mx+b


Y 2−Y 1
m=
X 2− X 1
0,16554−0,12875
m=
0,35373−0,21224
m ¿0,2593639576

b = Y 1−mx1

88
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
LABORATORIUM UJI TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL - POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Jl. Almamater No. 1 Kampus USU 20155, Medan
Telp. (061) 8213071, 8211235 Fax. (061) 8215845

b = 0,12875 – (0,2593639576 x 0,2122)


b = 0,07376 Kg/cm2
dari data diperoleh nilai c dan Ǿ, sebagai berikut:
 b = c =0.007
 Ǿ = tan−1(m)
= tan−1(0,07376)
= 4,2187o

F. Kesimpulan dan Saran


Dari hasil percobaan direct shear dengan menggunakan dua sampel pembebanan maka
disimpulkan bahwa
1. Kohesi tanah yang didapat 0,07376 kg/cm2
2. Sudut geser tanah yang didapat 4,2187o

89
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
LABORATORIUM UJI TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL - POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Jl. Almamater No. 1 Kampus USU 20155, Medan
Telp. (061) 8213071, 8211235 Fax. (061) 8215845

LAMPIRAN

90

Anda mungkin juga menyukai