Anda di halaman 1dari 19

PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II

KELOMPOK 5

BAB IX
ATTERBERG LIMIT

9.1 Tujuan Percobaan

Percobaan ini bertujuan untuk mendapatkan batas cair (liquid


limit), batas plastis (plastis limit) dan batas susut (shrinkage limit). Pada
suatu tanah berbutir halus (lempung atau lanau) yang telah dicampur air
sehingga mencapai keadaan cair. Dari hasil tersebut maka dapat
diketahui klasifikasi jenis tanah tersebut.

Keadaan Cair Keadaan Plastis Keadaan Semi Keadaan Padat


( Liquid) (Plastis) Plastis (Solid)

Batas Cair Batas Plastis Batas Susut


(W1) (Wp) (Ws)

9.1 Pemeriksaan Batas Cair


9.1.1 Tujuan
Pemeriksaan baras cair ini bertujuan untuk menentukan kadar air suatu
sample tanah pada batas cair.

9.1.2 Teori Dasar


Batas Cair adalah nilai kadar air dimana tanah dalam keadaan antara cair
dan plastis.

9.1.3 Peralatan
a. Alat uji batas cair standar ( casagrande )
b. Grooviing tool ( alat pembuat alur )
c. Container
d. Palu karet
e. Saringan nomor 4

FAKULTAS TEKNIK PERTAMBANGAN


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II
KELOMPOK 5

f. Plat kaca ukuran 30 X 30 cm²


g. Peralatan lainnya untuk pengukuran kadar air ( oven , neraca )
h. Air suling dengan tabung airnya

9.1.4 Prosedur percobaan


Cara biasa :
a. Untuk tanah permukaan ambil tanah yang kering udara ( air dry ), remah
dengan palu karet lalu saring dengan ayakan nomor 40 sebanyak ± 100
gram. Sedangkan untuk tanah undisturbed sample dari tabung langsung
diuji.
b. Tanah permukaan yang lolos ayakan nomor 40 ditumpuk di atas plat kaca
diberi air sedikit demi sedikit sehingga menjadi adonan atau pasta yang
lembut.
c. Adonan dimasukkan kedalam mangkuk casagrande dan ratakan
permukaannya.
d. Buat alur ditengah tanah yang telah dirasakan tersebut dengan grooving
tool selapis demi selapis ( maksimal enam kali ) sehingga tanah menjadi
terbelah dua.
e. Putar handle mangkuk casagrande dengan kecepatan konstan ( 2 ketuk tiap
detik ) sambil menghitung jumlah ketukannya dan perhatikan gerakan
adonan tanah pada mangkuk sampai merapat kira – kira ½ inchi ( 13 mm ).

Sebelum Sesudah

FAKULTAS TEKNIK PERTAMBANGAN


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II
KELOMPOK 5

f. Jika jumlah ketukannya melebihi 50 kali, keringkan adonan atau aduk


terus menerus diatas plat kaca , kemudian ulangi dari langkah kerja. Pada
percobaan ini, banyak ketukan yang diambil adalah 15 sampai 35.
g. Diusahakan tidak menambah tanah kering pada tanah yang akan diuji.
h. Waktu percampuran tanah 5 – 20 menit.
i. Apabila adonan merapat sekitar 13 cm sesuai dengan jumlah ketukan yang
diinginkan, contoh tanah diambil dari adonan dimasukkan ke dalam
container.
j. Tentukan kadar airnya.
Cara satu titik :
a. Tentukan atau cari satu titik keadaan pengujian yang memenuhi standar
ketukan 20 – 30 ketukan .
b. Tentukan kadar airnya ( Wn )
Wn = ( berat air / berat tanah kering ) x 100 %
c. Tentukan nilai ( N/25)⁰’¹² dari tabel
d. N = jumlah ketukan
N 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
(N/25)0,12 0,974 0,979 0,985 0,990 0,995 1,000 1,005 1,009 1,014 1,018 1,022

LL = Wn ( N/25 ) ⁰’¹²

9.1.5 Pengolahan Data


- Kadar air dihitung untuk masing – masing sample seperti pada percobaan
terdahulu ( kadar air ).
- Setelah kadar air diperoleh, diplot kekertas grafik semilog dengan jumlah
ketukan sebagai sumbe - X dan kadar air sebagai sumbu –Y.
- Buat garis regresi liniernya.
- Kadar air pada ketukan yang ke – 25 menunjukan batas cair tanah yang
diuji.

FAKULTAS TEKNIK PERTAMBANGAN


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II
KELOMPOK 5

9.1.6 Kesimpulan
Berdasarkan perhitungan didapatkan aterberg limit untuk jumlah ketukan
(number of blows) 38 kali adalah 30.96 %.

FAKULTAS TEKNIK PERTAMBANGAN


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II
KELOMPOK 5

9.1.7 Foto

Gambar 9.1.1 Cassagrande Gambar 9.1.2 Timbangan

Gambar 9.1.3 Kontainer Gambar 9.1.4 Plat Kaca

Gambar 9.1.5 Oven

FAKULTAS TEKNIK PERTAMBANGAN


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II
KELOMPOK 5

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT


FAKULTAS TEKNIK
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
Kampus Fakultas Teknik Unlam Jl. A. Yani KM 35,5
Banjarbaru 70174

Lokasi/ID : Lab. Mektan Fakultas Teknik Kelompok :


Hari/Tanggal : Depth :

UJI PENENTUAN BATAS CAIR


Langkah Pengujian Hasil Perhitungan

Jumlah ketukan 12 22 31 38
No Cawan 2423 51 4 43
Berat Cawan W1 9,21gr 8,64gr 9,96gr 18,23gr
Berat Cawan + Tanah Basah W2 24,21 gr 17,17 gr 14,19 gr 20,26 gr
Berat Cawan + Tanah kering W3 18,56 gr 14,01 gr 12,54gr 19,78 gr
Berat Air Ww=W2-W3 5,57gr 3,16gr 3,08gr 0,48 gr
Berat Tanah Kering Ws=W3-W1 9,34 gr 5,37 gr 3,18 gr 1,55 gr
Kadar Air 𝜔 = Ww/Ws x 100 % 59,63 % 58,84 % 48,94% 30,96 %

FAKULTAS TEKNIK PERTAMBANGAN


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II
KELOMPOK 5

9.2 Batas Plastis


9.2.1 Tujuan
Percobaan ini bertujuan untuk menentukan kadar air suatu tanah dalam
keadaan batas plastis.

9.2.2 Dasar Teori


Batas plastis adalah nilai kadar air dimana tanah dalam keadaan diantar
plastis dan semi padat.
Hasil dari percobaan ini digabung dengan hasil pemeriksaan batas cair
untuk menghitung Indeks plastisnya ( PI ). PI merupakan perbedaan antara batas
cair dan batas plastis suatu tanah, yang dirumuskan dengan :

PI = LL – PL

Dimana :
PI = Plastic Index
LL = Liquid Limit ( Batas cair )
PL = Plastic Limit ( Batas plastis )
Dari batas plastic Index ( PI ) dapat diketahui tanahnya berdasarkan tabel
berikut :
Tabel 9.1 Klasifikasi tanah berdasarkan Plastic Index
PI Jenis tanah plastisitas kohesi
0 Pasir Non plastis Non kohesif
>7 Lanau Rendah Kohesif sedang
7 – 17 Lempung berbatu sedang kohesif
>17 Lempung murni tinggi kohesif

9.2.3 Peralatan
a. Plat kaca 45 x 45 x 0,9 cm
b. Palu karet
c. Ayakan nomor 40 ( 0,42 mm )
d. Container

FAKULTAS TEKNIK PERTAMBANGAN


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II
KELOMPOK 5

e. Rol dan alat pengukur


f. Peralatan pengukuran kadar air ( oven dan neraca )
g. Air suling dengan tabung airnya

9.2.4 Prosedur Percobaan


a. - Untuk tanah permukaan tanah yang telah dikeringkan dalam keadaan
kering udara ( airdry ), dihaluskan dengan ayakan nomor 40.
- Untuk tanah undisturbed tanah dari tabung sample langsung diuji.
b. - Tanah permukaan yang lolos dari saringan nomor 40 kemudian
diletakkan diatas pelat kaca, diberi air, diaduk sehingga membentuk
seperti bola ( ± 8 gram ).
- Tanah Undisturbed dari tabung sample yang telah berupa adonan
ditumbuk diatas pelat kaca diaduk sehingga membentuk seperti bola
(±8 gram).
c. Setelah itu di gulung dengan gulungan 80 - 90 gulungan permenit 9 I
gulungan = 1 kali gulungan ke depan + 1 kali gulungan ke belakang / ke
posisi awal.
d. Pada saat diameter gulungan sampai 1/8 inchi potongan – potongan bagian
gulungan menjadi 6 atau 8 bagian
e. Lalu bagian – bagian tadi disatukan dan dibentuk lagi menjadi bola (elips)
dan kemudian digulung lagi
f. Proses penggulungan dapat dihentikan pada saat tanah mengalami retak –
retak ( bias jadi sebelum sampai diameter 1/8inch ).
g. Gulungan yang sudah tepat kadar airnya ( retak ) diambil dan dimasukkan
kedalam container lalu ditimbang .
h. Kemudian masukkan kedalam oven selama 24 jam.
i. Tentukankadar airnya.

FAKULTAS TEKNIK PERTAMBANGAN


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II
KELOMPOK 5

9.2.5 Pengolahan Data


Harga kadar air diperoleh dengan cara yang sama seperti percobaan kadar
air, yaitu:
Kadar air : Berat air / Berat tanah kering
Catatan :
- jika nilai U atau PL tidak bisa didapatkan laporkan harga PI sebagai NP (
NON PLASTIK ).
- Jika tanah mengandung banyak pasir maka dahulukan tes PL sebelum LL jika
PL tidak dapat ditentukan laporan LL dan PL sebagai NP.
- Jika nila PL sama atau lebih b esar dari LL laporkan PI sebagai NP.

9.2.6 Kesimpulan
Dari percobaan batas plastis (plastic limit) maka diperoleh
Batas Plastis (PL) = 27.09 %
Indeks Plastisitas (PI) = LL – PL = 17.91 %

FAKULTAS TEKNIK PERTAMBANGAN


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II
KELOMPOK 5

9.2.6 Foto

Gambar 9.2.1 Kontainer Gambar 9.2.2 Timbangan

Gambar 9.2.3 Air Suling Gambar 9.2.4 Ayakan no.40

Gambar 9.2.5 Plat Kaca Gambar 9.2.6 Oven

FAKULTAS TEKNIK PERTAMBANGAN


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II
KELOMPOK 5

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT


FAKULTAS TEKNIK
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
Kampus Fakultas Teknik Unlam Jl. A. Yani KM 35,5
Banjarbaru 70174

Lokasi/ID : Lab. Mektan Fakultas Teknik Kelompok :


Hari/Tanggal : Depth :m

UJI PENENTUAN BATAS PLASTIS


Langkah Pengujian Hasil Pengujian

Nomor Cawan 1 20
Berat Cawan W1 4,61 gr 4,57gr
Berat Cawan + Tanah Basah W2 8,91 gr 8,90gr
Berat Cawan + Tanah Kering W3 7,99 gr 7.98gr
Berat Air Ww=W2-W3 0,92 gr 0.92gr
Berat Tanah Kering Ws=W3-W1 3,38 gr 3,41gr
Kadar Air 𝜔=Ww/Ws x 100% 27, 21 % 26,47 %

Rata – rata Kadar Air 𝜔 27,09 %

Batas Plastis (PL) = 27,09 %


Indeks Plastisitas (PI) = LL – PL = 17,91 %

FAKULTAS TEKNIK PERTAMBANGAN


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II
KELOMPOK 5

9.3 Pemeriksaan Batas Susut (Shrinkage Limit Test )


9.3.1 Tujuan
Mencari kadar air tanah (Ws) terhadap berat kering tanah setelah
dioven,dimana pengurangan kadar air tidak akan menyebabkan pengurangan
volume massa tanah,tetapi penambahan kadar air tanah akan menyebabkan
penambahan volume massa tanah.

9.3.2 Dasar teori


Suatu tanah akan mengalami penyusutan apabila air yang dikandungnya
secara perlahan hilang dari dalam tanah. Dengan hilangnya air secara terus
menerus,tanah akan mencapai suatu tingkat keseimbangan diaman penambahan
kehilangan air tidak akan menyebabkan perubahan volume. Kadar air dinyatakan
dalam persen,diamana perubahan volume saat massa tanah berhenti didefinisikan
sebagai batas susut ( Shinkage limit ).

9.3.3 Peralatan
a. Evaporating disk,porselin
b. Spatula
c. Shrikage disk,datar dari porselin
d. Glass cup,permukaan rata plat kaca
e. Graduate cylinder 25 timbangan,ketelitian,0,1 gr.
f. Persiapkan tanah yang lolos saringan no.40 sebanyak 30 gr.

9.3.4 Prosedur Percobaan


a. Letakan contoh tanah dalam cawan dan campur dengan air suling
secukupnya untuk mengisi seluruh pori-pori sehingga menyerupai pasta
sehingga mudah diisikan kedalam cawan penyusut tanpa membawa serta
masuk gelombang udara.Banyaknya air yang dibutuhkan supaya tanah
dapat diaduk liquid limit. Banyaknya air yang dibutuhkan untuk
memperoleh plastik soil dengan consistency yang diinginkan,mungkin
lebih besar dari WLL (kira-kira 10% lebih besar dari WLD ).

FAKULTAS TEKNIK PERTAMBANGAN


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II
KELOMPOK 5

b. Bagian dalam dari cawan penyusut dilapisi tipis dengan vaseline untuk
mencegah melekatnya tanah pada cawan. Contoh tanah yang sudah
dibasahi tadi, kira-kira 113. Volume cawan diletakan ditengah-tengah
cawan,dan tanah dibuat mengalir kepinggir dengan cara mengetuk cawan
penutup diatas permukaan yang kokoh diberi bantalan beberapa lembar
kertas kemudian setelah tanah yang diketuk tadi menjadi padat dan semua
udara yang terdapat didalamnya terbawa kepermukaan,tambahakan lagi
113 tanah kedalam cawan cawan penyusut dan lakukan hal yang sama
sampai cawan penyusut penuh.
c. Setelah diratakan dan dibersihkan,ditimbang dengan segera,cawan
penyusut + tanah basah= A gram. Pasta tanah dibiarkan mengering diudara
sehingga warna pada tanah berubah dari tua kemuda. Lalu dimasukan
kedalam oven sampai kering setelah itu ditimbang.
d. Volume gram cawan = volume tanah basah,diukur dengan mengisi penuh
cawan penyusut dengan air raksa sampai meluap,buang kelebihan air raksa
sampai meluap,buang kelebihan air raksa dengan menekan kaca kuat
diatas cawan. Kemudian ukur dengan menggunakan gelas ukur banyaknya
air raksa yang tinggal dalam cawan penyusut sehingga didapatkan isi tanah
basah=v
e. Volume tanah kering diukur dengan mengeluarkan tanah kering dari
penyusut lalu dicelupkan kedalam cawan gelas yang penuh dengan air
raksa.
Caranya sebagai berikut :
 Cawan gelas diisi penuh dengan air raksa dan kelebihan air raksa
dibuang dengan menekan plat kaca diatas cawan gelas.
 Air raksa yang melekat diluar cawan gelas dibersihkan dengan benar.
 Letakan cawan gelas yang berisi air raksa itu kedalam cawan gelas
yang lebih besar.
 Letakan tanah kering diatas raksa pada cawan gelas.

FAKULTAS TEKNIK PERTAMBANGAN


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II
KELOMPOK 5

 Tekan dengan hati-hati tanah kering itu kedalam air raksa dengan
menggunakan plat kaca rata dengan bibir cawan.Perhatikan jangan
sampai ada udara yang terbawa masuk kedalam air.
 Air raksa yang tumpah,diukur vlumenya dengan gelas ukur sehingga
didapat volume tanah kering = Vs

9.3.5 Pengolahan data


a. Kadar air
W= (ww/ws)100 %
Dimana : Ww = (A-B) gram Ws= (B-C) gram
V−Vs
b. Shrinkage limit = Wsi= w-( . 100% )
Ws

Catatan : Untuk hasil yang lebih meyakinkan percobaan ini sebaiknya


dilakukan 3 kali.

9.3.6 Hasil Percobaan

Liquid Plastis Semi Solid


Plastis

WL = 27.09% Wp =17.02 % Ws = 17.91 %


13,185%
Plastisity Index (PI) = W L - Wp
= (27.09 – 17.02) %
= 10.07%

9.3.7 Kesimpulan
Dari hasil percobaan didapat PI = 10.07 % dan liquid limit = 27.09 %.
Data ini menunjukan bahwa tanah dalam kategori lempung berbatu yaitu termasuk
plastisitas sedang dengan kohesif.

FAKULTAS TEKNIK PERTAMBANGAN


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II
KELOMPOK 5

Semakin besar nilai PI, maka liquid index semakin kecil. Hal ini
menunjukkan bahwa tanah semakin keras dan sebaliknya semakin kecil nilai PI
maka liquid index semakin besar, sehingga tanah semakin lembek.

FAKULTAS TEKNIK PERTAMBANGAN


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II
KELOMPOK 5

Atterberg Limits
50
Plastic limit 20,01

40 Natural
water
KADAR AIR %

Content
30 Liquid limit 35

Shrinkage
20 limit
Plasticity
16,94
Index
10
10 100 Flow index
jemlah ketukan, N

Toughness
Liquid and Plastic Limit Determination
Remarks :

Inorganic clays of
plasticity
I
cohesionless
soil
Inorganic clays of
II medium
plasticity

Inorganic clays of
III
high plasticity

Inorganic silts of
IV low
compressibility
Inorganic silts of
medium
V
compressibility
& organic silts
Inorganic silts of
high
VI
compressibility
& organic clays

FAKULTAS TEKNIK PERTAMBANGAN


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II
KELOMPOK 5

juga termasuk kedalam tanah Inorganic clays of medium plasticity

FAKULTAS TEKNIK PERTAMBANGAN


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II
KELOMPOK 5

9.3.8 Foto

Gambar 9.3.1 Cawan Gambar 9.3.2 Timbangan

Gambar 9.3.3 Gelas Ukur Gambar 9.3.4 Plat Kaca

Gambar 9.3.5 Oven

FAKULTAS TEKNIK PERTAMBANGAN


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II
KELOMPOK 5

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT


FAKULTAS TEKNIK
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
Kampus Fakultas Teknik Unlam Jl. A. Yani KM 35,5
Banjarbaru 70174

Lokasi/ID : Lab. Mektan Fakultas Teknik Kelompok :4


Hari/Tanggal : Jumat, 30 september 2016 Depth : 2,6-3,0 m

UJI PENENTUAN BATAS SUSUT


Langkah Pengujian Hasil Perhitungan

Nomor Monel Dish 1 2


Berat Monel Dish 35.90 gr 35.66 gr
W1
Berat Monel Dish + Tanah Basah 57.44 gr 57.60 gr
W2
Berat Monel Dish + Tanah Kering 49.16 gr 49.9 gr
W3
Berat Air Ww =W2 – W3 8.28 gr 7.7gr
Berat Tanah Basah W =W2 – W1 21.54 gr 21.94 gr
Berat Tanah Kering Ws=W3 – W1 13.26 gr 14.20 gr
Volume Tanah Basah V 14.77m3 14.14cm3
Volume Tanah Kering Vo 8.63 cm3 8.95 cm3
Kadar Air 𝜔 = 𝑊𝑤/𝑊𝑠 x 100% 60.29 % 54.07 %
Batas Susut SL = |𝝎- ((V – Vo)/ Ws°𝜸w)| x 100 17.43 % 17.62 %
%
Rata - rata SL 17.02 %

FAKULTAS TEKNIK PERTAMBANGAN


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU

Anda mungkin juga menyukai