Anda di halaman 1dari 6

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH 1

FTSP - JURUSAN TEKNIK SIPIL


INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jalan. PHH. Mustafa 23 Bandung 40124 Telp. 022 -7272215

BAB VI
BATAS-BATAS ATTERBERG (ATTERBERG LIMIT)
BATAS CAIR (LIQUID LIMIT)
(ASTM D-4318)

6.1 Tujuan
Untuk menentukan kadar air suatu tanah pada keadaan batas cari dalam
satuan persen (%), dapat mengetahui sifat fisis, plastis, serta kemampuan dari
tanah (perubahan volume yang dapat terjadi) dan untuk mengklasifikasikan tanah,
serta untuk mengetahui apakah tanah mengandung zat-zat organis atau tidak.

6.2 Teori Dasar


Hasil-hasil yang diperoleh berupa jumlah pukulan dan kadar air masing-
masing sample, kemudian digambar dalam bentuk grafik. Jumlah ketukan
(pukulan) sebagai sumbu mendatar dengan skala logaritma sedangkan nilai kadar
air sebagai sumbu tegak dengan skala
Dengan membuat garis lurus melalui titik-titik tersebut atau jika diperoleh
titik-titik tersebut tidak pada satu garis lurus, maka garis lurus dibuat sebagai garis
regresi linear dari ketiga garis tersebut. Kadar air pada batas cair ditentukan pada
jumlah ketukan (pukulan) 25. Kadar air inilah yang disebut batas cair (Liquid
Limit). Penentuan LL dapat juga ditentukan berdasarkan persamaan berikut :
𝑁 0,121
LL = 𝑤𝐿 = 𝑊𝑁 [25]

Dimana : wN = kadar air pada ketukan N


N = jumlah ketukan

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH 1 1


LABORATORIUM MEKANIKA TANAH 1
FTSP - JURUSAN TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jalan. PHH. Mustafa 23 Bandung 40124 Telp. 022 -7272215

Adapun skema batasan kondisi tanah sebagai berikut:


Semi Solid
Solid Plastis Cair
Semi Plastis
Ws Wp WL Kadar air (%)

Gambar 6.2.1 Kondisi Tanah

6.3 Alat Dan Bahan

Gambar 6.3.1 Spatula Gambar 6.3.2 Air


untuk Membagi tanah untuk menambahkan
kadar air pada tanah

Gambar 6.3.3 Gambar 6.3.4


Tanah untuk pengujian sampel. Casagrande untuk
melakukan pengujian
ketukan pada tanah

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH 1 2


LABORATORIUM MEKANIKA TANAH 1
FTSP - JURUSAN TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jalan. PHH. Mustafa 23 Bandung 40124 Telp. 022 -7272215

6.4. Prosedur Pengujian


1) Siapkan contoh tanah lolos saringan nomor 40 (kering udara) sebanyak
±100 gram;
2) Letakkan contoh tanah tersebut diatas plat kaca;
3) Dengan menggunakan spatula, aduk contoh tanah dengan
menambahkan air sedikit demi sedikit sampai contoh tanah homogen;
4) Ambil sebagian contoh tanah yang sudah homogen dan taruh dalam
cawan batas cair (cawan casagrande);
5) Ratakan permukaannya sehingga sejajar dengan dasar/alas alat
casagrande dan bagian yang paling tebal harus kurang lebih 1 cm;
6) Buat alur pada contohn tanah tersebut dengan membagi dua contoh
tanah menggunakan grooving tool. Caranya dengan menarik grooving
tool yang tegak lurus permukaan cawan casagrande sepanjang diameter
cawan;
7) Putar alat casagrande sehingga cawan naik turun dengan kecepatan 2
putaran/detik;
8) Hentikan pemutaran apabila pada ketukan antara 40 – 50 alur sudah
tertutup sepanjang kurang lebih 1,25 cm, kemudian catat jumah
ketukannya;
9) Ambil sebagian contoh tanah tersebut, masukkan ke dalam cawan yang
sudah diketahui beratnya, timbang contoh tanah + cawan dan masukkan
ke dalam oven selama 24 jam;
10) Keluarkan contoh tanah + cawan dan dinginkan dalam desikator,
kemudian untuk mengetahui kadar airnya;
11) Ulangi percobaan diatas minimal 3 kali dengan variasi kadar air yang
berbeda, sehingga akan diperoleh perbedaan jumlah pukulan (ketukan
sebesar 8 – 10 pukulan;

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH 1 3


LABORATORIUM MEKANIKA TANAH 1
FTSP - JURUSAN TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jalan. PHH. Mustafa 23 Bandung 40124 Telp. 022 -7272215

6.4 Perhitungan
Tidak diperlukan perhitungan secara matematis tetapi menggunakan
penggambaran dalam grafik hubungan antara jumlah ketukan dan kadar air (
dalam skala semi logaritma). Adapun caranya sebagai berikut ;
1. Hitung kadar air masing-masing jumlah ketukan;
2. Plotkan harga kadar air tersebut pada grafik dengan absis banyaknya
ketukan (skala logaritma) dan ordinat nilai kadar air (sakla normal);
3. Tarik garis linier pada grafik tersebut;
4. Cari kadar air pada jumlah ketukan 25, batas cair/LL adalah kadar air
pada jumlah ketukan 2.

6.6 Dokumentasi

Gambar 6.6.1 Ketika tanah akan Gambar 6.6.2 ketika tanah diletakan
di uji ketukan pada casagrande Pada casagrande

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH 1 4


LABORATORIUM MEKANIKA TANAH 1
FTSP - JURUSAN TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jalan. PHH. Mustafa 23 Bandung 40124 Telp. 022 -7272215

LEMBAR DATA PRAKTIKUM


PENGUJIAN BATAS CAIR
ASTM D 4318

Tabel 6.1 Pengujian kadar air

1. Jumlah ketukan 18 29 31
2. No. cawan 1 2 3
3. Berat cawan + berat tanah basah gr 33,82 27,83 42,32
4. Berat cawan + berat tanah kering gr 25,19 21,42 31,13
5. Berat air gr 8,63 6,41 11,19
6. Berat cawan gr 11,02 10,39 10,01
7. Berat contoh tanah kering gr 14,17 11,03 21,12
8. Kadar air % 60,90 58,11 52,98

 Perhitungan
1. Berat air = W1 – W2
= 33,82 – 25,19
= 8,63 gr
2. Berat contoh tanah kering = W2 – W3
= 25,19 – 11,02
= 14,17 gr
𝑊𝑊
3. Kadar air = × 100%
𝑊𝑆
8,63
= × 100%
14,17

= 60,90 %

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH 1 5


LABORATORIUM MEKANIKA TANAH 1
FTSP - JURUSAN TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jalan. PHH. Mustafa 23 Bandung 40124 Telp. 022 -7272215

GRAFIK

62
61
60
59
kadar air (%)

58
57
kadar air
56
55 Linear (kadar air)

54
53
52
1 10 100
jumlah ketukan

6.7 Kesimpulan
Dapat dilihat dari besaran kadar air dalam persen yang ditentukan dari
dua puluh lima ketukan pada pengujian batas cair maka nilai kadar air
tersebut dapa dilihat dari perhitungan yang sudah dibuat. Dari perhitungan
tersebut bahwa semakin kecil ketukan maka makin banyak kadar air
sebaliknya jika makin banyak ketukan makin sedikit kadar airnya. Jadi
nilai kadar air yang ditentukan dari dua puluh lima ketukan dari grafik
diatas adalah 58,1%

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH 1 6

Anda mungkin juga menyukai