Anda di halaman 1dari 21

PENGUJIAN MEKANIKA TANAH

LAPORAN PRAKTIKUM
PENGUJIAN MEKANIKA TANAH S1 TS OFFERING E
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah pengujian mekanika tanah
Dosen Pengampu : Bpk. Drs. Eko Suwarno, M.Ed., M.Pd.

Disusun Oleh:
KELOMPOK 2

1. Nabila Azzakhroh (180523630101)


2. Nabila Mahartika Nurfahmi (180523630121)
3. Putu Sirli Oktaviani (180523630044)
4. Risky Fitriyanti Kuaras (180523600150)
5. Rizal Maulana (180523630111)
6. Yeni Maratud Solekah (180523630040)

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK SIPIL


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
LAPORAN PENGUJIAN MEKANIKA TANAH TANAH

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tanah adalah lapisan permukaan bumi yang secara fisik berfungsi sebagai
tempat tumbuh dan berkembangnya perakaran penopang tegak tumbuhnya
tanaman dan menyuplai kebutuhan air dan udara. Tanah terbentuk melalui proses
alami dan berlangsung sangat lama. Selain itu terdapat hubungan antara
perkembangan lapisan tanah dan perkembangan tumbuhan, hewan dan manusia.
Jenis tanah memiliki perbedaan antara satu tempat dengan tempat lainnya.
Kondisi inilah yang melatar belakangi akan pentingnya dilakukan pengujian
tanah. Jenis tanah memiliki perbedaan antara satu tempat dengan tempat lainnya.
Kondisi inilah yang melatar belakangi akan pentingnya dilakukan pengujian
tanah.
Penyelidikan tanah dilakukan untuk mengetahui jenis pondasi yang akan
digunakan untuk kontruksi bangunan, selain itu dari hasil penyelidikan tanah
dapat ditentukan perlakuan terhadap tanah agar daya dukung dapat mendukung
kontruksi yang akan dibangun. Dari hasil penyelidikan tanah ini akan dipilih
alternatife/jenis, kedalaman serta dimensi pondasi yang paling ekonomis tetapi
masih aman. Jadi penyelidikan tanah sangat penting dan mutlak dilakukan
sebelum struktur itu mulai dikerjakan. Dengan mengetahui kondisi daya dukung
tanah kita bisa merencanakan suatu struktur yang kokoh dan tahan gempa, yang
pada akhirnya akan memberi rasa kenyamanan dan keamanan bila berada didalam
gedung.
Data tanah dapat diperoleh melalui pengujian laboratorium. Uji
laboratorium menghasilkan data tanah untuk mengetahui suatu daerah atau lokasi
ditinjau dari kestabilan tanah, gaya geser dan lain-lain yang memenuhi syarat atau
tidak, jika pada lokasi tersebut didirikan suatu bangunan sipil. Hal inilah yang
melatar belakangi pebulisan laporan hasil pengujian tanah dengan judul “Laporan
Praktikum Mekanika Tanah”.

1
LAPORAN PENGUJIAN MEKANIKA TANAH TANAH

1.2 Tujuan
1. Laporan tugas akhir untuk memenuhi tugas mata kuliah Mekanika Tanah bagi
penulis.
2. Laporan tugas Mekanika Tanah bertujuan memberikan informasi bagi para
pembaca.

1.3 Rumusan Masalah


1. Apa saja pengujian yang berkaitan dengan tanah?
2. Bagaimana cara pengujian tanah?
3. Apa saja data yang diperoleh dari hasil pengujian tanah?

2
LAPORAN PENGUJIAN MEKANIKA TANAH TANAH

BAB II

PENGUJIAN

2.1. UMUM

Tanah didefinisikan sebagai material yang terdiri butiran mineral-mineral padat


yang tidak tersementasi satu sama lainnya serta terletak diatas batuan dasar. Ikatan antar
butiran relatif lemah disebabkan karena adanya ruang (rongga) diantara partikel-partikel
butiran tanah. Ruang tersebut dapat berisi air, udara ataupun keduanya.
Dengan adanya praktikum ini untuk menitik beratkan pada pengujian mengenai
keadaan suatu tanah yang akan digunakan sebagai tempat berdirinya suatu bangunan.
Hasilnya berupa data-data yang selanjutnya dianalisa sampai struktur bangunan dapat
ditentukan, tipe fondasi dan lain-lain sesuai dengan sifat-sifat yang dimiliki oleh tanah
tersebut. Oleh karena itu, dalam praktikum ini ada beberapa aspek pengujian pada tanah
yang perlu dilakukan, diantaranya:

1) Pengujian Kadar Air


2) Pengujian Spec Gravity
3) Pengujian Analisa Saringan
4) Pengujian Batas Konsistensi

2.2 PENGUJIAN KADAR AIR (MOISTURE CONTENT TEST)

2.2.1 Pendahuluan

Kadar air tanah merupakan salah satu parameter terpenting untuk menentukan
korelasi antara perilaku tanah dengan sifat fisik tanah, yang dilakukan secara rutin
dalam pelaksanaan pengujian di laboratorium.
Yang dimaksud dengan kadar air tanah adalah perbandingan antara berat air yang
terkandung dalam masa tanah, terhadap berat butiran padat (tanah kering) yang dinyatakan
dalam persen.
Percobaan ini dilakukan menggunakan metoda kering oven (oven drying method),
dimana benda uji dipanaskan pada suhu (1105) ºC, selama 16 s.d 24 jam.
Pada keadaan khusus dimana tanah yang diujikan berupa jenis lempung yang
terdiri dari mineral monmorilonite/holosite, gypsum, ataupun bahan-bahan organik

3
LAPORAN PENGUJIAN MEKANIKA TANAH TANAH

(misalnya tanah gambut), maka suhu pengeringan maksimum dibatasi sampai dengan 60
ºC, dengan waktu pengeringan yang lebih lama.
Penentuan kadar air tanah sedapat mungkin dilakukan segera setelah penyiapan benda
uji, terutama bila cawan yang digunakan mudah berkarat.

2.2.2 Tujuan Pengujian


1) Praktikan dapat melaksanakan percobaan penentuan kadar air dengan prosedur yang
benar.
2) Praktikan dapat melakukan perhitungan serta menggunakan dalam perhitungan-
perhitungan untuk percobaan yang lain.

2.2.3 Peralatan Dan Bahan


1) Cawan kadar air (tin box).
2) Timbangan ketelitian 0,01 gram.
3) Oven.
4) Sampel tanah.

2.2.4 Prosedur Pengujian


1) Tentukan berat dari cawan kosong kering dan catat beratnya(W1).
2) Letakkan sampel tanah basah kedalam kaleng.
3) Timbang cawan dengan sampel tanah basah dan catat beratnya(W2).
4) Setelah prosedur nomer 3 selesai, letakkan cawan dengan tanah basah ke dalam oven.
Setel suhu oven pada suhu 105° C sampai dengan 110° C.
5) Setelah dioven, ambil sampel dan cawan selanjutnya catat beratnya sebagai berat tanah
kering dengan cawan(W3).

2.2.5 Perhitungan
Kadar air dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

𝑊2 − 𝑊3
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐴𝑖𝑟 = × 100%
𝑊3 − 𝑊1

Kadar Air Sampel 1 (%)

172,69 − 146,00
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐴𝑖𝑟 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 1 = × 100% = 21,70 %
146,00 − 23,00

Kadar Air Sampel 2 (%)

4
LAPORAN PENGUJIAN MEKANIKA TANAH TANAH

80,00 − 61,00
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐴𝑖𝑟 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 2 = × 100% = 41.94 %
61,00 − 15,00

Kadar Air Sampel Rata-Rata

21,70 + 41,94
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐴𝑖𝑟 𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑅𝑎𝑡𝑎 = = 31,82 %,
2

Jadi, kadar air rata-rata adalah 31,82%

2.2.6 Kesimpulan
Dari hasil pengujian dan perhitungan yang telah praktikan selesaikan, dari kadar air
sampel 1 didapatkan nilai sebesar 21,70% dan kadar air sampel 2 didapatkan nilai sebesar
41,94%. Dari kedua sampel tersebut diambil nilai rata-rata sehingga didapatkan nilai kadar
air rata-rata yaitu 31,82%, sehingga dari nilai kadar air tersebut maka sampel tanah masuk
kedalam kategori soft clay berdasarkan tabel Typical Values of Water Content in a
Saturated Stated dibawah ini.

Natural Water Content in a


SOIL
Saturated State (%)
Loose uniform sand 25 - 30
Dense uniform sand 12 – 16
Loose angular-Grained silty sand 25
Dense angular-grained silty sand 15
Stiff clay 20
Soft clay 30-50
Soft organic clay 80-130
Glacial till 10

Tabel 1. Typical Values of Water Content in a Saturated Stated

5
LAPORAN PENGUJIAN MEKANIKA TANAH TANAH

2.2.7 Lampiran

2.3 PENGUJIAN BERAT JENIS (SPECIFI GRAVITY)


2.3.1 Pendahuluan
Gravitasi sebuah materi yang diberikan didefinisikan sebagai perbandingan berat
sebuah volume bahan yang diberikan dengan volume air suling yang sama. Dalam
mekanika tanah, gravitasi khusus dari padat tanah (yang sering disebut sebagai gravitasi
tanah yang spesifik) adalah parameter penting untuk perhitungan hubungan volume berat.
Demikianlah gravitasi spesifik, Gs, didefinisikan sebagai:
𝑊𝑠
Gs =
𝑉𝑠 𝛾𝑤
Di mana: Ws = massa tanah padat (g)
Vs = volume padat tanah (cm3)
𝜌𝑤 = kepadatan air (g/cm3)
Umum rangkaian nilai-nilai Gs, untuk berbagai jenis tanah diberikan dalam prosedur
penentuan gravitasi spesifik, Gs, digambarkan di sini dapat diterapkan pada tanah yang
terdiri dari partikel-partikel yang lebih kecil dari ukuran 4,75 mm.

2.3.2 Tujuan Pengujian


1) Dapat menghitung perbandingan antara berat tanah dan volume tanah.
2) Mengetahui prosedur kerja dalam menentukan berat isi dari suatu sampel tanah.
3) Untuk memperoleh berat isi sesuai dengan standar yang telah ditentukan.

2.3.3 Peralatan dan Bahan


1) Botol picnometer (100 ml)
2) Cawan
3) Termometer
4) Timbangan ketelitian 0,01 g

6
LAPORAN PENGUJIAN MEKANIKA TANAH TANAH

5) Air
6) Spatula
7) Sampel tanah

2.3.4 prosedur Pengujian


1) Bersihkan botol pengukuran itu dengan baik kemudian, keringkan dan timbang botol
picnometer yang masih kosong.
2) Masukkan tanah kedalam botol picnometer sampai setengah botol, kemudian timbang
botol yang sudah berisi tanah.
3) Kemudian isi botol picnometer dengan air sampai ±1/3 dari tanah dan timbang
kembali botol yang sudah terdapat air dan tanah didalamnya.
4) Ratakan tanah dan air di dalam botol picnometer sampai tidak terdapat rongga atau
udara di dalam botol picnometer.
5) Kemudian endapkan tanah yang sudah di ratakan selama ± 3 jam pada suhu ruangan
(kisaran 27-28oC).

2.3.5 Perhitungan
Berat Jenis:

𝑊𝑠 𝑊2−𝑊1
Gs = 𝑉𝑠 𝛾𝑤 = (𝑊4.𝐶𝑡)+(𝑊2−𝑊1−𝑊3)

Dimana: Gs = berat jenis


Ws = berat tanah
Vs = volume tanah
𝛾𝑤 = berat air
W1 = berat picometer kosong
W2 = berat picometer + tanah
W3 = berat tanah
W4 = berat picometer + air
Ct = factor korekri suhu
Penyelesaian:
Sampel 1
𝑊2−𝑊1
Gs =
(𝑊4.𝐶𝑡)+(𝑊2−𝑊1−𝑊3)

7
LAPORAN PENGUJIAN MEKANIKA TANAH TANAH

93−54
=
(152,9𝑥0,9991)+(39−176)

= 2,47 gram
Sampel 2
𝑊2−𝑊1
Gs = (𝑊4.𝐶𝑡)+(𝑊2−𝑊1−𝑊3)
244,5−145,5
= (377,5𝑥0,9991)+(99−432,6)
= 2,27 gram
Berat rata-rata
𝐺𝑠1+𝐺𝑠2
∑𝑮𝒔 = 2
2,47+2,27
=
2

= 2,37 gram

2.3.6 Kesimpulan
Specific gravity dipengaruhi oleh suhu dan komposisinya. Pikometer dapat
digunakan untuk zat berbentuk liquid dan solid. Jika peroses penimbangan tidak teliti maka
hasil yang diperoleh bisa tidak sesuai. Sehingga dilakukan 2 kali pengujian dan
menghasilkan nilai berat jenis rata-rata yaitu 2,37 gram.

2.3.7 Lampiran

2.4 PENGUJIAN ANALISIS SARINGAN (SIEVE ANALYSIS)

2.4.1 Pendahuluan
Pada dasarnya partikel – partikel pembentuk struktur tanah mempunyai ukuran dan
bentuk yang beraneka ragam, baik tanah kohesif maupun non kohesif. Sifat tanah

8
LAPORAN PENGUJIAN MEKANIKA TANAH TANAH

ditentukan oleh ukuran butir tanah dan distribusinya. Sehingga di dalam mekanika tanah,
analisa ukuran butir banyak dilakukan/diapaki acuan untuk mengklasifikan tanah.

Pengujian analisa butiran ini dilakukan dengan dua cara:


1) Analisa Ayakan (slave analysis) : untuk pasir dan kerikil
2) Analisa hidrometer (hydrometer analysis: untuk kandungan tanah yang berbutir harus
lolos ayakan No.200)

2.4.2 Tujuan Pengujian


1) Mengetahui cara pengujian besar butiran tanah dengan prosedur yang benar.
2) Dapat menentukan pembagian butiran dan membuat grafik hasil pengujian.

2.4.3 Peralatan dan Bahan


1) Timbangan dan neraca dengan ketelitian 0,2 % dari benda uji.
2) Satu set ayakan dengan ukuran: No.4, No.12, No. 20, No.40, No.100, No.200, PAN
3) Oven dengan pengatur suhu sampai 110°C.
4) Mesin penggetar saringan.
5) Palu karet.
6) Kuas, sikat kuningan, sendok, dll.
7) Sampel tanah

Gambar 1. Sleve Shaker Elektrik

Keterangan gambar

1) Skakelar ON-OFF 9) Klem penjepit sieve


2) Pan 10) Dudukan sieve

9
LAPORAN PENGUJIAN MEKANIKA TANAH TANAH

3) Sieve (saringan) 11) Box mesin


4) Baud pengunci 12) Stecker
5) Tiang 13) Scoope
6) Tutup (cover) 14) Sikat halus
7) Bos penggantung 15) Kuas
8) Tiang penggantung 16) Cawan

Persiapan benda uji


1) Bila contoh tanah diperkirakan mempunyai butiran yang lebih kecil dari saringan No.
40 (0,425 mm), maka contoh tanah dapat digunakan langsung dalam pengujian.
2) Bila contoh tanah mempunyai butiran lebih besar dari saringan No. 40 (0,425 mm),
maka harus mengeringkan contoh tanah dan melakukan penyaringan.
3) Menggambil benda uji yang lolos saringan No. 40 (0,425 mm) sebanyak 300 gram.

2.4.4 Prosedur Pengujian


1) Mengambil sampel tanah seberat 1 kg menggunakan cetok dan memasukkan ke dalam
plastik.
2) Menyiapkan nampan untuk menumbuk gumpalan tanah dengan palu karet.
3) Menimbang cawan dalam keadaan kosong.
4) Mengambil sampel dari hasil yang telah ditumbuk dengan cawan seberat 1 kg
5) Menyusun satu set ayakan sesuai dengan standar pengujian.
6) Menimbang berat setiap saringan dalam keadaan kosong yang sebelumnya dibersihkan
dengan alat.
7) Memasukkan sampel pada saringan yang sudah tersusun, gincanagkan dengan alat
pengguncang (cieve shaker) selama 10-15 menit.
8) Menimbang masing-masing sampel yang tertahan pada masing-masing ayakan.
9) Mencacat hasil timbangan dengan membuat tabel hasil timbangan kemudian
menghitung hasil keseluruhan.

2.4.5 Perhitungan
1) Jumlah berat tertahan untuk masing-masing ukuran saringan secara kumulatif
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑘𝑢𝑚𝑢𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 = 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ 1 × 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ 2

10
LAPORAN PENGUJIAN MEKANIKA TANAH TANAH

keterangan:
berat tanah 1 = berat tanah tertahan kumulatif
berat tanha 2 = berat tanah tertahan
2) Jumlah prosentase berat benda uji dihitung terhadap berat total secara kumulatif
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ 1
𝑝𝑟𝑜𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑘𝑢𝑚𝑢𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 = × 100%
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ
keterangan:
berat tanah 1 = berat tanah tertahan kumulatif
3) Jumlah prosentase berat benda uji lolos saringan
𝑝𝑟𝑜𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ 𝑙𝑜𝑙𝑜𝑠 = 100% − 𝑝𝑟𝑜𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑎ℎ𝑎𝑛
4) Menghitung koefisien seragaman (Cu)
Kemiringan dan bentuk umum dari kurva dapat digambarkan oleh koefisien
keseragaman Cu (Coefisien of Uniformity) dan Cc adalah koefisien gradasi (Coefisien of
Gradiation), rumusnya sebagai berikut:
𝐷60
𝐶𝑢 =
𝐷10
5) Menghitung koefisien gradasi Cc
𝐷302
𝐶𝑐 =
𝐷60 × 𝐷10
6) Perhitungan data pada pengujian
Koefisien:
60
𝐾𝑒 60 ∶ 𝐷60 = × 100 = 60%
100
30
𝐾𝑒 30 ∶ 𝐷30 = × 100 = 30%
100
10
𝐾𝑒 10 ∶ 𝐷10 = × 100 = 10 %
100
Menentukan diameter (Ø) saringan
60−43,55
𝐷60 = 0,600 + 48,32−43,55 × (0,850 − 0,600) = 1,461
30−18,72
𝐷30 = 0,075 + 28,38−18,72 × (0,150 − 0,075) = 0,163
10−0,000
𝐷10 = 0,000 + 18,72−0,000 × (0,075 − 0,000) = 0,040

𝐷60 1,461
𝐶𝑢 = = = 36,46
𝐷10 0,040
𝐷302 0,1632
𝐶𝑐 = = = 0,45
𝐷60 × 𝐷10 1,461 × 0,040

11
LAPORAN PENGUJIAN MEKANIKA TANAH TANAH

2.4.6 Kesimpulan
Dari data di atas menurut AASHTO tanah tersebut termasuk tidak well graded
untuk pasir. Dan menurut USCS termasuk clayey sands, sand-clay mixtures.

2.4.7 Lampiran

2.5 PENGUJIAN ATTENBERG ( BATAS KONSENTRASI )

2.5.1 Pendahuluan
Tanah berbutir halus yang perlu diperhatikan adalah sifat plastisitasnya. Plastisitas
disebabkan oleh adanya partikel mineral lempung dalam tanah. Plastisitas digambarkan
sebagai kemampuan tanah dalam menyesuaikan diri pada perubahan bentuk maupun
volume yang konstan tanpa retak-retak atau remuk. Pada umumnya tanah berbutir halus
adalah tanah plastis.

Batas susut batas plastis batas cair

Padat semi padat plastis cair

Gambar 2.5.1 Batas-batas Atterberg

Untuk menggambarkan kondisi tanah , Atterberg (1911) memberikan cara untuk


menggambarkan batas-batas konsistnsi tanah berbutir halus, yang lebih dikenal sebagai
Batas- batas Atterberg. Batas-batas tersebut adalah batas cair, batas plastis, dan batas susut.

12
LAPORAN PENGUJIAN MEKANIKA TANAH TANAH

Sifat-sifat plastisitas dinyatakan dengan harga indeks plastisitas (Plasticty Index) yang
merupakan selisih nilai kadar air batas cair dengan nilai kadar air batas plastis.
2.5.2. Tujuan Pengujian
1) Praktikan dapat melaksanakan salah satu cara pengujian batas plastis dan semi padat
(batas plastis) dengan prosedur yang benar.
2) Praktikan dapat menentukan jenis, sifat serta klasifikasi tanah dengan benar.

2.5.3. Peralatan
1) Alat batas cair standar (Atterberg)
2) Alat pembuat alur
3) Grooving tool (ASTM) untuk tanah kepasiran
4) Grooving tool (Cassagrande) untuk tanah kohesif
5) Spatula
6) Botol berisi air suling (botol semprot)
7) Plat kaca
8) Tin box
9) Desikator
10) Oven
11) Timbangan dengan ketelitian 0,001 gram

Keterangan Gambar
1. Mangkok 8. Alur pembuat casagrande

13
LAPORAN PENGUJIAN MEKANIKA TANAH TANAH

2. Pen penggantung mangkok 9. Spatula


3. Baut penjepit 10. Botol air
4. Baut pengatur tinggi jatuh 11. Gelas ukur
5. Tuas pemutar 12. Alas gelas
6. Alas 13. Cawan
7. Alas pembuat alur ASTM

a. Persiapan Benda Uji


1) Bila contoh tanah diperkirakan mempunyai butiran yang lebih kecil dari saringan No. 40
(0,425 mm), maka contoh tanah dapat digunakan langsung dalam pengujian.
2) Bila contoh tanah mempunyai butiran lebih besar dari saringan No. 40 (0,425 mm), maka
harus mengeringkan contoh tanah dan melakukan penyaringan.
3) Menggambil benda uji yang lolos saringan No. 40 (0,425 mm) sebanyak 300 gram.

2.5.4. Prosedur Pengujian


1) Mengambil benda uji yang lolos saringan No. 40 sebanyak 300 gram.
2) Meletakan pada mangkok pengaduk atau plat kaca, melakukan pengadukan dengan
menambah air suling sedikit demi sedikit, atau mengaduk sehingga kadar air merata
(homogen).
3) Setelah didapat campuran yang homogen, membuat bola-bola tanah seberat ± 8gram,
kemudian menggeleng-gelengkan bola-bola tanah tersebut di atas plat kaca dengan
ujung jari tangan dengan kecepatan penggelengan 80-90 giling/ menit, sampai retak-retak
pada diameter 3 mm dan membandingkan dengan batang pembanding.
Apabila sebelum mencapai diameter 3 mm benda uji sudah retak, menyatukan
kembali benda uji, kemudian menambahkan air sedikit demi sedikit dan mengaduk
hingga homogen. Bila penggelengan sudah mencapai diameter lebih kecil dan 3 mm
tanpa menunjukkan keretakan, maka membiarkan benda uji beberapa saat di udara.

4) Mengambil benda uji yang telah mencapai keretakan pada diameter 3 mm, memasukkan
ke dalam tin box (cawan), menentukan kadar aimya dengan menggunakan metoda
pengujian kadar air.

14
LAPORAN PENGUJIAN MEKANIKA TANAH TANAH

2.5.5 Perhitungan

1) Hitunglah ukuran indeks plastisitas dengan menghitung batas cair dan air plastis

Indeks Plastisitas = Kadar air Batas Cair – Kadar air Plasti

2) Hitunglah berat cawan untuk mengetahui kadar air , kadar air merupakan salah satu
unsur penting dalam bahan pangan, meskipun bukan sumber nutrient namun
keberadaannya sangat esensial dalam kelangsungan proses biokimiawi organisme
hidup. Air dalam bahan pangan terdapat dalam berbagai bentuk

W2−W3
Kadar air = W3−W1 x 100%
dimana :W1 = Berat cawan kosong
W2 = Berat cawan + tanah basah
W3 = Berat cawan + tanah kering

3) Perhitungan Data Uji


Perhitungan kadar air
• Uji Sampel 1

W2−W3
= W3−W1 x 100%

68.23−50.00
= 50.00−23.40 x 100%

= 68.53 %

• Uji Sampel 2

W2−W3
= W3−W1 x 100%

55.41−42.00
= 50.00−23.00 x 100%

= 70.58 %

Rata –Rata Pengujian Perhiyungan Kadar Air

15
LAPORAN PENGUJIAN MEKANIKA TANAH TANAH

68.53 + 70.58
= 2

= 69.56 %

Kadar Air Plastis

• Uji Sampel 1

W2−W3
= W3−W1 x 100%

37.93−32
= x 100%
32−17.5

= 28.66 %

Indeks Plastisitas = Kadar air Batas Cair – Kadar air Plastis

= 69.56 – 40.90
= 28.66 %

2.5.6 Kesimpulan

Dari data di atas menurut AASHTO Kadar air nilai kadar batas platis rata-rat dari
ketiga sample yaitu 28.66 % dalam menentukan btas plastis yaitu dengan rumus PI = LL
PL, dimana PI merupakan indeks plastisitas, PL merupakan batas plastis da LL merupakan
kadar air ketika sifat tanah pada batas dari keadaan cair menjadi plastis. maka dengan
demikian indeks plastisitasnya adalah PI = LL- PL = PI ,kita dapat menyimpulkan bahwa
tanah tersebut mempunyai indeks plastisitas lebih dari 17 dan mempunyai plastisitas yang
tinggi dan merupakan tanah lempung yang kohesif

2.5.7 Lampiran

16
LAPORAN PENGUJIAN MEKANIKA TANAH TANAH

17
LAPORAN PENGUJIAN MEKANIKA TANAH TANAH

BAB III
TABEL HASIL PENGUJIAN

3.1 PENGUJIAN KADAR AIR


SAMPEL - SPECIMEN
N0 URAIAN DATA UJI
1 2
CATATAN

A UJI KADAR AIR


1 Berat cawan kosong - kering (Gram) 23.00 15.70 See Moisture Content Test
2 Brt tnh Basah + cawan (gram) 172.69 80.00
3 Brt tnh krg + cawan (Gram) 146.00 61.00
4 Kadar Air tanah (%) 21.70 41.94
5 Kadar Air Rerata (%) 31.82

3.2 PENGUJIAN BERAT JENIS (SPEC GRAVITY)


SAMPEL - SPECIMEN
No URAIAN DATA
1 2
1 Berat picnometer kosong (W1) gram 54.00 145.50
2 Berat picnometer + tanah (W2) gram 93.00 244.50
3 Berat tanah (W2-W1) 39.00 99.00
4 Berat picnometer + tanah + air (W3) gram 176.00 432.60
5 Berat picnometer + air (W4) gram 152.90 377.50
6 Suhu (T) o C 27.00 27.00
7 Faktor koreksi suhu (Ct) 0.9991 0.9991
8 Berat picnometer + air terkoreksi (W4xCt) 152.76 377.16
9 Berat jenis (Gs) = (W1-W2)/(W4.Ct+W2-W1-W3) 2.47 2.27
10 Berat jenis rata-rata 2.37

3.3 PENGUJIAN ANALISIS SARINGAN (SIEVE ANALYSIS)


Berat Sar. Brt. Sar + Berat Tnh. Kum Tnh. % Kumulatif % Kumlatif
No. Dia Saringan
Kosong Tanah Tertahan Tertahan Tnh Tertahan Tnh Lolos
a b c d e f g h

4 4.750 455.50 502.70 44.20 44.20 4.29 95.71


10 2.000 422.50 650.00 227.50 271.70 26.39 73.61
20 0.850 429.70 690.00 260.30 532.00 51.68 48.32
30 0.600 417.30 466.50 49.20 581.20 56.45 43.55
40 0.425 412.10 461.20 49.10 630.30 61.22 38.78
50 0.300 407.50 455.70 48.20 678.50 65.91 34.09
100 0.150 416.00 474.80 58.80 737.30 71.62 28.38
200 0.075 362.40 461.90 99.50 836.80 81.28 18.72
Pan 0.000 437.30 630.00 192.70 1030 100.00 0.00

18
LAPORAN PENGUJIAN MEKANIKA TANAH TANAH

D10 = 0,040 M Cc = 0,45


D30 = 0,163 M Cu = 36,46
D60 = 1,461 M

100.00

80.00
% Komulatif lolos

60.00

40.00

20.00

0.00
10.000 1.000 0.100 0.010

Diameter saringan (mm)

3.4 PENGUJIAN BATAS KONSISTENSI TANAH


3.4.1 Batas Cair
No Uraian Uji Spesimen Sampel 01
1 Jumlah ketukan hingga berimpit 0,5 inch. 45 25 17
2 Berat cawan kosong (W1) gram 23.40 23.00
3 Berat cawan + tanah basah (W2) gram 68.23 55.41
4 Berat cawan + tanah kering (W3) gram 50.00 42.00
5 Kadar air (%) = {(W2-W3)/(W3-W1)}100% 68.53 70.58
Batas Cair 69.56

80

75
y = -0.073x + 71.821
% Kadar air

70

65

60
1 10 100
N (jumlah pukulan)

19
LAPORAN PENGUJIAN MEKANIKA TANAH TANAH

3.4.2 Batas Plastis


No Uraian Uji Sampel 01
1 Berat cawan kosong (W1) gram 17.5
2 Berat cawan + tanah basah (W2) gram 37.93
3 Berat cawan + tanah kering (W3) gram 32
4 Kadar air Plastis (%) = {(W2-W3)/(W3-W1)}100% 40.90

5 Indeks Plastisitas 28.66

20

Anda mungkin juga menyukai