Anda di halaman 1dari 14

Nilai: (Acc Asisten)

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK PENANGANAN HASIL PERTANIAN Pengukuran Densitas Dan Specific Gravity Serta Pengukuran Sudut Geser Dan Angle Of Repose

Oleh :

Nama NPM Hari, Tanggal Praktikum Waktu Co. Ass

: Hafifi : 150610090103 : Rabu, 14 Maret 2012 : 15.00 17.00 : - Citra Pertiwi - R. Asri Noor Pratiwi - Haryatna Sartika P - Mirah

LABORATORIUM PASCA PANEN DAN TEKNOLOGI PROSES PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS PADJADJARAN 2012

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penangan hasil pertanian tentunya berhubungan dengan kualitas hasil pertanian. Cara yang dilakukan dalam mengukur kualitas hasil pertanian adalah dengan pengukuran densitas dan specific gravity serta pengukuran sudut geser dan angle of repose. Densitas dan gravitasi berperan dalam perhitungan difusivitas panas dalam pindah panas, penentuan bilangan Reynold dalam penangan pneumatic atau hidrolik, pemisahan produk dari bahan yang tidak diinginkan dan pendugaan struktur fisik serta komposisi kimia. komoditas dengan bentuk yang irregular dan porus akan mempersulit proses pengukuran volume dan densitas. Dalam penangan tersebut terdapat perlakuan seperti gaya (gaya gesek, gaya tekan) dan suhu (pemanasan dan pendinginan). Untuk memperoleh hasil yang memenuhi persyaratan mutu, maka setiap perlakuan yang diberikan terhadap bahan harus tetap pada kisaran yang aman untuk menghidari kerusakan pada komoditas. Oleh karena itu, pengetahuan dan pemahaman mengenai karakteristik sifat pertanian sangat diperlukan dalam perancangan maupun pengoperasian berbagai peralatan yang digunakan dalam proses penanganan maupun pengolahan, juga dalam pengembangan perancangan peralatan.

1.2 Tujuan Praktikum Adapun tujuan dari percobaan ini antara lain: Menentukan kerapatan kamba (bulk desity), specific gravity serta sudut repost (angle of repos) suatu bahan. Mempelajari cara pengukuran densitas produk pertanian yang berbentuk tidak beraturan serta bersifat porus.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kerapatan Kamba (Bulk Density) Kerapatan kamba merupakan salah satu sifat fisik bahan yag umumya digunakan dalam perancangan suatu gudang penyimpanan dan volume alat pengolahan. Dalam penentuan kerapatan kamba perlu diketahui terlebih dahulu volume solid suatu komoditas pertanian yakni dengan membagi berat air yang dipindahkan dengan densitas air. Apabila komoditas yang diukur bersifat higroskops, maka digunakan media lain seperti tepung. Keraptan kamba merupakan parameter yang digunakan dalam menentukan ruang proses maupun penyimpanan bahan. Dalam penanganan bahan hasil pertanian istilah densitas dibedakan menjadi dua macam, yaitu densitas massa atau kerapatan massa (mass density) dan densitas kamba atau kerapatan kamba (bulk density). 1. Kerapatan massa adalah kerapatan bahan yang diukur tanpa menyertakan ruangruang kosong di antara bahan atau dengan pengertian lain perbandingan massa sebuah bahan dengan volumenya. 2. Kerapatan kamba adalah kerapatan bahan yang diukur dengan menyertakan ruang kosong di antara bahan atau dengan pengertian lain perbandingan antara massa bahan dengan volume bahan beserta ruang-ruang kosong di antara bahan. Berat satuan bahan-bahan butiran (bulk solid) dibedakan menjadi 2, yaitu: 1. Berat satuan partikel ( butiran tunggal) disebut solid/ particle density (p). 2. Berat satuan curah (bulk density), yaitu berat bahan curah dibagi volume total bahan termasuk pori-pori. Macam-macam bulk density, yaitu: Apparent/ Loose Bulk Density, yaitu densitas bahan curah tanpa pemadatan (a). Compacted/ Tapped Bulk Density, yaitu densitas bahan curah dengan pemadatan (c). Working/ Dynamic Bulk Density, yaitu densitas bahan curah untuk penanganan bahan curah. Dalam menentukan Bulk Density dan Densiti curah, dapat digunakan rumus sebagai berikut : bulk density () =

2.2 Spesific Gravity

Pengertian berat jenis (spesific gravity) adalah perbandingan berat bahan terhadap berat air yang volumenya sama dengan bahan. Spesific gravity (berat jenis) menunjukkan kerapatan massa yang dipengaruhi oleh gravitasi. Spesific gravity memiliki peranan penting dalam penanganan komoditas pertanian seperti pengeringan dan penyimpanan biji-bijian, stabilitas makanan ringan, penentuan kemurnian biji, sortasi dan grading, evaluasi kemasakan buah, tekstur dan kemasakan buah, estimasi ruang udara di dalam jaringan tanaman, serta evaluasi kualitas produk seperti pada jagung manis, kacangkacangan, kentang dan lain-lain. Penentuan specific gravity dapat menggunakan rumus sebagai berikut: ( )

Dimana: massa air yang dipindahkan = (massa wadah + air + bahan) (massa wadah + air).

2.3 Sudut Repos Karakteristik friksi yang perlu diketahui dalam perancangan mesin-mesin pascapanen dari bahan hasil pertanian terutama biji-bijian adalah sudut repos (angle of repose). Biasanya sudut repos diperlukan untuk menentukan sudut kemiringan corong pengumpan (hopper) atau kemiringan saringan mesin sortasi. Sudut repos adalah sudut yang terbentuk antara bidang alas dan bidang miring dari suatu bentuk segitiga pada saat bahan curah (biji-bijian) dijatuhkan secara bebas atau sampai bahan mulai jatuh bergulir. Sedut repos terbagi dua, yaitu: 1. Sudut repos statik, yaitu sudut gesek antar bijian diambang batas gerak. 2. Sudut repos dinamik, yaitu sudut antara lereng timbunan bijian dengan permukaan horizontal. Menurut Sahay dan Singh (1994), nilai sudut repos dari suatu bahan dipengaruhi oleh bentuk, ukuran, kadar air, dan orientasi bahan.

BAB III METODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat : Timbangan analitik Gelas ukur Beaker glass Alat pengukur sudut repos

3.1.2 Bahan : Kacang hijau Kacang Kedelai Jagung Terong Air

3.2 Prosedur Perrcobaan 3.2.1 Menentukan Bulk Density a. Menimbang sejumlah bahan dengan menggunakan timbangan analitik. b. Mengukur volume bahan yang telah ditimbang tersebut dengan menggunakan gelas ukur/gelas baker. c. Menghitung bulk density bahan dengan menggunakan persamaan sebagai berikut : bulk density () = 3.2.2 Menentukan Spesific Gravity a. Menimbang bahan dengan menggunakan timbangan analitik. b. Memasukkan air ke dalam gelas ukur/gelas baker, kemudian timbanglah gelas yang telah diisi air tersebut (massa wadah+air). c. Memasukkan bahan ke dalam gelas ukur/gelas baker yang telah diisi ari tersebut dan catatlah massanya (massa wadah+air+bahan). d. Menghitung specific grafity bahan dengan menggunakan persamaan sebagai berikut :

Dimana : Massa air yang dipindahkan = (massa wadah + air + (massa wadah + air). ( )

bahan) -

3.2.3 Menentukan Sudut Repos a. Meletakkan bahan pada permukaan bidang atas (seng) dari alat pengukur sudut repos. b. Menaikkan lapisan atas dari alat pengukur sudut repos sedikit demi sedikit sampai dengan bahan mulai bergulir jatuh dan amati busur derajat untuk melihat besarnya sudut lapisan bawah dan lapisan atas dari alat pengukur sudut repos. c. Pada saat bahan mulai bergerak, mencatat sudut yang terbentuk (sudut repos bahan). d. Mengulangi pengukuran pada permukaan yang berbeda (mika dan kayu) dengan masing-masing permukaan diulang sebanyak 30 kali. 3.2.4. Mengukur Densitas Bahan Pertanian Porus Berbentuk Tak Menentu Dengan Pelapisan Lilin a. Menyiapkan sampel dan timbang beratnya, ms. b. Menyiapkan air dan ukur volumenya, Va. c. Memanaskan lilin sampai mencair. d. Setelah lilin mencair, mencelupkan sampel ke dalam lilin kemudian timbang berat sampel berlapis lilin, ms1. e. Memasukkan sampel berlapis lilin ke dalam air. Ukur volume air ditambah sampel dan lilin, Vs+1+a. f. Menghitung volume lilin, V1. g. Menghitung volume sampel berdasarkan persamaan Vs = Vs+1+a - V1 - Va. h. Menghitung densitas sampel
s

= ms / Vs.

BAB IV HASIL PERCOBAAN

4.1 Bulk Density Bulk Density ( )

Bahan Jagung 1 Jagung 2 Jagung 3 Kedelai 1 Kedelai 2 Kedelai 3 Kacang Hijau 1 Kacang Hijau 2 Kacang Hijau 3

Massa (gr) 3.00 2.82 2.71 2.92 2.92 2.86 2.98 2.96 2.82

V (ml) 2 2 1 2.5 2.5 2.00 2 2.5 2.5

Nilai Bulk Density 1,5 1,41 1,71 1,49 1,184 1,128 1,168 1,168 1,43

Rata-rata

SD

1,54

0,153948

1,27

0,194857

1,26

0,151266

4.2 Spesific Grafity ( Massa Bahan (Mb) 9,07 8,97 9,03 ) Massa Wadah (Mw) + air (Ma) 52,58 52,45 52,73 61,17 61,31 61,56 Mb + Mw + Ma Massa air yang dipindahkan (Map) 8,59 8,86 8,83 Spesific Gravity = (Mbu/Map) x (1g/cm3) 1,06 1,01 1,02 1,03 0,02 61,34 61,49 8,81 8,82 1,03 1,02

Komoditas

Perco baan

1 2 Jagung 3

Rata-rata SD K. Hijau 1 2 9,07 9,01 52,53 52,67

9,01

52,77 Rata-rata SD

61,73

8,96

1,01 1,02 0,01

1 2 K. Kedelai 3

9,04 9,03 9,04

52,57 52,86 52,44 Rata-rata SD

61,40 61,64 61,22

8,83 8,78 8,78

1,02 1,03 1,03 1,03 0,003

4.3 Sudut Repos 4.3.1 Uji Repos Dengan Mika PERCOBAAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 JAGUNG 20 15 20 18 22 25 24 21 20 24 22 24 26 20 18 20 25 25 20 KACANG HIJAU 12 9 6 15 7 7 9 10 5 14 5 12 13 8 17 8 14 14 10 KEDELAI 8 8 7 6 8 7 8 6 6 7 6 8 10 6 9 10 9 8 9

20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Rata-rata SD

21 24 25 23 25 25 25 24 40 24 26 23,03333 4,230296

14 8 12 11 11 10 15 13 12 14 9 10,8 3,188341

9 6 10 7 9 6 7 10 6 8 7 7,7 1,369915

4.3.2 Uji Repos Dengan Seng PERCOBAAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Rata-rata SD 4.4 Densitas bahan pertanian JAGUNG 22 23 22 24 23 25 34 28 28 28 25,7 3,802046 KACANG HIJAU 15 20 20 17 19 12 10 27 20 25 18,5 5,275731 KEDELAI 14 15 12 18 15 14 10 16 14 20 14,8 2,820559

Tabel Hasil Perhitungan Densitas komod Perc Massa Volume Massa Volume Volume Volume Densitas

itas

obaa n

(Ms)

air (Va) Sample + Sample+ Lilin (Msl) lilin+air (Vs+l+a) 16 12 12,50

Lilin (Vl)

Sample (Vs) = Vs + l + a Vl - Va

s = Ms/Vs

1 Terong 2 3

3,72 1,91 2,09

10 10 10

4,10 2,11 2,24

0,41 0,22 0,16

5,59 1,78 2,34

0,67 1,07 0,89

Xbar (Densitas) = 0,88

SD Densitas = 0,20

BAB V PEMBAHASAN

Informasi mengenai bulk denisty membantu kita dalam menentukan design storange (ruang penyimpanan). Karena berdasarkan data bulk denisty tersebut, kita dapat menetukan storange (ruang penyimpanan) yang diperlukan oleh produk tersebut. Apabila nilai bulk denisty dari produk tersebut besar, maka ruang penyimpanan yang diperlukan oleh produk tersebut besar pula. Dan apabila nilai bulk denisty kecil maka ruang penyimpanan yang diperlukan oleh produk tersebut kecil pula. Perhitungan standar deviasi pada jagung, kedelai dan kacang hijau. Pada jagung, standar deviasi yang didapat adalah 0,153948, pada kedelai standar deviasi yang diperoleh adalah 0,194857, sedangkan pada kacang hijau standar deviasi yang diperoleh adalah 0,151266. Setiap bahan berbeda standar deviasinya dikarenakan berat jenis yang dimiliki masing-masing bahan berbeda-beda, semakin besar berat jenis yang dimiliki bahan maka semakin kecil standar deviasinya. Dari perhitungan tentang specific gravity didapat kesimpulan bahwa semakin kecil nilai specific gravity suatu bahan maka semakin besar pengaruh gravitasinya. Dalam percobaan kali ini bahan yang dipakai yaitu jagung, kedelai dan kacang hijau. Pada percobaan jagung nilai yg paling kecil dilakukan pada percobaan kedua yakni 1,01 hal ini berarti tingkat gravitasi yang dimiliki oleh jagung yang paling tinggi terdapat pada percobaan ke dua. Pada percobaan kadelai nilai yang paling kecil dilakukan pada percobaan pertama sebesar 1,02, jadi tingkat gravitasi kedelai yang paling tinggi terdapat pada percobaan pertama. Sedangkan untuk kacang hijau, nilai yang paling kecil terdapat pada percobaan ke tiga sebesar 1,01, jadi tingkat gravitasi kacang hijau yang paling tinggi terdapat pada percobaan ke tiga. Biasanya sudut repos diperlukan untuk menentukan sudut kemiringan corong pengumpan (hopper) atau kemiringan saringan mesin sortasi. Pembentukan sudut repos dipengaruhi oleh bentuk, ukuran, kadar air, dan orientasi bahan. Terlihat dari hasil praktikum rata rata sudut repos dengan menggunakan mika, maka diperoleh sudut repos rata-rata jagung 23,03, kacang hijau 10,80, dan kedelai 7,70. Pada saat menggunakan seng,

diperoleh sudut repos rata-rata pada jagung 3,80, kacang hijau 5,27 , dan kedelai 2,82. Sudut repos yang paling kecil yaitu sudut repos dari kacang kedelai. Hal itu berarti bahwa kacang kedelai mudah menggelinding terlihat juga dari bentuk kacang kedelai itu sendiri

yang kecil di bandingkan dari bahan yang lain. Perbedaan sudut repos ini yang menjadikan perbedaan kemiringan corong pada mesin mesin pengolah hasil pertanian.

BAB VI KESIMPULAN

1) Data kerapatan kamba (bulk density) dan spesific gravity bahan diperlukan untuk menyimpan biji-bijian, perencanaan silo, bunker, hopper, perancangan, pengemasan, dan lain-lain. Dari hasil perhitungan, nilai bulk density terbesar terdapat pada jagung. 2) Data volume, densitas, dan spesific gravity bahan diperlukan dalam proses pengeringan dan penyimpanan biji-bijian, proses sortasi, grading, pengemasan, rancang bangun alat mesin, dan lain-lain. Dari hasil perhitungan, nilai spesific gravity paling besar tedapat pada jagung dan kedelai. Semakin kecil nilai specific gravity suatu bhan maka semakin besar pengaruh gravitasinya. 3) Besar kecilnya nilai sudut repos dipengaruhi oleh karakteristik fisik bahan yang akan diukur sudutnya. Menurut Sahay dan Singh (1994), nilai sudut repos dari suatu bahan dipengaruhi oleh bentuk, ukuran, kadar air, dan orientasi bahan.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim.

2008.

Teknik

Penanganan

Hasil

Pertanian.

http://www.scribd.com/doc/76403343/Pengukuran-Densitas-dan-SpecificGravity-serta-Pengukuran-Sudut-Geser-dan-Angle-Of-Repose tanggal 20 Maret 2012 pukul 20.00 WIB). Sudaryanto, Modul Penuntun Praktikum MK. Teknologi Penanganan Hasil Pertanian, 2012/2013. Fakultas Teknologi Industri Pertanian Universitas Padjadjaran. (Diakses pada

Anonim.

2011.

Sifat-Sifat

Fisik

Bahan-Bahan

Pertanian. (Diakses pada

http://bambangpurwantana.staff.ugm.ac.id/.../PengBhn01.doc. tanggal 20 Maret 2011 pukul 20.00 WIB).

Anda mungkin juga menyukai