Anda di halaman 1dari 22

Nilai :

LAPORAN PRAKTIKUM
KARAKTERISTIK BAHAN HASIL PERTANIAN
(Pengukuran Densitas & Spesific Gravity, dan
Pengukuran Sudut Geser & Angle of Repose)

Oleh :

Nama : Fayyadhifa Alya Tamira


NPM : 240110170048
Hari, Tanggal Praktikum : Selasa, 2 Oktober 2018
Waktu/Shift : 15.30 / A2
Asisten : 1. Agnes Klarasitadewi
2. Dina Aprilia
3. Intan Siti Sa’adah
4. Rini Nurul Fauziyah

LABORATORIUM PASCA PANEN DAN TEKNOLOGI PROSES


DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN DAN BIOSISTEM
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2018
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Karakteristik fisik suatu bahan hasil pertanian sangat berpengaruh terhadap
proses penanganan hasil pertanian karena hal ini akan mempengaruhi kualitas dari
hasil pertanian itu sendiri. Komponen karakteristik fisik suatu bahan antara lain
pengukuran densitas dan specific gravity serta pengukuran sudut geser dan angle
of repose.
Hal ini diperlukan untuk penyimpanan, perancangan mesin, perencanaan
kemasan, sortasi dan grading. Misalnya pengukuran densitas berfungsi untuk
perancangan kemasan karena densitas merupakan perbandingan massa bahan
dengan volume bahan sehingga dalam perancangan kemasan dengan massa
tertentu harus diperhitungkan besar- kecilnya kemasan (volume) karena setiap
bahan hasil pertanian memiliki perbedaan antara massa dengan volumenya. Maka
dari itu, untuk mempertahankan mutu bahan produk pertanian diperlukan
pemahaman tentang sifat bahan hasil pertanian dengan cara melakukan
pengukuran densitas dan specific gravity , pengukuran sudut geser dan angle of
repose produk pertanian yang berbentuk tidak beraturan serta bersifat porus yang
dilaksanakan pada praktikum kali ini..

1.2 Tujuan Praktikum


Adapun tujuan dari praktikum kali ini adalah :
1. Menentukan kerapatan kamba (bulk density), spesific gravity serta sudut
repos (angle of repose) suatu bahan; dan
2. Mempelakajari cara pengukuran densitas produk pertanian yang berbentuk
tidak beraturan serta bersifat porus.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Spesific Grafity
Gravity spesifik adalah rasio massa sampel dengan sederajat volume zat
standar. Dalam tes ini, gravitasi spesifik (dtt’) t 'd berarti t rasio berat sampel pada t
'℃ dengan yang volume yang sama dari air suling di t ℃. Ketika gravitasi spesifik
hanya diberikan, kecuali ditentukan lain, itu berarti rasio berat () 20 d sampel pada
20 20 ℃ dengan yang volume yang sama air suling pada 20 ℃. Kecuali
ditentukan lain, pengukuran dilakukan dengan Metode 1, metode 2, atau metode
4. Ketika sosok tertentu disertai dengan "Tentang," Metode 3 juga berlaku.
1. Pengukuran dengan piknometer A piknometer adalah botol dengan
kapasitas biasanya 10 ml sampai 100 ml, memiliki stopper tanah-kaca
dilengkapi dengan termometer, dan sisi inlet-tabung dengan garis ditandai
dan topi tanah-kaca.  Timbang akurat sebuah piknometer, sebelumnya
dibersihkan dan dikeringkan, dan perhatikan Berat W. Lepaskan stopper dan
tutup, mengisi piknometer dengan sampel, menjaga pada suhu 1-3 ℃ lebih
rendah dari suhu yang ditentukan (t '℃), dan stopper, mencegah
pembentukan gelembung. Menggunakan piknometer yang sama yang berisi
air suling, perhatikan berat W2 pada suhu tertentu (t ℃). Hitung berat jenis
(dtt’) t 'd dengan rumus :
W 1−W
dtt’¿
W 2−W
2. Pengukuran oleh Sprengel-Ostwald piknometer The Sprengel
Ostwaldpiknometer biasanya memiliki kapasitas 1 sampai 10 ml, dengan
berdinding tebaltabung baik di kedua ujungnya. Pada salah satu tabung
halus (A), ada garis ditandai (C). Ketika berat, melampirkan kawat platinum
(atau kawat aluminium, dll) D sehingga piknometer adalah tergantung
dengan kawat di hook dari keseimbangan kimiawi. Timbang akurat
piknometer, sebelumnya dibersihkan dan dikeringkan, dan perhatikan berat
beban (W). Immerse tabung baik B tanpa garis ditandai dalam sampel
disimpan pada suhu 3- 5 ℃ lebih rendah dari suhu yang ditentukan.
Melampirkan tabung karet atau tanah-kaca tabung ke ujung A, dan dengan
lembut menyedot sampel sampai garis depan muncul di atas ditandai garis
C, mencegah pembentukan gelembung. Merendam piknometer dalam air
disimpan pada suhu tertentu (t '℃) selama 15 menit, dan kemudian, dengan
melampirkan selembar kertas saring untuk akhir B, menyesuaikan depan
sampel untuk ditandai garis C. Setelah mengambil piknometer keluar dari
air mandi dan menyeka nya luar juga, menimbang akurat berat (W1).
Dengan menggunakan piknometer yang sama, melakukan tekad yang sama
dengan air suling. Timbang akurat piknometer berisi air suling pada suhu
tertentu (t ℃), dan catatan W2 berat badan. Hitung berat jenis (dtt’) t 'd
dengan rumus sebagai berikut :
W 1−W
dtt’¿
W 2−W
3. Pengukuran dengan Hydrometer Gunakan hidrometer untuk menentukan
temperatur dengan presisi yang diperlukan. Sebelum menggunakan, bersih
dengan etanol atau eter.
4. Pengukuran oleh Oscillator-Type Density meter Pengukuran dengan osilator
tipe kepadatan meter dirancang untuk menentukan gravitasi spesifik dari
sampel cair atau gas dari kepadatan sampel diperoleh dengan mengukur
periode getaran intrinsik (T (s)), sel diisi dengan sampel. Gravitasi spesifik
ditentukan dari massa referensi zat. Ketika sel yang berisi sampel bergetar,
itu mengalami getaran dengan periode getaran intrinsik (T) sebanding
dengan massa. Jika volume bagian bergetar dari sel sampel adalah tetap,
relasi alun-alun dari periode osilasi intrinsik dan kepadatan sampel harus
linear. (Zaidan.2012).

2.2 Volume dan Densitas


Densitas terbagi menjadi dua, yaitu:
1. Densitas Nyata adalah perbandingan bobot bahan dengan volume yang
hanya ditempati oleh butiran bahan tidak termasuk ruang kosong.
2.  Densitas Kamba (Bulk density)  adalah  perbandingan bobot bahan dengan
volume yang ditempatinya, termasuk ruang kosong diantara butiran
makanan.Densitas Kamba dapat diukur dengan menimbang bahan yang
menempati wadah literan sesuai dengan volume.
Densitas Kamba (bulk density) dan densitas nyata adalah salah satu sifat
fisik yang dimiliki oleh berbagai bahan pertanian yang mana volume alat yang
digunakan pada saat mengolah, ataupun sebagai sarana transportasi dan lain
sebagainya. (Lucky.2014)

2.3 Sudut Repos


Sudut repos diukur dengan cara menjatuhkan tepung pada ketinggian
tertentu (15 cm) melalui corong pada bidang datar. Kertas putih digunakan
sebagai alas bidang datar. Ketinggian harus selalu di bawah lubang
corong. Pengukuran diameter dilakukan pada sisi yang sama pada setiap
pengukuran. Sudut repos ditentukan dengan mengukur diameter (d) dan
tinggi tumpukan (t) dan dihitung sebagai :
2t
Sudut repos = arc tan
d
Sudut repos diperlukan untuk menentukan sudut kemiringan corong
pengumpan (hopper) atau kemiringan saringan mesin sortasi.Sudut repos
adalah sudut yang terbentuk antara bidang alas dan bidang miring dari
suatu bentuk segitiga pada saat bahan curah (biji-bijian) dijatuhkan secara
bebas atau sampai bahan mulai jatuh bergulir. (Hartoyo,Arif dan Hery
Sunanda.2006)
BAB III

METODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan


3.1.1 Alat
Alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah :
1. Alat tulis;
2. Alat pengukur sudut repos (mika, kayu, dan seng);
3. Baker glass;
4. Gelas ukur;
5. Kompor listrik;
6. Piknometer;
7. Timbangan analitik
3.1.2 Bahan
Bahan Yang digunakan pada praktikum kali ini adalah :
1. Air;
2. Cabai merah;
3. Cairan toluene (C6H5CH3);
4. Jagung;
5. Kacang hijau;
6. Kacang kedelai;
7. Lilin;
8. Minyak goreng.

3.2 Prosedur Praktikum


3.2.1 Menentukan Bulk Density
1. Menimbang sejumlah bahan dengan menggunakan timbangan analitik.
2. Mengukur volume bahan yang telah ditimbang tersebut dengan
menggunakan gelas ukur/baker glass.
3. Menghitung bulk density bahan dengan menggunakan persamaan sebagai
berikut :
massa bahan
BulkDensity =
volume bahan
3.2.2 Menentukan Spesific Gravity
a. Metode Platform Scale
1. Menimbang bahan dengan timbangan analitik.
2. Memasukkan air ke dalam gelas ukur kemudian menimbang gelas yang
telah diisi air tersebut (massa wadah + air).
3. Memasukkan bahan ke dalam gelas ukur yang telah diisi air tersebut dan
catatlah massanya (massa wadah + air + bahan).
4. Menghitung spesific gravity bahan dengan menggunakan persamaan sebagai
berikut :
massa bahan di udara
Spesific Grafity = × Specific grafity air
massa air yang dipindahkan
Dimana massa air yang dipindahkan = (massa wadah + air + bahan) –
(massa wadah + air).

b. Metode Piknometer
Prinsip metode ini didasarkan atas penentuan massa cairan dan penentuan
ruangan yang ditempati cairan ini.
1. Menentukan spesific gravity bahan padat (terutama bijian)
1) Menimbang berat sampel di udara (Bs)
2) Menimbang berat piknometer (Bp)
3) Memasukan cairan toluene kedalam piknometer, menimbang berat
toluene + piknometer (Bs + Bt)
4) Memasukan sampel biji – bijian ke dalam piknometer yang telah terisi
cairan toluene, menimbang berat toluene + piknometer + sampel (Bt +
Bp + Bs) hingga mencapai batas garis pada piknometer
5) Setelah piknometer dikosongkan, dicuci, dan dibersihkan dengan
alkohol, menimbang juga berat toluene + air (Bp + Ba) sampai batas
garis pada piknometer
6) Menghitung spesific gravity (SGs) dan berat satuan sampel (𝛄s)
B p +t −B p
SG toluene =
B p +a−B p
SG toulene xB s
SG sampel =
Bs−(B ¿ ¿ t + p+s−B p +t )¿
Bs
Vs =
SG sampel
Bs
γs =
Vs
2. Menentukan spesific gravity bahan cair (minyak atsiri)
1) Menyiapkan piknometer kosong (m) yang bersih kemudian menimbang
beratnya dalam gram, selnjutnya memasukan aquades sampai garis
batas piknometer.
2) Piknometer tadi ditutup lagi sehingga tidak ada gelembung, lalu
bersihkan dinding luar piknometer dengan tisu. Kemudian, mencatat
suhu pada tutup piknometer dan menimbang kembali berat piknometer
yang berisi aquades (m1).
3) Melakukan prosedur untuk sampel yang digunakan, mencatat suhu dan
berat piknometer dan sampel (m2).
m2−m
Bj sampel =
m1 −m

3.2.3 Menentukan Sudut Repos


1. Meletakkan bahan pada permukaan bidang atas (seng) dari alat pengukur
sudut repos.
2. Menaikkan lapisan atas dari alat pengukur sudut repos sedikit demi sedikit
sampai dengan bahan mulai bergulir jatuh dan amati busur derajat unutk
melihat besarnya sudut yang terbentuk antara lapisan bawah dan lapisan atas
dari alat pengukur sudut repos.
3. Pada saat bahan mulai bergerak, mencatat sudut yang terbentuk (sudut repos
bahan).
4. Mengulangi pengukuran pada permukaan yang berbeda (mika dan kayu)
dengan masing – masing permukaan diulang sebanyak 30 kali.

3.2.4 Mengukur Densitas Bahan Pertanian Porus Berbentuk Tak Menentu


dengan Pelapisan Lilin
1. Menyiapkan sampel dan menimbang beratnya, ms
2. Menyiapkan air dan mengukur volumenya, Va
3. Memanaskan lilin sampai mencair
4. Setelah lilin mencair, menyelupkan sampel ke dalam lilin kemudian
menimbang berat sampel berlapis lilin, msl
5. Memasukan sampel berlapis lilin ke dalam air, mengukur volume air
ditambah sampel dan lilin, Vs+l+a
6. Menghitung volume lilin, Vl
7. Menghitung volume sampel berdasarkan persamaan Vs = Vs+l+a – Vl – Va
8. Menghitung densitas sampel ρs = ms /Vs
BAB IV
HASIL

4.1 Hasil Pengukuran


Tabel 1. Hasil Percobaan Spesific Gravity Metode Piknometer Kelompok 1
Bahan Bs Bp Bpt Bpts Bpa SG SG Vs γs (g /
(gr (gr) (gr) (gr) (gr) Toluen Sampe (mm3) mm3)
) a l
Kedela 5 17,8 37,8 34,8 42,4 0,813 0,5055 9,891 0,505
i 7 8 4 8 1 5
Kacang 5 17,8 37,8 33,3 42,4 0,813 0,5391 9,274 0,539
Hijau 7 8 4 8 7 1

Tabel 2. Hasil Percobaan Bulk Density Kelompok 2


Percobaan Massa (g) Volume (ml) Bulk Density (g/ml)
ke K. Hijau Jagung K. Hijau Jagung K. Hijau Jagung
1 4.97 4.94 13.7 14 0.3627 0.3528
2 5.00 5.03 14 14 0.3571 0.3592
3 5.01 4.97 14 13.9 0.3578 0.3575

Tabel 3. Hasil Percobaan Spesific Gravity dengan Metode Platform Scale


Kelompok 3
Perco Massa Bahan Massa Air 20 Massa Air + Massa Air Spesific Gravity
baan (gr) (a) ml + Massa Bahan + yang (SG)
ke - Wadah (gr) (b) Wadah (gr) (c) Dipindahkan
(gr) (d)
Kedel Kacan Kedel Kacan Kedel Kacan Kede Kacan Kedel Kacan
ai g Hijau ai g Hijau ai g Hijau lai g Hijau ai g Hijau

1 5 5 78,09 80,34 83,1 85,34 5,01 5 0,998 1


0
2 5,03 5 78,34 80,12 83,36 85,09 5,02 4,97 1,002 1,0060
0
3 5 5 78,77 76,69 83.75 81,65 4,98 4,96 1,004 1,0081
0
Tabel 4. Hasil Percobaan Sudut Repose Kelompok 4
Mika Kayu Seng
Percobaan
Jagung K. Hijau Jagung K. Hijau Jagung K. Hijau
ke-
(o) (o) (o) (o) (o) (o)
1. 29 14 38 23 28 30
2. 34 21 24 26 28 16
3. 25 19 27 14 26 18
4. 26 16 24 25 24 18
5. 29 16 17 10 32 28
6. 24 16 10 11 24 16
7. 29 15 28 11 28 28
8. 26 14 23 22 26 14
9. 25 13 30 15 28 14
10. 26 13 30 18 26 22
11. 31 19 28 17 28 26
12. 33 11 30 16 28 20
13. 28 26 14 21 28 14
14. 25 19 14 30 18 14
15. 26 21 24 14 24 16
16. 29 31 26 18 26 16
17. 34 26 25 16 22 18
18. 27 22 35 12 22 14
19. 24 21 25 11 26 20
20. 26 16 20 21 24 24
21. 32 11 10 20 32 18
22. 29 16 25 18 24 18
23. 14 13 27 20 24 20
24. 31 16 20 16 28 18
25. 25 29 25 15 22 16
26. 26 16 25 13 22 16
27. 29 19 22 18 20 16
28. 26 21 26 24 24 20
29. 31 12 20 28 28 18
30. 29 26 25 16 28 22
Jumlah 828 547 717 539 768 4568
Rata-Rata 27.6 18.23 23.9 17.96 25.6 18.93

∑ ( X i− X́ )2
Standar
Deviasi (SD)

Tabel 5. Hasil Pengukuran Densitas Bahan Porus kelompok 5


Percobaan Ms Va MsL VsLa ML VL Vs ρs
Ke - (gr) (cm3) (gr) (cm3) (gr) (cm3) (cm3) (g/cm3)
1 6 50 9,33 60 3,33 3,5809 6,4194 0,9346
2 3,73 50 8,38 60 4,65 5 5 0,746
3 2,75 50 5,13 58 2,38 2,5591 5,4409 0,5054

4.2 Perhitungan
4.2.1 Perhitungan Spesific Gravity Metode Piknometer Kelompok 1
Perhitungan :
M 2−M 43.50−21.18
1. SG Minyak Goreng = = = 0.9099
M 1−M 45.71−21.18
2. SG Air = 1

4.2.2 Perhitungan Bulk Density Kelompok 2


Massa Bahan
BD =
Volume Bahan
a. Kacang Hijau
Massa Bahan 4.97
1. BD = = = 0.3627 g/ml
Volume Bahan 13.7
Massa Bahan 5.00
2. BD = = = 0.3571 g/ml
Volume Bahan 14
Massa Bahan 5.01
3. BD = = = 0.3578 g/ml
Volume Bahan 14
b. Jagung
Massa Bahan 4.94
1. BD = = = 0.3528 g/ml
Volume Bahan 14
Massa Bahan 5.03
2. BD = = = 0.3592 g/ml
Volume Bahan 14
Massa Bahan 4.97
3. BD = = = 0.3575 g/ml
Volume Bahan 13.9

4.2.3 Perhitugan Spesific Gravity dengan Metode Platform Scale Kelompok 3

1. Perhitungan SG Kedelai

a
Percobaan ke – 1 : SG = × SG Air
d

5
= ×1 = 0,998003992
5,01

a
Percobaan ke – 2 : SG = × SG Air
d

5,03
= ×1 = 1,0019920319
5,02

a
Percobaan ke – 3 : SG = × SG Air
d

5
= × 1 = 1,0040160643
4,98

2. Perhitungan SG Kacang Hijau

a
Percobaan ke – 1 : SG = × SG Air
d

5
= ×1 = 1
5

a
Percobaan ke – 2 : SG = × SG Air
d

5,03
= ×1 = 1,0060362179
4,97

a
Percobaan ke – 3 : SG = × SG Air
d

5
= ×1 = 1,0080645161
4,96
4.2.4 Perhitungan Sudut Repose Kelompok 4
Perhitungan:
1. Jagung di Permukaan Bidang Mika
Total Jumlah Sudut Repos 828
Rata-rata ¿ = = 27.6 0
Banyaknya Percobaan 30
∑ ( X i− X́ )2
SD=
√ n−1

2. Kacang Hijau di Permukaan Bidang Mika


Total Jumlah Sudut Repos 547
Rata-rata ¿ = = 18.230
Banyaknya Percobaan 30
∑ ( X i− X́ )2
SD=
√ n−1

3. Jagung di Permukaan Bidang Kayu


Total Jumlah Sudut Repos 717
Rata-rata ¿ = = 23.90
Banyaknya Percobaan 30
∑ ( X i− X́ )2
SD=
√ n−1
4. Kacang Hijau di Permukaan Bidang Kayu
Total Jumlah Sudut Repos 539
Rata-rata ¿ = = 17.960
Banyaknya Percobaan 30
∑ 23 ( X i− X́ )2
SD=
√ 24 n−1

5. Jagung di Permukaan Bidang Seng


Total Jumlah Sudut Repos 768
Rata-rata ¿ = = 25.60
Banyaknya Percobaan 30
∑ ( X i− X́ )2
SD=
√ n−1

6. Kacang Hijau di Permukaan Bidang Seng


Total Jumlah Sudut Repos 568
Rata-rata ¿ = = 18.930
Banyaknya Percobaan 30

∑ ( X i− X́ )2
SD=
√ n−1
4.2.5 Perhitungan Data Platform Scale oleh Kelompok 5
1. Perhitungan ML (Massa Lilin)

Percobaan ke – 1 : ML = MsL – Ms

= 9,33 – 6 = 3,33 gr

Percobaan ke – 2 : ML = MsL – Ms

= 8,38 – 3,73 = 4,65 gr

Percobaan ke – 3 : ML = MsL – Ms

= 5,13 – 2,75 = 2,38 gr

2. Perhitungan VL (Volume Lilin)


ML
Percobaan ke – 1 : VL =
ρL

3,33
= = 3,5806 cm3
0,93

ML
Percobaan ke – 2 : VL =
ρL

4,55
= = 5 cm3
0,93

ML
Percobaan ke – 3 : VL =
ρL

2,38
= = 2,5591 cm3
0,93

1. Perhitungan Vs (Volume Sampel)


Percobaan ke – 1 : Vs = VsLA – VA – VL

= 50 – 50 – 3,5806 = 6,4194 cm3

Percobaan ke – 2 : Vs = VsLA – VA – VL

= 50 – 50 – 5 = 5 cm3

Percobaan ke – 3 : Vs = VsLA – VA – VL
= 50 – 50 – 2,5591 = 5,4409 cm3

2. Perhitungan ρs (Massa Jenis Sampel)


Ms
Percobaan ke – 1 : VL =
Vs

5
= = 0,9346 g/cm3
5,4194

Ms
Percobaan ke – 2 : VL =
Vs

3,73
= = 0,745g/cm3
5

Ms
Percobaan ke – 3 : VL =
Vs

2
= = 0,5054 g/cm3
5,4409
BAB V
PEMBAHASAN

Praktikum kali ini, praktikan melakukan berbagai percobaan yang


berhubungan dengan pengukuran densitas (massa jenis), spesific gravity,
pengukuran sudut geser, dan sudut repos (angle of repose). Sehingga praktikan
dapat mengetahui, memahami, dan menentukan besarnya kerapatan kamba (bulk
density), spesific gravity, dan sudut repose suatu bahan hasil pertanian serta
penanganan yang tepat bagi bahan hasil pertanian tersebut untuk menjaga mutu
dan kualitasnya agar sampai ke tangan konsumen dalam kondisi yang seharusnya.
Percobaan kelompok 2 yaitu menentukan nilai bulk density dari suatu bahan
hasil pertanian. Percobaan bulk density menggunakan bahan seperti kacang hijau
dan jagung. Nilai bulk density ini didapatkan dari perbandingan antara massa
bahan dengan volume bahan, dimana massa bahan saat praktikum disamakan
yaitu 5 gram, namun dikarenakan sulit untuk menentukan bahan maka massa dari
kacang tidak sama dengan 5 gram. Sehingga rata – rata bulk density jagung
sebesar 0,3565 gr/ml dan rata – rata bulk density dari kacang hijau sebesar 0,3592
gr/ml. Menurut literatur yang ada, bulk density jagung sebesar 0,769 gr/ml dan
bulk density kacang hijau sebesar 0,694 gr/ml. Hal ini disebabkan karena bentuk
ataupun ukuran dari bahan yang berbeda. Nilai bulk density menunjukkan bahwa
bentuk dan ukuran jagung dengan kacang hijau itu berbeda. Nilai bulk density
yang telah didapatkan dapat dijadikan sebagai sampel untuk manajemen storage
maupun sistem aerasi bahan tersebut. Percobaan spesific gravity bahan cair
dengan menggunakan perbandingan antara minyak goreng dan air. Nilai spesific
gravity yang didapatkan dari pengukuran dan perhitungan yaitu minyak goreng
sebesar 0,0909 dan air sebesar 1 sehingga bisa dikatakan bahwa spesific gravity
air lebih besar dari spesific gravity minyak. Jika praktikan membandingkan SG
bahan padat dengan SG bahan cair maka dapat dilihat bahwa SG bahan padat
lebih besar dari pada SG bahan cair.
Pada percobaan kelompok ketiga praktikan melakukan pengukuran Spesifik
Gravity (SG) melalui metode Plateform Scale dengan menggunakan bahan berupa
kedelai dan kacang hijau. Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan didapat
rata-rata hasil SG dari kedelai sebesar 1,0013 sedangkan kacang hijau sebesar
1,0047. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa SG kacang hijau
lebih besar dibanding kedelai.
Pada percobaan kelompok 1 masih sama dengan percobaan kelompok yang
kedua, yaitu melakukan pengukuran specific gravity (SG) namun percobaan ini
menggunakan Piknometer. Piknometer ini biasanya berfungsi untuk mengukur
nilai massa jenis atau densitas. Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah
kedelai dan kacang hijau. Percobaan ini juga menggunakan cairan
toluene(C6H5CH3). Dimana toluene ini bisa mengakibatkan gatal dan iritasi jika
terkena kulit sehingga sebaiknya menggunakan plastik saat percobaan ini
dilakukan.Berdasarkan hasil perhitungan nilai SG dari kedelai sebesar 0,5055
gr/mm3 sedangkan kacang hijau sebesar 0,5391 gr/mm 3. Berdasarkan percobaan
ini didapatkan SG kacang hijau yang lebih besar dibandingkan dengan SG
kedelai.
Berdasarkan dua metode di atas untuk pengukuran Spesific Grafity(SG),
terdapat perbedaan hasil yang didapatkan untuk bahan kedelai dan juga kacang
hijau tersebut. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa hal, bisa jadi kesalahan
praktikan sat melakukan percobaan atau saat melakukan perhitungan. Perbedaan
kedua metode ini juga terdapat pada bahan pembanding atau bahan bantu yang
digunakan, pada metode platform scale hanya menggunakan skala pembanding air
saja, dan prosedur yang dilakukan pun tidak seteliti pada metode Piknometer yang
menggunakan cairan toluene, dan dalam prosedurnya pun sangat hati-hati seperti
memastikan tidak ada gelembung dan juga dinding luar piknometer yang harus
dipastikan benar-benar bersih. Selain itu juga dalam metode menggunakan
Piknometer memperhatikan perubahan suhu. Sehingga berdasarkan hal tersebut,
metode dengan menggunakan piknometer lebih akurat dan teliti hasilnya.
Percobaan kelompok yang selanjutnya yaitu percobaan pengukuran sudut
repos. Bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah jagung dan kacang hijau.
Sedangkan papan yang digunakan permukaan alasnya bermacam-macam yakni
berasal dari mika, kayu dan seng. Pengukuran sudut repos dilakukan sebanyak 30
kali. Permukaan alas yang berbeda dari seng, kayu dan mika tersebut akan
mempengaruhi sudut repos yang dihasilkan, karena masing-masing alas memiliki
sifat dan karakteristik yang berbeda-beda. Berdasarkan hasil perhitungan, nilai
rata-rata sudut repos terbesar terdapat pada bahan jagung dengan permukaan
berupa mika yaitu sebesar 27,6º sedangkan nilai rata-rata terkecil terdapat pada
kacang hijau dengan permukaan berupa kayu yaitu sebesar 17.96º.
Percobaan yang terakhir adalah percobaan densitas bahan porus. Bahan
yang digunakan pada percobaan ini yaitu cabai. Cabai memiliki rongga atau
bersifat porus sehingga cabai harus direndam lilin cair untuk menutupi bagian-
bagian rongganya. Kemudian dilakukan perhitungan dimana nilai rata-rata
densitas cabai sebesar 0,728667. Percobaan cabai menggunakan metode ini sebab,
jika menggunakan metode yang lain ditakutkan data yang dihasilkan tidak valid,
karena untuk bahan padat menggunakan metode plateform scale maupun
piknometer seperti percobaan kedua.
Seperti pada data hasil perhitungan diatas bahwa hasil yang didapat tidak
jauh berbeda dengan hasil pada literature.Pada praktikum kali ini tidak semua data
hasil praktikum sesuai dengan literatur.Tentunya hal ini disebabkan oleh beberapa
faktor yang harus diperhatikan oleh praktikan.Faktor-faktor tersebut diantaranya
adalah faktor ketelitian praktikan dalam melakukan praktikum agar hasil yang
didapat menjadi lebih akurat.Faktor alat juga harus diperhatikan, mungkin saja
alat yang digunakan telah rusak dan tidak bekerja sebagaimana fungsinya atau
belum dikalibrasi kembali sehingga data yang didapat dari alat tersebut menjadi
salah.
Faktor-faktor diatas sangatlah penting dalam praktikum kali ini.Oleh karena
itu, sebaiknya praktikan memperhatikan faktor-faktor diatas agar data yang
dihasilkan menjadi lebih tepat dan dapat mendekati literature yang ada.Dalam
melakukan percobaan-percobaan tersebut kesalahan-kesalahan masih sering
terjadi, baik dalam perhitungan maupun saat prosedur percobaan. Kesalahan
tersebut antara lain pembacaan gelas ukur yang kurang tepat, ketelitian dalam
melakukan perhitungan maupun kondisi alat yang kurang baik. Faktor-faktor
kesalahan tersebut bisa mempengaruhi keakuratan data. Oleh karena itu
dibutuhkan konsentrasi maupun ketelitian dalam melakukan setiap percobaan
yang ada.
BAB IV
KESEMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum kali ini, yaitu :
1. Karakteristik bahan pertanian memerlukan penanganan yang tepat berkaitan
dengan karakteristik yang dimilikinya seperti kerapatan kamba (bulk
density), spesifik grafity dan sudut repos.
2. Nilai bulk density dari jagung lebih besar dari bulk density kedelai
3. Specifik Gravity dari bahan padat lebih besardari Specifik Gravity bahan
cair, karena semakin padat suatu bahan semakin besar SGnya.
4. Permukaan alas mempengaruhi sudut repos yang dihasilkan. Dan semakin
tinggi kandungan air semakin tinggi pula sudut reposnya.
5. Piknometer berfungsi untuk mengukur nilai massa jenis atau densitas dari
fluida.
6. Banyaknya data sampel sangat berpengaruh pada ketelitian data, semakin
banyak data sampel yang diambil akan semakin teliti data yang dihasilkan.

6.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan untuk perbaikan dipraktikum
selanjutnya adalah sebagai berikut :
1. Sebelum praktikum dilaksanakan disarankan agar praktikan terlebih dahulu
menguasai materi yang akan di praktikkan sehingga kesalahan bisa
diminimalisir dan dapat mengefektifkan waktu.
2. Jika dalam perhitungan menggunakan kalkulator, sebaiknya praktikan
menggunakan kalkulator scientific, dan juga lebih teliti saat melakukan
perhitungan agar hasil yang didapat lebih akurat.
3. Pastikan praktikan membaca ukuran gelas ukur saat menimbang di
timbangan analitik dengan konsentrasi, agar tidak terjadi kesalahan yang
mengakibatkan hasil analisis menjadi kurang tepat.
4. Alat yang digunakan perlu dipastikan terlebih dahulu sudah akurat atau
belum,d an apakah masih berfungsi dengan baik atau tidak.
DAFTAR PUSTAKA

Nurjanah,S. dan Asri.2016. Modul Penuntun Praktikum MK. karakteristik bahan


hasil pertanian.Universitas Padjadjaran,Jatinangor.

Hartoyo,Arif dan Hery Sunanda.2006.Pemanfaatan Tepung Komposit Ubi Jalar


Putih, Kecambah Kedelai, Dan Kecambah Kacang Sebagai Substituen
Parsial Terigu Dalam Produk Pangan Alternatif Biskuit Kaya Protein.
Terdapat pada : journal.ipb.ac.id/index.php/jtip/article/view/413/3912
(Diakses pada 5 oktober 2018. Pukul : 17.00 WIB.)

Lucky,dkk.2014. Pengaruh Variasi Blanching dan Lama Perendaman Asam


Asetat (CH3COOH) Terhadap Karakteristik Tepung Labu Kuning
Termodifikasi. Terdapat
pada:http://jbkt.ub.ac.id/index.php/jbkt/article/download/146/133. (Diakses
pada 5 oktober 2018 pukul : 20.00) WIB.

Zaidan.2012.SpecificGravity.Terdapatpada:http://www.ffcr.or.jp/zaidan/ffcrhome.
nsf/7bd44c20b0dc562649256502001b65e9/146fd852cd5e269049256f32001
a133e/$file/b36.pdf (Diakses pada: 5 oktober 2018. Pukul : 20.30 WIB.)
LAMPIRAN
(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2018)

Gambar 1. Mengukur berat k.hijau Gambar 2.Mengukur berat k.kedelai

Gambar 3. Mengukur berat massa air Gambar 3. Mengukur berat massa air
dengan berat k.kedelai dengan berat k.hijau

Anda mungkin juga menyukai