DASAR
Viskositas Fluida
Disusun Oleh:
Nama : Danu Handrian Firdaus
Nim : 22320024
Kelompok :1
Kelas : 1A
B. DASAR TEORI
Hal pertama yang harus diperhatikan dalam setiap percobaan
adalah kemampuan dan ketelitian dalam mengunakan alat ukur.
Karenanya, setiap mahasiswa yang melakukan percobaan diharapkan
mampu memahami dan mahir menggunakan alat ukur sederhana. Tidak
hanya dalam mengunakan sesuai fungsinya, tetapi juga menghitung hasil
pengukuran sesuai spesifikasi alat yang digunakan, dengan tingkat
ketelitian yang tidak sama.
Mengukur adalah membandingkan besaran fisis dengan besaran
standar yang telah disepakati dan digunakan bersama. Suatu benda yang
diukur berulang-ulang akan memberikan angka ukur yang boleh jadi
berbeda-beda, begitu pula suatu benda yang diukur oleh beberapa orang.
Sehingga yang dapat dicapai dalam setiap pengukuran adalah
memperoleh hasil "boleh jadi betul" dan nilai kisaran hasil ukur, bukan
hasil yang betul. Banyak hal yang mempengaruhi kebolehjadian ini,
diantaranya adalah presisi (ketelitian) alat dan kekuatan pengukuran.
Karenanya hal-hal seperti ini harus disampaikan dalam setiap laporan
percobaan.
Kedua, setiap hasil pengukuran yang baik tidak akan berarti jika
pengolahan data dilakukan dengan cara yang keliru. Karenanya, teori
ralat dan statistika akan sangat membantu dan berperan penting dalam
memahami hasil percobaan. Sehingga hasil percobaan itu dapat dipahami
oleh orang lain yang membacanya, tidak hanya oleh orang yang
melakukannya.
C. ALAT DAN BAHAN
Gelas ukur Benda padat tak
Jangka sorong beratur (batu)
Mikromater sekrup Mistar
Air Gliserin
Benda padat teratur Neraca
(bola,silinder,balok) Pikrometer
D. LANGKAH KERJA
1. Digeser Rahang Sejauh Ukuran Benda. Dipastikan tidak ada jarak atau
kedua rahang menyentuh dan menjepit benda.
2. Dilakuka kalibrasi terlebih dahulu terdahap alat jangka sorong
3. Dikunci Screw Lock, agar hasil ukuran yang dilakukan ini tidak
berubah jika ada getaran, tersenggol dan dapat catat dengan nilai yang
sesuai.
4. Dibaca Nilai Jangka Sorong dengan ditunjukkan pada skala utama dan
skala nonius nya
Menentukan Vomue Benda Tak Beraturan (Batu)
E. TABEL HASIL
F. ANALISI DATA
Berdasarkan tabel diatas dapat di ketahui bahwa, percobaan pengukuran rapat
massa menggunakan beberapa asusmsi untuk menyederhanakan perhitungan,
diantaranya adalah :
1. Air dan gliserin yang digunakan tidak ada zat pengotor sehingga semua
larutan murni
2. Suhu dan tekanan lingkungan konstan sehingga tidak berpengaruh
terhadap volume larutan.
3. Tidak ada kontaminasi yang terjadi saat pergantian konsentrasi sampel
bersih dan perhitungan pun sesuai.
4. Pengaruh tegangan muka dan gaya gesek larutan pada gelas ukur, jangka
sorong, mikrometer sekrup, mistar, neraca dan piknometer
diabaikan ,sehingga hasil pengukuran rapat massa akurat.
Menggunakan asumsi-asumsi tersebut, maka dilakukanlah analisis data
menggunakan persamaan- persamaan berikut :
a. Menentukan rapat massa benda padat teratur
1. Balok
Pada pengukuran massa benda diukur menggunakan neraca,
panjang, lebar, tebal diukur menggunakan 2 alat yaitu mistar dan
jangka sorong dan volume balok dihitung menggunakan
persaman :
V=Pxlxt
2. Silinder
Pada pengukuran massa silinder diukur menggunakan neraca,
diameter diukur menggunakan mikrometer sekrup, tinggi diukur
menggunakan 2 alat yaitu mistar dan jangka sorong dan volumr
silinder dihitung menggunakan persamaaan :
V = πr²t
3. Bola
Pada pengukuran massa dan diameter benda diukur menggunakan
2 buah benda ( bola besar dan bola kecil ) menggunakan neraca
dan diameter benda diukur menggunakan mikrometer sekrup.
Volume bola di ukur dengan persamaan :
V = (4/3) πr³
b. Menentukan rapat massa benda tak beraturan
Pada pengukuran ini dilakukan 2 percobaan mengunakan batu yang
belum dicelup air dan yang tercelup air dengan volume air yang sama
(100 ml) ternyata besar massa pada kedua batu berbeda, batu yang belum
tercelup air memiliki massa sebesar 32 g sedangkan batu yang sudah
tercelup air memiliki massa sebesar 33,1 g
c. Menentukan rapat massa zat cair dengan piknometer
Pada pengukuran ini dilakukan dengan cara mengukur piknometer
yang masih kosong dan dengan mengukur piknometer yang sudah diisi
dengan air serta gliserin menggunakan neraca. Pada pengukuran ini
dilakukan dengan 2 volume yang berbeda 50 ml untuk piknometer kecil
dan 100 ml untuk piknometer besar. Untuk massa zat cair dapat di hitung
dengan persamaan :
Massa zat cair = massa piknometer + zat cair – massa piknometer
kosong.
G. PEMBAHASAN
Pada praktikum menentukan rapat massa yang telah dilakukan dengan
menentukan rapat massa benda berupa besaran panjang, luas, volume dan
massa menggunakan benda padat dan cair. Benda padat yang digunakan berupa
bola silinder balok, kayu dan juga batu. Sedangkan untuk benda cair
menggunakan air dan gliserin.
Dalam menentukan rapat massa alat ukur yang digunakan berupa jangka
sorong, mikrometer sekrup, mistar, dan neraca. Sebelum digunakan alat ukur
telah di kalibrasi terlebih dahulu, menurut almega tahun 2016 tujuan dari
kalibrasi alat ukur adalah proses pengecekan dan pengaturan akurasi dari alat
ukur dengan cara membandingkannya dengan standar/tolak ukur secara baku.
Kalibrasi diperlukan untuk memastikan bahwa hasil pengukuran yang dilakukan
akurat dan konsisten dengan instrumen lainnya. Hasil pengukuran yang tidak
konsisten akan berpengaruh langsung terhadap kualitas produk dan dapat
membahayakan kesan perusahaan.
Pengukuran rapat massa pada alat ukur jangka sorong, mistar,
mikrometer sekrup dan neraca memiliki tingkat ketelitian yang berbeda.
Pengukuran benda padat dan cair pada setiap alat ukur dilakukan sebanyak 2
kali pengukuran, hal tersebut dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi
tingkat kesalahan pada saat pengambilan data pengukuran.
Dari hasil pengukuran yang telah dilakukan pada alat ukur jangka sorong,
mistar, neraca dan mikrometer sekrup diperoleh data yang konstan antara 2 kali
pengukuran yang telah dilakukan. Hasil pengukuran yang konstan membuktikan
bahwa hasil pengukuran sudah sesuai dengan spesifikasi alat ukur yang
digunakan.
H. KESIMPULAN
I. DAFTAR PUSTAKA