Anda di halaman 1dari 136

PENGUKURAN ( Pu )

Judul Pratikum : Pengukuran


Hari/Tanggal Pratikum : Selasa, 18 September 2018
Pratikan : Muhammad Haqqin Nazili
Kelas : 5G

A. Landasan Teori
Pengamatan suatu gejala umumnya tidak lengkap bila tidak menghasilkan
informasi kuantitatif. Untuk memperoleh informasi semacam ini dibutuhkan
pengukuran suatu sifat fisis, dan karenanya pengukuran merupakan suatu bagian besar
dari kegiatan rutin para ahli fisika eksperimen. Lord Kevin mengatakan bahwa
pengetahuan kita memuaskan hanya bila kita mampu menyatakan dalam bilangan.
Meskipun tuntutan ini mungkin berlebihan, hal ini menyatakan suatu sifat fisis dalam
bilangan membutuhkan tidak hanya penggunaan matematika untuk menunjukan
hubungan antara berbagai besaran, tetapi juga untuk mengolah hubungan-hubungan ini.
Matematika adalah bahasa dari fisika.
Pengukuran adalah suatu teknik untuk mengkaitkan suatu bilangan pada suatu sifat
fisis dengan membandingkannya dengan suatu besaran standar yang telah diterima
sebagai suatu satuan. Sebelum mengukur sesuatu, pertama-tama kita harus memiliki
suatu satuan bagi masing-masing besaran yang akan di ukur.
Hukum-hukum fisika menyatakan hubungan antara besaran-besaran fisik, seperti
panjang, waktu, gaya, energi, dan suhu. Jadi, kemampuan untuk mendefinisikan
besaran-besaran tersebut secara tepat dan mengukur secara teliti merupakan suatu syarat
dalam fisika. Pengukuran setiap besaran fisik mencakup perbandingan besaran tersebut
dengan beberapa nilai satuan besaran tersebut, yang telah didefinisikan secara tepat.
Semua besaran fisik dapat dinyatakan dalam beberapa satuan-satuan pokok. Sebagai
contoh, kelajuan dinyatakan dalam satuan panjang dan satuan waktu, misalnya meter
per sekon atau mil per jam. Banyak besaran seperti gaya, momentum, kerja, energi, dan
daya, dapat dinyatakan dalam tiga besaran pokok–panjang, waktu dan massa. Pemilihan
satuan standar untuk besaran-besaran pokok ini mengahasilkan suatu sistem satuan.
Sistem satuan yang digunakan secara universal dalam masyrakat ilmiah adalah Sistem
Internasional (SI). Dalam SI, standar satuan untuk panjang adalah meter, satuan untuk

1
waktu adalah sekon dan standar satuan untuk massa adalah kilogram. Alat yang
digunakan dalam pengukuran :

1. Jangka Sorong
Jangka sorong mempunyai dua rahang dan satu penduga. Rahang dalam
digunakan untuk mengukur diameter dalam atau sisi dalam suatu benda. Rahang luar
untuk mengukur diameter luar atau sisi luar suatu benda. Sedangkan penduga
digunakan untuk mengukur kedalaman. Skala utama pada jangka sorong memiliki
skala dalam cm dan mm. Sedangkan skala nonius pada jangka sorong memiliki
panjang 9 mm dan di bagi dalam 10 skala, sehingga beda satu skala nonius dengan
satu skala pada skala utama adalah 0,1 mm atau 0,01 cm. Jadi, skala terkecil pada
jangka sorong adalah 0,1 mm atau 0,01 cm. Jangka sorong tepat digunakan untuk
mengukur diameter luar, diameter dalam, kedalaman tabung, dan panjang benda
sampai nilai 10 cm.

2. Mikrometer sekrup
Mikrometer sekrup digunakan untuk mengukur panjang benda yang memiliki
ukuran maksimum sekitar 2,50 cm, Benda yang akan diukur panjangnya dijepit
diantara bagian A dan B. Untuk menggerakan bagian B anda harus memutar sekrup
bagian C. Pada micrometer sekrup dalam 0,5 mm pada skala utama terbagi atas 50
skala putar, dan pada setiap penunjukan tidak selalu terdapat skala utama yang
berimpit dengan skala putar

3. Gelas kimia
Gelas kimia adalah gelas yang terbuat dari kaca borosilikat sehingga tahan
terhadap panas. Alat ini mampu menahan panas hingga 200 derajat celsius. Cara
menggunakan gelas kimia sendiri sebenarnya mirip dengan cara menggunakan gelas
ukur jika ingin mengukur volume. Dimana zat yang ingin diukur dimasukkan ke
dalam gelas kimia dan lihat sampai dimana zat tersebut berhenti. Volume dapat
dilihat dari garis-garis yang ada di gelas kimia. Namun untuk menghitung zat cair,
sebaiknya gunakan corong gelas agar zat tersebut tidak tumpah-tumpah dan lebih
mudah dalam menuangkannya. Cara menggunakan corong gelas yaitu letakkan
corong gelas dipermukaan gelas kimia dan tuang cairan. Sambil menuang cairan,
perhatikan volume cairan tersebut agar dapat dituangkan sesuai dengan takaran yang
seharusnya. Selanjutnya, lakukan cara menggunakan gelas kimia berikutnya sesuai
dengan aktivitas yang ingin Anda lakukan.

2
B. Tujuan Pratikum
1. Melalui pratikum ini dapat mengukur panjang degan menggunakan jangka sorong.
2. Melalui pratikum ini dapat mengukur ketebalan dengan menggunakan mikrometer
sekrup.
3. Melalui pratikum ini dapat menentukan skala terkecil dari gelas kimia.
4. Melalui pratikum ini dapat mengukur volume benda menggunakan gelas kimia.

C. Alat dan Bahan Pratikum


1. Jangka Sorong 1 Buah
2. Mikrometer Sekrup 1 Buah
3. Gelas Kimia 1 Buah
4. Mistar 1 Buah
5. Air 1 Buah
6. Kelereng Kecil 1 Buah
7. Kelereng Besar 1 Buah
8. Kubus Alumunium 1 Buah
9. Lempengan Alumunium 1 Buah

D. Rangkaian Alat Pratikum


1. Pengukuran kelereng kecil menggunakan jangka sorong

3
2. Pengukuran kubus alumunium menggunakan jangka sorong

3. Pengukuran kelereng besar menggunakan jangka sorong

4. Pengukuran lempengan alumunium menggunakan jangka sorong

4
5. Pengukuran kelereng kecil menggunakan mikrometer sekrup

6. Pengukuran kubus alumunium menggunakan mikrometer sekrup

7. Pengukuran kelereng besar menggunakan mikrometer sekrup

8. Pengukuran lempengan alumunium menggunakan mikrometer sekrup

5
9. Pengukuran kelereng kecil menggunakan gelas kimia

10. Pengukuran kubus alumunium menggunakan gelas kimia

11. Pengukuran kelereng besar menggunakan gelas kimia

6
12. Pengukuran lempengan alumunium menggunakan gelas kimia

E. Prosedur Pratikum
Prosedur Pratikum I
1. Tempatkan benda yang akan diukur di antara dua rahang jangka sorong.
2. Perhatikan angka pada skala utama (SU) yang berdekatan dengan angka 0 pada
nonius.
3. Perhatikan garis nonius (SN) yang tepat berhimpit dengan garis pada skala utama.
4. Tentukan hasil pengukuran anda ! (P = SU + (SN x tk) )

Prosedur Pratikum II
1. Tempatkan benda yang akan diukur di antara selubung ulir.
2. Putar mau selubung luar sesuai dengan ketebalan benda yang akan diukur.
3. Perhatikan angka pada skala utama (SU) yang berdekatan dengan tepi selubung luar.
4. Perhatikan garis mendatar (SN) pada selubung luar yang berhimpit dengan garis
mendatar pada skala utama.
5. Tentukan hasil pengukuran anda !

Prosedur Pratikum III


1. Catatlah batas ukur gelas kimia.
2. Hitunglah banyaknya skala terkecil.
3. Tentukan nilai skala terkecil.
4. Isi gelas kimia dengan air pada ukuran 100 ml.

7
5. Masukkan benda yang akan diukur ke dalam gelas kimia sehingga volume air dalam
gelas kimia bertambah.
6. Volume benda tak beraturan diukur dengan cara mengurangi volume zat cai setelah
dimasukkan benda dikurangi zat cair sebelum dimasukkan benda.

F. Perolehan Data
Pratikum I

Benda yang Jangka Sorong


No.
Diukur P1 P2 P3 P4

1. Kelereng Kecil 16,25 mm 16,20 mm 15,10 mm 15,10 mm


Kubus
2. 20,90 mm 20,90 mm 19,90mm 19,90mm
Alumunium
3. Kelereng Besar 24,10 mm 24,10 mm 24,90 mm 24,90 mm
4. Lempengan 21,90 mm 20,80 mm 20,90 mm 20,90 mm

Pratikum II
Benda yang Mikrometer Sekrup
No.
Diukur P1 P2 P3 P4
1. Kelereng Kecil 16,90 mm 16,34 mm 16,18 mm 16,18 mm
Kubus
2. 20,38 mm 20,34 mm 20,35 mm 20,35 mm
Alumunium
3. Kelereng Besar 24,09 mm 24,12 mm 24,15 mm 24,15 mm
4. Lempengan 20,39 mm 20,37 mm 19,25 mm 19,25 mm

Pratikum III

Benda yang Volume


No.
Diukur P1 P2 P3 P4

1. Kelereng Kecil 3,80 mm 3,80 mm 3,80 mm 3,80 mm


Kubus
2. 7,60 mm 7,60 mm 7,60 mm 7,60 mm
Alumunium
3. Kelereng Besar 7,60 mm 7,60 mm 7,60 mm 7,60 mm
4. Lempengan 1,90 mm 1,90 mm 1,90 mm 1,90 mm

8
G. Analisis Data
Pada praktikum ini kita melakukan pengukuran menggunakan alat jangka sorong,
mikrometer sekrup, dan gelas kimia Alat pengukuran tersebut memiliki kegunaan dan
fungsi yang berbeda serta memiliki ketelitian yang berbeda juga. Pada alat jangka
sorong berfungsi untuk mengukur ketebalan suatu benda, diameter suatu benda, baik
diameter dalam maupun diameter luar. Jangka sorong memiliki ketelitian 0,1 mm dan
juga terdapat dua satuan besaran yaitu dalam cm dan inci. Jangka sorong memiliki skala
utama dan skala nonius. Pada pengukuran diameter kelereng kecil, kelereng besar,
lempengan alumunium, kubus alumunium menggunakan jangka sorong kami
melakukan percobaan sebanyak 3 kali dan data hasil pengukuran bervariasi yaitu
sebesar 15,1 mm sampai dengan 24,9 mm. Jangka sorong memiliki angka
ketidakpastian sebesar ½ kali skala terkecil sama dengan 0,05 m.

Micrometer sekrup memiliki fungsi untuk mengukur panjang benda dengan sangat
teliti. Micrometer sekrup memiliki ketelitian 0,01 mm. Mikrometer sekrup memiliki
skala utama dan skala putar. Pada pengukuran diameter kelereng kecil, kelereng besar,
lempengan alumunium, kubus alumunium menggunakan micrometer sekrup kami
melakukan percobaan sebanyak 3 kali dan data hasil pengukuran bervariasi yaitu
sebesar 16,18 mm sampai dengan 24,15 mm.

Sedangkan gelas kimia berfungsi untuk mengukur volume suatu benda. Pada
pengukuran volume suatu benda tidak beraturan dilakukan dengan cara mengisi volume
air terlebih dahulu kemudian dimasukkan benda tidak beraturan kedalamnya. Dilihat
berapa volume air akhir ketika benda masuk, volume benda tersebut dapat dihitung
dengan cara menghitung selisih antara volume air akhir dikurang dengan volume air
awal. Pada pratikum kali ini, kami mengukur volume benda yang tidak beraturan yaitu
kelereng kecil, kelereng besar, lempengan alumunium, dan kubus alumunium. Kami
melakukan percobaan sebanyak 3 kali dan hasil data pengukuran tidak bervariasi yaitu
sebesar 3,80 ml pada kelereng kecil, 7,68 ml pada kelereng besar, 1,90 ml pada
lempengan alumunium, dan 7,60 ml pada kubus alumunium.

Ketika pengukuran dapat terjadi kesalahan atau ketidakpastian, yaitu:


1. Kesalahan kalibrasi. Cara memberi nilai skala pada waktu pembuatan alat tidak tepat
sehingga berakibat setiap kali alat digunakan, suatu ketidakpastian melekat pada
hasil pengukuran. Kesalahan ini dapat diketahui dengan cara membandingkan alat

9
tersebut dengan alat baku. Alat baku, meskipun buatan manusia juga, dianggap
sempurna padanya hampir tidak terdapat kesalahan apapun.
2. Kesalahan titik nol. Titik nol skala alat tidak berimpit dengan titik nol jarum petunjuk
atau jarum tidak kembali tepat pada angka nol.
3. Kelelahan komponen alat. Misalnya dalam pegas; pegas yang telah dipakai beberapa
lama dapat agak melembek hingga dapat mempengaruhi gerak jarum penunjuk.
4. Gesekan-gesekan selalu timbul antara bagian yang satu yang bergerak terhadap
bagian alat yang lain.

H. Kesimpulan
Dalam pengukuran ada dua hal penting, yaitu presisi dan akurasi. Presisi
merupakan kecenderungan tetapnya hasil pengukuran ketika dilakukan pengurangan.
Dalam percobaan, misalnya panjang suatu diameter dari percobaan 3 kali adalah sama,
hal ini menunjukkan bahwa presisi dari pengukuran sangat bagus karena
pengulangannya tetap, sedangkan akurasi merupakan kedekatan hasil pengukuran
dengan literaturnya. Jadi dalam sebuah pengkuran sebuah data harus diusahakan
sepresisi dan seakurat mungkin. Dalam pengukuran pengetahuan tentang kegunaan alat
dan prinsip-prinsipnya adalah hal yang sangat penting agar dapat mengurangi angka
ketidakpastian yang dibuat dan juga agar hasil pengukran yang didapat akurat. Dalam
percobaan kali ini didapatkan hasil yang berbeda-beda karena perhitungan dan
ketelitian yang tidak akurat dapat membuat nilai ketidakpastian pengukuran.

I. Daftar Pustaka

Alonso, Marcello & Edward J. Finn. 1980. Dasar-Dasar Fisika Universitas. Erlangga.
Jakarta

Buku Penuntun Praktikum Fisika Dasar . Universitas Pakuan. Bogor

Hilliday, David & Robert Resnick. 1985. Fisika. Erlangga. Jakarta

Suhada, Resa Taruna. 2009. Modul Fisika Dasar. Universitas Mercu Buana. Jakarta

10
AIR ( A )
Judul Pratikum : Air
Hari/Tanggal Pratikum : Selasa, 25 September 2018
Pratikan : Muhammad Haqqin Nazili
Kelas : 5G

A. Landasan Teori
Air adalah zat atau materi atau unsur yang penting bagi semua bentuk kehidupan
yang diketahui sampai saat ini di bumi, tetapi tidak di planet lain. Air dalam bentuk cair
adalah tidak bewarna, tidak berbau, tidak mempunyai rasa dan merupakan senyawa
yang sukar dimampatkan yang memiliki beberapa sifat yang khas. Salah satu sifatnya
yang khas tersebut yaitu dalam mengalami pendinginan/pembekuan. Berlinan dengan
sifat sebagian besar senyawa yang akan mengkerut bila mengalami
pendinginan/pembekuan, volume air akan mengembang bila membeku.
Air memiliki sifat yaitu air mengalir dari tempat yang tinggi menuju permukaan
rendah, air memberi tekanan maksudnya air akan memberikan tekanan kesegala arah
apabila ada suatu lubang disetiap wadah airnya. Lalu, kapilaritas adalah kemampuan zat
cair untuk meresap melalui celah-celah kecil. Contohnya kain yang dicelupkan sebagian
pada bak yang diisi air, kain akan menyerap air karena kain memiliki celah-celah kecil,
kertas tisu yang digunakan untuk menyerap keringat dan air. Sedangkan contoh untuk
bahan yang tidak dapat diserap air adalah plastik dan alumunium foil kedua benda itu
sangat kedap terhadap air sehingga proses kapilaritas tidak bisa berlaku.
Bentuk permukaan air selalu tenang dan datar merupakan salah satu contoh dari
sifa air, contohnya jika kita menuangkan air kedalam ember maka kedudukan air akan
datar, begitu pula jika ember di miringkan maka kedudukan air tetap datar.
Zat cair dapat melarutkan benda tertentu contohnya garam, gula, dapat dilarutkan
oleh air, sedangkan contoh zat yang tidak bisa larut dalam cair adalah tanah, pasir dan
minyak. Fakor yang mempengaruhi suatu pelarutan benda adalah suhu air yang tinggi
akan lebih cepat melarutkan daripada suhu air yang rendah, Dan kecepatan mengaduk,
mengaduk dengan cepat akan lebih cepat pula benda larut. Air akan berubah-ubah
bentuk sesuai dengan wadah yang ditempatinya. Contohnya apabila air ditempatkan
pada botol maka bentuknya akan seperti botol.
Sifat yang dimiliki oleh air selanjutnya adalah memiliki massa atau berat. Massa
atau berat memang merupakan sifat yang dimiliki oleh semua jenis benda, dan hal ini

11
tidak terkecuali oleh benda cair termasuk air. Menempati ruang adalah sifat yang
dimiliki oleh air selanjutnya. air merupakan benda yang sangat fleksibel. Artinya, air
dapat dengan mudah berubah bentuk sesuai dengan wadah yang menampungnya. Sifat
ini merupakan sifat yang unik yang dimiliki oleh air dan bahkan tidak dimiliki oleh
benda padat. Kita dapat mengamati sifat ini pada air yang ada di dalam gelas, botol,
ember, dan lain sebagainya. Maka apabila kita memasukkan air ke dalam wadah
apapun, tidak akan pernah terjadi bahwa lubang wadah tersebut tidak cukup untuk
dimasuki air. Sekecil apapun lubang wadah pasti akan bisa dimasuki oleh air karena
sifatnya yang menempati ruang.

B. Tujuan Pratikum
1. Melalui pratikum ini dapat dibuktikan dan disimpulkan bahwa air menempati ruang
dan mempunyai berat.
2. Melalui pratikum ini dapat disimpulkan bahwa permukaan air yang tenang selalu
datar.
3. Melalui pratikum ini dapat disimpulkan bahwa air yang mengalir dari tempat tinggi
ke tempat yang rendah.
4. Melalui pratikum ini dapat disimpulkan bahwa air dapat melarutkan berbagai zat.
5. Melalui pratikum ini dapat dibuktikan dan disimpulkan air dapat menekan ke segala
arah.
6. Melalui pratikum ini dapat disimpulkan bahwa air dapat meresap melalui celah-celah
kecil.
7. Melalui pratikum ini dapat disimpulkan bahwa benda padat bila dimasukkan ke
dalam air dapat terapung, tenggelam, dan melayang.

C. Alat dan Bahan Pratikum


1. Gelas kimia 2 Buah
2. Air Secukupnya
3. Tabung Plastik Kecil 1 Buah
4. Tiang Neraca 1 Buah
5. Lengan Neraca 1 Buah
6. Piring Neraca 2 Buah
7. Penggantung Piring Neraca 2 Buah
8. Kubus Logam 1 Buah

12
9. Kelereng Besar 1 Buah
10. Lempengan Aluminium Secukupnya
11. Mistar (disediakan sendiri) 1 Buah
12. Selang Plastik Tembus Pandang 1 Buah
13. Kubus Kayu 1 Buah
14. Bejana Serbaguna 1 Buah
15. Pewarna Makanan Secukupnya
16. Pengaduk 1 Buah
17. Garam Secukupnya
18. Gula Secukupnya
19. Pasir Secukupnya
20. Jarum 1 Buah
21. Balon 2 Buah
22. Kapur Tulis 1 Buah
23. Kain 1 Buah
24. Koran 1 Buah
25. Plastik 1 Buah
26. Pipa Kaca 1 Buah
27. Paku Kecil Secukupnya
28. Karet Gelang 2 Buah

D. Rangkaian Alat Pratikum

1. Pengukuran air menempati ruang dan mempunyai berat menggunakan kubus


alumunium dan sebuah kelereng yang dimasukkan ke dalam gelas kimia.

13
2. Pengukuran jumlah lempengan pada saat menimbang tabung plastik kosong

3. Pengukuran jumlah lempengan pada saat menimbang tabung plastik diisi air

4. Pengukuran tinggi permukaan air ketika gelas kimia dalam keadaan tegang dan air
tenang dari meja ketitik A, B, dan C.

5. Pengukuran tinggi permukaan air ketika gelas kimia salah satu sisi bagian bawahnya
diganjal dan keadaan air tenang dari meja ketitik D dan E.

14
6. Pengukuran tinggi permukaan air ketika sisi bagian bawah gelas kimia diganjal dan
keadaan air tenang dari meja ketitik F dan G.

7. Pengukuran tinggi permukaan air ketika bejana serbaguna dalam keadaan tegang dan
air tenang dari meja ketitik A dan B.

8. Pengukuran tinggi permukaan air ketika bejana serbaguna salah satu sisi bagian
bawahnya diganjal dan keadaan air tenang dari meja ketitik C dan D.

9. Pengukuran tinggi permukaan air ketika sisi bagian bawah bejana serbaguna diganjal
dan keadaan air tenang dari meja ketitik E dan F.

15
10. Keadaan air diam pada bejana serbaguna mendatar

11. Air mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah pada saat salah satu
tepinya bejana serbaguna dinaikkan

12. Air mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah pada saat tepi lainnya
bejana serbaguna dinaikkan

13. Keadaan airnya berada ditengah-tengah selang diam pada saat selang mendatar

16
14. Tinggi air sama pada saat keadaan selang plastik ujung kiri dinaikkan.

15. Tinggi air sama pada saat keadaan selang plastik ujung kanan dinaikkan.

16. Garam yang dimasukkan kedalam gelas kimia yang berisi air dan diaduk sebentar
dapat larut.

17. Pasir yang dimasukkan kedalam gelas kimia yang berisi air dan diaduk sebentar
tidak dapat larut.

17
18. Gula yang dimasukkan kedalam gelas kimia yang berisi air dan diaduk sebentar
dapat larut.

19. Air dapat menekan kesegala arah ketika balon yang berisi udara di tekan ke dalam
air.

20. Ketika balon yang telah dilubangi berisi air ditiup melalui selang, maka air keluar
dari arah balon yang telah dilubangi.

21. Air meresap melalui celah-celah kecil kapur yang dimasukkan ke dalam bejana
serbaguna

18
22. Air meresap melalui celah-celah kecil kain yang dimasukkan ke dalam bejana
serbaguna

23. Air meresap melalui celah-celah kecil koran yang dimasukkan ke dalam bejana
serbaguna

24. Air tidak dapat meresap melalui celah-celah kecil plastik yang dimasukkan ke
dalam bejana serbaguna

25. Air tidak dapat meresap melalui celah-celah kecil pipa kaca yang dimasukkan ke
dalam bejana serbaguna

19
26. Kubus kayu dapat terapung dalam air

27. Kubus kayu dapat melayang dalam air jika kubus kayu dan beberapa paku diikat
dengan menggunakan karet

28. Kubus alumunium tenggelam jika dimasukkan ke dalam gelas kimia yang berisi air

E. Prosedur Pratikum
Prosedur Pratikum I
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan pada praktium ini.
2. Isilah 2 gelas kimia dengan air sampai penuh, kemudian masukkan kubus logam dan
kelereng kedalam masing-masing gelas kimia yang berisi air.
3. Amatilah apa yang terjadi pada masing-masing gelas kimia yang penuh berisi air
tersebut.catatalah pada lembar pengamatan

20
4. Rangkailah neraca. Letakkan tabung plastik kecil pada piring neraca sebelah kiri,
kemudian pada piring neraca sebelah kanan diletakkan lempenga alumunium sampai
seimbang.
5. Amatilah neraca yang telah dalam keadaan seimbang catatlah jumlah lempengan
alumunium pada lembar pengamatan.
6. Isilah tabung plastik tadi dengan air sampai sepertiga bagian. Kemudian letakkan
lempengan alumunium sampai keadaan neraca kembali seimbang. Catatlah jumlah
lempengan alumunum tersebut pada lembar pengamatan.

Prosedur Pratikum II
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan pada praktikum ini.
2. Larutkan pewarna makanan dalam gelas kimia yang telah terisi air setengah bagian
gelas kimia.
3. Pada air dalam keadaan tenanglakukan pengukurang tinggi permukaan air di 3
tempat (titik A, B, C dengan menggunakan mistar). Amati tinggi permukaan air dari
meja dititik A, B, dan C. Catatlah hasil pengukuran pada lembar pengamatan.
4. Ganjal salah satu sisi bagian bawah gelas kimia. Ketika air dalam keadaan tenang,
lakukan pengukurang tinggi permukaan di 2 tempat (titik D dan E). Amati tinggi
permukaan air dari meja ke titik D dan titik E. Catatlah hasil pengukuran pada
lembar pengamatan.
6. Ganjal salah satu sisi lain bagian bawah gelas kimia. Ketika air dalam keadaan
tenang, lakukan pengukurang tinggi permukaan di 2 tempat (titik F dan G). Amati
tinggi permukaan air dari meja ke titik F dan titik G. Catatlah hasil pengukuran pada
lembar pengamatan.

Prosedur Pratikum III


1. Masukkan air berwarna kedalam bejana serbaguna pada air dalam keadaan
tenanglakukan pengukurang tinggi permukaan air di 2 tempat (titik A dan B dengan
menggunakan mistar). Amati tinggi permukaan air dari meja dititik A dan B.
Catatlah hasil pengukuran pada lembar pengamatan.
2. Ganjal salah satu sisi bagian bawah bejana serbaguna. Ketika air dalam keadaan
tenang, lakukan pengukurang tinggi permukaan di 2 tempat (titik C dan D). Amati
tinggi permukaan air dari meja ke titik C dan titik D. Catatlah hasil pengukuran pada
lembar pengamatan.

21
3. Ganjal salah satu sisi lain bagian bawah bejana serbaguna. Ketika air dalam keadaan
tenang, lakukan pengukurang tinggi permukaan di 2 tempat (titik E dan F). Amati
tinggi permukaan air dari meja ke titik E dan titik F. Catatlah hasil pengukuran pada
lembar pengamatan.

Prosedur Praktikum IV
1. Isilah selang plastik dengan air berwarna. Kemudian posisikan selang tersebut
membentuk huruf U. Amati keadaan air dalam selang dan catatlah pada lembar
pengamatan.
2. Tarik selang bagian kiri keatas sehingga posisi selag bagian kiri berada lebih tinggi
dibanding bagian kanan. Amati keadaan air dalam selang dan catatlah pada lembar
pengamatan.
3. Tarik selang bagian kanan keatas sehingga posisi selag bagian kanan berada lebih
tinggi dibanding bagian kiri. Amati keadaan air dalam selang dan catatlah pada
lembar pengamatan.

Prosedur Praktikum V
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan pada praktikum ini.
2. Teteskan sedikit air pada bagian tengah bejana serbaguna dalam keadaan mendatar.
3. Amati keadaan air dalam bejana serbaguna, kemudian catat hasil pengamatan pada
lembar pengamatan.
4. Naikkan salah satu tepi bejana sebaguna. Amati keadaan air dalam bejana serbaguna,
kemudian catat hasil pengamatan pada lembar pengamatan.
5. Naikkan tepi lain bejana sebaguna. Amati keadaan air dalam bejana serbaguna,
kemudian catat hasil pengamatan pada lembar pengamatan.
6. Isilah selang dengan air berwarna, kemudian letakkan selang diatas meja dengan
posisi emdatar.
7. Amati keadaan air dalam selang plastik, kemudian catat hasil pengamatan pada
lembar pengamatan.
8. Naikkan ujung selang bagian kiri, sehingga bagian ujung kiri lebih tinggi dibanding
bagian ujung kanan. Amati keadaan air dalam selang plastik, kemudian catat hasil
pengamatan pada lembar pengamatan.

22
9. Naikkan ujung selang bagian kanan, sehingga bagian ujung kanan lebih tinggi
dibanding bagian ujung kiri. Amati keadaan air dalam selang plastik, kemudian catat
hasil pengamatan pada lembar pengamatan.

Prosedur Praktikum VI
1. Isilah gelas kimia dengan air.
2. Masukkan 1 sendok garam kedalam gelas kimia yang telah terisi air, aduk sebentar,
amati dan catat apa yang terjadi.
3. Ulangi langkah 1 dan 2 untuk bahan yang berbeda.

Prosedur Praktikum VII


1. Tiuplah balon sampai agak mengembung.
2. Isilah gelas kimia dengan air sampai ¾ bagian.
3. Masukkan balon yang telah ditiup kedalam gelas kimia berisi air, kemudian tekan
balon tersebut. Amatilah yang terjadi dan catat hasil pengamatanmu.
4. Lubangi balon dengan menggunakan jarum.
5. Isilah balon tersebut dengan menggunakan air.
6. Masukkan salah satu ujung selang kedalam balon.
7. Tiuplah balon tersebut melalui ujung selang. Amatilah yang terjadi dan catat hasil
pengamatanmu.

Prosedur Praktikum VIII


1. Isilah bejana serbaguna dengan menggunaan air sampai ¾ bagian.
2. Celupkan kapur tulis kedalam bejana serbaguna yang berisi air.
3. Amatilah apa yang terjadi dan catat hasil pengamatanmu.
4. Ulangi langkah 2 dan 3 untuk bahan yang berbeda.

Prosedur Praktikum IX
1. Isilah gelas kimia dengan air sampai ¾ bagian.
2. Masukkan kubus kayu kedalam gelas kimia berisi air.
3. Amati apa yang terjadi dan catat hasil pengamatanmu.
4. Ikat paku pada kubus kayu dengan karet gelang, kemudian dimasukkan ke dalam
gelas kimia berisi air. Amati dan catat apa yang terjadi.
5, Masukkan kubus alumunium ke dalam gelas kimia yang berisi air.

23
6. Amati apa yang terjadi dan catat hasil pengamatanmu.

F. Perolehan Data
Pratikum I
1. Ketika sebuah kubus logam dimasukkan ke dalam gelas kimia yang penuh berisi
air, maka keadaan air akan naik.
2. Ketika sebuah kelereng dimasukkan ke dalam gelas kimia yang penuh berisi air,
maka keadaan air akan naik.
3. Jumlah lempengan pada saat menimbang tabung plastik kosong adalah 4 buah.
4. Jumlah lempengan pada saat menimbang tabung plastik diisi air adalah 7 buah.
Pratikum II
1. Ketika gelas kimia dalam keadaan tegak dan air tenang.
a. Tinggi permukaan air dari meja ketitik A adalah 3,5 cm.
b. Tinggi permukaan air dari meja ketitik B adalah 3,5 cm.
c. Tinggi permukaan air dari meja ketitik C adalah 3,5 cm.
2. Ketika gelas kimia salah satu sisi bagian bawahnya diganjal dan keadaan air
tenang.
a. Tinggi permukaan air dari meja ketitik D adalah 4,4 cm.
b. Tinggi permukaan air dari meja ketitik E adalah 4,4 cm.
3. Ketika sisi bagian bawah gelas kimia diganjal dan air dalam keadaan tenang.
a. Tinggi permukaan air dari meja ketitik F adalah 4,5 cm.
b. Tinggi permukaan air dari meja ketitik G adalah 4,5 cm.
4. Buatlah rangkuman berdasarkan Pratikum II dengan memberi tanda ceklis (V) pada
tabel di bawah ini.

Tinggi Permukaan Tinggi Permukaan


No Keadaan Gelas Kimia
Air Sama Air Tidak Sama

1. Tegak V
Salah satu sisi
2. V
bawahnya diganjal
Sisi lain bagian bawah
3. V
diganjal

24
Pratikum III
1. Ketika bejana serbaguna dalam keadaan tegak dan air tenang.
a. Tinggi permukaan air dari meja ketitik A adalah 0,8 cm.
b. Tinggi permukaan air dari meja ketitik B adalah 0,8 cm.
2. Ketika bejana serbaguna salah satu sisi bagian bawahnya diganjal dan keadaan air
tenang.
a. Tinggi permukaan air dari meja ketitik C adalah 1,7 cm.
b. Tinggi permukaan air dari meja ketitik D adalah 1,7 cm.
3. Ketika sisi bagian bawah bejana serbaguna diganjal dan air dalam keadaan tenang.
a. Tinggi permukaan air dari meja ketitik E adalah 1,7 cm.
b. Tinggi permukaan air dari meja ketitik F adalah 1,7 cm.
4. Buatlah rangkuman berdasarkan Pratikum III dengan memberi tanda ceklis (V) pada
tabel di bawah ini.
no Keadaan Bejana Tinggi Permukaan Air Tinggi Permukaan
Serbaguna Sama Air Tidak Sama
1 Tegak V
2 Salah satu sisi bawahnya V
diganjal
3 Sisi lain bagian bawah V
diganjal

Pratikum IV
Berilah tanda ceklis (V) sesuai dengan pratikum yang anda lakukan pada tabel di
bawah ini.

Keadaan Selang Tinggi Permukaan Tinggi Permukaan


No
Plastik Air Sama Air Tidak Sama

Keadaan ujung selang


1. V
sama tinggi
Keadaan ujung selang
2. V
kiri lebih tinggi
Keadaan ujung selang
3. V
kanan lebih tinggi

25
Pratikum V
1. Keadaan air pada bejana serbaguna.
Yang terjadi pada air dalam bejana
No Keadaan Bejanan Serbaguna
serbaguna
1. Mendatar Air diam
Air mengalir ke tempat yang lebih
2. Salah satu tepinya dinaikkan
rendah
Air mengalir ke tempat yang lebih
3. Tepi lainnya dinaikkan
rendah

2. Keadaan air pada selang plastik.


Yang terjadi pada air dalam selang
No Keadaan Selang Plastik
plastik
1. Mendatar Airnya berada ditengah-tengah selang
2. Ujung kiri dinaikkan Tinggi air sama
3. Ujung kanan dinaikkan Tinggi air sama

Pratikum VI
Dimasukkan ke dalam air dan
No Bahan
diaduk sebentar
1. Garam Larut
2. Pasir Tidak Larut
3. Gula Pasir Larut

Pratikum VII
1. a) Ketika balon yang berisi udara ditekan ke dalam air, mudahkah kamu menekan
balon itu sampai tercelup sepenuhnya ke dalam air ?
Sulit untuk menekan balon sampai tercelup sepenuhnya ke dalam air.
b) Apa sebabnya ?
Karena adanya tekanan dari air.
2. Ketika balon yang telah di lubangi berisi air ditiup melalui selang, kearah mana air
keluar dari balon ?
Ke arah lubang.

26
Pratikum VIII
Berilah tanda ceklis (V) sesuai dengan pratikum yang anda lakukan pada tabel di bawah
ini
No Benda Meresap Tidak Meresap
1. Kapur Tulis V
2. Kain V
3. Koran V
4. Plastik V
5. Pipa Kaca V

Pratikum IX
1. Ketika kubus kayu dimasukkan ke dalam gelas kimia berisi air, kubus berada di atas
permukaan air.
2. Peristiwa yang terjadi disebut terapung.
3. Ketika kubus kayu diikat dengan paku, kemudian dimasukkan ke dalam gelas kimia
berisi air, kubus berada di antara tengah – tengah air.
4. Peristiwa yang terjadi disebut melayang.
5. Ketika kubus alumunium dimasukkan ke dalam gelas kimia berisi air, kubus
alumunium berada di bawah air.
6. Peristiwa yang terjadi disebut tenggelam.

G. Analisis Data
Pada praktikum ini kita melakukan pengamatan tentang sifat – sifat air, pada
praktikum 1 menunjukan sifat air yaitu menempati ruang dan memiliki berat menempati
ruang terjadi ketika sebuah kubus logam dimasukan kedalam gelas kimia yang penuh
berisi air, maka keadaan air volume nya akan naik, lalu untuk membuktikan air
memiliki berat , dilakukan penimbangan air menggunakan neraca dan untuk
mengukurnya dengan menambahkan lempengan alumunium pada saat menimbang
tabung plastik berisi air sebanyak 7 buah.

Pada praktikum 2 untuk membuktikan sifat air yang tenang permukaanya selalu
datar. Dari percobaan yang kami lakukan, ketinggian permukaan air dalam gelas kimia
pada keadaan tegak dan kondisi air tenang, yang diukur dari tiga titik yang berbeda
menunjukan tinggi yang sama terhadap meja. Lalu, pada saat gelas kimia diganja l

27
pada salah satu bagian bawahnya juga menunjukan hasil pengukuran ketinggian
permukaan air yang sama walaupun diukur dari dua titik yang berbeda. Begitu pula
ketika gelas kimia diganjal pada sisi lain pada bagian bawahnya juga menunujukan
hasil pengukuran ketinggian permukaan air terhadap meja yang sama. Hal serupa juga
terjadi ketika percobaan dilakukan dengan menggunakan bejana. Hasil percobaan ini
menunjukan bahwa permukaan air dalam keadaan tenang selalu mendatar.

Pada praktikum 3 untuk membuktikan sifat air mengalir dari tempat yang tinggi
ketempat yang rendah, dari percobaan yang kami lakukan pada bejana serbaguna serta
selang plastik menunjukan hasil yang sama pada bejana serbaguna air yang dimasukan
pada bagian tengah akan diam/mendatar dan jika salah satu sisi dinaikan maka air akan
mengalir ke sisi yang lebih rendah,hal serupa terjadi pada selang plastik. Hasil
percobaan ini menunjukan bahwa air mengalir ketempat yang rendah.

Pada praktikum 4 untuk membuktikan air dapat melarutkan berbagai macam zat
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan dapat diketahui hasil sebagai berikut :
1. Garam yang dimasukkan kedalam air (zat pelarut) kemudian diaduk sebentar ,
ternyata lama kelamaan garam larut dalam air, sehingga tidak tampak lagi bidang
batasannya menjadi larutan garam.
2. Gula pasir yang dimasukkan kedalam air (zat pelarut) kemudian diaduk sebentar ,
ternyata lama kelamaan gula pasir larut dalam air, sehingga tidak tampak lagi
batasannya menjadi larutan gula pasir.
3. Sedangkan pasir yang dimasukkan kedalam air kemudian diaduk sebentar, ternyata
pasir tidak larut dalam air, sehingga masih ada batasannya

Pada praktikum 5 untuk membuktikan air dapat menekan ke segala arah, dari
percobaan yang kami lakukan pada balon yang di lubangi lalu di isi air dan ditiup
menggunakan pipa plastik maka air keluar melalui lubang . Keluarnya air itu karena air
memiliki sifat menekan ke segala arah.

Pada praktikum 6 untuk membuktikan air meresap melalui celah – celah kecil kami
melakukan percobaan dengan menggunakan kapur tulis,kain,koran,plastik,dan pipa
kaca, untuk zat padat yang memiliki rongga seperti kapur,kain,koran maka benda
tersebut akan meresap air, sedangkan untuk zat padat yang tak berongga seperti plastik
dan pipa kaca,air tidak bisa meresap.

28
Pada praktikum 7 untuk membuktikan benda dapat terapung, melayang, dan
tenggelam dalam air kami melakukan percobaan pada kubus kayu yang memiliki ruang
udara lebih banyak / pori-pori jika dimasukan kedalam air akan terapung karena berat
jenis benda lebih kecil dari berat jenis air. Sedangkan kubus kayu yang dililit paku kecil
yang sebagian memiliki ruang udara dan sebagian tidak memiliki ruang udara jika
dimasukan kedalam air akan melayang karena berat jenis benda hampir sama dengan
air. Dan kubus alumunium yang tidak memiliki ruang udara sama sekali jika dimasukan
kedalam air akan tenggelam karena berat jenis benda lebih besar dari berat jenis air.

H. Kesimpulan
Dari berbagai macam percobaan yang kita lakukan terbukti kita telah mengetahui
sifat- sifat air diantaranya:
1. Air mengalir dari tempat yang tinggi menuju permukaan rendah.
2. Air memberi tekanan.
3. Mempunyai daya kapilaritas.
4. Bentuk permukaan air selalu tenang dan datar.
5. Melarutkan benda tertentu.
6. Berubah-ubah bentuknya sesuai wadahnya.
7. Benda dapat terapung, melayang, dan tenggelam.

I. Daftar Pustaka
Andewi, Inggriani.“Makalah Praktikum Untuk Membuktikan Sifat-sifat Air”. 22
September 2018. http://ikip-ae.blogspot.com/2012/10/makalah-praktikum-untuk-
membuktikan.html

Fatma, Desy. “9 Sifat-Sifat Air Beserta Contohnya”. 22 September 2018.


https://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/hidrologi/sifat-sifat-air

Junaidi, Wawan. “Sifat-Sifat Air”. 22 September 2018. http://wawan-


junaidi.blogspot.com/2010/06/sifat-fisik-air.html

Sudjoko, dkk. 2010. Pendidikan Lingkungan Hidup. Jakarta: Universitas Terbuka.

29
UDARA (U)

Judul Pratikum : Udara


Hari/Tanggal Pratikum : Selasa, 2 Oktober 2018
Pratikan : Muhammad Haqqin Nazili
Kelas : 5G

A. Landasan Teori
Udara merupakan campuran berbagai gas yg tidak berwarna dan tidak berbau yang
memenuhi ruang di atas bumi. Udara merujuk kepada campuran gas yang terdapat pada
permukaan bumi. Udara bumi yang kering mengandungi 78% nitrogen, 21% oksigen,
dan 1% uap air, karbon dioksida, dan gas-gas lain.

Kandungan elemen senyawa gas dan partikel dalam udara akan berubah-ubah
dengan ketinggian dari permukaan tanah. Demikian juga massanya, akan berkurang
seiring dengan ketinggian. Semakin dekat dengan lapisan troposfer, maka udara
semakin tipis, sehingga melewati batas gravitasi bumi, maka udara akan hampa sama
sekali. Udara mempunyai sifat diantaranya apa saja sifat- sifat yang dimiliki oleh
udara? Berikut ini merupakan sifat-sifat udara, yakni:

Berbentuk gas. Sudah seringkali dikatakan sebelumnya bahwasannya udara


merupakan salah satu benda yang berbentuk gas. Selain itu udara yang ada di
permukaan Bumi ini terdiri atas berbagai macam gas. Hal ini mempunyai arti
bahwasannya udara adalah benda yang berbentuk gas. Benda- benda gas, khususnya
udara ini tidak dapat kita lihat, tidak dapat kita cium baunya namun dapat kita rasakan.
Salah satu bukti kita bisa merasakannya adalah ketika kita bisa menghirup udara dan
juga ketika udara bergerak maka kita akan bisa merasakan melalui pori- pori kulit kita.

Memiliki massa atau berat. Salah satu sifat yang dimiliki oleh udara adalah
bahwa udara memiliki massa atau berat. Udara memiliki massa atau berat yang dapat
diukur dengan suatu alat tertentu. Sebagai contoh yang dapat kita lihat adalah kita bisa
membandingkan tabung gas kosong dengan tabung gas yang berisi. Jika kita
mengangkat keduanya maka kita bisa merasakan bahwa tabung gas yang berisi akan
terasa lebih berat dan memiliki massa dibandingkan dengan tabung yang kosong.

30
Menempati ruang. Sifat dari udara yang selanjutnya adalah bahwa udara
menempati ruang. Udara merupakan benda yang sangat ajaib karena di berbagai sudut
ruangan selalu ada udara. Selain itu di celah terkecil pun dapat ditempati oleh udara.
Sebagai bukti yang dapat kita rasakan adalah kita bisa bernafas dimanapun kita berada,
bahkan ketika berada di tempat yang tertutup dan tanpa ventilasi sekalipun.

Hal inilah yang terkadang menyadarkan kita bahwa udara selalu ada dimana saja
dan udara juga selalu ada bahkan di area tertutup sekalipun. Namun perlu diketahui,
untuk di tempat tertutup tanpa ventilasi, mula- mula kita bisa tetap bernafas, namun
lama- kelamaan kita tidak akan bisa bernafas apabila tidak ada sirkulasi udara. Hal ini
bukan karena udara habis, namun karena saat kita menghirup udara ubtuk berbafas,
maka kita akan menghirup Oksigen, sementara yang kita keluarkan adalah
Karbondioksida. Maka dari itulah kita bisa sesak nafas apabila kekurangan Oksigen
dalam pernafasan.

Mempunyai tekanan. Sifat yang dimiliki udara selanjutnya adalah bahwa udara
memiliki tekanan. Tekanan yang dimiliki udara ini berbeda- beda antara satu tempat
dengan tempat yang lain. Salah satu hal penting dari tempat yang sangat bisa
mempengaruhi tekanan adalah ketinggian (baca: jenis hutan berdasarkan ketinggiannya)
tempat tersebut. Udara yang panas akan mempunyai tekanan udara yang lebih rendah
daripada udara yang dingin. Selain itu udara yang bergerak memiliki tekanan yang lebih
rendah daripada udara yang diam. Hal- hal tersebut yang membedakan antara udara
yang bertekanan tinggi dan juga udara yang bertekanan rendah. Untuk mengukur
tekanan udara sendiri kita bisa mengukurnya dengan suatu alat tertentu.

Akan memuai apabila dipanaskan. Udara merupakan sebuah benda yang tidak
dapat kita lihat bentuknya, karena memang udara tidak berbentuk. Namun hal tersebut
bukan berarti bahwa udara tidak bisa mengalami perubahan. Salah satu sifat yang
dimiliki udara adalah akan memuai apabila udara tersebut dipanaskan. Jika penasaran
dan ingin membuktikannya, kita bisa melakukan percobaan sendiri secara sederhana.

Akan menyusut apabila didinginkan. Jika sebelumnya sudah dikatakan


bahwasannya udara dapat memuai apabila dipanaskan, maka hal yang sebaliknya juga
akan berlaku, yakni udara akan mengalami penyusutan apabila didinginkan. Apabila

31
kita penasaran dengan sifat udara yang demikian maka kita juga bisa melakukan
percobaan sendiri secara sederhana tentunya.

Berhembus dari tempat yang bertekanan tinggi menuju ke tempat yang


bertekanan rendah. Udara yang dapat bergerak bebas ini mempunyai pola atau sifat.
Seperti halnya air yang mengalir dari tempat yang lebih tinggi menuju ke tempat yang
lebih rendah maka udara berhembus dari tempat yang memiliki tekanan tinggi menuju
ke tempat yang mempunyai tekanan yang lebih rendah. Nah, inilah sifat gerak yang
dimiliki oleh udara.

Ada dimana saja. Hal ini dibuktikan bahwa ada banyak sekali makhluk hidup
yang dapat bertahan hidup di sudut- sudut Bumi, bahkan ditempat yang sangat terpencil
ataupun tertutup sekalipun. Hal ini membuktikan bahwa udara selalu ada di mana-
mana. Bukti seperti ini juga dapat kita buktikan sendiri. kita masih tetap bisa bernafas
apabila sedang berada di tempat yang tertutup sekalipun, misalnya di lift. Hal ini karena
udara selalu ada dimana- mana.

Tidak dapat dilihat, namun dapat dirasakan. Ada tiga macam benda yang ada di
Bumi, yakni padat, cair dan juga gas. Benda padat dan benda cair mempunyai sifat
dapat kita lihat dan dapat kita rasakan. Namun hal ini tidak berlaku pada benda gas.
Benda gas memiliki sifat yang lain yakni tidak dapat dilihat oleh manusia. Meski tidak
dapat kita lihat namun udara dapat kita rasakan. Udara dapat kita rasakan salah satunya
adalah ketika udara bergerak. Udara bergerak berupa angin, angin yang berhembus
akan dapat kita rasakan ketika angin ini menerpa pori- pori kulit. Perubahan suhu akan
kita rasakan, terkadang kita akan merasakan dingin namun terkadang kita akan
merasakan segar. Hal ini darat kita rasakan,

Bentuk, volume dan massa jenisnya selalu berubah- ubah. Sifat yang dimiliki
oleh udara adalah sangat fleksibel. Ada beberapa hal yang dimiliki oleh udara,
diantaranya adalah bentuk, volume dan juga massa jenisnya. Sebelumnya dikatakan
bahwasannya udara tidak dapat kita lihat, namun udara ini mempunyai bentuk. Bentuk
dari udara adalah berubah- ubah sesuai dengan tempat atau wadahnya. Selain bentuk,
volume dan juga massa jenis yang dimiliki oleh udara juga selalu berbeda- beda
tergantung tempat atau keberadaan dari udara itu sendiri.

32
B. Tujuan Pratikum
1. Melalui pratikum ini dapat dibuktikan dan disimpulkan bahwa udara menempati
ruang.
2. Melalui pratikum ini dapat dibuktikan dan disimpulkan bahwa udara mengembang
bila dipanaskan dan menyusut bila didinginkan.
3. Melalui pratikum ini dapat dibuktikan dan disimpulkan bahwa udara diperlukan
dalam pembakaran.

C. Alat dan Bahan Pratikum


1. Gelas kimia 1 Buah
2. Selang plastik 1 Buah
3. Corong 1 Buah
4. Labu erlenmeyer 1 Buah
5. Bejana serbaguna 1 Buah
6. Plastisin Secukupnya
7. Air Secukupnya
8. Sumbat karet 1 Buah
9. Alat timbangan 10 g 1 Buah
10. Pewarna makanan Secukupnya
11. Air panas Secukupnya
12. Jembatan Pembakar 1 Buah
13. Lilin (disediakan sendiri) 2 Buah (sama tingginya)
14. Korek api (disediakan sendiri) Secukupnya

D. Rangkaian Alat Pratikum

Corong di dalam air dan ujung selang ditutup dengan ibu jari.

33
Corong di dalam air dan ujung selang ditutup dengan ibu jari.

Labu erlenmeyer dan selang yang berisi air dibalik ke dalam bejana serbaguna dengan
hati-hati.

Labu erlenmeyer dalam keadaan belum dimasukkan ke dalam air panas.

34
Labu erlenmeyer dimasukkan ke dalam air panas.

Labu erlenmeyer dimasukkan ke dalam air bersuhu normal.

Lilin yang ditutup menggunakan labu erlenmeyer.

35
Lilin dimasukkan ke dalam gelas kimia yang berisi air kurang lebih 1/3 bagian.

Lilin dalam gelas kimia yang berisi air di tutup dengan menggunakan labu erlenmeyer.

Lilin yang ditutup dengan menggunakan gelas kimia dan labu erlenmeyer.

36
E. Prosedur Pratikum
Prosedur Pratikum I
1. Isi gelas kimia dengan air ¾ bagian.
2. Sambungkan salah satu ujung selang pada kaki corong.
3. Tutup ujung selang lain dengan ibu jari kemudian masukkan corong ke dalam gelas
kimia yang telah berisi air dengan posisi air menghadap ke bawah.
4. Amatilah apa yang terjadi dan catat pada lembar pengamatan.
5. Keluarkan corong dari gelas kimia
6. Lepaskan ibu jari dari ujung selang lainnya.
7. Masukkan corong ke dalam gelas kimia yang berisi air dengan posisi corong
menghadap ke bawah.
8. Amatilah apa yang terjadi dan catat pada lembar pengamatan.

Prosedur Pratikum II
1. Isilah labu erlenmeyer dengan air sampai penuh.
2. Masukkan selang ke dalam labu erlenmeyer yang berisi air kemudian balik labu
erlenmeyer yang berisi air dan selangke dalam bejana serbaguna secara hati-hati agar
air tidakkeluar dari labu erlenmeyer.
3. Tiuplah selang bagian luar untuk memasukkan udara ke dalam labu erlenmeyer.
4. Amatilah apa yang terjadi dan catat pada lembar pengamatan.

Prosedur Pratikum III


1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan dalam praktikum.
2. Masukkan selang plastik ke dalam kedua lubang jembatan pembakar sehingga posisi
selang berbentuk U.
3. Tutup labu erlenmeyer dengan sumbat karet masukkan salah satu ujung selang
plastik sedalam lubang sumbat karet dan lubang sumbat yang lainnya ditutup anak
timbangan..
4. Larutkan pewarna makanan pada gelas kimia kemudian masukkan sedikit air
berwarna pada selang plastik.
5. Amatilah tinggi air pada kedua permukaan kaki selang plastik sebelum labu
erlenmeyer dimasukkan ke dalam air panas dan catat pada lembar pengamatan.

37
Prosedur Praktikum IV
1. Siapkan bejana serbaguna yang telah berisi air panas.
2. Masukkan labu erlenmeyer + selang plastik yang masih terpasang pada jembatan
pembakar ke dalam air panas beberapa saat.
3. Amatilah tinggi air pada kedua permukaan kaki selang plastik, catat pada lembar
pengamatan.

Prosedur Praktikum V
1. Angkat labu erlenmeyer + selang plastik yang masih terpasang pada jembatan
pembakar dari bejana serbaguna, kemudian masukkan lebu erlenmeyer ke dalam
airbersuhu normal.
2. Amatilah tinggi air pada kedua permukaan kaki selang plastik dan catat pada lembar
pengamatan.
3.
Prosedur Praktikum VI
1. a. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan dalam praktikum.
b. Nyalakan 1 buah lilin.
c. Tutup lilin yang sedang menyala dengan erlenmeyer.
d. Amatilah apa yang terjadi pada nyala lilin sebelum dan sesudah ditutup
menggunakan labu Erlenmeyer. Kemudian catat pada lembar pengamatan.

2. a. Letakkan lilin dalam gelas kimia kemudian nyalakan lilin tersebut.


b. Isilah gelaskimia tersebut dengan air ± 1⁄3 bagian secara perlahan agar lilin tidak
padam.
c. Tutuplah lilin dengan labu Erlenmeyer.
d. Amatilah apa yang terjadi pada nyala lilin dan keadaan air di dalam gelas kimia.
Catat pada lembar pengamatan.
3. a. Nyalakan dua buah lilin yang sama tingginya biarkan sebentar.
b. Tutuplah dua buah lilin tersebut dengan menggunakan gelas kimia dan labu
erlenmeyer.

38
F. Perolehan Data
Praktikum 1
1. Pada saat ujung selang lainnya ditutup dengan ibu jari, dan corong dimasukan
kedalam gelas kimia yang telah berisi air dengan posisi menghadap kebawah maka
maka ketinggian air dalam corong adalah rendah sekitar 25 ml karena air hamper
tidak masuk sama sekali.
2. Pada saat ujung selang lainnya terbuka, dan corong dimasukan kedalam gelas
kimia yang telah berisi air dengan posisi menghadap kebawah maka maka
ketinggian air dalam corong adalah tinggi mencapai bibir selang.

Praktikum 2
1. Setelah meniup selang plastic, peristiwa apa yang terjadi? Jelaskan! Udara
masuk(menempati ruang) dan air dalam labu erlenmayer keluar.
2. a). Adakah udara didalam labu erlenmayer sebelum selang plastic ditiup? Tidak
ada
b). Meniup selang plastic berarti memasukan Udara ke dalam labu erlenmayer.
3. Masukan selang ke dalam labu erlenmayer yang berisi air kemudian balik labu
erlenmayer yang berisis air dan selang ke dalam bejana serbaguna dan ujung selang
lainnya dituip, maka yang terjadi pada air yang berada di bejana serbaguna adalah
bertambah banyak

Praktikum 3
Berilah tanda ceklis (v) sesuai dengan praktikum yang anda lakukan pada table
dibawah ini !
Kanan lebih Kiri lebih
No Tinggi air pada selang Sama tinggi
tinggi tinggi
Ketika labu erlenmayer dalam
1 keadaan belum dimasukan ke V
dalam air panas
Ketika labu erlenmayer
2 v
dimasukkan ke dalam air panas
Ketika labu erlenmayer
3 dimasukkan ke dalam air v
bersuhu normal

39
Praktikum 4
1. a. Sebelum di tutup dengan gelas kimia, lilin menyala
b. Beberapa saat setelah di tutup gelas kimia, lilin mati
2. Setelah lilin di dalam gelas kimia berisi air ditutup dengan labu erlenmayer maka
api lilin mati dan air dalam gelas kimia naik
3. a. lilin yang menyala lebih lama adalah lilin yang ditutupi gelas kimia
b. mengapa demikian?jelaskan! Lilin yang ditutup dengan gelas ukur lebih lama
menyala dari pada erlenmayer. Karena udara di dalam gelas ukur lebih besar dari
pada erlenmayer.

G. Analisis Data
Setelah melakukan percobaan pertama untuk membuktikan bahwa udara
menempati ruang Setelah kami melakukan percobaan maka kami mengetahui bahwa
pada selang yang ditutup, air tidak masuk kedalam corong. Dan tidak masuk nya air
kedalam corong menandakan udara menempati ruang dalam corong.

Setelah melakukan percobaan kedua untuk membuktikan udara dapat mengembang


jika di panaskan dan menyusut bila di dinginkan dan mencatat hasil pengamatan maka
kami menganalisis data yang sudah didapatkan. Apakah volume udara akan berubah
bila dipanaskan atau didinginkan? Mengapa demikian? Setelah kami melakukan
percobaan maka kami mengetahui bahwa perubahan volum dari udara yang dipanaskan
ini terjadi, karena pada saat suhunya dingin molekul-molekul yang menysun udara
tersebut rapat dan bergerak lambat, sedangkan pada saat suhunya tinggi molekul-
molekul yang menyusun udara tersebut renggang dan bergerak cepat.

Setelah kami melakukan percobaan pada udara maka kami dapat mengetahui
bahwa udara yang terdapat pada tabung Erlenmeyer yang ditutup dengan sumbat karet
lalu dimasukkan selang plastic yang berisi air, lalu tabung tersebut dimasukkan ke
dalam baskom yang berisi air panas maka udara yang terdapat pada tabung tersebut
akan mengembang sehingga mendorong permukaan air yang terdapat pada selang
plastic naik ke atas.

Setelah melakukan percobaan ke 3 tentang udara diperlukan untuk pembakaran dan


mencatat setiap hasil percobaan maka kita menganalisis dari data yang sudah
didapatkan.

40
1. Pada percobaan 1. Sebelum lilin ditutup dengan gelas ukur, lilin masih dalam
keadaan menyala, beberapa saat setelah di tutup dengan gelas ukur maka lilin
menjadi mati.
2. Pada percobaan 2. Sebelum lilin di dalam gelas ukur berisi air ditutup dengan
erlenmayer, lilin masih dalam keadaan menyala, beberapa saat setelah di tutup
dengan gelas ukur maka lilin menjadi mati kemudian air di dalam gelas ukur menjadi
naik ke dalam erlenmayer. Tekanan udara di luar erlenmayer terhisap oleh tekanan
udara di dalam erlenmayer.
3. Pada percobaan 3. Kedua lilin yang dinyalakan mempunyai api yang sama besar
4. Percobaan 4. Lilin yang ditutup dengan gelas ukur lebih lama menyala dari pada
erlenmayer. Karena udara di dalam gelas ukur lebih besar dari pada erlenmayer. dari
hasil penelitian maka dapat kami ambil kesimpulan yaitu: udara berpengaruh
terhadap pembakaran lilin, dibuktikan dengan padamnya lilin saat lilin ditutup
dengan gelas.

H. Kesimpulan
Udara merupakan campuran berbagai gas yg tidak berwarna dan tidak berbau yang
memenuhi ruang di atas bumi . Udara memiliki sifat-sifat yaitu udara dapat menempati
ruang. Udara mengembang bila dipanaskan dan menyusut bila didinginkan. Udara
diperlukan dalam pembakaran.

I. Daftar Pustaka
Indrajit, Dudi. 2009. Mudah Dan Aktif Belajar Fisika. (Jakarta : Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional).

Sifat-Sifat Udara. Diakses pada 29 September 2018.


https://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/udara/sifat-sifat-udara

Sudarwanto, Putut. 2007. Rangkuman Pengetahuan Alam Lengkap. Surabaya : Giri


Utama

41
BUNYI (B)

Judul Pratikum : Bunyi


Hari/Tanggal Pratikum : Selasa, 2 Oktober 2018
Pratikan : Muhammad Haqqin Nazili
Kelas : 5G

A. Landasan Teori
Gelombang Bunyi adalah salah satu bentuk energi. Energi bunyi tersebut berasal
dari benda yang bergetar, getaran yang merambat disebut gelombang. Bunyi merupakan
gelombang longitudinal yang merambat secara perapatan dan perenggangan terbentuk
oleh partikel zat perantara serta ditimbulkan oleh sumber bunyi yang mengalami
getaran.

Kita dapat mendengar bunyi karena bunyi tersebut merambat dari sumber bunyi
sampai telinga kita. Sumber bunyi yang bergetar akan menggetarkan udara disekitarnya,
selanjutnya molekul udara yang bergetar akan menjalar sampai telinga kita. Getaran
molekul udara membentuk rapatan dan regangan.

Apabila sebuat senar gitar kita petik maka akan terjadi getaran pada senar gitar
yang menimbulkan bunyi. Jika senar dawai gitar tersebut kita pegang, maka getaran dan
bunyi pada senar akan hilang. Ketika beduk dipukul, atau gitar di petik, senar gitar atau
beduk tampak bergetar waktu dibunyikan. Saat senar bergetar terdengarlah bunyi.
Bunyi gitar akan melemah jika getarannya melemah, akhirnya bunyi pun menghilang.

Kebanyakan suara adalah merupakan gabungan berbagai sinyal, tetapi suara murni
secara teoritis dapat dijelaskan dengan kecepatan osilasi atau frekuensi yang diukur
dalam Hertz (Hz) dan amplitudo atau kenyaringan bunyi dengan pengukuran dalam
desibel. Sifat-sifat bunyi meliputi :

1. Gelombang bunyi memerlukan medium dalam perambatannya .Karena gelombang


bunyi merupakan gelombang mekanik, maka dalam perambatannya bunyi
memerlukan medium. Medium atau zat perantara ini dapat berupa zat cair, padat,
gas. Jadi, gelombang bunyi dapat merambat misalnya di dalam air, batu bara, atau
udara.

42
2. Gelombang bunyi mengalami pemantulan (refleksi). Salah satu sifat gelombang
adalah dapat dipantulkan sehingga gelombang bunyi juga dapat mengalami hal ini.
Hukum pemantulan gelombang: sudut datang = sudut pantul juga berlaku pada
gelombang bunyi. Hal ini dapat dibuktikan bahwa pemantulan bunyi dalam ruang
tertutup dapat menimbulkan gaung.
3. Gelombang bunyi mengalami pembiasan (refraksi). Salah satu sifat gelombang
adalah mengalami pembiasan. Peristiwa pembiasan dalam kehidupan sehari-hari
misalnya pada malam hari bunyi petir terdengar lebih keras dari pada siang hari.
Hal ini disebabkan karena pada pada siang hari udara lapisan atas lebih dingin
daripada dilapisan bawah. Karena cepat rambat bunyi pada suhu dingin lebih kecil
daripada suhu panas maka kecepatan bunyi dilapisan udara atas lebih kecil daripada
dilapisan bawah, yang berakibat medium lapisan atas lebih rapat dari medium
lapisan bawah. Hal yang sebaliknya terjadi pada malam hari. Jadi pada siang hari
bunyi petir merambat dari lapisan udara atas kelapisan udara bawah. Untuk lebih
jelasnya hal ini dapat kalian lihat pada gambar dibawah.
4. Gelombang bunyi mengalami pelenturan (difraksi). Gelombang bunyi sangat
mudah mengalami difraksi karena gelombang bunyi diudara memiliki panjang
gelombang dalam rentang sentimeter sampai beberapa meter. Seperti yang kita
ketahui, bahwa gelombang yang lebih panjang akan lebih mudah didifraksikan.
Peristiwa difraksi terjadi misalnya saat kita dapat mendengar suara mesin mobil
ditikungan jalan walaupun kita belum melihat mobil tersebut karena terhalang oleh
bangunan tinggi dipinggir tikungan.
5. Gelombang bunyi mengalami perpaduan (interferensi). Gelombang bunyi
mengalami gejala perpaduan gelombang atau interferensi, yang dibedakan menjadi
dua yaitu interferensi konstruktif (penguatan bunyi) dan interferensi
destruktif (pelemahan bunyi). Misalnya waktu kita berada diantara dua
buah loud-speaker dengan frekuensi dan amplitudo yang sama atau hampir sama
maka kita akan mendengar bunyi yang keras dan lemah secara bergantian.

B. Tujuan Pratikum
1. Melalui pratikum ini dapat dibuktikan dan disimpulkan bahwa bunyi dihasilkan oleh
benda yang bergetar.
2. Melalui pratikum ini dapat dibuktikan dan disimpulkan bahwa bunyi dapat
merambat melalui zat padat, cair, dan gas.

43
3. Melalui pratikum ini dapat dibuktikan dan disimpulkan bahwa kuat lemahnya bunyi
ditentukan oleh simpangan getar.

C. Alat dan Bahan Pratikum


1. Garputala 1 Buah
2. Kotak resonansi 1 Buah
3. Pensil kayu (disediakan sendiri) 1 Buah
4.Gelas kimia 1 Buah
5. Air Secukupnya
6. Mistar alumunium 1 Buah
7. Batang pengatur nada 2 Buah
8. Karet gelang (disediakan sendiri) 2 Buah
9. Jembatan nada 1 Buah

D. Rangkaian Alat Pratikum

Garputala yang diletakkan pada lubang kotak resonansi kemudian dipukul


menggunakan pensil.

Garputala yang diletakkan pada lubang kotak resonansi kemudian dipukul


menggunakan pensil dan jari garputala dipegang dengan tangan.

44
Garputala yang telah dipukul lalu dimasukkan ke dalam permukaan air pada gelas
kimia.

Gelas kimia kosong diketuk menggunakan pensil kayu.

Gelas kimia yang berisi air diketuk menggunakan pensil kayu.

45
Gelas kimia yang terisi air dan telah dimasukkan mistar alumunium diketuk
menggunakan pensil kayu.

Karet gelang yang dikaitkan pada ujung kotak resonansi dan melintasi jembatan nada
sampai batang pengatur nada.

Karet yang dipetik dengan lemah.

46
Karet yang dipetik dengan kuat.

E. Prosedur Pratikum
Prosedur Pratikum I
1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan dalam praktikum.
2. Letakkan garputala dan lubang kotak resonansi, amati keadaan garputala kemudian
catat pada lembar pengamatan.
3. Pukullah garputala dengan menggunakan pensil kayu, amatilah apa yang terjadi
pada garputala dan catat pada lembar pengamatan.
4. Pukullah kaki garputala dengan menggunakan pensil, sedangkan jari garputala
dipegang dengan tangan, , amati apa yang terjadi pada garputala dan tangan anda
kemudian catat dalam lembar pengamatan.
5. Lepaskanlah garputala dari kotak resonansi.
6. Isi gelas kimia dengan air air ± ½ bagian gelas kimia.
7. Pegang kaki garputala kemudian pukulkan pada benda yang keras (meja atau kursi
kayu), kemudian dengan segera mungkin sentuhkan jari-jari garputala pada
permukaan air dalam gelas kimia.
8. Amatilah apa yang terjaadi pada permukaan air dan catat pada lembar pengamatan.

Prosedur Pratikum II
1. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan untuk praktikum ini.
2. Ketuklah gelas kimia kosong menggunakan pensil kayu, kemudian amati apa yang
terjadi catat pada lembar pengamatan.
3. Isilah gelas kimia ± 100 ml air.

47
4. Ketuklah gelas kimia yang berisi air menggunakan pensil kayu dan amati apa yang
terjadi.
5. Masukkan mistar alumunium ke dalam gelas kimia yang telah diisi air.
6. Ketuklah gelas kimia dengan menggunakan pensil kayu.
7. Dekatkanlah telinga pada ujung mistar alumunium bagian atas.

Prosedur Pratikum III


1. Siapkan alat dan bahan yang digunakan untuk praktikum ini.
2. Letakkan jembatan nada dan batang pengatur nada pada lubang - lubang kotak
resonansi.
3. Kaitkan karet gelang pada kait yang terdapat pada ujung kotak resonansi sehingga
melintasi jembatan nada dan kaitkan lagi karet gelang tersebut pada batang pengatur
nada.
4. Petiklah karet dengan lemah, kemudian agak kuat dan lebih kuat lagi.
5. Amatilah apa yang terjadi pada karet yang dipetik lemah, agak kuat dan lebih kuat
lagi.
6. Catat hasil pengamatan pada lembar pengamatan.

F. Perolehan Data
Praktikum 1
No Keadaan Garputala Hasil Pengamatan
1 Diletakan dalam kotak resonansi Tidak berbunyi
Diletakan pada lubang kotak resonansi kemudian
2 Berbunyi
dipukul menggunakan pensil
Diletakkan pada lubang resonansi kemudian kaki
3 garputala dipukul menggunakan pensil kayu Tidak berbunyi
sedangkan jari garputala dipegang dengan tangan
Memasukan garputala yang telah dipukul ke dalam Air menghasilkan
4
permukaan air dalam gelas kimia gelombang

48
Praktikum 2
No Kegiatan pengamatan Berbunyi Tidak Berbunyi
Gelas kimia kosong diketuk
1 V
menggunakan pensil kayu
Gelas kimia yang berisi air diketuk
2 V
menggunakan pensil kayu
Gelas kimia yang terisi air dan telah
3 dimasukkan mistar alumunium V
diketuk menggunakan pensil kayui

Praktikum 3
1. Pada saat karet dipetik dengan lemah, bunyi terdengar lemah simpangan getar
karet rendah.
2. Pada saat karet dipetik dengan agak kuat, bunyi terdengar agak nyaring simpangan
getar karet sedang.
3. Pada saat karet dipetik dengan kuat, bunyi terdengar nyaring simpangan getar karet
tinggi.

G. Analisis Data
Resonansi adalah peristiwa ikut bergetarnya suatu benda karena ada benda lain
yang bergetar dan memiliki frekuensi yang sama atau kelipatan bilangan bulat dari
frekuensi itu. Dalam percobaan pertama yaitu garputala yang diletakan pada lubang
resonansi dan dipukul pensil akan menghasilkan bunyi karena Garpu tala mengeluarkan
bunyi berupa getaran (resonansi) bila bersentuhan dengan benda lain sedangkan pada
saat garputala dipegang dan dipukul menggunakan pensil, tidak ada bunyi yang
dihasilkan karena tidak adanya getaran yang terjadi pada garputala sehingga tidak ada
bunyi yang dikeluarkan,dan pada saat garputala yang telah dipukul dimasukan kedalam
air akan menghasilkan gelombang karena garputala bergetar. jadi dapat dibuktikan
bahwa bunyi dihasilkan oleh benda yang bergetar.

Untuk membuktikan bunyi dapat merambat melalui zat padat, cair, dan gas kami
melakukan percobaan kedua dengan menggunakan gelas kimia, pada saat gelas kimia
yang kosong diketuk menggunakan pensil dapat mengeluarkan bunyi karena bunyi
merambat melalui udara (zat gas) pada saat gelas kimia diisi setengah air dan dipukul

49
juga menghasilkan bunyi kdan saat gelas kimia berisi air dimasukan mistar alumunium
maka bunyi terdengar melalui mistar hal tersebut membuktikan bahwa bunyi merambat
melalui zat cair,padat, dan gas.

Untuk membuktikan kuat lemahya bunyi ditentukan oleh simpang getar maka kami
melakukan percobaan dengan menggunakan kotak resonansi yang dililitkan karet, pada
saat karet di petik dengan lemah maka bunyi yang terdengar juga sedikit karena
simpang getar yang dihasilkan oleh petikan rendah sedangkan saat karet dipetik dengan
kuat maka bunyi akan terdengar nyaring karena simpang getar yang dihasilkan tinggi.
Maka percobaan yang kami lakukan dapat membuktikan bahwa kuat lemahya bunyi
ditentukan oleh simpang getar.

H. Kesimpulan
Bunyi merupakan gelombang mekanik yang dalam perambatan arahnya sejajar
dengan arah getarnya (Foster : 2004). Agar suatu bunyi dapat didengar oleh manusia,
maka harus memenuhi syarat-syarat berikut yaitu ada benda yang bergetar (Ada sumber
bunyi). Ada medium yang merambatkan bunyi (baik melalui zat padat, cair atau gas).
Pendengar berada dalam jangkauan sumber bunyi. Frekuensi bunyi termasuk ke dalam
frekuensi yang dapat didengar oleh penerima bunyi. Sifat - sifat bunyi adalah bunyi
dikategorikan sebagai gelombang, yaitu berupa hasil getaran yang merambat.
Membutuhkan medium dalam perambatannya (tidak dapat merambat dalam ruang
hampa). Cepat rambatnya dipengaruhi oleh medium perambatannya. Semakin padat /
rapat mediumnya maka semakin cepat perambatan bunyi. Dapat mengalami Resonansi
dan Pemantulan.

I. Daftar Pustaka
Sifat Dasar Bunyi. Diakses pada 29 September 2018.
https://cepatrambatbunyi.blogspot.com/2015/01/sifat-dasar-bunyi.html

Rangkuman Materi IPA. Diakses pada 29 September 2018.


http://putrajunio.blogspot.com/2014/05/rangkuman-materi-ipa-tentang-
pengertian.html

Getaran Gelombang dan Bunyi. Diakses pada 29 September 2018.


http://www.crayonpedia.org/mw/BAB_8_GETARAN,_GELOMBANG_DAN_B
UNYI

50
CAHAYA (C)

Judul Pratikum : Cahaya


Hari/Tanggal Pratikum : Selasa, 9 Oktober 2018
Pratikan : Muhammad Haqqin Nazili
Kelas : 5G

A. Landasan Teori
Pada dasarnya cahaya merupakan gelombang elektromagnetik yang dapat
merambat, yaitu gelombang yang getarannya adalah medan listrik dan medan magnet.
Di dalam medium homogen, cahaya merambat lurus. Semua benda yang menghasilkan
cahaya disebut sumber cahaya. Kita memerlukan cahaya untuk dapat melihat. Benda-
benda yang ada di sekitar kita dapat kita lihat apabila ada cahaya yang mengenai benda
tersebut, serta cahaya yang mengenai benda tersebut dipantulkan oleh benda ke mata.
Lintasan cahaya melewati medium yang kurang kerapatannya ke medium yang
lebih besar kecepatannya misalnya dari medium udara ke medium air akan terlihat
berkas cahaya seolah-olah dipatahkan mendekati garis normal. Jika seberkas cahaya
jatuh pada permukaan benda, maka sebagian cahaya akan dipantulkan.
Sifat-sifat cahaya:
1. Cahaya Merambat Lurus
Cahaya dari lampu senter dan cahaya matahari yang menerobos masuk melalui genting,
arah rambatnya berupa garis lurus. Kedua hal tersebut membuktikan bahwa cahaya
merambat lurus.
2. Cahaya dapat Menembus Benda Bening
Bayangan terbentuk karena cahaya tidak dapat menembus suatu benda. Bayangan
adalah daerah gelap yang terbentuk akibat cahaya tidak dapat menembus suatu
benda.
Bayangan dibedakan menjadi dua yaitu, bayangan nyata yakni bayangan yang dapat
ditangkap layar, dan bayangan maya yakni bayangan yang dapat dilihat mata, tapi
tidak dapat ditangkap layar.
3. Cahaya dapat Dipantulkan
Pantulan (refleksi) atau pencerminan adalah proses terpancarnya kembali cahaya dari
permukaan benda yang terkena cahaya.

51
4. Cahaya dapat Dibiaskan
Pembiasan adalah pembelokan arah rambat cahaya, saat melewati dua medium yang
berbeda kerapatannya. Pembiasan cahaya dimanfaatkan manusia dalam pembuatan
berbagai alat optik.
5. Cahaya dapat Diuraikan
Cahaya putih termasuk cahaya polikromatik. Cahaya polikromatik adalah cahaya
yang tersusun atas beberapa komponen warna. Cahaya putih tersusun atas spektrum-
spektrum cahaya yang berwarna merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, ungu.
Spektrum warna yang tidak dapat diuraikan lagi disebut cahaya monokromatik.

B. Tujuan Praktikum
C1. Cahaya Merambat Lurus
Melalui praktiku ini dapat membuktikan dan menyimpulkan bahwa cahaya
merambat lurus.
C2. Cahaya dapat Menembus Benda Bening
Melalui praktikum ini dapat membuktikan dan menyimpulkan bahwa cahaya
dapat menembus benda bening.
C3. Sifat-sifat Cahaya (Ukuran dan Bentuk Bayangan Suatu Benda
Ditentukan oleh Letak Sumber Cahaya Terhadap Benda itu)
Melalui praktikum ini dapat membuktikan dan menyimpulkan bahwa
ukuran dan bentuk bayangan suatu benda ditentukan oleh letak sumber
cahaya terhadap benda itu.
C4. Cahaya dapat Dipantulkan
Melalui praktikum ini dapat membuktikan dan menyimpulkan bahwa cahaya
dapat dipantulkan
C5. Permukaan Bayangan oleh Cermin Datar dan Lensa Cembung
Melalui praktikum ini dapat membuktikan dan menyimpulkan tentang bayangan
yang terbentuk oleh cermin datar dan lensa cembung.
C6. Cahaya Dibiaskan bila Melalui Dua Zat yang Berbeda
Melalui praktikum ini dapat membuktikan dan menyimpulkan bahwa cahaya
dapat dibiaskan jika cahaya menembus dari suatu zat ke zat yang berbeda
kerapatannya

52
C7. Cahaya Putih terdiri dari Berbagai Warna
Melalui praktikum ini dapat menmbuktikan dan mentimpulkan bahwa sinar
matahari dapat diuraikan menjadi beberapa warna cahaya.

C. Alat dan Bahan Praktikum


1. Kubus alumunium
2. Kubus kayu
3. Lampu dan dudukannya
4. Kabel
5. Baterai
6. Dudukan baterai
7. Saklar
8. Kertas putih
9. Kotak resonansi
10. Lensa
11. Uang logam
12. Plastik bening
13. Karton tebal
14. Gelas kimia
15. Piring neraca
16. Air
17. Batang bayang-bayang
18. Mistar plastik
19. Cermin datar
20. Lensa cembung
21. Lilin
22. Korek api
23. Labu erlenmeyer
24. Sumbat karet
25. Tutup gelas kimia
26. Teropong
27. Corong
28. Spidol hitam dan merah
29. Pensil kayu

53
30. Senter
31. Bejana serbaguna

D. Rangkaian Alat Praktikum

Gambar 4.1. Cahaya Merambat Lurus

Gambar 4.2. Cahaya tidak dapat Menembus Benda tidak Bening

Gambar 4.3. Cahaya dapat Menembus Benda Bening

54
Gambar 4.4. Ukuran dan Bentuk Bayangan suatu Benda Ditentukan oleh Letak
Sumber Cahaya

Gambar 4.5. Cahaya dapat Dipantulkan

Gambar 4.6. Pembetukan Bayangan oleh Cermin Datar dan Lensa Cembung

Gambar 4.7. Cahaya dapat Dibiaskan bila Melalui Dua Zat yang Berbeda

55
Gambar 4.8. Cahaya Putih terdiri dari Berbagai Warna

E. Prosedur Praktikum
C1. Cahaya Merambat Lurus
1. Menyiapkan alat dan bahanyang dibutuhkan dalam praktikum ini.
2. Merangkai alat-alat sehingga menjadi rangkaian seperti gambar di bawah ini.

Gambar 4.9. Rangkaian listrik


3. Meletakkan kertas putih di bawah kubus kayu dan kubus alumunium.
4. Menekan saklar sehingga lampu pada rangkaian tersebut menyala.
5. Mengamati lebar celah antara kedua kubus dan jarak antara celah dengan
lampu, perhatikan garis cahaya yang keluar melalui celah kubus. Menandai
berupa garis pada kertas putih yang berimpit dengan berkas cahaya yang
keluar dari celah antar kubus.
6. Mengamati dan catat pada lembar pengamatan.
7. Pada rangkaian lampu yang sudah menyala, meletakan kubus kayu dan kubus
alumunium pada selembar kertas putih. Kemudian mengarahkan lampu
sehingga terarah pada kubus kayu.
8. Kemudian mengamati serta buat garis pada berkas cahaya yang keluar dari
celah antar kedua kubus. Mencatat pada lembar pengamatan.
9. Mengulangi langkah 7 dengan arahkan lampu pada kubus alumunium
(kanan).
10. Kemudian mengamati serta membuat garis pada berkas cahaya yang keluar
dari celah antar kedua kubus. Mencatat pada lembar pengamatan.

56
C2. Cahaya dapat Menembus Benda Bening
1. Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan pada praktikum ini.
2. Merangkai alat-alat sehingga lampu menyala.
3. Meletakan kotak resonansi yang telah dilapisi kertas putih di depan lampu
yang menyala.
4. Mengamati cahaya lampu pada layar kertas putih.
5. Menghalangi cahaya lampu ke layar kertas putih berturut-turut dengan:
a. Lensa
b. Uang logam
c. Plastik bening
d. Karton tebal
e. Gelas kimia kosong
f. Gelas kimia berisi air
g. Piring neraca.
6. Mengamati cahaya lampu pada layar kertas putih dan catatlah pada lembar
pengamatan.

C3. Sifat-sifat Cahaya (Ukuran dan Bentuk Bayangan Suatu Benda


Ditentukan oleh Letak Sumber Cahaya Terhadap Benda itu).
1. Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan pada praktikum ini.
2. Merangkai alat-alat sehingga lampu menyala.
3. Meletakan kotak resonansi yang telah dilapisi kertas putih di depan lampu
yang menyala.
4. Mengatur jarak lampu ke batang bayang-bayang berturut-turut:
a. 5cm
b. 10cm
c. 7cm
d. 6cm
5. Mengatur pula jarak batang bayang-bayang ke layar kertas putih 6cm.
6. Mengamati bayangan yang tampak pada layar kertas putih kemudian ukur
tinggi bayangan tersebut.
7. Meletakan lampu di kanan batang bayang-bayang setelah itu letakan pula
lampu di kiri batang bayang-bayang.

57
C4. Cahaya dapat Dipantulkan
1. Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan dalam melaksanakan praktikum
ini.
2. Merangkai alat-alat sehingga lampu menyala.
3. Meletakan kubus kayu dan kubus alumunium di depan lampu sehingga
terbentuk berkas cahaya melalui celah antara kedua kubus tersebut.
4. Mengamati berkas cahaya yang keluar melalui kedua celah kubus tersebut,
kemudian mencatat pada lembar pengamatan.
5. Sama seperti langkah 2 dan 3, kemudia menempatkan cermin datar pada
salah satu sisi kubus alumunium.
6. Mengamati berkas cahaya yang keluar melalui celah yang terpantul pada
kubus alumunium . kemudian mencatat pada lembar pengmatan.
7. Sama halnya dengan langkah 2 dan 3, kemudian menempatkan cermin datar
pada salah satu sisi kubus kayu.
8. Mengamati berkas cahaya yang keluar melalui celah yang terpantul pada
kubus kayu. Kemudia mencatat pada lembar pengamatan.

C5. Pembentukan Bayangan oleh Cermin Datar dan Lensa Cembung.


1. Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan pada praktikum ini.
2. Berdirilah di depan cermin sambil memegang telinga kanan dengan tangan
kanan.
3. Mengamati bayang yang dibentuk pada cermin kemudia catat pada lembar
pengamatan.
4. Meletakan lilin yang menyala di depan cermin datar denga jarak 5cm.
5. Mengamati bayangan lilin pada cermin kemudian mencatat hasil pengamatan
pada lembar pengamatan.
6. Meletakan lensa cembung di anatar lilin dan kertas (sebagai layar).
7. Meletakan cermin datar di belakang lilin dan mengatur lensa cembung
sedemikian rupa sehingga bayangan lilin tampak jelas pada layar.
8. Mengamati bayangan lilin pada layar dan mencatat pada lembar pengamatan.

C6. Cahaya dapat Dibiaskan bila Melalui Dua Zat yang Berbeda.
1. Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan pada praktikum ini.
2. Merangkai alat-alat sehingga lampu menyala.

58
3. Memasukan lampu ke salah satu lubang pada sumbat karet.
4. Memasang tutup gelas kimia yang telah terpasang teropong pada gelas kimia.
5. Meletakan gelas kimia tersebut di atas dua buah kubus.
6. Mengarahkan lampu yang telah terpasang pada salah satu lubang sumbat ke
teropong.
7. Mengamati cahaya yang terdapat pada gelas kimia tersebut dan mencatat
pada lembar pengamatan.
8. Pada saat keadaan lampu menyala, mengamati gerak cahaya lampu pada
gelas kimia yang diisi air secara perlahan-lahan sampai penuh menggunakan
corong.
9. Mencatat hasil pengamatan pada lembar pengamatan.
10. Menandai gelas kimia kosong yang telah terpasang penutup + teropong
dengan menggunakan spidol hitam dan merah.
11. Menandai bintik merah pada gelas kimia kosong yang searah dengan lubang
pada teropong (dinding gelas kimia).
12. Menandai bintik hitam pada gelas kimia kosong yang searah dengan lubang
gelas kimia (dasar gelas kimia).
13. Mengamati bintik warna yang terlihat saat mengamati dari teropong.
Kemudian mencatat pada lembar pengamatan.
14. Saat mengisi air ke dalam gelas kimia mengamati pula bintik warna apa yang
terlihat melalui teropong. Kemudian mencatat pada lembar pengamatan.
15. Memasukan pensil kayu ke dalam gelas kimia kosong, mengamati pensil
tersebut dan mencatat pada lembar pengamatan.
16. Memasukan pensil kayu ke dalam gelas kimia yang berisi air, mengamati dan
mencatat pada lembar pengamatan.

C7. Cahaya Putih Terdiri dari Berbagai Warna.


1. Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan pada praktikum ini.
2. Meletakan cermin datar di dalam bejana serbaguna kosong dengan posisi
miring.
3. Mengarahkan sinar yang berasal dari senter ke arah cermin datar tersebut.
4. Mengatur sedemikian rupa sehingga pantulan sinar yang berasal dari senter
dapat mengenai kertas putih.

59
5. Mengamati apa yang tampak pada kertas putih kemudian mencatat pada
lembar pengamatan.
6. Mengisi air ke bejana serbaguna yang telah terdapat cermin datar di dalamnya
secara perlahan-lahan.
7. Menunggu hingga airnya menjadi tenang.
8. Kemudian mengarahkan sinar yang berasal dari senter ke arah cermin datar.
9. Mengatur sedemikian rupa sehingga pantulan sinar yang berasal dari senter
dapat mengenai kertas putih.
10. Mengamati apa yang tampak pada kertas putih tersebut kemudian mencatat
pada lembar pengamatan.

F. Perolehan Data
C1. Cahaya Merambat Lurus
1. Ketika lampu dinyalakan berkas cahaya yang keluar dari celah antara kubus
kayu dan kubus alumunium berbentuk garis lurus.
2. Garis yang dibuat berhimpit dengan garis berkas cahaya yang keluar dari
celah bila diperpanjang akan lurus menuju ke lampu.
3. Isilah tabel di bawah ini!
No. Posisi Lampu Terbentuk Garis Jika Diteruskan
Di tengah Cahaya berbentuk Ke arah lampu
1.
lurus
Digeser ke kiri Tidak berbentuk garis Menuju kubus
2.
alumunium
3. Digeser ke kanan Berbentuk garis Menuju lampu
Tabel 4.1. Cahaya Merambat Lurus

C2. Cahaya dapat Menembus Benda Bening.


1. Ketika cahaya lampu tidak dihalangi, maka adakah cahaya yang tampak pada
layar kertas putih?
Ya, ada cahaya pada layar kertas putih.

60
2. Beri tanda ( √ )
Cahaya Cahaya Tidak
Benda yang Mengalangi Terlihat pada Terlihat pada
No.
Cahaya Lampu Layar Kertas Layar Ketas
Putih Putih
1. Lensa √
2. Uang logam √
3. Plastik bening √
4. Karton tebal √
5. Gelas kimia kosong √
6. Gelas kimia berisi air √
7. Piring neraca √
Tabel 4.2. Cahaya dapat Menembus Benda Bening

3. Kelompokan benda-benda yang yang dapat menembus cahaya dan yang tidak
dapat menembus cahaya pada tabel di bawah ini!
Benda yang dapat Menembus Benda yang tidak dapat Menembus
Cahaya Cahaya
Lensa, plastik bening, gelas kimia Uang logam, karton tebal, piring
kosong, gelas kimia berisi air neraca
Tabel 4.3. Benda-benda yang dapat Menembus Cahaya

C3. Sifat-sifat cahaya (Ukuran dan Bentuk Bayang suatu Benda


Ditentukan oleh Letak Sumber Cahaya Terhadap Benda itu.
1. Jarak antara batang bayang-bayang ke layar kertas putih 6cm, dengan jarak
lampu ke batang bayang-bayang berbeda-beda, yaitu:
a. 5cm : bayangan yang tampak adalah batang bayang-bayang.
: tinggi 6,5 cm
b. 10cm : bayangan yang tampak adalah batang bayang-bayang.
: tinggi 5,7 cm
c. 7cm : bayangan yang tampak adalah batang bayang-bayang.
: tinggi 6,7 cm
d. 6cm : bayangan yang tampak adalah batang bayang-bayang.
: tinggi 7,3 cm

61
2. Jarak antara batang bayang-bayang ke layar kertas putih 6cm. Maka
bayangan yang tampak pada layar kertas putih saat:
a. Lampu diletakan di kanan batang bayang-bayang? Maka bayangan batang
bayang-bayang terletak di sebelah kiri.
b. Lampu diletakan di kiri batang bayang-bayang? Maka bayangan batang
bayang-bayang terletak di sebelah kanan.

C4. Cahaya dapat Dipantulkan


1. Ketika lampu dinyalakan, berkas cahaya yang keluar dari celah antara kubus
kayu dan kubus alumunium berupa? Gambarkanlah arah berkas cahaya yang
keluar dari celah anatar kedua kubus tersebut!
- Berupa garis lurus yang semakin jauh semakin melebar

Gambar 4.10. Garis Lurus Cahaya

2. Setelah ditempatkan cermin datar pada salah satu sisi kubus alumunium maka
berkas cahaya yang keluar dari celah anatara kedua kubus tersebut berupa?
Gambarkanlah arah berkas cahaya tersebut!
- Berupa garis lurus yang terpantul cermin dan pantulan ke arah kus kayu
(belok ke kanan)

Gambar 4.11. Cahaya berbelok ke kanan

62
3. Setelah ditempatkan cermin datar pada salah satu sisi kubus kayu maka
berkas cahaya yang keluar dari celah anatara kedua kubus tersebut berupa?
Gambarkanlah arah berkas cahaya tersebut!
- Berupa berkas cahaya seperti garis lurus, ketika mengenai cermin akan
terpantul ke arah kubus alumunium (belok ke kiri).

Gambar 4.12. Cahaya berbelok ke kiri

C5. Pembentukan Bayangan oleh Cermin Datar dan Lensa Cembung


1. Ketika menghadap ke cermin tangan kanan memegang telinga kanna. Maka
bayangan telinga kanan yang terbentuk pada cermin tampak di sebelah kiri
dan bayangan telinga kiri yang terbentuk pada cermin tampak di sebelah
kanan kita.
2. Bayangan api pada cermin terletak di depan bayangan lilin. Tinggi lilin dan
bayangan lilin berbeda.
3. Ketika cermin datar, lilin, lensa cembung, dan kertas putih, bayangan api lilin
yang terbentuk di kertas putih tampak membesar.

C6. Cahaya Dibiaskan bila Melalui Dua Zat yang Berbeda.


1. Ketika lampu disorotkan ke teropong pada gelas kimia kosong maka terdapat
dimana berkas cahaya lampu tersebut?
Di luar/ di depan gelas kimia.
2. Ketika gelas kimia diisi dengan air dan lampu dalam keadaan menyala
disorotkan ke teropong, maka terdapat dimana berkas cahaya lampu tersebut?
Di bawah gelas kimia.
3. Ketika gelas kimia kosong dan melihat melalui teropong, maka bintik warna
apakah yang terlihat?
Bintik warna merah
4. Ketika gelas kimia diisi air dan secara bersamaan melihat melalui teropong
maka bintik warna apakah yang terlihat?

63
Bintik warna hitam dan merah.
5. Jelaskan peristiwa yang terjadi pada no.3 dan 4!
Ketika gelas kosong, cahaya bergerak lurus ke titik merah. Ketika gelas berisi
air cahaya terbias sehingga dapat melihat titik merah dan hitam karena cahaya
bengkok.
6. Ketika pensil kayu dimasukan pada gelas kimia kosong maka yang terjadi
pada pensil kayu tersebut adalah?
Pensil terlihat tegak dan lurus.
7. Ketika pensil kayu dimasukan ke dalam gelas kimia yang telah berisi air,
maka apa yang terjadi pada pensil kayu tersebut? Serta jelaskan peristiwa apa
yang terjadi!
- Pensil terlihat bengkok/patah
- Karena adanya pembiasan cahaya, pensil kayu yang lurus di dalam air
terbias oleh cahaya maka terlihat bengkok.

C7. Cahaya Putih terdiri dari Berbagai Warna


1. Ketika sinar yang berasal dari senter diarahkan ke cermin datar yang terdapat
di dalam bejana serbaguna kosong pada posisi miring, maka cahaya warna
apakah yang tampak pada kertas putih?
Cahaya berwarna putih sesuai dengan aslinya.
2. Ketika sinar yang berasal dari senter diarahkan ke cermin datar yang terdapat
di dalam bejana serbaguna berisi air pada posisi miring, maka cahaya warna
apakah yang tampak pada kertas putih serta jelaskan peristiwa apa yang
terjadi!
- Yang tampak cahaya warna pelangi (merah, jingga, kuning, hijau, biru,
nila, ungu)
- Warna putih pada cahaya bila terkena air akan terurai dan terlihat
memiliki 7 warna yang terkandung.

G. Analisis Data
C1. Cahaya Merambat Lurus
Cahaya terlihat seperti garis lurus dikarenakan tidak ada benda/medium
yang menghalanginya. Maka di anatar kubus kayu dan kubus alumunium
terdapat celah sehingga cahaya dapat merambat lurus.

64
C2. Cahaya dapat Menembus Benda Bening
- Cahaya dapat menembus benda bening seperti contoh lensa, plastik bening,
gelas kosong maupun berisi air karena saat cahaya menembus benda bening
bayangan terbentuk dari arah yang berlawanan dengan arah datangnya
cahaya.
- Cahaya tidak dapat menembus benda yang tidak bening seperti contoh karton
tebal, piring neraca, uang logam, dan lain sebagainya karena cahaya terhalang
oleh benda tersebut, sehingga terbentuk bayangan.

C3. Sifat-sifat Cahaya (Ukuran dan Bentuk Bayangan suatu Benda


Ditentukan oleh Letak Sumber Cahaya terhadap benda itu).
Apabila suatu benda bergerak mendekati titik pusat cahaya, bayang-bayang
benda tersebut akan membesar karena benda tersebut mendekati titik cahaya
pada sumber cahaya itu, sehingga bayangan benda menjadi lebih besar.
Dan apabila benda menjauhi cahaya, bayang-bayang benda itupun menjadi
kecil karena benda tersebut menjauhi titik sumber cahaya, hal ini sesuai dengan
sifat cahaya yang merambat merupakan garis lurus menyebar dari satu titik
pusat cahaya

C4. Cahaya dapat Dipantulkan


- Pada kegiatan nomor 1, cahaya tidak ada yang menghalangi sehingga cahaya
dapat merambat lurus dan menyebar.
- Pada kegiatan nomor 2 dan 3, cahaya yang terpantul dengan cermin akan
terpantul hanya pada satu arah saja, hal ini dikarenakan cahaya jatuh pada
bidang yang permukaannya rata sehingga dipantulkan ke satu arah tersebut,
biasanya disebut dengan Pemantulan Biasa.

C5. Pembentukan Bayangan oleh Cermin Datar dan Lensa Cembung


- Ketika kita bercermin menggunakan cermin datar, akan terlihat bahwa tangan
kanan kita akan terlihat seperti di kiri, hal ini dikarenakan cermin datar
mempunyai sifat maya dan terbalik.
- Cahaya api dari lilin tampak membesar jika dilihat dengan cermin cembung
dikarenakan sifat cermin cembung adalah memperbesar bayangan benda asli.

65
C6. Cahaya Dibiaskan bila Melalui Dua Zat yang Berbeda
- Jika gelas kimia kosong dilihat melalui teropong yang diberi cahaya, maka
cahaya akan lurus, begitu juga pensil kayu yang diletakan pada gelas kimia
kosong akan tetap terlihat seperti biasanya, yaitu lurus, dikarenakan ketika
cahaya mengemai pensil tersbut, tidak ada zat/medium yang mengahalangi
cahaya, sehingga mata dapat melihat bentuk asli dari benda tersebut.

- Tetapi jika kita lihat gelas kimia yang berisi air, dan pensil kayu dimasukan
pada gelas kimia berisi air akan terlihat pata/bengkok karena adanya
pembiasan, yaitu bertemunya dua zat/medium yakni air dan cahaya.

C7. Cahaya Putih terdiri dari berbagai Warna


Ketika cahaya yang dipantulkan ke cermin lalu mengenai air maka cahaya
tersebut akan terurai menjadi beberapa warna yang terlihat pada kertas putih,
yaitu ada warna merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, ungu.

H. Kesimpulan
Berdasarkan dari praktikum yang telah dilaksanakan, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa:
1. Benda-benda yang ada di sekita kita dapat kita lihat apabila ada cahaya yang
mengenai benda tersebut, serta cahaya yang mengenai benda tersebut dipantulkan
oleh benda ke mata.
2. Cahaya mempunyai beberapa sifat:
a. Cahaya merambat lurus
b. Cahaya dapat menembus benda bening
c. Cahaya dapat dipantulkan
d. Cahaya dapat dibiaskan
e. Cahaya dapat diuraikan

I. Daftar Pustaka
Sari, Prima Mutia, dkk. 2017. Panduan Praktikum IPA SD. Jakarta : UHAMKA Press

66
GAYA

Judul Pratikum : Gaya


Hari/Tanggal Pratikum : Selasa, 16 Oktober 2018
Pratikan : Muhammad Haqqin Nazili
Kelas : 5G

A. Landasan Teori
Gaya, dalam ilmu fisika, bisa diartikan interaksi antar apapun yang dapat
menyebabkan sebuah benda bermassa mengalami perubahan bentuk arah, baik dalam
gerak, maupun konstruksi geometris. Kata lainnya, sebuah gaya bisa menyebabkan
sebuah objek dengan berat massa tertentu untuk mengubah kecepatannya (termasuk
untuk bergerak dari keadaan diam), berakselerasi, atau untuk terdeformasi. Gaya
mempunyai besaran (magnitude) dan arah, sehingga merupakan kuantitas vektor.
Satuan SI yang berguna untuk mengukur gaya adalah Newton (dilambangkan dengan
N). Gaya dapat dilambangkan dengan simbol F.

G1. Gaya gesek terjadi bila permukaan benda saling bersentuhan


A. Tujuan Pratikum
Melalui pratikum ini dapat di simpulkan bahwa dua buah benda yang bersentuhan akan
menimbulkan gaya gesek.

B. Alat dan Bahan Pratikum


1. Neraca pegas 1 buah
2. Kaca 1 buah
3. Kotak resonansi 1 buah
4. Buku 1 buah

C. Prosedur Pratikum
1. Siapkan alat dan bahan untuk melaksanakan pratikum ini
2. Letakkan kotak resonansi diatas meja
3. Kaitkan neraca pegas pada kotak resonansi. Kemudian Tarik kotak resonansi dan amati
apa yang terjadi
4. Letakkan kotak resonansi diatas buku.

67
5. Kaitkan neraca pegas pada kotak resonansi. Kemudian Tarik kotak resonansi dan amati
yang terjadi
6. Letakkan kotak resonansi diatas kaca
7. Kaitkan neraca pegas pada kotak resonansi. Kemudian Tarik kotak resonansi dan amati
apa yang terjadi.

D. Lembar Pengamatan
1. Sebelum kotak resonansi yang di letakkan diatas meja ditarik maka keadaan pegas?
Masih 0
2. Kotak resonansi ditarik dengan neraca maka keadaan pegas ? 0,2 N
3. Ketika tarikkan diteruskan maka kotak resonansi? Tetap
4. Ketika kotak resonansi di letakkan diatas buku kemudian ditarik dengan neraca pegas,
maka kotak resonansi? Terjadi gesekan dengan buku.
5. Regangan pegas saat menarik kotak resonansi di atas buku jika disbanding saat
menarik diatas meja ? regangan pada buku lebih berat.
6. Ketika kotak resonansi di letakkan diatas kaca kemudian di Tarik dengan neraca pegas,
maka kotak resonansi? Bergesek dengan kaca.
7. Regangan pegas saat menarik kotak resonansi di atas kaca jika dibandingkan saat
menarik di atas meja ? sama berat .

E. Pembahasan
Gaya merupakan suatu kekuatan (tarikan atau dorongon) yang berakibat kepada
benda tersebut, dengan seperti ini benda itu mengalami perubahan posisi
(bergerak), atau berubah bentuk. Gaya juga bisa diartikan sebagai tarikan atau
dorongan yang ditujukan kepada sebuah benda dari benda lain. Contohnya pada
suatu kegiatan atau permainan tarik tambang yang mampu membuat pelakunya
untuk berpindah tempat. Gaya yang berupa suatu tarikan atau dorongan memiliki
arah gaya. Tarikan mempunyai arah yang mendekati hewan, orang, atau benda
yang menariknya. Sedangkan dorongan memiliki arah yang menjauhi orang,
hewan, atau benda yang mendorongnya. Selain memiliki arah gaya, gaya juga
mempunyai nilai, maka gaya merupakan besaran vektor.

68
F. Kesimpulan
Gaya gesekan adalah gaya yang timbul akibat persentuhan langsung antara dua
permukaan benda. Arah gaya gesekan berlawanan dengan kecenderungan arah
gerak benda. Besarnya gaya gesekan di tentukan oleh kehalusan dan kekasaran
permukaan benda yang statis. Gaya gesekan yang terjadi sewaktu benda bergerak
disebut gaya gesekan kinetis. Besar gaya gesekan statis lebih besar dari gaya
gesekan kinetis.

G. Daftar Pustaka
 https://id.wikipedia.org/wiki/Gaya_(fisika)
 Buku panduan fisika dasar di SD ( Gaya)

69
PESAWAT SEDERHANA ( F )

Judul Pratikum : Pesawat Sederhana


Hari/Tanggal Pratikum : Selasa, 16 Oktober 2018
Pratikan : Muhammad Haqqin Nazili
Kelas : 5G

A. Landasan Teori
Pesawat sederhana adalah alat mekanik yang dapat mengubah arah atau besaran
dari suatu gaya. Secara umum, alat-alat ini bisa disebut sebagai mekanisme paling
sederhana yang memanfaatkan keuntungan mekanik untuk menggandakan
gaya. Sebuah pesawat sederhana menggunakan satu gaya kerja untuk bekerja melawan
satu gaya beban. Dengan mengabaikan gaya gesek yang timbul, maka kerja yang
dilakukan oleh beban besarnya akan sama dengan kerja yang dilakukan pada beban.
Kerja yang timbul adalah hasil gaya dan jarak. Jumlah kerja yang dibutuhkan untuk
mencapai sesuatu bersifat konstan, walaupun demikian jumlah gaya yang dibutuhkan
untuk mencapai hal ini dapat dikurangi dengan menerapkan gaya yang lebih sedikit
terhadap jarak yang lebih jauh. Dengan kata lain, peningkatan jarak akan mengurangi
gaya yang dibutuhkan. Rasio antara gaya yang diberikan dengan gaya yang dihasilkan
disebut keuntungan mekanik.
F1. Tuas
A. Tujuan Pratikum
Melalui pratikum ini dapat disimpulkan bahwa tuas dapat mempermudah
mengangkat suatu benda.

B. Alat dan Bahan Pratikum


1. Tuas neraca 1 buah
2. Dudukan neraca beralur 1 buah
3. Lengan neraca beralur 1 buah
4. Penggantung piring neraca 1 buah
5. Piring neraca 1 buah
6. Kubus aluminium 1 buah

70
C. Prosedur Pratikum
1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan
2. Rakitlah dudukan neraca . letakkan pada alur ke 14
3. Kaitkan piring neraca pada ujung sebelah kiri
4. Letakkan kubus aluminium di atas piring negara
5. Kaitkan neraca pegas pada ujung sebelah kanan (alur 14)
6. Manarik neraca pegas sehingga keadaan neraca dalam posisi seimbang
7. Ukurang panjang regangan pegas. Kemudian catat pada lembar pengamatan
8. Hitunglah jarak (alur) antara penggantung piring neraca dengan dudukan
neraca beralur.
9. Ulangi langkah di atas untuk alur ke 12 dan ke 10

D. Lembar Pengamatan
No Piring neraca digantung pada Panjang regangan Jarak neraca pegas
lubang ke- pegas ke dudukan lengan
neraca
1 14 0,5 N 12
2 12 0,3 N 14
3 10 0,2 N 16

F2. Bidang Miring


A. Tujuan Pratikum
Melalui pratikum ini dapat disimpulkan bahwa bidang miring dapat mempermudah
memindahkan suatu benda.
B. Alat dan Bahan Pratikum
1. Kotak resonansi 1 buah
2. Neraca Pegas 1 buah
3. Piring naraca 1 buah
4. Penggantung piring neraca 1 buah
5. Kubus kayu 1 buah
6. Kubus aluminium 1 buah
7. Papan plastic bidang miring 1 buah
8. Penyangga bidang miring 2 buah

71
C. Prosedur Pratikum
1. Siapkan alat dan bahan
2. Angkat kotak resonansi dengan cara mengaitkan pengait neraca pegas dengan
kaitan pada kotak resonansi
3. Hitunglah panjang regangan neraca
4. Pasanglah papan bidang miring pada penyangga bidang miring
5. Letakkan kotak resonansi pada bidang miring, kemudian angkat dan Tarik tutup
kotak resonansi yang terkait pada neraca pegas dari bawah ke atas
6. Hitung panjang regangan pegas
7. Landaikan papan bidang miring. Kemudian angkat dan Tarik kotak resonansi
yang terkait pada neraca pegas dari bawah keatas
8. Hitunglah panjang regangan pegas

D. Lembar Pengamatan
No Keadaan kotak resonansi Panjang regangan pegas
1 Diangkat langsung ke atas 0,7 N
2 Diangkat melalui bidang miring 0,5 N
3 Diangkat bidang miring yang lebih landai 0,4 N

F4. Katrol
A. Tujuan Pratikum
Melalui pratikum ini dapat disimpulkan bahwa katrol dapat mempermudah
mengangkat suatu benda.
B. Alat dan Bahan Pratikum
1. Piring neraca 1 buah
2. Penggantung piring neraca 1 buah
3. Kubus kayu 1 buah
4. Kubus aluminium 1 buah
5. Tali secukupnya
6. Katrol tunggal 1 buah
7. Katrol ganda 1 buah
8. Neraca pegas 1 buah

72
C. Prosedur Pratikum
1. Siapkan alat dan bahan
2. Gantung piring neraca pada neraca pegas kemudian letakkan kubus alimunium
dan kubus kayu pada piring neraca
3. Hitung panjang regangan neraca pegas tersebut
4. Gantunglah katrol tunggal kemudian letakkan tali pada alur katrol
5. Ikan penggantung piring neraca pada salah satu ujung tali dan ujung tali lainnya
diikatkan pada neraca pegas
6. Letakkan kubus kayu dan kubus aluminium pada piring neraca
7. Tariklah neraca pegas sampai piring neraca bergerak
8. Hitunglah panjang regangan neraca pegas tersebut
9. Lakukan langkah 4, 8 pada katrol ganda

D. Lembar Pengamatan
No Keadaan Panjang regangan pegas
1 Piring neraca di gantung pada neraca pegas 0,4 N
2 Piring neraca ditarik katrol tunggal 0,3 N
3 Piring neraca ditarik katrol ganda 0,5 N

F4. Roda
A. Tujuan Pratikum
Melalui pratikum ini dapat disimpulkan bahwa roda dapat mempermudah
memindahkan suatu benda
B. Alat dan Bahan Pratikum
1. Kereta roda empat 2 buah
2. Kotak resonansi 1 buah
3. Neraca pegas 1 buah
C. Prosedur Pratikum
1. Siapkan akat dan bahan
2. Kaitkan neraca pegas dengan kotak resonansi, kemudia hitung rgangan pegas
apabila kotak tersebut ditarik
3. Pasang kereta roda empat sebagai alat pengangkut kotak resonansi

73
4. Kaitkan neraca pegas dengan kotak resonansi yang telah dipasang kereta roda
empat, kemudian hitung regangan pegas apabila di Tarik

D. Lembar Pengamatan
1. Panjang regangan pegas ketika menarik kotak resonansi 0,2 cm
2. Panjang regangan pegas ketika menarik kotak resonansi yang telah di pasang
kereta roda empat 0,1 cm
3. Berdasarkan pengamatan 1 dan 2 maka selisih panjang ragngan pegas 0,1 cm

E. Bukti Pratikum

F. Kesimpulan
Pengertian pesawat sederhana adalah alat yang digunakan untuk mempermudah
melakukan usaha. Dalam kehidupan sehari-hari kita sebenarnya sering menggunakan
pesawat sedernana. Kalau kalian mau memotong kertas, kalian menggunakan gunting
sehingga potongan kertas menjadi rapi. Saat kita ingin memotong kuku, kita bisa
menggunakan alat pemotong kutu.

74
1. Tuas
Tuas sering dikenal dengan nama pengungkit. Sistem kerjanya terdiri dari titik
tumpu, beban, dan kuasa. Berdasarkan sistem kerjanya, tuas dibagi menjadi tiga
yaitu tuas jenis pertama, tuas jenis kedua, dan tuas jenis ketiga.
2. Bidang miring
Bidang miring adalah salah satu jenis pesawat sederhana yang bentuknya miring.
Contoh bidang miring adalah mata pisau yang semakin tipi, ujung pisau yang
lancip, baji, mur, jalan di pegunungan yang berkelok-kelok, tangga yang berundak-
undak di rumah.
3. Katrol
Katrol adalah salah satu jenis pesawat sederhana yang berupa roda yang diberi tali.
Contoh katrol adalah kerekan atau alat untuk mengambil air (timba). Katrol dibagi
menjadi dua yaitu katrol tetap dan katrol bergerak.
4. Roda atau gear
Roda atau gear adalahs salah satu jenis pesawat sederhana yang berbentuk roda
atau gear. Contoh roda atau gear adalah gear (gigi) pada , sepeda, sepeda motor
atau mobil. Pada saat kita mengendarai sepeda motor di daerah tanjakan kita akan
menggunakan gear yang kecil, misalnya gear (gigi) satu. Sedangkan pada jalan
yang lurus kita menggunakan gear yang besar agar sepeda motor dapat berjalan
dengan cepat.

G. Daftar Pustaka
 https://id.wikipedia.org/wiki/Pesawat_sederhana
 Buku panduan fisika di SD (pesawat sederhana)

75
ENERGI ( E )

Judul Pratikum : Energi


Hari/Tanggal Pratikum : Selasa, 13 November 2018
Pratikan : Muhammad Haqqin Nazili
Kelas : 5G

A. Landasan Teori
Tenaga air pada dasarnya adalah sebuah kekuatan yang berasal dari energi air yang
mengalir. Pemanfaatan energi air pada dasarnya adalah pemanfaatan energi pontensial
gravitasi. Energi mekanik aliran air yang merupakan transportasi dari energi potensial
gravitasi dimanfaatkan untuk mengerakan turbin atau kincir. Umumnya turbin
digunakan untuk membangkitkan energi listrik sedangkan listrik untuk pemanfaataan
energi mekanik secara langsung. Pada umumnya untuk mendapatkan energi mekanik
aliran air ini, perlu beda tinggi air yang diciptakan dengan menggunakan bendungan.
Akan tetapi dalam menggerakkan kincir, aliran air pada sungai dapat dimanfaatkkan
ketika airnya memadai.
Matahari merupakan sumber energi terbesar di alam ini. Kita dapat memanfaatkkan
sinar matahari sebagai energi pengganti minyak bumi. Sinar matahari dapat
dimanfaatkkan dengan cara menggumpulkan atau memusatkan sinar matahari kesatu
titik sehingga terkumpul energi panas yang besar. Energy panas ini dapat
dipergunakkan untuk memanaskan air atau untuk menghangatkan ruangan. Peralatan
untuk menyimpan energi matahari itu disebut fotosel. Energi matahari ini kemudian
diubah menjadi energy listrik, yang dapat digunakan baik untuk keperluan rumah
tangga maupun industry.
Kondisi adalah perpindahan panas melalui benda padat. Benda yang dapat
menghantarkan panas dengan baik disebut konduktor. Pada umumnya konduktor
terbuat dari logam. Benda yang sukar menghantarkan panas disebut isolator. Pada
peristiwa konduksi,
panas mengalir melalui molekul-molekul zat tanpa memindahkan atau menggerakan
molekul zat itu. Benda padat memiliki kemampuan merambatkan panas secara
kunduksi yang berbeda-beda.

76
B. Tujuan Praktikum
E1. Air sebagai Sumber Energi Gerak
A. Tujuan Praktikum
Melalui praktikum ini dapat disimpulakan bahwa air yang mengalir
mempunyai kemampuan untuk menggerakan atau memindahkan benda-benda
yang dilaluinya.
E2. Uap Sebagai Sumber Energi Gerak
4. Tujuan Praktikum
Melalui praktikum ini dapat disimpulakan bahwa uap dapat menggerakkan
suatu benda.
E3. Angin Sebagai Sumber Energi Gerak
4. Tujuan Praktikum
Melalui praktikum ini dapat disimpulakan bahwa angina mempunyai
kemampuan untuk menggerakkan suatu benda.
E4. Cahaya Matahari dapat Merubah Bentuk Benda
9. Tujuan Praktikum
Melalui praktikum ini dapat disimpulakan bahwa cahaya matahari sebagai
energi dapat merubah bentuk benda.
E5. Energi Listrik Menjadi Energi Cahaya
A. Tujuan Praktikum
Melalui praktikum ini dapat disimpulakan bahwa energi lisitik dapat berubah
menjadi energi cahaya.

C. Alat dan Bahan Praktikum


E1. Air sebagai Sumber Energi Gerak
Alat dan Bahan Praktikum
7. Selang plastic tembus pandang 1 Buah
8. Turbin 1 Buah
9. Labu Erlenmeyer 1 Buah
10. Bejana Serbaguna 1 Buah
11. Air Secukupnya
12. Mistar Almunimum 1 Buah
13. Batang Korek/potongan lidi (disediakan sendiri) Secukupnya
14. Kubus Kayu 1 Buah

77
15. Pasir (disediakan sendiri) secukupnya
16. Gelas kimia 1 Buah

E2. Uap Sebagai Sumber Energi Gerak


Alat dan Bahan Praktikum
8. Tabung reaksi 1 Buah
9. Lampu Spirtus 1 Buah
10. Kelereng Kecil 1 buah
11. Penjepit tabung reaksi 1 Buah
12. Air Secukupnya
E3. Angin Sebagai Sumber Energi Gerak
Alat dan Bahan Praktikum
4. Turbin 1 Buah
5. Selang plastic transparan 1 Buah
6. Kertas (disediakan sendiri) 1 Lembar
7. Kardus ukuran kertas HVS (disediakan sendiri) 1 Lembar

E4. Cahaya Matahari dapat Merubah Bentuk Benda


Alat dan Bahan Praktikum
4. Lensa cembung 1 Buah
5. Kertas timah rokok (disediakan sendiri) Secukupnya
6. Kain (disediakan sendiri) Secukupnya
7. Batang korek api/kertas karbon(disediakan sendiri) Secukupnya
E5. Energi Listrik Menjadi Energi Cahaya
Alat dan Bahan Praktikum
1. Lampu dan Dudukannya 1 Buah
2. Baterai 3 Buah
3. Kabel 2 Buah
4. Dudukan baterai 1 Buah

78
D. Rangkaian Alat Praktikum

79
E. Prosedur Praktikum
E1. Air sebagai sember gerak
1. Siapkan alat dan bahan praktikum yang diperlukan.
2. Isilah bejana serbaguna dengan pasir secukupnya, kemudian ganjallah salah
satu sisi bejana serbaguna dengan menggunakan kubus kayu.
3. Tuangkan air kedalaam bejana serbaguna. Amati apa yang terjadi.
4. Letakkan salah satu ujung mistar kedalam bejana serbaguna. Dan salah satu
ujung mistar yang lain diposisikan lebih tinggi.

80
5. Letakkan batang korek apai atau potongan lidi ke dalam celah mistar
alumunium kemudian aliri air melalui celah mistar alumunium.. Amati apa
yang terjadi dengan korek api atau potongan lidi dan catat pada lembar
pengamatan.
6. Isilah labu erlenmeyer dengan air sampai ¾ bagian. Masukkan selang pelastik
kedalam labu erlenmeyer yang berisi air. Isaplah salah satu ujung selang
sehingga ada air yang masuk kedalam selang. Kemudian segera tutup ujung
selang tadi dengan ibu jari.
7. Arahkan ujung selang turbin, letakkan bejana serbaguna dibawah turbin,
keudian alirkan air pada turbin. Amatilah apa yang terjadi dengan turbin dan
catat pada lembar pengamatan.

E2. Uap sebagai sumber energi gerak.


1. Isilah tabung reaksi sampai 1/3 bagian.
2. Tutuplah tabung reaksi dengan menggunakan kelereng. Amatilah apa yang
terjadi.
3. Panaskan tabung reaksi yang telah diisi air dan telah disumbat kelereng sampai
mendidih.
4. Amatilah apa yang terjadi dan catat pada lembar pengamatan.

E3. Angin sebagai sumber energi gerak


1. Peganglah selembar kertas kemudian kipaslah kertas tersebut menggunakan
kerdus.
2. Amatilah apa yang terjadi pada selembar kertas tersebut.
3. Peganglah turbin kemudian tiuplah turbin dengan menggunakan selang plastik
transparan.
4. Amatilah apa yang terjadi pada turbin dan catat pada lembar pengamatan.

E4. Cahaya matahari dabat merubah bentuk benda.


1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan.
2. Basahi kain kemudian letakkan ditempat yang tidak terkena cahaya matahari
biarkan beberapa saat dan amati yang terjadi.
3. Letakkan kain basah tadi di bawah sinar matahari, biarkan dijemur beberapa
saat. Amati apa yang terjadi.

81
E5. Energi listrik menjadi energi cahaya.
1. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.
2. Rangkailah kedua kabel dan lampu tanpa baterai seperti gambar dibawah ini.
3. Amatilah apa yang terjadi pada lampu.
4. Rangkailah kedua kabel, lampu dan satu baterai sehingga menjadi rangkaian
tertutup seperti gambar dibawah ini.
5. Amatilah apa yang terjadi pada lampu.
6. Rangkailah kedua kabel, lampu dan dua baterai sehingga menjadi rangkaian
tertutup seperti gambar dibawah ini.
7. Amatilah apa yang terjadi pada lampu.
8. Rangkailah kedua kabel, lampu dan tiga baterai sehingga menjadi rangkaian
tertutup seperti gambar dibawah ini.
9. Amatilah apa yang terjadi pada lampu dan catat pada lembar pengamatan.

F. Perolehan Data.
E1. Air sebagai Sumber Energi Gerak
NO BENDA SEBELUM DIKENAI SETELAH DIKENAI
AIR AIR
1. Lapisan pasir Diam Bergerak

2. Batang korek api / lidi Diam Bergerak

3. Turbin Diam Bergerak

E2. Uap sebagai Sumber Energi Gerak


NO KEADAAN TABUNG UAP AIR KEADAAN
REAKSI KELERENG
1. Sebelum dipanaskan Tidak ada Diam

2. Sesudah dipanaskan Ada Bergerak dan Bergetar

82
E3. Angin Sebagai Sumber Energi Gerak

KEADAAN KERTAS KEADAAN TURBIN

Tidak ada angin Diam Diam

Ada angin Bergerak Bergerak

E4. Cahaya Matahari Dapat Merubah Bentuk Benda

Ujung BatangKorekApi

Kain Basah Timah Rokok Menggunaka


Tidak Menggunakan
n Lensa
Lensa Cembung
Cembung

Tidak dikenai Tidak ada Tidak berubah Tidak berubah / tidak Tidak
cahaya matahari penguapan terbakar berubah /
langsung tidak terbakar
Dikenai cahaya Mengalami Mengkerut Tidak terbakar Terbakar
matahari penguapan /
langsung kering

E5. Energi Listrik Menjadi Energi Cahaya.

No Rangkaian Keadaan lampu

1. Tanpa Baterai Tidak menyala

2. Dengan satu baterai Redup

3. Dengan dua baterai Terang

4. Dengan tiga baterai Sangat Terang

83
G. Analisis Data
E1. Air Sebagai Sumber Energi Gerak.
Analis data pada praktikum air sebagai sumber energi gerak itu adalah kita benar
benar membuktikan bahwa air itu sebagai sumber energi yang contohnya itu yang
kita lakukan pada praktikum yaitu pasir yang diletakkan di bejana serbaguna lalu
diganjal salah satu sisinya dengan kubus kayu dan yang terjadi adalah pasir tidak
ada gerak apapun atau diam tetapi jika kita tuangkan air kedalam bejana serbaguna
maka pasir tersebut mengalir atau bergerak begitu pula dengan batang korek api
dan turbin jika dialiri dengan air maka akan menghasilkan pergerakan.

E2. Uap Sebagai Sumber Energi Gerak.


Analisis data pada paktikum uap sebagai suber energi gerak itu adalah bahwa uap
pun bisa menjadi sumber gerak yaitu contohnya adalah jika tabung reaksi yang
sudah berisi air dan tabung reaksi ditutup oleh kelereng kecil dan dipanaskan maka
jika air yang didalam tabung reksi sudah mendidih atau mencapai titik didih maka
akan mengeluarkan uap (adanya uap) dan uap itulah yang memberikan pergerakan
atau bergetar pada kelereng kecil yang menutupi tabung reaksi tetapi jika tabung
reaksi nya tidak dipanaskan maka hasilnya adalah uap tidak ada dan kelereng pun
tidak bergerak atau bergetar kelereng diam.

E3. Angin Sebagai Energi Gerak.


Analisis data pada praktikum angin sebagai sumber energi gerak itu adalah angin
juga bisa menjadi salah satu sumber gerak yaitu jika sebuah kertas dikipaskan
dengan sebuah kardus yang menghasilkan angin maka kertas tersebut menjadi
bergerak tetapi jika kertas tersebut tidak dikipaskan maka kertas tersebut akan diam
dan jika sebuah turbin terkena angin atau tertiup angin maka turbin tersebut akan
bergerak atau berputar pada kincirnya tetapi jika turbin tidak terkena angin maka
turbin akan diam saja itulah yang membuktikan bahwa angin pun mempunyai
kemampuan untuk menggerakkan suatu benda.

E4. Cahaya Matahari Dapat Merubah Bentuk Benda.


Analisis data pada praktikum cahaya matahari dapat merubah bentuk benda adalah
jika sebuah kain yang basah terkena sinar matahari langsung maka lama kelamaan
kain tersebut akan kering tetapi jika tidak terkena cahaya matahari maka kain

84
tersebut akan tetap basah, pada batang korek api jika di kenakan cahaya matahari
langsung dan dibantu oleh lensa cembung untuk memusatkan atau mengumpulkan
cahaya (konvorgen) maka lama kelamaan batang korek api tersebut akan terbakar
tetapi jika tidak menggunakan kaca cembung maka pada batang korek api tersebut
tidak terbakar, dan jika kertas timah kita tidak dikenakan cahaya matahari langsung
maka kertas tersebut tidak melakukan perubahan atau tidak mengkerut tetapi jika
kita kenakan matahari secara langsung dan dengan waktu yang agak lama maka
kertas timah tersebut akan berubah bentuk yaitu menjadi mengkerut.

E5. Energi Listrik Menjadi Energi Cahaya


Analisis data pada praktikum energi listrik menjadi energi cahaya adalah jika
sebuah rangkaian lampu tidak memiliki sumber energi yaitu baterai pada praktikum
ini maka lampu tersebut tidak akan menyala karena tidak memiliki sumber energi,
jika kita menggunakan hanya 1 (satu) baterai maka lampu tersebut menyala tetapi
redup cahaya lampunya karena sumber energinya lemah atau sedikit, jika
digunakan 2 (dua) baterai maka maka lampu tersebut akan mengeluarkan cahaya
yang terang karena sumber cahayanya sudah mencukupi, tetapi jika kita
menggunakan 3 (tiga) baterai maka cahaya lampu tersebut akan sangat terang
karena sumber energinya yang sudah sangat mencukupi maka lampu menyala
sangat terang. Jadi jika semakin banyak sumber energi listrik maka akan semakin
terang juga lampu menyala.

H. Kesimpulan.
Energi adalah sesuatu yang dapat menyebabkan benda dapat melakukan kerja.
bahwa tenaga air dan matahari dapat menimbulkan sebuah energi maupun energi
gerak ataupun listrik dan energi ini juga sangat membantu untuk kehidupan manusia
seperti turbin membangkitkan energi listrik sedangkan kincir untuk pemanfaatan
energi mekanik secara lansung energi cahaya pun bisa untuk dimanfaatkan di
kehidupan sehari hari contohnya menjemur baju sehingga adanya penguapan yang
terjadinya kain menjadi kering. Dan pada praktikum kali ini adalah membuktikan
energi yaitu befungsi sebagai membantu kehidupan sehari hari manusia.

I. Daftar Pustaka
Buku Penuntun Praktikum Fisika Dasar. http://www.academia.edu/12663286/
Laporan_Fisika_Energi

85
PANAS ( P )

Judul Pratikum : Panas


Hari/Tanggal Pratikum : Selasa, 4 Desember 2018
Pratikan : Muhammad Haqqin Nazili
Kelas : 5G

A. Landasan Teori
Panas, bahang, atau kalor adalah energi yang berpindah akibat perbedaan
suhu. Satuan SI untuk panas adalah joule. Panas bergerak dari daerah bersuhu tinggi ke
daerah bersuhu rendah. Setiap benda memiliki energi dalam yang berhubungan dengan
gerak acak dari atom-atom atau molekul penyusunnya.
Energi dalam ini berbanding lurus terhadap suhu benda. Ketika dua benda dengan
suhu berbeda bergandengan, mereka akan bertukar energi internal sampai suhu kedua
benda tersebut seimbang. Jumlah energi yang disalurkan adalah jumlah energi yang
tertukar. Kesalahan umum untuk menyamakan panas dan energi internal. Perbedaannya
adalah panas dihubungkan dengan pertukaran energi internal dan kerja yang dilakukan
oleh sistem. Mengerti perbedaan ini dibutuhkan untuk mengerti hukum pertama
termodinamika.
Radiasi inframerah sering dihubungkan dengan panas, karena objek dalam suhu
ruangan atau di atasnya akan memancarkan radiasi kebanyakan terpusat pada rentang
inframerah-tengah.

B. Tujuan Pratikum
P1. Melalui pratikum ini dapat disimpulkan bahwa wujud suatu benda dapat berubah
apabila dipanaskan atau didinginkan.
P2. Melalui pratikum ini dapat disimpulkan bahwa benda padat memuai bila
dipanaskan
P3. Melalui pratikum ini dapat disimpulkan bahwa zat cair memuai bila dipanaskan.
P4. Melalui pratikum ini dapat disimpulkan bahwa panas dapat berpindah secara
radiasi.
P5. Melalui pratikum ini dapat disimpulkan bahwa panas dapat menimbulkan aliran
air dan udara.

86
P6. Melalui pratikum ini dapat disimpulkan bahwa benda padat dapat menghantarkan
panas dengan cara konduksi.

C. Alat dan Bahan


P1. Panas dapat menyebabkan benda berubah wujud
1. Gelas kimia 1 buah
2. Jembatan pembakar 1 buah
3. Kasa 1 buah
4. Lampu spiritus 1 buah
5. Penjepit tabung reaksi 1 buah
6. Es batu secukupnya
7. Lilin secukupnya
8. Tabung reaksi 1 buah
9. Air secukupnya

P2. Panas dapat menyebabkan benda padat memuai


1. Peralatan muai panjang 1 set
2. Batang alumunium 1 buah
3. Mistar 1 buah

P3. Panas dapat menyebabkan benda cair memuai


1. Labu erlenmayer 1 buah
2. Pipa kapiler 1 buah
3. Sumbat karet 1 buah
4. Lampu spiritus 1 buah
5. Jembatan pembakar 1 buah
6. Kasa pembakar 1 buah
7. Termometer 1 buah
8. Air secukupnya

P4. Panas dapat berpindah secara radiasi


1. Gelas kimia 1 buah
2. Termometer 1 buah
3. Air panas 1 buah

87
P5. Panas dapat berpindah secara konveksi
1. Gelas kimia 1 buah
2. Lampu spiritus 1 buah
3. Jembatan pembakar 1 buah
4. Kasa 1 buah
5. Lilin 1 buah
6. Air 1 secukupnya
7. Serbuk gergaji 1 buah
8. Pintalan kertas 1 buah
9. Semprong 1 buah
10. Sekat karton berbentu T 1 buah

P6. Panas dapat berpindah secara konduksi


1. Lampu spiritus 1 buah
2. Kubus alumunium 1 buah
3. Kubus kayu 1 buah
4. Sumbat karet 1 buah
5. Anak timbangan 10 g 1 buah
6. Batang alumunium 1 buah
7. Tusuk sate 2 buah
C. Rangkaian Alat Pratikum

88
D. Prosedur Pratikum
P1. Panas dapat menyebabkan benda berubah wujud
1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan
2. Masukkan es batu ke dalam gelas kimia sampai ¼ bagian.
3. Panaskan es batu dalam gelas kimia dengan pembakar spiritus. Amati apa yang
terjadi
4. Masukkan lilin ke dalam gelas kimia, kemudian panaskan dengan pembakar
spiritus. Amati apa yang terjadi.
5. Masukkan air ke dalam tabung reaksi sampai ¼ bagian, kemudian panaskan
dengan pembakar spiritus. Amati apa yang terjadi dan catat pada lembar
pengamatan.

P2. Panas dapat menyebabkan benda padat memuai


1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan.
2. Mengukur panjang awal batang alumunium.
3. Letakkan batang alumunium pada perlatan muai panjang.
4. Nyalakan pembakar dan biarkan selama 15 menit. Kemudian matikan pembakar
5. Segera ukur panjang batang alumunium setelah dipanasi. Catat pada lembar
pengamatan

P3. Panas dapat menyebabkan benda cair memuai


1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Isilah labu erlenmayer dengan 100 ml.
3. Pasanglah termometer pada salah satu lubang pada sumbat karet dan pipa kapiler
pada lubang lainnya.
4. Tutuplah labu erlenmayer menggunakan sumbat karet yang telah di pasang
termometer dan pipa kapiler.
5. Catatlah suhu awal pada termometer dan tinggi awal air pada pipa kapiler sebelum
dipanaskan.
6. Letakkan lampu spiritus di bawah jembatan pembakar dan letakkan kasa di atas
jembatan pembakar.
7. Panaskan labu erlenmayer yang berisi air selama 10 menit.
8. Amati dan catatlah suhu akhir pada termometer dan tinggi akhir air pada pipa
kapiler setelah dipanaskan.

89
P4. Panas dapat berpindah secara radiasi
1. Letakkan atau dekatkan bagian punggung telapak tangan ke bagian gelas kimia
yang kosong dengan jarak kira-kira 1 cm amati dan catat hasil pengematanmu
pada lembar pengamatan.
2. Letakkan atau dekatkan punggung telapak tangan ke bagian samping gelas kimia
kosong dengan jarak kira-kira 1 cm, amati dan catat hasil pengamatanmu pada
lembar pengamtan.
3. Kemudian dekatkan thermometer ke bagian bawah gelas kosong dengan jarak kia-
kira 1 cm. amati dan catat hasil pengamatanmu pada lembar pengamatan.
4. Dekatkan thermometer ke bagian samping gelas kimia yang kosong dengan jarak
kira-kira 1 cm, amati dan catat hasil pengamatanmu pada lembar pengamtan
5. Dekatkan punggung telapak tangan ke bagian bawah gelas kimia yang berisi air
panas (mendidih) dengan jarak kira-kira 1 cm. amati dan catatlah pengamatan mu
pada lembar pengamatan.
6. Setelah itu dekatkan thermometer ke bagian bawah gelas kimia yang berisi air
panas (mendidih) dengan jarak kira-kira 1 cm. amati dan catatlah pengamatan mu
pada lembar pengamatan.
7. Dekatkan punggung telapak tangan ke bagian samping gelas kimia yang berisi air
panas (mendidih) dengan jarak kira-kira 1 cm. amati dan catatlah pengamatan mu
pada lembar pengamatan.
8. Dekatkan termometer ke bagian samping gelas kimia yang berisi air panas
(mendidih) dengan jarak kira-kira 1 cm. amati dan catatlah pengamatan mu pada
lembar pengamatan.

P5. Panas dapat berpindah secara konveksi


Pratikum 1 :
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Isilah gelas kimia dengan air sampai ½ bagian kemudian taburkan serbuk gergaji.
3. Amatilah dan catat hasil pengamatanmu pada lembar pengamatan.
4. Panaskan gelas kimia yang berisi air dan serbuk gergaji.
5. Amatilah dan catat hasil pengamatanmu pada lembar pengamatan.
Pratikum 2:
1. Tutuplah lilin dengan semprong yang telah diberi sekat T kemudain dekatkan
pintalan kertas berasap pada atas semprong

90
2. Amatilah dan catat hasil pengamatanmu pada lembar pengamatan.
3. Nyalakan lilin dan tutup kembali dengan menggunakan semprong yang telah di
beri sekat berbentu T. dan dekatka pintalan kertas berasap pada atas semprong.
4. Amatilah dan catat hasil pengamatanmu pada lembar pengamatan.

P6. Panas dapat berpindah secara konduksi


1. Pegang salah satu ujung batang muai sebelum dan sesudah ujungnya dipanaskan
atau dibakar dengan lampu spiritus. Amatilah dan catat hasil pengamatanmu pada
lembar pengamatan.
2. Pegang salah satu ujung lidi dan batang muai atau besi sebelum dan sesudah
ujungnya dipanaskan dengan lampu spiritus. Amatilah dan catat hasil
pengamatanmu pada lembar pengamatan.
3. Pegang kubus kayu dan kubus alumunium (yang digunakan untuk memegang
diapitkan ke batang muai) sebelum dan sesudah batang muai dipanaskan dengan
lampu spiritus. Amatilah dan catat hasil pengamatanmu pada lembar pengamatan.
4. Pegang sumbat karet dan anak timbangan ( yang digunakan untuk memegang
diapitkan ke batang muai) sebelum dan sesudah batang muai dipanaskan dengan
lampu spiritus. Amatilah dan catat hasil pengamatanmu pada lembar pengamatan.

E. Pemerolehan Data
P1. Panas dapat menyebabkan benda berubah wujud
No Nama benda/zat Wujud benda
Sebelum dipanaskan Sesudah dipanaskan
1 Es batu Padat Cair
2 Lilin Padat Cair
3 Air Cair Cair

P2. Panas dapat menyebabkan benda padat memuai


1. Panjang batang alumunium sebelum dipanaskan ( 19,5) cm
2. Panjang batang alumunium setelah dipanaskna (20) cm
3. Berdasarkan pratikum tersebut maka disimpulkan (batang alumunium mengalami
muai panjang setelah dipanaskan)

91
P3. Panas dapat menyebabkan benda cair memuai
No Keadaan Suhu air Tinggi air
1 Sebelum dipanaskan 29 0,6
2 Sesudah dipanaskan 70 0,9

P4. Panas dapat berpindah secara radiasi


Bawah gelas kimia Samping gelas kimia
kosong Berisi air Kosong Berisi air
panas panas
Punggung Tidak ada radiasi Ada radiasi Tidak ada Ada radiasi
tangan terasa panas panas radiasi panas panas
Skala pada Tidak ada radiasi Ada radiasi Tidak ada Ada radiasi
termometer panas panas radiasi panas panas
P5. Panas dapat berpindah secara konveksi
Pratikum 1 :
Keadaan serbuk gergaji Arah aliran
Sebelum dipanaskan Diam Tidak ada arah
Sesudah dipanaskan Bergerak Arah aliran menyeluruh ke
permukaan gelas kimia
Pratikum 2:
Arah aliran asap
Lilin mati Asap ke atas
Lilin nyala Asap ke bawah

P6. Panas dapat berpindah secara konduksi


Sebelum di panaskan Sesudah di panaskan
Batang alumunium dan lidi Tidak ada rasa panas Lidi terbakar dan batang
alumunium mengalami
konduksi panas
Kubus kayu dan kubus Tidak ada rasa panas Kubus kayu tidak panas
alumunium dan kubus alumunium
mengalami konduksi panas
Sumbat karet dan anak Tidak ada rasa panas Sumbat karet tidak panas
timbangan dan anak timbangan
mengalami konduksi panas

92
F. Analisis Data
Dari hasil pengamatan kelompok kami bahwa setiap benda pasti akan mengalami
perubahan wujud sesuai dengan cara yang dilakukan.
Dari hasil pengamatan kelmpok kami bahwa benda padat pun bisa mengalami
pemuaian setelah dilakukan pemanasan yang lama dan bisa bertamabah panjang pada
saat dipanaskan tetapi akan kembali seperti awal setelah didinginkan.
Dari hasil pengamatan kelompok kami bahwa benda cair bisa mengalami
pemuaian setelah dilakukan pemanasan dan tinggi air atau suhu benda cair akan
bertambah pada saat benda cair dipanaskan.
Dari hasil pengamatan kelompok kami bahwa radiasi itu bisa berpindah dari
satu benda ke benda lain nya. Radiasi panas bisa dirasakan pada saat meletakkan
tangan ke arah benda yang dipanaskan dan tangan pun akan merasakan radiasi panas
dari benda tersebut.
Dari hasil pengamatan kelompok kami bahwa konveksi bisa terjadi pada saat
dipanaskan dan arah aliran nya pun pasti berpindah – pindah setiap benda.
Dari hasil pengamatan kelompok kami bahwa konduksi bisa terjadi pada
saat dipanaskan dan terjadi pada benda yang berbahan logam atau yang dapat
menghantarkan panas, sehingga konduksi bisa terjadi dengan baik.

G. Kesimpulan
Benda dapat berubah sifat apabila ada perlakuan atau peristiwa yang
mengenainya. Benda dapat mengalami perubahan wujud jika dipanaskan. Pemanasan
benda dapat mengubahh sifat benda, contohnya beras yang mulanya keras dan setelah
dimasak menjadi empuk, adonan kue yang semula encer dan setelah dipanaskan dalam
oven menjadi padat dan mengembang.

H. Daftar Pustaka
Erwin. dkk. 2017 . Panduan Praktikum IPA SD. Jakarta: UHAMKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Panas Diakses pada tanggal 8 desember 2018

93
MAGNET ( M )

Judul Pratikum : Magnet


Hari/Tanggal Pratikum : Selasa, 11 Desember 2018
Pratikan : Muhammad Haqqin Nazili
Kelas : 5G

A. Landasan Teori
Magnet atau magnit adalah suatu objek yang mempunyai suatu medan magnet.
Kata magnet (magnit) berasal dari bahasa Yunani magnítis líthos yang berarti
batu Magnesian. Magnesia adalah nama sebuah wilayah di Yunani pada masa lalu yang
kini bernama Manisa (sekarang berada di wilayah Turki) di mana terkandung batu
magnet yang ditemukan sejak zaman dulu di wilayah tersebut.
Pada saat ini, suatu magnet adalah suatu materi yang mempunyai suatu medan
magnet. Materi tersebut bisa dalam berwujud magnet tetap atau magnet tidak tetap.
Magnet yang sekarang ini ada hampir semuanya adalah magnet buatan.
Magnet selalu memiliki dua kutub yaitu: kutub utara (north/ N) dan kutub selatan
(south/S). Walaupun magnet itu dipotong-potong, potongan magnet kecil tersebut akan
tetap memiliki dua kutub.
Magnet dapat menarik benda lain. Beberapa benda bahkan tertarik lebih kuat dari
yang lain, yaitu bahan logam. Namun tidak semua logam mempunyai daya tarik yang
sama terhadap magnet. Besi dan baja adalah dua contoh materi yang mempunyai daya
tarik yang tinggi oleh magnet. Sedangkan oksigen cair adalah contoh materi yang
mempunyai daya tarik yang rendah oleh magnet.

B. Tujuan Pratikum
M1. Magnet Memiliki Gaya Yang Dapat Menarik Dan Menembus Benda-
BendaTertentu
Melalui praktikum ini dapat membuktikan bahwa:
1. Magnet dapat menarik benda-benda yang mengandung besi atau baja.
2. Gaya tarik magnet yang paling kuat terletak pada kutub-kutubnya.
3. Semakin dekat kutub magnet terhadap suatau benda maka semakin
kekuatan menariknya.

94
M2. Kutub-Kutub Magnet Senama Tolak-Menolak Dan Kutub-Kutub Magnet
TidakSenama Tarik Menarik
Melalui praktikum ini diharapkan dapat menyimpulkan bahwa kutub-kutub
magnet senama tolak-menolak dan kutub-kutub magnet yang tidak senama
saling tarik-menarik,
M3. Besi dan baja dapat dibuat menjadi magnet dengan cara induksi
gosokkandan aliran listrik
Melalui praktikum ini diharapkan dapat menjelaskan benda-benda yang terbuat
dari besi atau baja dapat dibuat magnet.
M4. Magnet banyak kegunaannya
Melalui praktikum ini diharapkan dapat menggunakan kompas serta memahami
bahwa jarum kompas dapat dipengaruhi oleh medan magnet.

C. Alat dan Bahan Pratikum


1. Magnet batang 1 pasang
2. Tabung reaksi 1 buah
3. Kubus kayu 1 buah
4. Kubus alumunium 1 buah
5. Paper klip 1 buah
6. Anak timbangan 1 buah
7. Sumbat karet 1 buah
8. Jarum pentul 1 buah
9. Pulpen 1 buah
10. Paku kecil 1 buah
11. Mistar plastik 1 buah
12. Roda kecil 2 buah
13. Paku besar 1 buah
14. Kabel 2 buah
15. Batu baterai 2 buah
16. Dudukan Baterai 1 buah
17. Kawat tembaga secukupnya
18. Landasan magnet 1 buah
19. Magnet jarum 1 buah
20. Paku payung 1 buah

95
D. Rangkaian Alat Pratikum

E. Prosedur Pratikum
M1. Magnet Memiliki Gaya Yang Dapat Menarik Dan Menembus Benda-Benda
Tertentu
1. Siapkan alat dan bahan praktikum yang diperlukan untuk melaksanakan
praktikum ini.
2. Dekatkan satu persatu secara bergantian tabung reaksi, kubus kayu, kubus
alumunium, paper clip, anak timbangan, sumbat karet, jarum pentul,
pulpen, dan paku kecil dengan kutub magnet.
3. Amati yang terjadi dengan bahan-bahan yang didekatkan dengan kutub
magnet dan catat pada lembar pengamatan.
4. Berilah tanda A, B, C, D, dan E pada magnet.

96
5. Dekatkan paku kecil secara bergantian pada titik magnet A, B, C, D, dan E.
6. Amati apa yang terjadi pada paku kecil saat didekatkan ke titik A, B, C, D,
dan E. Kemudian catat pada lembar pengamatan.
7. Letakkan paper clip disamping mistar pada jarak 0 cm. Kemudian magnet
didekatkan secara perlahan pada ujung papaer clip, sehingga paper clip
tertarik.
8. Amatilah yang terjadi pada paper clip tersebut dan ukurlah jarak yang
dibutuhkan hingga paper clip tersebut tertarik oleh magnet dan catatlah
pada lebar pengamatan.

M2. Kutub-Kutub Magnet Senama Tolak Menolak Dan Kutub-Kutub


Magnet Tidak Senama Tarik Menarik
1. Siapkan alat dan bahan praktikum yang diperlukan untuk melaksanakan
praktikum ini.
2. Beri tanda pada ujung magnet yaitu U dan S
3. Letakkan masing-masing magnet batang pada roda kecil.
4. Dektankan ujung-ujung manget yang sama yaitu U dengan U
5. Amati apa yang terjadi pada ujung manget senama ( U dengan U ) yang
didekatkan kemudian catat pada lembar pengamatan.
6. Ubahlah posisi magnet sehingga ujung-ujung magnet yang senama yaitu S
dengan S saling berdekatan.
7. Amati apa yang terjadi pada ujung magnet senama (S dengan S) yang
didekatkan kemudian catat pada lembar pengamatan.
8. Ubahlah posisi magnet sehingga ujung-ujung magnet yang tidak senama
yaitu U dengan S saling berdekatan.

M3. Besi Dan Baja Dapat Dibuat Menjadi Magnet Dengan Cara Induksi
Gosokkan Dan Aliran Listrik
1. Siapkan alat dan bahan praktikum yang diperlukan untuk melaksanakan
praktikum ini.
2. Dekatkan paku besar pada paku kecil. Amatilah apa yang terjadi pada paku
kecil kemudian catat pada lembar pengamatan.
3. Dekatkan magnet batang pada pangkal paku besar, kemudian ujung paku
besar didekatkan pada paku kecil.

97
4. Ulangi prosedur praktikum no. 2
5. Amati apa yang terjadi pada paku kecil kemudian catat pada lembar
pengamatan.
6. Ulangi prosedur no 2
7. Gosokkan beberapa kali paku besar ke magnet batang dengan satu arah.
8. Kemudian dekatkan paku yang telah digosokkan dengan magnet batang ke
paku kecil.
9. Amati apa yang terjadi pada paku kecil kemudian catat pada lembar
pengamatan.
10. Ulangi kembali prosedur praktikum no. 2
11. pasang baterai pada dudukan baterai, kemudian menghubungkan kabel ke
pada dudukan baterai.
12. lilitkan kawat tembaga pada paku besar, kemudian jepitkan kabel ke ujung-
ujung paku besar, tunggu beberapa saat kemudian dekatkan ujung paku
besar pada paku kecil.
13. amati apa yang terjadi pada paku kecil kemudian catat pada lembar
pengamatan.
14. lepaskan salah satu kabel yang dihubungkan dengan dudukan baterai,
kemudian
15. amati apa yang terjadi pada paku kecil kemudian catat pada lembar
pengamatan.

M4. Magnet Banyak Kegunaannya


1. Siapkan alat dan bahan praktikum yang diperlukan untuk melaksanakan
praktikum ini.
2. Pasang paku payung pada landasan magnet bagian bawah kemudian pasang
magnet jarum pada landasan magnet bagian atas.
3. Setelah terpasang, putarlah langsung magnet jarum tersebut yang
kedudukannya terpasang bebas. Amati apa yang terjadi pada magnet jarum
tersebut dan catat pada lembar pengamatan.
4. Setelah magnet jarum berimpit pada arah U dan S, kemudianmputar magnet
jarum tersebut kemudian amati arah magnet jarum berhenti dan menunjuk
ke arah mana dan catat pada lembar pengamatan.

98
5. Putar-putar kembali magnet jarum yang masih terpasang pada landasan
magnet sampai berimpit ke arah U dan S.
6. dekatkan magnet batang ke salah satu arah mata angin selain U dan S.
Amati apa yang terjadi pada magnet jarum tersebut dan catatlah pada
lembar pengamatan.

F. Perolehan Data
M1. Magnet Memiliki Gaya Yang Dapat Menarik Dan Menembus Benda-
Benda Tertentu
1. Setelah didekatkan secara bergantian ke magnet, maka :
No. Nama Benda Dapat Ditarik Tidak Dapat Ditarik
Magnet Magnet
1 Tabung Reaksi √
2 Kubus Kayu √
3 Kubus Alumunium √
4 Paper Clip √
5 Anak Timbangan √
6 Sumbat karet √
7 Jarum Pentul √
8 Puplen √
9 Paku Kecil √

2. Setelah magnet diberikan tanda A,B,C,D, dan E :


a) pada bagian A magnet, maka paku ? Magnet menarik paku
b) pada bagian B magnet, maka paku ?Magnet tidak menarik paku
c) pada bagian C magnet, maka paku ? Magnet menarik paku
d) pada bagian D magnet, maka paku ? Magnet tidak menarik paku
e) pada bagian E magnet, maka paku ? Magnet menarik paku
2. Saat paper clip didekatkan dengan magnet sehingga paper clip akan tertarik, maka
jarak yang dibutuhkan agar paperclip tertarik ? Jarak dari magnet ke paper clip
yaitu 3 cm

99
M2. Kutub-Kutub Magnet Senama Tolak Menolak Dan Kutub-Kutub Magnet
Tidak Senama Tarik Menarik
No. Keadaan Tolak Tarik
Menolak Menarik
1. Ujung Magnet U dengan

U
2. Ujung Magnet S dengan S √
3. Ujung Magnet U dengan S √

M3. Besi Dan Baja Dapat Dibuat Menjadi Magnet Dengan Cara Induksi
Gosokkan Dan Aliran Listrik
Berilah tanda ceklis (√) sesuai dengan praktikum yang anda lakukan pada tabel
dibawah ini.
No. Keadaan Tarik Menarik Tertarik
1. Sebelum paku besar

didekatkan dengan magnet
2. Sesudah paku besar didekatkan

ke magnet
3. Sebelum paku besar

digosokkan dengan magnet
4. Sesudah paku besar

digosokkan dengan magnet
5. Sebelum paku besar dililitkan

dengan kabel
6. Sesudah paku besar dililitkan

dengan kabel
7. Sesudah paku besar dililitkan
dengan kabel kemudian salah

stau ujung kabel dilepaskan
dari dudukan baterai.

100
M4. Magnet Banyak Kegunaannya
1. Setelah magnet jarum terpasang pada landasan magnet, putarlah langsung
magnet jarum tersebut yang kedudukannya terpasang bebas. Maka magnet
jarum menunjukan ke arah barat laut
2. Setelah magnet jarum berimpit pada arah U dan S, kemudian putar magnet
jarum tersebut, maka magnet jarum menunjukkan ke arah ...
3. Setelah memutar-mutar magnet jarum sehingga berimpit ke arah U dan S.
Kemudian dekatkkan magnet batang ke salah satu arah mata angin selain U dan
S. Maka magnet jarum menunjukkan ke arah ...

G. Analisis Data
Pada pengamatan praktikum pertama dapat disimpulkan bahwa magnet dapat
menarik benda-benda yang mengandung besi atau baja, gaya tarik magnet yang paling
kuat terletak pada kutub-kutubbnya, semakin dekat kutub magnet terhadap suatu
benda maka semakin kekuatan menariknya.
Karena dari data yang didapat adalahketika tabung reaksi, kubus kayu, kubus
alumunium, anak timbangan, sumbat karet, dan pulpen tidak dapat ditarik oleh
magnet. Namun saat paper clip, jarum pentul, paku kecil di dekatkan pada titik
magnet, maka benda tersebut dapat ditarik oleh magnet.
Ketika setelah magnet diberikan tanda A, B, C, D, dan E. Maka pada bagian A,
B, C, dan D paku akan menempel pada magnet, serta pada bagian D dan E maka paku
tersebut akan menolak, karena kutub magnet pada bagian D dan E adalah kutub
magnet yang sama dengan paku.Dan ketika paper clip didekatkan dengan magnet
sehingga paper clip akan tertarik, maka jarak yang dibutuhkan agar paper clip tertarik
ialah 3 cm
Pada praktikum kedua ini dapat disimpulkan bahwa kutub-kutub magnet senama
tolak-menolak dan kutub-kutub magnet yang tidak senama saling tarik-menarik.
Karena dari data yang didapat adalah ketika ujung magnet yang senama U dengan U
di dekatkan maka magnet tersebut akan saling menolak, begitu juga ketika magnet
yang senama S dengan S. Namun hal sebaliknya ketika ujung magnet yang tidak
senama didekatkan antara magnet U dengan S maka magnet tersebut akan saling tarik
menarik.

101
Pada praktikum ketiga ini dapat disimpulkan bahwa benda-benda yang terbuat
dari besi atau baja dapat dibuat magnet. Karena dari data yang didapat adalah
o Sebelum paku besar didekatkan dengan magnet magnet maka paku kecil tidak akan
tertarik, namun ketika paku besar sudah didekatkan dengan magnet maka paku
kecil akan tertarik oleh paku besar
o Sebelum paku besar digosokkan dengan magnet maka paku kecil tidak akan
tertarik oleh paku besar, namun ketika paku besar sudah digosok pada magnet
dengan satu arah secara beberapa kali maka paku kecil tersebut akan tertarik oleh
paku besar, hal ini di akibatkan karna paku besar tersebut sudah mengandung
magnet.
o Sebelum paku besar dililitkan dengan kabel maka paku kecil tidak akan tertarik
oleh paku besar tersebut, namun ketika paku besar sudah dililitkan dengan kabel
maka paku besar akan dapat menarik paku kecil, sama hal nya pun saat paku besar
sudah dililitkan pada kabel kemudian salah satu ujung kabel dilepaskan dari
dudukan baterai maka paku kecil akan tertarik juga.
Pada praktikum keempat ini dapat disimpulkan bahwa menggunakan
kompas serta memahami bahwa jarum kompas dapat dipengaruhi oleh medan
magnet. Karena dari data yang didapat adalah
o Setelah magnet jarum terpasang pada landasan magnet dan magnet jarum
diputar saat keduduknnya terpasang bebas, maka magnet jarum akan
menunjukkan kearah barat laut
o Saat magnet jarum berimpit pada arah U dan S, dan magnet jarum diputar maka
magnet jarum akan menunjukkan ke arah selatan
o Setelah memutar-mutar magnet jarum sehingga berimpit kea rah U dan S, lalu
magnet didekatkan ke salah satu arah mata angina selain U dan S maka magnet
jarum akan menunjukkan kea rah timur

H. Kesimpulan
Sebuah magnet yang dipotong menjadi dua atau lebih bagian, tetapi memiliki
dua kutub yaitu kutub utara dan kutub selatan. Jadi, sebuah magnet terdiri dari
magnet-magnet kecil yang disebut magnet erlemeter yang juga memiliki kutub utara
dan kutub selatan. Pada magnet, magnet-magnet elemeter tersusun teratur, namun
pada benda nonmagnettik, magnet-magnet elemeternya tidak teratur.

102
Magnet bukan hanya sekedar benda yang memiliki medan magnet. Namun,
magnet juga memiliki ciri khas tertentu, seperti :
1) Dapat menarik benda-benda yang terbuat dari besi dan baja.
2) Magnet dapat menembus benda-benda tertentu.
3) Gaya tarik terbesar terdapat pada kutubnya.
4) Kutub magnet yang senama akan tolak menolak, sedangkan kutub magnet yang
tidaksenama akan tarik menarik.
5) Magnet dapat dibuat dengan cara dan benda-benda yang sederhana. Magnet
memiliki manfaat yang sangat banyak dalam kehidupan sehari-hari.

I. Daftar Pustaka
Erwin. dkk. 2017 . Panduan Praktikum IPA SD. Jakarta: UHAMKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Magnet Diakses pada tanggal 15 Desember 2018

103
LISTRIK ( L )

Judul Pratikum : Listrik


Hari/Tanggal Pratikum : Selasa, 11 Desember 2018
Pratikan : Muhammad Haqqin Nazili
Kelas : 5G

A. Landasan Teori
Arus listrik adalah mengalirnya electron secara terus menerus dan
berkesinambungan pada konduktor akibat perbedaan jumlah electron pada beberapa
lokasi yang jumlah elektronnya tidak sama. Pengertian rangkaian listrik terbuka dan
tertutup – Rangkaian listrik merupakan rangkaian yang terdiri dari komponen-
komponen elektronika yang disusun dan dibentuk menjadi suatu kesatuan sehingga
nantinya komponen-komponen tersebut memiliki fungsi dan berguna. Rangkaian
listrik pun juga sering disebut dengan alat-alat listrik yang mempunyai hubungan
listrik misalnya saja adalah stop kontak, saklar, tombol, bola lampu dan masih banyak
lagi lainnya. Untuk bisa berguna, alat-alat listrik tersebut harus disusun sesuai dengan
rangkaiannya. Jika Anda salah dalam menyusun rangkaiannya, maka rangkaian listrik
tersebut tidak berjalan sebagaimana mestinya. Rangkaian listrik sendiri dibedakan
menjadi dua macam yaitu terbuka dan tertutup. Untuk bisa menyala rangkaian listrik
itu harus bersifat tertutup

1. RANGKAIAN SERI
Rangkaian seri terdiri dari dua atau lebih beban listrik yang dihubungkan ke
satu daya lewat satu rangkaian. Rangkaian seri dapat berisi banyak beban listrik
dalam satu rangkaian. Contoh yang baik dari beberapa beban rangkaian dihubung
seri adalah lampu pohon Natal. ( kurang lebih 20 lampu dalam rangkaian seri ).
Dua buah elemen berada dalam susunan seri jika mereka hanya memiliki sebuah
titik utama yang tidak terhubung menuju elemen pembawa arus pada suatu
jaringan. Karena semua elemen disusun seri, maka jaringan tersebut disebut
rangkaian seri. Dalam rangkaian seri, arus yang lewat sama besar pada masing-
masing elemen yang tersusun seri.

104
Sifat-sifat Rangkaian Seri adalah sebagai berikut:
 Arus yang mengalir pada masing beban adalah sama.
 Tegangan sumber akan dibagi dengan jumlah tahanan seri jika besar tahanan sama.
Jumlah penurunan tegangan dalam rangkaian seri dari masing-masing tahanan seri
adalah sama dengan tegangan total sumber tegangan.
 Banyak beban listrik yang dihubungkan dalam rangkaian seri, tahanan total
rangkaian menyebabkan naiknya penurunan arus yang mengalir dalam
rangkaian. Arus yang mengalir tergantung pada jumlah besar tahanan beban dalam
rangkaian.
 Jika salah satu beban atau bagian dari rangkaian tidak terhubung atau putus, aliran
arus terhenti.
Prinsip dalam Rangkaian Seri adalah sebagai berikut:
 Hambatan total merupakan hasil penjumlahan tiap-tiap hambatan serinya.
 Kuat arus dalam tiap-tiap hambatannya tetap dan besar kuat arus setiap hambatan
sama dengan kuat arus .
 Contoh paling sederhana penerapan rangkaian listrik seri dalam kehidupan sehari-
hari (di rumah) yaitu:
 Lampu hias pohon Natal model lama (yang baru pakai rangkaian elektronik &
lampu LED) merupakan rangkaian seri beberapa lampu (12V di-seri 20 pcs)
sehingga dapat menerima tegangan sesuai dengan jala-jala (220V).
 Lampu TL (tube Lamp) atau orang bilang lampu neon, model lama yang masih
memakai ballast, di dalam box nya memakai rangkaian seri antara jala-jala dengan
ballastnya.
 Di dalam setrika listrik ada rangkaian seri dengan bimetal (temperatur kontrol),
demikian juga kulkas.
 Sakelar/switch merupakan penerapan rangkaian seri dengan beban.

2. RANGKAIAN PARALEL
Rangkaian Paralel merupakan salah satu yang memiliki lebih dari satu
bagian garis edar untuk mengalirkan arus. Dalam kendaraan bermotor, sebagian
besar beban listrik dihubungkan secara paralel. Masing-masing rangkaian dapat
dihubung-putuskan tanpa mempengaruhi rangkaian yang lain.

105
Sifat-sifat Rangkaian Paralel adalah sebagai berikut:
 Tegangan pada masing-masing beban listrik sama dengan tegangan sumber.
 Masing-masing cabang dalam rangkaian parallel adalah rangkaian individu. Arus
masing-masing cabang adalah tergantung besar tahanan cabang.
 Sebagaian besar tahanan dirangkai dalam rangkaian parallel, tahanan total
rangkaian mengecil, oleh karena itu arus total lebih besar. (Tahanan total dari
rangkaian parallel adalah lebih kecil dari tahanan yang terkecil dalam rangkaian.)
 Jika terjadi salah satu cabang tahanan parallel terputus, arus akan terputus hanya
pada rangkaian tahanan tersebut. Rangkaian cabang yang lain tetap bekerja tanpa
terganggu oleh rangkaian cabang yang terputus tersebut.

Prinsip dalam Rangkaian Paralel adalah sebagai berikut:


 Seper hambatan paralel merupakan hasil penjumlahan seper tiap-tiap hambatan
paralelnya.
 Kuat arus dalam percabangannya berbeda-beda dan perbandingan kuat arus tiap-
tiap percabangan berbanding terbalik dengan perbandingan hambatan tiap-tiap
percabangannya serta hasil penjumlahan kuat arus tiap-tiap percabangannya sama
dengan kuat arus totalnya.
 Beda potensial/ tegangan tiap-tiap percabangannya tetap dan besar tegangan setiap
percabangan sama dengan tegangan totalnya.

Perbedaan Rangkaian seri dan paralel adalah sebagai berikut:


 Rangkaian seri besar arus listriknya sama besar, tapi besar tegangannya berbeda-
beda tergantung besar hambatan pada rangkaian tersebut.
 Rangkaian paralel, besar tegangan adalah sama untuk masing hambatan yg
terpasang, tapi arusnya berbeda tergantung besar hambatan yg terpasang.
 Rangkaian seri, total hambatan tinggal dijumlah aja semua, kalo rangkaian paralel,
jumlah hambatan adalah 1/Rt = (1/R1)+(1/R2)+ ...
 Jumlah total hambatan pada rangkaian seri, lebih besar dari rangkaian paralel.

106
A. Tujuan Praktikum
L1. Arus listrik dalam rangkaian tertutup dapat menyalakan lampu
Melalui praktikum ini diharapkan dapat menyimpulkan bahwa arus listrik dalam
rangkaian tertutup dapat menyalakan lampu.
L2. Rangkaian seri dan pararel
Melalui praktikum ini diharapkan dapat membedakan rangkaian seri dan rangkaian
pararel.
L3. Arus listrik dapat mengalir melalui benda-benda tertentu
Melalui praktikum ini diharapkan dapat membedakan benda-benda yang dapat
mengaliri listrik.
L4. Listrik dapat menimbulkan panas
Melalui praktikum ini diharapkan dapat membuktikan dan menyimpulkan bahwa
listrik dapat menimbulkan panas.
L5. Arus listrik dapat menimbulkan medan magnet
Melalui praktikum ini diharapkan dapat membuktikan dan menyimpulkan bahwa
listrik dapat menimbulkan medan magnet.

B. Alat dan Bahan Praktikum


L1. Arus listrik dalam rangkaian tertutup dapat menyalakan lampu
1. Baterai 2 buah
2. Kabel 3 buah
3. Lampu dan dudukan 1 buah
4. Dudukan baterai 1 buah
5. Saklar 1 buah
L2. Rangkaian seri dan pararel
1. Beterai 2 buah
2. Kabel 5 buah
3. Lampu dan dudukan 2 buah
4. Dudukan baterai 1 buah
5. Saklar 1 buah
L3. Arus listrik dapat mengalir melalui benda-benda tertentu
1. Beterai 2 buah
2. Kabel 3 buah
3. Lampu dan dudukan 1 buah

107
4. Dudukan baterai 1 buah
5. Saklar 1 buah
6. Selang plastic 1 buah
7. Anak timbangan kuningan 1 buah
8. Tabung reaksi 1 buah
9. Baut 1 buah
10. Balon 1 buah
11. Kain Secukupnya
12. Kertas Secukupnya
L4. Listrik dapat menimbulkan panas
1. Beterai 2 buah
2. Kabel 4 buah
3. Lampu dan dudukan 1 buah
4. Dudukan baterai 1 buah
5. Saklar 1 buah
6. Kawat tembaga Secukupnya
7. Termometer 1 buah
L5. Arus listrik dapat menimbulkan medan magnet
1. Beterai 2 buah
2. Kabel 3 buah
3. Lampu dan dudukan 1 buah
4. Dudukan baterai 1 buah
5. Saklar 1 buah
6. Kawat tembaga Secukupnya
7. Kompas 1 buah

C. Rangkaian AlatPraktikum

108
D. Prosedur Praktikum
L1. Arus listrik dalam rangkaian tertutup dapat menyalakan lampu
1. Siapkan alat dan bahan praktikum.
2. Rangkailah seperti rangkaian seri.
3. Kemudian lepaskan salah satu hubungan kabel dengan kutub negatif baterai.
Amatilah apa yang terjadi.
4. Hubungkan kembali kabel kutub negatif dengan kutub baterai positif.
Amatilah apa yang terjadi.
5. Lepaskan salah satu hubungan kabel dengan kutub positif baterai. Amatilah
apa yang terjadi.
6. Hubungkan kembali, amatilah apa yang terjadi.
7. Lepaskan hubungan kabel dengan lampu sisi sebelah kanan, amatilah apa
yang terjadi pada lampu.
L2. Rangkaian seri dan pararel
1. Siapkan alat dan bahan praktikum.
2. Rangkailah seperti rangkaian seri.
3. Amatilah apa yang terjadi dengan lampu.

109
4. Lepaskan kabel yang menghubung pada salah satu kutub baterai, kemudian
amatilah apa yang terjadi pada kedua lampu.
5. Sambungkan kembali kabel dengan kutub baterai,kemudian longgarkan
lampu A. Amatilah apa yang terjadi pada lampu B.
6. Kencangkan kembali lampu A, longgarkan lampu B, amatilah apa yang
terjadi pada lampu.
7. Rangkailah seperti rangkaian paralel.
8. Amatilah nyala kedua lampu.
9. Lepaskan salah satu ujung kutub baterai, kemudian amati apa yang terjadi
pada lampu.
10. Hubungkan kembali, kemudian longgarkan lampu A amatilah apa yang
terjadi pada lampu B.
11. Kencangkan kembali lampu A, kemudian bergantian longgarkan lampu B
dan amatilah apa yang terjadi pada lampu A.
L3. Arus listrik dapat mengalir melalui benda-benda tertentu
1. Siapkan alat dan bahan praktikum.
2. Rangkailah seperti pada gambar.
3. Rangkaian listrik yang sudah jadi disambungkan dengan benda yang telah
disiapkan(selang pelastik, anak timbangan, tabung reaksi,baut, balon, kain,
kertas) secara bergantian satu persatu.
L4. Listrik dapat menimbulkan panas
1. Siapkan alat dan bahan praktikum.
2. Hubungkan kabel, baterai, lampu, saklar, kawat dan termometer sehingga
menjadi rangkaian listrik, namun masih rangkain terbuka.
3. Sebelum salah satu kabel di hubungkan dengan kutub baterai, amati lampu
dan skala termometer.
4. Hubungkan salah satu kabel dengan kutub baterai, kemudian amatilah lampu
dan skala pada termometer.
L5. Arus listrik dapat menimbulkan medan magnet
1. Siapkan alat dan bahan praktikum.
2. Letakan 1 buah kabel di atas kompas yang arah jarumnya mengarah ke utara
dan selatan, letakan kabel sejajar dengan jarum kompas, amatilah apa yang
terjadi pada jarum kompas.

110
3. Hubungkan kabel, baterai, lampu dan saklar sehingga menjadi sebuah
rangkaian.
4. Letakan kabel kabel dari kutub negatif baterai di letakan di atas kutub selatan
kompas, kemudian amatilah apa yang terjadi pada jarum kompas.
5. Mengulangi langkah 4 namun menukar kabel yang terhubung dengan baterai
ke kutub positif.
6. Hubungkan rangkaian yang awal dengan kawat tembaga, dengan salah satub
kabel tidak terhubung dengan kutub baterai dan letakan kawat tembaga di
atas jarum kompas. Kemudian amatilah apa yang terjadi pada jarum kompas.
7. Ulangi langkah ke 6, namun di hubungkan dengan kutub baterai.
8. Tukarkan hubungan baterai dengan kutub baterai positif menjadi negatif dan
sebaliknya. Kemudian amatilah apa yang terjadi pada jarum kompas.

E. Perolehan Data
L1. Arus listrik dalam rangkaian tertutup dapat menyalakan lampu
Berikan tanda ceklis (√) sesuai dengan praktikum yang anda lakukan pada tabel
dibawah ini.
No. Keadaan Lampu nyala Lampu mati
1. Ketika hubungan kabel dengan kutub √
negative beterai diputus
2. Ketika hubungan kabel dengan kutub √
negative beterai disambungkan
kembali
3. Ketika hubungan kabel dengan kutub √
positif beterai diputus
4. Ketika hubungan kabel dengan kutub √
positif baterai disambungkan kembali
5. Ketika kabel sisi kiri lampu diputus √
6. Ketika kabel sisi kiri lampu √
disambung kembali
7. Ketika kabel sisi kanan lampu √
diputus
8. Ketika kabel sisi kanan lampu √
disambungkan kembali
Tabel 9.1 Arus listrik dalam rangkaian tertutup dapat menyalakan lampu

111
L2. Rangkaian seri dan pararel
1. Gambarkanlah rangkaian seri dan pararel secara sederhana!

2. Catat hasil praktikum pada tabel pengamatan dibawah ini


Keadaan
No. Rangkaian listik Lampu A Lampu B
1. Ketika kabel, baterai, Menyala Redup
lampu dan saklar terang
dihubungkan menjadi
rangkaian seri
2. Ketika hubungan kabel Mati Mati
dengan salah kutub
baterai diputus
3, Ketika hubungan kabel Menyala Redup
dengan salah kutub terang
baterai disambung
kembali
4. Ketika lampu A Mati Mati
dilonggarkan
5. Ketika lampu A Menyala Redup
disambung kembali terang
6. Ketika lampu B Mati Mati
dilonggarkan
7. Ketika lampu B Menyala Redup
disambung kembali terang
8. Ketika kabel, lampu, Menyala Menyala
beterai, dan saklar terang terang
dihubungkan menjadi
rangkaian pararel
9 Ketika hubungan kabel Mati Menyala
dengan salah kutub
baterai dihapus
10 Ketika hubungan kabel Menyala Menyala

112
dengan salah kutub terang terang
baterai disambungkan
kembali
11 Ketika lampu A Mati Menyala
dilonggarkan
12 Ketika lampu A Menyala Menyala
disambungkan kembali
13 Ketika lampu B Mati Menyala
dilonggarkan
14 Ketika lampu B Menyala Menyala
disambungkan kembali
Tabel 9.2 Rangkaian seri dan pararel

L3. Arus listrik dapat mengalir melalui benda-benda tertentu


No. Keadaan Lampu Lampu
menyala mati
1. Ketika kabel, baterai, √
lampu dan saklar
dihubungkan manjadi
suatu rangkaian listrik
2. Ketika rangkaian listrik √
disambungkan dengan
selang plastic
3 Ketika rangkaian listrik √
disambungkan dengan
anak timbangan kuningan
4 Ketika rangkaian listrik √
disambungkan dengan
tabung reaksi
5 Ketika rangkaian listrik √
disambungkan dengan
baut
6 Ketika rangkaian listrik √
disambungkan dengan
balon

7 Ketika rangkaian listrik √


disambugkan dengan kain
8 Ketika rangkaian listrik √
disambungkan dengan
kertas
Tabel 9.3 Arus listrik dapat mengalir melalui benda-benda tertentu

113
L4. Listrik dapat menimbulkan panas

No. Keadaan Suhu pada


rangkaian listik termometer
Lampu menyala Lampu mati
1 Sebelum kabel 270C
dihubungkan
dengan kutub
baterai
2 Sesudah kebel 300C
dihubungkan
dengan kutub
baterai
Tabel 9.4 Listrik dapat menimbulkan panas

L5. Arus listrik dapat menimbulkan medan magnet


Berikan tanda ceklis (√) sesuai dengan praktikum yang anda lakukan pada
tabel dibawah ini
No. Keadaan Arah jarum
kompas
Ke kanan Ke kiri
1. Letakkan sebuah kabel sejajar di - -
atas jarum kompas yang
mengarah Utara ke Selatan
2. Pada saat rangkaian listrik yang √ -
terhubung, letakkan kabel yang
terhubung ke kutub negative di
atas jarum kompas yang
menunjukkan ke arah selatan
3. Pada saat rangkaian listrik telah - √
terhubung, menukar kabel yang
terhubung ke kutub negative
baterai ke kutub positif baterai.
(kabel tetap berada di atas jarum
kompas)
4. Pada saat rangkaian listrik telah - -
terhubung dengan kawat
tembaga, namun salah satu
kabel tidak terhubung ke kutub
baterai dan letakan kawat
tembaga di atas jarum kompas

114
5. Pada saat rangkaian listrik telah √ -
terhubung dengan kawat
tembaga, letakkan kawat
tembaga di atas jarum kompas
6. Pada saat rangkaian listrik telah - √
terhubung dengan kawat
tembaga, menukar kabel yang
terhubung ke kutub negative
baterai ke kutub positif baterai
Tabel 9.5 Arus listrik dapat menimbulkan medan magnet

F. Analisis Data
Pada saat melakukan praktikum pertama yaitu arus listrik dalam rangkaian
tertutup dapat menyalakan lampu. Saat hubungan kabel dengan kutub negatif
baterai diputus maka keadaan lampu mati. Saat hubungan kabel dengan kutub
negatif baterai disambungkan kembali maka keadaan lampu menyala. Saat
hubungan kabel dengan kutub positif baterai diputus maka keadaan lampu mati.
Saat hubungan kabel dengan kutub positif baterai disambungkan kembali maka
keadaan lampu menyala. Saat kabel sisi kiri lampu diputus maka keadaan lampu
mati . saat lampu disambungkan kembali maka keadaan lampu menyala . begitupun
dengan sisi sebelah kanan saat kabel sisi kanan diputus maka keadaan lampu mati
dan pada saat disambungkan kembali maka keadaan lampu menyala. Ini terjadi
karena lampu akan menyala apabila rangkaian berada dalam kondisi tertutup
(tersambung dengan saklar). Arus listrik dalam suatu rangkaian listrik hanya dapat
mengalir jika rangkaian listrik tersebut berada dalam keadaan tertutup. Dalam
rangkaian terbuka arus listrik tidak akan mengalir karena jalannya arus diputus (
dibuka).
Pada saat melakukan praktikum kedua yaitu rangkaian seri dan pararel. Saat
kabel, baterai, lampu dan saklar dihubungkan menjadi rangkaian seri keadaan pada
lampu A menyala terang sedangkan pada lampu B menyala redup. Saat hubungan
kabel dengan salah satu kutub baterai dipus maka keadaan lampu A mati dan lampu
B juga mati. Saat hubungan kabel disambungkan kembali keadaan lampu A
menyala terang dan lampu B menyala redup. Saat lampu A dilonggarkan maka
keadaan lampu A dan lampu B mati. Saat disambungkan kembali keadaan lampu A
menyala terang dan lampu B menyala redup. Begitupun pada saat lampu B

115
dilonggarkan maka keadaan lampu A dan lampu B mati dan saat disambungkan
kembali keadaan lampu A menyala terang dan lampu B menyala redup. Ini terjadi
karena rangkaian seri terdiri dari dua atau lebih beban listrik yang dihubungkan ke
satu daya lewat satu rangkaian sehingga jika ada salahsatu kabel yang diputuskan
maka aliran listrik tidak akan mengalir mengakibatkan beban listrik (lampu lampu )
pada rangkaian mati. Saat kabel, baterai, lampu dan saklar dihubungkan menjadi
rangkaian pararel keadaan pada lampu A menyala terang dan pada lampu B juga
menyala terang. Saat hubungan kabel dengan salah satu kutub baterai diputus maka
keadaan lampu A mati dan lampu B menyala karena yang diputus kabel yang
tersambung ke lampu A. Saat hubungan kabel disambungkan kembali keadaan
lampu A menyala terang dan lampu B menyala terang. Saat lampu A dilonggarkan
maka keadaan lampu A mati dan lampu B menyala terang. Saat disambungkan
kembali keadaan lampu A menyala terang dan lampu B menyala redup. Pada saat
lampu B dilonggarkan maka keadaan lampu A menyala terang dan lampu B mati
dan saat disambungkan kembali keadaan lampu A menyala terang dan lampu B
menyala terang. Ini terjadi karena rangkaian pararel memiliki lebih dari satu bagian
edar untuk mengalirkan arus. Di rangkaian pararel ini rangakain dapat dihubungkan
dan di putuskan tanpa mempengaruhi rangkaian yang lain .
Pada saat melakukan praktikum ketiga yaitu arus listrik dapat mengalir
melalui benda benda tertentu. Saat kabel, baterai, lampu dan saklar dihubungkan
menjadi satu rangkaian listris maka keadaan lampu menyala. Saat rangkaian listrik
disambungkan dengan selang plastik maka keadaan lampu mati. Saat rangkaian
listrik disambungkan dengan anak timbangan kuningan keadaan lampu menyala.
Saat rangkaian listrik disambungkan dengan tabung reaksi keadaan lampu mati.
Saat rangkaian listrik disambungkan dengan baut keadaan lampu menyala. Saat
rangkaian listrik disambungkan balon keadaan lampu mati. Saat rangkaian listrik
disambungkan dengan kain keadaan lampu mati. Saat rangkaian listrik
disambungkan dengan kertas keadaan lampu mati. Ini terjadi karena arus listrik
dapat mengalir melalui suatu penghantar yang berasal dari bahan – bahan tertentu
saja. Lampu dapat menyala apabila kabel dihubungkan pada benda – benda logam,
karena logam dapat mengantarkan arus listrik. Benda yang bukan terbuat dari
logam tidak dapat mengantarkan arua listrik.
Pada saat melakukan praktikum keempat yaitu listrik dapat menimbulkan
panas. Saat rangkaian listrik sebelum kabel dihubungkan dengan kutub baterai suhu

116
pada termometer 27C dan keadaan lampu mati. Saat rangkaian listrik setelah kabel
dihubungkan kembali maka keadaan lampu nyala dan suhu pada thermometer 30C.
Ini terbukti bahwa listrik dapat menimbulkan panas.
Pada saat melakukan praktikum kelima yaitu Alur listrik dapat
menimbulkan arus listrik. Saat meletakan sebuah kabel sejajar di atas jarum
kompas yang mengarah utara ke selatan maka arah jarum kompas bebas. Saat
rangkaian listrik telah terhubung lalu letakan kabel yang terhubung ke kutub
negatif dan positif baterai diatas jarum kompas. Saat kabel yang terhubung ke
kutub negatif diletakan pada jarum kompas arah jarum kompas ke kiri dan saat
kabel yang terhubung ke kutub positif diletakkan pada jarum kompas ke kanan.
Saat rangkaian listrik telah terhubung dengan kawat tembaga, namun salah satu
kabel tidak terhubung ke kutub baterai dan meletakan kawat tembaga diatas jarum
kompas maka arah jarum kompas ke kiri. Saat rangkaian listrik telah terhubung
dengan kawat tembaga, dan meletakannya di atas jarum kompas maka arah jarum
kompas ke kanan. Saat rangkaian listrik telah terhubung dengan kawat tembaga,
dan menukar kabel yang terhubung ke kutub negative baterai ke kutub positif
baterai maka arah jarum kompas ke kiri. Ini terjadi karena listrik dapat
menimbulkan medan magnet sehingga jarum kompas dapat mengarah ke satu arah.

G. Kesimpulan
L1. Arus listrik dalam rangkaian tertutup dapat menyalakan lampu
Dari hasil praktikum yang kami peroleh dapat dibuktikan bahwa arus listrik dalam
rangkaian tertutup dapat menyalakan lampu.
L2. Rangkaian seri dan pararel
Dari hasil praktikum yang kami peroleh kami jadi lebu mudah untuk dapat
membedakan rangkaian seri dan rangkaian pararel.
L3. Arus listrik dapat mengalir melalui benda-benda tertentu
Dari hasil praktikum yang dipeoleh terbukti dapat membedakan benda-benda yang
dapat mengaliri listrik.
L4. Listrik dapat menimbulkan panas
Dari hasil praktikum yang diperoleh dan menyimpulkan bahwa listrik dapat
menimbulkan panas.

117
L5. Arus listrik dapat menimbulkan medan magnet
Dari hasil praktikum yang diperoleh dapat terbukti bahwa melalui praktikum ini
kami dapat membuktikan dan menyimpulkan bahwa listrik dapat menimbulkan
medan magnet.

H. Daftar Pustaka
Erwin. dkk. 2017 . Panduan Praktikum IPA SD. Jakarta: UHAMKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Listrik Diakses pada tanggal 15 desember 2018

118
PERNAPASAN ( N )

Judul Pratikum : Pernapasan


Hari/Tanggal Pratikum : Selasa, 18 Desember 2018
Pratikan : Muhammad Haqqin Nazili
Kelas : 5G

A. Landasan Teori
Respirasi atau penafasan merupakan proses pengambilan oksigen,pengeluaran
karbondioksida dan sintesis energy melalkui reaksi kimia enzim didalam sel-sel tubuh
dengan mengunakan oksigen .Respirasi Berlangsung dalam dua hal tingkatan yaitu :
respirasi luar dan respirasi dalam .pada respirasi luar berlangsung difusi gas oksigen
dari luar masuk kedalam aliran arah organ respirasi.pada respirasi dalam berlangsung
pertukaran gas dari aliran darah ke sel-sel tubuh

1. Tujuan Praktikum :
N1. Pernafasan Pada Tumbuhan Dan Hewan
Melalui praktikum ini diharapkan dapat membuktikan bahwa respirasi memerlukan
udara
N2. Pernafasan Pada Manusia
Melalui praktikum ini diharapkan dapat membuktikan bahwa respirasi menghasilkan
karbondioksida (C02)
2. Alat Dan Bahan Praktikum ;
1. kapur sirih secukupnya
2. kapas secukupnya
3. kacang hijau yang sedang berkecambah secukupnya
4. jangkrik 1 ekor
5. pipet tetes 3buah
6. air berwarna secukupnya
7. kapur tohor secukupnya
8. botol kecil 3 buah
9. sedotan limau 6 buah
10. gelas kimia 2 buah
11. selang plastic 1 buah

119
3. Rangkaian Alat Pratikum

4. Prosedur Praktikum :
N1. Pernafasan Pada Tumbuhan Dan Hewan
1. siapkan alat dan bahan yang diperlukan
2. masukkan sedikit kapur sirih kedalam dasar botol respirometer, selanjutnya
masukkan kapas secukupnya
3. masukkan kacang hijau yang sedang berkecambah kedalam botol respirometer
yang telah diberi kapas selanjutnya diberi label A
4. Ulangi langkah ke2 dengan cara yang sama,namun kacang hijau yang berkecambah
diganti dengan jangkrik dan diberi label B
5. Ulangi langkag ke2 lagi, dengan cara yang sama pula tanpa menggunakan makhluk
hidup sebagai control dan diberi Label C
6. Dalam waktu yang hamper bersamaan, dengan menggunajan pipet tetes, tetesilah
ujung pipa pada respirometer dengan air yang diberi pewarna merah
7. amatilah tetesan air berwarna pada setiap respirometer, dengan selang waktu 3
menit selama 5 kali pengamatan
8. catatlah hasil pengamatan pada lembar pengamatan
120
N2. Pernafasan Pada Manusia
1. siapakan alat dan bahan yang diperlukan
2. larutkan kapur tohor kedalam air 250 ml hingga menjadi larutan jenuh
3. biarkan air kapur mengendap selama semalaman hingga diperoleh air yang jernih
4. sedotlah air kapur yang jernih dengan selang plastic kecil, hati-hati agar endapan
kapur tidak ikut tersedot
5. tuang aie kapur jernih dalam 3 botol kecil dengan ukuran yang sama
6. pasanglah sedotan limun dan plastisin seperti gambar dibawah ini dan beri label
ABC
7. hisaplah udara dari botol A melalui sedotan limun 1 kemudian hembuskanlah
nafas pada botol melalui sedotan limun 1
8. ulangi langkah 7 sebanyak 7 kali
9. amatilah yang terjadi pada air kapur pada botol A B C
5. Perolehan Data
N1
Respirometer Keadaan Air Berwarna pada Respirometer 3 Menit
Pertama Kedua Ketiga Keempat Kelima
Botol berisi 0,0 0.03 0,04 0,07 0,1
kecambah
kacang hijau
Botol berisi 0,0 0,06 0,08 0,1 0,11
jangkri
Botol kosong 0,0 0,02 0,05 0,07 0,9
tanpa makhluk
hidup
N2
Botol Keadaan

Awal Akhir
A Bening Keruh

B Bening Keruh

C Bening Keruh

121
6. Analisis Data
Pada analisis 1 sampai 3 terdapat perbedaan yang sangat jauh,karena udara yang ada
disetiap respirometer berbeda-beda sehingga udara menjadi berpengaruh kecepatannya
Pada analisi data kapur jernih yang telah dihembuskan nafas menjadi keruh karena
adanya udara yang dihirup

7. Kesimpulan
Dalam proses pernafasan ini dihasilkan sejumlah energy yang digunakan untuk semua
aktifitas hidup seperti kontraksi otot,proses pembentukan enzim dan protein,
pembelahan dan pertumbuhan sel mempertahankan suhu tubuh dan sebagainya

8. Daftar Pustaka
https://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_pernapasan Diakses pada tanggal 20 desember
2018 Erwin. dkk. 2017 . Panduan Praktikum IPA SD. Jakarta: UHAMKA

122
TUMBUHAN ( T )

Judul Pratikum : Tumbuhan


Hari/Tanggal Pratikum : Selasa, 2 Januari 2018
Pratikan : Muhammad Haqqin Nazili
Kelas : 5G

A. Landasan Teori
Tumbuhan hijau dapat membuat makanan sendiri. Oleh karena itu, tumbuhan hijau
merupakan sumber makanan bagi makhluk hidup lainnya termasuk manusia.
Fotosintesis hanya dapat terjadi pada tumbuhan yang mempunyai klorofil, yaitu pigmen
yang berfungsi sebagai penangkap energi cahaya matahari. Secara sederhana,
keseluruhan proses kimia dalam fotosintesis adalah sebagai berikut:
6CO2 + 6H2O → C6H12O6 + 6O2
Dalam fotosintesis, dengan bantuan sinar matahari, karbon dioksida dan air diubah
menjadi gula/amilum dan berlangsung di stroma. Di dalam organel tersebut,
sekelompok pigmen pengabsorpsi energi cahaya matahari menggunakan energi tersebut
dalam sintesis glukosa dari karbon dioksida dan air. Sebagai hasil samping dari
fotosintesis, dilepaskan oksigen.
Pada tahun 1860, Sach membuktikan bahwa fotosintesis menghasilkan amilum.
Dalam percobaannya tersebut ia menggunakan daun segar yang sebagian dibungkus
dengan kertas timah kemudian daun tersebut direbus, dimasukkan ke dalam alkohol dan
ditetesi dengan iodium. Ia menyimpulkan bahwa warna biru kehitaman pada daun yang
tidak ditutupi kertas timah menandakan adanya amilum.

B. Tujuan Praktikum
T1. Tumbuhan Berhijau Daun dapat Menghasilkan Zat Tepung
Melalui praktikum ini dapat disimpulkan bahwa fotosintesis menghasilkan amilum.
T2. Tumbuhan Berhijau Daun dapat Menghasilkan Oksigen
Melalui praktikum ini dapat disimpulkan bahwa fotosintesis menghasilkan oksigen.

123
C. Alat dan Bahan Praktikum
T1. Tumbuhan Berhijau Daun dapat Menghasilkan Oksigen
- Gelas kimia 1 buah
- Penjepit tabung reaksi 1 buah
- Tabung reaksi 1 buah
- Kaki tiga atau jembatan pembakar 1 buah
- Lampu spirtus 1 buah
- Kasa pembakar 1 buah
- Aluminium foil secukupnya
- Air secukupnya
- Lugol secukupnya
- Alkohol secukupnya
- Daun 5 macam
- Selotip secukupnya
- Korek api secukupnya
- Cawan petri 1 buah
T2. Tumbuhan Berhijau Daun dapat Menghasilkan Zat Tepung
- Gelas kimia 1 buah
- Corong 1 buah
- Hydrilla sp secukupnya
- Penjepit tabung reaksi 1 buah
- Tabung reaksi 1 buah
- Tang 1 buah
- Kawat secukupnya
- Korek api secukupnya
- Air secukupnya

124
D. Rangkaian Alat Praktikum
T1. Tumbuhan Berhijau Daun dapat Menghasilkan Zat Tepung

Memanaskan alkohol Merebus daun yang


Merebus daun
dimasukkan ke dalam
alkohol

Daun srikaya daun Daun mangga dan daun


dan
Daun melinjo yang telah mengkudu yang telah ditetesi rambutan yang telah ditetesi
ditetesi lugol lugol lugol

Ketika diletakkan di bawah


rangkaian percobaan Ketika diletakkan di dalam
sinar matahari
ingehouz ruangan

125
E. Prosedur Praktikum
T1. Tumbuhan Berhijau Daun dapat Meghasilkan Zat Tepung
1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan.
2. Sehari sebelum melaksanakan praktikum ini (pagi hari), bungkus terlebih dahulu
sebagian daun yang masih tertanam (5 macam daun) dengan menggunakan
aluminium foil.
3. Petiklah 5 macam daun yang akan digunakan sesaat sebelum praktikum dimuali.
4. Isilah air secukupnya di dalam gelas kimia, kemudian masak air hingga mendidih.
5. Setelah mendidih, rebuslah daun tersebut hingga layu dan angkat.
6. Seelah merebus daun-daun tersebut, masukkan alkohol ke dalam tabung reaksi dan
rebuslah di dalam gelas kimia hingga mendidih.
7. Setelah mendidih, masukkan daun yang telah direbus ke dalam alkohol yang telah
mendidih rebuslah hingga alkohol berubah warna.
8. Angkat daun dan buka aluminium foil, letakkan daun pada cawan petri, diamkan
daun tersebut hingga alkohol menguap.
9. Ulangi langkah 6 dan 7 untuk jenis daun yang berbeda.
10. Kemudian 5 macam daun tersebut ditetesi lugol.
11. Amati apa yang terjadi pada daun-daun tersebut dan catatlah pada lembar
pengamatan.
T2. Tumbuhan Berhijau Daun dapat Menghailkan Oksigen
1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan.
2. Letakkan tumbuhan air pada corong, kemudian masukkan corong yang berisi
tumbuhan air ke dalam gelas kimia yang berisi air dalam posisi terbalik.
3. Letakkan tabung reaksi berisi air di atas corong yang berisi tumbuhan air,
kemudian letakkan percobaan tersebut di tempat yang terkena cahaya matahari
selama 30 menit.
4. Ulangi langkah 2 dan 3, namun diletakkan percobaan tersebut di tempat yang tidak
terkena sinar matahari.
5. Amati apa yang terjadi dan catatlah pada lembar pengamatan!
6. Angkatlah tabung reaksi pada posisi mulut tabung reaksi terutup menggunakan jari,
kemudian sisa air di dalam tabung reaksi dikeluarkan secara perlahan-lahan
selanjutnya didekatkan dengan bara api. Amati apa yang terjadi pada bara api
tersebut.

126
F. Perolehan Data
T1. Tumbuhan Berhijau Daun dapat Menghasilkan Zat Tepung
1. Setelah daun yang disiapkan dimasukkan ke dalam alkohol panas, daun berubah
warna menjadi pucat alkohol menjadi berwarna kuning kehijauan.
2. Rangkuman hasil praktikum.
Warna Daun
No Jenis Daun
Tidak ditutup aluminium foil Ditutup aluminium foil
1 Daun melinjo Lebih pekat Lebih pucat
2 Daun rambutan Lebih pekat Lebih pucat
3 Daun mangga Lebih pekat Lebih pucat
4 Daun mengkudu Lebih pekat Lebih pucat
5 Daun srikaya Lebih pekat Lebih pucat
3. Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan jelaskan kesimpulan tentang
praktikum ini!
Terbukti bahwa daun yang mengalami fotosintesis menghasilkan zat tepung atau
amilum dengan perbedaan warna pada bagian daun yang ditutup aluminium foil
dan yang tidak ditutup alumnium foil. Bagian daun yang tidak ditutup aluminium
foil memiliki warna yang jauh lebih pekat dibandingkan dengan yang ditutup
aluminium foil setelah diberi perlakuan direbus kemudian dimasukan kedalam
alkohol yang dipanaskan dan ditetesi cairan lugol. Adanya zat tepung atau amilum
dapat dilihat dari warna daun yang lebih pekat karena melakukan proses
fotosintesis. Sedangkan daun yang ditutupi aluminium foil tidak dapat melakukan
proses fotosintesis sehingga tidak mengandung amilum atau zat tepung.

T2. Tumbuhan Berhijau Daun dapat menghasilkan Oksigen


1. Tidak terkena sinar matahari:
a. Dari batang tumbuhan Hydrilla sp keluar sangat sedikit gelembung
b. Kemudian menuju celah corong kaca dan naik ke tabung reaksi
c. Hal ini mengakibatkan air dalam tabung reaksi menjadi sedikit sekali berkurang
2. Terkena sinar matahari:
a. Dari batang tumbuhan Hydrilla sp keluar banyak sekali gelembung
b. Kemudian menuju celah corong kaca dan naik ke tabung reaksi
c. Hal ini mengakibatkan air dalan tabung reaksi menjadi berkurang

127
3. Jelaskan apa yang terjadi pada bara api yang didekatkan dengan mulut tabung
reaksi yang tidak terkena sinar matahari dan yang terkena sinar matahari?
Pada tabung reaksi yang terkena matahari maka bara api akan menyala karena
terdapat gas yang mengandung oksigen, sedangkan pada tabung reaksi yang tidak
terkena matahari makan Hydrilla sp tidak berfotosintesis sehingga bara api tidak
menyala karena tidak ada oksigen.

G. Analisis Data
T1. Tumbuhan Berhijau Daun dapat Menghasilkan Zat Tepung
Pada pengamatan yang sudah praktikan lakukan dapat disimpulkan bahwa
tumbuhan berhijau daun dapat menghasilkan zat tepung, yang dibuktikan dengan
daun-daun yang sebagian daunnya sudah dibungkus aluminium foil selama 3 hari
dan kemudian direbus terlebih dahulu daun-daun sehingga klorofil atau zat hijau
daun tersebut keluar dan setelah itu daun tersebut dimasukan kedalam alkohol yang
sudah dipanaskan lalu ditetesi oleh cairan lugol sehingga sangat jelas sekali
terdapat perbedaan warna antara bagian daun yang ditutup aluminium foil dan yang
tidak ditutup aluminium foil. Bagian yang terbuka berwarna hijau pekat sedangkat
bagian yang tertutup terlihat lebih pucat. Hal ini dikarenakan tidak terjadi nya
fotosintesis pada bagian daun yang tertutup sehingga tidak menghasilkan amilum
atau zat tepung.

T2. Tumbuhan Berhijau Daun dapat menghasilkan Oksigen


Pada pengamatan yang sudah praktikan lakukan dapat disimpulkan bahwa
tumbuhan berhijau daun dapat menghasilkan oksigen, yang dibuktikan dengan
percobaan ingenhouz yaitu memakai tumbuhan Hydrilla sp yang diletakkan
didalam corong kaca yang kemudian dimasukkan ke dalam gelas kimia berisi air,
lalu pada celah corong kaca ditutup dengan menggunakan tabung reaksi.
Rangkaian alat percobaan diletakkan didua keadaan yang berbeda, pertama
diletakkan di bawah sinar matahari langsung dan yang kedua diletakkan di dalam
ruangan sehingga tidak terkena sinar matahari. Ketika diletakkan dibawah sinar
matahari, mucul banyak sekali gelembung-gelembung kecil yang kemudian naik ke
celah corong kaca dan masuk ke dalam tabung reaksi. Sedangkan, ketika diletakkan
didalam ruangan maka gelembung yang muncul hanya sedikit dan memerlukan
waktu yang sedikit lama tidak seperti ketika diletakkan dibawah sinar matahari.

128
Adanya gelembung tersebut membuktikan terjadinya proses fotosintesis pada
Hydrilla sp dan menghasilkan oksigen dalam bentuk gelembung-gelembung.

H. Kesimpulan
Pada seluruh praktikum yang sudah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
tumbuhan berhijau daun dapat melakukan fotosintesis dan menghasilkan oksigen dan
zat tepung atau amilum. Cahaya matahari sangat diperlukan bagi tumbuhan untuk
berfotosintesis. Sehingga apabila tidak ada cahaya matahari maka tumbuhan tidak
dapat berfotosintesis dan tidak bisa menghasilkan oksigen dan amilum.
Itulah mengapa pada saat siang hari tumbuhan selalu menyumbangkan
oksigennya pada bumi sehingga ketika kita berteduh dibawah pohon maka akan terasa
sangat sejuk, hal ini karena banyak nya oksigen di sekitar kita yang dikeluarkan oleh
tumbuhan yang melakukan fotosintesis. Sedangkan pada saat malam hari, tumbuhan
tidak melakukan fotosintesis karena tidak ada nya cahaya matahari sehingga
tumbuhan memerlukan oksigen untuk bernafas dan menghasilkan karbon dioksida
sama seperti manusia dan hewan.

I. Daftar Pustaka
https://id.wikipedia.org/wiki/Tumbuhan Diakses pada tanggal 5 desember 2019
Erwin. dkk. 2017 . Panduan Praktikum IPA SD. Jakarta: UHAMKA

129
UJI MAKANAN ( UM )

Judul Pratikum : Uji Makanan


Hari/Tanggal Pratikum : Jumat, 21 Desember 2018
Pratikan : Muhammad Haqqin Nazili
Kelas : 5G

A. Landasan Teori
Untuk memiliki tubuh sehat dan tubuh normal, setiap orang memerlukan zat
makanan seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air.Makanan adalah
bahan, biasanya berasal dari hewan atau tumbuhan, dimakan oleh makhluk hidup untuk
memberikan tenaga dan nutrisi. Setiap makhluk hidup membutuhkan makanan.Tanpa
makanan, makhluk hidup akan sulit dalam mengerjakan aktifitas sehari-harinya.
Makanan dapat membantu kita dalam mendapatkan energi,membantu pertumbuhan
badan dan otak.Memakan makanan yang bergizi akan membantu pertumbuhan kita,
baik otak maupun badan.Setiap makanan mempunyai kandungan gizi yang
berbeda.Protein, karbohidrat, lemak, dan lain-lain adalah salah satu contoh gizi yang
akan kita dapatkan dari makanan.
Setiap jenis gizi yang kita dapatkan mempunyai fungsi yang berbeda.Karbohidrat
merupakan sumber tenaga yang kita dapatkan sehari-hari.Salah satu contoh makanan
yang mengandung karbohidrat adalah nasi.Protein digunakan oleh tubuh untuk
membantu pertumbuhan kita,baik otak maupun tubuh kita.Lemak digunakan oleh tubuh
kita sebagai cadangan makanan dan sebagai cadangan energi.Lemak akan digunakan
saat tubuh kekurangan karbohidrat, dan lemak akan memecah menjadi glukosa yang
sangat berguna bagi tubuh kita saat kita membutuhkan energi. Berikut zat-zat yang
terkandung dalam makanan yang diperlukan oleh tubuh. Kandungan zat dalam
makanan dapat diidentifikasi dari suatu pengujian sederhana namun jumlah kandungan
dalam setiap zat makanan dalam bahan makanan hanya dapat diidentifikasi dengan cara
yang kompleks.
Karbohidrat atau amilum merupakan senyawa yang terdiri dari unsur karbon,
hidrogen, dan oksigen. Untuk mengetahui amilum dibahan makanan dapat diuji dengan
pemberian larutan iodium. Bahan makanan yang didtetesi larutan iodium akan berubah
menjadi biru-ungu. Untuk mengetahui ciri-ciri sumber makanan yang mengandung
lemak dapat dilakukan sebagai berikut. Misalnya minyak goreng, jika bahan tersebut

130
dipegang atau diraba akan terasa licin dan bila ditempelkan pada kertas koran, maka
kertas akan terlihat meninggalkan bekas minyak pada kertas tersebut.
Protein adalah zat makanan penting bagi pertumbuhan perkembangan dan
mengganti sel-sel tubuh yang rusak. Keberadaan protein dapat diuji dengan cara
membakar bahan makanan yang diuji dengan menambahkan laturan tembaga sulfat.
Bahan makanan yang mengandung protein jika dibakar dapat mengeluarkan bau tidak
enak seperti bau-bau ayam yang dibakar dan jika bahan makanan ditetesi larutan kapur
dan tembaga sulfat, makanan akan berubah warna menjadi warna ungu.

B. Tujuan Praktikum
UM1. Uji Karbohidrat
Melalui praktikum ini dapat mengidentifikasi bahan makanan yang mengandung
karbohidrat.
UM2. Uji Lemak
Melalui praktikum ini dapat mengidentifikasi bahan makanan yang mengandung lemak
UM3. Uji Protein
Melalui praktikum ini dapat mengidentifikasi bahan makanan yang mengandung
protein.

C. Alat dan Bahan Praktikum


Uji Karbohidrat Uji Lemak Uji Protein
1. Plat tetes 1. Plat tetes 1. Plat tetes
2. Pipet 2. Pipet 2. Pipet
3. Pisau 3. Kertas sampul coklat 3. Kertas label
4. Pisang 10x10cm 4. Gula pasih
5. Apel 4. Lampu senter 5. Putih telur trebus
6. Nasi 5. Lilin 6. Roti
7. Telur rebus 6. Sendok 7. Tempe
8. Telur putih 7. Kemiri 8. Daging ayam yang
9. Margarine 8. Margarin telah direbus
10. Biskuit 9. Wortel 9. Tepung terigu
11. Tepung terigu 10. Seledri 10. Susu
12. Gula pasir 11. Biji jagung 11. Telu rebus
13. Kentang 12. Sin1gkong rebus 12. Tembaga sulfat
14. Lugol 13. Kacang tanah yang dikupas
14. Pepaya
15. Santan
16. Minyak goreng
17. Susu
18. Air

131
D. Rangkaian Alat Praktikum

Sample kertas disinarkan dengan lampu


Alat dan Bahan Praktikum

Bahan makanan di haluskan di mortar


Bahan Makanan yang telah ditetesi lugol dan alu

Bahan makanan yang telah diletakkan Bahan makanan yang sudah ditetesi
diatas kertas biuret

132
C. Prosedur Praktikum
1. Uji Karbohidrat
a. Menumbuk masing-masing bahan makanan yang akan diuji. Bahan makanan
b. berupa tepung dan gula pasir diberi sedikit air hingga menjadi cairan yang pekat
c. Meletakan bahan makanan yang akan diuji pada plat tetes
d. Meneteskan lugol pada bahan makanan yang akan diuji dua sampai tiga tetes
e. Mengamati apa yang terjadi can mencatat hasil pengamatan pada lembar
pengamatan

2. Uji Lemak
a. Mengambil pipet, isap air dengan pipet dan teteskan diatas salah satu kertas
coklat
b. Mengambil pipet yang lain, isap minyak dengan pipet dan teteskan diatas kertas
coklat yang lainnya
c. Membirkan kedua kertas tersebut selama sekitar lima menit. Setelah itu periknya
keduanya dengan menghadap cahaya. Mengamati dan catat keadaan permukaan
kertas tersebut
d. Mengambil sepiluh lembar kertas coklat yang sama. Berilah nomor dan jenis
bahan makanan yang diuji. (1) kemiri, (2) margarin, (3) seledri, (4) wortel, (5)
biji jagung, (6) singkong, (7) kacaang, (8) pepaya, (9) santan, (10) susu.
e. Menghaluskan kemiri, usap-usap diatas kertas coklat kira-kira 10 kali dan
bersihkan sisa kemiri. Biarkan sekitar 5 menit
f. Sambil menunggu waktu, menegrjakan hal serupa untuk ke sembilan bahan
lainnya. Mencairkan margarine diatas sendok dengan menggunakan panas dari
nyala lilin. Teteskan margarine diatas kertas coklat. Biarkan sekitar lima menit
g. Setelah lima menit, mengamati lertas coklat satu-persatu
h. Menggunakan lampu atau senter karah bekas usapan dari bahan-bahan makanan
yang diuji. Kertas manakah yang meninggalkan bekas noda minyak? Mencatat
hasil pengamatan pada tabel lembar kerja.

3. Uji Protein
a. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan dalam praktikum
b. Menumbuk masing – masing makanan yang akan diuji, dan melarutkan gula dan
tepung dengan air sehingga menjadi cairan pekat

133
c. Mengatur bahan makanan yang akan diuji diatas plat tetes
d. Memberikan dua tetes larutan kapur untuk setiap bahan makanan yang diuji.
Pada daerah bekas tetesan air kapur, memberikan pula dua tetes biuret.
Mengamati dan mencatat perubahan warna yang terjadi ke dalam lembar kerja
yang sudah tersedia.

D. Perolehan Data
1. Uji Karbohidrat
Warna
Bahan
No Sebelum Setelah Keterangan
Makanan
Ditetesi Lugol Distetesi Lugol
Coklat Mengandung
1 Pisang Putih
kehitaman amillum
Tidak mengandung
2 Apel Putih Coklat
amillum
Mengandung
3 Nasi Putih Biru kehitaman
amillum
Tidak mengandung
4 Telur rebus Putih Putih
amillum
Tidak mengandung
5 Tahu putih Putih Putih kecoklatan
amillum
Kuning Tidak mengandung
6 Margarine Kuning
kecoklatan amillum
Mengandung
7 Biskuit Coklat Biru kehitaman
amillum
Tepung Mengandung
8 Putih Biru kehitaman
terigu amillum
Tidak mengamdung
9 Gula pasir Putih Putih kecoklatan
amillum
Mengandung
10 Kentang Kuning Biru kehitaman
amillum
Kentang Mengandung
11. Kuning Biru kehitaman
rebus amilum

134
2. Uji Lemak
Meninggalkan bekas
No. Bahan yang diuji noda minyak Keterangan
Ya tidak
1. Seledri √ Tidak mengandung lemak
2. Wortel √ Tidak mengandung lemak
3. Jagung √ Tidak mengandung lemak
4. Singkong √ Tidak mengandung lemak
5. Kacang tanah  Tidak Mengandung lemak
6. Pepaya √ Tidak mengandung lemak
7. Santan √ Mengandung lemak
8. Susu √ Mengandung lemak
9. Air √ Tidak mengandung lemak
10. Minyak √ Mengandung lemak
11. Margarine √ Mengandung lemak
12. Kemiri √ Mengandung lemak

3. Uji Protein
Warna
Jenis Bahan Sebelum Sesudah
No Keterangan
Makanan Ditetesi Distetesi
Biuret Biuret
1 Gula pasir Putih Putih kebiruan Tidak mengandung protein
2 Roti Putih Ungu Mengandung protein
3 Tempe Putih Ungu Mengandung protein
4 Daging ayam Putih Ungu Mengandung protein
5 Tepung terigu Putih Ungu Mengandung protein
6 Susu Putih Ungu Mengandung protein
7 Telur rebus Putih Ungu Mengandung protein

135
G. Analisis Data
1. Uji Karbohidrat
Bila suatu sample zat makanan yang yang ditetesi lugol kemudian sample tersebut
berubah warna menjadi coklat –hitam berarti sample zat makanan tersebut
mengandung karbohidrat

2. Uji Lemak
Bila suatu sample zat makanan yang dioleskan ke kertas coklat, kemudian sample
tersebut dikenakan lampu atau senter lalu dikertasnya tersebut terdapat noda
minyak, berarti sample zat makanan tersebut mengandung lemak.

3. Uji Protein
Bila suatu sample zat makanan yang diteteskaan biuret kemudian sample tersebut
berubah waarna menjadi ungu, berarti sample zat makanan tersebut mengandung
protein.

H. Kesimpulan
Setelah melakukan percobaan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa dari beberapa
bahan makanan yang dibawa oleh kami tidak semuanya mengandung karbohidrat,
lemak dan protein hanya beberapa makanan saja yang mengandung karbohidrat,
lemak, dan protein. Makanan yang mengandung karbohidrat adalah pisang, nasi,
biskuit, tepung terigu, dan kentang. Bahan yang mengandung lemak adalah kacang
tanah, santan, susu, minyak, margarine dan kemiri. Sedangkan, bahan makanan yang
mengandung protein adalah roti, tempe, daging ayam, tepung terigu, susu, dan telur
rebus. Selebihnya tidak mengandung karbohidrat, lemak dan protein

I. Daftar Pustaka
https://id.wikipedia.org/wiki/Makanan diakses pada tanggal 25 desember 2018 Erwin.
dkk. 2017 . Panduan Praktikum IPA SD. Jakarta: UHAMKA

136

Anda mungkin juga menyukai