A. Landasan Teori
Pengamatan suatu gejala umumnya tidak lengkap bila tidak menghasilkan
informasi kuantitatif. Untuk memperoleh informasi semacam ini dibutuhkan
pengukuran suatu sifat fisis, dan karenanya pengukuran merupakan suatu bagian besar
dari kegiatan rutin para ahli fisika eksperimen. Lord Kevin mengatakan bahwa
pengetahuan kita memuaskan hanya bila kita mampu menyatakan dalam bilangan.
Meskipun tuntutan ini mungkin berlebihan, hal ini menyatakan suatu sifat fisis dalam
bilangan membutuhkan tidak hanya penggunaan matematika untuk menunjukan
hubungan antara berbagai besaran, tetapi juga untuk mengolah hubungan-hubungan ini.
Matematika adalah bahasa dari fisika.
Pengukuran adalah suatu teknik untuk mengkaitkan suatu bilangan pada suatu sifat
fisis dengan membandingkannya dengan suatu besaran standar yang telah diterima
sebagai suatu satuan. Sebelum mengukur sesuatu, pertama-tama kita harus memiliki
suatu satuan bagi masing-masing besaran yang akan di ukur.
Hukum-hukum fisika menyatakan hubungan antara besaran-besaran fisik, seperti
panjang, waktu, gaya, energi, dan suhu. Jadi, kemampuan untuk mendefinisikan
besaran-besaran tersebut secara tepat dan mengukur secara teliti merupakan suatu syarat
dalam fisika. Pengukuran setiap besaran fisik mencakup perbandingan besaran tersebut
dengan beberapa nilai satuan besaran tersebut, yang telah didefinisikan secara tepat.
Semua besaran fisik dapat dinyatakan dalam beberapa satuan-satuan pokok. Sebagai
contoh, kelajuan dinyatakan dalam satuan panjang dan satuan waktu, misalnya meter
per sekon atau mil per jam. Banyak besaran seperti gaya, momentum, kerja, energi, dan
daya, dapat dinyatakan dalam tiga besaran pokok–panjang, waktu dan massa. Pemilihan
satuan standar untuk besaran-besaran pokok ini mengahasilkan suatu sistem satuan.
Sistem satuan yang digunakan secara universal dalam masyrakat ilmiah adalah Sistem
Internasional (SI). Dalam SI, standar satuan untuk panjang adalah meter, satuan untuk
1
waktu adalah sekon dan standar satuan untuk massa adalah kilogram. Alat yang
digunakan dalam pengukuran :
1. Jangka Sorong
Jangka sorong mempunyai dua rahang dan satu penduga. Rahang dalam
digunakan untuk mengukur diameter dalam atau sisi dalam suatu benda. Rahang luar
untuk mengukur diameter luar atau sisi luar suatu benda. Sedangkan penduga
digunakan untuk mengukur kedalaman. Skala utama pada jangka sorong memiliki
skala dalam cm dan mm. Sedangkan skala nonius pada jangka sorong memiliki
panjang 9 mm dan di bagi dalam 10 skala, sehingga beda satu skala nonius dengan
satu skala pada skala utama adalah 0,1 mm atau 0,01 cm. Jadi, skala terkecil pada
jangka sorong adalah 0,1 mm atau 0,01 cm. Jangka sorong tepat digunakan untuk
mengukur diameter luar, diameter dalam, kedalaman tabung, dan panjang benda
sampai nilai 10 cm.
2. Mikrometer sekrup
Mikrometer sekrup digunakan untuk mengukur panjang benda yang memiliki
ukuran maksimum sekitar 2,50 cm, Benda yang akan diukur panjangnya dijepit
diantara bagian A dan B. Untuk menggerakan bagian B anda harus memutar sekrup
bagian C. Pada micrometer sekrup dalam 0,5 mm pada skala utama terbagi atas 50
skala putar, dan pada setiap penunjukan tidak selalu terdapat skala utama yang
berimpit dengan skala putar
3. Gelas kimia
Gelas kimia adalah gelas yang terbuat dari kaca borosilikat sehingga tahan
terhadap panas. Alat ini mampu menahan panas hingga 200 derajat celsius. Cara
menggunakan gelas kimia sendiri sebenarnya mirip dengan cara menggunakan gelas
ukur jika ingin mengukur volume. Dimana zat yang ingin diukur dimasukkan ke
dalam gelas kimia dan lihat sampai dimana zat tersebut berhenti. Volume dapat
dilihat dari garis-garis yang ada di gelas kimia. Namun untuk menghitung zat cair,
sebaiknya gunakan corong gelas agar zat tersebut tidak tumpah-tumpah dan lebih
mudah dalam menuangkannya. Cara menggunakan corong gelas yaitu letakkan
corong gelas dipermukaan gelas kimia dan tuang cairan. Sambil menuang cairan,
perhatikan volume cairan tersebut agar dapat dituangkan sesuai dengan takaran yang
seharusnya. Selanjutnya, lakukan cara menggunakan gelas kimia berikutnya sesuai
dengan aktivitas yang ingin Anda lakukan.
2
B. Tujuan Pratikum
1. Melalui pratikum ini dapat mengukur panjang degan menggunakan jangka sorong.
2. Melalui pratikum ini dapat mengukur ketebalan dengan menggunakan mikrometer
sekrup.
3. Melalui pratikum ini dapat menentukan skala terkecil dari gelas kimia.
4. Melalui pratikum ini dapat mengukur volume benda menggunakan gelas kimia.
3
2. Pengukuran kubus alumunium menggunakan jangka sorong
4
5. Pengukuran kelereng kecil menggunakan mikrometer sekrup
5
9. Pengukuran kelereng kecil menggunakan gelas kimia
6
12. Pengukuran lempengan alumunium menggunakan gelas kimia
E. Prosedur Pratikum
Prosedur Pratikum I
1. Tempatkan benda yang akan diukur di antara dua rahang jangka sorong.
2. Perhatikan angka pada skala utama (SU) yang berdekatan dengan angka 0 pada
nonius.
3. Perhatikan garis nonius (SN) yang tepat berhimpit dengan garis pada skala utama.
4. Tentukan hasil pengukuran anda ! (P = SU + (SN x tk) )
Prosedur Pratikum II
1. Tempatkan benda yang akan diukur di antara selubung ulir.
2. Putar mau selubung luar sesuai dengan ketebalan benda yang akan diukur.
3. Perhatikan angka pada skala utama (SU) yang berdekatan dengan tepi selubung luar.
4. Perhatikan garis mendatar (SN) pada selubung luar yang berhimpit dengan garis
mendatar pada skala utama.
5. Tentukan hasil pengukuran anda !
7
5. Masukkan benda yang akan diukur ke dalam gelas kimia sehingga volume air dalam
gelas kimia bertambah.
6. Volume benda tak beraturan diukur dengan cara mengurangi volume zat cai setelah
dimasukkan benda dikurangi zat cair sebelum dimasukkan benda.
F. Perolehan Data
Pratikum I
Pratikum II
Benda yang Mikrometer Sekrup
No.
Diukur P1 P2 P3 P4
1. Kelereng Kecil 16,90 mm 16,34 mm 16,18 mm 16,18 mm
Kubus
2. 20,38 mm 20,34 mm 20,35 mm 20,35 mm
Alumunium
3. Kelereng Besar 24,09 mm 24,12 mm 24,15 mm 24,15 mm
4. Lempengan 20,39 mm 20,37 mm 19,25 mm 19,25 mm
Pratikum III
8
G. Analisis Data
Pada praktikum ini kita melakukan pengukuran menggunakan alat jangka sorong,
mikrometer sekrup, dan gelas kimia Alat pengukuran tersebut memiliki kegunaan dan
fungsi yang berbeda serta memiliki ketelitian yang berbeda juga. Pada alat jangka
sorong berfungsi untuk mengukur ketebalan suatu benda, diameter suatu benda, baik
diameter dalam maupun diameter luar. Jangka sorong memiliki ketelitian 0,1 mm dan
juga terdapat dua satuan besaran yaitu dalam cm dan inci. Jangka sorong memiliki skala
utama dan skala nonius. Pada pengukuran diameter kelereng kecil, kelereng besar,
lempengan alumunium, kubus alumunium menggunakan jangka sorong kami
melakukan percobaan sebanyak 3 kali dan data hasil pengukuran bervariasi yaitu
sebesar 15,1 mm sampai dengan 24,9 mm. Jangka sorong memiliki angka
ketidakpastian sebesar ½ kali skala terkecil sama dengan 0,05 m.
Micrometer sekrup memiliki fungsi untuk mengukur panjang benda dengan sangat
teliti. Micrometer sekrup memiliki ketelitian 0,01 mm. Mikrometer sekrup memiliki
skala utama dan skala putar. Pada pengukuran diameter kelereng kecil, kelereng besar,
lempengan alumunium, kubus alumunium menggunakan micrometer sekrup kami
melakukan percobaan sebanyak 3 kali dan data hasil pengukuran bervariasi yaitu
sebesar 16,18 mm sampai dengan 24,15 mm.
Sedangkan gelas kimia berfungsi untuk mengukur volume suatu benda. Pada
pengukuran volume suatu benda tidak beraturan dilakukan dengan cara mengisi volume
air terlebih dahulu kemudian dimasukkan benda tidak beraturan kedalamnya. Dilihat
berapa volume air akhir ketika benda masuk, volume benda tersebut dapat dihitung
dengan cara menghitung selisih antara volume air akhir dikurang dengan volume air
awal. Pada pratikum kali ini, kami mengukur volume benda yang tidak beraturan yaitu
kelereng kecil, kelereng besar, lempengan alumunium, dan kubus alumunium. Kami
melakukan percobaan sebanyak 3 kali dan hasil data pengukuran tidak bervariasi yaitu
sebesar 3,80 ml pada kelereng kecil, 7,68 ml pada kelereng besar, 1,90 ml pada
lempengan alumunium, dan 7,60 ml pada kubus alumunium.
9
tersebut dengan alat baku. Alat baku, meskipun buatan manusia juga, dianggap
sempurna padanya hampir tidak terdapat kesalahan apapun.
2. Kesalahan titik nol. Titik nol skala alat tidak berimpit dengan titik nol jarum petunjuk
atau jarum tidak kembali tepat pada angka nol.
3. Kelelahan komponen alat. Misalnya dalam pegas; pegas yang telah dipakai beberapa
lama dapat agak melembek hingga dapat mempengaruhi gerak jarum penunjuk.
4. Gesekan-gesekan selalu timbul antara bagian yang satu yang bergerak terhadap
bagian alat yang lain.
H. Kesimpulan
Dalam pengukuran ada dua hal penting, yaitu presisi dan akurasi. Presisi
merupakan kecenderungan tetapnya hasil pengukuran ketika dilakukan pengurangan.
Dalam percobaan, misalnya panjang suatu diameter dari percobaan 3 kali adalah sama,
hal ini menunjukkan bahwa presisi dari pengukuran sangat bagus karena
pengulangannya tetap, sedangkan akurasi merupakan kedekatan hasil pengukuran
dengan literaturnya. Jadi dalam sebuah pengkuran sebuah data harus diusahakan
sepresisi dan seakurat mungkin. Dalam pengukuran pengetahuan tentang kegunaan alat
dan prinsip-prinsipnya adalah hal yang sangat penting agar dapat mengurangi angka
ketidakpastian yang dibuat dan juga agar hasil pengukran yang didapat akurat. Dalam
percobaan kali ini didapatkan hasil yang berbeda-beda karena perhitungan dan
ketelitian yang tidak akurat dapat membuat nilai ketidakpastian pengukuran.
I. Daftar Pustaka
Alonso, Marcello & Edward J. Finn. 1980. Dasar-Dasar Fisika Universitas. Erlangga.
Jakarta
Suhada, Resa Taruna. 2009. Modul Fisika Dasar. Universitas Mercu Buana. Jakarta
10
AIR ( A )
Judul Pratikum : Air
Hari/Tanggal Pratikum : Selasa, 25 September 2018
Pratikan : Muhammad Haqqin Nazili
Kelas : 5G
A. Landasan Teori
Air adalah zat atau materi atau unsur yang penting bagi semua bentuk kehidupan
yang diketahui sampai saat ini di bumi, tetapi tidak di planet lain. Air dalam bentuk cair
adalah tidak bewarna, tidak berbau, tidak mempunyai rasa dan merupakan senyawa
yang sukar dimampatkan yang memiliki beberapa sifat yang khas. Salah satu sifatnya
yang khas tersebut yaitu dalam mengalami pendinginan/pembekuan. Berlinan dengan
sifat sebagian besar senyawa yang akan mengkerut bila mengalami
pendinginan/pembekuan, volume air akan mengembang bila membeku.
Air memiliki sifat yaitu air mengalir dari tempat yang tinggi menuju permukaan
rendah, air memberi tekanan maksudnya air akan memberikan tekanan kesegala arah
apabila ada suatu lubang disetiap wadah airnya. Lalu, kapilaritas adalah kemampuan zat
cair untuk meresap melalui celah-celah kecil. Contohnya kain yang dicelupkan sebagian
pada bak yang diisi air, kain akan menyerap air karena kain memiliki celah-celah kecil,
kertas tisu yang digunakan untuk menyerap keringat dan air. Sedangkan contoh untuk
bahan yang tidak dapat diserap air adalah plastik dan alumunium foil kedua benda itu
sangat kedap terhadap air sehingga proses kapilaritas tidak bisa berlaku.
Bentuk permukaan air selalu tenang dan datar merupakan salah satu contoh dari
sifa air, contohnya jika kita menuangkan air kedalam ember maka kedudukan air akan
datar, begitu pula jika ember di miringkan maka kedudukan air tetap datar.
Zat cair dapat melarutkan benda tertentu contohnya garam, gula, dapat dilarutkan
oleh air, sedangkan contoh zat yang tidak bisa larut dalam cair adalah tanah, pasir dan
minyak. Fakor yang mempengaruhi suatu pelarutan benda adalah suhu air yang tinggi
akan lebih cepat melarutkan daripada suhu air yang rendah, Dan kecepatan mengaduk,
mengaduk dengan cepat akan lebih cepat pula benda larut. Air akan berubah-ubah
bentuk sesuai dengan wadah yang ditempatinya. Contohnya apabila air ditempatkan
pada botol maka bentuknya akan seperti botol.
Sifat yang dimiliki oleh air selanjutnya adalah memiliki massa atau berat. Massa
atau berat memang merupakan sifat yang dimiliki oleh semua jenis benda, dan hal ini
11
tidak terkecuali oleh benda cair termasuk air. Menempati ruang adalah sifat yang
dimiliki oleh air selanjutnya. air merupakan benda yang sangat fleksibel. Artinya, air
dapat dengan mudah berubah bentuk sesuai dengan wadah yang menampungnya. Sifat
ini merupakan sifat yang unik yang dimiliki oleh air dan bahkan tidak dimiliki oleh
benda padat. Kita dapat mengamati sifat ini pada air yang ada di dalam gelas, botol,
ember, dan lain sebagainya. Maka apabila kita memasukkan air ke dalam wadah
apapun, tidak akan pernah terjadi bahwa lubang wadah tersebut tidak cukup untuk
dimasuki air. Sekecil apapun lubang wadah pasti akan bisa dimasuki oleh air karena
sifatnya yang menempati ruang.
B. Tujuan Pratikum
1. Melalui pratikum ini dapat dibuktikan dan disimpulkan bahwa air menempati ruang
dan mempunyai berat.
2. Melalui pratikum ini dapat disimpulkan bahwa permukaan air yang tenang selalu
datar.
3. Melalui pratikum ini dapat disimpulkan bahwa air yang mengalir dari tempat tinggi
ke tempat yang rendah.
4. Melalui pratikum ini dapat disimpulkan bahwa air dapat melarutkan berbagai zat.
5. Melalui pratikum ini dapat dibuktikan dan disimpulkan air dapat menekan ke segala
arah.
6. Melalui pratikum ini dapat disimpulkan bahwa air dapat meresap melalui celah-celah
kecil.
7. Melalui pratikum ini dapat disimpulkan bahwa benda padat bila dimasukkan ke
dalam air dapat terapung, tenggelam, dan melayang.
12
9. Kelereng Besar 1 Buah
10. Lempengan Aluminium Secukupnya
11. Mistar (disediakan sendiri) 1 Buah
12. Selang Plastik Tembus Pandang 1 Buah
13. Kubus Kayu 1 Buah
14. Bejana Serbaguna 1 Buah
15. Pewarna Makanan Secukupnya
16. Pengaduk 1 Buah
17. Garam Secukupnya
18. Gula Secukupnya
19. Pasir Secukupnya
20. Jarum 1 Buah
21. Balon 2 Buah
22. Kapur Tulis 1 Buah
23. Kain 1 Buah
24. Koran 1 Buah
25. Plastik 1 Buah
26. Pipa Kaca 1 Buah
27. Paku Kecil Secukupnya
28. Karet Gelang 2 Buah
13
2. Pengukuran jumlah lempengan pada saat menimbang tabung plastik kosong
3. Pengukuran jumlah lempengan pada saat menimbang tabung plastik diisi air
4. Pengukuran tinggi permukaan air ketika gelas kimia dalam keadaan tegang dan air
tenang dari meja ketitik A, B, dan C.
5. Pengukuran tinggi permukaan air ketika gelas kimia salah satu sisi bagian bawahnya
diganjal dan keadaan air tenang dari meja ketitik D dan E.
14
6. Pengukuran tinggi permukaan air ketika sisi bagian bawah gelas kimia diganjal dan
keadaan air tenang dari meja ketitik F dan G.
7. Pengukuran tinggi permukaan air ketika bejana serbaguna dalam keadaan tegang dan
air tenang dari meja ketitik A dan B.
8. Pengukuran tinggi permukaan air ketika bejana serbaguna salah satu sisi bagian
bawahnya diganjal dan keadaan air tenang dari meja ketitik C dan D.
9. Pengukuran tinggi permukaan air ketika sisi bagian bawah bejana serbaguna diganjal
dan keadaan air tenang dari meja ketitik E dan F.
15
10. Keadaan air diam pada bejana serbaguna mendatar
11. Air mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah pada saat salah satu
tepinya bejana serbaguna dinaikkan
12. Air mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah pada saat tepi lainnya
bejana serbaguna dinaikkan
13. Keadaan airnya berada ditengah-tengah selang diam pada saat selang mendatar
16
14. Tinggi air sama pada saat keadaan selang plastik ujung kiri dinaikkan.
15. Tinggi air sama pada saat keadaan selang plastik ujung kanan dinaikkan.
16. Garam yang dimasukkan kedalam gelas kimia yang berisi air dan diaduk sebentar
dapat larut.
17. Pasir yang dimasukkan kedalam gelas kimia yang berisi air dan diaduk sebentar
tidak dapat larut.
17
18. Gula yang dimasukkan kedalam gelas kimia yang berisi air dan diaduk sebentar
dapat larut.
19. Air dapat menekan kesegala arah ketika balon yang berisi udara di tekan ke dalam
air.
20. Ketika balon yang telah dilubangi berisi air ditiup melalui selang, maka air keluar
dari arah balon yang telah dilubangi.
21. Air meresap melalui celah-celah kecil kapur yang dimasukkan ke dalam bejana
serbaguna
18
22. Air meresap melalui celah-celah kecil kain yang dimasukkan ke dalam bejana
serbaguna
23. Air meresap melalui celah-celah kecil koran yang dimasukkan ke dalam bejana
serbaguna
24. Air tidak dapat meresap melalui celah-celah kecil plastik yang dimasukkan ke
dalam bejana serbaguna
25. Air tidak dapat meresap melalui celah-celah kecil pipa kaca yang dimasukkan ke
dalam bejana serbaguna
19
26. Kubus kayu dapat terapung dalam air
27. Kubus kayu dapat melayang dalam air jika kubus kayu dan beberapa paku diikat
dengan menggunakan karet
28. Kubus alumunium tenggelam jika dimasukkan ke dalam gelas kimia yang berisi air
E. Prosedur Pratikum
Prosedur Pratikum I
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan pada praktium ini.
2. Isilah 2 gelas kimia dengan air sampai penuh, kemudian masukkan kubus logam dan
kelereng kedalam masing-masing gelas kimia yang berisi air.
3. Amatilah apa yang terjadi pada masing-masing gelas kimia yang penuh berisi air
tersebut.catatalah pada lembar pengamatan
20
4. Rangkailah neraca. Letakkan tabung plastik kecil pada piring neraca sebelah kiri,
kemudian pada piring neraca sebelah kanan diletakkan lempenga alumunium sampai
seimbang.
5. Amatilah neraca yang telah dalam keadaan seimbang catatlah jumlah lempengan
alumunium pada lembar pengamatan.
6. Isilah tabung plastik tadi dengan air sampai sepertiga bagian. Kemudian letakkan
lempengan alumunium sampai keadaan neraca kembali seimbang. Catatlah jumlah
lempengan alumunum tersebut pada lembar pengamatan.
Prosedur Pratikum II
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan pada praktikum ini.
2. Larutkan pewarna makanan dalam gelas kimia yang telah terisi air setengah bagian
gelas kimia.
3. Pada air dalam keadaan tenanglakukan pengukurang tinggi permukaan air di 3
tempat (titik A, B, C dengan menggunakan mistar). Amati tinggi permukaan air dari
meja dititik A, B, dan C. Catatlah hasil pengukuran pada lembar pengamatan.
4. Ganjal salah satu sisi bagian bawah gelas kimia. Ketika air dalam keadaan tenang,
lakukan pengukurang tinggi permukaan di 2 tempat (titik D dan E). Amati tinggi
permukaan air dari meja ke titik D dan titik E. Catatlah hasil pengukuran pada
lembar pengamatan.
6. Ganjal salah satu sisi lain bagian bawah gelas kimia. Ketika air dalam keadaan
tenang, lakukan pengukurang tinggi permukaan di 2 tempat (titik F dan G). Amati
tinggi permukaan air dari meja ke titik F dan titik G. Catatlah hasil pengukuran pada
lembar pengamatan.
21
3. Ganjal salah satu sisi lain bagian bawah bejana serbaguna. Ketika air dalam keadaan
tenang, lakukan pengukurang tinggi permukaan di 2 tempat (titik E dan F). Amati
tinggi permukaan air dari meja ke titik E dan titik F. Catatlah hasil pengukuran pada
lembar pengamatan.
Prosedur Praktikum IV
1. Isilah selang plastik dengan air berwarna. Kemudian posisikan selang tersebut
membentuk huruf U. Amati keadaan air dalam selang dan catatlah pada lembar
pengamatan.
2. Tarik selang bagian kiri keatas sehingga posisi selag bagian kiri berada lebih tinggi
dibanding bagian kanan. Amati keadaan air dalam selang dan catatlah pada lembar
pengamatan.
3. Tarik selang bagian kanan keatas sehingga posisi selag bagian kanan berada lebih
tinggi dibanding bagian kiri. Amati keadaan air dalam selang dan catatlah pada
lembar pengamatan.
Prosedur Praktikum V
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan pada praktikum ini.
2. Teteskan sedikit air pada bagian tengah bejana serbaguna dalam keadaan mendatar.
3. Amati keadaan air dalam bejana serbaguna, kemudian catat hasil pengamatan pada
lembar pengamatan.
4. Naikkan salah satu tepi bejana sebaguna. Amati keadaan air dalam bejana serbaguna,
kemudian catat hasil pengamatan pada lembar pengamatan.
5. Naikkan tepi lain bejana sebaguna. Amati keadaan air dalam bejana serbaguna,
kemudian catat hasil pengamatan pada lembar pengamatan.
6. Isilah selang dengan air berwarna, kemudian letakkan selang diatas meja dengan
posisi emdatar.
7. Amati keadaan air dalam selang plastik, kemudian catat hasil pengamatan pada
lembar pengamatan.
8. Naikkan ujung selang bagian kiri, sehingga bagian ujung kiri lebih tinggi dibanding
bagian ujung kanan. Amati keadaan air dalam selang plastik, kemudian catat hasil
pengamatan pada lembar pengamatan.
22
9. Naikkan ujung selang bagian kanan, sehingga bagian ujung kanan lebih tinggi
dibanding bagian ujung kiri. Amati keadaan air dalam selang plastik, kemudian catat
hasil pengamatan pada lembar pengamatan.
Prosedur Praktikum VI
1. Isilah gelas kimia dengan air.
2. Masukkan 1 sendok garam kedalam gelas kimia yang telah terisi air, aduk sebentar,
amati dan catat apa yang terjadi.
3. Ulangi langkah 1 dan 2 untuk bahan yang berbeda.
Prosedur Praktikum IX
1. Isilah gelas kimia dengan air sampai ¾ bagian.
2. Masukkan kubus kayu kedalam gelas kimia berisi air.
3. Amati apa yang terjadi dan catat hasil pengamatanmu.
4. Ikat paku pada kubus kayu dengan karet gelang, kemudian dimasukkan ke dalam
gelas kimia berisi air. Amati dan catat apa yang terjadi.
5, Masukkan kubus alumunium ke dalam gelas kimia yang berisi air.
23
6. Amati apa yang terjadi dan catat hasil pengamatanmu.
F. Perolehan Data
Pratikum I
1. Ketika sebuah kubus logam dimasukkan ke dalam gelas kimia yang penuh berisi
air, maka keadaan air akan naik.
2. Ketika sebuah kelereng dimasukkan ke dalam gelas kimia yang penuh berisi air,
maka keadaan air akan naik.
3. Jumlah lempengan pada saat menimbang tabung plastik kosong adalah 4 buah.
4. Jumlah lempengan pada saat menimbang tabung plastik diisi air adalah 7 buah.
Pratikum II
1. Ketika gelas kimia dalam keadaan tegak dan air tenang.
a. Tinggi permukaan air dari meja ketitik A adalah 3,5 cm.
b. Tinggi permukaan air dari meja ketitik B adalah 3,5 cm.
c. Tinggi permukaan air dari meja ketitik C adalah 3,5 cm.
2. Ketika gelas kimia salah satu sisi bagian bawahnya diganjal dan keadaan air
tenang.
a. Tinggi permukaan air dari meja ketitik D adalah 4,4 cm.
b. Tinggi permukaan air dari meja ketitik E adalah 4,4 cm.
3. Ketika sisi bagian bawah gelas kimia diganjal dan air dalam keadaan tenang.
a. Tinggi permukaan air dari meja ketitik F adalah 4,5 cm.
b. Tinggi permukaan air dari meja ketitik G adalah 4,5 cm.
4. Buatlah rangkuman berdasarkan Pratikum II dengan memberi tanda ceklis (V) pada
tabel di bawah ini.
1. Tegak V
Salah satu sisi
2. V
bawahnya diganjal
Sisi lain bagian bawah
3. V
diganjal
24
Pratikum III
1. Ketika bejana serbaguna dalam keadaan tegak dan air tenang.
a. Tinggi permukaan air dari meja ketitik A adalah 0,8 cm.
b. Tinggi permukaan air dari meja ketitik B adalah 0,8 cm.
2. Ketika bejana serbaguna salah satu sisi bagian bawahnya diganjal dan keadaan air
tenang.
a. Tinggi permukaan air dari meja ketitik C adalah 1,7 cm.
b. Tinggi permukaan air dari meja ketitik D adalah 1,7 cm.
3. Ketika sisi bagian bawah bejana serbaguna diganjal dan air dalam keadaan tenang.
a. Tinggi permukaan air dari meja ketitik E adalah 1,7 cm.
b. Tinggi permukaan air dari meja ketitik F adalah 1,7 cm.
4. Buatlah rangkuman berdasarkan Pratikum III dengan memberi tanda ceklis (V) pada
tabel di bawah ini.
no Keadaan Bejana Tinggi Permukaan Air Tinggi Permukaan
Serbaguna Sama Air Tidak Sama
1 Tegak V
2 Salah satu sisi bawahnya V
diganjal
3 Sisi lain bagian bawah V
diganjal
Pratikum IV
Berilah tanda ceklis (V) sesuai dengan pratikum yang anda lakukan pada tabel di
bawah ini.
25
Pratikum V
1. Keadaan air pada bejana serbaguna.
Yang terjadi pada air dalam bejana
No Keadaan Bejanan Serbaguna
serbaguna
1. Mendatar Air diam
Air mengalir ke tempat yang lebih
2. Salah satu tepinya dinaikkan
rendah
Air mengalir ke tempat yang lebih
3. Tepi lainnya dinaikkan
rendah
Pratikum VI
Dimasukkan ke dalam air dan
No Bahan
diaduk sebentar
1. Garam Larut
2. Pasir Tidak Larut
3. Gula Pasir Larut
Pratikum VII
1. a) Ketika balon yang berisi udara ditekan ke dalam air, mudahkah kamu menekan
balon itu sampai tercelup sepenuhnya ke dalam air ?
Sulit untuk menekan balon sampai tercelup sepenuhnya ke dalam air.
b) Apa sebabnya ?
Karena adanya tekanan dari air.
2. Ketika balon yang telah di lubangi berisi air ditiup melalui selang, kearah mana air
keluar dari balon ?
Ke arah lubang.
26
Pratikum VIII
Berilah tanda ceklis (V) sesuai dengan pratikum yang anda lakukan pada tabel di bawah
ini
No Benda Meresap Tidak Meresap
1. Kapur Tulis V
2. Kain V
3. Koran V
4. Plastik V
5. Pipa Kaca V
Pratikum IX
1. Ketika kubus kayu dimasukkan ke dalam gelas kimia berisi air, kubus berada di atas
permukaan air.
2. Peristiwa yang terjadi disebut terapung.
3. Ketika kubus kayu diikat dengan paku, kemudian dimasukkan ke dalam gelas kimia
berisi air, kubus berada di antara tengah – tengah air.
4. Peristiwa yang terjadi disebut melayang.
5. Ketika kubus alumunium dimasukkan ke dalam gelas kimia berisi air, kubus
alumunium berada di bawah air.
6. Peristiwa yang terjadi disebut tenggelam.
G. Analisis Data
Pada praktikum ini kita melakukan pengamatan tentang sifat – sifat air, pada
praktikum 1 menunjukan sifat air yaitu menempati ruang dan memiliki berat menempati
ruang terjadi ketika sebuah kubus logam dimasukan kedalam gelas kimia yang penuh
berisi air, maka keadaan air volume nya akan naik, lalu untuk membuktikan air
memiliki berat , dilakukan penimbangan air menggunakan neraca dan untuk
mengukurnya dengan menambahkan lempengan alumunium pada saat menimbang
tabung plastik berisi air sebanyak 7 buah.
Pada praktikum 2 untuk membuktikan sifat air yang tenang permukaanya selalu
datar. Dari percobaan yang kami lakukan, ketinggian permukaan air dalam gelas kimia
pada keadaan tegak dan kondisi air tenang, yang diukur dari tiga titik yang berbeda
menunjukan tinggi yang sama terhadap meja. Lalu, pada saat gelas kimia diganja l
27
pada salah satu bagian bawahnya juga menunjukan hasil pengukuran ketinggian
permukaan air yang sama walaupun diukur dari dua titik yang berbeda. Begitu pula
ketika gelas kimia diganjal pada sisi lain pada bagian bawahnya juga menunujukan
hasil pengukuran ketinggian permukaan air terhadap meja yang sama. Hal serupa juga
terjadi ketika percobaan dilakukan dengan menggunakan bejana. Hasil percobaan ini
menunjukan bahwa permukaan air dalam keadaan tenang selalu mendatar.
Pada praktikum 3 untuk membuktikan sifat air mengalir dari tempat yang tinggi
ketempat yang rendah, dari percobaan yang kami lakukan pada bejana serbaguna serta
selang plastik menunjukan hasil yang sama pada bejana serbaguna air yang dimasukan
pada bagian tengah akan diam/mendatar dan jika salah satu sisi dinaikan maka air akan
mengalir ke sisi yang lebih rendah,hal serupa terjadi pada selang plastik. Hasil
percobaan ini menunjukan bahwa air mengalir ketempat yang rendah.
Pada praktikum 4 untuk membuktikan air dapat melarutkan berbagai macam zat
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan dapat diketahui hasil sebagai berikut :
1. Garam yang dimasukkan kedalam air (zat pelarut) kemudian diaduk sebentar ,
ternyata lama kelamaan garam larut dalam air, sehingga tidak tampak lagi bidang
batasannya menjadi larutan garam.
2. Gula pasir yang dimasukkan kedalam air (zat pelarut) kemudian diaduk sebentar ,
ternyata lama kelamaan gula pasir larut dalam air, sehingga tidak tampak lagi
batasannya menjadi larutan gula pasir.
3. Sedangkan pasir yang dimasukkan kedalam air kemudian diaduk sebentar, ternyata
pasir tidak larut dalam air, sehingga masih ada batasannya
Pada praktikum 5 untuk membuktikan air dapat menekan ke segala arah, dari
percobaan yang kami lakukan pada balon yang di lubangi lalu di isi air dan ditiup
menggunakan pipa plastik maka air keluar melalui lubang . Keluarnya air itu karena air
memiliki sifat menekan ke segala arah.
Pada praktikum 6 untuk membuktikan air meresap melalui celah – celah kecil kami
melakukan percobaan dengan menggunakan kapur tulis,kain,koran,plastik,dan pipa
kaca, untuk zat padat yang memiliki rongga seperti kapur,kain,koran maka benda
tersebut akan meresap air, sedangkan untuk zat padat yang tak berongga seperti plastik
dan pipa kaca,air tidak bisa meresap.
28
Pada praktikum 7 untuk membuktikan benda dapat terapung, melayang, dan
tenggelam dalam air kami melakukan percobaan pada kubus kayu yang memiliki ruang
udara lebih banyak / pori-pori jika dimasukan kedalam air akan terapung karena berat
jenis benda lebih kecil dari berat jenis air. Sedangkan kubus kayu yang dililit paku kecil
yang sebagian memiliki ruang udara dan sebagian tidak memiliki ruang udara jika
dimasukan kedalam air akan melayang karena berat jenis benda hampir sama dengan
air. Dan kubus alumunium yang tidak memiliki ruang udara sama sekali jika dimasukan
kedalam air akan tenggelam karena berat jenis benda lebih besar dari berat jenis air.
H. Kesimpulan
Dari berbagai macam percobaan yang kita lakukan terbukti kita telah mengetahui
sifat- sifat air diantaranya:
1. Air mengalir dari tempat yang tinggi menuju permukaan rendah.
2. Air memberi tekanan.
3. Mempunyai daya kapilaritas.
4. Bentuk permukaan air selalu tenang dan datar.
5. Melarutkan benda tertentu.
6. Berubah-ubah bentuknya sesuai wadahnya.
7. Benda dapat terapung, melayang, dan tenggelam.
I. Daftar Pustaka
Andewi, Inggriani.“Makalah Praktikum Untuk Membuktikan Sifat-sifat Air”. 22
September 2018. http://ikip-ae.blogspot.com/2012/10/makalah-praktikum-untuk-
membuktikan.html
29
UDARA (U)
A. Landasan Teori
Udara merupakan campuran berbagai gas yg tidak berwarna dan tidak berbau yang
memenuhi ruang di atas bumi. Udara merujuk kepada campuran gas yang terdapat pada
permukaan bumi. Udara bumi yang kering mengandungi 78% nitrogen, 21% oksigen,
dan 1% uap air, karbon dioksida, dan gas-gas lain.
Kandungan elemen senyawa gas dan partikel dalam udara akan berubah-ubah
dengan ketinggian dari permukaan tanah. Demikian juga massanya, akan berkurang
seiring dengan ketinggian. Semakin dekat dengan lapisan troposfer, maka udara
semakin tipis, sehingga melewati batas gravitasi bumi, maka udara akan hampa sama
sekali. Udara mempunyai sifat diantaranya apa saja sifat- sifat yang dimiliki oleh
udara? Berikut ini merupakan sifat-sifat udara, yakni:
Memiliki massa atau berat. Salah satu sifat yang dimiliki oleh udara adalah
bahwa udara memiliki massa atau berat. Udara memiliki massa atau berat yang dapat
diukur dengan suatu alat tertentu. Sebagai contoh yang dapat kita lihat adalah kita bisa
membandingkan tabung gas kosong dengan tabung gas yang berisi. Jika kita
mengangkat keduanya maka kita bisa merasakan bahwa tabung gas yang berisi akan
terasa lebih berat dan memiliki massa dibandingkan dengan tabung yang kosong.
30
Menempati ruang. Sifat dari udara yang selanjutnya adalah bahwa udara
menempati ruang. Udara merupakan benda yang sangat ajaib karena di berbagai sudut
ruangan selalu ada udara. Selain itu di celah terkecil pun dapat ditempati oleh udara.
Sebagai bukti yang dapat kita rasakan adalah kita bisa bernafas dimanapun kita berada,
bahkan ketika berada di tempat yang tertutup dan tanpa ventilasi sekalipun.
Hal inilah yang terkadang menyadarkan kita bahwa udara selalu ada dimana saja
dan udara juga selalu ada bahkan di area tertutup sekalipun. Namun perlu diketahui,
untuk di tempat tertutup tanpa ventilasi, mula- mula kita bisa tetap bernafas, namun
lama- kelamaan kita tidak akan bisa bernafas apabila tidak ada sirkulasi udara. Hal ini
bukan karena udara habis, namun karena saat kita menghirup udara ubtuk berbafas,
maka kita akan menghirup Oksigen, sementara yang kita keluarkan adalah
Karbondioksida. Maka dari itulah kita bisa sesak nafas apabila kekurangan Oksigen
dalam pernafasan.
Mempunyai tekanan. Sifat yang dimiliki udara selanjutnya adalah bahwa udara
memiliki tekanan. Tekanan yang dimiliki udara ini berbeda- beda antara satu tempat
dengan tempat yang lain. Salah satu hal penting dari tempat yang sangat bisa
mempengaruhi tekanan adalah ketinggian (baca: jenis hutan berdasarkan ketinggiannya)
tempat tersebut. Udara yang panas akan mempunyai tekanan udara yang lebih rendah
daripada udara yang dingin. Selain itu udara yang bergerak memiliki tekanan yang lebih
rendah daripada udara yang diam. Hal- hal tersebut yang membedakan antara udara
yang bertekanan tinggi dan juga udara yang bertekanan rendah. Untuk mengukur
tekanan udara sendiri kita bisa mengukurnya dengan suatu alat tertentu.
Akan memuai apabila dipanaskan. Udara merupakan sebuah benda yang tidak
dapat kita lihat bentuknya, karena memang udara tidak berbentuk. Namun hal tersebut
bukan berarti bahwa udara tidak bisa mengalami perubahan. Salah satu sifat yang
dimiliki udara adalah akan memuai apabila udara tersebut dipanaskan. Jika penasaran
dan ingin membuktikannya, kita bisa melakukan percobaan sendiri secara sederhana.
31
kita penasaran dengan sifat udara yang demikian maka kita juga bisa melakukan
percobaan sendiri secara sederhana tentunya.
Ada dimana saja. Hal ini dibuktikan bahwa ada banyak sekali makhluk hidup
yang dapat bertahan hidup di sudut- sudut Bumi, bahkan ditempat yang sangat terpencil
ataupun tertutup sekalipun. Hal ini membuktikan bahwa udara selalu ada di mana-
mana. Bukti seperti ini juga dapat kita buktikan sendiri. kita masih tetap bisa bernafas
apabila sedang berada di tempat yang tertutup sekalipun, misalnya di lift. Hal ini karena
udara selalu ada dimana- mana.
Tidak dapat dilihat, namun dapat dirasakan. Ada tiga macam benda yang ada di
Bumi, yakni padat, cair dan juga gas. Benda padat dan benda cair mempunyai sifat
dapat kita lihat dan dapat kita rasakan. Namun hal ini tidak berlaku pada benda gas.
Benda gas memiliki sifat yang lain yakni tidak dapat dilihat oleh manusia. Meski tidak
dapat kita lihat namun udara dapat kita rasakan. Udara dapat kita rasakan salah satunya
adalah ketika udara bergerak. Udara bergerak berupa angin, angin yang berhembus
akan dapat kita rasakan ketika angin ini menerpa pori- pori kulit. Perubahan suhu akan
kita rasakan, terkadang kita akan merasakan dingin namun terkadang kita akan
merasakan segar. Hal ini darat kita rasakan,
Bentuk, volume dan massa jenisnya selalu berubah- ubah. Sifat yang dimiliki
oleh udara adalah sangat fleksibel. Ada beberapa hal yang dimiliki oleh udara,
diantaranya adalah bentuk, volume dan juga massa jenisnya. Sebelumnya dikatakan
bahwasannya udara tidak dapat kita lihat, namun udara ini mempunyai bentuk. Bentuk
dari udara adalah berubah- ubah sesuai dengan tempat atau wadahnya. Selain bentuk,
volume dan juga massa jenis yang dimiliki oleh udara juga selalu berbeda- beda
tergantung tempat atau keberadaan dari udara itu sendiri.
32
B. Tujuan Pratikum
1. Melalui pratikum ini dapat dibuktikan dan disimpulkan bahwa udara menempati
ruang.
2. Melalui pratikum ini dapat dibuktikan dan disimpulkan bahwa udara mengembang
bila dipanaskan dan menyusut bila didinginkan.
3. Melalui pratikum ini dapat dibuktikan dan disimpulkan bahwa udara diperlukan
dalam pembakaran.
Corong di dalam air dan ujung selang ditutup dengan ibu jari.
33
Corong di dalam air dan ujung selang ditutup dengan ibu jari.
Labu erlenmeyer dan selang yang berisi air dibalik ke dalam bejana serbaguna dengan
hati-hati.
34
Labu erlenmeyer dimasukkan ke dalam air panas.
35
Lilin dimasukkan ke dalam gelas kimia yang berisi air kurang lebih 1/3 bagian.
Lilin dalam gelas kimia yang berisi air di tutup dengan menggunakan labu erlenmeyer.
Lilin yang ditutup dengan menggunakan gelas kimia dan labu erlenmeyer.
36
E. Prosedur Pratikum
Prosedur Pratikum I
1. Isi gelas kimia dengan air ¾ bagian.
2. Sambungkan salah satu ujung selang pada kaki corong.
3. Tutup ujung selang lain dengan ibu jari kemudian masukkan corong ke dalam gelas
kimia yang telah berisi air dengan posisi air menghadap ke bawah.
4. Amatilah apa yang terjadi dan catat pada lembar pengamatan.
5. Keluarkan corong dari gelas kimia
6. Lepaskan ibu jari dari ujung selang lainnya.
7. Masukkan corong ke dalam gelas kimia yang berisi air dengan posisi corong
menghadap ke bawah.
8. Amatilah apa yang terjadi dan catat pada lembar pengamatan.
Prosedur Pratikum II
1. Isilah labu erlenmeyer dengan air sampai penuh.
2. Masukkan selang ke dalam labu erlenmeyer yang berisi air kemudian balik labu
erlenmeyer yang berisi air dan selangke dalam bejana serbaguna secara hati-hati agar
air tidakkeluar dari labu erlenmeyer.
3. Tiuplah selang bagian luar untuk memasukkan udara ke dalam labu erlenmeyer.
4. Amatilah apa yang terjadi dan catat pada lembar pengamatan.
37
Prosedur Praktikum IV
1. Siapkan bejana serbaguna yang telah berisi air panas.
2. Masukkan labu erlenmeyer + selang plastik yang masih terpasang pada jembatan
pembakar ke dalam air panas beberapa saat.
3. Amatilah tinggi air pada kedua permukaan kaki selang plastik, catat pada lembar
pengamatan.
Prosedur Praktikum V
1. Angkat labu erlenmeyer + selang plastik yang masih terpasang pada jembatan
pembakar dari bejana serbaguna, kemudian masukkan lebu erlenmeyer ke dalam
airbersuhu normal.
2. Amatilah tinggi air pada kedua permukaan kaki selang plastik dan catat pada lembar
pengamatan.
3.
Prosedur Praktikum VI
1. a. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan dalam praktikum.
b. Nyalakan 1 buah lilin.
c. Tutup lilin yang sedang menyala dengan erlenmeyer.
d. Amatilah apa yang terjadi pada nyala lilin sebelum dan sesudah ditutup
menggunakan labu Erlenmeyer. Kemudian catat pada lembar pengamatan.
38
F. Perolehan Data
Praktikum 1
1. Pada saat ujung selang lainnya ditutup dengan ibu jari, dan corong dimasukan
kedalam gelas kimia yang telah berisi air dengan posisi menghadap kebawah maka
maka ketinggian air dalam corong adalah rendah sekitar 25 ml karena air hamper
tidak masuk sama sekali.
2. Pada saat ujung selang lainnya terbuka, dan corong dimasukan kedalam gelas
kimia yang telah berisi air dengan posisi menghadap kebawah maka maka
ketinggian air dalam corong adalah tinggi mencapai bibir selang.
Praktikum 2
1. Setelah meniup selang plastic, peristiwa apa yang terjadi? Jelaskan! Udara
masuk(menempati ruang) dan air dalam labu erlenmayer keluar.
2. a). Adakah udara didalam labu erlenmayer sebelum selang plastic ditiup? Tidak
ada
b). Meniup selang plastic berarti memasukan Udara ke dalam labu erlenmayer.
3. Masukan selang ke dalam labu erlenmayer yang berisi air kemudian balik labu
erlenmayer yang berisis air dan selang ke dalam bejana serbaguna dan ujung selang
lainnya dituip, maka yang terjadi pada air yang berada di bejana serbaguna adalah
bertambah banyak
Praktikum 3
Berilah tanda ceklis (v) sesuai dengan praktikum yang anda lakukan pada table
dibawah ini !
Kanan lebih Kiri lebih
No Tinggi air pada selang Sama tinggi
tinggi tinggi
Ketika labu erlenmayer dalam
1 keadaan belum dimasukan ke V
dalam air panas
Ketika labu erlenmayer
2 v
dimasukkan ke dalam air panas
Ketika labu erlenmayer
3 dimasukkan ke dalam air v
bersuhu normal
39
Praktikum 4
1. a. Sebelum di tutup dengan gelas kimia, lilin menyala
b. Beberapa saat setelah di tutup gelas kimia, lilin mati
2. Setelah lilin di dalam gelas kimia berisi air ditutup dengan labu erlenmayer maka
api lilin mati dan air dalam gelas kimia naik
3. a. lilin yang menyala lebih lama adalah lilin yang ditutupi gelas kimia
b. mengapa demikian?jelaskan! Lilin yang ditutup dengan gelas ukur lebih lama
menyala dari pada erlenmayer. Karena udara di dalam gelas ukur lebih besar dari
pada erlenmayer.
G. Analisis Data
Setelah melakukan percobaan pertama untuk membuktikan bahwa udara
menempati ruang Setelah kami melakukan percobaan maka kami mengetahui bahwa
pada selang yang ditutup, air tidak masuk kedalam corong. Dan tidak masuk nya air
kedalam corong menandakan udara menempati ruang dalam corong.
Setelah kami melakukan percobaan pada udara maka kami dapat mengetahui
bahwa udara yang terdapat pada tabung Erlenmeyer yang ditutup dengan sumbat karet
lalu dimasukkan selang plastic yang berisi air, lalu tabung tersebut dimasukkan ke
dalam baskom yang berisi air panas maka udara yang terdapat pada tabung tersebut
akan mengembang sehingga mendorong permukaan air yang terdapat pada selang
plastic naik ke atas.
40
1. Pada percobaan 1. Sebelum lilin ditutup dengan gelas ukur, lilin masih dalam
keadaan menyala, beberapa saat setelah di tutup dengan gelas ukur maka lilin
menjadi mati.
2. Pada percobaan 2. Sebelum lilin di dalam gelas ukur berisi air ditutup dengan
erlenmayer, lilin masih dalam keadaan menyala, beberapa saat setelah di tutup
dengan gelas ukur maka lilin menjadi mati kemudian air di dalam gelas ukur menjadi
naik ke dalam erlenmayer. Tekanan udara di luar erlenmayer terhisap oleh tekanan
udara di dalam erlenmayer.
3. Pada percobaan 3. Kedua lilin yang dinyalakan mempunyai api yang sama besar
4. Percobaan 4. Lilin yang ditutup dengan gelas ukur lebih lama menyala dari pada
erlenmayer. Karena udara di dalam gelas ukur lebih besar dari pada erlenmayer. dari
hasil penelitian maka dapat kami ambil kesimpulan yaitu: udara berpengaruh
terhadap pembakaran lilin, dibuktikan dengan padamnya lilin saat lilin ditutup
dengan gelas.
H. Kesimpulan
Udara merupakan campuran berbagai gas yg tidak berwarna dan tidak berbau yang
memenuhi ruang di atas bumi . Udara memiliki sifat-sifat yaitu udara dapat menempati
ruang. Udara mengembang bila dipanaskan dan menyusut bila didinginkan. Udara
diperlukan dalam pembakaran.
I. Daftar Pustaka
Indrajit, Dudi. 2009. Mudah Dan Aktif Belajar Fisika. (Jakarta : Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional).
41
BUNYI (B)
A. Landasan Teori
Gelombang Bunyi adalah salah satu bentuk energi. Energi bunyi tersebut berasal
dari benda yang bergetar, getaran yang merambat disebut gelombang. Bunyi merupakan
gelombang longitudinal yang merambat secara perapatan dan perenggangan terbentuk
oleh partikel zat perantara serta ditimbulkan oleh sumber bunyi yang mengalami
getaran.
Kita dapat mendengar bunyi karena bunyi tersebut merambat dari sumber bunyi
sampai telinga kita. Sumber bunyi yang bergetar akan menggetarkan udara disekitarnya,
selanjutnya molekul udara yang bergetar akan menjalar sampai telinga kita. Getaran
molekul udara membentuk rapatan dan regangan.
Apabila sebuat senar gitar kita petik maka akan terjadi getaran pada senar gitar
yang menimbulkan bunyi. Jika senar dawai gitar tersebut kita pegang, maka getaran dan
bunyi pada senar akan hilang. Ketika beduk dipukul, atau gitar di petik, senar gitar atau
beduk tampak bergetar waktu dibunyikan. Saat senar bergetar terdengarlah bunyi.
Bunyi gitar akan melemah jika getarannya melemah, akhirnya bunyi pun menghilang.
Kebanyakan suara adalah merupakan gabungan berbagai sinyal, tetapi suara murni
secara teoritis dapat dijelaskan dengan kecepatan osilasi atau frekuensi yang diukur
dalam Hertz (Hz) dan amplitudo atau kenyaringan bunyi dengan pengukuran dalam
desibel. Sifat-sifat bunyi meliputi :
42
2. Gelombang bunyi mengalami pemantulan (refleksi). Salah satu sifat gelombang
adalah dapat dipantulkan sehingga gelombang bunyi juga dapat mengalami hal ini.
Hukum pemantulan gelombang: sudut datang = sudut pantul juga berlaku pada
gelombang bunyi. Hal ini dapat dibuktikan bahwa pemantulan bunyi dalam ruang
tertutup dapat menimbulkan gaung.
3. Gelombang bunyi mengalami pembiasan (refraksi). Salah satu sifat gelombang
adalah mengalami pembiasan. Peristiwa pembiasan dalam kehidupan sehari-hari
misalnya pada malam hari bunyi petir terdengar lebih keras dari pada siang hari.
Hal ini disebabkan karena pada pada siang hari udara lapisan atas lebih dingin
daripada dilapisan bawah. Karena cepat rambat bunyi pada suhu dingin lebih kecil
daripada suhu panas maka kecepatan bunyi dilapisan udara atas lebih kecil daripada
dilapisan bawah, yang berakibat medium lapisan atas lebih rapat dari medium
lapisan bawah. Hal yang sebaliknya terjadi pada malam hari. Jadi pada siang hari
bunyi petir merambat dari lapisan udara atas kelapisan udara bawah. Untuk lebih
jelasnya hal ini dapat kalian lihat pada gambar dibawah.
4. Gelombang bunyi mengalami pelenturan (difraksi). Gelombang bunyi sangat
mudah mengalami difraksi karena gelombang bunyi diudara memiliki panjang
gelombang dalam rentang sentimeter sampai beberapa meter. Seperti yang kita
ketahui, bahwa gelombang yang lebih panjang akan lebih mudah didifraksikan.
Peristiwa difraksi terjadi misalnya saat kita dapat mendengar suara mesin mobil
ditikungan jalan walaupun kita belum melihat mobil tersebut karena terhalang oleh
bangunan tinggi dipinggir tikungan.
5. Gelombang bunyi mengalami perpaduan (interferensi). Gelombang bunyi
mengalami gejala perpaduan gelombang atau interferensi, yang dibedakan menjadi
dua yaitu interferensi konstruktif (penguatan bunyi) dan interferensi
destruktif (pelemahan bunyi). Misalnya waktu kita berada diantara dua
buah loud-speaker dengan frekuensi dan amplitudo yang sama atau hampir sama
maka kita akan mendengar bunyi yang keras dan lemah secara bergantian.
B. Tujuan Pratikum
1. Melalui pratikum ini dapat dibuktikan dan disimpulkan bahwa bunyi dihasilkan oleh
benda yang bergetar.
2. Melalui pratikum ini dapat dibuktikan dan disimpulkan bahwa bunyi dapat
merambat melalui zat padat, cair, dan gas.
43
3. Melalui pratikum ini dapat dibuktikan dan disimpulkan bahwa kuat lemahnya bunyi
ditentukan oleh simpangan getar.
44
Garputala yang telah dipukul lalu dimasukkan ke dalam permukaan air pada gelas
kimia.
45
Gelas kimia yang terisi air dan telah dimasukkan mistar alumunium diketuk
menggunakan pensil kayu.
Karet gelang yang dikaitkan pada ujung kotak resonansi dan melintasi jembatan nada
sampai batang pengatur nada.
46
Karet yang dipetik dengan kuat.
E. Prosedur Pratikum
Prosedur Pratikum I
1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan dalam praktikum.
2. Letakkan garputala dan lubang kotak resonansi, amati keadaan garputala kemudian
catat pada lembar pengamatan.
3. Pukullah garputala dengan menggunakan pensil kayu, amatilah apa yang terjadi
pada garputala dan catat pada lembar pengamatan.
4. Pukullah kaki garputala dengan menggunakan pensil, sedangkan jari garputala
dipegang dengan tangan, , amati apa yang terjadi pada garputala dan tangan anda
kemudian catat dalam lembar pengamatan.
5. Lepaskanlah garputala dari kotak resonansi.
6. Isi gelas kimia dengan air air ± ½ bagian gelas kimia.
7. Pegang kaki garputala kemudian pukulkan pada benda yang keras (meja atau kursi
kayu), kemudian dengan segera mungkin sentuhkan jari-jari garputala pada
permukaan air dalam gelas kimia.
8. Amatilah apa yang terjaadi pada permukaan air dan catat pada lembar pengamatan.
Prosedur Pratikum II
1. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan untuk praktikum ini.
2. Ketuklah gelas kimia kosong menggunakan pensil kayu, kemudian amati apa yang
terjadi catat pada lembar pengamatan.
3. Isilah gelas kimia ± 100 ml air.
47
4. Ketuklah gelas kimia yang berisi air menggunakan pensil kayu dan amati apa yang
terjadi.
5. Masukkan mistar alumunium ke dalam gelas kimia yang telah diisi air.
6. Ketuklah gelas kimia dengan menggunakan pensil kayu.
7. Dekatkanlah telinga pada ujung mistar alumunium bagian atas.
F. Perolehan Data
Praktikum 1
No Keadaan Garputala Hasil Pengamatan
1 Diletakan dalam kotak resonansi Tidak berbunyi
Diletakan pada lubang kotak resonansi kemudian
2 Berbunyi
dipukul menggunakan pensil
Diletakkan pada lubang resonansi kemudian kaki
3 garputala dipukul menggunakan pensil kayu Tidak berbunyi
sedangkan jari garputala dipegang dengan tangan
Memasukan garputala yang telah dipukul ke dalam Air menghasilkan
4
permukaan air dalam gelas kimia gelombang
48
Praktikum 2
No Kegiatan pengamatan Berbunyi Tidak Berbunyi
Gelas kimia kosong diketuk
1 V
menggunakan pensil kayu
Gelas kimia yang berisi air diketuk
2 V
menggunakan pensil kayu
Gelas kimia yang terisi air dan telah
3 dimasukkan mistar alumunium V
diketuk menggunakan pensil kayui
Praktikum 3
1. Pada saat karet dipetik dengan lemah, bunyi terdengar lemah simpangan getar
karet rendah.
2. Pada saat karet dipetik dengan agak kuat, bunyi terdengar agak nyaring simpangan
getar karet sedang.
3. Pada saat karet dipetik dengan kuat, bunyi terdengar nyaring simpangan getar karet
tinggi.
G. Analisis Data
Resonansi adalah peristiwa ikut bergetarnya suatu benda karena ada benda lain
yang bergetar dan memiliki frekuensi yang sama atau kelipatan bilangan bulat dari
frekuensi itu. Dalam percobaan pertama yaitu garputala yang diletakan pada lubang
resonansi dan dipukul pensil akan menghasilkan bunyi karena Garpu tala mengeluarkan
bunyi berupa getaran (resonansi) bila bersentuhan dengan benda lain sedangkan pada
saat garputala dipegang dan dipukul menggunakan pensil, tidak ada bunyi yang
dihasilkan karena tidak adanya getaran yang terjadi pada garputala sehingga tidak ada
bunyi yang dikeluarkan,dan pada saat garputala yang telah dipukul dimasukan kedalam
air akan menghasilkan gelombang karena garputala bergetar. jadi dapat dibuktikan
bahwa bunyi dihasilkan oleh benda yang bergetar.
Untuk membuktikan bunyi dapat merambat melalui zat padat, cair, dan gas kami
melakukan percobaan kedua dengan menggunakan gelas kimia, pada saat gelas kimia
yang kosong diketuk menggunakan pensil dapat mengeluarkan bunyi karena bunyi
merambat melalui udara (zat gas) pada saat gelas kimia diisi setengah air dan dipukul
49
juga menghasilkan bunyi kdan saat gelas kimia berisi air dimasukan mistar alumunium
maka bunyi terdengar melalui mistar hal tersebut membuktikan bahwa bunyi merambat
melalui zat cair,padat, dan gas.
Untuk membuktikan kuat lemahya bunyi ditentukan oleh simpang getar maka kami
melakukan percobaan dengan menggunakan kotak resonansi yang dililitkan karet, pada
saat karet di petik dengan lemah maka bunyi yang terdengar juga sedikit karena
simpang getar yang dihasilkan oleh petikan rendah sedangkan saat karet dipetik dengan
kuat maka bunyi akan terdengar nyaring karena simpang getar yang dihasilkan tinggi.
Maka percobaan yang kami lakukan dapat membuktikan bahwa kuat lemahya bunyi
ditentukan oleh simpang getar.
H. Kesimpulan
Bunyi merupakan gelombang mekanik yang dalam perambatan arahnya sejajar
dengan arah getarnya (Foster : 2004). Agar suatu bunyi dapat didengar oleh manusia,
maka harus memenuhi syarat-syarat berikut yaitu ada benda yang bergetar (Ada sumber
bunyi). Ada medium yang merambatkan bunyi (baik melalui zat padat, cair atau gas).
Pendengar berada dalam jangkauan sumber bunyi. Frekuensi bunyi termasuk ke dalam
frekuensi yang dapat didengar oleh penerima bunyi. Sifat - sifat bunyi adalah bunyi
dikategorikan sebagai gelombang, yaitu berupa hasil getaran yang merambat.
Membutuhkan medium dalam perambatannya (tidak dapat merambat dalam ruang
hampa). Cepat rambatnya dipengaruhi oleh medium perambatannya. Semakin padat /
rapat mediumnya maka semakin cepat perambatan bunyi. Dapat mengalami Resonansi
dan Pemantulan.
I. Daftar Pustaka
Sifat Dasar Bunyi. Diakses pada 29 September 2018.
https://cepatrambatbunyi.blogspot.com/2015/01/sifat-dasar-bunyi.html
50
CAHAYA (C)
A. Landasan Teori
Pada dasarnya cahaya merupakan gelombang elektromagnetik yang dapat
merambat, yaitu gelombang yang getarannya adalah medan listrik dan medan magnet.
Di dalam medium homogen, cahaya merambat lurus. Semua benda yang menghasilkan
cahaya disebut sumber cahaya. Kita memerlukan cahaya untuk dapat melihat. Benda-
benda yang ada di sekitar kita dapat kita lihat apabila ada cahaya yang mengenai benda
tersebut, serta cahaya yang mengenai benda tersebut dipantulkan oleh benda ke mata.
Lintasan cahaya melewati medium yang kurang kerapatannya ke medium yang
lebih besar kecepatannya misalnya dari medium udara ke medium air akan terlihat
berkas cahaya seolah-olah dipatahkan mendekati garis normal. Jika seberkas cahaya
jatuh pada permukaan benda, maka sebagian cahaya akan dipantulkan.
Sifat-sifat cahaya:
1. Cahaya Merambat Lurus
Cahaya dari lampu senter dan cahaya matahari yang menerobos masuk melalui genting,
arah rambatnya berupa garis lurus. Kedua hal tersebut membuktikan bahwa cahaya
merambat lurus.
2. Cahaya dapat Menembus Benda Bening
Bayangan terbentuk karena cahaya tidak dapat menembus suatu benda. Bayangan
adalah daerah gelap yang terbentuk akibat cahaya tidak dapat menembus suatu
benda.
Bayangan dibedakan menjadi dua yaitu, bayangan nyata yakni bayangan yang dapat
ditangkap layar, dan bayangan maya yakni bayangan yang dapat dilihat mata, tapi
tidak dapat ditangkap layar.
3. Cahaya dapat Dipantulkan
Pantulan (refleksi) atau pencerminan adalah proses terpancarnya kembali cahaya dari
permukaan benda yang terkena cahaya.
51
4. Cahaya dapat Dibiaskan
Pembiasan adalah pembelokan arah rambat cahaya, saat melewati dua medium yang
berbeda kerapatannya. Pembiasan cahaya dimanfaatkan manusia dalam pembuatan
berbagai alat optik.
5. Cahaya dapat Diuraikan
Cahaya putih termasuk cahaya polikromatik. Cahaya polikromatik adalah cahaya
yang tersusun atas beberapa komponen warna. Cahaya putih tersusun atas spektrum-
spektrum cahaya yang berwarna merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, ungu.
Spektrum warna yang tidak dapat diuraikan lagi disebut cahaya monokromatik.
B. Tujuan Praktikum
C1. Cahaya Merambat Lurus
Melalui praktiku ini dapat membuktikan dan menyimpulkan bahwa cahaya
merambat lurus.
C2. Cahaya dapat Menembus Benda Bening
Melalui praktikum ini dapat membuktikan dan menyimpulkan bahwa cahaya
dapat menembus benda bening.
C3. Sifat-sifat Cahaya (Ukuran dan Bentuk Bayangan Suatu Benda
Ditentukan oleh Letak Sumber Cahaya Terhadap Benda itu)
Melalui praktikum ini dapat membuktikan dan menyimpulkan bahwa
ukuran dan bentuk bayangan suatu benda ditentukan oleh letak sumber
cahaya terhadap benda itu.
C4. Cahaya dapat Dipantulkan
Melalui praktikum ini dapat membuktikan dan menyimpulkan bahwa cahaya
dapat dipantulkan
C5. Permukaan Bayangan oleh Cermin Datar dan Lensa Cembung
Melalui praktikum ini dapat membuktikan dan menyimpulkan tentang bayangan
yang terbentuk oleh cermin datar dan lensa cembung.
C6. Cahaya Dibiaskan bila Melalui Dua Zat yang Berbeda
Melalui praktikum ini dapat membuktikan dan menyimpulkan bahwa cahaya
dapat dibiaskan jika cahaya menembus dari suatu zat ke zat yang berbeda
kerapatannya
52
C7. Cahaya Putih terdiri dari Berbagai Warna
Melalui praktikum ini dapat menmbuktikan dan mentimpulkan bahwa sinar
matahari dapat diuraikan menjadi beberapa warna cahaya.
53
30. Senter
31. Bejana serbaguna
54
Gambar 4.4. Ukuran dan Bentuk Bayangan suatu Benda Ditentukan oleh Letak
Sumber Cahaya
Gambar 4.6. Pembetukan Bayangan oleh Cermin Datar dan Lensa Cembung
Gambar 4.7. Cahaya dapat Dibiaskan bila Melalui Dua Zat yang Berbeda
55
Gambar 4.8. Cahaya Putih terdiri dari Berbagai Warna
E. Prosedur Praktikum
C1. Cahaya Merambat Lurus
1. Menyiapkan alat dan bahanyang dibutuhkan dalam praktikum ini.
2. Merangkai alat-alat sehingga menjadi rangkaian seperti gambar di bawah ini.
56
C2. Cahaya dapat Menembus Benda Bening
1. Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan pada praktikum ini.
2. Merangkai alat-alat sehingga lampu menyala.
3. Meletakan kotak resonansi yang telah dilapisi kertas putih di depan lampu
yang menyala.
4. Mengamati cahaya lampu pada layar kertas putih.
5. Menghalangi cahaya lampu ke layar kertas putih berturut-turut dengan:
a. Lensa
b. Uang logam
c. Plastik bening
d. Karton tebal
e. Gelas kimia kosong
f. Gelas kimia berisi air
g. Piring neraca.
6. Mengamati cahaya lampu pada layar kertas putih dan catatlah pada lembar
pengamatan.
57
C4. Cahaya dapat Dipantulkan
1. Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan dalam melaksanakan praktikum
ini.
2. Merangkai alat-alat sehingga lampu menyala.
3. Meletakan kubus kayu dan kubus alumunium di depan lampu sehingga
terbentuk berkas cahaya melalui celah antara kedua kubus tersebut.
4. Mengamati berkas cahaya yang keluar melalui kedua celah kubus tersebut,
kemudian mencatat pada lembar pengamatan.
5. Sama seperti langkah 2 dan 3, kemudia menempatkan cermin datar pada
salah satu sisi kubus alumunium.
6. Mengamati berkas cahaya yang keluar melalui celah yang terpantul pada
kubus alumunium . kemudian mencatat pada lembar pengmatan.
7. Sama halnya dengan langkah 2 dan 3, kemudian menempatkan cermin datar
pada salah satu sisi kubus kayu.
8. Mengamati berkas cahaya yang keluar melalui celah yang terpantul pada
kubus kayu. Kemudia mencatat pada lembar pengamatan.
C6. Cahaya dapat Dibiaskan bila Melalui Dua Zat yang Berbeda.
1. Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan pada praktikum ini.
2. Merangkai alat-alat sehingga lampu menyala.
58
3. Memasukan lampu ke salah satu lubang pada sumbat karet.
4. Memasang tutup gelas kimia yang telah terpasang teropong pada gelas kimia.
5. Meletakan gelas kimia tersebut di atas dua buah kubus.
6. Mengarahkan lampu yang telah terpasang pada salah satu lubang sumbat ke
teropong.
7. Mengamati cahaya yang terdapat pada gelas kimia tersebut dan mencatat
pada lembar pengamatan.
8. Pada saat keadaan lampu menyala, mengamati gerak cahaya lampu pada
gelas kimia yang diisi air secara perlahan-lahan sampai penuh menggunakan
corong.
9. Mencatat hasil pengamatan pada lembar pengamatan.
10. Menandai gelas kimia kosong yang telah terpasang penutup + teropong
dengan menggunakan spidol hitam dan merah.
11. Menandai bintik merah pada gelas kimia kosong yang searah dengan lubang
pada teropong (dinding gelas kimia).
12. Menandai bintik hitam pada gelas kimia kosong yang searah dengan lubang
gelas kimia (dasar gelas kimia).
13. Mengamati bintik warna yang terlihat saat mengamati dari teropong.
Kemudian mencatat pada lembar pengamatan.
14. Saat mengisi air ke dalam gelas kimia mengamati pula bintik warna apa yang
terlihat melalui teropong. Kemudian mencatat pada lembar pengamatan.
15. Memasukan pensil kayu ke dalam gelas kimia kosong, mengamati pensil
tersebut dan mencatat pada lembar pengamatan.
16. Memasukan pensil kayu ke dalam gelas kimia yang berisi air, mengamati dan
mencatat pada lembar pengamatan.
59
5. Mengamati apa yang tampak pada kertas putih kemudian mencatat pada
lembar pengamatan.
6. Mengisi air ke bejana serbaguna yang telah terdapat cermin datar di dalamnya
secara perlahan-lahan.
7. Menunggu hingga airnya menjadi tenang.
8. Kemudian mengarahkan sinar yang berasal dari senter ke arah cermin datar.
9. Mengatur sedemikian rupa sehingga pantulan sinar yang berasal dari senter
dapat mengenai kertas putih.
10. Mengamati apa yang tampak pada kertas putih tersebut kemudian mencatat
pada lembar pengamatan.
F. Perolehan Data
C1. Cahaya Merambat Lurus
1. Ketika lampu dinyalakan berkas cahaya yang keluar dari celah antara kubus
kayu dan kubus alumunium berbentuk garis lurus.
2. Garis yang dibuat berhimpit dengan garis berkas cahaya yang keluar dari
celah bila diperpanjang akan lurus menuju ke lampu.
3. Isilah tabel di bawah ini!
No. Posisi Lampu Terbentuk Garis Jika Diteruskan
Di tengah Cahaya berbentuk Ke arah lampu
1.
lurus
Digeser ke kiri Tidak berbentuk garis Menuju kubus
2.
alumunium
3. Digeser ke kanan Berbentuk garis Menuju lampu
Tabel 4.1. Cahaya Merambat Lurus
60
2. Beri tanda ( √ )
Cahaya Cahaya Tidak
Benda yang Mengalangi Terlihat pada Terlihat pada
No.
Cahaya Lampu Layar Kertas Layar Ketas
Putih Putih
1. Lensa √
2. Uang logam √
3. Plastik bening √
4. Karton tebal √
5. Gelas kimia kosong √
6. Gelas kimia berisi air √
7. Piring neraca √
Tabel 4.2. Cahaya dapat Menembus Benda Bening
3. Kelompokan benda-benda yang yang dapat menembus cahaya dan yang tidak
dapat menembus cahaya pada tabel di bawah ini!
Benda yang dapat Menembus Benda yang tidak dapat Menembus
Cahaya Cahaya
Lensa, plastik bening, gelas kimia Uang logam, karton tebal, piring
kosong, gelas kimia berisi air neraca
Tabel 4.3. Benda-benda yang dapat Menembus Cahaya
61
2. Jarak antara batang bayang-bayang ke layar kertas putih 6cm. Maka
bayangan yang tampak pada layar kertas putih saat:
a. Lampu diletakan di kanan batang bayang-bayang? Maka bayangan batang
bayang-bayang terletak di sebelah kiri.
b. Lampu diletakan di kiri batang bayang-bayang? Maka bayangan batang
bayang-bayang terletak di sebelah kanan.
2. Setelah ditempatkan cermin datar pada salah satu sisi kubus alumunium maka
berkas cahaya yang keluar dari celah anatara kedua kubus tersebut berupa?
Gambarkanlah arah berkas cahaya tersebut!
- Berupa garis lurus yang terpantul cermin dan pantulan ke arah kus kayu
(belok ke kanan)
62
3. Setelah ditempatkan cermin datar pada salah satu sisi kubus kayu maka
berkas cahaya yang keluar dari celah anatara kedua kubus tersebut berupa?
Gambarkanlah arah berkas cahaya tersebut!
- Berupa berkas cahaya seperti garis lurus, ketika mengenai cermin akan
terpantul ke arah kubus alumunium (belok ke kiri).
63
Bintik warna hitam dan merah.
5. Jelaskan peristiwa yang terjadi pada no.3 dan 4!
Ketika gelas kosong, cahaya bergerak lurus ke titik merah. Ketika gelas berisi
air cahaya terbias sehingga dapat melihat titik merah dan hitam karena cahaya
bengkok.
6. Ketika pensil kayu dimasukan pada gelas kimia kosong maka yang terjadi
pada pensil kayu tersebut adalah?
Pensil terlihat tegak dan lurus.
7. Ketika pensil kayu dimasukan ke dalam gelas kimia yang telah berisi air,
maka apa yang terjadi pada pensil kayu tersebut? Serta jelaskan peristiwa apa
yang terjadi!
- Pensil terlihat bengkok/patah
- Karena adanya pembiasan cahaya, pensil kayu yang lurus di dalam air
terbias oleh cahaya maka terlihat bengkok.
G. Analisis Data
C1. Cahaya Merambat Lurus
Cahaya terlihat seperti garis lurus dikarenakan tidak ada benda/medium
yang menghalanginya. Maka di anatar kubus kayu dan kubus alumunium
terdapat celah sehingga cahaya dapat merambat lurus.
64
C2. Cahaya dapat Menembus Benda Bening
- Cahaya dapat menembus benda bening seperti contoh lensa, plastik bening,
gelas kosong maupun berisi air karena saat cahaya menembus benda bening
bayangan terbentuk dari arah yang berlawanan dengan arah datangnya
cahaya.
- Cahaya tidak dapat menembus benda yang tidak bening seperti contoh karton
tebal, piring neraca, uang logam, dan lain sebagainya karena cahaya terhalang
oleh benda tersebut, sehingga terbentuk bayangan.
65
C6. Cahaya Dibiaskan bila Melalui Dua Zat yang Berbeda
- Jika gelas kimia kosong dilihat melalui teropong yang diberi cahaya, maka
cahaya akan lurus, begitu juga pensil kayu yang diletakan pada gelas kimia
kosong akan tetap terlihat seperti biasanya, yaitu lurus, dikarenakan ketika
cahaya mengemai pensil tersbut, tidak ada zat/medium yang mengahalangi
cahaya, sehingga mata dapat melihat bentuk asli dari benda tersebut.
- Tetapi jika kita lihat gelas kimia yang berisi air, dan pensil kayu dimasukan
pada gelas kimia berisi air akan terlihat pata/bengkok karena adanya
pembiasan, yaitu bertemunya dua zat/medium yakni air dan cahaya.
H. Kesimpulan
Berdasarkan dari praktikum yang telah dilaksanakan, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa:
1. Benda-benda yang ada di sekita kita dapat kita lihat apabila ada cahaya yang
mengenai benda tersebut, serta cahaya yang mengenai benda tersebut dipantulkan
oleh benda ke mata.
2. Cahaya mempunyai beberapa sifat:
a. Cahaya merambat lurus
b. Cahaya dapat menembus benda bening
c. Cahaya dapat dipantulkan
d. Cahaya dapat dibiaskan
e. Cahaya dapat diuraikan
I. Daftar Pustaka
Sari, Prima Mutia, dkk. 2017. Panduan Praktikum IPA SD. Jakarta : UHAMKA Press
66
GAYA
A. Landasan Teori
Gaya, dalam ilmu fisika, bisa diartikan interaksi antar apapun yang dapat
menyebabkan sebuah benda bermassa mengalami perubahan bentuk arah, baik dalam
gerak, maupun konstruksi geometris. Kata lainnya, sebuah gaya bisa menyebabkan
sebuah objek dengan berat massa tertentu untuk mengubah kecepatannya (termasuk
untuk bergerak dari keadaan diam), berakselerasi, atau untuk terdeformasi. Gaya
mempunyai besaran (magnitude) dan arah, sehingga merupakan kuantitas vektor.
Satuan SI yang berguna untuk mengukur gaya adalah Newton (dilambangkan dengan
N). Gaya dapat dilambangkan dengan simbol F.
C. Prosedur Pratikum
1. Siapkan alat dan bahan untuk melaksanakan pratikum ini
2. Letakkan kotak resonansi diatas meja
3. Kaitkan neraca pegas pada kotak resonansi. Kemudian Tarik kotak resonansi dan amati
apa yang terjadi
4. Letakkan kotak resonansi diatas buku.
67
5. Kaitkan neraca pegas pada kotak resonansi. Kemudian Tarik kotak resonansi dan amati
yang terjadi
6. Letakkan kotak resonansi diatas kaca
7. Kaitkan neraca pegas pada kotak resonansi. Kemudian Tarik kotak resonansi dan amati
apa yang terjadi.
D. Lembar Pengamatan
1. Sebelum kotak resonansi yang di letakkan diatas meja ditarik maka keadaan pegas?
Masih 0
2. Kotak resonansi ditarik dengan neraca maka keadaan pegas ? 0,2 N
3. Ketika tarikkan diteruskan maka kotak resonansi? Tetap
4. Ketika kotak resonansi di letakkan diatas buku kemudian ditarik dengan neraca pegas,
maka kotak resonansi? Terjadi gesekan dengan buku.
5. Regangan pegas saat menarik kotak resonansi di atas buku jika disbanding saat
menarik diatas meja ? regangan pada buku lebih berat.
6. Ketika kotak resonansi di letakkan diatas kaca kemudian di Tarik dengan neraca pegas,
maka kotak resonansi? Bergesek dengan kaca.
7. Regangan pegas saat menarik kotak resonansi di atas kaca jika dibandingkan saat
menarik di atas meja ? sama berat .
E. Pembahasan
Gaya merupakan suatu kekuatan (tarikan atau dorongon) yang berakibat kepada
benda tersebut, dengan seperti ini benda itu mengalami perubahan posisi
(bergerak), atau berubah bentuk. Gaya juga bisa diartikan sebagai tarikan atau
dorongan yang ditujukan kepada sebuah benda dari benda lain. Contohnya pada
suatu kegiatan atau permainan tarik tambang yang mampu membuat pelakunya
untuk berpindah tempat. Gaya yang berupa suatu tarikan atau dorongan memiliki
arah gaya. Tarikan mempunyai arah yang mendekati hewan, orang, atau benda
yang menariknya. Sedangkan dorongan memiliki arah yang menjauhi orang,
hewan, atau benda yang mendorongnya. Selain memiliki arah gaya, gaya juga
mempunyai nilai, maka gaya merupakan besaran vektor.
68
F. Kesimpulan
Gaya gesekan adalah gaya yang timbul akibat persentuhan langsung antara dua
permukaan benda. Arah gaya gesekan berlawanan dengan kecenderungan arah
gerak benda. Besarnya gaya gesekan di tentukan oleh kehalusan dan kekasaran
permukaan benda yang statis. Gaya gesekan yang terjadi sewaktu benda bergerak
disebut gaya gesekan kinetis. Besar gaya gesekan statis lebih besar dari gaya
gesekan kinetis.
G. Daftar Pustaka
https://id.wikipedia.org/wiki/Gaya_(fisika)
Buku panduan fisika dasar di SD ( Gaya)
69
PESAWAT SEDERHANA ( F )
A. Landasan Teori
Pesawat sederhana adalah alat mekanik yang dapat mengubah arah atau besaran
dari suatu gaya. Secara umum, alat-alat ini bisa disebut sebagai mekanisme paling
sederhana yang memanfaatkan keuntungan mekanik untuk menggandakan
gaya. Sebuah pesawat sederhana menggunakan satu gaya kerja untuk bekerja melawan
satu gaya beban. Dengan mengabaikan gaya gesek yang timbul, maka kerja yang
dilakukan oleh beban besarnya akan sama dengan kerja yang dilakukan pada beban.
Kerja yang timbul adalah hasil gaya dan jarak. Jumlah kerja yang dibutuhkan untuk
mencapai sesuatu bersifat konstan, walaupun demikian jumlah gaya yang dibutuhkan
untuk mencapai hal ini dapat dikurangi dengan menerapkan gaya yang lebih sedikit
terhadap jarak yang lebih jauh. Dengan kata lain, peningkatan jarak akan mengurangi
gaya yang dibutuhkan. Rasio antara gaya yang diberikan dengan gaya yang dihasilkan
disebut keuntungan mekanik.
F1. Tuas
A. Tujuan Pratikum
Melalui pratikum ini dapat disimpulkan bahwa tuas dapat mempermudah
mengangkat suatu benda.
70
C. Prosedur Pratikum
1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan
2. Rakitlah dudukan neraca . letakkan pada alur ke 14
3. Kaitkan piring neraca pada ujung sebelah kiri
4. Letakkan kubus aluminium di atas piring negara
5. Kaitkan neraca pegas pada ujung sebelah kanan (alur 14)
6. Manarik neraca pegas sehingga keadaan neraca dalam posisi seimbang
7. Ukurang panjang regangan pegas. Kemudian catat pada lembar pengamatan
8. Hitunglah jarak (alur) antara penggantung piring neraca dengan dudukan
neraca beralur.
9. Ulangi langkah di atas untuk alur ke 12 dan ke 10
D. Lembar Pengamatan
No Piring neraca digantung pada Panjang regangan Jarak neraca pegas
lubang ke- pegas ke dudukan lengan
neraca
1 14 0,5 N 12
2 12 0,3 N 14
3 10 0,2 N 16
71
C. Prosedur Pratikum
1. Siapkan alat dan bahan
2. Angkat kotak resonansi dengan cara mengaitkan pengait neraca pegas dengan
kaitan pada kotak resonansi
3. Hitunglah panjang regangan neraca
4. Pasanglah papan bidang miring pada penyangga bidang miring
5. Letakkan kotak resonansi pada bidang miring, kemudian angkat dan Tarik tutup
kotak resonansi yang terkait pada neraca pegas dari bawah ke atas
6. Hitung panjang regangan pegas
7. Landaikan papan bidang miring. Kemudian angkat dan Tarik kotak resonansi
yang terkait pada neraca pegas dari bawah keatas
8. Hitunglah panjang regangan pegas
D. Lembar Pengamatan
No Keadaan kotak resonansi Panjang regangan pegas
1 Diangkat langsung ke atas 0,7 N
2 Diangkat melalui bidang miring 0,5 N
3 Diangkat bidang miring yang lebih landai 0,4 N
F4. Katrol
A. Tujuan Pratikum
Melalui pratikum ini dapat disimpulkan bahwa katrol dapat mempermudah
mengangkat suatu benda.
B. Alat dan Bahan Pratikum
1. Piring neraca 1 buah
2. Penggantung piring neraca 1 buah
3. Kubus kayu 1 buah
4. Kubus aluminium 1 buah
5. Tali secukupnya
6. Katrol tunggal 1 buah
7. Katrol ganda 1 buah
8. Neraca pegas 1 buah
72
C. Prosedur Pratikum
1. Siapkan alat dan bahan
2. Gantung piring neraca pada neraca pegas kemudian letakkan kubus alimunium
dan kubus kayu pada piring neraca
3. Hitung panjang regangan neraca pegas tersebut
4. Gantunglah katrol tunggal kemudian letakkan tali pada alur katrol
5. Ikan penggantung piring neraca pada salah satu ujung tali dan ujung tali lainnya
diikatkan pada neraca pegas
6. Letakkan kubus kayu dan kubus aluminium pada piring neraca
7. Tariklah neraca pegas sampai piring neraca bergerak
8. Hitunglah panjang regangan neraca pegas tersebut
9. Lakukan langkah 4, 8 pada katrol ganda
D. Lembar Pengamatan
No Keadaan Panjang regangan pegas
1 Piring neraca di gantung pada neraca pegas 0,4 N
2 Piring neraca ditarik katrol tunggal 0,3 N
3 Piring neraca ditarik katrol ganda 0,5 N
F4. Roda
A. Tujuan Pratikum
Melalui pratikum ini dapat disimpulkan bahwa roda dapat mempermudah
memindahkan suatu benda
B. Alat dan Bahan Pratikum
1. Kereta roda empat 2 buah
2. Kotak resonansi 1 buah
3. Neraca pegas 1 buah
C. Prosedur Pratikum
1. Siapkan akat dan bahan
2. Kaitkan neraca pegas dengan kotak resonansi, kemudia hitung rgangan pegas
apabila kotak tersebut ditarik
3. Pasang kereta roda empat sebagai alat pengangkut kotak resonansi
73
4. Kaitkan neraca pegas dengan kotak resonansi yang telah dipasang kereta roda
empat, kemudian hitung regangan pegas apabila di Tarik
D. Lembar Pengamatan
1. Panjang regangan pegas ketika menarik kotak resonansi 0,2 cm
2. Panjang regangan pegas ketika menarik kotak resonansi yang telah di pasang
kereta roda empat 0,1 cm
3. Berdasarkan pengamatan 1 dan 2 maka selisih panjang ragngan pegas 0,1 cm
E. Bukti Pratikum
F. Kesimpulan
Pengertian pesawat sederhana adalah alat yang digunakan untuk mempermudah
melakukan usaha. Dalam kehidupan sehari-hari kita sebenarnya sering menggunakan
pesawat sedernana. Kalau kalian mau memotong kertas, kalian menggunakan gunting
sehingga potongan kertas menjadi rapi. Saat kita ingin memotong kuku, kita bisa
menggunakan alat pemotong kutu.
74
1. Tuas
Tuas sering dikenal dengan nama pengungkit. Sistem kerjanya terdiri dari titik
tumpu, beban, dan kuasa. Berdasarkan sistem kerjanya, tuas dibagi menjadi tiga
yaitu tuas jenis pertama, tuas jenis kedua, dan tuas jenis ketiga.
2. Bidang miring
Bidang miring adalah salah satu jenis pesawat sederhana yang bentuknya miring.
Contoh bidang miring adalah mata pisau yang semakin tipi, ujung pisau yang
lancip, baji, mur, jalan di pegunungan yang berkelok-kelok, tangga yang berundak-
undak di rumah.
3. Katrol
Katrol adalah salah satu jenis pesawat sederhana yang berupa roda yang diberi tali.
Contoh katrol adalah kerekan atau alat untuk mengambil air (timba). Katrol dibagi
menjadi dua yaitu katrol tetap dan katrol bergerak.
4. Roda atau gear
Roda atau gear adalahs salah satu jenis pesawat sederhana yang berbentuk roda
atau gear. Contoh roda atau gear adalah gear (gigi) pada , sepeda, sepeda motor
atau mobil. Pada saat kita mengendarai sepeda motor di daerah tanjakan kita akan
menggunakan gear yang kecil, misalnya gear (gigi) satu. Sedangkan pada jalan
yang lurus kita menggunakan gear yang besar agar sepeda motor dapat berjalan
dengan cepat.
G. Daftar Pustaka
https://id.wikipedia.org/wiki/Pesawat_sederhana
Buku panduan fisika di SD (pesawat sederhana)
75
ENERGI ( E )
A. Landasan Teori
Tenaga air pada dasarnya adalah sebuah kekuatan yang berasal dari energi air yang
mengalir. Pemanfaatan energi air pada dasarnya adalah pemanfaatan energi pontensial
gravitasi. Energi mekanik aliran air yang merupakan transportasi dari energi potensial
gravitasi dimanfaatkan untuk mengerakan turbin atau kincir. Umumnya turbin
digunakan untuk membangkitkan energi listrik sedangkan listrik untuk pemanfaataan
energi mekanik secara langsung. Pada umumnya untuk mendapatkan energi mekanik
aliran air ini, perlu beda tinggi air yang diciptakan dengan menggunakan bendungan.
Akan tetapi dalam menggerakkan kincir, aliran air pada sungai dapat dimanfaatkkan
ketika airnya memadai.
Matahari merupakan sumber energi terbesar di alam ini. Kita dapat memanfaatkkan
sinar matahari sebagai energi pengganti minyak bumi. Sinar matahari dapat
dimanfaatkkan dengan cara menggumpulkan atau memusatkan sinar matahari kesatu
titik sehingga terkumpul energi panas yang besar. Energy panas ini dapat
dipergunakkan untuk memanaskan air atau untuk menghangatkan ruangan. Peralatan
untuk menyimpan energi matahari itu disebut fotosel. Energi matahari ini kemudian
diubah menjadi energy listrik, yang dapat digunakan baik untuk keperluan rumah
tangga maupun industry.
Kondisi adalah perpindahan panas melalui benda padat. Benda yang dapat
menghantarkan panas dengan baik disebut konduktor. Pada umumnya konduktor
terbuat dari logam. Benda yang sukar menghantarkan panas disebut isolator. Pada
peristiwa konduksi,
panas mengalir melalui molekul-molekul zat tanpa memindahkan atau menggerakan
molekul zat itu. Benda padat memiliki kemampuan merambatkan panas secara
kunduksi yang berbeda-beda.
76
B. Tujuan Praktikum
E1. Air sebagai Sumber Energi Gerak
A. Tujuan Praktikum
Melalui praktikum ini dapat disimpulakan bahwa air yang mengalir
mempunyai kemampuan untuk menggerakan atau memindahkan benda-benda
yang dilaluinya.
E2. Uap Sebagai Sumber Energi Gerak
4. Tujuan Praktikum
Melalui praktikum ini dapat disimpulakan bahwa uap dapat menggerakkan
suatu benda.
E3. Angin Sebagai Sumber Energi Gerak
4. Tujuan Praktikum
Melalui praktikum ini dapat disimpulakan bahwa angina mempunyai
kemampuan untuk menggerakkan suatu benda.
E4. Cahaya Matahari dapat Merubah Bentuk Benda
9. Tujuan Praktikum
Melalui praktikum ini dapat disimpulakan bahwa cahaya matahari sebagai
energi dapat merubah bentuk benda.
E5. Energi Listrik Menjadi Energi Cahaya
A. Tujuan Praktikum
Melalui praktikum ini dapat disimpulakan bahwa energi lisitik dapat berubah
menjadi energi cahaya.
77
15. Pasir (disediakan sendiri) secukupnya
16. Gelas kimia 1 Buah
78
D. Rangkaian Alat Praktikum
79
E. Prosedur Praktikum
E1. Air sebagai sember gerak
1. Siapkan alat dan bahan praktikum yang diperlukan.
2. Isilah bejana serbaguna dengan pasir secukupnya, kemudian ganjallah salah
satu sisi bejana serbaguna dengan menggunakan kubus kayu.
3. Tuangkan air kedalaam bejana serbaguna. Amati apa yang terjadi.
4. Letakkan salah satu ujung mistar kedalam bejana serbaguna. Dan salah satu
ujung mistar yang lain diposisikan lebih tinggi.
80
5. Letakkan batang korek apai atau potongan lidi ke dalam celah mistar
alumunium kemudian aliri air melalui celah mistar alumunium.. Amati apa
yang terjadi dengan korek api atau potongan lidi dan catat pada lembar
pengamatan.
6. Isilah labu erlenmeyer dengan air sampai ¾ bagian. Masukkan selang pelastik
kedalam labu erlenmeyer yang berisi air. Isaplah salah satu ujung selang
sehingga ada air yang masuk kedalam selang. Kemudian segera tutup ujung
selang tadi dengan ibu jari.
7. Arahkan ujung selang turbin, letakkan bejana serbaguna dibawah turbin,
keudian alirkan air pada turbin. Amatilah apa yang terjadi dengan turbin dan
catat pada lembar pengamatan.
81
E5. Energi listrik menjadi energi cahaya.
1. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.
2. Rangkailah kedua kabel dan lampu tanpa baterai seperti gambar dibawah ini.
3. Amatilah apa yang terjadi pada lampu.
4. Rangkailah kedua kabel, lampu dan satu baterai sehingga menjadi rangkaian
tertutup seperti gambar dibawah ini.
5. Amatilah apa yang terjadi pada lampu.
6. Rangkailah kedua kabel, lampu dan dua baterai sehingga menjadi rangkaian
tertutup seperti gambar dibawah ini.
7. Amatilah apa yang terjadi pada lampu.
8. Rangkailah kedua kabel, lampu dan tiga baterai sehingga menjadi rangkaian
tertutup seperti gambar dibawah ini.
9. Amatilah apa yang terjadi pada lampu dan catat pada lembar pengamatan.
F. Perolehan Data.
E1. Air sebagai Sumber Energi Gerak
NO BENDA SEBELUM DIKENAI SETELAH DIKENAI
AIR AIR
1. Lapisan pasir Diam Bergerak
82
E3. Angin Sebagai Sumber Energi Gerak
Ujung BatangKorekApi
Tidak dikenai Tidak ada Tidak berubah Tidak berubah / tidak Tidak
cahaya matahari penguapan terbakar berubah /
langsung tidak terbakar
Dikenai cahaya Mengalami Mengkerut Tidak terbakar Terbakar
matahari penguapan /
langsung kering
83
G. Analisis Data
E1. Air Sebagai Sumber Energi Gerak.
Analis data pada praktikum air sebagai sumber energi gerak itu adalah kita benar
benar membuktikan bahwa air itu sebagai sumber energi yang contohnya itu yang
kita lakukan pada praktikum yaitu pasir yang diletakkan di bejana serbaguna lalu
diganjal salah satu sisinya dengan kubus kayu dan yang terjadi adalah pasir tidak
ada gerak apapun atau diam tetapi jika kita tuangkan air kedalam bejana serbaguna
maka pasir tersebut mengalir atau bergerak begitu pula dengan batang korek api
dan turbin jika dialiri dengan air maka akan menghasilkan pergerakan.
84
tersebut akan tetap basah, pada batang korek api jika di kenakan cahaya matahari
langsung dan dibantu oleh lensa cembung untuk memusatkan atau mengumpulkan
cahaya (konvorgen) maka lama kelamaan batang korek api tersebut akan terbakar
tetapi jika tidak menggunakan kaca cembung maka pada batang korek api tersebut
tidak terbakar, dan jika kertas timah kita tidak dikenakan cahaya matahari langsung
maka kertas tersebut tidak melakukan perubahan atau tidak mengkerut tetapi jika
kita kenakan matahari secara langsung dan dengan waktu yang agak lama maka
kertas timah tersebut akan berubah bentuk yaitu menjadi mengkerut.
H. Kesimpulan.
Energi adalah sesuatu yang dapat menyebabkan benda dapat melakukan kerja.
bahwa tenaga air dan matahari dapat menimbulkan sebuah energi maupun energi
gerak ataupun listrik dan energi ini juga sangat membantu untuk kehidupan manusia
seperti turbin membangkitkan energi listrik sedangkan kincir untuk pemanfaatan
energi mekanik secara lansung energi cahaya pun bisa untuk dimanfaatkan di
kehidupan sehari hari contohnya menjemur baju sehingga adanya penguapan yang
terjadinya kain menjadi kering. Dan pada praktikum kali ini adalah membuktikan
energi yaitu befungsi sebagai membantu kehidupan sehari hari manusia.
I. Daftar Pustaka
Buku Penuntun Praktikum Fisika Dasar. http://www.academia.edu/12663286/
Laporan_Fisika_Energi
85
PANAS ( P )
A. Landasan Teori
Panas, bahang, atau kalor adalah energi yang berpindah akibat perbedaan
suhu. Satuan SI untuk panas adalah joule. Panas bergerak dari daerah bersuhu tinggi ke
daerah bersuhu rendah. Setiap benda memiliki energi dalam yang berhubungan dengan
gerak acak dari atom-atom atau molekul penyusunnya.
Energi dalam ini berbanding lurus terhadap suhu benda. Ketika dua benda dengan
suhu berbeda bergandengan, mereka akan bertukar energi internal sampai suhu kedua
benda tersebut seimbang. Jumlah energi yang disalurkan adalah jumlah energi yang
tertukar. Kesalahan umum untuk menyamakan panas dan energi internal. Perbedaannya
adalah panas dihubungkan dengan pertukaran energi internal dan kerja yang dilakukan
oleh sistem. Mengerti perbedaan ini dibutuhkan untuk mengerti hukum pertama
termodinamika.
Radiasi inframerah sering dihubungkan dengan panas, karena objek dalam suhu
ruangan atau di atasnya akan memancarkan radiasi kebanyakan terpusat pada rentang
inframerah-tengah.
B. Tujuan Pratikum
P1. Melalui pratikum ini dapat disimpulkan bahwa wujud suatu benda dapat berubah
apabila dipanaskan atau didinginkan.
P2. Melalui pratikum ini dapat disimpulkan bahwa benda padat memuai bila
dipanaskan
P3. Melalui pratikum ini dapat disimpulkan bahwa zat cair memuai bila dipanaskan.
P4. Melalui pratikum ini dapat disimpulkan bahwa panas dapat berpindah secara
radiasi.
P5. Melalui pratikum ini dapat disimpulkan bahwa panas dapat menimbulkan aliran
air dan udara.
86
P6. Melalui pratikum ini dapat disimpulkan bahwa benda padat dapat menghantarkan
panas dengan cara konduksi.
87
P5. Panas dapat berpindah secara konveksi
1. Gelas kimia 1 buah
2. Lampu spiritus 1 buah
3. Jembatan pembakar 1 buah
4. Kasa 1 buah
5. Lilin 1 buah
6. Air 1 secukupnya
7. Serbuk gergaji 1 buah
8. Pintalan kertas 1 buah
9. Semprong 1 buah
10. Sekat karton berbentu T 1 buah
88
D. Prosedur Pratikum
P1. Panas dapat menyebabkan benda berubah wujud
1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan
2. Masukkan es batu ke dalam gelas kimia sampai ¼ bagian.
3. Panaskan es batu dalam gelas kimia dengan pembakar spiritus. Amati apa yang
terjadi
4. Masukkan lilin ke dalam gelas kimia, kemudian panaskan dengan pembakar
spiritus. Amati apa yang terjadi.
5. Masukkan air ke dalam tabung reaksi sampai ¼ bagian, kemudian panaskan
dengan pembakar spiritus. Amati apa yang terjadi dan catat pada lembar
pengamatan.
89
P4. Panas dapat berpindah secara radiasi
1. Letakkan atau dekatkan bagian punggung telapak tangan ke bagian gelas kimia
yang kosong dengan jarak kira-kira 1 cm amati dan catat hasil pengematanmu
pada lembar pengamatan.
2. Letakkan atau dekatkan punggung telapak tangan ke bagian samping gelas kimia
kosong dengan jarak kira-kira 1 cm, amati dan catat hasil pengamatanmu pada
lembar pengamtan.
3. Kemudian dekatkan thermometer ke bagian bawah gelas kosong dengan jarak kia-
kira 1 cm. amati dan catat hasil pengamatanmu pada lembar pengamatan.
4. Dekatkan thermometer ke bagian samping gelas kimia yang kosong dengan jarak
kira-kira 1 cm, amati dan catat hasil pengamatanmu pada lembar pengamtan
5. Dekatkan punggung telapak tangan ke bagian bawah gelas kimia yang berisi air
panas (mendidih) dengan jarak kira-kira 1 cm. amati dan catatlah pengamatan mu
pada lembar pengamatan.
6. Setelah itu dekatkan thermometer ke bagian bawah gelas kimia yang berisi air
panas (mendidih) dengan jarak kira-kira 1 cm. amati dan catatlah pengamatan mu
pada lembar pengamatan.
7. Dekatkan punggung telapak tangan ke bagian samping gelas kimia yang berisi air
panas (mendidih) dengan jarak kira-kira 1 cm. amati dan catatlah pengamatan mu
pada lembar pengamatan.
8. Dekatkan termometer ke bagian samping gelas kimia yang berisi air panas
(mendidih) dengan jarak kira-kira 1 cm. amati dan catatlah pengamatan mu pada
lembar pengamatan.
90
2. Amatilah dan catat hasil pengamatanmu pada lembar pengamatan.
3. Nyalakan lilin dan tutup kembali dengan menggunakan semprong yang telah di
beri sekat berbentu T. dan dekatka pintalan kertas berasap pada atas semprong.
4. Amatilah dan catat hasil pengamatanmu pada lembar pengamatan.
E. Pemerolehan Data
P1. Panas dapat menyebabkan benda berubah wujud
No Nama benda/zat Wujud benda
Sebelum dipanaskan Sesudah dipanaskan
1 Es batu Padat Cair
2 Lilin Padat Cair
3 Air Cair Cair
91
P3. Panas dapat menyebabkan benda cair memuai
No Keadaan Suhu air Tinggi air
1 Sebelum dipanaskan 29 0,6
2 Sesudah dipanaskan 70 0,9
92
F. Analisis Data
Dari hasil pengamatan kelompok kami bahwa setiap benda pasti akan mengalami
perubahan wujud sesuai dengan cara yang dilakukan.
Dari hasil pengamatan kelmpok kami bahwa benda padat pun bisa mengalami
pemuaian setelah dilakukan pemanasan yang lama dan bisa bertamabah panjang pada
saat dipanaskan tetapi akan kembali seperti awal setelah didinginkan.
Dari hasil pengamatan kelompok kami bahwa benda cair bisa mengalami
pemuaian setelah dilakukan pemanasan dan tinggi air atau suhu benda cair akan
bertambah pada saat benda cair dipanaskan.
Dari hasil pengamatan kelompok kami bahwa radiasi itu bisa berpindah dari
satu benda ke benda lain nya. Radiasi panas bisa dirasakan pada saat meletakkan
tangan ke arah benda yang dipanaskan dan tangan pun akan merasakan radiasi panas
dari benda tersebut.
Dari hasil pengamatan kelompok kami bahwa konveksi bisa terjadi pada saat
dipanaskan dan arah aliran nya pun pasti berpindah – pindah setiap benda.
Dari hasil pengamatan kelompok kami bahwa konduksi bisa terjadi pada
saat dipanaskan dan terjadi pada benda yang berbahan logam atau yang dapat
menghantarkan panas, sehingga konduksi bisa terjadi dengan baik.
G. Kesimpulan
Benda dapat berubah sifat apabila ada perlakuan atau peristiwa yang
mengenainya. Benda dapat mengalami perubahan wujud jika dipanaskan. Pemanasan
benda dapat mengubahh sifat benda, contohnya beras yang mulanya keras dan setelah
dimasak menjadi empuk, adonan kue yang semula encer dan setelah dipanaskan dalam
oven menjadi padat dan mengembang.
H. Daftar Pustaka
Erwin. dkk. 2017 . Panduan Praktikum IPA SD. Jakarta: UHAMKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Panas Diakses pada tanggal 8 desember 2018
93
MAGNET ( M )
A. Landasan Teori
Magnet atau magnit adalah suatu objek yang mempunyai suatu medan magnet.
Kata magnet (magnit) berasal dari bahasa Yunani magnítis líthos yang berarti
batu Magnesian. Magnesia adalah nama sebuah wilayah di Yunani pada masa lalu yang
kini bernama Manisa (sekarang berada di wilayah Turki) di mana terkandung batu
magnet yang ditemukan sejak zaman dulu di wilayah tersebut.
Pada saat ini, suatu magnet adalah suatu materi yang mempunyai suatu medan
magnet. Materi tersebut bisa dalam berwujud magnet tetap atau magnet tidak tetap.
Magnet yang sekarang ini ada hampir semuanya adalah magnet buatan.
Magnet selalu memiliki dua kutub yaitu: kutub utara (north/ N) dan kutub selatan
(south/S). Walaupun magnet itu dipotong-potong, potongan magnet kecil tersebut akan
tetap memiliki dua kutub.
Magnet dapat menarik benda lain. Beberapa benda bahkan tertarik lebih kuat dari
yang lain, yaitu bahan logam. Namun tidak semua logam mempunyai daya tarik yang
sama terhadap magnet. Besi dan baja adalah dua contoh materi yang mempunyai daya
tarik yang tinggi oleh magnet. Sedangkan oksigen cair adalah contoh materi yang
mempunyai daya tarik yang rendah oleh magnet.
B. Tujuan Pratikum
M1. Magnet Memiliki Gaya Yang Dapat Menarik Dan Menembus Benda-
BendaTertentu
Melalui praktikum ini dapat membuktikan bahwa:
1. Magnet dapat menarik benda-benda yang mengandung besi atau baja.
2. Gaya tarik magnet yang paling kuat terletak pada kutub-kutubnya.
3. Semakin dekat kutub magnet terhadap suatau benda maka semakin
kekuatan menariknya.
94
M2. Kutub-Kutub Magnet Senama Tolak-Menolak Dan Kutub-Kutub Magnet
TidakSenama Tarik Menarik
Melalui praktikum ini diharapkan dapat menyimpulkan bahwa kutub-kutub
magnet senama tolak-menolak dan kutub-kutub magnet yang tidak senama
saling tarik-menarik,
M3. Besi dan baja dapat dibuat menjadi magnet dengan cara induksi
gosokkandan aliran listrik
Melalui praktikum ini diharapkan dapat menjelaskan benda-benda yang terbuat
dari besi atau baja dapat dibuat magnet.
M4. Magnet banyak kegunaannya
Melalui praktikum ini diharapkan dapat menggunakan kompas serta memahami
bahwa jarum kompas dapat dipengaruhi oleh medan magnet.
95
D. Rangkaian Alat Pratikum
E. Prosedur Pratikum
M1. Magnet Memiliki Gaya Yang Dapat Menarik Dan Menembus Benda-Benda
Tertentu
1. Siapkan alat dan bahan praktikum yang diperlukan untuk melaksanakan
praktikum ini.
2. Dekatkan satu persatu secara bergantian tabung reaksi, kubus kayu, kubus
alumunium, paper clip, anak timbangan, sumbat karet, jarum pentul,
pulpen, dan paku kecil dengan kutub magnet.
3. Amati yang terjadi dengan bahan-bahan yang didekatkan dengan kutub
magnet dan catat pada lembar pengamatan.
4. Berilah tanda A, B, C, D, dan E pada magnet.
96
5. Dekatkan paku kecil secara bergantian pada titik magnet A, B, C, D, dan E.
6. Amati apa yang terjadi pada paku kecil saat didekatkan ke titik A, B, C, D,
dan E. Kemudian catat pada lembar pengamatan.
7. Letakkan paper clip disamping mistar pada jarak 0 cm. Kemudian magnet
didekatkan secara perlahan pada ujung papaer clip, sehingga paper clip
tertarik.
8. Amatilah yang terjadi pada paper clip tersebut dan ukurlah jarak yang
dibutuhkan hingga paper clip tersebut tertarik oleh magnet dan catatlah
pada lebar pengamatan.
M3. Besi Dan Baja Dapat Dibuat Menjadi Magnet Dengan Cara Induksi
Gosokkan Dan Aliran Listrik
1. Siapkan alat dan bahan praktikum yang diperlukan untuk melaksanakan
praktikum ini.
2. Dekatkan paku besar pada paku kecil. Amatilah apa yang terjadi pada paku
kecil kemudian catat pada lembar pengamatan.
3. Dekatkan magnet batang pada pangkal paku besar, kemudian ujung paku
besar didekatkan pada paku kecil.
97
4. Ulangi prosedur praktikum no. 2
5. Amati apa yang terjadi pada paku kecil kemudian catat pada lembar
pengamatan.
6. Ulangi prosedur no 2
7. Gosokkan beberapa kali paku besar ke magnet batang dengan satu arah.
8. Kemudian dekatkan paku yang telah digosokkan dengan magnet batang ke
paku kecil.
9. Amati apa yang terjadi pada paku kecil kemudian catat pada lembar
pengamatan.
10. Ulangi kembali prosedur praktikum no. 2
11. pasang baterai pada dudukan baterai, kemudian menghubungkan kabel ke
pada dudukan baterai.
12. lilitkan kawat tembaga pada paku besar, kemudian jepitkan kabel ke ujung-
ujung paku besar, tunggu beberapa saat kemudian dekatkan ujung paku
besar pada paku kecil.
13. amati apa yang terjadi pada paku kecil kemudian catat pada lembar
pengamatan.
14. lepaskan salah satu kabel yang dihubungkan dengan dudukan baterai,
kemudian
15. amati apa yang terjadi pada paku kecil kemudian catat pada lembar
pengamatan.
98
5. Putar-putar kembali magnet jarum yang masih terpasang pada landasan
magnet sampai berimpit ke arah U dan S.
6. dekatkan magnet batang ke salah satu arah mata angin selain U dan S.
Amati apa yang terjadi pada magnet jarum tersebut dan catatlah pada
lembar pengamatan.
F. Perolehan Data
M1. Magnet Memiliki Gaya Yang Dapat Menarik Dan Menembus Benda-
Benda Tertentu
1. Setelah didekatkan secara bergantian ke magnet, maka :
No. Nama Benda Dapat Ditarik Tidak Dapat Ditarik
Magnet Magnet
1 Tabung Reaksi √
2 Kubus Kayu √
3 Kubus Alumunium √
4 Paper Clip √
5 Anak Timbangan √
6 Sumbat karet √
7 Jarum Pentul √
8 Puplen √
9 Paku Kecil √
99
M2. Kutub-Kutub Magnet Senama Tolak Menolak Dan Kutub-Kutub Magnet
Tidak Senama Tarik Menarik
No. Keadaan Tolak Tarik
Menolak Menarik
1. Ujung Magnet U dengan
√
U
2. Ujung Magnet S dengan S √
3. Ujung Magnet U dengan S √
M3. Besi Dan Baja Dapat Dibuat Menjadi Magnet Dengan Cara Induksi
Gosokkan Dan Aliran Listrik
Berilah tanda ceklis (√) sesuai dengan praktikum yang anda lakukan pada tabel
dibawah ini.
No. Keadaan Tarik Menarik Tertarik
1. Sebelum paku besar
√
didekatkan dengan magnet
2. Sesudah paku besar didekatkan
√
ke magnet
3. Sebelum paku besar
√
digosokkan dengan magnet
4. Sesudah paku besar
√
digosokkan dengan magnet
5. Sebelum paku besar dililitkan
√
dengan kabel
6. Sesudah paku besar dililitkan
√
dengan kabel
7. Sesudah paku besar dililitkan
dengan kabel kemudian salah
√
stau ujung kabel dilepaskan
dari dudukan baterai.
100
M4. Magnet Banyak Kegunaannya
1. Setelah magnet jarum terpasang pada landasan magnet, putarlah langsung
magnet jarum tersebut yang kedudukannya terpasang bebas. Maka magnet
jarum menunjukan ke arah barat laut
2. Setelah magnet jarum berimpit pada arah U dan S, kemudian putar magnet
jarum tersebut, maka magnet jarum menunjukkan ke arah ...
3. Setelah memutar-mutar magnet jarum sehingga berimpit ke arah U dan S.
Kemudian dekatkkan magnet batang ke salah satu arah mata angin selain U dan
S. Maka magnet jarum menunjukkan ke arah ...
G. Analisis Data
Pada pengamatan praktikum pertama dapat disimpulkan bahwa magnet dapat
menarik benda-benda yang mengandung besi atau baja, gaya tarik magnet yang paling
kuat terletak pada kutub-kutubbnya, semakin dekat kutub magnet terhadap suatu
benda maka semakin kekuatan menariknya.
Karena dari data yang didapat adalahketika tabung reaksi, kubus kayu, kubus
alumunium, anak timbangan, sumbat karet, dan pulpen tidak dapat ditarik oleh
magnet. Namun saat paper clip, jarum pentul, paku kecil di dekatkan pada titik
magnet, maka benda tersebut dapat ditarik oleh magnet.
Ketika setelah magnet diberikan tanda A, B, C, D, dan E. Maka pada bagian A,
B, C, dan D paku akan menempel pada magnet, serta pada bagian D dan E maka paku
tersebut akan menolak, karena kutub magnet pada bagian D dan E adalah kutub
magnet yang sama dengan paku.Dan ketika paper clip didekatkan dengan magnet
sehingga paper clip akan tertarik, maka jarak yang dibutuhkan agar paper clip tertarik
ialah 3 cm
Pada praktikum kedua ini dapat disimpulkan bahwa kutub-kutub magnet senama
tolak-menolak dan kutub-kutub magnet yang tidak senama saling tarik-menarik.
Karena dari data yang didapat adalah ketika ujung magnet yang senama U dengan U
di dekatkan maka magnet tersebut akan saling menolak, begitu juga ketika magnet
yang senama S dengan S. Namun hal sebaliknya ketika ujung magnet yang tidak
senama didekatkan antara magnet U dengan S maka magnet tersebut akan saling tarik
menarik.
101
Pada praktikum ketiga ini dapat disimpulkan bahwa benda-benda yang terbuat
dari besi atau baja dapat dibuat magnet. Karena dari data yang didapat adalah
o Sebelum paku besar didekatkan dengan magnet magnet maka paku kecil tidak akan
tertarik, namun ketika paku besar sudah didekatkan dengan magnet maka paku
kecil akan tertarik oleh paku besar
o Sebelum paku besar digosokkan dengan magnet maka paku kecil tidak akan
tertarik oleh paku besar, namun ketika paku besar sudah digosok pada magnet
dengan satu arah secara beberapa kali maka paku kecil tersebut akan tertarik oleh
paku besar, hal ini di akibatkan karna paku besar tersebut sudah mengandung
magnet.
o Sebelum paku besar dililitkan dengan kabel maka paku kecil tidak akan tertarik
oleh paku besar tersebut, namun ketika paku besar sudah dililitkan dengan kabel
maka paku besar akan dapat menarik paku kecil, sama hal nya pun saat paku besar
sudah dililitkan pada kabel kemudian salah satu ujung kabel dilepaskan dari
dudukan baterai maka paku kecil akan tertarik juga.
Pada praktikum keempat ini dapat disimpulkan bahwa menggunakan
kompas serta memahami bahwa jarum kompas dapat dipengaruhi oleh medan
magnet. Karena dari data yang didapat adalah
o Setelah magnet jarum terpasang pada landasan magnet dan magnet jarum
diputar saat keduduknnya terpasang bebas, maka magnet jarum akan
menunjukkan kearah barat laut
o Saat magnet jarum berimpit pada arah U dan S, dan magnet jarum diputar maka
magnet jarum akan menunjukkan ke arah selatan
o Setelah memutar-mutar magnet jarum sehingga berimpit kea rah U dan S, lalu
magnet didekatkan ke salah satu arah mata angina selain U dan S maka magnet
jarum akan menunjukkan kea rah timur
H. Kesimpulan
Sebuah magnet yang dipotong menjadi dua atau lebih bagian, tetapi memiliki
dua kutub yaitu kutub utara dan kutub selatan. Jadi, sebuah magnet terdiri dari
magnet-magnet kecil yang disebut magnet erlemeter yang juga memiliki kutub utara
dan kutub selatan. Pada magnet, magnet-magnet elemeter tersusun teratur, namun
pada benda nonmagnettik, magnet-magnet elemeternya tidak teratur.
102
Magnet bukan hanya sekedar benda yang memiliki medan magnet. Namun,
magnet juga memiliki ciri khas tertentu, seperti :
1) Dapat menarik benda-benda yang terbuat dari besi dan baja.
2) Magnet dapat menembus benda-benda tertentu.
3) Gaya tarik terbesar terdapat pada kutubnya.
4) Kutub magnet yang senama akan tolak menolak, sedangkan kutub magnet yang
tidaksenama akan tarik menarik.
5) Magnet dapat dibuat dengan cara dan benda-benda yang sederhana. Magnet
memiliki manfaat yang sangat banyak dalam kehidupan sehari-hari.
I. Daftar Pustaka
Erwin. dkk. 2017 . Panduan Praktikum IPA SD. Jakarta: UHAMKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Magnet Diakses pada tanggal 15 Desember 2018
103
LISTRIK ( L )
A. Landasan Teori
Arus listrik adalah mengalirnya electron secara terus menerus dan
berkesinambungan pada konduktor akibat perbedaan jumlah electron pada beberapa
lokasi yang jumlah elektronnya tidak sama. Pengertian rangkaian listrik terbuka dan
tertutup – Rangkaian listrik merupakan rangkaian yang terdiri dari komponen-
komponen elektronika yang disusun dan dibentuk menjadi suatu kesatuan sehingga
nantinya komponen-komponen tersebut memiliki fungsi dan berguna. Rangkaian
listrik pun juga sering disebut dengan alat-alat listrik yang mempunyai hubungan
listrik misalnya saja adalah stop kontak, saklar, tombol, bola lampu dan masih banyak
lagi lainnya. Untuk bisa berguna, alat-alat listrik tersebut harus disusun sesuai dengan
rangkaiannya. Jika Anda salah dalam menyusun rangkaiannya, maka rangkaian listrik
tersebut tidak berjalan sebagaimana mestinya. Rangkaian listrik sendiri dibedakan
menjadi dua macam yaitu terbuka dan tertutup. Untuk bisa menyala rangkaian listrik
itu harus bersifat tertutup
1. RANGKAIAN SERI
Rangkaian seri terdiri dari dua atau lebih beban listrik yang dihubungkan ke
satu daya lewat satu rangkaian. Rangkaian seri dapat berisi banyak beban listrik
dalam satu rangkaian. Contoh yang baik dari beberapa beban rangkaian dihubung
seri adalah lampu pohon Natal. ( kurang lebih 20 lampu dalam rangkaian seri ).
Dua buah elemen berada dalam susunan seri jika mereka hanya memiliki sebuah
titik utama yang tidak terhubung menuju elemen pembawa arus pada suatu
jaringan. Karena semua elemen disusun seri, maka jaringan tersebut disebut
rangkaian seri. Dalam rangkaian seri, arus yang lewat sama besar pada masing-
masing elemen yang tersusun seri.
104
Sifat-sifat Rangkaian Seri adalah sebagai berikut:
Arus yang mengalir pada masing beban adalah sama.
Tegangan sumber akan dibagi dengan jumlah tahanan seri jika besar tahanan sama.
Jumlah penurunan tegangan dalam rangkaian seri dari masing-masing tahanan seri
adalah sama dengan tegangan total sumber tegangan.
Banyak beban listrik yang dihubungkan dalam rangkaian seri, tahanan total
rangkaian menyebabkan naiknya penurunan arus yang mengalir dalam
rangkaian. Arus yang mengalir tergantung pada jumlah besar tahanan beban dalam
rangkaian.
Jika salah satu beban atau bagian dari rangkaian tidak terhubung atau putus, aliran
arus terhenti.
Prinsip dalam Rangkaian Seri adalah sebagai berikut:
Hambatan total merupakan hasil penjumlahan tiap-tiap hambatan serinya.
Kuat arus dalam tiap-tiap hambatannya tetap dan besar kuat arus setiap hambatan
sama dengan kuat arus .
Contoh paling sederhana penerapan rangkaian listrik seri dalam kehidupan sehari-
hari (di rumah) yaitu:
Lampu hias pohon Natal model lama (yang baru pakai rangkaian elektronik &
lampu LED) merupakan rangkaian seri beberapa lampu (12V di-seri 20 pcs)
sehingga dapat menerima tegangan sesuai dengan jala-jala (220V).
Lampu TL (tube Lamp) atau orang bilang lampu neon, model lama yang masih
memakai ballast, di dalam box nya memakai rangkaian seri antara jala-jala dengan
ballastnya.
Di dalam setrika listrik ada rangkaian seri dengan bimetal (temperatur kontrol),
demikian juga kulkas.
Sakelar/switch merupakan penerapan rangkaian seri dengan beban.
2. RANGKAIAN PARALEL
Rangkaian Paralel merupakan salah satu yang memiliki lebih dari satu
bagian garis edar untuk mengalirkan arus. Dalam kendaraan bermotor, sebagian
besar beban listrik dihubungkan secara paralel. Masing-masing rangkaian dapat
dihubung-putuskan tanpa mempengaruhi rangkaian yang lain.
105
Sifat-sifat Rangkaian Paralel adalah sebagai berikut:
Tegangan pada masing-masing beban listrik sama dengan tegangan sumber.
Masing-masing cabang dalam rangkaian parallel adalah rangkaian individu. Arus
masing-masing cabang adalah tergantung besar tahanan cabang.
Sebagaian besar tahanan dirangkai dalam rangkaian parallel, tahanan total
rangkaian mengecil, oleh karena itu arus total lebih besar. (Tahanan total dari
rangkaian parallel adalah lebih kecil dari tahanan yang terkecil dalam rangkaian.)
Jika terjadi salah satu cabang tahanan parallel terputus, arus akan terputus hanya
pada rangkaian tahanan tersebut. Rangkaian cabang yang lain tetap bekerja tanpa
terganggu oleh rangkaian cabang yang terputus tersebut.
106
A. Tujuan Praktikum
L1. Arus listrik dalam rangkaian tertutup dapat menyalakan lampu
Melalui praktikum ini diharapkan dapat menyimpulkan bahwa arus listrik dalam
rangkaian tertutup dapat menyalakan lampu.
L2. Rangkaian seri dan pararel
Melalui praktikum ini diharapkan dapat membedakan rangkaian seri dan rangkaian
pararel.
L3. Arus listrik dapat mengalir melalui benda-benda tertentu
Melalui praktikum ini diharapkan dapat membedakan benda-benda yang dapat
mengaliri listrik.
L4. Listrik dapat menimbulkan panas
Melalui praktikum ini diharapkan dapat membuktikan dan menyimpulkan bahwa
listrik dapat menimbulkan panas.
L5. Arus listrik dapat menimbulkan medan magnet
Melalui praktikum ini diharapkan dapat membuktikan dan menyimpulkan bahwa
listrik dapat menimbulkan medan magnet.
107
4. Dudukan baterai 1 buah
5. Saklar 1 buah
6. Selang plastic 1 buah
7. Anak timbangan kuningan 1 buah
8. Tabung reaksi 1 buah
9. Baut 1 buah
10. Balon 1 buah
11. Kain Secukupnya
12. Kertas Secukupnya
L4. Listrik dapat menimbulkan panas
1. Beterai 2 buah
2. Kabel 4 buah
3. Lampu dan dudukan 1 buah
4. Dudukan baterai 1 buah
5. Saklar 1 buah
6. Kawat tembaga Secukupnya
7. Termometer 1 buah
L5. Arus listrik dapat menimbulkan medan magnet
1. Beterai 2 buah
2. Kabel 3 buah
3. Lampu dan dudukan 1 buah
4. Dudukan baterai 1 buah
5. Saklar 1 buah
6. Kawat tembaga Secukupnya
7. Kompas 1 buah
C. Rangkaian AlatPraktikum
108
D. Prosedur Praktikum
L1. Arus listrik dalam rangkaian tertutup dapat menyalakan lampu
1. Siapkan alat dan bahan praktikum.
2. Rangkailah seperti rangkaian seri.
3. Kemudian lepaskan salah satu hubungan kabel dengan kutub negatif baterai.
Amatilah apa yang terjadi.
4. Hubungkan kembali kabel kutub negatif dengan kutub baterai positif.
Amatilah apa yang terjadi.
5. Lepaskan salah satu hubungan kabel dengan kutub positif baterai. Amatilah
apa yang terjadi.
6. Hubungkan kembali, amatilah apa yang terjadi.
7. Lepaskan hubungan kabel dengan lampu sisi sebelah kanan, amatilah apa
yang terjadi pada lampu.
L2. Rangkaian seri dan pararel
1. Siapkan alat dan bahan praktikum.
2. Rangkailah seperti rangkaian seri.
3. Amatilah apa yang terjadi dengan lampu.
109
4. Lepaskan kabel yang menghubung pada salah satu kutub baterai, kemudian
amatilah apa yang terjadi pada kedua lampu.
5. Sambungkan kembali kabel dengan kutub baterai,kemudian longgarkan
lampu A. Amatilah apa yang terjadi pada lampu B.
6. Kencangkan kembali lampu A, longgarkan lampu B, amatilah apa yang
terjadi pada lampu.
7. Rangkailah seperti rangkaian paralel.
8. Amatilah nyala kedua lampu.
9. Lepaskan salah satu ujung kutub baterai, kemudian amati apa yang terjadi
pada lampu.
10. Hubungkan kembali, kemudian longgarkan lampu A amatilah apa yang
terjadi pada lampu B.
11. Kencangkan kembali lampu A, kemudian bergantian longgarkan lampu B
dan amatilah apa yang terjadi pada lampu A.
L3. Arus listrik dapat mengalir melalui benda-benda tertentu
1. Siapkan alat dan bahan praktikum.
2. Rangkailah seperti pada gambar.
3. Rangkaian listrik yang sudah jadi disambungkan dengan benda yang telah
disiapkan(selang pelastik, anak timbangan, tabung reaksi,baut, balon, kain,
kertas) secara bergantian satu persatu.
L4. Listrik dapat menimbulkan panas
1. Siapkan alat dan bahan praktikum.
2. Hubungkan kabel, baterai, lampu, saklar, kawat dan termometer sehingga
menjadi rangkaian listrik, namun masih rangkain terbuka.
3. Sebelum salah satu kabel di hubungkan dengan kutub baterai, amati lampu
dan skala termometer.
4. Hubungkan salah satu kabel dengan kutub baterai, kemudian amatilah lampu
dan skala pada termometer.
L5. Arus listrik dapat menimbulkan medan magnet
1. Siapkan alat dan bahan praktikum.
2. Letakan 1 buah kabel di atas kompas yang arah jarumnya mengarah ke utara
dan selatan, letakan kabel sejajar dengan jarum kompas, amatilah apa yang
terjadi pada jarum kompas.
110
3. Hubungkan kabel, baterai, lampu dan saklar sehingga menjadi sebuah
rangkaian.
4. Letakan kabel kabel dari kutub negatif baterai di letakan di atas kutub selatan
kompas, kemudian amatilah apa yang terjadi pada jarum kompas.
5. Mengulangi langkah 4 namun menukar kabel yang terhubung dengan baterai
ke kutub positif.
6. Hubungkan rangkaian yang awal dengan kawat tembaga, dengan salah satub
kabel tidak terhubung dengan kutub baterai dan letakan kawat tembaga di
atas jarum kompas. Kemudian amatilah apa yang terjadi pada jarum kompas.
7. Ulangi langkah ke 6, namun di hubungkan dengan kutub baterai.
8. Tukarkan hubungan baterai dengan kutub baterai positif menjadi negatif dan
sebaliknya. Kemudian amatilah apa yang terjadi pada jarum kompas.
E. Perolehan Data
L1. Arus listrik dalam rangkaian tertutup dapat menyalakan lampu
Berikan tanda ceklis (√) sesuai dengan praktikum yang anda lakukan pada tabel
dibawah ini.
No. Keadaan Lampu nyala Lampu mati
1. Ketika hubungan kabel dengan kutub √
negative beterai diputus
2. Ketika hubungan kabel dengan kutub √
negative beterai disambungkan
kembali
3. Ketika hubungan kabel dengan kutub √
positif beterai diputus
4. Ketika hubungan kabel dengan kutub √
positif baterai disambungkan kembali
5. Ketika kabel sisi kiri lampu diputus √
6. Ketika kabel sisi kiri lampu √
disambung kembali
7. Ketika kabel sisi kanan lampu √
diputus
8. Ketika kabel sisi kanan lampu √
disambungkan kembali
Tabel 9.1 Arus listrik dalam rangkaian tertutup dapat menyalakan lampu
111
L2. Rangkaian seri dan pararel
1. Gambarkanlah rangkaian seri dan pararel secara sederhana!
112
dengan salah kutub terang terang
baterai disambungkan
kembali
11 Ketika lampu A Mati Menyala
dilonggarkan
12 Ketika lampu A Menyala Menyala
disambungkan kembali
13 Ketika lampu B Mati Menyala
dilonggarkan
14 Ketika lampu B Menyala Menyala
disambungkan kembali
Tabel 9.2 Rangkaian seri dan pararel
113
L4. Listrik dapat menimbulkan panas
114
5. Pada saat rangkaian listrik telah √ -
terhubung dengan kawat
tembaga, letakkan kawat
tembaga di atas jarum kompas
6. Pada saat rangkaian listrik telah - √
terhubung dengan kawat
tembaga, menukar kabel yang
terhubung ke kutub negative
baterai ke kutub positif baterai
Tabel 9.5 Arus listrik dapat menimbulkan medan magnet
F. Analisis Data
Pada saat melakukan praktikum pertama yaitu arus listrik dalam rangkaian
tertutup dapat menyalakan lampu. Saat hubungan kabel dengan kutub negatif
baterai diputus maka keadaan lampu mati. Saat hubungan kabel dengan kutub
negatif baterai disambungkan kembali maka keadaan lampu menyala. Saat
hubungan kabel dengan kutub positif baterai diputus maka keadaan lampu mati.
Saat hubungan kabel dengan kutub positif baterai disambungkan kembali maka
keadaan lampu menyala. Saat kabel sisi kiri lampu diputus maka keadaan lampu
mati . saat lampu disambungkan kembali maka keadaan lampu menyala . begitupun
dengan sisi sebelah kanan saat kabel sisi kanan diputus maka keadaan lampu mati
dan pada saat disambungkan kembali maka keadaan lampu menyala. Ini terjadi
karena lampu akan menyala apabila rangkaian berada dalam kondisi tertutup
(tersambung dengan saklar). Arus listrik dalam suatu rangkaian listrik hanya dapat
mengalir jika rangkaian listrik tersebut berada dalam keadaan tertutup. Dalam
rangkaian terbuka arus listrik tidak akan mengalir karena jalannya arus diputus (
dibuka).
Pada saat melakukan praktikum kedua yaitu rangkaian seri dan pararel. Saat
kabel, baterai, lampu dan saklar dihubungkan menjadi rangkaian seri keadaan pada
lampu A menyala terang sedangkan pada lampu B menyala redup. Saat hubungan
kabel dengan salah satu kutub baterai dipus maka keadaan lampu A mati dan lampu
B juga mati. Saat hubungan kabel disambungkan kembali keadaan lampu A
menyala terang dan lampu B menyala redup. Saat lampu A dilonggarkan maka
keadaan lampu A dan lampu B mati. Saat disambungkan kembali keadaan lampu A
menyala terang dan lampu B menyala redup. Begitupun pada saat lampu B
115
dilonggarkan maka keadaan lampu A dan lampu B mati dan saat disambungkan
kembali keadaan lampu A menyala terang dan lampu B menyala redup. Ini terjadi
karena rangkaian seri terdiri dari dua atau lebih beban listrik yang dihubungkan ke
satu daya lewat satu rangkaian sehingga jika ada salahsatu kabel yang diputuskan
maka aliran listrik tidak akan mengalir mengakibatkan beban listrik (lampu lampu )
pada rangkaian mati. Saat kabel, baterai, lampu dan saklar dihubungkan menjadi
rangkaian pararel keadaan pada lampu A menyala terang dan pada lampu B juga
menyala terang. Saat hubungan kabel dengan salah satu kutub baterai diputus maka
keadaan lampu A mati dan lampu B menyala karena yang diputus kabel yang
tersambung ke lampu A. Saat hubungan kabel disambungkan kembali keadaan
lampu A menyala terang dan lampu B menyala terang. Saat lampu A dilonggarkan
maka keadaan lampu A mati dan lampu B menyala terang. Saat disambungkan
kembali keadaan lampu A menyala terang dan lampu B menyala redup. Pada saat
lampu B dilonggarkan maka keadaan lampu A menyala terang dan lampu B mati
dan saat disambungkan kembali keadaan lampu A menyala terang dan lampu B
menyala terang. Ini terjadi karena rangkaian pararel memiliki lebih dari satu bagian
edar untuk mengalirkan arus. Di rangkaian pararel ini rangakain dapat dihubungkan
dan di putuskan tanpa mempengaruhi rangkaian yang lain .
Pada saat melakukan praktikum ketiga yaitu arus listrik dapat mengalir
melalui benda benda tertentu. Saat kabel, baterai, lampu dan saklar dihubungkan
menjadi satu rangkaian listris maka keadaan lampu menyala. Saat rangkaian listrik
disambungkan dengan selang plastik maka keadaan lampu mati. Saat rangkaian
listrik disambungkan dengan anak timbangan kuningan keadaan lampu menyala.
Saat rangkaian listrik disambungkan dengan tabung reaksi keadaan lampu mati.
Saat rangkaian listrik disambungkan dengan baut keadaan lampu menyala. Saat
rangkaian listrik disambungkan balon keadaan lampu mati. Saat rangkaian listrik
disambungkan dengan kain keadaan lampu mati. Saat rangkaian listrik
disambungkan dengan kertas keadaan lampu mati. Ini terjadi karena arus listrik
dapat mengalir melalui suatu penghantar yang berasal dari bahan – bahan tertentu
saja. Lampu dapat menyala apabila kabel dihubungkan pada benda – benda logam,
karena logam dapat mengantarkan arus listrik. Benda yang bukan terbuat dari
logam tidak dapat mengantarkan arua listrik.
Pada saat melakukan praktikum keempat yaitu listrik dapat menimbulkan
panas. Saat rangkaian listrik sebelum kabel dihubungkan dengan kutub baterai suhu
116
pada termometer 27C dan keadaan lampu mati. Saat rangkaian listrik setelah kabel
dihubungkan kembali maka keadaan lampu nyala dan suhu pada thermometer 30C.
Ini terbukti bahwa listrik dapat menimbulkan panas.
Pada saat melakukan praktikum kelima yaitu Alur listrik dapat
menimbulkan arus listrik. Saat meletakan sebuah kabel sejajar di atas jarum
kompas yang mengarah utara ke selatan maka arah jarum kompas bebas. Saat
rangkaian listrik telah terhubung lalu letakan kabel yang terhubung ke kutub
negatif dan positif baterai diatas jarum kompas. Saat kabel yang terhubung ke
kutub negatif diletakan pada jarum kompas arah jarum kompas ke kiri dan saat
kabel yang terhubung ke kutub positif diletakkan pada jarum kompas ke kanan.
Saat rangkaian listrik telah terhubung dengan kawat tembaga, namun salah satu
kabel tidak terhubung ke kutub baterai dan meletakan kawat tembaga diatas jarum
kompas maka arah jarum kompas ke kiri. Saat rangkaian listrik telah terhubung
dengan kawat tembaga, dan meletakannya di atas jarum kompas maka arah jarum
kompas ke kanan. Saat rangkaian listrik telah terhubung dengan kawat tembaga,
dan menukar kabel yang terhubung ke kutub negative baterai ke kutub positif
baterai maka arah jarum kompas ke kiri. Ini terjadi karena listrik dapat
menimbulkan medan magnet sehingga jarum kompas dapat mengarah ke satu arah.
G. Kesimpulan
L1. Arus listrik dalam rangkaian tertutup dapat menyalakan lampu
Dari hasil praktikum yang kami peroleh dapat dibuktikan bahwa arus listrik dalam
rangkaian tertutup dapat menyalakan lampu.
L2. Rangkaian seri dan pararel
Dari hasil praktikum yang kami peroleh kami jadi lebu mudah untuk dapat
membedakan rangkaian seri dan rangkaian pararel.
L3. Arus listrik dapat mengalir melalui benda-benda tertentu
Dari hasil praktikum yang dipeoleh terbukti dapat membedakan benda-benda yang
dapat mengaliri listrik.
L4. Listrik dapat menimbulkan panas
Dari hasil praktikum yang diperoleh dan menyimpulkan bahwa listrik dapat
menimbulkan panas.
117
L5. Arus listrik dapat menimbulkan medan magnet
Dari hasil praktikum yang diperoleh dapat terbukti bahwa melalui praktikum ini
kami dapat membuktikan dan menyimpulkan bahwa listrik dapat menimbulkan
medan magnet.
H. Daftar Pustaka
Erwin. dkk. 2017 . Panduan Praktikum IPA SD. Jakarta: UHAMKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Listrik Diakses pada tanggal 15 desember 2018
118
PERNAPASAN ( N )
A. Landasan Teori
Respirasi atau penafasan merupakan proses pengambilan oksigen,pengeluaran
karbondioksida dan sintesis energy melalkui reaksi kimia enzim didalam sel-sel tubuh
dengan mengunakan oksigen .Respirasi Berlangsung dalam dua hal tingkatan yaitu :
respirasi luar dan respirasi dalam .pada respirasi luar berlangsung difusi gas oksigen
dari luar masuk kedalam aliran arah organ respirasi.pada respirasi dalam berlangsung
pertukaran gas dari aliran darah ke sel-sel tubuh
1. Tujuan Praktikum :
N1. Pernafasan Pada Tumbuhan Dan Hewan
Melalui praktikum ini diharapkan dapat membuktikan bahwa respirasi memerlukan
udara
N2. Pernafasan Pada Manusia
Melalui praktikum ini diharapkan dapat membuktikan bahwa respirasi menghasilkan
karbondioksida (C02)
2. Alat Dan Bahan Praktikum ;
1. kapur sirih secukupnya
2. kapas secukupnya
3. kacang hijau yang sedang berkecambah secukupnya
4. jangkrik 1 ekor
5. pipet tetes 3buah
6. air berwarna secukupnya
7. kapur tohor secukupnya
8. botol kecil 3 buah
9. sedotan limau 6 buah
10. gelas kimia 2 buah
11. selang plastic 1 buah
119
3. Rangkaian Alat Pratikum
4. Prosedur Praktikum :
N1. Pernafasan Pada Tumbuhan Dan Hewan
1. siapkan alat dan bahan yang diperlukan
2. masukkan sedikit kapur sirih kedalam dasar botol respirometer, selanjutnya
masukkan kapas secukupnya
3. masukkan kacang hijau yang sedang berkecambah kedalam botol respirometer
yang telah diberi kapas selanjutnya diberi label A
4. Ulangi langkah ke2 dengan cara yang sama,namun kacang hijau yang berkecambah
diganti dengan jangkrik dan diberi label B
5. Ulangi langkag ke2 lagi, dengan cara yang sama pula tanpa menggunakan makhluk
hidup sebagai control dan diberi Label C
6. Dalam waktu yang hamper bersamaan, dengan menggunajan pipet tetes, tetesilah
ujung pipa pada respirometer dengan air yang diberi pewarna merah
7. amatilah tetesan air berwarna pada setiap respirometer, dengan selang waktu 3
menit selama 5 kali pengamatan
8. catatlah hasil pengamatan pada lembar pengamatan
120
N2. Pernafasan Pada Manusia
1. siapakan alat dan bahan yang diperlukan
2. larutkan kapur tohor kedalam air 250 ml hingga menjadi larutan jenuh
3. biarkan air kapur mengendap selama semalaman hingga diperoleh air yang jernih
4. sedotlah air kapur yang jernih dengan selang plastic kecil, hati-hati agar endapan
kapur tidak ikut tersedot
5. tuang aie kapur jernih dalam 3 botol kecil dengan ukuran yang sama
6. pasanglah sedotan limun dan plastisin seperti gambar dibawah ini dan beri label
ABC
7. hisaplah udara dari botol A melalui sedotan limun 1 kemudian hembuskanlah
nafas pada botol melalui sedotan limun 1
8. ulangi langkah 7 sebanyak 7 kali
9. amatilah yang terjadi pada air kapur pada botol A B C
5. Perolehan Data
N1
Respirometer Keadaan Air Berwarna pada Respirometer 3 Menit
Pertama Kedua Ketiga Keempat Kelima
Botol berisi 0,0 0.03 0,04 0,07 0,1
kecambah
kacang hijau
Botol berisi 0,0 0,06 0,08 0,1 0,11
jangkri
Botol kosong 0,0 0,02 0,05 0,07 0,9
tanpa makhluk
hidup
N2
Botol Keadaan
Awal Akhir
A Bening Keruh
B Bening Keruh
C Bening Keruh
121
6. Analisis Data
Pada analisis 1 sampai 3 terdapat perbedaan yang sangat jauh,karena udara yang ada
disetiap respirometer berbeda-beda sehingga udara menjadi berpengaruh kecepatannya
Pada analisi data kapur jernih yang telah dihembuskan nafas menjadi keruh karena
adanya udara yang dihirup
7. Kesimpulan
Dalam proses pernafasan ini dihasilkan sejumlah energy yang digunakan untuk semua
aktifitas hidup seperti kontraksi otot,proses pembentukan enzim dan protein,
pembelahan dan pertumbuhan sel mempertahankan suhu tubuh dan sebagainya
8. Daftar Pustaka
https://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_pernapasan Diakses pada tanggal 20 desember
2018 Erwin. dkk. 2017 . Panduan Praktikum IPA SD. Jakarta: UHAMKA
122
TUMBUHAN ( T )
A. Landasan Teori
Tumbuhan hijau dapat membuat makanan sendiri. Oleh karena itu, tumbuhan hijau
merupakan sumber makanan bagi makhluk hidup lainnya termasuk manusia.
Fotosintesis hanya dapat terjadi pada tumbuhan yang mempunyai klorofil, yaitu pigmen
yang berfungsi sebagai penangkap energi cahaya matahari. Secara sederhana,
keseluruhan proses kimia dalam fotosintesis adalah sebagai berikut:
6CO2 + 6H2O → C6H12O6 + 6O2
Dalam fotosintesis, dengan bantuan sinar matahari, karbon dioksida dan air diubah
menjadi gula/amilum dan berlangsung di stroma. Di dalam organel tersebut,
sekelompok pigmen pengabsorpsi energi cahaya matahari menggunakan energi tersebut
dalam sintesis glukosa dari karbon dioksida dan air. Sebagai hasil samping dari
fotosintesis, dilepaskan oksigen.
Pada tahun 1860, Sach membuktikan bahwa fotosintesis menghasilkan amilum.
Dalam percobaannya tersebut ia menggunakan daun segar yang sebagian dibungkus
dengan kertas timah kemudian daun tersebut direbus, dimasukkan ke dalam alkohol dan
ditetesi dengan iodium. Ia menyimpulkan bahwa warna biru kehitaman pada daun yang
tidak ditutupi kertas timah menandakan adanya amilum.
B. Tujuan Praktikum
T1. Tumbuhan Berhijau Daun dapat Menghasilkan Zat Tepung
Melalui praktikum ini dapat disimpulkan bahwa fotosintesis menghasilkan amilum.
T2. Tumbuhan Berhijau Daun dapat Menghasilkan Oksigen
Melalui praktikum ini dapat disimpulkan bahwa fotosintesis menghasilkan oksigen.
123
C. Alat dan Bahan Praktikum
T1. Tumbuhan Berhijau Daun dapat Menghasilkan Oksigen
- Gelas kimia 1 buah
- Penjepit tabung reaksi 1 buah
- Tabung reaksi 1 buah
- Kaki tiga atau jembatan pembakar 1 buah
- Lampu spirtus 1 buah
- Kasa pembakar 1 buah
- Aluminium foil secukupnya
- Air secukupnya
- Lugol secukupnya
- Alkohol secukupnya
- Daun 5 macam
- Selotip secukupnya
- Korek api secukupnya
- Cawan petri 1 buah
T2. Tumbuhan Berhijau Daun dapat Menghasilkan Zat Tepung
- Gelas kimia 1 buah
- Corong 1 buah
- Hydrilla sp secukupnya
- Penjepit tabung reaksi 1 buah
- Tabung reaksi 1 buah
- Tang 1 buah
- Kawat secukupnya
- Korek api secukupnya
- Air secukupnya
124
D. Rangkaian Alat Praktikum
T1. Tumbuhan Berhijau Daun dapat Menghasilkan Zat Tepung
125
E. Prosedur Praktikum
T1. Tumbuhan Berhijau Daun dapat Meghasilkan Zat Tepung
1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan.
2. Sehari sebelum melaksanakan praktikum ini (pagi hari), bungkus terlebih dahulu
sebagian daun yang masih tertanam (5 macam daun) dengan menggunakan
aluminium foil.
3. Petiklah 5 macam daun yang akan digunakan sesaat sebelum praktikum dimuali.
4. Isilah air secukupnya di dalam gelas kimia, kemudian masak air hingga mendidih.
5. Setelah mendidih, rebuslah daun tersebut hingga layu dan angkat.
6. Seelah merebus daun-daun tersebut, masukkan alkohol ke dalam tabung reaksi dan
rebuslah di dalam gelas kimia hingga mendidih.
7. Setelah mendidih, masukkan daun yang telah direbus ke dalam alkohol yang telah
mendidih rebuslah hingga alkohol berubah warna.
8. Angkat daun dan buka aluminium foil, letakkan daun pada cawan petri, diamkan
daun tersebut hingga alkohol menguap.
9. Ulangi langkah 6 dan 7 untuk jenis daun yang berbeda.
10. Kemudian 5 macam daun tersebut ditetesi lugol.
11. Amati apa yang terjadi pada daun-daun tersebut dan catatlah pada lembar
pengamatan.
T2. Tumbuhan Berhijau Daun dapat Menghailkan Oksigen
1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan.
2. Letakkan tumbuhan air pada corong, kemudian masukkan corong yang berisi
tumbuhan air ke dalam gelas kimia yang berisi air dalam posisi terbalik.
3. Letakkan tabung reaksi berisi air di atas corong yang berisi tumbuhan air,
kemudian letakkan percobaan tersebut di tempat yang terkena cahaya matahari
selama 30 menit.
4. Ulangi langkah 2 dan 3, namun diletakkan percobaan tersebut di tempat yang tidak
terkena sinar matahari.
5. Amati apa yang terjadi dan catatlah pada lembar pengamatan!
6. Angkatlah tabung reaksi pada posisi mulut tabung reaksi terutup menggunakan jari,
kemudian sisa air di dalam tabung reaksi dikeluarkan secara perlahan-lahan
selanjutnya didekatkan dengan bara api. Amati apa yang terjadi pada bara api
tersebut.
126
F. Perolehan Data
T1. Tumbuhan Berhijau Daun dapat Menghasilkan Zat Tepung
1. Setelah daun yang disiapkan dimasukkan ke dalam alkohol panas, daun berubah
warna menjadi pucat alkohol menjadi berwarna kuning kehijauan.
2. Rangkuman hasil praktikum.
Warna Daun
No Jenis Daun
Tidak ditutup aluminium foil Ditutup aluminium foil
1 Daun melinjo Lebih pekat Lebih pucat
2 Daun rambutan Lebih pekat Lebih pucat
3 Daun mangga Lebih pekat Lebih pucat
4 Daun mengkudu Lebih pekat Lebih pucat
5 Daun srikaya Lebih pekat Lebih pucat
3. Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan jelaskan kesimpulan tentang
praktikum ini!
Terbukti bahwa daun yang mengalami fotosintesis menghasilkan zat tepung atau
amilum dengan perbedaan warna pada bagian daun yang ditutup aluminium foil
dan yang tidak ditutup alumnium foil. Bagian daun yang tidak ditutup aluminium
foil memiliki warna yang jauh lebih pekat dibandingkan dengan yang ditutup
aluminium foil setelah diberi perlakuan direbus kemudian dimasukan kedalam
alkohol yang dipanaskan dan ditetesi cairan lugol. Adanya zat tepung atau amilum
dapat dilihat dari warna daun yang lebih pekat karena melakukan proses
fotosintesis. Sedangkan daun yang ditutupi aluminium foil tidak dapat melakukan
proses fotosintesis sehingga tidak mengandung amilum atau zat tepung.
127
3. Jelaskan apa yang terjadi pada bara api yang didekatkan dengan mulut tabung
reaksi yang tidak terkena sinar matahari dan yang terkena sinar matahari?
Pada tabung reaksi yang terkena matahari maka bara api akan menyala karena
terdapat gas yang mengandung oksigen, sedangkan pada tabung reaksi yang tidak
terkena matahari makan Hydrilla sp tidak berfotosintesis sehingga bara api tidak
menyala karena tidak ada oksigen.
G. Analisis Data
T1. Tumbuhan Berhijau Daun dapat Menghasilkan Zat Tepung
Pada pengamatan yang sudah praktikan lakukan dapat disimpulkan bahwa
tumbuhan berhijau daun dapat menghasilkan zat tepung, yang dibuktikan dengan
daun-daun yang sebagian daunnya sudah dibungkus aluminium foil selama 3 hari
dan kemudian direbus terlebih dahulu daun-daun sehingga klorofil atau zat hijau
daun tersebut keluar dan setelah itu daun tersebut dimasukan kedalam alkohol yang
sudah dipanaskan lalu ditetesi oleh cairan lugol sehingga sangat jelas sekali
terdapat perbedaan warna antara bagian daun yang ditutup aluminium foil dan yang
tidak ditutup aluminium foil. Bagian yang terbuka berwarna hijau pekat sedangkat
bagian yang tertutup terlihat lebih pucat. Hal ini dikarenakan tidak terjadi nya
fotosintesis pada bagian daun yang tertutup sehingga tidak menghasilkan amilum
atau zat tepung.
128
Adanya gelembung tersebut membuktikan terjadinya proses fotosintesis pada
Hydrilla sp dan menghasilkan oksigen dalam bentuk gelembung-gelembung.
H. Kesimpulan
Pada seluruh praktikum yang sudah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
tumbuhan berhijau daun dapat melakukan fotosintesis dan menghasilkan oksigen dan
zat tepung atau amilum. Cahaya matahari sangat diperlukan bagi tumbuhan untuk
berfotosintesis. Sehingga apabila tidak ada cahaya matahari maka tumbuhan tidak
dapat berfotosintesis dan tidak bisa menghasilkan oksigen dan amilum.
Itulah mengapa pada saat siang hari tumbuhan selalu menyumbangkan
oksigennya pada bumi sehingga ketika kita berteduh dibawah pohon maka akan terasa
sangat sejuk, hal ini karena banyak nya oksigen di sekitar kita yang dikeluarkan oleh
tumbuhan yang melakukan fotosintesis. Sedangkan pada saat malam hari, tumbuhan
tidak melakukan fotosintesis karena tidak ada nya cahaya matahari sehingga
tumbuhan memerlukan oksigen untuk bernafas dan menghasilkan karbon dioksida
sama seperti manusia dan hewan.
I. Daftar Pustaka
https://id.wikipedia.org/wiki/Tumbuhan Diakses pada tanggal 5 desember 2019
Erwin. dkk. 2017 . Panduan Praktikum IPA SD. Jakarta: UHAMKA
129
UJI MAKANAN ( UM )
A. Landasan Teori
Untuk memiliki tubuh sehat dan tubuh normal, setiap orang memerlukan zat
makanan seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air.Makanan adalah
bahan, biasanya berasal dari hewan atau tumbuhan, dimakan oleh makhluk hidup untuk
memberikan tenaga dan nutrisi. Setiap makhluk hidup membutuhkan makanan.Tanpa
makanan, makhluk hidup akan sulit dalam mengerjakan aktifitas sehari-harinya.
Makanan dapat membantu kita dalam mendapatkan energi,membantu pertumbuhan
badan dan otak.Memakan makanan yang bergizi akan membantu pertumbuhan kita,
baik otak maupun badan.Setiap makanan mempunyai kandungan gizi yang
berbeda.Protein, karbohidrat, lemak, dan lain-lain adalah salah satu contoh gizi yang
akan kita dapatkan dari makanan.
Setiap jenis gizi yang kita dapatkan mempunyai fungsi yang berbeda.Karbohidrat
merupakan sumber tenaga yang kita dapatkan sehari-hari.Salah satu contoh makanan
yang mengandung karbohidrat adalah nasi.Protein digunakan oleh tubuh untuk
membantu pertumbuhan kita,baik otak maupun tubuh kita.Lemak digunakan oleh tubuh
kita sebagai cadangan makanan dan sebagai cadangan energi.Lemak akan digunakan
saat tubuh kekurangan karbohidrat, dan lemak akan memecah menjadi glukosa yang
sangat berguna bagi tubuh kita saat kita membutuhkan energi. Berikut zat-zat yang
terkandung dalam makanan yang diperlukan oleh tubuh. Kandungan zat dalam
makanan dapat diidentifikasi dari suatu pengujian sederhana namun jumlah kandungan
dalam setiap zat makanan dalam bahan makanan hanya dapat diidentifikasi dengan cara
yang kompleks.
Karbohidrat atau amilum merupakan senyawa yang terdiri dari unsur karbon,
hidrogen, dan oksigen. Untuk mengetahui amilum dibahan makanan dapat diuji dengan
pemberian larutan iodium. Bahan makanan yang didtetesi larutan iodium akan berubah
menjadi biru-ungu. Untuk mengetahui ciri-ciri sumber makanan yang mengandung
lemak dapat dilakukan sebagai berikut. Misalnya minyak goreng, jika bahan tersebut
130
dipegang atau diraba akan terasa licin dan bila ditempelkan pada kertas koran, maka
kertas akan terlihat meninggalkan bekas minyak pada kertas tersebut.
Protein adalah zat makanan penting bagi pertumbuhan perkembangan dan
mengganti sel-sel tubuh yang rusak. Keberadaan protein dapat diuji dengan cara
membakar bahan makanan yang diuji dengan menambahkan laturan tembaga sulfat.
Bahan makanan yang mengandung protein jika dibakar dapat mengeluarkan bau tidak
enak seperti bau-bau ayam yang dibakar dan jika bahan makanan ditetesi larutan kapur
dan tembaga sulfat, makanan akan berubah warna menjadi warna ungu.
B. Tujuan Praktikum
UM1. Uji Karbohidrat
Melalui praktikum ini dapat mengidentifikasi bahan makanan yang mengandung
karbohidrat.
UM2. Uji Lemak
Melalui praktikum ini dapat mengidentifikasi bahan makanan yang mengandung lemak
UM3. Uji Protein
Melalui praktikum ini dapat mengidentifikasi bahan makanan yang mengandung
protein.
131
D. Rangkaian Alat Praktikum
Bahan makanan yang telah diletakkan Bahan makanan yang sudah ditetesi
diatas kertas biuret
132
C. Prosedur Praktikum
1. Uji Karbohidrat
a. Menumbuk masing-masing bahan makanan yang akan diuji. Bahan makanan
b. berupa tepung dan gula pasir diberi sedikit air hingga menjadi cairan yang pekat
c. Meletakan bahan makanan yang akan diuji pada plat tetes
d. Meneteskan lugol pada bahan makanan yang akan diuji dua sampai tiga tetes
e. Mengamati apa yang terjadi can mencatat hasil pengamatan pada lembar
pengamatan
2. Uji Lemak
a. Mengambil pipet, isap air dengan pipet dan teteskan diatas salah satu kertas
coklat
b. Mengambil pipet yang lain, isap minyak dengan pipet dan teteskan diatas kertas
coklat yang lainnya
c. Membirkan kedua kertas tersebut selama sekitar lima menit. Setelah itu periknya
keduanya dengan menghadap cahaya. Mengamati dan catat keadaan permukaan
kertas tersebut
d. Mengambil sepiluh lembar kertas coklat yang sama. Berilah nomor dan jenis
bahan makanan yang diuji. (1) kemiri, (2) margarin, (3) seledri, (4) wortel, (5)
biji jagung, (6) singkong, (7) kacaang, (8) pepaya, (9) santan, (10) susu.
e. Menghaluskan kemiri, usap-usap diatas kertas coklat kira-kira 10 kali dan
bersihkan sisa kemiri. Biarkan sekitar 5 menit
f. Sambil menunggu waktu, menegrjakan hal serupa untuk ke sembilan bahan
lainnya. Mencairkan margarine diatas sendok dengan menggunakan panas dari
nyala lilin. Teteskan margarine diatas kertas coklat. Biarkan sekitar lima menit
g. Setelah lima menit, mengamati lertas coklat satu-persatu
h. Menggunakan lampu atau senter karah bekas usapan dari bahan-bahan makanan
yang diuji. Kertas manakah yang meninggalkan bekas noda minyak? Mencatat
hasil pengamatan pada tabel lembar kerja.
3. Uji Protein
a. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan dalam praktikum
b. Menumbuk masing – masing makanan yang akan diuji, dan melarutkan gula dan
tepung dengan air sehingga menjadi cairan pekat
133
c. Mengatur bahan makanan yang akan diuji diatas plat tetes
d. Memberikan dua tetes larutan kapur untuk setiap bahan makanan yang diuji.
Pada daerah bekas tetesan air kapur, memberikan pula dua tetes biuret.
Mengamati dan mencatat perubahan warna yang terjadi ke dalam lembar kerja
yang sudah tersedia.
D. Perolehan Data
1. Uji Karbohidrat
Warna
Bahan
No Sebelum Setelah Keterangan
Makanan
Ditetesi Lugol Distetesi Lugol
Coklat Mengandung
1 Pisang Putih
kehitaman amillum
Tidak mengandung
2 Apel Putih Coklat
amillum
Mengandung
3 Nasi Putih Biru kehitaman
amillum
Tidak mengandung
4 Telur rebus Putih Putih
amillum
Tidak mengandung
5 Tahu putih Putih Putih kecoklatan
amillum
Kuning Tidak mengandung
6 Margarine Kuning
kecoklatan amillum
Mengandung
7 Biskuit Coklat Biru kehitaman
amillum
Tepung Mengandung
8 Putih Biru kehitaman
terigu amillum
Tidak mengamdung
9 Gula pasir Putih Putih kecoklatan
amillum
Mengandung
10 Kentang Kuning Biru kehitaman
amillum
Kentang Mengandung
11. Kuning Biru kehitaman
rebus amilum
134
2. Uji Lemak
Meninggalkan bekas
No. Bahan yang diuji noda minyak Keterangan
Ya tidak
1. Seledri √ Tidak mengandung lemak
2. Wortel √ Tidak mengandung lemak
3. Jagung √ Tidak mengandung lemak
4. Singkong √ Tidak mengandung lemak
5. Kacang tanah Tidak Mengandung lemak
6. Pepaya √ Tidak mengandung lemak
7. Santan √ Mengandung lemak
8. Susu √ Mengandung lemak
9. Air √ Tidak mengandung lemak
10. Minyak √ Mengandung lemak
11. Margarine √ Mengandung lemak
12. Kemiri √ Mengandung lemak
3. Uji Protein
Warna
Jenis Bahan Sebelum Sesudah
No Keterangan
Makanan Ditetesi Distetesi
Biuret Biuret
1 Gula pasir Putih Putih kebiruan Tidak mengandung protein
2 Roti Putih Ungu Mengandung protein
3 Tempe Putih Ungu Mengandung protein
4 Daging ayam Putih Ungu Mengandung protein
5 Tepung terigu Putih Ungu Mengandung protein
6 Susu Putih Ungu Mengandung protein
7 Telur rebus Putih Ungu Mengandung protein
135
G. Analisis Data
1. Uji Karbohidrat
Bila suatu sample zat makanan yang yang ditetesi lugol kemudian sample tersebut
berubah warna menjadi coklat –hitam berarti sample zat makanan tersebut
mengandung karbohidrat
2. Uji Lemak
Bila suatu sample zat makanan yang dioleskan ke kertas coklat, kemudian sample
tersebut dikenakan lampu atau senter lalu dikertasnya tersebut terdapat noda
minyak, berarti sample zat makanan tersebut mengandung lemak.
3. Uji Protein
Bila suatu sample zat makanan yang diteteskaan biuret kemudian sample tersebut
berubah waarna menjadi ungu, berarti sample zat makanan tersebut mengandung
protein.
H. Kesimpulan
Setelah melakukan percobaan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa dari beberapa
bahan makanan yang dibawa oleh kami tidak semuanya mengandung karbohidrat,
lemak dan protein hanya beberapa makanan saja yang mengandung karbohidrat,
lemak, dan protein. Makanan yang mengandung karbohidrat adalah pisang, nasi,
biskuit, tepung terigu, dan kentang. Bahan yang mengandung lemak adalah kacang
tanah, santan, susu, minyak, margarine dan kemiri. Sedangkan, bahan makanan yang
mengandung protein adalah roti, tempe, daging ayam, tepung terigu, susu, dan telur
rebus. Selebihnya tidak mengandung karbohidrat, lemak dan protein
I. Daftar Pustaka
https://id.wikipedia.org/wiki/Makanan diakses pada tanggal 25 desember 2018 Erwin.
dkk. 2017 . Panduan Praktikum IPA SD. Jakarta: UHAMKA
136