Anda di halaman 1dari 9

PEMANFAATAN PLASTIK LDPE (LOW DENSITY POLYETHYLENE)

DENGAN PASIR DAN LIMBAH KERAMIK SEBAGAI AGREGAT


ALTERNATIF PAVING BLOCK

JURNAL SKRIPSI

Oleh:
Faisal Abdul Azis
1503035023

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
JAKARTA
2020
Pemanfaatan plastik LDPE (Low Density Polyethylene) Dengan Pasir dan
Limbah Keramik Sebagai Agregat Alternatif Paving Block
Faisal Abdul Azis
Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA
Jl. Tanah Merdeka No 6, Kp. Rambutan, Pasar Rebo, Jakarta Timur
Telp. 021-87782739, Fax. 021-8400091

Tujuan dari penelitian ini adalah menemukan komposisi yang bisa mendekati syarat mutu kuat tekan dari paving blok
semen. Material yang digunakan dalam penelitian ini adalah plastik LDPE (Low Density Polyethylene) dengan pasir
laut dan limbah keramik tradisonal. Pengujian yang dilakukan pada benda kerja ini menggunakan metode uji kuat
tekan, dimana benda uji melewati proses uji tekan dengan menggunakan Compression Testing Machine yang berada
di Laboratorium Teknik Sipil Universitas Indonesia. Sedangkan pengujian penyerapan air diuji dengan cara berat
benda uji ditimbang sebelum direndam dalam air. Setelah ditimbang lalu benda uji direndam dalam air bersih selama
24 jam, kemudian keringkan dalam dapur pengering (oven) dengan suhu 105°C selama 24 jam. Hasil dari penelitian
ini menunjukan bahwa agregat alternatif ini memenuhi syarat mutu kuat tekan dengan nilai 38,43 MPa dan 16,38
MPa yang termasuk dalam kategori mutu A dan C. Sedangkan untuk nilai Penyerapan agregat alternatif ini memiliki
nilai 1,176 % dan 2,352 % dimana kedua nilai tersebut masuk dalam kategori mutu A.

Kata kunci: Plastik LDPE, Pasir, Limbah keramik, Kuat tekan, Penyerapan Air

1. PENDAHULUAN halaman kantor, rumah, dan kompleks


1.1 Latar Belakang pertokoan.[1]
Aplikasi paving block pada pembangunan ruas Kontribusi sampah plastik terhadap total produksi
jalan sudah banyak dijumpai diberbagai daerah, sampah nasional mencapai 15% dengan
karena perkerasan kaku relatif lebih besar pertumbuhan rata-rata mencapai 14,7% per tahun
kemampuannya menahan beban, dan umur rencana dan menempatkan sampah plastik sebagai
lebih lama. Dengan mengunakan paving block kontributor kedua setelah sampah organik. Dari
dinilai lebih ekonomis dari pada penggunaan berbagai macam jenis plastik, plastik yang paling
perkerasan (rigid) beton bertulang, paving block banyak dibuang ke lingkungan adalah jenis LDPE
mudah dalam pekerjaan pemasangan, dan mampu (Low Density Polyethylene) yang biasanya dalam
menahan beban dalam batasan tertentu, serta bentuk kantong plastik. Salah satu alternatif
konstruksinya relatif tahan lama. Selain itu paving penanganan sampah plastik adalah dengan
block mempunyai keunggulan sifat yang khas yang melakukan proses daur ulang (recycle). Salah satu
tidak dimiliki perkerasan lainnya yaitu kesan yang proses daur ulang tersebut adalah dengan
indah. Kesan yang indah ini terbentuk dari bentuk menggunaan sampah plastik sebagai agregat dalam
dan warna elemen paving block tersebut, sehingga pembuatan paving block. Cara ini merupakan salah
dapat dibuat pola-pola yang menarik pada satu bentuk proses daur ulang dengan mengubah
permukaan jalan. plastik menjadi bentuk perkerasan kaku sebagai
agregat alternatif.[2].
Perkerasan kaku khususnya paving block Indonesia menghasilkan 0,8 kg sampah per orang
banyak digunakan pada tempat – tempat khusus atau secara total sebanyak 189 ribu ton sampah/hari.
yang memerlukan kekuatan lebih untuk menahan Salah satu alternatif penanganan sampah plastik
beban sekunder seperti pada halte, areal parkir, adalah dengan melakukan proses daur ulang
tanjakan, pelabuhan, serta untuk menggunakan (recycle). Salah satu proses daur ulang tersebut
perkerasan pada kawasan tertentu seperti ruas jalan adalah dengan menggunaan sampah plastik sebagai
di kawasan perumahan, pelabuhan, jalan agregat dalam pembuatan paving block. Cara ini
setapak/gang, trotoar, ruas jalan dikawasan wisata, merupakan salah satu bentuk proses daur ulang

1
dengan mengubah plastik menjadi bentuk Material komposit merupakan gabungan dari
perkerasan kaku sebagai agregat alternatif. dua atau lebih material yang berbeda menjadi suatu
bentuk unit mikroskopik. Gabungan antara pengisi
dan
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dapat dirumuskan
masalah sebagai berikut: “Apakah hasil paduan
antara LDPE, pasir, dan limbah keramik dapat
dijadikan sebagai alternatif paving block?”
1.3 Batasan Masalah
Batasan masalah digunakan sebagai pencegah
agar penelitian terfokus pada tujuannya dan tidak
keluar dari tujuan penelitianya.
1. Material yang digunakan pada penelitian
ini adalah LDPE, pasir (agregat halus), dan
limbah keramik (agregat kasar).
2. Pengujian yang dilakukan untuk
penelitian ini adalah:
a. Uji Kuat Tekan, untuk
mengetahui kekuatan benda
terhadap gaya yang diberikan.
b. Pengujian Penyerapan Air,
mengetahui nilai penyerapan matrik terdiri dari bermacam-macam kombinasi.
air yang ada pada benda uji. Pengisi dapat berupa partikel kecil atau berbentuk
serat. Saat ini bahan komposit yang diperkuat
1.4 Tujuan Penelitian dengan serat merupakan bahan teknik yang banyak
Adapun tujuan dari penelitian yang digunakan karena kekuatan dan kekakuan spesifik
dilaksanakan adalah: yang jauh di atas bahan teknik pada umumnya. Sifat
1. Untuk mencari komposisi agregat yang yang diinginkan dari komposit tidak didapat dari
mendekati karakteristik dari nilai kuat material lain apabila berdiri sendiri. Sifat material
tekan paving block. yang diinginkan diperoleh dengan membuatnya
2. Untuk mengetahui nilai, fungsi dari menjadi komposit, sehingga sifatnya dapat didesain
agregat alternatif berdasarkan syarat sesuai kebutuhan (Jones,1975). Bahan komposit
mutu kuat tekan paving block. terkenal ringan, kuat dan tidak terpengaruh korosi
2. LANDASAN TEORI sehingga mampu bersaing dengan bahan logam.

2.1 Paving block


Paving block merupakan suatu komposisi
bahan bangunan yang dibuat dari campuran semen
portland atau bahan perekat hidrolis sejenisnya, air
dan agregat dengan atau tanpa bahan tambahan
lainnya yang tidak mengurangi mutu paving block
tersebut Paving block mempunyai beberapa
keunggulan antara lain:
1. Pelaksanaannya mudah sehingga memberikan
kesempatan kerja yang luas kepada masyarakat.
2. Pemeliharaannya mudah.
3. Bila ada kerusakan, perbaikannya tidak
memerlukan bahan tambahan yang banyak
karena Paving block merupakan bahan yang
dapat dipakai kembali meskipun telah
pembongkaran.
4. Tahan terhadap beban statis, dinamik dan kejut
yang tinggi

2
5. Cukup fleksibel untuk mengatasi perbedaan Agregat dapat berupa berbagai jenis butiran atau
penurunan (differential sattlement) pecahan batuan, termasuk didalamnya antara lain:
6. Mempunyai durabilitas yang baik.[3] Pasir, kerikil, agragat pecah, abu/ debu, dll.
Agregat dibagi menjadi 2 jenis, yaitu:
2.2 Plastik
Plastik merupakan material terbuat dari nafta 1. Agregat kasar
yang merupakan produk turunan minyak bumi yang Merupakan butiran yang diperoleh
diperoleh melalui proses penyulingan. Karakteristik dari alam atau industri pemecah batu yang
plastik yang memiliki ikatan kimia yang sangat kuat biasanya berukuran antara 4.76 mm –
sehingga banyak material yang dipakai oleh 150mm. Ketentuan agregat kasar antara
masyarakat berasal dari plastik. Namun plastik lain:
merupakan material yang tidak bisa terdekomposisi a. Harus terdiri dari butrian yang
secara alami (non biodegradable) sehingga setelah keras dan tidak berpori.
digunakan, material yang berbahan baku plastik b. Agregat kasar tidak boleh
akan menjadi sampah yang sulit diuraikan oleh mengandung lumpur lebih dari
mikroba tanah dan akan mencemari lingkungan. 1% dalam berat keringnya.
Berdasarkan jenis produknya, terdapat 6 jenis c. Tidak boleh memiliki zat yang
plastik yaitu Polyethylene Terephthalate (PET), dapat merusak pengikat.
High Density Polyethylene (HDPE), Polyvinyl 2. Agregat Halus
Chloride (PVC), Low Density Polyethylene Dapat berupa pasir alam sebagai hasil
(LDPE), Polypropylene (PP), Polystyrene (PS). dari batuan atau berupa pasir buatan yang
dihasilkan dari alat pemecag batu. Agregat
Gambar 1 Jenis plastik ini berukuran 0.063mm – 4.76mm yang
meliputi pasir kasar. Ketentuan agregat
2.2 Plastik LDPE (Low Density halus antara lain:
Polyethylene) a. Terdiri dari butiran tajam, keras,
Polietilena berdensitas rendah Low-density dan bersifat kekal artinya tidak
Polyethylene (LDPE) merupakan jenis plastik hancur oleh pengaruh cuaca dan
thermoplast yang umumnya digunakan di Indonesia temperatur seperti matahari dan
sebagai kantong kemasan belanja, kantong hujan.
pembungkus makanan, kantong makanan segar, b. Tidak boleh mengandung lumpur
kantong sampah (disposal bag), kantong roti dan lebih dari 5% berat keringnya.
sebagai kemasan makanan lainnya (BPOM, 2017). c. Tidak boleh mengandung bahan
Struktur kimiawi LDPE dengan rantai panjang organik.
memiliki kepekatan yang rendah sehingga lebih d. Harus beraneka ragam untuk
fleksibel. Daya proteksi terhadap panas yang cukup besarannya.[5]
baik, juga menjadikan plastik jenis ini memiliki Sifat dan kualitas agregat menentukan
daya tahan tinggi saat digunakan. Secara garis
kemampuannya dalam memikul beban lalu lintas
besar, plastik dapat dikelompokkan menjadi dua
golongan, yaitu: plastik thermoplast dan plastik karena dibutuhkan untuk lapisan permukaan yang
thermoset. Plastik thermoplast adalah plastik yang langsung memikul beban di atasnya dan
dapat dicetak berulang-ulang dengan adanya panas. menyebarkannya ke lapisan di bawahnya.
Yang termasuk plastic antara lain: PE, PP, PS, PET, Dari berbagai tipikal agregat diatas, penelitian ini
LDPE dll. Sedangkan palstik thermoset adalah menggunakan pasir laut dan limbah keramik
plastik yang apabila telah mengalami kondisi
sebagai agregat yang akan digunakan untuk
tertentu tidak dapat dicetak kembali.[4]
alternatif Paving block.
2.3 Agregat
Agregat adalah suatu kumpulan butiran batuan
yang berukuran tertentu yang diperoleh dari hasil 2.3.1 Pasir laut
alam langsung maupun dari pemecahan batu besar Secara umum pasir laut dapat dibedakan atas
ataupun agregat yang sengaja dibuat untuk tujuan dua kondisi yaitu pasir laut yang tidak dipengaruhi
tertentu. Bahan pengisi (filler) merupakan bagian pasang surut dan pasir laut yang terendam atau
dari agregat halus yang lolos dari saringan no 30 dipengaruhi oleh kondisi air laut (air pasang surut).
(0,06 mm). Seringkali agregat diartikan pula Yang dimaksud dengan pasir. laut yang tidak
sebagai suatu bahan yang bersifat keras dan kaku dipengaruhi oleh air pasang surut adalah pasir laut.
yang digunakan sebagai bahan pengisi campuran. yang terdampar ± 50 meter dari air pasang dan tidak

3
akan tergenang kembali. Pasir laut yang tidak
dipengaruhi air pasang ini mempunyai Gambar 2 flowchart penelitian
kandungan.[6]
3.1 Alat dan Bahan
2.3.2 Keramik Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam
Definisi keramik itu sendiri ada tiga macam, yaitu: penelitain ini adalah:
1. Bahan atau mineral yang terbuat dari tanah liat
yang dibakar. 3.1.1 Alat-alat
2. Material anorganik yang tersusun atas unsur 1. Wajan, berfungsi untuk wadah ketika memasak
logam dan non logam yang berkaitan ionic atau dan mixing material.
kovalen. 2. Kompor gas, alat untuk melebur dan
3. Semua material yang bersifat keras, rapuh, mencampurkan agregat pada wajan.
tahan panas, dan tahan korosi serta 3. Sendok pengaduk, sebagai alat pengaduk
mengandungsatu atau lebih unsur logam material ketika di masak.
termasuk oksigen. 4. Thermogun, sebagai pengontrol suhu ketika
Keunggulan keramik dibanding logam sebagai sedang memasak material.
bahan industri antara lain tidak korosif, ringan,
keras, kuat, dan stabil pada suhu tinggi. Keramik 3.1.2 Bahan
pada awalnya diproduksi secara tradisional dari
mineral alam, namun sekarang kegunaan keramik 1. Limbah plastik LDPE.
bermacam-macam fungsinya, dahulu hanya 2. Pasir pantai, sebagai agregat halus.
digunakan sebagai barang pecah belah, gerabah, 3. Limbah keramik, sebagai agregat kasar.
namun sekarang telah menjadi industri yang cukup 4. Oli bekas sebagai media untuk mixing dan
besar dengan aplikasi kegunaan seperti keramik meleburkan plastik LDPE.
porselin sebagai salah satu bahan isolator listrik,
peralatan pabrik dan lain sebagainya.[7] 3.2 Desain Penelitian
2. METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode


eksperimental (experimental research), yaitu
dengan melakukan pengamatan untuk mendapatkan
data sebab-akibat dalam proses eksperimen
sehingga dapat mengetahui nilai kuat tekan
komposisi pasir, limbah keramik, plastik LDPE
(Low Density Polythylene) dan oli bekas dalam
pembuatan alternatif paving block.

Prosedur Penelitain
penelitian in memiliki langkah – langkah
sebagai berikut:

1. Mempersiapkan alat dan bahan yang akan


digunakan selama proses penelitian ini.

4
2. Persiapkan cetakan yang terbuat dari plat besi 7. Setelah berada dalam cetakan, berikan beban
dengan ukuran 50 x 50 x 50 mm. pada bagian penutup cetakan agar hasil
3. Hancukan limbah keramik yang berukuran peleburan menjadi padat.
lebih dari 4.78mm sebagai agregat kasar.
4. Masukan oli bekas kedalam panci lalu tunggu 8. Tunggu hingga 2 jam untuk mengeluarkan hasil
hingga mulai memanas, lalu masukan plastik peleburan dari cetakan, dan tunggu 24 jam
LDPE kedalam panci yang berisi oli. hingga material mengeras dan mengering.
5. Setelah plastik mulai melebur masukan limbah 9. Bongkar benda kerja yang ada di dalam
keramik kedalam panci aduk hingga merata. cetakan.
Jaga kestabilan suhu antara 190° - 250°C. tahap
pertama ini tidak menggunakan pasir untuk
menghasilkan permukaan dasar yang homogen.
Lalu masukan hasil peleburan yang baru saja
dilakukan dalam cetakan.

Gambar 3 tahap 1
6. Tahap kedua masukan agregat halus kedalam
panci yang berisikan oli bekas dan LDPE yang
telah meleleh lalu aduk hingga pasir menyatu
dengan plastik yang telah meleleh. Kemudian
masukan peleburan tersebut kedalam cetakan
yang berisikan pada tahap satu. Sehingga Gambar 5 Tahap Produksi
cetakan berisi hasil peleburan dari tahap satu
dan tahap kedua. 3.4 Metode Pengujian
Metode yang dilakukan dalam penelitian ini
adalah menghitung kuat tekan benda dan mengukur
penyerapan air yang terjadi pada benda uji.

3.4.1 Kuat Tekan Beban


Kuat tekan beban adalah besarnya beban per
satuan luas, yang menyebabkan benda uji hancur
bila dibebani dengan gaya tekan tertentu, yang
dihasilkan oleh mesin tekan. Untuk menentukan
nilai kuat tekan beton, dapat digunakan rumus yang
berasal dari peraturan SNI 03-1974-1990 yang
terdapat pada persamaan berikut:

𝑃
𝑓𝑐 ′ =
𝐴
Gambar 4 Pencetakan tahap 2

5
3.4.2 Metode Penyerapan Air 3.6 Pengumpulan Data
Menurut [8] ada sedikit selisih perbedaan Pengujian kuat tekan produk dilakukan di
dalam penyerapan air bagian dalam. Selain itu, Laboratorium Uji Departemen Teknik Sipil
penyerapan air permukaan yang tinggi hanya Fakultas Teknik Universitas Indonesia.
mengurangi kuat tekan. Seluruh kekuatan tekan Pengambilan data penyerapan air rata-rata
tergantung pada kedua permukaan dan struktur dilakukan di Perumahan Griya Pratama Mas Blok
dalam benda. Hal tersebut dapat disimpulkan A7 No. 17, Bekasi. Setiap benda uji memiliki nilai
kekuatan benda tidak dapat dievaluasi oleh komposisi yang telah diukur, dapat dilihat pada
penyerapan air. Penyerapan air dapat dihitung Tabel 2:
dengan Persamaan: Tabel 2 Komposisi paduan

𝑃 𝐵𝑏− 𝐵
𝑎
𝐴= 𝐵𝑎
X 100%

3.5 Klasifikasi Mutu Beton


Adapun klasifikasi mutu beton adalah:

1. Beton mutu A, digunakan untuk pejalan 3.7 Teknik Pengolahan Data


bermotor. Data yang sudah dikumpulkan dalam bentuk
2. Beton mutu B, digunakan untuk peralatan tabel, dilakukan pengolahan lebih lanjut dengan
parker. memasukannya dalam persamaan, sehingga
3. Beton mutu C, digunakan untuk pejalan kaki. diperoleh data akhir. Berdasarkan penelitian yang
4. Beton mutu D, digunakan untuk taman dan dilakukan. Data yang diolah berupa:
penggunaan lain. Tabel 3 Pengolahan data

Syarat mutu dapat dilihat pada Tabel 1.


Tabel 1 Syarat Mutu Kuat Tekan

4. HASIL DAN PEMBAHASAN


Setelah dilakukannya proses produksi terjadi
kegagalan material pada benda uji yaitu penyusutan
yang terjadi dipermukaan benda uji. Dan setelah
Sumber :[9] dilakukan pengujian, didapatkan hasil dari
pengujian tersebut adalah:
Semakin rapat material yang diuji, maka nilai Tabel 4 Hasil pengujian kuat tekan
kuat tekannya semakin meningkat. Karena
kerapatan pada benda uji sangat mempengaruhi
nilai resapan airnya. Densitas dengan serapan air
berbanding terbalik. Maloney (1993) dalam Fitri
(2002) menyatakan semakin rendah densitas maka
daya serap air akan semakin besar, semakin tinggi
densitas, maka ikatan antar partikel semakin rapat
sehingga menyebabkan rongga udara dalam 4.1 Pengujian Kuat Tekan
mengecil.
Keadaan ini mengakibatkan air akan sulit Pengujian kuat tekan menggunakan mesin uji
untuk mengisi rongga tersebut. Dengan demikian, Compression Testing Machine. Prinsip dari
semakin rendah densitas maka daya serap air akan pengujian ini adalah dengan memberikan gaya
semakin besar. Penentuan daya serap air pada benda tekan sesuai dengan bagian benda yang akan
uji diperoleh dari hasil pengukuran massa basah dan mendapatkan beban, benda diletakkan pada bagian
massa kering yang diukur menggunakan neraca lower plate lalu ditekan hingga hancur. Setelah
ohaus.[10] material hancur, mesin akan berhenti beroperasi
secara otomatis kemudian angka dari beban
maksimal akan muncul pada layar pengukur.

6
Tabel 5 Hasil pengujian penyerapan air C. Mutu A dapat digunakan untuk jalan kendaraan
bermotor sedangkan Mutu C dapat digunakan untuk
pejalan kaki. Sehingga untuk melihat perbedaannya
digambarkan grafik sebagai berikut:
Gambar 6 Perbandingan nilai kuat tekan

Berdasarkan Tabel 1 nilai penyerapan air BU1


4.2 Pengujian Penyerapan Air dan BU2 memenuhi syarat Mutu dengan nilai A
Pengujian penyerapan air dilakukan dengan dengan nilai 1,176 % dan 2,352 %, lebih kecil dari
cara sampel uji direndam dalam air selama 24 jam, mutu A yang memiliki nilai penyerapan air sebesar
3 %. Dimana semakin kecil nilai yang didapatkan
maka kualitas mutu dari material tersebut semakin
baik. Perpaduan komposisi dari pasir
mempengaruhi nilai penyerapan air dalam
pengujiannya. Sehingga untuk melihat
perbedaannya digambarkan grafik sebagai berikut:
Gambar 7 Perbandingan nilai penyerapan air

Jika dilihat pada Gambar 7 nilai penyerapan air


yang menggunakan plastik LDPE (Low Density
kemudian dikeringkan dalam dapur pengering Polyethylene) pasir dan limbah keramik memiliki
(oven) selama 24 jam pada suhu105 oC (SNI-03- nilai penyerapan air yang baik dan memenuhi
0691-1996). Data hasil dari pengujian penyerapan syarat mutu tersebut baik untuk BU1 dan BU2.
air seperti dapat dilihat pada Tabel 5.

4.3 Pembahasan
Pada proses pengujian dilakukan 10 kali 5. SIMPULAN DAN SARAN
percobaan untuk mendapatkan nilai komposisi yang
5.2 SIMPULAN
bisa memenuhi standar untuk dilakukan pengujian. Berdasarkan hasil pengujian dan pembahasan,
Berdasarkan 10 percobaan didapatkan komposisi dapat disimpulkan bahwa:
agregat seperti pada Tabel 6:
Tabel 6 Percobaan komposisi agregat 1. Komposisi LDPE dengan berat 10 gram, pasir

Hasil pengamatan visual pada Tabel 6,


didapatkan bahwa percobaan 9 dan 10 dapat
digunakan untuk pengujian kuat tekan dan
penyerapan air karena memiliki sedikit penyusutan
dan porositas yang kecil diantara 10 percobaan yang
telah dilakukan.

Berdasarkan Tabel 1 nilai kuat tekan BU1 dan


BU2 memiliki nilai 38,43 MPa dan 16,38 MPa,
dimana nilai tersebut termasuk dalam mutu A dan
100 gram dan limbah keramik 60 gram bisa
memenuhi syarat mutu dari nilai kuat tekan
campuran agregat semen dengan mutu A.
2. Komposisi LDPE dengan berat 10 gram, pasir
80 gram dan limbah keramik 80 gram bisa
memenuhi syarat mutu dari nilai kuat tekan
campuran agregat semen dengan mutu C.
3. Kedua komposisi memiliki nilai kuat tekan
38,43 MPa dan 16,38 MPa dimana nilai tersebut
termasuk kedalam mutu A dan C yang dapat

7
digunakan oleh kendaraan bermotor dan pejalan Perendaman Air Laut dan Air Sungai Kuat
kaki. Tekan Beton Beton adalah campuran antara
semen portland,” vol. 22, no. 2, pp. 112–122,
2019, doi: 10.18196/st.222243.
5.2 SARAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, [9] S. N. Indonesia and B. S. Nasional, “Bata
dapat disarankan beberapa hal sebegai berikut: beton,” 1996.
1. Pengujian penyerapan air sebaiknya dilakukan [10] O. E. Hapsari, “Al-Ard : Jurnal Teknik
untuk semua komposisi agregat selain dengan Lingkungan Analisis Sifat Fisis Penyerapan
pengamatan visual. Air Pada Paving Block Dengan Campuran
2. Tambahkan filler pada campuran agregat untuk Variasi Limbah Abu Ketel dan Limbah
mengurangi tingkat porositas yang terlalu besar. Botol Plastik,” vol. 5, no. 1, pp. 1–8, 2019.

6. DAFTAR REFERENSI

[1] G. Merapi and M. Merapi, “PENGARUH


KUAT TEKAN PAVING BLOCK
MENGGUNAKAN PASIR SUNGAI DAN
PASIR DARAT ( DALAM KASUS PASIR
DARI ( THE INFLUENCE OF
COMPRESSIVE STRENGTH OF
PAVING BLOCK USING RIVER SAND
AND LAND SAND ( IN THE CASE OF
SAND OF,” 2014.

[2] D. Iswadi et al., “PEMANFAATAN


SAMPAH PLASTIK LDPE DAN PET
MENJADI BAHAN BAKAR MINYAK
DENGAN PROSES PIROLISIS Utilization
of LDPE and PET Plastic Waste into Oil
Fuel By Pyrolysis Process,” vol. 1, no. 2,
2017.

[3] A. Purba, “PERBANDINGAN MUTU


PAVING BLOCK,” no. 1.

[4] I. R. Aziz and C. Muthiadin,


“BIODEGRADASI PLASTIK LDPE
HITAM DAN PUTIH PADA SAMPAH,”
vol. 12, no. 2, pp. 166–172, 2019.

[5] T. Akhir, D. T. Lingkungan, and U.


Hasanuddin, “Asri djuriawan d121 11 902,”
2018.

[6] R. Ramlan and N. Pradhani, “Studi


pemanfaatan pasir laut sebagai agregat halus
pada campuran beton aspal,” 2018.

[7] T. E. Sidabutar, “Pembuatan Dan


Karakterisasi Keramik Magnesium Alumina
Silika Dari Abu Vulkanik Gunung
Sinabung,” J. Tek. Mesin, vol. 6, no. 1, p. 28,
2017, doi: 10.22441/jtm.v6i1.1203.

[8] T. Roda, “Kuat Tekan Beton dan Nilai


Penyerapan dengan Variasi Perawatan

Anda mungkin juga menyukai