Anda di halaman 1dari 16

PROPOSAL SKRIPSI

PEMANFAATAN LIMBAH BOTOL PLASTIK PADA PEMBUATAN


PAVING BLOCK “ECO-PAVING”

Disusun oleh :

Benedictus Pandu Budianto

1850100097

Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Ujian Tengah Semester Mata
Kuliah Teknik Penulisan dan Presentasi

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS VETERAN BANGUN NUSANTARA SUKOHARJO

2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Sampah plastik adalah salah satu sumber pencemaran lingkungan


hidup di Indonesia. Plastik merupakan produk serbaguna, ringan, fleksibel,
tahan kelembaban, kuat, relatif murah. Karena berbagai kemudahan tersebut,
seluruh dunia bernafsu untuk menghasilkan lebih banyak produk berbahan
baku plastik. Namun, tanpa disadari, karakter dasar plastik, ditambah cara
penggunaan yang tidak ramah lingkungan, ia justru merusak lingkungan
hidup.

Plastik adalah salah satu bahan yang dapat kita temui di hampir setiap
barang. Penggunaan plastik dan barang-barang berbahan dasar plastik
semakin meninggkat seiring berkembangnya, industri dan juga jumlah
populasi penduduk. Di Indonesia, kebutuhan plastik terus meningkat sehingga
mengalami kenaikan rata-rata 200 ton/tahun. Akibat dari peningkatan
penggunaan plastik ini adalah bertambah pula sampah plastik. Berdasarkan
asumsi Kementrian Lingkungan Hidup (KLH), setiap hari penduduk
Indonesia menghasilkan 0,8 kg sampah per orang atau secara total sebanyak
189 ribu ton sampah perhari.Dari jumlah tersebut 15% berupa sampah plastik
atau sejumlah 28,4 ribu ton sampah plastik perhari (Fahlevi,M.R.2012)

Dari masalah-masalah itu maka kami memiliki gagasan baru


mengenai pendaur ulangan limbah botol plastik menjadi “Eco Paving”.
Sebuah gagasan baru dari pemanfaatan limbah plastik botol menjadi agregat
yang dikolaborasikan dengan bahan utama pembuatan paving karena dapat
mengurangi jumlah penggunaan pasir dan semen dalam setiap pembuatan.
Paving ini dapat digunakan di berbagai sektor dari transportasi sampai
pemukiman karena dapat menyerap air lebih baik daripada cor beton dan
mudah dalam penggantian jika terdapat kerusakan.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah tersebut diatas, maka
dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:
1) Apakah pembuatan “Eco Paving” dapat mengurangi dampak limbah
botol plastic secara signifikan?
2) Bagaimana efektivitas penerapan dan pemakaian “Eco Paving” sebagai
penunjang dalam transportasi dan pemukiman?
3) Apakah Eco Paving lebih unggul dibanding paving konvensional?

1.3. Batasan Masalah


Pembatasan Masalah Pada penelitian ini peneliti membatasi masalah
penelitian pada beberapa hal sebagai berikut:
1. Penelitian ini mengambil berbagai referensi data penelitian skripsi
terkait paving blok.
2. Batasan masalah berfokus pada kekuatan paving yang diberi
campuran plastik yang dilelehkan.
3. Memakai plastik botol bekas sebagai bahan campuran paving.

1.4. Maksud dan Tujuan


Maksud dan Tujuan dibuatnya karya ilmiah ini adalah untuk penilaian
Ujian Tengah Semester mata kuliah Teknik Penulisan Dan Presentasi Program
Studi Teknik Sipil Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo dan
mengetahui hasil dari penambahan botol plastik pada pembuatan paving blok.
1.5. Manfaat Penelitian
1. Mengetahui hasil analisis antara paving normal dengan Eco Paving.
2. Mengetahui perbandingan kekuatan antara paving konvensional dan Eco
Paving.
3. Mengetahui kelebihan dan kekurangan Eco Paving dalam pengaplikasian.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pembahasan

Paving blok merupakan sebuah produk bahan bangunan yang dibuat


dari campuran semen, air, abu batu, agregat halus dan agregat kasar. Paving
blok digunakan sebagai salah satu alternative penutup atau pengerasan
permukaan jalan. Paving blok dikenal juga dengan sebutan bata beton atau
concrete block.
2.1.Semen
Semen adalah bahan perekat kimia yang memberikan perkerasan
terhadap material campuran lainnya menjadi suatu bentuk yang kaku dan
tahan lama. Bahan alami seperti kapur dan tanah liat memiliki banyak
keterbatasan, sementara dapat semen diproduksi dalam kondisi terkontrol,
dikemas dan dapat dengan mudah diangkut di tempat yang diperlukan.
Harga semen relatif murah dan saat ini merupakan bahan perekat terbaik
selain bahan pengikat lainnya seperti polimer, epoksi, dll. Oleh karena itu,
semen telah menjadi bahan yang paling wajib di negara-negara berkembang.
Semen Portland adalah bentuk semen paling dasar, tetapi saat ini penggunaan
semen Portland Pozzolana telah meningkat seiring waktu.
Ada banyak bahan kimia dan mineral yang terkandung dalam bubuk
semen, setiap kandungan bahan tertentu mempengaruhi kualitas semen.
Secara umum, semen adalah bubuk abu-abu gelap yang terbuat dari kapur
(CaO), Silika (SiO2), Alumina (AL2 O3), Iron Oxide (Fe2O3), Magnesium
Oksida (MgO), Sulfur Trioxide (SO3), dan Alkali (K2O) , Na2O). Untuk
mengetahui lebih lanjut tentang proporsi bahan baku yang digunakan untuk
pembuatan semen, baca komposisi semen yang tertera pada bungkus semen.
2.2.Air
Air merupakan zat cair, pada kondisi standar tidak memiliki rasa, bau
maupun warna dan terdiri atas hidrogen dan oksigen dengan rumus kimia
H2O. Secara alami Air memiliki tiga wujud sekaligus seperti padat (es), cair
(air), dan gas (uang air). air memiliki kemampuan untuk melarutkan zat kimia
seperti garam, asam, gas, serta molekul organik. Dengan demikian tidak
jarang air disebut sebagai zat pelarut universal. Air berada dalam
kesetimbangan dinamis antara fase cair dan padat dibawah tekanan dan
temperatur standar.

2.3.Abu Batu
Abu batu adalah bahan bangunan yang merupakan hasil dari proses
penghancuran bongkahan batu yang di gunakan untuk campuran beton.
Batu abu bisa dibilang memiliki jumlah yang sangat banyak dan masih dalam
tahap pengembangan untuk mengurangi penggunaan pasir dalam adukan
beton. Abu batu umumnya berwarna gelap (abu-abu kehitaman) dan terdiri
dari butiran yang cukup kasar.
Material Abu batu sering di gunakan menjadi bahan sampingan sebagai
campuran dari adukan beton precast. Abu batu mudah di dapatkan dan bisa di
nilai murah dari segi harga. Dan selain sebagai campuran adukan beton abu
batu juga bisa dapat di jadikan dasar dari pemasangan paving block maupun
grass block.
2.4.Agregat Halus
Agregat halus untuk beton dapat berupa pasir alam sebagai hasil
desintegrasi alami dari batuan-batuan atau berupa pasir buatan yang
dihasilkan oleh alat pemecah batu. Agregat ini berukuran 0,063 mm — 4,76
mm yang meliputi pasir kasar (Coarse Sand) dan pasir halus (Fine Sand).
Untuk beton penahan radiasi, serbuk baja halus dan serbuk besi pecah
digunakan sebagai agregat halus. Menurut PBI, agregat halus memenuhi
syarat:

 Agregat halus harus terdiri dari butiran-butiran tajam, keras, dan bersifat
kekal artinya tidak hancur oleh pengaruh cuaca dan temperatur, seperti
terik matahari hujan, dan lain-lain.
 Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5 % berat kering,
apabila kadar lumpur lebih besar dari 5%, maka agregat halus harus dicuci
bila ingin dipakai untuk campuran beton atau bisa juga digunakan
langsung tetapi kekuatan beton berkurang 5 %.
 Agregat halus tidak boleh mengandung bahan organik (zat hidup) terlalu
banyak dan harus dibuktikan dengan percobaan warna dari ABRAMS-
HARDER dengan larutan NaOH 3%.
 Angka kehalusan (Fineness Modulus) untuk Fine Sand antara 2,2–3,2.
 Angka kehalusan (Fineness Modulus) untuk Coarse Sand antara 3,2–4,5.
 Agregat halus harus terdiri dari butiran yang beranekaragam besarnya.

Agregat halus yang tidak memenuhi percobaan tersebut juga dapat


dipakai, asal saja kekuatan tekan adukan agregat pada umur 7 dan 28 hari
tidak kurang dari 95% dari kekuatan adukan agregat yang sama, tetapi dicuci
terlebih dahulu dalam larutan NaOH 3% yang kemudian dicuci bersih dengan
air pada umur yang sama.

Agregat halus harus terdiri dari butiran yang beranekaragam dan


apabila diayak dengan ayakan susunan harus memenuhi syarat-syarat sebagai
berikut:
 Sisa diatas ayakan 4 mm minimum beratnya 2%
 Sisa diatas ayakan 1mm minimum beratnya 10%
 Sisa diatas ayakan 0,025 beratnya berkisar antara 80% sampai 95%.

2.5.Agregat Kasar

Agregat kasar (Coarse Aggregate) biasa juga disebut kerikil sebagai


hasil desintegrasi alami dari batuan atau berupa batu pecah yang diperoleh
dari industri pemecah batu, dengan butirannya berukuran antara 4,76 mm —
150 mm.. Ketentuan agregat kasar antara lain:

 Agregat kasar harus terdiri dari butiran yang keras dan tidak berpori.
Aggregat kasar yang butirannya pipih hanya dapat dipakai jika jumlah
butir-butir pipihnya tidak melampaui 20% berat agregat seluruhnya.
 Agregat kasar tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1% dalam berat
keringnya. Bila melampaui harus dicuci.
 Agregat kasar tidak boleh mengandung zat yang dapat merusak beton,
seperti zat yang relatif alkali.
 Agregat kasar untuk beton dapat berupa kerikil alam dari batu pecah.
 Agregat kasar harus lewat tes kekerasan dengan bejana penguji Rudeloff
dengan beban uji 20 ton.
 Kadar bagian yang lemah jika diuji dengan goresan batang tembaga
maksimum 5%.
 Angka kehalusan (Fineness Modulus) untuk Coarse Aggregate antara 6–
7,5.

Jenis agregat kasar yang umum adalah:


1. Batu pecah alami: Bahan ini didapat dari cadas atau batu pecah alami yang
digali.
2. Kerikil alami: Kerikil didapat dari proses alami, yaitu dari pengikisan tepi
maupun dasar sungai oleh air sungai yang mengalir.
3. Agregat kasar buatan: Terutama berupa slag atau shale yang biasa
digunakan untuk beton berbobot ringan.
4. Agregat untuk pelindung nuklir dan berbobot berat: Agregat kasar yang
diklasifikasi disini misalnya baja pecah, barit, magnatit dan limonit.

2.6.Plastik

Jenis-Jenis Plastik dan Kegunaanya Menurut Apriyanto, plastik


merupakan benda sebagai material dari polimer atau dari  bahan pengemasan
yang dapat dicetak kembali menjadi bentuk-bentuk benda yang diinginkan
dengan cara mengeraskan bahan setelah melalui proses pendinginan atau juga
proses pelarutnya bahan yang diuapkan.

1. Polyethylene Terephthalate (PETE)

Plastik ini memiliki sifat yang  kuat serta kedap air dan juga gas.
Plastik jenis ini bisa melunak di suhu 80 oC. Umumnya digunakan sebagai
pengemas selai, botol dan plastik kemasan sambal dan kecap, ,botol
dari soft drink , plastik minyak goreng, botol air mineral sehari hari serta
kemasan biskuit.

2. High Density Polyethylene (HDPE)

Memiliki sifat yang kuat, dan mudah diproses serta mudah dalam 
tahap pembentukan. Plastik ini juga kedap dan tahan terhadap  lembab
serta mampu menahan reaksi kimia yang muncul. Biasanya digunakan
sebagai plastik belanjaan,  botol susu cair dan jus, tempat margarin, tutup
plastik, galon air minum.

3. Polivinil klorida (PVC)

Plastik serbaguna, mudah dibentuk tahan minyak ini sebaiknya


jangan digunakan sebagai pembungkus makanan karena dapat merusak
fungsi hati dan ginjal.

4. Low Density Polyethylene (LDPE)

Jenis plastik satu ini sangat baik untuk digunakan sebagai wadah
tempat makanan/minuman. Dan juga mudah untuk diproses daur ulang.

5. Polipropilen (PP)

Bahan plastik PP merupakan jenis bahan plastik yang dapat


mencegah terjadinya reaksi kimiawi serta juga kedap dan tahan minyak
serta panas. Ingat pastikan tempat makan dan minummu berkode PP.

6. Polistiren (PS)

Bersifat foam (styrofoam), mudah dibentuk dan lentur.  PS dan EPS
(Polistiren busa) merupakan kode untuk jenis plastik ini. Digunakan
sebagai wadah tempat makanan beku, garpu serta sebagai styrofoam
makanan.

7. Other (O)

Acrylonitrile (SAN), Acrylonitrile Butadiene Styrene (ABS),


Polycarbonate (PC), dan Nylon merupakan empat jenis plastik yang
terkumpul di bagian other ini, selain dari keenam jenis plastik diatas.
Plastik jenis ABS dan SAN dianjurkan untuk dijadikan wadah tempat
makanan karena dapat mencegah bahan kimia masuk. Sedangkan
kebalikannya jenis plastik PC amat sangat berbahaya jika digunakan
sebagai wadah makanan karena banyak mengandung Bisphenol A
mengakibatkan rusaknya kromosom dan hormon, dan juga berpengaruh
pada menurunnya kualitas sperma, dan juga mempengaruhi sistem
kekebalan tubuh.
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Universitas Universitas Veteran Bangun Nusantara


Sukoharjo, Jombor, Sukoharjo.

3.2 Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada tanggal 6 Desember 2020

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

3.3.1 Populasi

Menurut Arikunto ( 2006: 130 ) “ populasi adalah keseluruhan obyek


penelitian”. Penelitian hanya dapat dilakukan bagi populasi terhingga dan
subyeknya tidak terlalu banyak. Populasi dalam penelitian ini adalah Paving
Normal dan Eco Paving.

Peneliti memilih paving sebagai bahan untuk penelitian yang akan di


campur dengan plastik yang dibentuk menjadi agregat kasar dengan ukuran 0.5
cm – 1 cm.
3.3.2 Sampel

Menurut Sugiyono ( 2008 : 118 ) “ sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimilliki oleh populasi tersebut”

Adapun menurut Arikunto ( 2006: 134 ) “ apabila jumlah subyeknya


kurang dari 100, maka lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya
merupakan penelitian populasi, tetapi apabila lebih besar maka diambil sebanyak
10-15% atau 20-25% atau lebih”.

Tabel 3.3 Sampel Penelitian


Jenis Paving Jumlah Sampel
Bahan tambah plastik 10% 4
Bahan tambah plastik 15% 4
Paving Normal 4

3.4Variabel Penelitian

Variabel Penelitian Menurut Sugiyono (2006) variabel penelitian adalah


segala sesuatu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga didapatkan
sebuah informasi untuk diambil sebuah kesimpulan.Variabel penelitian dibedakan
menjadi 3 yaitu:
1. Variabel Bebas Variabel bebas yang mempengaruhi timbulnya variabel
terikat. Variabel bebas yang terdapat pada penelitian ini adalah
pembuatan “Eco Paving”

2. Variabel Terikat Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau


yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel terikat yang
ada pada penelitian ini adalah Metode struktur, Metode rasio angka
pantul (Hammer Test), dan Metode pengujian serapan air.
3. Variabel Kontrol Variabel kontrol adalah variabel konstan yang di
gunakan untuk membandingkan variabel lain. Faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi antara lain:
a. Asal dan kondisi agregat
b. Jenis material
c. Cara pembuatan benda uji
d. Perawatan benda uji
e. Cara pengujian benda uji
f. Keausan agregat
g. Suhu ruang
h. Plastik

3.5 Alur Penelitian

Pelaksanaan pengujian dalam penelitian ini meliputi beberapa tahapan,


yaitu pengujian bahan seperti pengujian bahan dan pengujian tekan.
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Beton Universitas Veteran Bangun
Nusantara.

3.6 Rencana Analisis Data Penelitian

3.6.1 Pengujian Agregat Kasar

Pengujian Agregat Kasar Agregat kasar yang digunakan adalah dari


batu alam yang didapat dari mesin pemecah batu. Spesifikasi yang
digunakan adalah menggunakan spesifikasi BINA MARGA. Pengujian
laboratorium untuk agregat kasar yang digunakan dalam campuran adalah:
1. Gradasi (ASTM C-136-46)
2. Specific Gravity (ASTM C 127-77)
3. Absorbsi Air (ASTM C 127-77) 17
1.6.2 Pengujian Agregat Halus
Agregat halus yang digunakan adalah pasir dan batu pecah alam yang
diperoleh dari mesin pemecah batu.. Pengujian agregat halus yang
digunakan dalam campuran adalah:
1. Specific Gravity (ASTM C 128-79)
2. Absorbsi Air (ASTM C 128-79)
1.6.3 Pengujian Bahan Pengisi (Filler)
Bahan pengisi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
serbukkaca. Bahan pengisi ini berbentuk serbuk, yang
didapatkandarihasilpeghancurankacalimbah. Bahan pengisi harus lolos
saringan No. 200 (0,075 mm). Pengujian terhadap bahan pengisi adalah:
1. Specific Gravity (ASTM C 188-44
DAFTAR PUSTAKA

Adhibroto, Fauna, 2014, Pengaruh Penambahan Berbagai Jenis Serat pada Kuat
Tekan Paving Block, Abstrak. Padang: Program Studi Teknik Sipil Fakultas
Teknik Universitas Politeknik Negeri Padang

Prayogo,Hanif Dwi, 2017, Analisa Kuat Tekan Paving Blok Dengan Abu Batu
Sebagai Bahan Tambah, Skripsi. Surakarta: Program Studi Teknik Sipil Fakultas
Teknik Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Kusama,Dianne Amor, 2019, Pemanfaatan Limbah Plastik Untuk Pembuatan


Paving Blok di Desa Cileunyi Kulon, Jurnal Pengabdian, Bandung, Departemen
Matematika FMIPA Universitas Pandjajaran.

Ariyadi, 2019, Uji Pembuatan Paving Block Menggunakan Campuran Limbah


Plastik Jenis Pet (Poly Ethylene Terephthalate) Pada Skala Laboratorium, Skripsi,
Lampung, Program Studi Biologi Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan Universitas
Islam Negeri Raden Intan Lampung.

Kuncoro, Ananto Prasetyo, 2017, Analisis Kuat Tekan Dan Serapan Air Paving
Block Dengan Pemakaian Fly Ash Sebagai Pengganti Sebagian Semen, Skripsi,
Surakarta, Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas
Muhammadiyah Surakarta.

Anda mungkin juga menyukai