Anda di halaman 1dari 11

PROPOSAL PENELITIAN

PEMANFAATAN CAMPURAN LIMBAH PLASTIK LDPE PADA


PEMBUATAN PAVING BLOK BETON

OLEH :

AULIA HILDA LUSYANA

NIM. 212510030

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO

2023
BAB II

LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori


2.1.1 Beton
Beton merupakan suatu bahan komposit (campuran) dan beberapa
material yang bahan utamanya terdiri dari campuran antara agregat halus,
agregat kasar, air dan atau tanpa bahan tambah lain dengan perbandingan
tertentu. Karena beton merupakan komposit, maka daktilitas beton sangat
tergantung dari kualitas masing – masing pembentuk. (Kardiyono
Tjokrodimuljo : 2007)
2.1.2 Plastik
Plastik adalah senyawa polimer yang terbentuk dari polimerisasi
molekul-molekul kecil yang akhirnya akan membentuk rantai panjang dengan
stuktur yang kaku. Plastik merupakan senyawa sintetis dari minyak bumi
(terutama hidrokarbon rantai pendek) yang dibuat dengan polimerisasi
molekul-molekul kecil yang sama sehingga membentuk rantai panjang yang
kaku dan akan menjadi padat setelah temperature pembentukannya. Plastik
memiliki titik didih dan titik beku yang beragam, tergantung dari monomer
pembentukannya (Klein, 2011)
Berikut adalah jenis – jenis dari plastik :
a. Polistirena atau yang sering disebut PS adalah plastik yang dapat
berbentuk kaku atau busa.
b. Polyethylene terephthalate atau lebih umum disebut PET adalah
plastik yang sangat kuat digunakan untuk membuat botol minuman ringan.
c. Poliamida adalah plastik yang hanya digunakan untuk membungkus
keju atau daging.
d. HDPE (High Density Polyethylene) memiliki rantai polimer tunggal
yang cukup panjang yang membuat jenis plastik ini cukup padat, kuat, dan
lebih tebal jika dibandingkan PET.
e. PVC adalah plastik yang biasanya digunakan sebagai bahan dasar
produk mainan anak, pembungkus plastik, botol detergrn , binder, kantung
darah dan perlengkapan medis. PVC atau yang biasa disebut vinyl tadinya
merupakan bahan plastik kedua yang paling banyak dipakai di dunia (setelah
polyethylene),
f. LDPE (Low Density Polyethylene), Plastik jenis ini memiliki
struktur kimia polimer yang simpel, membuatnya sangat mudah untuk
diproduksi. Polimer LDPE memiliki rantai cabang cukup banyak yang
membuatnya tidak terlalu padat sehingga bisa menghasilkan jenis
polyethylene yang lebih lunak dan fleksibel.
g. Polipropilena atau sering disebut PP adalah plastik dengan titik
leleh yang tinggi yaitu 160°C. Polipropilena biasanya digunakan dalam
pembuatan botol minuman, ember, kotak makanan, dan wadah penyimpanan
makanan lainnya yang dapat dipakai berulang-ulang.
2.1.3 Paving Blok

Menurut SNI 03-0691-1996 Bata beton untuk lantai atau biasa disebut
Paving Block. Paving blok merupakan satu komponen bahan bangunan yang
dibuat dari campuran semen, agregat dan air dengan atau tanpa bahan
tambahan lainya yang tidak mengurangi kualitas mutu paving block. Paving
block adalah sebuah produk bahan bangunan yang dibuat dari campuran
semen, air, abu batu, agregat halus dan agregat kasar. Paving block digunakan
sebagai alternatif penutup atau pengerasan permukaan tanah. Paving block
dikenal juga dengan sebutan bata beton atau concrete block. Di antara
beberapa macam alternatif penutup permukaan tanah, paving block lebih
memiliki banyak kelebihan daripada produk lainnya. Kelebihan yang paling
mencolok yaitu dari segi bentuk, ukuran, warna, corak dan tekstur permukaan.
Penggunaan paving block juga dapat divariasikan dengan jenis paving block
atau bahan bangunan penutup tanah lainnya. (Ani, 2015).
Dari aspek ketebalan umumnya tersedia yaitu ukuran paving block
tebal 6 cm, 8 cm, dan 10 cm. Masing-masing ketebalan juga memiliki fungsi
yang berbeda-beda. Ukuran paving block dengan ketebalan 6 cm umumnya
digunakan pada area trotoar pejalan kaki, jalan lingkungan, halaman rumah.
Sedangkan untuk ketebalan 8 cm digunakan pada area-area seperti pelataran
parkir ruko, gedung, dan bangunan komersial lainnya. Adapun untuk
pemasangan paving block dengan ketebalan 10 cm dikhususkan untuk area
yang dilalui oleh kendaraan berat. Seperti gudang, pabrik, pelabuhan dan
sebagainya. (Ani, 2015).

2.1.4 Syarat mutu paving blok

Menurut SNI 03-0691-1996 syarat mutu paving block untuk lantai


adalah sebagai berikut :

a. Sifat tampak paving block untuk lantai harus mempunyai bentuk yang
sempurna, tidak terdapat retak-retak dan cacat, bagian sudut dan rusuknya
tidak mudah direpihkan dengan kekuatan jari tangan.
b. Bentuk dan ukuran paving block untuk lantai tergantung dari persetujuan
antara pemakai dan produsen. Setiap produsen memberikan penjelasan tertulis
dalam leaflet mengenai bentuk, ukuran, dan konstruksi pemasangan paving
block untuk lantai.
c. Penyimpangan tebal paving block untuk lantai diperkenankan kurang lebih
3 mm.

Tabel 2. 1 Klasifikasi Mutu Paving Block


Mutu Kegunaan Kuat Tekan Ketahanan Aus Penyerapan
(Kg/cm2) (mm/menit) Air Rata-Rata
Ratarata Min Ratarata Min Maks
(%)

A Perkerasan Jalan 400 350 0,0090 0,103 3


B Tempat Parkir 200 170 0,1300 1,149 6
Mobil

C Pejalan Kaki 150 125 0,1600 1,184 8

D Taman Kota 100 85 0,2190 0,251 10

(Sumber : SNI 03-0691-1996)

2.1.5 Semen Portland

Semen Portland yaitu jenis semen yang digunakan secara umum di


seluruh dunia sebagai bahan dasar beton, mortar, plester, dan adukan non-
12 spesialisasi. Berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI) nomor 15-
2049-2004, semen Portland adalah semen hidrolisis yang dihasilkan
dengan cara menggiling terak (Clinker) portland terutama yang terdiri dari
kalsium silikat (xCaO.SiO2) yang mempunyai sifat hidrolis dan digiling
Bersama-sama dengan bahan tambahan berupa satu atau lebih bentuk
kristal senyawa kalsium sulfat (CaSO4.xH2O) dan boleh ditambah dengan
bahan tambahan lain (Mineral in component). Hidrolis berarti sangat
senang bereaksi dengan air, senyawa yang bersifat hirolis akan bereaksi
dengan air secara cepat. Semen portland bersifat hidrolis karena di
dalamnya terkandung kalsium silikat (xCaO.SiO2) dan kalsium sulfat
(CaSO4.xH2O) yang bersifat hidrolis dan sangat cepat bereaksi dengan
air. Reaksi semen dengan air berlangsung secara irreversibel, artinya
hanya dapat terjadi satu kali dan tidak bisa kembali lagi ke kondisi semula.
(Sutrisno, 2012).

2.1.6 Agregat

Agregat atau abu batu adalah sekumpulan butir- butir batu pecah,
kerikil, pasir, atau mineral lainnya baik berupa hasil alam maupun buatan
(SNI No: 1737-1989-F). Agregat atau abu batu adalah material granular,
misalnya pasir, kerikil, batu pecah yang dipakai bersamasama dengan
media pengikat, yaitu semen untuk membuat suatu bahan bangunan seperti
paving block. Agregat atau abu batu merupakan butir ‐butir batu pecah
split, kerikil, pasir atau mineral lain, baik yang berasal dari alam maupun
buatsn yang berbentuk mineral padat berupa ukuran besar maupun kecil
atau fragmen‐fragmen.

2.2 Tinjauan pustaka

2.2.1 Penelitian dengan judul “ Pemanfaatan limbah plastik LDPE sebagai


pengganti agregat untuk pembuatan paving Blok Beton ”

Budhi Indrawijaya dkk pada tahun 2019 melakukan penelitian tentang


pemanfaatan limbah plastic LDPE sebagai pengganti agregat untuk
pembuatan paving Blok Beton. Tujuan dari penelitian ini Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk memanfaatkan limbah plastik LDPE sebagai
pengganti agregat dalam pembuatan paving blok beton, serta untuk
mengetahui pengaruh penambahan limbah plastik LDPE terhadap sifat-sifat
fisik dan mekanik paving blok beton yang dihasilkan. Penelitian ini juga
bertujuan untuk memberikan solusi alternatif dalam mengurangi limbah
plastik dan memanfaatkannya sebagai bahan konstruksi yang ramah
lingkungan. Pada penelitian ini mengunakan metode ekperimental. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa penggunaan limbah plastik LDPE sebagai
pengganti pasir dalam pembuatan paving blok beton dapat meningkatkan
sifat-sifat fisik dan mekanik paving blok beton. Semakin tinggi kandungan
limbah plastik LDPE yang digunakan, maka semakin tinggi pula nilai kuat
tekan, kuat lentur, dan ketahanan aus paving blok beton yang dihasilkan.
Namun, penggunaan limbah plastik LDPE juga dapat mempengaruhi
penyerapan air dan berat jenis paving blok beton
2.2.2 Penelitian dengan judul “ Pemanfaatan limbah plastik LDPE
sebagai bahan campuran pembuatan bata Beton (Paving Block) ”

Muhammad Rifqi Attib Brizi dkk pada tahun 2021 membuat


penelitian tentang “ Pemanfaatan limbah plastik LDPE sebagai bahan
campuran pembuatan bata Beton (Paving Block). Tujuan dari penelitian
ini dapat disimpulkan bahwa penelitian ini adalah untuk mengetahui
apakah limbah plastik LDPE dapat digunakan sebagai bahan campuran
pembuatan bata beton (paving block) yang memenuhi standar SNI 03-
0691-1996. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode eksperimen. Penelitian dilakukan dengan membuat variasi
campuran bahan yang berbeda-beda dengan menggunakan plastik LDPE
sebagai pengganti semen pada paving block. Kemudian, dilakukan
pengujian terhadap sifat-sifat paving block yang dihasilkan, seperti kuat
tekan, ketahanan aus, daya serap air, ketahanan terhadap natrium sulfat,
dan sifat tampak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa paving block
berbahan campuran plastik LDPE dan pasir memenuhi standar mutu SNI
03-0691-1996 untuk klasifikasi mutu C pada pengujian kuat tekan.
Sedangkan pada pengujian ketahanan aus dan penyerapan air rata-rata
maksimal, paving block LDPE pada semua variasi campuran memenuhi
klasifikasi mutu A yang digunakan untuk jalan. Oleh karena itu, limbah
plastik LDPE dapat digunakan sebagai bahan campuran pembuatan paving
block yang memenuhi standar mutu SNI 03-0691-1996.

2.2.3 Penelitian dengan judul “ Pemanfaatan limbah plastik untuk


pembuatan paving block”

Sudarno dkk pada tahun 2021 membuat penelitian tentang


pemanfaatan limbah plastic untuk pembuatan paving block. Tujuan dari
penelitian ini adalah mengganti bahan baku paving block yang pada
umumnya menjadi campuran batu pecah dan limbah plastik pada
umumnya, diganti menjadi campuran batu pecah dan limbah plastic.
Pelaksanaan testing atau uji coba dilaksanakan di Laboratorium Uji
Bahan, Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Manado. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah experimental dengan simulasi
pembebanan sebagai uji kuat tekan dan kuat lentur. Model paving block
yang diteliti berupa paving block dengan bentuk persegi panjang
berdimensi benda uji lebar = 10cm, tebal = 8cm dan panjang = 20cm.
Hasil menunjukan bahwa paving normal mempunyai nilai mutu yang lebih
kecil dari paving block dari limbah plastik yang diteliti, juga dari segi
biaya paving block dari limbah plastik lebih murah dari pada paving block
normal.

2.2.4 Penelitian dengan judul “Pengaruh penambahan sampah plastik PET


dan LDPE terhadap kuat tekan paving Block ”

Fauzan dkk pada tahun 2023 melakukan penelitian mengenai


Pengaruh penambahan sampah plastik PET dan LDPE terhadap kuat
tekan paving Block Tujuan dari penelitian tersebut adalah menganlisis
pengaruh penambahan sampah plastic pet dan ldpe terhadap kuat tekan
pada paving blok. Metode penelitian ini adalah metode eksperimental.
Hasil yang didapat dari penelitian tersebut adalah denga menambahan
plastik PET maupun plastik LDPE berpengaruh terhadap kuat tekan
paving block. Penambahan plastik PET dan plastik LDPE pada campuran
paving block dapat meningkatkan kuat tekan paving block dan juga dapat
penurunkan kuat tekan paving block pada konsentrasi tertentu lalu
penurunan kuat tekan paving block yang ditambahkan dengan plastik PET
dan plastik LDPE disebabkan oleh lekatan antara bahan-bahan penyusun
paving bekerja kurang maksimal karena banyaknya rongga atau celah
kosong yang menyebabkan paving block tidak padat saat diuji.
2.2.5 Penelitian dengan judul “Pengaruh penambahan sampah plastic PET
dan LDPE terhadap kuat tekan paving Block ”

Joko renald dkk pada tahun 2022 melakukan penelitian mengenai


Pengaruh penambahan sampah plastik PET dan LDPE terhadap kuat tekan
paving Block. Tujuan pemanfaatan sampah plastik LDPE pada penelitian
ini adalah untuk mengetahui kualitas fisik paving block. Penggunaan
plastik LDPE digunakan untuk mengganti penggunaan semen karena
dapat menjadi bahan perekat tanpa mengurangi mutu bata beton. Lokasi
yang menjadi tempat berlangsungnya kegiatan penelitian dilakukan di
Laboratorium (outdoor) Air Limbah, Limbah Padat, dan B3 Fakultas
Teknik Universitas Tanjungpura Pontianak. Kesipulan dari percobaan ini
Kuat tekan optimum terjadi pada Running 2 (Revisi) dengan kuat tekan
yang terjadi sebesar 179,8 kg/cm2 pada umur 12 hari menghasilkan nilai
kuat tekan 17,9 Mpa hal ini sesuai dengan standar mutu B yaitu digunakan
untuk lahan parkir Sesuai standar SNI 03- 0691-1996, jika dibandingkan
Running 1 dengan kuat tekan sebesar 169,89 kg/cm2 pada umur 8 hari
menghasilkan nilai kuat tekan 16,8 Mpa hal ini sesuai dengan standar
mutu C yaitu digunakan untuk pejalan kaki sesuai dengan Standar SNI 03-
0691-1996.

Anda mungkin juga menyukai