Anda di halaman 1dari 8

PEMANFAATAN LIMBAH THERMOPLASTIC

POLYETHYLENE TEREPHTALATE (PET) UNTUK


APLIKASI MATERIAL PAVING BANGUNAN SEBAGAI
SOLUSI PERMASALAHAN LINGKUNGAN
Nikmah
Departemen Teknik Material dan Metalurgi, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh
Nopember, Jalan Teknik Industri Kampus ITS Sukolilo Surabaya 60111,
email: nikmahrbg@yahoo.co.id

ABSTRAK
Sampah telah lama menjadi permasalahan kota-kota besar, tidak hanya di Indonesia namun juga di
dunia. Namun dari berbagai macam sampah yang dibuang oleh manusia di dunia, yang paling banyak
memberikan dampak negatif terhadap lingkungan adalah sampah plastik. Sampah plastik memiliki sifat
biodegradability yang sangat buruk sehingga sangat sulit untuk teruraikan secara alami. Jumlahnya yang
sangat banyak juga menjadikan sampah plastik masalah yang besar bagi kesehatan dan juga lingkungan.
Perkembangan teknologi aplikasi plastik telah menjadikan plastik menjadi salah satu material yang paling
banyak digunakan di dunia. Plastik banyak digunakan di seluruh dunia karena memiliki beberapa
keunggulan properties dibandingkan material jenis lainnnya. Di antaranya adalah ketahanan korosi yang
baik, berat yang ringan, flexibel, dan isolator panas dan listrik yang baik. Selain memiliki beberapa
keunggulan properties, dari sisi ekonomi plastik juga memiliki beberapa keunggulan karena harganya
yang murah dan aplikasinya yang luas. Beton yang ditambahkan material plastik sebagai penguat juga
terbukti memiliki ketangguhan yang lebih baik dari benton biasa. Ubin polycem yang dibuat dengan
campuran plastik juga terbukti memiliki physico-mechanical properties yang meningkat. Melalui
penelitian ini akan didapatkan informasi tentang pengaruh penambahan plastik LDPE dan PET untuk
aplikasi material bangunan. Pembuatan spesimen akan dibuat dalam tiga kondisi yaitu LDPE dicampur
dengan PET, LDPE dicampur pasir, dan LDPE dicampur dengan PET dan pasir. Komposisi plastik dan
pasir yaitu 10%, 30%, dan 50% dari berat total. Setelah itu akan dilakukan pengujian tarik, pengujian
lengkung, pengujian massa jenis, dan absorbability dari spesimen untuk melihat sifat mekanik dan sifat
fisik dari produk akhir. Alat SEM dan FTIR juga digunakan untuk karakterisasi komposit partikulat
sebagai produk akhir.

Kata kunci: Komposit, LDPE, Material bangunan, PET, Sampah plastik

PENDAHULUAN
Sampah merupakan masalah utama yang dihadapi masyarakat modern. Kota-
kota di dunia menghasilkan sampah plastik 1,3 miliar ton setiap tahunnya. Menurut
perkiraan Bank Dunia, jumlah ini akan bertambah hingga 2,2 miliar ton pada tahun
2025. Diperkirakan pada tahun 2013 manusia di dunia memproduksi sampah plastik
sebanyak 299 juta ton. Indonesia sendiri menjadi negara penghasil sampah plastik
terbesar ke-dua di dunia setelah Cina dengan produksi sampah plastik sebesar 65 juta
ton per tahunnya. Berdasarkan data dari geotimes sampah di Jakarta mencapai 6.000
sampai 6.500 ton setiap harinya. Sedangkan di Surabaya sampah mencapai 2.000 ton
setiap harinya. Yang memprihatinkan adalah hanya 500 ton sampah di Surabaya yang
bisa didaur ulang setiap harinya sehingga 1.500 ton sampah setiap harinya masuk ke
Tempat Pembuangan Akhir (TPA). (Hafisko, 2016)
Sampah plastik merupakan sampah dengan jumlah paling banyak dan memiliki
sifat biodegradability (sulit terurai oleh alam). Dari berbagai macam jenis plastik,
plastik yang paling banyak dibuang ke lingkungan adalah jenis polyethylene (low
density dan high density) dan juga PET (Polyethylene Terephtalate) yang biasanya
dalam bentuk kantong plastik dan botol plastik. Plastik memiliki beberapa sifat
keunggulan yaitu tahan korosi, tahan lama, isolator yang baik, murah, dan fabrikasi
yang mudah. Polyethylene Terephtalate (PET) adalah jenis polimer yang masuk ke
dalam jenis polyester. PET memiliki sifat yang kuat dan kaku. PET banyak sekali
digunakan untuk material pengemas. Botol minuman dan nampan makanan untuk
microwave adalah aplikasi paling penting dari PET. Sedangkan Low-density
polyethylene dibuat dalam temperatur dan tekanan yang tinggi. Low-density
polyethylene (LDPE) resin memiliki crystallinity dari 60%-75%. LDPE memiliki
banyak branched chain sehingga menyebabkan molekulnya yang saling berjauhan dan
massa jenisnya turun. LDPE sangat flexibel. Titik lelehnya sekitar 110o C.
Penggunaannya adalah untuk kantong plastik, isolator kabel, mainan, dan pelapis
perkakas rumah.
Pada penelitian sebelumnya, pemanfaatan plastik dimanfaatkan menjadi material
konstruksi dan jalanan seperti aspal dan beton. Ilmuwan dari Central Building Research
Institute di India memanfaatkan plastik untuk estetika pada pembuatan ubin. Mereka
telah mengembangkan ubin jenis baru bernama Polymer Modified Cementitous Tiles
atau Polycem Tiles. Teknik kompaksi dengan tekanan yang tinggi digunakan dalam
pembuatan ubin jenis ini untuk mendapatkan ubin dengan kepadatan yang tinggi.
Hasilnya adalah dihasilkan ubin jenis baru yang memiliki keunggulan dengan naiknya
physico-mechanical properties dari ubin tersebut. Melalui studi DTA dan SEM
diperoleh informasi yang dapat menjelaskan hal terebut yaitu karenan interaksi dari
polimer dengan Ca2+ yang terbentuk ketika proses hidrasi semen dan bersatu untuk
membentuk lapisan kontinu yang meningkatkan physico-mechanical properties dari
ubin. (Asthana, 2004)
Sebuah penelitian yang dipublikasikan di Journal of Traffic and Transportation
Engineering memberikan informasi juga bahwa plastik dapat dimanfaatkan untuk
pembuatan beton paving block untuk jalanan. Mereka membandingkan performa dari
paving block biasa dengan paving block yang ditambahkan karet. Riset mereka
menunjukkan kekuatan kompresi yang lebih kecil dibandingkan paving block biasa.
Namun flexural strength dari paving block yang ditambahkan polimer berupa karet naik
sampai kandungan penambahan karet sebesar 15%, lalu mulai mengalami penurunan
ketika kandungan karetnya melebihi 15%. Ketahanan impact dan keuletan juga naik
dengan penggantian pasir dengan karet sampai dengan kandungan 25% dari pasir.
Ketangguhan dijadikan parameter untuk menjelaskan respon terhadap patahan pada
beban yang tiba-tiba dan dengan metode ini nilai ketangguhan dari paving block naik.
(Appiah, 2017)
Pengolahan limbah plastik menjadi bahan konstruksi berupa material komposit,
merupakan salah satu solusi untuk mengatasi banyaknya sampah plastik yang ada.
Beberapa potensi bahan konstruksi yang dapat diproduksi dengan bahan plastik adalah
beton, paving block, ubin, genteng¸ dan dinding. Penggunaan sampah plastik dalam
paving block digunakan untuk mensubsitusikan penggunaan semen. Bata beton bila
diklasifikasikan berdasarkan mutunya dan penggunaannya dapat dibagi menjadi 4
macam, yaitu bata beton mutu A: digunakan untuk jalan, bata beton mutu B digunakan
untuk pelataran parker, bata beton mutu C digunakan untuk pejalan kaki, bata beton
mutu D digunakan untuk taman dan penggunaan lain.
Setiap jenis beton memiliki spesifikasi sendiri, berupa standar kekuatan,
ketahanan aus dan kekuatannya dalam penyerapan air. Data mengenai mutu beton dan
standar kekuatannya dapat dilihat dalam Tabel 1 dibawah ini,
Tabel 1. Tabel Klasifikasi Mutu Paving Block
Penyerapan
Ketahanan Aus
Kuat Tekan air
Mutu (Mpa) Rata-rata
(mm/menit)
maks.
Rata-rata Min. Rata-rata Min. (%)
A 40 35 0,09 0,103 3
B 20 17 0,13 0,149 6
C 15 12,5 0,16 0,184 8
D 10 8,5 0,219 0,251 10

Pada penelitian ini, digunakan plastik tipe PET dan LDPE dari sampah plastik
yang digunakan untuk pembuatan paving block. Selain dapat menjadikan paving block,
harapannya dengan karya tulis ini juga mampu mengatasi masalah sampah plastik yang
ada.

METODE PENELITIAN

Pada penelitian ini, variabel penelitian yang digunakan adalah perbedaan jenis)
dan perbandingan fraksi massa masing-masing filler dan matriks (LDPE dan PET)
dengan komposisi yang akan ditampilkan pada Tabel 2, sebagai berikut :

Tabel 2. Komposisi Spesimen Komposit


Komposisi (%wt)
No.
LDPE PET Pasir
1 10 20 70
2 20 15 65
3 30 10 60
4 40 5 55
5 45 - 55
6 - 45 55
7 100 - -
8 - 100 -

Pada penelitian ini bahan yang digunakan adalah sampah plastik Low-density
Polyethylene (LDPE) dan sampah plastik Polyethylene Terephtalate (PET) yang
didapatkan dari pengepul sampah yang ada di daerah Keputih Kecamatan Sukolilo,
Surabaya. Sementara pasir yang digunakan adalah pasir dari toko bangunan yang ada di
daerah yang sama, yaitu Kelurahan Keputih Kecamatan Sukolilo Kota Surabaya.
Dalam pembuatan bata beton ini bahan yang digunakan harus melalui proses
persiapan terlebih dahulu. Pasir yang digunakan haruslah diayak sehingga homogen
dengan ukuran 5 mesh. Sampah plastik yang didapatkan dari pengepul dicuci terlebih
dahulu sehingga bersih untuk menghilangkan kotoran yang menempel pada
permukaannya. Proses selanjutnya adalah dijemur di bawah sinar matrahari sampai
kering sehingga kandungan air yang ada dapat hilang. Sampah plastik yang sudah
kering kemudian dipotong kecil-kecil dengan alat pencacah plastik sehingga saat proses
pemanasan terjadi sampah plastik dapat dengan mudah meleleh.
Proses pembuatan komposit bata beton ini dilakukan dengan cara menimbang
massa dari plastik (PET dan LDPE) sesuai dengan komposisi yang diinginkan. Setelah
itu menimbang massa dari pasir sesuai dengan komposisi yang diinginkan. Plastik yang
telah ditimbang kemudian dimasukkan ke dalam wajan untuk dipanaskan menggunakan
panas dari kompor sampai menjadi fasa liquid. Blowtorch digunakan untuk
memanaskan plastik melalui bagian atas dari wajan agar proses pelelehan berjalan lebih
cepat dan efisien. Setelah semua bagian dari plastik meleleh dan mencair, pasir
dimasukkan sesuai dengan komposisi yang diinginkan. Pengadukan campuran plastik
dan pasir menggunakan spatula sampai seluruh campuran tercampur secara merata.
Setelah semua campuran tercampur secara merata, campuran plastik dan pasir yang
telah menjadi komposit dituang ke dalam cetakan untuk mendapatkan bentuk yang
diinginkan. Komposit yang telah dicetak kemudian didinginkan hinggan semua bagian
menjadi solid. Spesimen dikeluarkan dari cetakan.
Pengujian yang dilakukan meliputi pengujian kompresi, yang dilakukan untuk
mengetahui kekuatan tekan dari spesimen komposit yang akan disesuaikan dengan
standard SNI. Pengujian lainnya adalah pengujian masa jenis yang dilakukan dengan
menghitung massa spesimen dalam udara dan air masing-masing spesimen komposit
menggunakan standard ASTM D792. Pengujian penyerapan air digunakan untuk
menghitung perubahan berat dari suatu agregat akibat air yang menyerap ke dalam pori
di antara partikel pokok dibandingkan dengan pada saat kondisi kering, ketika agregat
tersebut dianggap telah cukup lama kontak dengan air sehingga air telah menyerap
penuh. Standar laboratorium untuk penyerapan akan diperoleh setelah merendam
agregat yang kering ke dalam air selama (24+4) jam.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar 2 adalah hasil dari preparasi spesimen yang diamati secara visual untuk
pengujian kompresi yang berbentuk kubus dengan panjang sisi 5 cm.

Gambar 1. Spesimen Uji Kompresi

Spesimen uji kompresi ini berjumlah 8 buah dengan penomoran angka di


spesimen yaitu 1 sampai 8. Gambar 2 menunjukkan nomor 3 dengan komposisi 30%
LDPE/10% PET/60% pasir. Preparasi spesimen uji kompresi dilakukan dengan
melelehkan plastik terlebih dahulu sampai cair dengan sumber panas menggunakan api
dari kompor melalui bagian bawah dan blowtorch pada bagian atas. Untuk LDPE
memerlukan temperatur sekitar 120o C untuk mencairkan seluruh plastik, sedangkan
PET temperatur untuk melelehkannya adalah sekitar. Dibutuhkan waktu sekitar 10
menit untuk mencairkan seluruh plastik LDPE sedangkan PET membutuhkan waktu
yang lebih cepat yaitu sekitar 5 menit. Setelah plastik cair pasir ditambahkan sedikit
demi sedikit sambil diaduk agar tercampur secara merata. Spesimen diaduk sampai
campuran plastik dan pasir tercampur secara homogen. Setelah campuran plastik dan
pasir homogen spesimen dituang ke dalam cetakan berukuran 5x5x5 cm yang terbuat
dari material baja. Setelah bagian pinggir dari spesimen mengeras spesimen dapat
dikeluarkan dari cetakan dan pendinginan dilakukan pada temperatur lingkungan. Tabel
3 di bawah ini merupakan tabel yang menunjukkan nilai kekuatan kompresi dari
material komposit LDPE/PET/Pasir.

Tabel 3. Hasil Uji Kompresi


Compressive
Komposisi (%)
No. Strength
LDPE PET Pasir (Mpa)
1 10 20 70 13,72
2 20 15 65 7,84
3 30 10 60 12,54
4 40 5 55 15,68
5 45 - 55 14,11
6 - 45 55 15,68
7 100 - - 10,58
8 - 100 - 5,1

Dari hasil pengujian dengan adanya penambahan LDPE dalam komposit, hasil
uji kompresi awalnya menurun lalu akan mengalami kenaikan. Kekuatan kompresi
paling tinggi ditemukan pada spesimen nomor 4 dengan fraksi massa 40% LDPE, 5%
PET, 55% pasir dengan kekuatan kompresi sebesar 15,68 MPa. Spesimen nomor 6
dengan fraksi massa 45% PET dan 55% pasir juga menunjukkan kekuatan kompresi
yang sama yaitu 15,68 MPa. Kekuatan terendah didapatkan pada spesimen nomor 8
dengan fraksi massa 100% PET.
Dari pengujian kompresi yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan hampir
semua spesimen memenuhi standar SNI untuk kekuatan kompresi untuk aplikasi paving
block. Dalam hal ini adalah paving block kategori C dan D yang memiliki standar
kekuatan kompresi minimal sebesar 12,5 MPa untuk kategori C dan 8,5 MPa untuk
katergori D. Paving block kategori C adalah paving block yang digunakan untuk
aplikasi jalanan untuk pejalan kaki. Sedangkan paving block kategori D digunakan
untuk hiasan pertamanan. Spesimen nomor 1,3,4,5,6 memenuhi standar kekuatan
kompresi minimum paving block kategori C. Sedangkan spesimen nomor 7 memenuhi
standar kekuatan kompresi minimum paving block kategori D. Spesimen nomor 8 tidak
dapat digunakan untuk aplikasi paving block karena memiliki kekuatan kompresi yang
di bawah standard minimum paving block SNI yaitu sebesar 8,5 MPa
Hasil yang didapatkan dari pengujian uji penyerapan air ditampilkan dalam tabel
di bawah ini:
Tabel 4. Hasil Uji Penyerapan Air
Fraksi Massa (%wt) Absorbability
No.
LDPE PET Pasir (%)
1 10 20 70 2,12
2 20 15 65 2,50
3 30 10 60 2,16
4 40 5 55 1,89
5 45 - 55 4,27
6 - 45 55 1,30
7 100 - - 3,25
8 - 100 - 0,53

Dari hasil pengujian penyerapan air didapatkan data kemampuan serap air
spesimen dalam bentuk persentase (%). Nilai absorbability mulanya mengalami
kenaikan lalu menurun secara bertahap dengan semakin besarnya kandungan LDPE
dalam spesimen. Nilai absorbability paling besar didapatkan pada spesimen 5 dengan
komposisi 45% LDPE dan 55% pasir. Sedangkan nilai absorbability paling kecil
didapatkan pada spesimen 8 dengan komposisi 100% PET.
Dengan penambahan polimer dalam komposisi komposit dapat menurunkan
penyerapan air dari suatu material. Penurunan kemampuan penyerapan air pada
komposit disebabkan oleh penyerapan kapiler karena sifat alami dari polimer yang
hidrofobik.
Hasil pengujian uji density ditampilkan dalam Tabel 5 di bawah ini:

Tabel 5. Hasil Uji Density


Fraksi Massa (%wt) Density
No.
LDPE PET Pasir (g/cm3)
1 10 20 70 1,54
2 20 15 65 1,78
3 30 10 60 1,52
4 40 5 55 0,33
5 45 - 55 0,79
6 - 45 55 1,68
7 100 - - 1,02
8 - 100 - 1,29

Dari hasil pengujian densitas didapatkan nila massa jenis dari semua spesimen.
Hasil pengujian menunjukkan nilai massa jenis yang berbeda pada setiap spesimen
tergantung dari fraksi massa dari material pembentuknya. Massa jenis pertama-tama
mengalami kenaikan seiring dengan bertambahnya kandungan LDPE. Namun kemudian
terjadi penurunan sampai pada spesimen 4 yang terbuat dari 40% LDPE, 5% PET, dan
55% pasir. Massa jenis paling tinggi ditemukan pada spesimen nomor 2 yang terbuat
dari 20% LDPE, 15%PET, dan 65% pasir dengan nilai 1,78 g/cm3. Sedangkan yang
paling kecil ditemukan pada spesimen nomor 4 yang terbuat dari 40% LDPE, 5% PET,
dan 55% pasir. Dari pengujian densitas juga ditemukan massa jenis dari LDPE yaitu
1,02 g/cm3 dan juga PET murni yaitu sebesat 1,29 g/cm3.
Berdasarkan hasil pengujian yang dihasilkan, didapatkan rekapitulasi mengenai
semua hasilnya yang akan di tapilkan di Tabel 6.

Tabel 6. Rekapitulasi Hasil Mutu Paving Blok dan Warna Spesimen


Kompresi Absorbability No.
Density (g/cm3) Warna
(Mpa) (%) Spesimen
1
15.68 0.53 0.33
2
15.68 1.3 0.79
3
14.11 1.89 1.02
4
13.72 2.12 1.29
5
12.54 2.16 1.52
6
10.58 2.5 1.54
7
7.84 3.25 1.68
8
5.1 4.27 1.78

KESIMPULAN DAN SARAN

Dari analisa pembahasan hasil maka, dapat ditarik beberapa poin berikut:
1. Material yang memiliki nilai ketahanan kompresi paling tinggi yaitu spesimen 4
dengan hasil 15.68 Mpa
2. Material yang memiliki nilai Absorbability paling rendah yaitu spesimen 8 dengan
hasil absorbability 0.53%
3. Material yang memiliki nilai densitas paling rendah yaitu spesimen 4 dengan hasil
0.33 g/cm3
4. Dari hasil rekapitulasi mutu paving block spesimen yang mendekati mutu paling
baik adalah spesimen 4 dengan komposisi LDPE 40%, PET 5% dan Pasir 55%
5. Spesimen 4 dapat dijadikan sebagai paving block dengan mutu C yaitu untuk
pejalan kaki
Adapun saran untuk karya selanjutnya adalah:
1. Perlu penelitian lebih mendalam mengenai pengaruh pengunaan LDPE, PET dan
Pasir sebagai paving block dalam pengunaan campuran tertentu dan peresentase
yang berbeda-beda
2. Perlu penelitian lebih untuk peningkatan mutu paving block agar dapat digunakan
dalam aplikasi yang lebih luas

DAFTAR PUSTAKA
Appiah, J. K. (2017). Use of Waste Plastic Materials for Road Construction in Ghana.
Case StudiesinConstructionMaterials6, 1-7.
Ashby, M. F., & Jones, D. R. (1998). Engineering Materials Volume 2. Cambridge,
United Kingdom: Butterworth Heinemann.
Asthana, K. (2004). Development of polymer modified cementitious (polycem).
Construction and Building Materials 18, 639-643.
Brady, G. S., & Clauser, H. R. (n.d.). Materials Handbook Fifteenth Edition. McGraw-
Hill.
Ding, Y. (2012). Properties and durability of concrete containing polymeric wastes (tyre
rubber. Construction and Building Materials.
Jassim, A. K. (2017). Recycling of Polyethylene Waste to Produce Plastic Cement.
Procedia Manufacturing 8, 635-642.
Margolis, J. M. (2006). Engineering Plastics Handbook. Montreal, Province of Quebec,
Canada: McGraw-Hill.
Murugan, R. B. (2016). Material development for a sustainable precast concrete block
pavement. Journal of Traffic and Transportation Engineering (English Edition).
Wessel, J. K. (2004). Handbook of Advanced Materials. John Wiley & Sons.
Wypych, G. (2016). Handbook of Polymer 2nd Edition. Toronto, Canada: ChemTec
Publishing.
Zhang, H. (2010). Building Materials in Civil Engineering. Woodhead Publishing.

Anda mungkin juga menyukai