Anda di halaman 1dari 6

PENGGUNAAN BAHAN LIMBAH PLASTIK PADA BETON

Budiman Jali Maduwu 2053050038


Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik
Universitas Kristen Indonesia
Jakarta
Email: maduwubudi@gmail.com

ABSTRAK
Beton merupakan adonan yang diformulasikan menurut berat unsur-unsur penyusun mialnya agregat halus, agregat
kasar, air, semen dan menggunakan atau tanpa bahan yang setelahnya mengeras membentuk masa padat. Beton
memiliki peranan sangat krusial buat konstruksi lantaran bisa menunda gaya tekan dengan baik. Pemakaian beton telah
populer, dalam perkembangannya beton dicampuri menggunakan beberapa bahan tambahan baik berupa bahan kimia
juga non kimia pada antaranya, abu Ampas tebu (AAT), abu sekam padi, styrocon & polimer. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui nilai karakterisasi produksi beton dengan dan tanpa pencampuran limmbah plastik. Dengan metode
ini selanjutnya dapat ditentukan penambahan plastik yang paling optimum untuk digunakan sebagai campuran beton.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa pada penambahan 4% limbah plastik memiliki nilai paling baik untuk uji kuat
tekan, uji impact dan uji konduktivitas thermal. Kuat tekan maksimum yg bisa dicapai menurut seluruh komposisi
adonan yg dipakai masih ada dalam penambahan limbah plastik sebanyak 5% . Dengan memakai serat plastik menjadi
beton ringan bahan campuran, diperlukan bisa mempertinggi bertenaga tekan berdasarkan beton ringan, & pula buat
mengurangi pengaruh negatif berdasarkan limbah plastik.
Kata kunci: limbah plastik, campuran, kuat tekan, beton
ABSTRACT
Concrete is a mixture that is formulated according to the weight of the constituent elements such as fine aggregate,
coarse aggregate, water, cement and uses or without materials which then harden to form a solid mass. Concrete has a
very important role for construction because it can delay compressive forces well. The use of concrete has been
popular, in its development concrete is mixed using several additional materials in the form of chemicals as well as
non-chemicals, including bagasse ash (AAT), rice husk ash, styrocon & polymers. This study aims to determine the
characterization value of concrete production with and without mixing plastic waste. With this method, the most
optimum addition of plastic can be determined to be used as a concrete mixture. The test results show that the addition
of 4% plastic waste has the best value for the compressive strength test, impact test and thermal conductivity test. The
maximum compressive strength that can be achieved according to the entire composition of the dough used is still in
the addition of 5% plastic waste. By using plastic fibers as a lightweight concrete mix, it is necessary to increase the
compressive strength of lightweight concrete, and also to reduce the negative effects of plastic waste.
Keywords: plastic waste, mixture, compressive strength, concrete
1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Beton adalah salah satu bahan kontruksi yg sudah generik dipakai buat bangunan gedung, jembatan, jalan, &
lain lain. Beton memiliki peranan sangat krusial buat kontruksi lantaran bisa menunda gaya tekan dengan
baik. Yang perlu disadari betul pada pembuatan beton disini artinya perancangan komposisi bahan
pembentuk beton, yang adalah penentu kualitas beton, yang berarti juga kualitas sistem struktur total. Pada
dasarnya beton memiliki sifat dasar, yaitu kuat terhadap tegangan tekan dan lemah terhadap tegangan tarik.
Kuat tekan beton dipengaruhi oleh jenis penyusunnya, jika bahan penyusunnya bagus maka nantinya akan
menghasilkan beton yang mempunyai kuat tekan tinggi. Untuk tahu & menilik semua perilaku beton &
elemen adonan pembentuk beton diharapkan pengetahuan mengenai ciri masing-masing komponen
pembentuk beton yaitu semen, agregat halus, agregat kasar, & air. Pencemaran lingkungan yang diakibatkan
oleh sampah/limbah, khususnya limbah plastik pada saat ini sudah sangat serius. Dalam jangka panjang
akibat buruk yang dikhawatirkan adalah menurunnya kwalitas tanah, air, udara dan sumber daya alam
lainnya. Untuk itu perlu ada suatu perhatian yang serius dalam penanganan masalah limbah plastik tersebut
secara terpadu dan terarah, salah satu alternatif dalam penaganan masalah tersebut adalah pemanfaatan
limbah plastik sebagai bahan bangunan, yaitu sebagai beton ringan, atau disebut beton plastik. Pemakaian
beton telah populer, dalam perkembangannya beton dicampuri menggunakan beberapa bahan tambahan baik
berupa bahan kimia juga non kimia pada antaranya, Abu Ampas Tebu (AAT), abu sekam padi, styrocon &
polimer. Polimer menjadi bahan tambahan pada pembuatan beton adalah suatu zat kimia yg terdiri
berdasarkan molekul-molekul yg banyak menggunakan karbon & hidrogen menjadi molekul utamanya.
Bahan polimer bisa diperoleh berdasarkan limbah plastik yg didaur ulang, Penggunaan bahan tadi sekaligus
bertujuan memanfaatkan limbah plastik, di samping mencari cara lain untuk pengganti semen.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang terjadi jika plastik bercampur dengan beton?
2. Manfaat plastik pada campuran beton
1.3 Tujuan
Penelitian ini dibuat bertujuan untuk memberitahukan kepada kita semua bagaimana pola daur ulang plastik
yang dicampurkan denganbeton, dan menilik hasil pencampuran plastik dengan beton.
2. Kajian literatur
Lestariono dan Mahendya (2008) meneliti tentang penggunaan limbah botol plastik (PET) sebagai campuran
beton untuk meningkatkan kapasitas tarik belah dan geser. Dari hasil penelitian terhadap beton segar dapat
disimpulkan bahwa dengan bertambahnya kadar cacahan botol plastik PET yang dicampur dalam campuran
beton, maka akan cenderung terjadi penurunan pada nilai slump. Dari hasil pengujian terhadap beton yang
telah mengeras didapatkan hasil dengan penambahan cacahan botol plastik PET optimum sebesar 0,5%
terjadi peningkatan kuat tarik belah sebesar 25,44% pada umur 7 hari, sedangkan pada umur 28 hari
peningkatan optimum pada 0,7% yaitu sebesar 19,39%. Pada kuat geser peningkatan kekuatan optimum
terjadi pada 0,5% yaitu sebesar 37,19%. Beton merupakan komponen struktur yang bahan penyusunnya
terdiri dari semen hidrolik (portland cement), agregat kasar, agregat halus, air dan bahan tambah (admixture
dan additive). Nawy mendefinisikan beton sebagai sekumpulan interaksi mekanis dan kimiawi dari material
pembentuknya (Mulyono, 2004).
2.1 Kajian Umum
DAS, (2007) menjelaskan bahwa plastik adalah salah satu jenis senyawa polimer atau makromolekul yang
dibentuk dengan proses polimerisasi. Polimerisasi adalah proses penggabungan beberapa molekul sederhana
(monomer) melalui proses kimia menjadi molekul besar (makromolekul atau polimer). DAS, (2007)
berpendapat bahwa Plastik merupakan senyawa polimer yang unsur penyusun utamanya adalah Karbon dan
Hidrogen. Untuk membuat plastik, salah satu bahan baku yang sering digunakan adalah Naphta, yaitu bahan
yang dihasilkan dari penyulingan minyak bumi atau gas alam. Plastik dikelompokkan menjadi dua golongan,
yaitu plastik thermoplast dan plastik thermoset. Thermoplast yaitu plastik yang dapat dicetak berulang-ulang
dengan adanya panas, meliputi polyethylene perephtalate (PET), high density polyethylene (HDPE),
polyvinyl clorida (PVC), low density polyethylene (LDPE), polypropilena (PP), Polystyrene (PS). Plastik
thermoset adalah plastik yang apabila telah mengalami kondisi tertentu tidak dapat dicetak kembali karena
bangun polimernya berbentuk jaringan tiga dimensi, contoh plastik thermoset adalah Poly Urethene (PU),
Urea Formaldehyde (UF), Melamine Formaldehyde (MF), polyester, epoksi dan lain-lain.
2.1 Kajian Khusus
Salah satu alternatif daur ulang plastik yang menarik adalah penggunaan limbah plastik sebagai campuran
semen untuk menghasilkan komposit semen plastik dan sebagai agregat beton untuk menghasilkan bahan
konstruksi. Plastik mempunyai karakteristik penting yang dapat dimanfaatkan baik secara sendiri atau
komposit sebagai bahan konstruksi, yaitu seperti tahan lama, tahan korosi, isolator yang baik untuk dingin,
panas, dan suara, penghematan energi, ekonomis, memiliki umur pakai yang panjang, dan ringan (Batayneh,
et.al., 2007; Jassim, 2017). Penggunaan plastik untuk bahan konstruksi dapat meningkatkan elastisitas dan
daya tahan serta menurunkan densitas sehingga bahan menjadi lebih ringan. Selain itu penggunaan limbah
plastik juga diharapkan dapat menghasilkan bahan konstruksi dengan harga yang lebih murah, serta yang
penting lainnya adalah adanya alternatif solusi dalam penangan dan pemanfaatan limbah plastik guna
mencegah terjadinya pencemaran lingkungan. Plastik jenis Low Density Polypropylene (LDPE) banyak
dipakai untuk membuat tempat makanan, plastik kemasan, botol-botol yang lembek, tutup plastik,
kantong/tas kresek dan plastik tipis lainnya. Luasnya penggunaan ini mengakibatkan jumlah limbah jenis
plastik LDPE sangat besar sehingga potensial digunakan sebagai bahan baku konstruksi, seperti untuk
pembuatan paving blok beton (bata beton). Plastik LDPE mempunyai sifat fleksibilitas yang baik, kuat, serta
memiliki resistensi yang baik terhadap reaksi kimia.
3. Meteodologi yang Digunakan
3.1 Persiapan Bahan
Pada termin ini semua bahan yg diharapkan dipersiapkan terlebih dahulu, antara lain semen, air, agregat
yaitu butiran muneral alami yg berfungsi menjadi bahan pengisi beton berupa pasir & kerikil dan limbah
botol plastik. Perbandingan massa bahan yaitu 1semen: dua pasir: tiga kerikil, menggunakan jumlah air 0,5
berdasarkan massa semen. Limbah botol plastik yang dibutuhkan sebesar 0%, 2%, 4%, 6%, 8%, 10% dari
massa semen. Untuk mengetahui banyaknya bahan yg dibutuhkan maka dilakukan perhitungan mix design
menurut massa jenis berdasarkan masing-masing bahan.

Gambar 1. Ember plastik

3.2 Pembuatan Benda Uji


Pada termin ini bahan yg sudah dipersiapkan, diaduk secara manual menggunakan sekop. Pertama-tama
kerikil & pasir diaduk, lalu semen dimasukkan. Setelah ketiga bahan tadi tercampur merata, air dimasukkan
sedikit-sedikit sembari diaduk. Kemudian limbah plastik dimasukkan dalam adukan tadi & terus diaduk
sampai seluruh bahan tercampur. Langkah terakhir yaitu mencetak adukan pada bentuk kubus (15x15x15)
cm, balok menggunakan ukuran (panjang = 8 cm, lebar = dua cm, tinggi = dua cm), & silinder menggunakan
ukuran (diameter = 4 cm, tinggi = 0,2 cm) & (diameter = 4 cm, tinggi = 0,4 cm).
3.3 Perawatan
Pada termin ini dilakukan perawatan terhadap benda uji yg sudah dibentuk dalam termin sebelumnya.
Perawatan ini dilakukan menggunakan cara merendam benda uji ke pada air dalam bak perendaman dihari ke
2 selama 25 hari, kemudiandiangin-anginkan sampai benda uji berumur 28 hari & siap dilakukan pengujian.
Perawatan beton berfungsi buat menjaga supaya bagian atas beton selalu lembab sebagai akibatnya proses
hidrasi berlangsung menggunakan baik & proses pengerasan terjadi sempurna, ditandai menggunakan nir
terjadi retak-retak dalam beton & mutu beton bisa terjamin.
3.4 Pengujian
Pada tahap ini dilakukan pengujiankuat tekan, impact, konduktivitastermal dan kerapatan setelah beton
mencapai umur 28 hari.
a). Kuat tekan
Benda uji yang digunakan dalam pengujian ini adalah kubus dengan sisi 15 cm sebanyak 5 buah untuk setiap
variasinya. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan beton dengan campuran limbah botol
plastik dalam menerima beban.
b). Impact
Pengujian ini bertujuan untuk mengukur reaksi pukulan meliputi Strength (kekuatan), Buttleness
(kerapukan). Benda uji yang digunakan adalah balok dengan ukuran (panjang = 8 cm, lebar = 2 cm, tinggi =
2 cm) sebanyak 5 buah untuk setiap variasinya.
c). Konduktivitas termal
Benda uji yang digunakan untuk pengujian ini adalah sepasang silinder dengan diameter 4 cm, tinggi 0,2 cm
dan 0,4 cm sebanyak 5 pasang untuk setiap variasinya. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui
kemampuan beton dengan campuran limbah plastik dalam menghantarkan panas. Pengujian ini berfungsi
untuk mengetahui besarnya massa jenis (density)limbah plastik. Benda uji yang digunakan adalah kubus
dengan sisi 15 cm sebanyak 5 buah untuk setiap variasinya. Yessi Rismayasari, Utari, Usman Santosa
(2012)
4. Hasil dan Kajian
Kuat tekan beton uji silinder asal variasi adonan yang direncanakan di atas diperoleh mutu bertenaga tekan.
membagikan bahwa dengan memakai variasi adonan plastik dari 0% sampai 5 % memberikan bahwa
kekuatan tekan yang diperoleh di campuran sedikit mengalami penurunan, merupakan dengan penambahan
campuran plastik akan mengurangi kuat tekan, tetapi disisi lain berat sendiri beton lebih ringan. berasal
grafik bertenaga tarik dengan adanya penambahan plastik memberikan peningkatan yang lebih baik.

Dari hasil pengujian yang telah dilakukan, didapat kuat tekan (Mpa) seperti grafik diatas. Dari grafik diatas
menunjukan bahwa penambahan limbah plastik 0% atau normal mempunyai nilai yang lebih rendah dari
beton yang mempunyai tambahan 5%. Sedangkan untuk penambahan 10 % dan 15 % mengalami penurunan
sangat rendah dibandingkan beton normal atau tanpa tambahan, dengan kata lain dari persentase tambahan
yang telah dilakukan. Penambahan limbah plastik dengan persentase 5% mempunyai nilai yang lebih tinggi
dibandingkan dengan presentase yang lainnya pada umur perawatan 7 hari.
Penambahan limbah plastik ini menyerap air sehingga keadaan air didalam beton menjadi tidak seimbang
yang menyebabkan beton menjadi kropos, penambahan yang tidak sesuai akan mengakibatkan beton menjadi
banyak rongga udara dan rapuh.

Dari hasil pengujian yang telah dilakukan pada umur perawatan 14 hari , didapat kuat tekan (Mpa) yang
paling tinggi yaitu pada persentase 5%. Dari grafik diatas menunjukan bahwa penambahan limbah plastik
0% atau normal mempunyai nilai yang lebih rendah dari beton yang mempunyai tambahan 5%. Sedangkan
untuk penambahan 10 % dan 15 % tidak jauh beda pada pengujian umur 7 hari yaitu mengalami penurunan
sangat rendah dibandingkan beton normal atau tanpa tambahan. Dengan kata lain penambahan variasi
canpuran yang lebih ideal pada umur beton 14 tersebut adalah 5%.

Dari hasil pengujian yang telah dilakukan, didapat kuat tekan (Mpa) seperti grafik diatas. Dari grafik diatas menunjukan
bahwa penambahan limbah plastik 0% atau normal mempunyai nilai yang lebih rendah dari beton yang mempunyai
tambahan 5%. Sedangkan untuk penambahan 10 % dan 15 % mengalami penurunan sangat rendah dibandingkan beton
normal atau tanpa tambahan. Dengan kata lain dari persentase tambahan yang telah dilakukan. Penambahan limbah
plastik dengan persentase 5% mempunyai nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan presentase yang lainnya pada
umur perawatan 21 hari.

Pada pengujian beton pada umur 28 hari, penambahan limbah plastik dengan kuat tekan tertinggi
pada persentase 5%. Untuk persentase 10% dan 15% masih tetap sama mengalami penurunan dari
beton normal itu sendiri. Dengan demikian semakin banyak variasi tambahan yang digunakan justru
membuat mutu beton itu sendiri menjadi menurun dan tidak cocok dalam penambahan perencanaan
beton.
5. KESIMPULAN
1. Dalam penelitian ini penambahan limbah plastik dengan persentase tinggi justru merusak sifat- sifat beton
terutama pada kuat tekan yang dihasilkan.
2. Dari hasil dan pembahasan di atas dapat diambil beberapa kesimpulan bahwa kekuatan tekan beton akan
sedikit mengalami penurunan dengan semakin besarnya persentasi botol plastik yang ditambahkan kekuatan
tarik beton bertambah seiring dengan penambahan plastik hitam pada campuran yang sama perbandingan
semen, pasir dan splitnya serta penambahan plastik akan mengurangi berat elemen konstruksi sehingga akan
berdampak semakin ringannya bangunan.
6. DAFTAR PUSTAKA
Suwarno, A. & Sudarmono. (2015). Kajian penggunaan limbah plastik sebagai campuran agregat beton,
20(1), 4-6.
Dewi, S.U. & Purnomo, R. (2016). Pengaruh tambahan limbah plastik HDPE (High density polyethylene)
terhadap kuat tekan beton pada mutu K.125, 6(1), 15-17.
Soebandono dkk. (2013). Perilaku kuat tekan dan kuat tarik beton campuran limbah plastik HDPE, 16(1),
76-79.
Yismayasari dkk. (2012). Pembuatan beton dengan campuran limbah plastik dan karakterisasinya, 25-29.
Indrawijaya dkk. (2019). Pemanfaatan limbah LDPE plastik sebagai pengganti agregat untuk pembuatan
paving blok beton, 3(1), 3-5.
Rahmadiny dkk. (2019). Penggunaan material limbah high density polyethylene (HDPE) sebagai bahan
pengganti agregat kasar pada campuran beton, 6, 7-10.

Anda mungkin juga menyukai