DOSEN PEMBIMBING:
OLEH:
YOHANES VIRGIO BAPTISTA BUGIS
1753050901
FAKULTAS TEKNIK
PRODI TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
2021
Daftar Isi
BAB II ................................................................................................................................................ 17
Desain Pembebanan (DL,LL,WL,EL) ............................................................................................... 17
2.1 Beban Mati (Dead Load) PPPURG 1987 dan SNI 1727-2020 ................................................ 17
2.2 Beban Hidup (Live Load) PPPURG 1987 dan SNI 1727-2020 ............................................... 17
2.3 Beban Angin (Wind Load) PPPURG 1987 dan SNI 1727-2020 ............................................. 17
BAB IV .............................................................................................................................................. 23
Beban Gempa ..................................................................................................................................... 23
4.1 Kategori Resiko Bangunan ....................................................................................................... 23
5.9 Penginputan Data Kolom, Balok, dan Pelat pada gambar Struktur ......................................... 40
5.10 Penginputan Pembebanan pada Pelat Lantai dan Pelat Atap (Dead Load dan Live Load) .... 43
5.12 Check Analisa Struktur dari Pemodelan pada Software Analysis SAP2000 .......................... 45
BAB VI .............................................................................................................................................. 46
DESAIN PENULANGAN STRUKTUR........................................................................................... 46
6.1 Peraturan yang digunakan ........................................................................................................ 46
a. Pelat lantai
b. Tangga
c. Balok
d. Kolom.
4 - Analisa Wilayah/ Peta Gempa
(Desain Spektra Indonesia) di
Cek di Google.
dan Ω0).
5 - Input seluruh data pembebanan
(beban pelat, beban dinding)
berdasarkan data perencanaan
dan Analisis struktur bangunan
tersebut dengan menggunakan
SAP 2000 V14, V15.
- Cek Kondisi Struktur sesuai
dengan peraturan Struktur
SNI (Balok, Kolom, dan
Pelat)
6 Gambar Detail Struktur (Balok,
Kolom, Balok-Kolom, Pelat,
tangga) dan Detail Pembesian.
8 Buat Laporan
BAB I
Perencanaan Desain
Bangunan ini berdungsi sebagai Apartment yang terletak diwilayah Labuan Bajo, NTT
dengan kondisi Tanah Lunak (SE) . Bangungan ini terdiri dari 8 lantai dengan lantai 1 sampai 8
adalah tipikal . Bangunan ini memiliki luas 49m x 35m dengan bentuk Persegi panjang dengan
setiap lantai memliki 2 buah void yang direncanakan untuk tangga dengan masing-masing
berukuran 3,5 m x 3,5 m dan 2 void lift berukuran 2,5 m x 3 m
Ketentuan Bangunan :
• Gedung direncanakan untuk Apartment di Labuan Bajo
• Ukuran bangunan 49m x 35m
• Bangunana terdiri dari 8 Lantai
• Memiliki 2 buah void untuk tangga
• Memiliki 4 shear wall untuk lift
2.1 Beban Mati (Dead Load) PPPURG 1987 dan SNI 1727-2020
2.2 Beban Hidup (Live Load) PPPURG 1987 dan SNI 1727-2020
2.3 Beban Angin (Wind Load) PPPURG 1987 dan SNI 1727-2020
3.3 Balok
Menurut SNI 2847-2019 Untuk prencanaan pendimensian balok , maka sebelum dimensi
1 fy
balok direncamakan dapat ditaksir menggunkan rumus : (12) (0,4 + 700)
1 fy 1 350
h = ( ) (0,4 + ) = ( ) (0,4 + ) = 45cm ≈ 50cm
12 700 12 700
1
b = 2 x 50cm = 25cm ≈ 35cm
3.4 Kolom
Bentang kolom terpanjang = 560cm
Bentang balok terpanjang = 600cm
Dimensi balok (b/h) = (35/50)cm
b = 550mm ; h = 550mm
diasumsikan nilai ds’ = 65mm
Maka nilai d = h – ds’ = 550 – 65 = 485 mm
Syarat eksentrisitas minimun :
emin = 15 + 0,3h = 15 + 0,3(550) = 180 mm < 500 mm
𝛾ℎ = 550 – (2.65) = 420 mm
420
𝛾 = = 0,84
500
Karena e = 180mm < d = 485 mm, maka kolom ukuran 550mm x550mm dapat digunakan.
Didapat ukuran kolom b/h = (55/55)cm
Terdapat 3 tipe ukuran Kolom pada struktur bangunan (dengan batas minimum ukuran kolom
55cm x 55cm) :
No Letak Kolom Ukuran Kolom
1 Lantai 1 80cm x 80cm
2 Lantai 2 60cm x 60cm
3 Lantai 3-Lantai 8 55cm x 55cm
3.5 Tangga
a) Perencanaan Tangga
Data yang direncanakan sebagai berikut :
F’c = 40 Mpa
Fy = 350 MPa
Tinggi tangga =4m
Lebar tangga (b) = 175 cm
Tinggi anak tangga (Optrede) = 20 cm (Syarat 16 ≤ O ≤ 20)
Lebar anak tangga (Antrede) = 25 cm
𝑇𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑎𝑛𝑡𝑎𝑟 𝑙𝑎𝑛𝑡𝑎𝑖 400
Jumlah anak Tangga = –1= –1
𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑜𝑝𝑡𝑟𝑒𝑑𝑒 20
= 19 buah
25
Panjang tangga horizontal(L) = 20 x 2 = 2,5 m
= 169,04 ≈ 170mm
Optrede 20
Kemiringan tangga arc.tan α = Antrede = arc.tan 25 = 38,65o < 45o.. OK
1
Tebal anak tangga Ekivalen = 2 x 20 x cos(38,65o) = 7,80 cm
Beban Gempa
4.1 Kategori Resiko Bangunan
Menurut SNI 1726:2019 tabel 3 tentang Kategori risiko bangunan gedung dan non gedung
untuk beban gempa, maka pada konstruksi ini yang diperuntukkan sebagai gedung apartment
adalah masuk dalam kategori risiko II dengan keutamaan gempa 1,0. Dapat dibuktikan dari
hasil SNI 1726:2019sebagai berikut :
4.2 Wilayah Gempa dan Spektrum Respon :
Variabel Nilai
SS (g) 0.968
S1 (g) 0.394
CRS 1.057
CR1 0.973
FPGA 0.900
FA 0.938
FV 2.424
T0 (detik) 0.210
TS (detik) 1.051
Maka, dari hasil perhitungan running online nilai Spektrum Respons didapatkan sebesar :
• Ss (g) = 0,968
• S1 (g) = 0,394
b) Menentukan koefisien situs dan parameter respons spektral percepatan gempa maksimum
yang dipertimbangkan risiko
Pada konstruksi ini menggunakan jenis Tanah Lunak (SE), maka di dapat Fa dan Fv sebagaiberikut :
maka didapat :
SMS = FaSs
SM1 = FvS1
= 2,4 x 0,394 = 0,9456
Parameter percepatan spektral desain untuk perioda pendek, SDS dan pada perioda 1 detik ,
SD1 ,harus ditentukan melalui perumusan berikut ini :
SDS = 2/3 SMS
= 2/3 x 1,0648
= 0,709
SD1 = 2/3 SM1
= 2/3 x 0,9456
= 0,6304
d) Menentukan Kategori Desain Seismik
Pada data sebelumnya, nilai SDS sudah diketahui sebesar 0,709 dan nilai SD1 sebesar 0,6304
Maka, Kategori desain seismik berdasarkan parameter respons percepatan pada perioda
pendek termasuk kategori risiko D, dan Kategori desain seismik berdasarkan parameter
respons percepatan pada perioda 1 detik termasuk kategori risiko D
Pada struktur bangunan yang di analisa metode yang digunakan untuk perhitungan
struktur gedung berlokasi di Labuan Bajo, NTT ialah masuk pada zona 5 yaitu wilayah
dengantingkat kegempaan tinggi. Maka dari itu, Sistem Penahan Rangka beton bertulang
pemikul momen khusus adalah komponen struktur yang mampu memikul gaya akibat
beban gempa dandirencanakan untuk memikul gaya lentur. (SNI-1726-2019)
Maka didapat, Sistem dan Parameter Struktur = Sistem Rangka Pemikul Momen
Khusus(SRPM-K) :
• R =8
• Ω0 =3
• Cd =5½
• hn = Tidak dibatasi (TB)
BAB V
New Model → Pilih Satuan yang digunakan → Grid only/3D Frames → Klik kanan
pada lembar kerja, kemudia pilih Edit Grid Data → Modify/Show System → OK!!
Tumpuan Jepit
Untuk dapat mendefinisikan material yang akan kita gunakan, maka Klik Define →
• Shell : Pelat diasumsikan menerima gaya vertical akibat beban mati dan hidup,
jugamenerima gaya horizontal lateral akibat gempa.
• Membrane : Pelat diasumsikan menerima gaya horizontal saja.
Dengan : I = 1, R = 8
Run Analysis
Setelah semua kontrol analisis beban gempa pada Software Analysis sudah dilakukan, Langkah
terakhir adalah checking apakah struktur bangunan yang dimodelkan sudah amanatau tidak. Untuk
dapat mengetahui hal tersebut dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut :
Tulangan
Lapangan
Tulangan
Atas
Tulangan
Bawah
Tulangan
Tumpuan
Jika ASperlu (SAP2000) < ASmin , maka untuk pengecekan aman atau tidak digunakan ASmin.
= 2 x 1⁄4 x 𝜋 x 62
= 56,54 mm2
Jarak Sengkang = 56,54/0,76 = 74,40mm → digunakan 80mm
b) Tulangan geser daerah lapangan
Digunakan tulangan polos 2P 10 → As = 2 x 1⁄4 x 𝜋 x d2
= 2 x 1⁄4 x 𝜋 x 62
= 56,54 mm2
Jarak Sengkang = 56,54/0,719 = 78,64mm → digunakan 80mm
c) Tulangan geser yang dipasang pada sendi plastis (daerah tumpuan) harus memenuhi
persyaratan SNI 1726:2019 sebagai berikut :
• Sengkang tertutup pertama harus dipasang ≤ 50mm dari muka tumpuan
• Jarak Sengkang tidak boleh > d/4
Cek : Jarak Sengkang tumpuan 80mm < 496/4 = 124mm → OK
• Jarak Sengkang tidak boleh melebihi 6Dutama
Cek : Jarak Sengkang tumpuan 80mm < 6 x 16 = 96 → OK
• Jarak Sengkang tidak boleh melebihi 150mm
Luas tulangan torsi yang didapat tidak lebih besar dari tulangan utama dan tulangan Sengkang,
maka cukup dipasang tulangan D12 di kedua sisinya.
Setelah melakukan Check structure dan melihat Luas tulangan Longitudinal, tulangan torsi maupun
tulangan geser yang terbesar, maka Tulangan dan jumlahnya dapat diketahui melalui program excel
6.5.1 Tulangan Utama
Tulangan utama kolom yang dipasang harus memenuhi persyaratan SNI 1726:2019 bahwa rasio
penulangan dibatasi tidak boleh < 1% dan tidak boleh lebih dari 6%
1
Av 8× ×π×252
ρg = Ag × 100% = 4
850×850
× 100% = 5,4% → OK
6.5.2 Tulangan Geser (Sengkang)
= 3 x 1⁄4 x 𝜋 x 122
= 339,29 mm2
Jarak Sengkang = 339,29/0,817 = 415,3 mm→ digunakan 110 mm (sesuai persyaratan)
Jadi Tulangan geser (Sengkang) kolom adalah 3P 12-110
Tulangan geser/Sengkang kolom yang dipasang harus memenuhi persyaratan sesuai SNI 1726:2019
bahwa jarak maksimum Sengkang dipilih yang terkecil diantara :
• Jarak Sengkang tidak boleh melebihi 6Dutama
Cek : Jarak Sengkang tumpuan 110 mm < 6 x 25 = 150 → OK
• Jarak Sengkang tidak boleh melebihi 150mm
Cek : Jarak Sengkang tumpuan 110 mm < 150 mm → OK
Dalam penulangan pelat pada aplikasi SAP2000 didapat data sebagai berikut :
Mu Tumpuan Tulangan arah X = 11,3 kN.m
Mu Lapangan Tulangan arah X = 11,1 kN.m
Mu Tumpuan Tulangan arah Y = 11,3 kN.m
Mu Lapangan Tulangan arah Y = 11,1 kN.m
Tulangan
Lap. 11,1 10 150 523,81 40 400 15,448 6,162 Aman P 10 - 150
Arah x
Tulangan
Tump. 11,3 10 150 523,81 40 400 15,448 6,162 Aman P 10 - 150
Arah Y
Tulangan
Lap. 11,1 10 150 523,81 40 400 15,448 6,162 Aman P 10 - 150
Arah Y