TAUFIK HIDAYAT
09320180055
C2
MAKASSAR
2021
JURNAL LENGKAP PRAKTIKUM
PERENCANAAN TAMBANG BAWAH
TANAH
TAUFIK HIDAYAT
09320180055
C2
MAKASSAR
2021
HALAMAN PENGESAHAN
TAUFIK HIDAYAT
09320180055
Disetujui,
ASISTEN PARAF
Halaman Pengesahan-ii
Menyetujui,
Koordinator Praktikum Perencanaan Tambang Bawah Tanah
Program Studi Teknik Pertambangan FTI - UMI
Mengetahui,
Kepala Praktikum Perencanaan Tambang Bawah Tanah
Halaman Pengesahan-iii
KATA PENGANTAR
Penulis
Kata Pengantar-iv
DAFTAR ISI
Halaman
Daftar Isi-v
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1.1 Rock Bolt 6
1.2 Ventilation System 7
1.3 Three Piece Arc 7
1.4 Iron Pros 8
1.5 Timber Sport 8
1.6 Concrete Support 9
2.1 New Node 12
2.2 Hasil New Node......................................................................................... 12
2.3 New Road……………………………………………………….............. 13
2.4 Hasil New Road…………………………………………………………. 13
2.5 New Fan…………………………………………………………………. 14
2.6 Hasil New Fan…………………………………………………………… 14
2.7 Analysis…………………………………………………………………. 15
2.8 Save File………………………………………………………………… 15
2.9 Create Data………………………………………………………............ 16
2.10 Hasil Kviewf Dalam Bentuk 3D………………………………………… 16
3.1 Rangkaian Tie In………………………………………………………… 24
4.1 Analysis…………………………………………………………………. 28
4.2 Bounderies………………………………………………………………. 29
4.3 Assign Material…………………………………………………………. 29
4.4 Loading…………………………………………………………............. 30
4.5 Properties……………………………………………………….............. 30
4.6 Mesh……………………………………………………………............. 31
4.7 Save……………………………………………………………………... 31
4.8 Interpretasi………………………………………………………………. 32
4.9 Streng Factor……………………………………………………………. 32
4.10 Support (Penyangga)……………………………………………………. 33
4.11 Properties……………………………………………………….............. 33
4.12 Material Propertie Table………………………………………………… 34
4.13 Info Viewer……………………………………………………………… 34
4.14 Hasil……………………………………………………………………... 35
4.15 RMR……………………………………………………………………... 35
Daftar Gambar-vi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1 Penentuan Diameter Lubang Kosong ............................................... 21
3.2 Penentuan Burden………. ................................................................ 21
3.3 Jumlah Round and Normal Profil ..................................................... 22
Lampiran -vii
LAMPIRAN
- Tugas Pendahuluan
- Problem Set
Lampiran -viii
BAB 1 PENDAHULUAN
Tambang bawah tanah adalah salah satu metoda penambangan yang dapat
digunakan padapenambangan bijih. Sistem penambangan bawah tanah memerlukan
pengelolaan yang lebih ekstra dibandingkan dengan tambang terbuka, salah satu hal
yang diperlukan untukpengelolaan adalah aspek keamanan, yang relatif seringkali
terdapat masalah. Pada era sekarang ini paradigma yang cocok untuk visualisasi
objek-objek disekitar kita salah satunya menggunakan teknologi visual reality (VR).
VR memungkinka pengguna dapat bernavigasi di dalam data dan berinteraksi dengan
objek di dunia, memungkinkan pilihan cara berbeda bagaimana untuk mewakili
benda-benda sesuai dengan objek pada dunia nyata.
Udara adalah hal yang sangat penting di tambang batubara bawah tanah
(underground mining), karena akan memberikan efek secara langsung dan tidak
langsung kepada para pekerja yang mengalami kontak langsung dengan udara di
dalam tambang, jika gas-gas yang terdapat di dalarn tambang sangat jauh berbeda
dari keadaan yang di standarkan maka akan menyebabkan dampak buruk bagi
kesehatan serta kenyamanan para karyawan atau pekerja di dalam tambang dan dapat
juga menyebabkan kehilangan nyawa pekerja tarnbang, dan kerugian lainnya, yang
berujung pada kemungkinan ditutupnya tambang bawah tanah tersebut.
Peledakan merupakan tindak lanjut darikegiatan pemboran, dimana tujuannya
adalah untuk melepaskan batuan dari batuan induknya yang massive agar menjadi
fragmen-fragmen berukuran tertentu yang sesuai untuk dikerjakan dalam proses lebih
lanjut. Perbedaan yang paling mendasar antara peledakan terowongan dengan
peledakan jenjang adalah dalam peledakan terowongan, dilakukan peledakan kearah
1 bidang bebas. Sedangakan pada peledakan jenjang dilakukan kearah 2 atau lebih
bidang bebas. Selai itu ruangan untuk melalukan peledakan di bawah tanah sangat
terbatas, sehingga batuan lebih sukar di ledakan dan perlu dibuat bidang bebas kedua
yang merupakan arah peledakaan selanjutnya. Bidang bebas kedua diperoleh dengan
membuat Cut pada permukaan terowongan.
Pendahuluan-1
Konsep rancangan sebuah lubang bukaan bawah tanah (underground
opening) relatif suatu hal yang baru. Salah satu alasan untuk keadaan ini adalah
bahwa persoalan rancangan sebuah tambang bawah tanah atau sebuah terowongan
berbeda dengan rancangan dari sebuah struktur/bangunan yang konvensional seperti
gedung dan jembatan. Dalam rancangan teknik yang konvensional, beban dari luar
yang dikenakan adalah yang pertama ditentukan, kemudian deskripsi dari bahan
dengan kekuatannya serta karakteristik deformasinya sesuai dengan geometri struktur
yang di pilih.
1.2.1 Maksud
Maksud dari praktikum ini adalah agar mahasiswa dapat mengetahui dan
mengaplikasikan ilmu Perencanaan Tambang Bawah Tanah serta software-software
yang menjadi salah satu aplikasi dasar dalam dunia pertambangan seperti pengenalan
tambang bawah tanah dengan teknologi visual reality, mengaplikasikan software
kazemaru, peledakan tambang bawah tanah dan mengaplikasikan software phase 2.
1.2.2 Tujuan
1.3.1 Alat
1. Laptop;
2. Mouse.
3. Aplikasi Kazemaru;
Pendahuluan-2
4. Aplikasi Phase 2.
1.3.2 Bahan
1. Kertas HVS A4;
2. Kertas grafik;
3. Problem set.
Pendahuluan-3
BAB II
JURNAL TIAP PRAKTIKUM
TAUFIK HIDAYAT
09320180055
MAKASSAR
2021
PENGENALAN TAMBANG BAWAH TANAH
Taufik Hidayat1, Faisal Sarisa, S.T2, Ade wira Putra Ramadana, S.T3 Teknik
Pertambangan, Universitas Muslim Indonesia, Makassar, Indoneisa
e-mail: 33taufikhidayat@gmail.com
SARI
Tambang bawah tanah adalah salah satu metoda penambangan yang dapat digunakan
padapenambangan bijih.Sistem penambangan bawah tanah memerlukan pengelolaan yang lebih ekstra
dibandingkan dengan tambang terbuka, salah satu hal yang diperlukan untuk pengelolaan adalah aspek
keamanan, yang relatif seringkali terdapat masalah. Visual reality (VR) adalah teknologi yang membuat
pengguna dapat berintraksi dengan suatu lingkungan yang disimulasikan oleh komputer, suatu lingkungan yang
sebenarnya yang ditiru atau benar-benar suatu lingkungan yang ada dalam imajinasi, liingkungan maya terkini
umumnya menyajikan pengalaman visual, yang dimana di tampilkan pada sebuah layar komputer atau melalui
sebuah penampil sterokropik, tetapi beberapa simulasi mengikutsertakan tambahan informasi hasil pengindraan,
seperti suara melalui speaker.
KATA KUNCI: Tambang bawah tanah, Sistem penambangan, Teknologi, Visual reality (VR)
ABSTRACT
Underground mining is one of the mining methods that can be used in ore mining. Underground mining
systems require more extra management compared to open pit mining, one of the things needed for management
is the safety aspect, which relatively often has problems. Visual reality (VR) is a technology that allows users to
interact with an environment that is simulated by a computer, an actual environment that is imitated or actually
an environment that exists in the imagination, the latest virtual environment generally presents a visual
experience, which is displayed on the screen. a computer screen or via a stereoscopic viewer, but some
simulations include additional sensory information, such as sound through speakers.
PENDAHULUAN
Tambang bawah tanah adalah salah satu metoda penambangan yang dapat digunakan
padapenambangan bijih. Sistem penambangan bawah tanah memerlukan pengelolaan yang lebih ekstra
dibandingkan dengan tambang terbuka, salah satu hal yang diperlukan untukpengelolaan adalah aspek
keamanan, yang relatif seringkali terdapat masalah. Salah satu masalah yang terjadi adalah ketika adanya air
tanahyang mengalir pada area penambangan, hal ini akan berbahayabagi kesehatan keselamatan pekerja
tambangterutama apabila air tanahtersebut memiliki suhu yang tinggi.
Pada era sekarang ini paradigma yang cocok untuk visualisasi objek-objek disekitar kita salah satunya
menggunakan teknologi visual reality (VR). VR memungkinka pengguna dapat bernavigasi di dalam data dan
berinteraksi dengan objek di dunia, memungkinkan pilihan cara berbeda bagaimana untuk mewakili benda-
benda sesuai dengan objek pada dunia nyata.
Hal ini menciptakan pengalaman bagi penggunanya untuk melihat duia VR secara keseluruhan, yang
sangat penting adalah pengunanya tidak memerlukan latar belakang khusus, Virtual reality adalah salah saatu
teknologi yang berkembang pesat yang memeanfaatkan kekuatan komputer yang terus meningkat untuk
memanipulasikan lingkungan dan situasi pada dunia nyata dan imajiner dengan tingkat realisme dan
interaktivitas yang tinggi, alat pelatihan berbasis realitas virtual dan dapat memberikan paparan simulasi kondisi
kerja dunia nyata tampa risiko yang terkait.
KESIMPULAN
Fungsi dari penyangga adalah rein force, hold, dan ritain, 3 fungsi tersebut merupakan satu kesatuan
yang tidak bisa di pisahkan dalam sebuah perencanaan pemasangan penyangga tambang bawah tanah.
Pemasangan penyangga (Rock bolt, Ventilation System, Three Piece Arc, Iron Pros, Timber Support, Concrete
Support) tidak dapat mencegah kerusakan pada massa batuan di sekitar batuan akibat adanya tegangan yang
besar, akan tetapi penyangga mepunyai peran yang sangat penting dalam mengendalikan proses kerusakan atau
deformasi pada lubang bukaan atau terowongan.
UCAPAN TERIMAKSIH
Terimakasih sedalam-dalamnya kepada tim asisten yang telah memberikan izin dan dukunganya
sehingga laporan ini dapat di publis dan dipelajari.
PUSTAKA
Geotech DMLZ, 2016 “Typical ground support a ventilation level”, internal report, UG Georech
Dan Hydrology
http://kehidupannasution.blogspot.com/2020/09/kazemaru.html https://docplayer.info/183914409-Buku-
panduan-praktikum-ventilasi-tambang.html https://www.coursehero.com/file/60651351/Proposal-TA-
Ventilasi-Tambang-1pdf/Undeground
http://ejournal.unp.ac.id/index.php/mining/article/view/109272
TAUFIK HIDAYAT
09320180055
MAKASSAR
2021
SOFTWARE KAZEMARU
Taufik Hidayat1, Febrianto, S.T2, Ade wira Putra Ramadana, S.T3 Teknik
Pertambangan, Universitas Muslim Indonesia, Makassar, Indoneisa
e-mail: 33taufikhidayat@gmail.com
SARI
Ventilasi tambang merupakan suatu usaha pengendalian terhadap pergerakan uadara atau aliran udara tambang
termasuk. Adapun tujuan dari ventilasi tambang adalah menyediakan udara segar dengan kuantitas dan kualitas yang cukup
baik, kemudian mengalirkan serta membagi udara segar tersebut kedalam tambang sehingga tercipta kondisi kerja yang aman
dan nyaman bagi para pekerja tambang maupun proses penambangan, Ventilasi udara pada tambang bawah tanah merupakan
hal yang sangat penting peranannya dalam mendukung segala aktifitas di dalam tambang bawah tanah sehingga Sistem
ventilasi tambang yang kurang baik akan dapat menyebabkan efisiensi pekerja menjadi rendah, menurunkan produktivitas,
dan mungkin dapat menimbulkan kecelakaan kerja. Untuk itu perlu dilakukanya perencanaan Sistem Ventilasi yang cukup
baik guna menunjang kinerja karyawan dan alat yang bekerja, salah satu software yang sering digunakan untuk memodelkan
jaringan ventilasi adalah software kazemaru
ABSTRACT
Mine ventilation is an effort to control the movement of air or mine air flow. The purpose of mine ventilation is to
provide fresh air with sufficient quantity and quality, then circulate and share the fresh air into the mine so as to create safe and
comfortable working conditions for mining workers and mining processes. which has a very important role in supporting all
activities in underground mines so that a poor mine ventilation system can cause low worker efficiency, reduce productivity,
and may cause work accidents. For this reason, it is necessary to plan a ventilation system that is good enough to support the
performance of employees and working tools, one of the software that is often used to model ventilation networks is the
kazemaru software.
PENDAHULUAN
Ventilasi tambang merupakan suatu usaha pengendalian terhadap pergerakan uadara atau aliran
udara tambang termasuk. Adapun tujuan dari ventilasi tambang adalah menyediakan udara segar dengan kuantitas dan kualitas
yang cukup baik, kemudian mengalirkan serta membagi udara segar tersebut kedalam tambang sehingga tercipta kondisi kerja
yang aman dan nyaman bagi para pekerja tambang maupun proses penambangan.
Udara adalah hal yang sangat penting di tambang batubara bawah tanah (underground mining), karena akan
memberikan efek secara langsung dan tidak langsung kepada para pekerja yang mengalami kontak langsung dengan udara di
dalam tambang, jika gas-gas yang terdapat di dalarn tambang sangat jauh berbeda dari keadaan yang di standarkan maka akan
menyebabkan dampak buruk bagi kesehatan serta kenyamanan para karyawan atau pekerja di dalam tambang dan dapat juga
menyebabkan kehilangan nyawa pekerja tarnbang, dan kerugian lainnya, yang berujung pada kemungkinan ditutupnya
tambang bawah tanah tersebut.
Dengan kemajuan metode penambangan batubara yang mengarah ke tambang bawah tanah, jika stripping ratio sudah
semakin besar, maka penambangan batubara akan lebih menguntungkan jika ditambang menggunakan sistem penambangan
bawah tanah. Sistem Ventilasi tambang merupakan suatu usaha pengendalian terhadap pergerakan udara atau aliran udara
tambang termasuk parameter yang harus dipenuhi pada ventilasi adalah kuantitas, kualitas dan arah alirannya.
Tujuan utama dari ventilasi tambang adalah menyediakan udara segar dengan kuantitas dan kualitas yang cukup baik,
kemudian mengalirkan serta membagi udara segar tersebut kedalam tambang sehingga tercipta kondisi kerja yang aman dan
nyaman bagi para pekerja tambang maupun proses penambangan. Ventilasi udara pada tambang bawah tanah merupakan hal
yang sangat penting peranannya dalam mendukung segala aktifitas di dalam tambang bawah tanah sehingga Sistem ventilasi
tambang yang
Kazemaru -11
kurang baik akan dapat menyebabkan efisiensi pekerja menjadi rendah, menurunkan produktivitas, dan mungkin dapat
menimbulkan kecelakaan kerja.
Untuk itu perlu dilakukanya perencanaan Sistem Ventilasi yang cukup baik guna menunjang kinerja karyawan dan
alat yang bekerja, salah satu software yang sering digunakan untuk memodelkan jaringan ventilasi adalah software kazemaru.
Kazemaru merupakan salah satu software yang digunakan untuk mensimulasikan sistem jaringan ventilasi dan menghitung
kuantitas udara dan presure pada jaringan ventilasi. Berdasarkan latarbelakang diatas akan dilakukan permodelan
sistem jaringan ventilasi menggunakan software Kazemaru
Kazemaru -12
2. Membuat New Road
New Road adalah suatu garis yang dimana menghubungkan satu titik-titik yang telah dibuat agar membentuk sebuah
pipa saluran udara, dan berikut adalah gambar yang dimana saling menghubungkan titik satu ke titik lainnya. Pada bagian ini ,
langsung saja klik menu New Road kemudian pilih titik mana yang ingin dibuat jalannya. Pada kolom parameternya diganti
menjadi 0,98.
Kazemaru -13
3. Membuat New Fan
New fan bertujuan untuk mebuat kipas agar udara dapat dimasukkan kedalam pipa yang telah dibuat dan
mengeluarkan udara dari dalam pipa tersebut. Pada bagian ini, langsung saja klik pada menu new fan, lalu pilih titik yang
diinginkan untuk membuat new fan. Kemudian, pada kolom pressure air flow pertama 980, air flow kedua 882, air flow
ketiga 686, air flow keempat 392 dan air flow terakhir 0.
Kazemaru -14
4. Analysis
Pada bagian ini, kita menganalysis data dari new node, new road dan new fan yang sudah kita input tadi agar bisa kita
update sebelum lanjut ke bagian 3D mode.
5. Menyimpan data
Pada bagian ini kita bisa langsung saja menyimpan data lubang bukaan yang telah kita buat tadi, dengan cara klik
menu file dan pilih save as, kemudian tentukan dimana mau disimpan lalu klik save.
Kazemaru -15
6. Create Data
Pada bagian ini, kita membuat create data dengan cara, klik menu file kemudian pilih 3D data out
lalu create data. Setelah create data kita langsung bisa close saja aplikasinya.
7. Kviewf
Kviewf adalah suatu aplikasi untuk menampilkan hasil dari software kazemaru yang telah dibuat dan menampilkan
hasil 3D pada desain yang telah dibuat. Untuk menampilkan hasilnya kita klik file lalu pilih open. Kemudian hasilnya akan
langsung muncul dalam bentuk 3D
Kazemaru -16
KESIMPULAN
Kazemaru merupakan salah satu software yang digunakan untuk mensimulasikan sistem jaringan ventilasi dan
menghitung kuantitas udara dan pressure pada jaringan ventilasi. Berdasarkan latar belakang diatas akan dilakukan
permodelan sistem jaringan ventilasi menggunakan software Kazemaru, sistem Ventilasi tambang merupakan suatu usaha
pengendalian terhadap pergerakan udara atau aliran udara tambang termasuk parameter yang harus dipenuhi pada ventilasi
adalah kuantitas, kualitas dan arah alirannya.
PENUTUP
Terimakasih sedalam-dalamnya kepada tim asisten yang telah memberikan izin dan dukunganya sehingga jurnal ini
dapat di publish dan dipelajari.
PUSTAKA
http://kehidupannasution.blogspot.com/2020/09/kazemaru.html
https://docplayer.info/183914409-Buku-panduan-praktikum-ventilasi-tambang.html
https://www.coursehero.com/file/60651351/Proposal-TA-Ventilasi-Tambang-1pdf/Undeground Geotech DMLZ,
2016 “Typical ground support a ventilation level”, internal report, UG Georech Dan Hydrology
http://ejournal.unp.ac.id/index.php/mining/article/view/109272
Kazemaru -17
III. C. TIE IN
TAUFIK HIDAYAT
09320180055
MAKASSAR
2021
JURNAL PRAKTIKUM TIE IN
Taufik Hidayat1, Astitin Syahrum S.T2., Ade Wira Putra Ramadana S.T3.
Teknik Pertambangan, Universitas Muslim Indonesia, Makassar, Indonesia.
Email: alalifmuhammad1@gmail.com
SARI
Peledakan merupakan tindak lanjut dari kegiatan pemboran, dimana tujuannya adalah untuk melepaskan batuan
dari batuan induknya agar menjadi fragmen-fragmen yang berukuran lebih kecil sehingga memudahkan dalam
pendorongan, pemuatan, pengangkutan, dan konsumsi material pada crusher yang terpasang. Tujuan dari
praktikum ini adalah memahami prinsip peledakan bawah tanah, memahami geometri peledakan bawah tanah,
mampu membuat rancangan peledakan bawah tanah (perhitungan dan praktik atau penggambarannya). Cara
kerja peledakan tambang bawah tanah sangat berbeda dengan peledakan di permukaan, peledakan bawah tanah
di lakukan kearah 1 bidang bebas, sedangkan peledakan permukaan dilakukan kearah 2 atau lebih bidang bebas.
Pada percobaan ini, didapatkan hasil dari penentuan diameter lubang samaran atau lubang kosong, yaitu 102
mm. Pada bujur sangkar I, nilai a = 153 dan W1 = 216,37. Pada bujur sangkar II, nilai C-C = 324,55 dan W2 =
458. Pada bujur sangkar III, nilai C-C = 687 dan W3 = 971,56. Pada bujur sangkar IV, nilai C-C = 1457,34 dan
W3 = 2060,98.
ABSTRACT
Blasting is a follow-up to drilling activities, where the aim is to release rock from the parent rock to become
smaller fragments so that it is easier to push, load, transport, and consume material on the installed
crusher. The purpose of this practicum is to understand the principle of underground blasting, understand
the geometry of underground blasting, be able to make underground blasting designs (calculations and
practice or descriptions). The way underground mine blasting works is very different from surface blasting,
underground blasting is carried out towards 1 free plane, while surface blasting is carried out towards 2 or
more free fields. In this experiment, the results obtained from determining the diameter of the cover hole or
empty hole, which is 102 mm. In square I, the value of a = 153 and W1 = 216.37. In square II, the value of C- C
= 324.55 and W2 = 458. In square III, the value of C-C = 687 and W3 = 971.56. In square IV, the value of
C-C = 1457.34 and W3 = 2060.98.
PENDAHULUAN
Peledakan merupakan tindak lanjut darikegiatan pemboran, dimana tujuannya adalah untuk melepaskan
batuan dari batuan induknya yang massive agar menjadi fragmen-fragmen berukuran tertentu yang sesuai untuk
dikerjakan dalam proses lebih lanjut. Perbedaan yang paling mendasar antara peledakan terowongan dengan
peledakan jenjang adalah dalam peledakan terowongan, dilakukan peledakan kearah 1 bidang bebas.
Sedangakan pada peledakan jenjang dilakukan kearah 2 atau lebih bidang bebas. Selai itu ruangan untuk
melalukan peledakan ddi bawah tanah sangat terbatas, sehingga batuan lebih sukar di ledakan dan perlu dibuat
bidang bebas kedua yang merupakan arah peledakaan selanjutnya. Bidang bebas kedua diperoleh dengan
membuat Cut pada permukaan terowongan. Cut ini berfungsi sebagai bidang bebas pada peledakan berikutnya,
yang kemudian akan diperbesar dengan dua atau lebih susunan lubang tembak peledakan.
Peladakan yang terakhir adalah peledakan lubang “Tummer” (roof holes, wall holes, and floor holes)
yang akan menentukan bentuk dari terowongan. Efisiensi peledakan dalam terowongan sangat tergantung pada
suksesnya peledakan “Cut”. “Cut” itu ssendiri dapat dibuat
Tie In-19
dalam beberapa jenis pada lubang tembak, dan penanamannya disesuaikan dengan jenis “Cut” yang dibentuk.
Adapun pola lubang tembak dari peledakan bawah tanah yaitu:
1. Drag Cut
Tipe ini biasa digunakan pada batuan dengan struktur perlapisan, misalnya batuan serpih. Lubang
“Cut” dibuat menyudut terhadap bidang perlapisan pada bidang tegak lurus, sehingga batuan akan terbongkar
menurut bidang perlapisan. Tipe “ Cut” seperti ini cocok untuk terowongan berukuran kecil (lebar 1,5 – 2 m)
dimana kemajuan yang besar tidak terlalu penting. tambahan kedalaman dari lubang bor di bawah lantai
jenjang yang dibuat agar jenjang yang dihasilkan sebatas dengan lantainya dan lantai yang dihasilkan rata,
2. Fan Cut
Pola ini cocok digunakan pada struktur batuan berlapis – lapis dan sudah jarang digunakan.
Pada tipe “Fan Cut” lubang tembak dibuat menyudut dan berada pada bidang mendatar. Stelah Cut diledakan
maka batuan yang ada diantara dua garis lubang “Cut” akan terbongkar. Selanjutnya lubang-lubang ‘easer’ dan
‘Trimmer’ akan memperbesar bukaan ‘Cut’ samapai pada bentuk geometri pada terowongan.
3. V-Cut
Sering dipakai dalam peledakan pada terowongan. Lubang tembak pada pola ini diatur sedemikian rupa
sehingga tiap dua lubang membentuk ‘V’. Sebuah ‘Cut’ dapat terdiri dari dua atau tiga pasang ‘V’, masing-
masing pada posisi horizontal. Lubang – lubang tembak pada ‘ Cut’ biasanya dibuat membentuk sudut 600
terhadap permukaan terowongan. Dengan demikian, panjang kemajuan tergantung pada lebar dari terowongan,
karena panjang batang bor terbatas pada lebar tersebut. Satu atau dua lubang tembak yang lebih pendek (burster)
dapat dibuat di tengah ‘Cut’ untuk memperbaiki hasil pragmentasi.
4. Pyramid Cut
Terdiri dari 4 buah lubang tembak yang saling bertemu pada 1 titik di tengah terowongan. Untuk
batuan yang keras, banyaknya lubang ‘Cut’ dapat ditambah menjadi 6 buah.
5. Burn Cut
Berbeda dengan pola – pola ‘ Cut’ sebelumnya, dimana lubang ‘Cut’ membentuk sudut satu sama lain
dan tegak lurus dengan permukaan terowongan. Pada pola Burn Cut, ada beberapa lubang Cut yang tidak di isi
dengan bahan peledak yang berfungsi sebagai bidang bebas terhadap lubang Cut yang terisi.
METODE PENELITIAN
Pada praktikum ini, yang pertama mempersiapkan alat dan bahan (kertas grafik, kertas HVS, pensil,
dan penggaris). Selanjutnya data yang digunakan dalam praktikum ini diperoleh dari problem set yang
diberikan oleh asisten. Kemudian data-data tersebut diolah dalam bentuk perhitungan manual dan
penggambaran pada kertas grafik. Selanjutnya, data yang telah diperoleh dan diolah dituangkan dalam bentuk
draft jurnal sesuai dengan format dan kaidah penulisan jurnal yang telah ditetapkan pada Jurusan Teknik
Pertambangan Universitas Muslim Indonesia.
Tie In-20
a. Tentukan geometri peledakannya
b. Hitunglah jumlah round dan normal profile blasting
Ket :
1. Penentuan diameter lubang kosong
Stambuk kedua
No Terakhir Bahan Peledak Blasting hole diameter mm
1 3,4,5 Anfo 36
2 6,7,8,9 Dynamix min paper catrigdes 30
3 0,1,2 Emulite 150 in paper catridges 31
Tabel 3.2 Penentuan Burden
Jawaban :
Diketahui :
Luas penampang =5mx7m
Feed Travel = 3,5 m
Kemajuan = 88%
Kedalaman = 36 mm
Ditanyakan : 1. Tentukan geometri peledakan?
2. Jumlah Round and normal profil blasting ?
Penyelesaian :
A. Tentukan geometri peledakan
1. Penentuan diameter lubang samaran/kosong
Lubang samaran = 102 mm
2. Penentuan bujur sangkar I A
= 1,5 x ∑
= 1,5 x 102 mm = 153
W1 = A x √2
= 153 x √2 = 216 mm
3. Penentuan bujur sangkar II W1
= W1
= 216
C-C = 1,5 x W1
= 1,5 x 216
= 324 mm
W2 = 1,5 x W1 x √2
= 324 x √2
= 458 mm
4. Penentuan bujur sangkar III W2
= W2
= 458 mm
C-C = 1,5 x W2
= 1,5 x 458
= 687 mm
W3 = 1,5 x W2 x √2
Tie In-21
= 687 x √2
= 971 mm
5. Penentuan bujur sangkar IV W3
= W3
= 971
C-C = 1,5 x W3
= 1,5 x 971
= 1456 mm
W4 = 1,5 x W3 x √2
= 1456 x √2
= 2059 mm
B. Jumlah Round And Normal Profil
Part Of Time
Burden Spacing
Round
Floor 1 x B (0,82) = 0,82 m 1,1 x B (0,82) = 0,902 m
Wall 0,9 x B (0,82) = 0,738 m 1,1 x B (0,82) = 0,902 m
Roof 0,9 x B (0,82) = 0,738 m 1,1 x B (0,82) = 0,902 m
Stopping:
Upwards 1 x B (0,82) = 0,82 m 1,1 x B (0,82) = 0,902 m
Horizontal 1 x B (0,82) = 0,82 m 1,1 x B (0,82) = 0,902 m
Downwards 1 x B (0,82) = 0,82 m 1,2 x B (0,82) = 0,984 m
Tabel 3.3 Jumlah Round And Normal Profil
Bujur sangkar I :
500 𝑐𝑚 15,3 𝑐𝑚
1. Grafik = 20 𝑐𝑚 = 𝑥
20 𝑐𝑚 𝑥 15,3 𝑐𝑚
Xa = 500 𝑐𝑚
= 0,6 cm
500 𝑐𝑚 21,6 𝑐𝑚
2. Grafik = 20 𝑐𝑚 = 𝑥
20 𝑐𝑚 𝑥 21,6 𝑐𝑚
Xw1 = 500 𝑐𝑚
= 0,8 cm
Bujur sangkar II :
500 𝑐𝑚 32,4 𝑐𝑚
1. Grafik = 20 𝑐𝑚 = 𝑥
20 𝑐𝑚 𝑥 32,4 𝑐𝑚
XC-C = 500 𝑐𝑚
= 1,2 cm
500 𝑐𝑚 45,8 𝑐𝑚
2. Grafik = 20 𝑐𝑚 = 𝑥
20 𝑐𝑚 𝑥 45,8 𝑐𝑚
Xw2 = 500 𝑐𝑚
= 1,8 cm
Bujur sangkar III :
500 𝑐𝑚 68,7𝑐𝑚
1. Grafik = 20 𝑐𝑚 = 𝑥
20 𝑐𝑚 𝑥 68,7 𝑐𝑚
XC-C = 500 𝑐𝑚
= 2,7 cm
500 𝑐𝑚 97,1 𝑐𝑚
2. Grafik = 20 𝑐𝑚 = 𝑥
20 𝑐𝑚 𝑥 97,1 𝑐𝑚
Xw3 = 500 𝑐𝑚
= 3,8 cm
Bujur sangkar IV :
500 𝑐𝑚 145,6 𝑐𝑚
1. Grafik = 20 𝑐𝑚 = 𝑥
Tie In-22
20 𝑐𝑚 𝑥 145,6 𝑐𝑚
XC-C = 500 𝑐𝑚
= 5,8 cm
500 𝑐𝑚 205,9 𝑐𝑚
2. Grafik = 20 𝑐𝑚 = 𝑥
20 𝑐𝑚 𝑥 205,9 𝑐𝑚
Xw4 = 500 𝑐𝑚
= 8,2 cm
Konversi Burden :
500 𝑐𝑚 82 𝑐𝑚
1. Grafik = =
20 𝑐𝑚 𝑥
20 𝑐𝑚 𝑥 82 𝑐𝑚
XB.Floor = 500 𝑐𝑚
= 3,2 cm
500 𝑐𝑚 90𝑐𝑚
2. Grafik = =
20 𝑐𝑚 𝑥
20 𝑐𝑚 𝑥 90𝑐𝑚
XB.Wall = 500 𝑐𝑚
= 3,6 cm
500 𝑐𝑚 73 𝑐𝑚
3. Grafik = =
20 𝑐𝑚 𝑥
20 𝑐𝑚 𝑥 73𝑐𝑚
XB.Roof = 500 𝑐𝑚
= 2,9 cm
500 𝑐𝑚 90 𝑐𝑚
4. Grafik = =
2020
𝑐𝑚𝑐𝑚
𝑥 90 𝑐𝑚𝑥
XB.Upwards =
500 𝑐𝑚
= 3,6 cm
500 𝑐𝑚 73 𝑐𝑚
5. Grafik = =
2020𝑐𝑚
𝑐𝑚𝑥 73 𝑐𝑚𝑥
XB.Horisontal =
500 𝑐𝑚
= 2,9 cm
500 𝑐𝑚 90 𝑐𝑚
6. Grafik = =
2020𝑐𝑚
𝑐𝑚𝑥 90 𝑐𝑚𝑥
XB.Downwards =
500 𝑐𝑚
= 3,6 cm
Konversi Spacing :
500 𝑐𝑚 82 𝑐𝑚
7. Grafik = =
20 𝑐𝑚 𝑥
20 𝑐𝑚 𝑥 82 𝑐𝑚
XS.Floor = 500 𝑐𝑚
= 3,2 cm
500 𝑐𝑚 90 𝑐𝑚
8. Grafik = =
20 𝑐𝑚 𝑥
20 𝑐𝑚 𝑥 90𝑐𝑚
XS.Wall = 500 𝑐𝑚
= 3,6 cm
500 𝑐𝑚 82 𝑐𝑚
9. Grafik = =
20 𝑐𝑚 𝑥
20 𝑐𝑚 𝑥 82 𝑐𝑚
XS.Roof = 500 𝑐𝑚
= 3,2 cm
500 𝑐𝑚 90 𝑐𝑚
10. Grafik = =
20𝑐𝑚
20 𝑐𝑚𝑥 90 𝑐𝑚
𝑥
XS.Upwards =
500 𝑐𝑚
= 3,6 cm
500 𝑐𝑚 82 𝑐𝑚
11. Grafik = =
2020𝑐𝑚
𝑐𝑚𝑥 82 𝑐𝑚𝑥
XS.Horizontal =
500 𝑐𝑚
= 3,2 cm
Tie In-23
500 𝑐𝑚 98 𝑐𝑚
12. Grafik = =
20 𝑐𝑚
20 𝑐𝑚𝑥 98 𝑐𝑚𝑥
XS.Downwards = = 3,9 cm
500 𝑐𝑚
Tie In-24
Pada penentuan Burden , didapatkan hasil, yaitu 0,8. Dengan konversi grafik pada bujur sangkar I,
yaitu a = 0,6 dan W1 = 0,86. Pada bujur sangkar II, yaitu C-C = 1,29 dan W2 = 1,83. Pada bujur sangkar III,
yaitu C-C =2,72 dan W3 = 3,89. Pada bujur sangkar IV, yaitu C-C=5,8 dan W4= 8,3
Pada konversi Burden, didapatkan hasil, floor = 3.2, wall = 2.8, roof = 2.8, stopping upward = 3.2,
stopping horizontal = 3.2, dan stopping downwards = 3.2.
Pada konversi Spacing, didapatkan hasil floor = 3.5, wall = 3.5, roof = 3.5, stopping upward = 3.5,
stopping horizontal = 3.5, dan stopping downwards = 3.8.
KESIMPULAN
Peledakan merupakan tindak lanjut dari kegiatan pemboran, dimana tujuannya adalah untuk
melepaskan batuan dari batuan induknya yang massive agar menjadi fragmen-fragmen berukuran tertentu yang
sesuai untuk dikerjakan dalam proses lebih lanjut. Perbedaan yang paling mendasar antara peledakan
terowongan dengan peledakan jenjang adalah dalam peledakan terowongan, dilakukan peledakan kearah 1
bidang bebas. Sedangakan pada peledakan jenjang dilakukan kearah 2 atau lebih bidang bebas.
Prinsip pola peledakan di tambang bawah tanah adalah sama dengan di tambang terbuka, yaitu
membuat sekuensial ledakan antar lubang. Peledakan pembuatan cut merupakan urutan pertama peledakan di
bawah tanah agar terbentuk bidang bebas baru disusul lubang- lubang lainnya, sehingga lemparan batuan akan
terarah. Urutan paling akhir peledakan terjadi pada sekeliling sisi lubang bukaan, yaitu bagian atap dan dinding.
Pada bagian tersebut pengontrolan menjadi penting agar bentuk bukaan menjadi rata, artinya tidak banyak
tonjolan atau backbreak pada bagian dinding dan atap.
UCAPAN TERIMA KASIH
Ucapan terima kasih yang penulis ucapkan kepada kakak-kakak asisten yang selalu siap mengajar serta
membimbing adik-adik praktikannya dan mendampingi praktikan sampai penulis bisa menyelesaikan jurnalnya
dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Geotech DMLZ, 2016 “Typical ground support a ventilation level”, internal report, UG Georech Dan Hydrology
Studi Pemboran Dan Peledakan Tambang Bawah Tanah Kabupaten Halmahera Utara Provinsi Maluku Utara
Jurnal Geomine, Vol 4, No. 2: Agustus 2016
https://1902miner.wordpress.com/bfiabhfcbafhueceaj/peledakan-tambang-bawah-tanah/
http://ejournal.unp.ac.id/index.php/mining/article/view/109272
Tie In-25
IV. D. RANCANGAN TEROWONGAN
BAWAH TANAH
TAUFIK HIDAYAT
09320180055
MAKASSAR
2021
Taufik Hidayat1, Ade Wira Putra Ramadana, S.T.2, Ade Wira Putra Ramadana, S.T.3
Teknik Pertambangan, Universitas Muslim Indonesia, Makassar, Indonesia.
Email: 33taufikhidayat@gmail.com
SARI
Secara umum pengertian tambang bawah tanah adalah suatu sistem penambangan mineral atau batu bara dimana seluruh
aktivitas penambangan tidak berhubungan langsung dengan alam terbuka. Latar belakang pemilihan tambang bawah
tanah adalah perbandingan SR yang besar dan tidak ekonomis untuk ditambang menggunakan system tambang terbuka,
mineralisasi cadangan bahan galian membentuk cebakan yang secara spesifik harus ditambang menggunakan system
tambang bawah tanah, daerah yang akan ditambang merupakan daerah hutan lindung dan penambangan dengan sistem
tambang bawah tanah tidak banyak merusak ekosistem yang ada disekitar penambangan. Adapun program komputer
yang digunakan adalah Phase2. Phase2 digunakan untuk menganalisis bending momen yang terjadi pada lining, gaya
aksial yang terjadi pada rockbolt, tegangan dan deformasi yang terjadi disekitar terowongan serta penurunan tanah diatas
terowongan dalam bentuk dua dimensi. Pada Phase2 pemodelan tanah yang digunakan adalah Mohr-Coulumb dan Hoek-
Brown. Tujuan praktikum kali ini adalah mengetahui prinsip rancangan terowongan tambang bawah tanah, mengetahui
penentuan penyanggah dengan menggunakan klasifikasi rmr dan mengetahui penggunaan pemodelan numerik untuk
rancangan terowongan.
Kata kunci: Rancangan Terowongan; Tambang Bawah Tanah; Phase2.
ABSTRACT
In general terms underground mining is a mineral or coal mining system where all mining activities are not directly
related to the open nature. The background for the selection of underground mines is a large and uneconomical SR ratio
to be mined using an open pit mining system, mineralization of mineral reserves to form deposits that specifically
must be mined using an underground mining system, the area to be mined is a protected forest area and mining using a
mining system. Underground mining does not damage the ecosystem around the mine. The computer program used is
phase2. Phase 2 is used to analyze the bending moment that occurs in the lining, the axial force that occurs in the
rockbolt, the stress and deformation that occurs around the tunnel and the subsidence of the soil above the tunnel in two
dimensions. In phase 2 soil modeling used is mohr-coulumb and hoek-brown. The purpose of this practicum is to
know the principles of underground mining tunnel design, to determine the determination of supports using the rmr
classification and to know the use of numerical modeling for tunnel design.
Keywords : Tunnel Design; Underground Mine; Phase2.
PENDAHULUAN
Konsep rancangan sebuah lubang bukaan bawah tanah ( underground opening) relatif suatu hal yang baru.
Salah satu alasan untuk keadaan ini adalah bahwa persoalan rancangan sebuah tambang bawah tanah atau sebuah
terowongan berbeda dengan rancangan dari sebuah struktur/bangunan yang konvensional seperti gedung dan jembatan.
Dalam rancangan teknik yang konvensional, beban dari luar yang dikenakan adalah yang pertama ditentukan, kemudian
deskripsi dari bahan dengan kekuatannya serta karakteristik deformasinya sesuai dengan geometri struktur yang di pilih.
Dalam mekanika batuan, perancang berhubungan dengan massa batuan yang kompleks dan sifat-sifat material spesifik
sehingga tidak dapat ditentukan dengan kebutuhan rancangan. Metode rancangan terowongan adalah Metode Analitik
(analytical methods), Metode Obeservasi (observational methods) dan Metode Empirik (empirical methods).
Parameter rancangan terowongan sangat ditentukan oleh data masukannya yang mana harus memenuhi syarat sebagai
yaitu Kualitas dari rancangan rekayasa langsung dipengaruhi oleh kualitas dari setiap parameter masukan.
Setiap prosedur dan metode yang digunakan untuk mendapatkan data masukan dapat sepenuhnya dibenarkan
dan direncanakan dengan baik. Informasi secara kuantitatif lebih banyak dibutuhkan dari pada secara kualitatif untuk
keperluan rancangan. PHASE2 adalah bagian dari Rocscience yang menggunakan analisis 2D elasto-plastik dengan
analisis tegangan elemen hingga untuk penggalian bawah tanah atau permukaan batuan maupun tanah. Hal ini dapat
digunakan untuk berbagai proyek rekayasa dan termasuk support design, stabilitas lereng elemen hingga, rembesan air
PENELITIAN
1. Studi Literatur
Mempelajari teori-teori yang berhubungan dengan materi yang akan dibahas dilapangan melalui buku-buku, jurnal
dan sumber lainnya.
2. Pengambilan data
Data yang diambil berupa data primer dan sekunder. Untuk data primer diambil langsung pada alat simulasi seperti
pengukuran kecepatan udara, pengukuran dimensi saluran, kelembaban udara dan temperature.
3. Pengolahan data
Analisis pengolahan data bertujuan untuk membuat rancangan dan alat simulasi sistem jaringan ventilasi,
perhitungan kualitas dan kuantitas udara dari hasil simulasi serta menghitung efisiensi kerja dari data temperature hasil
simulasi.
4. Kesimpulandan saran
Kesimpulan diperoleh dari hasil perhitungan dan analisis data simulasi, serta saran- saran agar apa yang
direkomendasikan bisa dijadikan pertimbangaan untuk peningkatan guna alat.
Software Phase 2
Taufik hidayat
09320180055
C2
Pertama-tama buka software Phase 2 kemudian klik analysis lalu pilih proje setting lalu masukkan angka
sesuai elevasi pada terowongan yang akan kita buat ( 5.0, 7.0, 7.5 ).
Klik Bounderies kemudian klik arc untuk 30 segmen, setelah itu, klik bounderies lalu add external dengan
tip bos dan expansion factor 5.
Taufik hidayat
09320180055
C2
Taufik hidayat
09320180055
C2
Lalu klik properties, pilih define materials dengan youngs modulus 10270 dan position ratio 0,2 serta bisa
mengubah warna material sesuai yang kita inginkan selain warna biru karna sistem penyanggan untuk bolt 1 itu berwarna
biru.
Masuk mesh setup lalu uniford untuk type mesh dengan 6 nooded element type lalu klik decritize untuk
memunculkan batas pada sekitaran assign material dan mesh untuk memuculkan kontur pada daerah sekitar
terowongan.
Taufik hidayat
09320180055
Kemudian Save melalui analysis lalu pilih compute kemudian tunggu sampai proses selesai.
Taufik hidayat
09320180055
C2
Setelah itu interpretasi, munculkan query boundery, sigma 1, sigma 3 dan total
displacement.
Taufik hidayat
09320180055
C2
Pada streng factor dengan ketentuan minimal 1,5 tetapi jika ada yang dibawah 1,5 maka kita harus buat
penyanggaan.
Taufik hidayat
09320180055
C2
Setelah itu kita akan buat penyangga pada terowongan untuk dapat menahan batuan yang runtuh dengan
sistem penyanggaan rock bold dengan cara klik support pilih add blok pattern setelah itu save
Taufik hidayat
09320180055
C2
Lalu tampilkan devine material pada properties sebagai hasil data pembuatan rancangan terowongan
Setelah munculkan Kembali strength vector untuk membandingkan setelah menggunakan penyangga untuk
membandingkan hasil pembuatan terowongan sebelum dan sesudah menggunakan penyangga.
Taufik hidayat
09320180055
C2
Lalu tampilkan material pada properties table sebagai hasil data pembuatan rancangan terowongan.
Taufik hidayat
09320180055
KESIMPULAN
Taufik hidayat
09320180055
C2
Ucapan terima kasih yang penulis ucapkan kepada kakak-kakak asisten yang selalu siap mengajar serta membimbing
adik-adik praktikannya dan mendampingi praktikan sampai penulis bisa menyelesaikan jurnalnya dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Buku Panduan Balai Diklat Tambang Bawah Tanah Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik
Indonesia.
Bieniawski, Z.T. (1984). Rock Mechanics Design In Mining ang Tunneling. A.A Bakema: Boston.
Hock, E, Kaiser, P.K, dan Bawden, W.F. (1995). Support Of Underground Excavatin in Hard Rock. A.A Rotterdam
3.1 Kesimpulan
Penutup -37
menetukan Rock Mass Class yaitu 61-80 adalah menggunakan rock bolt pada atap panjang 3m,
Penutup -38
spasi 2.5m yang dikombinasikan dengan wire mesh dan shotcrete. Pada metode penggalian full
face dengan kemajuan 1.5-3m, pemasangan penyangga penuh 20 m dari face. Perbandingan
rancangan terowongan tambang bawah tanah jelas menunjukkan perbedaan melalui penyanggan
karna pada dasarnya prinsip rancangan terowongan tambang bawah tanah yaitu meliputi tahapan
rancangan analisis tambahan, rancangan penyanggaan dan rancangan meliputi uji dan rancangan
operasional yaitu penggalian lubang bukan untuk memperoleh data perilaku massa batuan
disekitar zona penggalian perlu dilakukan pemantauan perpindahan. Hal ini dilakukan
untuk memeriksa stabilitas sistem penyanggaan dan jika perlu melakukan modifikasi rancangan.
Penentuan penyangga dengan menggunakan klasifikasi RMR yaitu nilai RMR dari massa batuan,
sehingga stand up time terowongan didapatkan 8000 jam pada grafik RMR dengan 61 nilai
RMR jadi kesimpulannya 61 /jam
8000
Penutup -39
DAFTAR PUSTAKA
Buku Panduan Balai Diklat Tambang Bawah Tanah Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
Republik Indonesia.
Bieniawski, Z.T. (1984). Rock Mechanics Design In Mining ang Tunneling. A.A Bakema: Boston.
Hock, E, Kaiser, P.K, dan Bawden, W.F. (1995). Support Of Underground Excavatin in Hard Rock.
A.A Rotterdam
http://kehidupannasution.blogspot.com/2020/09/kazemaru.html
https://docplayer.info/183914409-Buku-panduan-praktikum-ventilasi- tambang.html
https://www.coursehero.com/file/60651351/Proposal-TA-Ventilasi-Tambang-
1pdf/Undeground Geotech DMLZ, 2016 “Typical ground support a
ventilation level”, internal report, UG Georech Dan Hydrology
http://ejournal.unp.ac.id/index.php/mining/article/view/109272
DATA DIRI
PENDIDIKAN