SC
WILLIAM JHANESTA, S.SI
MODUL PENGOLAHAN
MODLUE
GRAVITY GGMPLUS
2021
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................................. 1
1
Laboratory of Geophysical Modeling
Department of Geosciences
Universitas Indonesia
DAFTAR GAMBAR
2
Laboratory of Geophysical Modeling
Department of Geosciences
Universitas Indonesia
3
Laboratory of Geophysical Modeling
Department of Geosciences
Universitas Indonesia
BAB 1
PERSIAPAN DATA GRAVITASI
4. Dalam modul ini akan dicontohkan cara mengambil data GGMplus untuk wilayah
Gunung Endut. Karena Gunung Endut (Kabupaten Banten) terletak di sebelah barat
pulau Jawa, maka pilih file dengan nama S10E105.dg
5. S10E105 memiliki makna latitude minimumnya -10ιdan longitude minimumnya
105ι
. (Untuk daerah lainnya, silakan dicari dengan referensi koordinat dari data
Google Earth)
6. Untuk memastikan bahwa benar data tersebut merupakan area yang ingin diteliti,
klik data S10E105.dg.png
4
Laboratory of Geophysical Modeling
Department of Geosciences
Universitas Indonesia
7. Jika data tersebut sudah benar, klik S10E105.dg untuk men-download data tersebut
8. Untuk mendownload data geoid, klik lama seperti pada Langka-1
9. Kemudian pilih folfer GGMplus/ > data/ > geoid/
10. Pilih data geoid yang sesuai dengan data gravity disturbance (.dg) sebelumnya
(Dalam kasus ini adalah S10E105.ha) Untuk memastikan bahwa data tersebut benar,
klik file S10E105.ha.png
5
Laboratory of Geophysical Modeling
Department of Geosciences
Universitas Indonesia
13. Pilih data DEM yang sesuai dengan data gravity disturbance (.dg). Dalam kasus ini
adalah S10E105.dem. Untuk memastikan bahwa data tersebut benar, klik file
S10E105.dem.png
Gambar 1.5 Menu Browse untuk Load Script Ekstraksi Data GGMplus
6
Laboratory of Geophysical Modeling
Department of Geosciences
Universitas Indonesia
3. Kemudian, pilihlah folder yang berisi script yang sudah di-download sebelumnya.
4. Aturlah lokasi penyimpanan pathGGMplus dan pathERTM2160 sesuai dengan
lokasi direktori penyimpanannya
7
Laboratory of Geophysical Modeling
Department of Geosciences
Universitas Indonesia
8
Laboratory of Geophysical Modeling
Department of Geosciences
Universitas Indonesia
4. Pilihlah area yang ingin di-download hanya dengan klik kotak area interest. Jika area
penelitian memotong kotak yang disediakan, maka download seluruh area kotak
tersebut.
9
Laboratory of Geophysical Modeling
Department of Geosciences
Universitas Indonesia
4. Kemudian atur jenis koordinat yang diinput dan jenis koordinat yang ingin dihasilkan
seperti pada gambar di bawah ini. Dikarenakan contoh ini menggunakan data Gunung
Endut, maka area yang dipilih adalah UTM-48 South.
1. Salin data GGMplus (kolom 1, kolom 2, kolom 3, dan kolom 4) ke dalam Microsoft
Excel.
2. Beri judul dari masing-masing kolom! (secara berurutan, Longitude, Latitude,
Elevation, FAA)
3. Jika melakukan proses 1.4 Konversi Koordinat, maka tambahkan lagi 2 kolom
tambahan berupa Easting dan Northing (opsional).
4. Simpan file Excel tersebut dalam format Excel 97-2003 Workbook
10
Laboratory of Geophysical Modeling
Department of Geosciences
Universitas Indonesia
BAB 2
PENGOLAHAN GRAVITASI
Koreksi Medan
1. Sebelum melakukan koreksi medan, perlu dipersiapan data berupa regional dem grid
dan lokal dem grid. Dua data ini diperoleh menggunakan data DEM yang di-
download melalui situs Badan Informasi Geospasial (BIG) pada tahap sebelumnya.
2. Buka software Global Mapper, load data DEM yang akan diolah dengan memilih
menu open data files.
11
Laboratory of Geophysical Modeling
Department of Geosciences
Universitas Indonesia
12
Laboratory of Geophysical Modeling
Department of Geosciences
Universitas Indonesia
13
Laboratory of Geophysical Modeling
Department of Geosciences
Universitas Indonesia
17. Import file Excel yang sudah disiapkan sebelumnya. Pada menu Selection, pilih
Selected Sheet & Columns.
Gambar 2.8 Easting dan Northing Sudah Dideteksi Sebagai Koordinat dengan
Munculnya Tanda X dan Y
14
Laboratory of Geophysical Modeling
Department of Geosciences
Universitas Indonesia
15
Laboratory of Geophysical Modeling
Department of Geosciences
Universitas Indonesia
27. Salin hasil terrain correction pada Microsoft Excel yang berisi data-data GGMplus.
1. Siapkan file Microsoft Excel yang sudah ditambahkan data terrain correction (TC)
pada proses sebelumnya.
2. Pastikan file tersebut memiliki data gravity disturbance, geoid, dan elevasi (hasil
ekstraksi data GGMplus).
3. Gravity disturbance merupakan nilai selisih anomali gravitasi dengan gravitasi
normal dengan acuan titik datum yang sama.
4. Proses koreksi free air dilakukan dengan persamaan:
ʹ
െ൬ ൰ൈ
ൌୈ୧ୱ୲୳୰ୠୟ୬ୡୣ
ൌୈ୧ୱ୲୳୰ୠୟ୬ୡୣ
െͲǤ͵Ͳͺͷ
Di mana N adalah nilai geoid yang didapatkan dari GGMplus dan adalah free air
anomaly (FAA).
Koreksi Bouguer
16
Laboratory of Geophysical Modeling
Department of Geosciences
Universitas Indonesia
17
Laboratory of Geophysical Modeling
Department of Geosciences
Universitas Indonesia
18
Laboratory of Geophysical Modeling
Department of Geosciences
Universitas Indonesia
6. Klik menu MAGMAP > Spectrum Calculation and Display > Display Spectrum.
Klik ok.
19
Laboratory of Geophysical Modeling
Department of Geosciences
Universitas Indonesia
20
Laboratory of Geophysical Modeling
Department of Geosciences
Universitas Indonesia
21
Laboratory of Geophysical Modeling
Department of Geosciences
Universitas Indonesia
Derivative filter merupakan salah satu tools yang dapat digunakan dalam pengolahan dan
interpretasi data potensial untuk menentukan keberadaan struktur bawah permukaan.
Dalam modul ini akan dijabarkan tutorial untuk pengolahan tilt derivative filter (TDR),
improved normalized horizontal tilt derivative (INH), dan analytic signal (AS). Pada
dasarnya, pengaplikasian filter ini hanya melakukan input rumus dari masing-masing
filter ke dalam algoritma Oasis Montaj.
22
Laboratory of Geophysical Modeling
Department of Geosciences
Universitas Indonesia
7. Lakukan langkah yang sama untuk turunan pertama arah y dan z dan beri nama output
secara beruturan dgy dan dgz.
8. Klik menu Grid and Image > Grid Math.
9. Input persamaan TDR sesuai dengan persamaan berikut (Miller and Singh, 1994):
ۇ ∂gۊ
TDR= tan -1 ۈ ∂zۋ
ۈ ۋ
∂g 2
ඨ൬ ∂g 2
൰+ ൬ ൰
∂ ۉx ∂y ی
23
Laboratory of Geophysical Modeling
Department of Geosciences
Universitas Indonesia
2 2
∂g ∂g
ۇඨ൬
∂x
൰ + ൬ ൰ۊ
∂y
INH= ۈ ۋ
ۈp+ ฬ ∂g ۋ
∂z ฬ
ۉ ی
4. Nilai p pada umumnya adalah sepersepuluh atau seperduapuluh dari nilai maksimum pada
FHD. Silakan ditentukan sendiri referensi nilai p terbaik yang digunakan. Sebagai contoh,
(Nishijima and Naritomi, 2017) menggunakan nilai 0.0005 sebagai hasil dari trial and error.
24
Laboratory of Geophysical Modeling
Department of Geosciences
Universitas Indonesia
BAB 3
PEMBUATAN PETA
1. Buka software Surfer > klik menu New Color Relief Map > pilih data DEM yang
ingin ditampilkan.
2. Untuk merupa visualisasi warna dan ukuran, silakan diatur menggunakan menu
Properties yang terdapat pada sebelah kiri-bawah dari tampilan surfer.
25
Laboratory of Geophysical Modeling
Department of Geosciences
Universitas Indonesia
3. Silakan mengatur tampilan data DEM dengan model visualisasi seperti pada gambar
di bawah ini.
1. Klik data DEM (tujuannya adalah kita ingin melakukan overlay pada data DEM
tersebut) > klik menu Layer+ > klik Contour.
2. Pilih data kontur yang ingin di-overlay (baik itu CBA, anomali regional, anomali
residual, FHD, ataupun SVD). Pastikan data tersebut berformat .GRD. Data ini
didapatkan dari hasil output saat melakukan processing dengan Oasis Montaj.
26
Laboratory of Geophysical Modeling
Department of Geosciences
Universitas Indonesia
3. Silakan atur tampilan peta kontur agar menarik dan informatif menggunakan menu
Properties
3. Input Point / Line
Proses ini menjelaskan bagaimana memasukkan informasi pada peta kontur baik itu point
(misalnya titik manifestasi, titik akuisisi, dsb) dan line (misalnya patahan, struktur,
lineament, dsb). Untuk melakukan tahap ini, siapkan terlebih dahulu data koordinat x, y,
z dalam bentuk Microsoft Excel ataupun .txt dan file .shp untuk input line
1. Klik peta dasar yang ingin ditambahkan informasi (dalam kasus ini adalah data
DEM) > pilih menu Layer > post (untuk point) atau base (untuk line ataupun
polygon).
2. Pilih data yang ingin diinput.
3. Pastikan sebelum melakukan input, data peta dasar dan data yang ingin diinput
memiliki tipe koordinat yang sama. Untuk cara mengonversinya sudah dijelaskan
pada bab sebelumnya.
4. Untuk visualisasi yang menarik, silakan manfaatkan menu Properties.
Gambar 3.6 Tampilan Data Setelah diinput Informasi Manifestasi Panas Bumi,
Struktur, dan Nama Gunung
27
Laboratory of Geophysical Modeling
Department of Geosciences
Universitas Indonesia
4. Layouting Peta
4. Untuk menambahkan informasi color bar, klik data kontur > kemudian pada menu
Properties, pilih Level > Beri tanda centang pada kotak Color Scale
28
Laboratory of Geophysical Modeling
Department of Geosciences
Universitas Indonesia
29
Laboratory of Geophysical Modeling
Department of Geosciences
Universitas Indonesia
BAB 4
FORWARD MODELLING
1. Siapkan grid data gravitasi yang akan di modelkan. (Kali ini akan dimodelkan
berdasarkan data anomali residual).
2. Klik menu GX > Load Menu > gmsys.omn, pilih open.
3. Klik menu GM-SYS > New Model > From Map Profile.
4. Akan muncul box dialog yang berisikan tentang informasi dari model. Isikan kotak
tersebut seperti pada gambar berikut
30
Laboratory of Geophysical Modeling
Department of Geosciences
Universitas Indonesia
5. Tariklah profile yang ingin dimodelkan (minimal 2 titik), jika sudah klik kanan >
done.
6. Setelah proses selesai, akan terbuka software GM-SYS. Silakan hilangkan informasi
yang tidak diperlukan (Time Seconds, nT, Plan View) seperti pada gambar:
7. Klik menu View > Infinity. Proses ini merupakan tahap pembuatan batas
kedalaman model yang akan dibuat.
8. Pada Depth meters, klik kanan > Change Range > Max diubah menjadi 100000
> OK.
31
Laboratory of Geophysical Modeling
Department of Geosciences
Universitas Indonesia
Gambar 4.4 Depth View dengan batas ke dalaman maksimal ditunjukkan dengan
kotak berwarna hijau
9. Dikarenakan objek yang ingin diteliti tidak lebih dari 10 km, Tarik titik merah yang
berada di ujung kiri bawah dan ujung kanan bawah dengan fitur Move Point.
Pastikan memindahkan titik tersebut pada kedalaman yang sesuai dengan interest
area.
10. Langkah selanjutnya adalah menentukan banyak lapisan dari model. Sebelum
melakukan hal ini, pastikan sudah menentukan banyak lapisan dari referensi data
geologi ataupun data geofisika lainnya. Model akan sulit diralat jika pada tahap
selanjutnya ingin menambahkan jumlah lapisan.
11. Fitur yang digunakan untuk menambahkan lapisan adalah Add Point dan Split
Block. Klik add point, kemudian beri tanda titik merah pada kedalaman tertentu.
Jika kedalaman sulit dilihat, maka gunakan fitur Change Range menjadi lebih kecil
(seperti pada Langkah ke-8).
Gambar 4.5 Depth View dengan sudah diberi titik merah sebagai penanda jumlah
layer pada kedalaman tertentu
12. Setelah proses add point sudah selesai dilakukan, langkah selanjutnya adalah
menggabungkan titik tersebut menjadi batas lapisan dengan fitur Split Block.
Caranya cukup klik pada titik 1 dan titik 2, kemudian pilih Accept New Block.
Lakukan pada semua titik hingga model menunjukkan adanya beberapa lapisan.
32
Laboratory of Geophysical Modeling
Department of Geosciences
Universitas Indonesia
Gambar 4.6 Depth View yang sudah di split block dan menunjukkan adanya 4
layer.
13. Data gravitasi umumnya dipengaruhi oleh efek topografi. Untuk menghilangkan hal
tersebut, dapat menambahkan satu lapisan lagi dekat permukaan (dengan ketebalan
setipis mungkin).
14. Langkah selanjutnya adalah memberi informasi densitas pada masing-masing
lapisan menggunakan fitur Examine. Klik Examine > klik Salah satu layer. Isikan
informasi (nama lapisan, densitas lapisan, warna litologi), sesuai dengan informasi
geologi ataupun geofisika lainnya.
Gambar 4.7 Tampilan menu Examine untuk memasukkan informasi pada lapisan
batuan
15. Lengkapi lapisan lainnya hingga setiap lapisan memiliki nilai densitasnya masing-
masing. Untuk lapisan dekat permukaan (yang baru ditambahkan pada Langkah ke-
13), diberikan nilai densitas = 0
33
Laboratory of Geophysical Modeling
Department of Geosciences
Universitas Indonesia
Gambar 4.9 Contoh Proses Forward Modelling dengan nilai RMS 3.8%
34
Laboratory of Geophysical Modeling
Department of Geosciences
Universitas Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
Telford, W., Geldart, L., & Sheriff, R. (1990). Applied Geophysics (2nd ed.). Cambridge:
Cambridge University Press. doi:10.1017/CBO9781139167932.
Li, Lili, Huang Danian, Liguo Han, and Ma Guoqing. 2014. Optimised Edge Detection Filters
in the Interpretation of Potential Field Data. Exploration Geophysics 45 (3): 171–176.
doi:10.1071/EG13059.
Miller, Hugh G., and Singh, V. 1994. Potential Field Title-a New Concept for Location of
Potental Field Sources. Journal of Applied Geophysics 32 (2–3): 213–217.
doi:10.1016/0926-9851(94)90022-1.
Keating, B.P., and Sailhac, P. 2004. Use of the Analytic Signal to Identify Magnetic Anomalies
Due to Kimberlite Pipe. Geophysics 69 (1): 180–190.
35