GREEN CONCRETE
(BETON HIJAU)
Perkembangan ekonomi dunia yang semakin pesat sekarang ini membuat bangunan
berbahan beton tumbuh di banyak tempat. Karenanya produksi beton pun meningkat jumlahnya
secara signifikan. Sayangnya produksi beton identik dengan merusak lingkungan semata,
mulai dari proses menggali batu kapur, proses pembakarannya, emisinya, dsb. Produksi semen
pun dinyatakan sebagai penyumbang karbon dioksida terbesar urutan dua dunia menyumbang
tujuh persen setelah pembangkit listrik. Karenanya perlu senantiasa dikembangkan beton ramah
lingkungan sehingga pembangunan tidak perlu berhenti demi lingkungan.
Beton Hijau adalah topik revolusioner dalam sejarah industri beton. Ini pertama kali
ditemukan di Denmark pada tahun 1998 beton hijau tidak ada hubungannya dengan warna. Ini
adalah konsep berpikir lingkungan ke dalam beton yang mempertimbangkan setiap aspek dari
bahan baku hingga cara memproduksi lebih dari desain campuran untuk desain struktural,
konstruksi dan umur. Beton hijau sangat murah untuk diproduksi karena produk limbah yang
digunakan sebagai pengganti sebagian semen, biaya untuk pembuangan limbah
dihindari,konsumsi energi dalam produksi lebih rendah, dan daya tahan yang lebih besar. Beton
Hijau adalah jenis beton yang menyerupai beton konvensional tetapi produksi atau penggunaan
beton tersebut memerlukan jumlah minimal energi dan tidak menyebabkan bahaya lingkungan.
Emisi CO2 yang terkait dengan produksi beton, termasuk produksi semen adalah antara 0,1 dan
0,2 t per ton beton yang dihasilkan.
Namun karena jumlah beton yang dihasilkan begitu besar sehingga menyebabkan
dampak lingkungan yang cukup signifikan. Karena beton adalah kedua entitas yang paling
dikonsumsi setelah air yang turut menyumbang sekitar 5% dari total emisi CO2 dunia (Ernst
Worrell, 2001). Solusi untuk masalah lingkungan ini bukan untuk menggantikan beton untuk
bahan lain selain mengurangi dampak lingkungan dari beton dan semen. Pravin Kumar et al,
2003, mencoba menggunakan debu sisa pembakaran batu bara (fly ash) dan silica mikro dan
melaporkan sifat memuaskan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Secara definisi, beton hijau dapat diartikan sebagai beton yang menggunakan bahan
limbah pada salah satu bahan baku pembentuknya atau beton dengan proses produksinya
menimbulkan lebih sedikit dampak buruk terhadap lingkungan. Disamping itu, beton hijau juga
harus memperhatikan kinerja tinggi dan keberlanjutan siklus hidupnya.
BAB III
METODE PELAKSANAAN
BAB IV
PEMBAHASAN
Umumnya, beton hijau atau green concrete sama saja dengan beton biasa, yang
membedakan adanya bahan tambahan (admixtures) sebagai pengganti sebagian dari semen
dan/atau agregat dengan proses produksinya membutuhkan lebih sedikit energi dan lebih ramah
lingkungan.
Beton diharapkan dapat memenuhi beberapa tujuan untuk mengurangi dampak negative
terhadap lingkungan seperti pengurangan emisi CO2, meningkatkan penggunaan sisa
anorganik dari industry selain industri beton, mengurangi penggunaan bahan bakar fosil dengan
meningkatkan pemanfaatan limbah bahan bakar yang berasal dari industri semen dan kapasitas
daur ulang beton hijau tidak boleh kurang dibandingkan dengan jenis beton yang ada.
Beton hijau memiliki keuntungan yang sama seperti beton konvensional. Karena
menggunakan bahan agregat daur ulang, mengurangi beban tambahan di tempat pembuangan
sampah dan meringankan pemborosan agregat. Dengan demikian, emisi CO2 berkurang.
Penggunaan bahan Kembali juga berkontribusi secara intensif terhadap perekonomian. Karena
bahan limbah seperti agregat dari daerah terdekat dan fly ash dari pembangkit listrik didekatnya
tidak mahal dan juga biaya transportasi yang minimal. Beton Hijau dapat dianggap unsur
pembangunan berkelanjutan karena ia sendiri ramah lingkungan. Beton Hijau banyak digunakan
dalam praktek green building.
Hal ini juga dapat membantu bangunan hijau mencapai sertifikasi LEED dan Golden
Globe. Penggunaan fly ash dalam beton juga meningkatkan kemampuan kualitas bekerja beton
dan banyak sifat-sifat lainnya seperti daya tahan ke tingkat yang cukup. Salah satu praktik untuk
memproduksi beton hijau melibatkan pengurangan jumlah semen dalam campuran, praktek ini
membantu dalam mengurangi konsumsi keseluruhan semen. Bahan pemanfaatan limbah juga
memecahkan masalah membuang jumlah berlebihan limbah industri.
BAB V
KESIMPULAN
Untuk mengurangi dampak negatif pada lingkungan, beton hijau merupakan salah satu
pilihan dalam pemilihan material konstruksi. Karena beton hijau memiliki kandungan bahan
limbah sebagai bahan bakunya sehingga beton hijau memiliki proses produksi yang
menimbulkan lebih sedikit dampak negatifnya terhadap lingkungan. Beton hijau juga
memperhatikan kinerja tinggi sehingga memiliki banyak keunggulan seperti hemat energi dan
mampu mengurangi emisi CO2.
.
DAFTAR PUSTAKA
Tange Jepsen M.Sc, Marianne. Green Concrete, Concrete Centre-Danish Technological Institute.
Rizky Astria, ST. (2014). Green Concrete. Gunadarma University
Rizka Fitriani, ST. (2014). Material Bangunan Ramah Lingkungan. Universitas Pendidikan
Indonesia
https://www.sisipil.com/beton-hijau-green-concrete/
https://www.ilmubeton.com/2018/07/mengenal-beton-hijau-green-concrete.html