Anda di halaman 1dari 8

TUGAS 1

TEKNOLOGI BETON MUTAKHIR

GREEN CONCRETE
(BETON HIJAU)

MUHAMMAD ROYYAN ANDRIANTO


1212423002

PROGRAM RPL AKADEMIK


INSTITUT TEKNOLOGI INDONESIA
2023
BAB I
PENDAHULUAN

Perkembangan ekonomi dunia yang semakin pesat sekarang ini membuat bangunan
berbahan beton tumbuh di banyak tempat. Karenanya produksi beton pun meningkat jumlahnya
secara signifikan. Sayangnya produksi beton identik dengan merusak lingkungan semata,
mulai dari proses menggali batu kapur, proses pembakarannya, emisinya, dsb. Produksi semen
pun dinyatakan sebagai penyumbang karbon dioksida terbesar urutan dua dunia menyumbang
tujuh persen setelah pembangkit listrik. Karenanya perlu senantiasa dikembangkan beton ramah
lingkungan sehingga pembangunan tidak perlu berhenti demi lingkungan.

Beton Hijau adalah topik revolusioner dalam sejarah industri beton. Ini pertama kali
ditemukan di Denmark pada tahun 1998 beton hijau tidak ada hubungannya dengan warna. Ini
adalah konsep berpikir lingkungan ke dalam beton yang mempertimbangkan setiap aspek dari
bahan baku hingga cara memproduksi lebih dari desain campuran untuk desain struktural,
konstruksi dan umur. Beton hijau sangat murah untuk diproduksi karena produk limbah yang
digunakan sebagai pengganti sebagian semen, biaya untuk pembuangan limbah
dihindari,konsumsi energi dalam produksi lebih rendah, dan daya tahan yang lebih besar. Beton
Hijau adalah jenis beton yang menyerupai beton konvensional tetapi produksi atau penggunaan
beton tersebut memerlukan jumlah minimal energi dan tidak menyebabkan bahaya lingkungan.
Emisi CO2 yang terkait dengan produksi beton, termasuk produksi semen adalah antara 0,1 dan
0,2 t per ton beton yang dihasilkan.

Namun karena jumlah beton yang dihasilkan begitu besar sehingga menyebabkan
dampak lingkungan yang cukup signifikan. Karena beton adalah kedua entitas yang paling
dikonsumsi setelah air yang turut menyumbang sekitar 5% dari total emisi CO2 dunia (Ernst
Worrell, 2001). Solusi untuk masalah lingkungan ini bukan untuk menggantikan beton untuk
bahan lain selain mengurangi dampak lingkungan dari beton dan semen. Pravin Kumar et al,
2003, mencoba menggunakan debu sisa pembakaran batu bara (fly ash) dan silica mikro dan
melaporkan sifat memuaskan.

Lingkungan masyarakat berpotensi besar untuk dapat mencoba membangun


menggunakan beton hijau. Hal ini sangat realistis untuk mengasumsikan teknologi baru yang
dapat dikembangkan. Dengan mengkonsumsi jumlah besar beton ini akan berpotensi
mengurangi total emisi CO2 dunia dengan 1.5-2%. Beton juga dapat menjadi solusi untuk
masalah lingkungan selain yang terkait dengan emisi CO2. Dimungkinkan untuk menggunakan
produk sisa dari industri lain dalam produksi beton dan tetap mempertahankan kualitas beton
yang tinggi.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Umum


Beton merupakan suatu bahan komposit (campuran) dari beberapa material, yang bahan
utamanya terdiri dari campuran antara semen, agregat halus, agregat kasar, air dan atau tanpa
bahan tambah lain dengan perbandingan tertentu. Karena beton merupakan komposit, maka
kualitas beton sangat tergantung dari kualitas masingmasing material pembentuk. Agar
dihasilkan kuat tekan beton yang sesuai dengan rencana diperlukan mix design untuk
menentukan jumlah masing-masing bahan susun yang dibutuhkan.

2.2 Pengertian Beton Hijau


Beton hijau adalah istilah yang mengacu kepada beton ramah lingkungan yang dibuat
dengan menggunakan limbah atau bahan sisa dari berbagai industri dan membutuhkan lebih
sedikit energi untuk produksinya. Dibandingkan dengan beton biasa, beton ini menghasilkan
lebih sedikit karbon dioksida dan dianggap lebih murah dan lebih tahan lama.

Secara definisi, beton hijau dapat diartikan sebagai beton yang menggunakan bahan
limbah pada salah satu bahan baku pembentuknya atau beton dengan proses produksinya
menimbulkan lebih sedikit dampak buruk terhadap lingkungan. Disamping itu, beton hijau juga
harus memperhatikan kinerja tinggi dan keberlanjutan siklus hidupnya.
BAB III
METODE PELAKSANAAN

3.1 Sumber dan Jenis Data


Data – data yang digunakan dalam penyusunan makalah ini berasal dari literatur
kepustakaan yang berkaitan dengan permasalahan yang dibahas. Beberapa jenis referensi
utama yang digunakan adalah artikel ilmiah yang bersumber dari internet. Jenis data yang
diperoleh variative bersifat kualitatif.

3.2 Pengumpulan Data


Metode penulisan bersifat studi Pustaka. Informasi didapatkan dari berbagai literatur dan
disusun berdasarkan hasil studi dari informasi yang diperoleh. Penulisan diupayakan saling
terkait satu sama lain dan sesuai dengan topik yang dibahas.

3.3 Analisis Data


Data yang terkumpul diseleksi dan diurutkan sesuai topik kajian. Kemudian dilakukan
penyusunan karya tulis berdasarkan data yang telah dipersiapkan secara logis dan sistematis.
Teknik analisis data bersifat deskriptif.

3.4 Penarikan Kesimpulan


Kesimpulan didapatkan setelah merujuk Kembali pada rumusan masalah, tujuan
penulisan, serta pembahasan. Kesimpulan yang ditarik mempresentasikan pokok bahasan
karya tulis.

BAB IV
PEMBAHASAN

Umumnya, beton hijau atau green concrete sama saja dengan beton biasa, yang
membedakan adanya bahan tambahan (admixtures) sebagai pengganti sebagian dari semen
dan/atau agregat dengan proses produksinya membutuhkan lebih sedikit energi dan lebih ramah
lingkungan.
Beton diharapkan dapat memenuhi beberapa tujuan untuk mengurangi dampak negative
terhadap lingkungan seperti pengurangan emisi CO2, meningkatkan penggunaan sisa
anorganik dari industry selain industri beton, mengurangi penggunaan bahan bakar fosil dengan
meningkatkan pemanfaatan limbah bahan bakar yang berasal dari industri semen dan kapasitas
daur ulang beton hijau tidak boleh kurang dibandingkan dengan jenis beton yang ada.

4.1 Bahan Pengganti Semen


Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, produksi semen membutuhkan energi yang
besar dan menghasilkan CO2 dalam jumlah yang besar. Menggunakan bahan pengganti semen
dalam campuran beton, terutama limbah industri memberi dampak positif bagi lingkungan.
Beberapa bahan pengganti semen tercantum di bawah ini.

4.1.1 Fly Ash


Fly Ash adalah limbah pembakaran batu bara yang butirannya sangat halus. Penggunaan
fly ash pada beton menjadikannya alternatif yang ramah lingkungan, karena dapat
menggantikan semen yang pada akhirnya dapat menurunkan emisi CO2. Biasanya, fly ash
digunakan sebagai bahan pengganti semen dengan alasan ramah lingkungan. Selain ramah
lingkungan, dengan menggunakan fly ash juga lebih ekonomis. Berdasarkan penilitian oleh Mira
Setiawati, penggunaan fly ash sampai sebesar 5%, 7,5 %, 10% dan 12% masih memenuhi nilai
kuat tekan beton K300.

4.1.2 Semen Slag


Semen slag atau Ground Granulated Blastfurnace Slag (GGBS) adalah bahan limbah
hasil proses produksi baja dan/atau besi. Material ini dapat menggantikan sekitar 70% sampai
80% semen. Keuntungan menggunakan bahan limbah ini dapat meningkatkan durabilitas beton
dengan cara menurunkan permeabilitas beton. Selain itu, cement slag juga dapat meningkatkan
ketahanan beton terhadap sulfat. Beragam keuntuangan lainnya termasuk pengurangan energi,
mengurangi emisi gas rumah kaca dan mengurangi penggunaan semen portland.

4.1.3 Silica Fume


Silica Fume adalah abu halus yang merupakan hasil sampingan dari produksi silikon atau
ferro-silicon. Dapat menggantikan sekitar 7% – 12% semen dalam beton. Kelebihan silica fume
pada beton dapat meningkatkan umur layannya dengan mengurani permeabilitas beton. Beton
yang menggunakan zat tambahan ini bisa mendapatkan mutu beton tinggi.

4.2 Bahan Pengganti Agregat


Berikut beberapa contoh yang sering digunakan sebagai bahan tambahan atau bahan
pengganti pada agregat kasar maupun halus.

4.2.1 Limbah Kertas


Beton kertas (papercrete) adalah contoh dari beton yang memanfaatkan kertas bekas
yang didaur ulang dan digunakan kembali sebagai bahan agregat dalam pembuatan beton.
Papercrete memakan biaya yang lebih rendah sebagai bahan konstruksi alternatif. Walaupun
penggunaan limbah kertas hanya sedikit pada campuran beton, dari jumlah kecil kertas beton
sudah cukup untuk mengurangi pengaruh lingkungan yang negatif dari produksi beton.

4.2.2 Limbah Plastik


Memanfaatkan limbah plastik adalah langkah yang signifikan terhadap lingkugan,
mengingat sampah plastik merupakan bahan yang tidak dapat diurai. Sampah plastik mudah
didaur ulang, dan dapat dengan mudah menggantikan hingga 20% agregat. Meskipun beton
yang diproduksi dengan menggunakan limbah plastik memberikan kekuatan dalam batas
tertentu, beton ini tidak diragukan lagi merupakan alternatif ramah lingkungan dari beton
tradisional. Berdasarkan penelitian oleh Supratikno, dengan pemakaian limbah plastik sebesar
25% pada campuran bisa mengurangi kuat tekan beton sebesar 17,16% dari kuat tekat beton
tanpa campuran olahan limbah plastik. Jadi, disarankan untuk penggunaan limbah plastik tidak
terlalu banyak dan digunakan hanya untuk beton non-struktural.

4.2.3 Serbuk Kaca


Kaca merupakan salah satu pengganti agregat yang cocok pada campuran beton. Karena
dapat didaur ulang dan digunakan kembali berkali-kali tanpa perubahan sifat kimianya,
penggunaan limbah kaca dapat meningkatkan kuat tekan dan membantu mengurangi limbah
kaca yang terbuang sia-sia.
4.3 Keunggulan Beton Hijau

Beton hijau memiliki keuntungan yang sama seperti beton konvensional. Karena
menggunakan bahan agregat daur ulang, mengurangi beban tambahan di tempat pembuangan
sampah dan meringankan pemborosan agregat. Dengan demikian, emisi CO2 berkurang.
Penggunaan bahan Kembali juga berkontribusi secara intensif terhadap perekonomian. Karena
bahan limbah seperti agregat dari daerah terdekat dan fly ash dari pembangkit listrik didekatnya
tidak mahal dan juga biaya transportasi yang minimal. Beton Hijau dapat dianggap unsur
pembangunan berkelanjutan karena ia sendiri ramah lingkungan. Beton Hijau banyak digunakan
dalam praktek green building.

Hal ini juga dapat membantu bangunan hijau mencapai sertifikasi LEED dan Golden
Globe. Penggunaan fly ash dalam beton juga meningkatkan kemampuan kualitas bekerja beton
dan banyak sifat-sifat lainnya seperti daya tahan ke tingkat yang cukup. Salah satu praktik untuk
memproduksi beton hijau melibatkan pengurangan jumlah semen dalam campuran, praktek ini
membantu dalam mengurangi konsumsi keseluruhan semen. Bahan pemanfaatan limbah juga
memecahkan masalah membuang jumlah berlebihan limbah industri.

BAB V
KESIMPULAN

Untuk mengurangi dampak negatif pada lingkungan, beton hijau merupakan salah satu
pilihan dalam pemilihan material konstruksi. Karena beton hijau memiliki kandungan bahan
limbah sebagai bahan bakunya sehingga beton hijau memiliki proses produksi yang
menimbulkan lebih sedikit dampak negatifnya terhadap lingkungan. Beton hijau juga
memperhatikan kinerja tinggi sehingga memiliki banyak keunggulan seperti hemat energi dan
mampu mengurangi emisi CO2.

.
DAFTAR PUSTAKA

Tange Jepsen M.Sc, Marianne. Green Concrete, Concrete Centre-Danish Technological Institute.
Rizky Astria, ST. (2014). Green Concrete. Gunadarma University
Rizka Fitriani, ST. (2014). Material Bangunan Ramah Lingkungan. Universitas Pendidikan
Indonesia
https://www.sisipil.com/beton-hijau-green-concrete/
https://www.ilmubeton.com/2018/07/mengenal-beton-hijau-green-concrete.html

Anda mungkin juga menyukai