Anda di halaman 1dari 12

PROPOSAL

GENRAM Genteng Beton Ramah Lingkungan Berbahan Dasar


Komposit Lumpur dan Serabut Kelapa Berbasis Nano zeolit Untuk
Peningkatan Mutu Genteng dan Mengurangi Polusi CO2.

Disusun Oleh :

TERIYA SAGITA WULANDARI

XI IPS 3

MAN 1 LAMPUNG TIMUR

T.P 2020-2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah melimpahkan
rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga Proposal GENRAM Genteng Beton
Ramah Lingkungan Berbahan Dasar Komposit Lumpur dan Serabut Kelapa Berbasis
Nano zeolit UntukPeningkatan Mutu Genteng dan Mengurangi Polusi CO 2. dapat selesai
pada waktunya.

Proposal ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari beberapa

sumber sehingga dapat memperlancar pembuatan Proposal ini. Untuk itu saya menyampaikan

terima kasih pada semua yang telah berkontribusi dalam pembuatan Proposal ini.

Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik

dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka saya

menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat memperbaiki Proposal ini.

Demikian, saya berharap semoga Proposal tentang “Proposal GENRAM Genteng

Beton Ramah Lingkungan Berbahan Dasar Komposit Lumpur dan Serabut Kelapa

Berbasis Nano zeolit UntukPeningkatan Mutu Genteng dan Mengurangi Polusi CO2.” ini

dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Lampung Timur, 10 Januari 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

Halaman Judul..................................................................................................................

Kata Pengantar.................................................................................................................

Daftar Isi............................................................................................................................

BAB I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang............................................................................................................


1.2 Rumusan Masalah......................................................................................................
1.3 Tujuan..........................................................................................................................
1.4 Kegunaan.....................................................................................................................

BAB II Tinjauan Pustaka

2.1 Genteng Beton.............................................................................................................

2.2 Komposit Lumpur dan Serabut Kelapa...................................................................

2.3 Penambahan Neo Zeolit pada genteng beton...........................................................

BAB III Metode Penelitian

3.1 Waktu dan Tempat.....................................................................................................

3.2 Variabel........................................................................................................................

3.3 Alat dan Bahan............................................................................................................

3.4 Prosedur Kerja............................................................................................................

BAB IV Biaya dan Jadwal kegiatan


BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang masalah

Jenis lumpur di daerah Lampung Memiliki Jenis Lumpur Yang berbeda dari
Pulau lain. walaupun begitu keberadaan lumpur diarea Lahan seperti didaerah tepi-tepi
pantai bisa memiliki dua sisi, disatu sisi merupakan bencana bagi masyarakat sekitar dan
dilain sisi Keberadaan lumpur dapat dimanfaatkan untuk berbagai bahan bangunan.
Menurut Taufiqur Rahman (2006), didasarkan penelitiannya menunjukkan bahwa kadar
silika dalam lumpur cukup signifikan untuk dipisahkan. Silika dapat menghasilkan nano
silika yang berguna untuk memperkuat batako maupun batubata.

Kebutuhan rumah di Indonesia setiap tahun rata-rata sebesar + 1,1 juta unit
dengan pasar potensial di daerah perkotaan sebesar 40 % atau + 440.000 unit
(Simanungkalit, 2004). Harga material bangunan yang cenderung meningkat, yang
mengakibatkan harga rumah mengalami kenaikan. Oleh karena itu pemanfaatan lumpur
lapindo sebagai bahan bangunan, khususnya untuk genteng akan memberikan bahan
bangunan yang lebih murah karena bahan baku yang melimpah dari lumpur-lumpur yang
ada disekitaran lahan tepi pantai.

Menurut Kamariah (2009) lumpur di tepian-tepian pantai berpotensi sebagai


bahan baku utama pembuatan komposit untuk bahan bangunan yang dikompositkan
dengan semen (PC) dan sabut kelapa (coco fiber) yang ramah lingkungan dengan
mengetahui karaktristik mekanik dan kimia dari komposit.  Untuk Cocofiber sendiri yaitu
bahan limbah yang sebenarnya dapat digunakan dalam pembuatan material tertentu,
(seperti: beton, genteng, batu bata, dll) dengan tujuan untuk menaikkan kekuatan material
tersebut terhadap gaya lentur. Hal ini menandakan bahwa lumpur lapindo bercampur
sabut kelapa dapat di jadikan genteng beton yang  untuk  meningkatkan  karakteristik 
mekanik  komposit  bahan bangunan.

Badan Meteorologi Dunia (WMO) pada tahun 2013 mencatat  bahwa terjadi
peningkatan polusi CO2. Karena karbondioksida di atmosfer menumpuk, suhu bumi jadi
semakin panas. Polusi karbondioksida global meningkat menjadi 396 parts per million
(ppm) dari pada tahun sebelumnya. Peningkatan tingkat polusi CO2 itu berkisar 2,9 ppm
pada periode 2012–2013. Pada tahun sebelumnya peningkatan berkisar 2,2 ppm
(anonym, 2014). Polusi CO2 didominasi pada daerah di perkotaan dimana akibat
banyaknya kendaraan yang ada. Maka dari itu perlu adanya Struktur bangunan ramah
lingkungan yang mampu mengurangi emisi gas CO2. Pengunaan  Genteng Beton  dinilai
efektif untuk mengurangi emisi gas CO2 diudara karena atap rumah yang sering terpapar
langsung polusi gas ini.

Dengan Permasalahan yang ada di atas, kami mengajukan gagasan pembuatan


GENRAM:genteng beton ramah lingkungan berbahan dasar lumpur lampindo dan
serabut kelapa yang mana keduanya adalah limbah yang tidak terpakai dalam
pengunaanya juga kurang optimal. Untuk mengatasi efek dari global warming akibat dari
gas CO2 dapat di lakukan penambahan nanozeolite pada komposisi genteng beton.

Nanozeolite terbukti dapat menyerap emisi gas CO2 yang ada di udara sering di
akibatkan adanya kendaraan. Dengan adanya GENRAM ini diharapkan dapat
mengurangi limbah semburan lumpur lapindo dan mengoptimalkan pengunaan serabut
kelapa untuk meningkatkan struktur mekanis genteng beton. Penambahan Nanozeolit
pada komposisi genteng di harapkan genteng beton yang digunakan untuk atap bangunan
efektif untuk mengurangi polusi akibat emisi gas CO2.

1.2 Perumusan Masalah

Lumpur ditepian pantai masih terus meningkat hingga saat ini keberadaannya.
Berbagai cara telah di lakukan untuk mengatasi lumpur, Salah satu cara penanggulangan
lumpur adalah dengan memanfaatkan lumpur itu sendiri untuk material bangunan yaitu
sebagai genteng beton.

“GENRAM” Genteng beton berbahan dasar komposit lumpur dan serabut kelapa
dengan penambahan komposisi nanozeolite pada campuran bahan Genteng akan
mempunyai sifat yang mampu menyerap emisi gas CO2. Menurut Thi-Huong Pham 
Penurunan  ukuran partikel kristal zeolit dari tingkat mikro ke tingkat nano terjadi
peningkatan yang signifikan dalam spesifik luas permukaan, sehingga memberikan  sifat 
yang lebih aktif untuk adsorpsi CO2. Genteng Beton  ini sangat ramah  lingkungan
dengan memanfaatkan lumpur lapindo dan limbah serabut kelapa beserta harga nya
ekonomis karena bahan yang digunakan cukup melimpah.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan karsa cipta ini yaitu,

1. Membuat Reinforcement dan Filler komposit Lumpur serta Serabut kelapa.


2. Melakukan Sintesis partikel nanozeolit.
3. Menciptakan “GENRAM” Genteng Beton Berbahan dasar komposit lumpur dan serabut
kelapa berbasis nanozeolit.
4. Melakukan Pengujian yang akan dilakukan adalah pengujian beban  lentur-kuat tekan, 
daya serap gas CO2,  penyerapan  air  ( porositas), dan penyerapan  panas genteng beton.

1.4 Kegunaan

Kegunaan  Penelitian ini yaitu,

1. Membuat inovasi genteng beton dari lumpur sebagai salah satu upaya penanggulangan
bencana yang mungkin terjadi ditepi-tepi pantai.
2. Genteng beton yang ramah lingkungan, ekonomis, dan bertekstur kuat untuk bangunan.
3. Aplikasi genteng beton ini dapat mengurangi polusi CO2 di udara.
4. Menunjukkan aplikasi sains dan teknologi dalam mengatasi masalah infrastruktur.
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Genteng Beton

Genteng  beton  atau  genteng  semen  adalah unsur bangunan yang dipergunakan 
untuk  atap  yang  dibuat  dari  beton  dan  dibentuk  sedemikian  rupa serta berukuran
tertentu.

Genteng beton pada umumnya dibuat dengan cara mencampur pasir dan semen
ditambah air, kemudian diaduk sampai homogen lalu dicetak. Selain semen dan  pasir, 
sebagai  bahan  susun  gentang  beton  dapat  juga  ditambahkan  kapur.

2.2 Komposit Lumpur dan Serabut Kelapa

Di  Indonesia  penelitian  tentang  produk bahan bangunan seperti:


genteng, plafond,  dll yang berasal dari komposit  limbah masih  sangat terbatas, padahal
saat sekarang bahan baku yang bangunan karena bersifat renewabledan
biodegradable dalam pembangunan jangka panjang berupa  limbah lumpur  jumlah 
sangat melimpah dan menjadi problem lingkungan yang serius. 

Oleh  karena  itu  penelitian  ini  sangat penting untuk dilakukan karena dirancang
memberdayakan potensi limbah lumpur yang melimpah dan menjadi problem lingkungan
untuk dikompositkan  dengan  semen  (PC)  dan serat  kelapa  sebagai bahan  utama 
dalam pembuatan  genteng  bangunan  yang  ringan memiliki karakteristik mekanik
tinggi dan ramah lingkungan. 

2.3 Penambahan Nano Zeolite Pada Genteng Beton

Zeolite  adalah  batuan  yang  membuih  bila  dipanaskan  pada  100ºC.  Zeolit
didefinisikan  sebagai  kristal  alumina silika  yang mempunyai  struktur kerangka tiga 
dimensi  yang  terbentuk dari tetrahedral  silika  dan  alumina  dengan  rongga-rongga
tiga dimensi yang didalamnya  terisi  ion-ion  logam penyeimbang muatan kerangka
zeolite dan molekul air yang dapat bergerak bebas (Yadi, 2005). Sifat-sifat khusus zeolite
diantaranya :

2.3.1  Dehidrasi
Molekul-molekul air pada zeolite merupakan molekul yang mudah  lepas.
2.3.2  Adsorpsi 
Adsorpsi  diartikan  sebagai  proses  melekatnya  molekul-molekul  pada
BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Waktu yang dibutuhkan untuk pembuatan alat dan penelitian ini adalah 1,5 bulan.
Kegiatan dilakukan di tiga tempat, yaitu :

 Laboratorium Kimia
 Laboratorium Fisika Material
 Laboratorium  Teknologi  Bahan  Konstruksi  Teknik  Sipil 

3.2 Variabel Penelitian

Variabel terikat dalam pengujian:

 Beban lentur  dan kuat tekan


 Penyerapan emisi gas CO2 dan gas berbahaya
 Penyerapan air (porositas) 
 Penyerapan panas 

Variabel terkontrol dalam pengujian

 Jumlah komposisi nano zeolite dan lumpur lapindo

Variabel tetap pada penelitian ini:

 Bentuk dan ukuran genting


 Bahan baku  material semen porland, serabut kelapa  PVA dan abu batu.               

3.3 Alat dan bahan

Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah cetakan genteng beton, oven, high energy
milling, Los Angles abrasion, SEM (Scanning Electron Microscopy), XRD. Bahan-bahan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah lumpur lapindo, serabut kelapa, zeolit, abu batu, semen,
PVA dan air.

3.4 Prosedur Kerja

3.4.1 Pembuatan Nanozeolit


Zeolit Bayat diayak dengan ayakan 225 mesh. Pembuatan nanozeolit dilakukan dengan metode
top down menggunakan high energy milling (HEM-E3D) yaitu dengan menggiling bahan awal
(zeolit alam) ke dalam alat milling. Rasio yang digunakan yaitu 1:8. Setiap kali melakukan
milling, zeolit sebanyak 4,84 gram dengan 11 buah bola penggiling yang memiliki berat masing
masing 3,52 gram dimasukkan dalam tabung (jar) HEM-E3D. Proses milling berlangsung selama
6 jam pada kecepatan 1000 rpm.

Tabung HEM-E3D dan bola penghancur sebelum digunakan dicuci terlebih dahulu
menggunakan etanol.  Karakterisasi zeolit menggunakan SEM (Scanning Electron Microscopy)
untuk mengetahui morfologi permukaan zeolit dan BET (Brunauer-Emmet-Teller) untuk
mengetahui luas permukaan spesifik zeolit.

3.4.2 Pembuatan genteng beton berbahan lumpur lapindo dan serabut kelapa berbasis nanozeolit

Nanozeolite yang telah di buat dengan metode top down menggunakan high energy milling
(HEM-E3D) kemudian di tambahkan pada komposisi lumpur lapindo, serabut kelapa, semen
portland, abu batu dan PVA. Dari Pengujian ini kami melakukan variasi penambahan nanozeolit
dan  lumpur lapindo.

3.4.3 Kualitas  Kontrol  dan  Evaluasi  Komposisi  Bahan  (Variabel  terkontrol lumpur lapindo)

Adapun Komposisi Campuran Pengerjaan genting: 

 SP 0,3 + 0,2 (Zeolit) + 0,3 Lumpur Lapindo + 0,1 serabut kelapa= Benda Uji A 
 SP 0,3 + 0,3(Zeolit) + 0,3 Lupur Lapindo + 0,1 serabut kelapa = Benda Uji B 
 SP 0,3 + 0,4(Zeolit) + 0,3 Lumpur Lapindo + 0,1 serabut kelapa = Benda Uji C
 SP 0,3 + 0,5(Zeolit) + 0,3 Lumpur Lapindo + 0,1 serabut kelapa = Benda Uji D 
 SP 0,3 + 0,6 (Zeolit) + 0,3Lumpur Lapindo + 0,1 serabut kelapa = Benda Uji E

3.5 Pengujian Prototipe GENRAMPada pembuatan prototipe dilakukan beberapa pengujian :

 Pengujian X-Ray Diffractometer (XRD)


 Pengujian Scanning Electron Microscopy (SEM)
 Pengujian Serapan Air (porositas)
 Pengujian Absorbsi Emisi Gas Buang  CO2
 Beban lentur  dan  kuat tekan
 Penyerapan panas 
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1 Anggaran Biaya

4.2 Jadwal Kegiatan

Penelitian ini dilakukan selama 1,5 bulan dengan jadwal:


DAFTAR PUSTAKA

Agustanto,  BP.  2007.  Pemerintah  Tidak  Bisa Hentikan Semburan Lumpur Lapindo. Media
Indonesia Online  Rabu, 19 Oktober 2016.

Basuki, Eko. 2012. Analisis Kualitas Genteng Beton Sebagai Penutup Atap Dengan Bahan
Tambahan Serat Ijuk.

Kamarlah dan Fajriyanto. 2009. Pemanfaatan Lumpur Lapindo Sebagai Komposit Ramah
Lingkungan Berbasis Reiforced Concrete(FRC). Bandung: SNTKI

Anda mungkin juga menyukai