Anda di halaman 1dari 7

STUDI EXPERIMENTAL KUAT TEKAN BETON GEOPOLIMER

BERBAHAN DASAR FLY ASH PLTU TANJUNGJATI B JEPARA

Diah Setyati Budiningrum 1), Anik Kustirini 1), Bambang Purnijanto 1), Devinda Mahasukma 1), Tegar
Yogha Utama 1)
1)
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Semarang
Jl. Soekarno-Hatta, Tlogosari , Semarang 50196
Email: aabams@usm.ac.id

ABSTRAK

Proses pembuatan beton memakai semen portland menghasilkan gas CO2 (carbon dioksida) dalam
jumlah besar dan mengakibatkan emisi karbondioksida meningkat, maka perlu dicarikan upaya untuk
menekan angka produksi gas yang mencemari lingkungan. Geopolimer merupakan material ramah
lingkungan yang bisa dikembangkan sebagai alternatif pengganti beton semen di masa mendatang. Jenis
material beton baru “Geopolimer” ini merupakan beton yang ramah lingkungan karena material yang
digunakan tersusun dari sintesa bahan-bahan non organik melalui polimerisasi Metode penelitian yang
digunakan adalah eksperimental, dengan menggunakan benda uji silinder ukuran 10/20 sebanyak 6
silinder. Diuji pada umur 14 hari dan 28 hari. Hasil kuat tekan beton geopolymer 19,45 MPa pada umur
14 hari dan 22,99 MPa pada umur 28 hari. Kenaikan tren kuat tekan beton geopolymer sebesar 18,2%.

Kata kunci: Kuat tekan, beton geopolimer, fly ash.

PENDAHULUAN antara semen portland atau semen


hidrolik, agregat halus, agregat kasar dan
Latar Belakang
air, dengan atau tanpa bahan tambahan
Seiring dengan perkembangan yang membentuk massa padat (SNI 03-
pembangunan dalam bidang kontruksi di 3874-2002). Sedangkan Asroni (2010)
Indonesia, beton banyak digunakan mendeskripsikan beton lebih sederhana
untuk membangun insfrastuktur seperti bahwa beton terbentuk oleh pengerasan
pekerjaan gedung, jalan, jembatan, campuran air, semen, agregat halus,
bendungan dan lain-lain. Beton sudah agregat kasar. Untuk mendapat kualitas
lama digunakan dan diterapkan oleh yang lebih baik kadang-kadang perlu
masyarakat dikarenakan memiliki pula di tambahkan bahan lain
keunggulan - keunggulan bahan yang (admixture).
relatif murah dibandingkan dengan
Dalam pembuatan beton semen
bahan lain, selain memiliki kuat tekan
portland merupakan bahan yang sangat
yang besar beton juga mudah dikerjakan
penting karena berfungsi sebagai
dan dapat dibentuk sesuai keinginan.
perekat. Namun perlu diketahui dalam
Bahan baku pembuatan beton umumnya
proses pembuatan beton memakai semen
terdiri dari kerikil, pasir, semen, dan air,
portland menghasilkan gas CO2 (Karbon
dengan atau tanpa bahan campuran
Dioksida) dalam jumlah besar dan
tambahan (SNI 03-2847-2013).
mengakibatkan emisi karbondioksida
Menurut Nawy (1998), bahan meningkat, sehingga perlu dicarikan
material yang dihasilkan dari upaya untuk menekan angka produksi
sekumpulan interaksi mekanis dan gas yang mencemari lingkungan.
kimiawi sebagai bahan pembentuknya
itulah beton. Beton merupakan campuran

Bangun Rekaprima Vol.07/2/Oktober/2021 55


Di Indonesia batu bara batasan-batasan masalah guna
dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik membatasi ruang lingkup penelitian
tenaga uap (PLTU). Pada pengolahan sebagai berikut: 1) Tidak dilakukan uji
pembakaran batu bara sendiri akan kandungan fly ash. 2) Larutan alkali
menghasilkan limbah B3 yaitu fly ash yang digunakan adalah natrium silikat
yang masuk dalam kategori limbah (Na2SiO3). 3) Tidak meneliti reaksi
berbahaya sehingga banyak yang tidak kimia antar material yang dipakai dalam
termanfaatkan. Fly ash batu bara penelitian. 4) Pengaruh suhu, udara, dan
mengandung unsur kimia antara lain faktor lain diabaikan. 5) Tidak
silika (SiO2), alumina (Al2O3), fero menghitungkan efisiensi waktu dan
oksida (Fe2O3) dan kalsium oksida biaya. 6) Rencana mutu beton dalam
(CaO), juga mengandung unsur penelitian ini adalah fc’30 MPa.
tambahan lain yaitu magnesium oksida
(MgO), titanium oksida (TiO2), alkalin TINJAUAN PUSTAKA
(Na2O dan K2O), sulfur trioksida (SO3), Pengertian Beton
pospor oksida (P2O5) dan karbon.
Beton merupakan salah satu jenis
Dengan sedikit tambahan dan material konstruksi yang sudah tidak
pengolahan fly ash dapat digunakan asing digunakan pada proyek konstruksi
menjadi bahan alternatif pengganti di dunia, dikarenakan kemudahan dalam
semen dalam pembuatan jalan, jembatan, proses pembuatan dan pengerjaannya
paving block, gedung dan sebagainya. serta telah terbukti handal dalam
Oleh karena itu untuk menopang beban tekan pada struktur.
memanfaatkan jumlah fly ash yang Beton menurut propertiesnya tersusun
sangat banyak agar lebih berdayaguna, dari semen Porland (Porland Cement),
maka dapat digunakan sebagai campuran agregat kasar (coarse aggregate),
beton. Salah satu jenis beton yang agregat halus (fine aggregate), air dan
menggunakan fly ash sebagai bahan beberapa modifikasi zat admixtures dan
pengikatnya adalah beton geopolimer. addictive. DPU-LPMB memberikan
definisi tentang beton sebagai campuran
Fly ash yang digunakan dalam antara semen portland atau semen
penelitian ini diambil dari limbah batu hidrolik yang lainnya, agregat kasar,
bara PLTU Tanjungjati B Jepara. Proses agregat halus dan air, dengan atau tanpa
pengambilan fly ash dan pengangkutan bahan campuran tambahan yang
memerlukan ijin yang ketat dari pihak membentuk massa padat (SNI 03-3874-
PLTU Tanjungjati B Jepara 2002).
Tujuan Penelitian Beton Geopolimer
Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Geopolimer merupakan material
Mengetahui pengaruh penggunaan fly ramah lingkungan yang biasa
ash terhadap kuat tekan beton polimer. dikembangkan sebagai alternatif
2) Menganalisis kuat tekan beton pengganti beton semen di masa
geopolimer pada umur 14 hari dan 28 mendatang. Jenis material beton baru
hari. “Geopolimer” ini merupakan beton yang
Batasan Masalah ramah lingkungan karena material yang
Agar penelitian lebih terarah ke digunakan tersusun dari sintesa bahan-
bahan non organik melalui polimerisasi.
latar belakang dan permasalahan yang
telah dirumuskan maka diperlukan

Bangun Rekaprima Vol.07/2/Oktober/2021 56


Bahan dasar utama beton Alkali aktivator merupakan cairan
geopolimer ini adalah bahan yang yang berperan penting dalam proses
banyak mengandung silikon dan polimerisasi. Alkali aktivator digunakan
aluminium. Unsur-unsur tersebut banyak untuk melarutkan unsur-unsur silica dan
terdapat pada material buangan hasil alumina pada fly ash dan memungkinkan
industri, seperti abu terbang (fly ash) sisa terjadi reaksi kimia. Larutan alkali
pembakaran batu bara. Selama ini, aktivator yang paling umum digunakan
karena ukuran partikelnya yang kecil dan dalam beton geopolimer adalah
mudah berterbangan di udara, abu kombinasi dan Natrium Hidroksida
terbang lebih layak dimanfaatkan (NaOH) dan Natrium Silika Dioksida
sebagai bahan timbunan. Kalau (Na2SiO3), (Davidovits, 1994).
penimbunannya dilakukan sembarangan Penggunaan hidroksida alkali
akan berpotensi mengancam kelestarian sebagai aktivator ini karena silika
lingkungan karena partikel-partikel merupakan unsur kuat, maka ia juga
logam berat yang dikandungnya dengan bereaksi dengan basa kuat. Sehingga
mudah larut mencemari sumber-sumber penambahan hidroksida alkali pada fly
air. ash dapat mereaksikan silika (Triwulan
Untuk melarutkan unsur-unsur dkk, 2007). Sedangkan penggunaan
silikon dan aluminium, serta sodium silika dioksida berfungsi untuk
memungkinkan terjadinya reaksi mempercepat reaksi polimerisasi.
kimiawi, digunakan larutan yang bersifat Natrium silikat (Na2SiO3) atau biasa
alkalis. Material geopolimer ini jika disebut waterglass berfungsi untuk
digabungkan dengan agregat batuan mempercepat reaksi polimer. Campuran
akan menghasilkan beton geopolimer antara fly ash dan sodium silikat
tanpa perlu menggunakan campuran membentuk ikatan yang sangat kuat
semen. Geopolimer lebih ramah namun terjadi retakan-retakan antar
lingkungan karena selain dapat mikrostruktur. Natrium hidroksida
menggunakan bahan pembuangan (NaOH) berfungsi untuk mereaksasikan
industri, proses pembuatannya juga tidak unsur-unsur Al dan Si dengan
perlu energi, seperti pada proses menambah ion Na. Campuran fly ash
pembuatan semen hingga suhu 800°C. dan sodium hidroksida membentuk
Cukup dengan pemanasan 60°C selama ikatan yang kurang kuat tetapi
sehari penuh, maka dapat menghasilkan menghasilkan ikatan yang lebih padat
beton berkualitas tinggi. dan tidak ada retakan
Karena mengandung sebagian Proses Polimerisasi
besar Silika (SiO2) dan Alumina (Al2O3) Material geopolimer dibuat dengan
dalam bentuk amorphous, fly ash dapat mencampurkan prekursor dengan larutan
dijadikan sebagai material dasar alkali sebagai aktivator. Prekursor dan
pembentuk geopolimer. Hardjito D dan aktivator akan bersintesa membentuk
Rangan B.V. (2005), mengatakan bahwa material padat melalui proses
fly ash yang dapat dijadikan sebagai polimerisasi, dimana proses polimerisasi
material dasar pembentuk geopolimer yang terjadi adalah disolusi yang diikuti
adalah fly ash tipe F atau fly ash yang
oleh polikondensasi. Dalam reaksi
mengandung unsur Silika (SiO2) dan polimerisasi ini Aluminium (Al) dan
Alumina (Al2O3) dalam jumlah banyak Silica (Si) mempunyai peranan penting
Alkali Aktivator dalam ikatan polimerisasi (Davidovits,
1994 dalam Pugar:2011). Reaksi Al dan

Bangun Rekaprima Vol.07/2/Oktober/2021 57


Si dengan alkaline akan menghasilkan berguna untuk mempercepat proses
Al(OH)4 dan Si(OH)4. polimerisasi, sedangkan prekursornya
adalah fly ash.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di Demak,
tepatnya yaitu di Laboratorium PT.
Nurcahya Jaya Mandiri (NJM) Beton.
Penelitian yang dilakukan meliputi
pengujian properties material agregat
yang akan digunakan, pengujian semen,
air, pembuatan benda uji, pengujian
Gambar 1. Diagram Alir Mix Design
benda uji dan analisis.
Beton Geopolimer
Fly ash yang digunakan dalam
Benda uji yang digunakan adalah
penelitian ini merupakan limbah dari
silinder ukuran 10 x 20 cm dengan umur
hasil pembakaran batu bara dari PLTU
pengujian selama 14 dan 28 hari. Jumlah
Tanjung Jati B Jepara.
benda uji sampel beton yang digunakan
Perencanaan Campuran Beton masing-masing adalah 6 sampel.
Penelitian ini menggunakan Penelitian ini dilaksanakan di
metode pendekatan desain beton laboratorium NJM Beton.
geopolimer sesuai dengan beton semen.
Hal ini berarti kedua jenis beton tersebut
didesain dengan kuat tekan rencana yang
sama menurut standar perhitungan beton
semen. Karena sampai saat ini belum
terdapat standar mengenai desain
campuran (mix design) beton
geopolimer, maka untuk mencapai target Gambar 2. Slump test beton geopolimer
kuat tekan beton geopolimer tertentu,
peran pasta semen pada beton semen
diganti dengan pasta geopolimer.
Begitupun dengan komposisi agregat
murni sesuai dengan uji karakteristiknya,
menjadi referensi komposisi agregat
limbah beton dalam penelitian ini.
Material Penyusun Beton Geopolimer
Komposisi utama beton
geopolimer adalah agregat, aktivator,
dan prekursor. Total agregat halus dan
agregat kasar pada pembuatan beton
geopolimer adalah 70-75%, sedangkan
untuk total aktivator dan prekursor 20-
35%. Aktivator pada beton geopolimer
berupa natrium hidroksida (NaOH) yang Gambar 3. Contoh Benda Uji Silinder
berguna untuk mereaksikan binder Beton Geopolimer 10/20
dengan senyawa yang terdapat dalam fly
ash dan natrium silikat (Na2SiO3) yang

Bangun Rekaprima Vol.07/2/Oktober/2021 58


Dari hasil penelitian menunjukkan
bahwa berat jenis pasir SSD adalah
4,237. Berat jenis pasir yang digunakan
dalam penilitian ini belum masuk antara
2,40-2,90. (PUBI-1982).
Hasil Uji Kuat Tekan
Uji kuat tekan beton geopolimer
dilakukan dengan menggunakan alat
compressing testing machine. Pengujian
ini bertujuan untuk mengetahui besarnya
Gambar 4. Mesin Kuat Tekan Beton ketahanan pada kedua variasi benda uji
sehingga dapat mengetahui
HASIL DAN PEMBAHASAN perbandingan kuat tekan yang dihasilkan
Hasil Pengujian Bahan-bahan Dasar dari hasil pengujian ketahanan pada
Penyusun Beton masing-masing benda uji yang
didapatkan akibat adanya beban tekan
Pengujian ini dilakukan sebelum
yang bekerja, sehingga dapat dihitung
melakukan mix design.
besarnya kuat tekan yang didapatkan
dengan melakukan perhitungan
pembagian antara beban maksimum
dibagi dengan luas permukaan benda uji.
Pelaksanaan pengujian ini dilakukan
setelah menimbang berat benda uji di
laboratorium NJM Beton.

Gambar 5. Hasil Pengujian Agregat Analisis Berat Benda Uji


Halus Tabel 1.
Pasir yang digunakan dalam Berat Benda Uji Beton Geopolimer
NO BU UMUR BERAT Rata2
penelitian ini modulus halus butir adalah (Hari) (Kg)
4,11, sehingga pasir yang digunakan G14-1 3,68
G14-2 14 3,84 3.78
dalam penelitian ini belum masuk dalam G14-3 3,82
syarat pasir kasar karena MHB (modulus G28-1 3,84
G28-2 28 3,74 3,76
halus butir) pasir tidak masuk antara 2,9 G28-3 3,70
– 3,2. (PUBI-1982).

Gambar 7. Berat Benda Uji Beton


Gambar 6. Hasil Pengujian Agregat Geopolimer
Kasar
Terdapat kesamaan nilai berat
benda uji beton geopolimer yang paling

Bangun Rekaprima Vol.07/2/Oktober/2021 59


tinggi yaitu 3,84kg pada umur beton 14
dan 28 hari. Sedangkan nilai yang paling
rendah yaitu 3,68kg pada umur beton 14
hari.
Nilai rata-rata berat benda uji beton
geopolimer hampir sama di umur 14 hari
dan 28 hari adalah 3,78kg dan 3,76kg,
jadi berat benda uji tidak mengalami
perubahan signifikan pada umur 14 hari
ke 28 hari. Gambar 8. Kuat Tekan Beton
Geopolimer
Analisis Kuat Tekan Beton Geolimer
PENUTUP
P
Kuat tekan beton = Simpulan
A
dimana : Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan dapat disimpulkan bahwa:
P = gaya tekan (kg)
1. Hasil nilai kuat tekan beton
A= luas penampang benda uji (cm2) geopolimer pada umur 14 hari
Tabel 2. adalah 19,45 MPa dan 28 hari
Tabel Kuat Tekan Beton Geopolimer adalah 22,99 MPa.
KUAT KUAT KUAT
No BENDA UJI UMUR BERAT LUAS GAYA TEKAN TEKAN TEKAN
(Hari) (Kg) (cm2) (KN) (Kg/cm2) (MPA) RATA-
2. Kuat tekan beton geopolimer
RATA
(MPA)
mengalami tren peningkatan kuat
1 G14-1 3.68 78.5 165 238.85 19.45 tekan rata-rata sebesar 3,54 MPa
2 G14-2 14 3.84 78.5 160 231.62 18.86 19.45
atau 18,2 %.
3 G14-3 3.82 78.5 170 246.09 20.04
4 G28-1 3.84 78.5 210 267.52 21.78
22.99
3. Hasil pemeriksaan berat volume
5 G28-2 28 3.74 78.5 225 286.62 23.34
6 G28-3 3.7 78.5 230 292.99 23.86
beton geopolymer tidak ada
perbedaan yang signifikan dari
umur 14 hari ke 28 hari
Dari tabel 2 dan gambar 7,
diperoleh hasil nilai kuat tekan beton Saran
geopolimer pada umur 14 hari adalah
1. Dalam penelitian beton geopolimer
19,45 MPa dan 28 hari adalah 22,99 ini setting time yang terjadi sangat
MPa. Kuat tekan beton geopolimer cepat,sehingga untuk
mengalami tren peningkatan kuat tekan
mengantisipasi hal tersebut perlu
rata-rata sebesar 3,54 MPa atau 18,2 %.
ditambahkan suatu zat additive
untuk menghambat terjadinya
pengikatan awal.
2. Dengan melihat tren kenaikan kuat
tekan beton geopolymer dari umur
14 hari ke 28 hari, diperlukan
penelitian lebih lanjut pada umur
56 hari dan 90 hari, dimungkinkan
kuat tekan beton geopolimer masih
terus meningkat secara perlahan.

Bangun Rekaprima Vol.07/2/Oktober/2021 60


DAFTAR PUSTAKA
Asroni, 2010. Balok dan Pelat Beton
Bertulang. Yogyakarta.
Badan Standar Nasional. 2002. Tata
Cara Perhitungan Struktur Beton
Untuk Bangunan Gedung, SNI-03-
3874-2002. Bandung.
Badan Standar Nasional. 2013.
Persyaratan Beton Struktural
Untuk Bangunan Gedung, SNI-03-
2847-2013. Bandung.
Davidovits, 1994. Properties of
Geopolymer Coments, Alkaline
Cements and Concrete,Scientific
Research Institute on Binder and
Materials. 131-149.
Hardjito. D, & Rangan. B.V. 2005.
Development and Properties of
Low-Calcium Fly Ash Based
Geopolimer Concrete, Research
Report GC, 94.
Nawy. 1998. Beton Bertulang (Suatu
Pendekatan dasar). Bandung:
Penerbit PT. Rafika Aditama,
PUBI-82. Persyaratan Umum Bahan
Bangunan di Indonesia. Bandung:
DPMB.
Triwulan, Ekaputri dan Adiningtyas.
2007. Analisa Sifat Mekanik Beton
Geopolimer Berbahan Dasar Fly
Ash dan Lumpur Porong Kering
Sebagai Pengisi. Jurnal Teknologi
dan Rekayasa Sipil, No.3

Bangun Rekaprima Vol.07/2/Oktober/2021 61

Anda mungkin juga menyukai