Anda di halaman 1dari 10

Nurul Chayati, SRI Widodo, Aplikasi Beton Bottom Ash Untuk Pondasi Jalan

APLIKASI BETON BOTTOM ASH UNTUK PONDASI JALAN

Nurul Chayati, Sri Widodo


Program Studi teknik Sipil FT UIKA Bogor

ABSTRAK
Pesatnya kemajuan teknologi beton semakin banyak penemuan dibidang material, inovasi
pemakaian jenis material baru atau material daur ulang yang di dapat dari bahan sisa proses industri
sehingga campuran beton menjadi semakin lebih baik, ekonomis, tahan lama, dapat digunakan sesuai
kebutuhan dengan ketentuan dan persyaratan efektifitas penggunaannya. Penelitian ini menggunakan
bahan material sisa proses industri atau residu yaitu; Bottom ash sebagai bahan material pengganti
atau untuk mengurangi porsi pemakaian agregat halus (pasir Silika dan M-sand) didalam campuran
beton. Tujuan dari penelitian yaitu; memperoleh nilai rata-rata tertinggi kuat tekan beton dengan
pemakaian Bottom ash terhadap perbandingan pemakaian agregat halus (pasir Silika dan M-sand) di
dalam campuran beton untuk pondasi jalan.
Nilai rata-rata tertinggi kuat tekan umur beton 28 hari pada porsi 50% Bottom ash di dalam
campuran beton menghasilkan kuat tekan yang paling optimum diantara empat variasi porsi
persentase campuran. Pengujian kuat tekan umur beton 28 hari pada porsi 50% Bottom ash diperoleh
2
nilai kuat tekan rata-rata tertinggi sebesar 112.44 kg/cm berarti mempunyai nilai perbandingan
2
sebesar 93.70% dari kuat tekan yang disyaratkan spesifikasi CTB yaitu sebesar 120 kg/cm . Hasil ini
dapat disimpulkan bahwa: Pengujian kuat tekan umur beton 28 hari pada porsi 50% Bottom ash
terhadap perbandingan campuran di dalam agregat halus, kuat tekan yang diperoleh tidak bisa
digunakan untuk jenis campuran CTB (Cement Treated Base) akan tetapi cukup aman atau dapat
digunakan untuk pondasi jalan, yaitu; jenis campuran CTSB (Cement Treated Sub-Base) yang
mempunyai persyaratan kuat tekan pada umur beton 28 hari sebesar dan tidak boleh kurang dari 75
2
kg/cm dengan mengikuti ketentuan sesuai persyaratan dan spesifikasi yang berlaku.
Kata Kunci; Bottom Ash, umur beton, kuat tekan beton.

PENDAHULUAN Bottom ash diharapkan dapat menambah


Jumlah kebutuhan pemakaian batubara yang inovasi, ragam variasi penelitian, bahan kajian,
sangat besar menimbulkan masalah tersendiri dan budaya riset di bidang teknologi beton di
menyangkut limbah yang dihasilkan dari sisa kalangan masyarakat pada umumnya dan
pembakaran batubara. Berdasarkan angka pelaku akademis pada khususnya.
tersebut diperkirakan dapat menghasilkan 4.88
juta ton pertahun limbah padat berupa Fly ash 1.3 Tujuan Penelitian
dan Bottom ash (Sunandar P.S., PME- Tujuan dari penelitian yaitu;
Indonesia, 2011). Sisi positif perkembangan memperoleh nilai rata-rata tertinggi kuat tekan
industri yang pesat membawa kemajuan yang beton dengan pemakaian Bottom ash terhadap
berarti bagi pembangunan perekonomian di perbandingan pemakaian agregat halus (pasir
Indonesia. Sisi negatif aktifitas dan kegiatan Silika dan M-sand) di dalam campuran beton
industri ini mendatangkan dampak negatif untuk pondasi jalan.
berupa polusi atau pencemaran lingkungan.
Pemerintah berusaha mengembangkan TINJAUAN PUSTAKA
industri yang bersih lingkungan dalam Beton
penggunaan, peningkatan daya guna daur Beton adalah campuran material
ulang dan pemanfaatan limbah industri (Eka & komposit yang sangat rumit, sifat beton sangat
Aries, 2011). tergantung pada sifat unsur masing-masing
Pesatnya kemajuan teknologi beton serta interaksinya, yang mempunyai
semakin banyak penemuan dibidang material, karakteristik dan sifat yang dapat dibuat sesuai
inovasi pemakaian jenis material baru atau dengan kebutuhan, salah satunya adalah
material daur ulang yang di dapat dari bahan dengan cara mengganti atau mengurangi
sisa proses industri sehingga campuran beton komposisi pemakaian dari salah satu bahan
menjadi semakin lebih baik, ekonomis, tahan material penyusunnya, yaitu; pasir Silika pada
lama, dapat digunakan sesuai kebutuhan saat proses pencampuran adukan beton dalam
dengan ketentuan dan persyaratan efektifitas variasi dan jumlah tertentu, sehingga
penggunaannya. Penelitian ini menggunakan didapatkan beton yang mempunyai kuat tekan,
bahan material sisa proses industri atau residu sifat atau karakteristik yang sesuai kebutuhan.
yaitu; Bottom ash sebagai bahan material Tetapi pengertian yang salah dari
pengganti atau untuk mengurangi porsi kesederhanaan ini sering menghasilkan
pemakaian agregat halus (pasir Silika dan M- persoalan pada produk, antara lain reputasi
sand) didalam campuran beton. Pemanfaatan

36 hal 36-45 aspal beton baja hidro


Volume 5 Nomor 1, Juni 2016 ISSN 2320-4240

yang buruk dari beton sebagai materi agar terjadi suatu Massa yang kompak atau
bangunan (Nugraha & Antoni, 2007). padat, selain itu juga untuk mengisi rongga
diantara butiran–butiran agregat (Nugraha
Semen Portland 2007). Semen Portland yang digunakan pada
Semen Portland adalah semen hidrolis penelitian ini adalah semen Holcim tipe I, yaitu;
yang dihasilkan dengan cara menghaluskan semen untuk penggunaan umum, dan tidak
Clinker yang terdiri dari silikat-silikat kalsium memerlukan persyaratan khusus. Susunan
yang bersifat hidrolis dengan Gips sebagai oksida semen Portland (PUBI-1982)
bahan tambahan (PUBI-1982). Fungsi semen ditunjukkan pada Tabel 1.
ialah untuk merekatkan butir–butir agregat

Tabel 1 Susunan oksida semen

No Oksida Persentase
1 Kapur (CaO4) 60 - 65
2 Silika SiO2 17 - 25
3 Alumina (AI2O3) 3-8
4 Besi (Fe2O3) 0.5 - 6
5 Magnesia (MgO) 0.5 - 4
6 Sulfur (SO3) 1-2
7 Soda / Portash (Na2O + K2O) 0.5 - 1
Sumber: PUBI-1982

Semen Portland dibagi menjadi 5 jenis Maximum Size, Fineness Modulus, Moisture
sesuai dengan tujuan pemakaian dan Content, Specific Gravity dan Density. Jenis
penggunaannya (SK SNI T-15-1990-30:02) agregat yang digunakan sebagai bahan susun
adalah sebagai berikut: beton adalah sebagai berikut:
a) Jenis I (OPC) Ordinary Portland Cement, a) Agregat halus
Semen untuk penggunaan umum, tidak Agregat halus adalah semua butiran
memerlukan persyaratan khusus. lolos saringan 4.75 mm. Agregat halus untuk
b) Jenis II (MSR) Moderate Sulphate beton dapat berupa pasir alami, hasil pecahan
Resistance, Semen untuk beton tahan dari batuan secara alami, atau berupa pasir
sulfat sedang dan mempunyai panas buatan yang dihasilkan oleh mesin pemecah
hidrasi sedang. batu yang biasa disebut abu batu. Agregat
c) Jenis III (HES) High Early Strength, halus tidak boleh mengandung lumpur lebih
Semen untuk beton dengan kekuatan dari 5%, serta tidak mengandung zat-zat
awal tinggi (cepat mengeras). organik yang dapat merusak beton. Kegunaan
d) Jenis IV (LHH) Low Heat of Hydration, dari agregat halus adalah untuk mengisi
Semen untuk beton yang memerlukan ruangan antara butir agregat kasar (Andi,
panas hidrasi rendah. 2004).
e) Jenis V (HSR) High Sulphate b) Agregat kasar
Resistance, Semen untuk beton yang Agregat kasar adalah agregat dengan
sangat tahan terhadap sulfat tinggi. besar butiran lebih dari 5 mm atau agregat
yang semua butirannya dapat tertahan di
Agregat ayakan 4.75 mm. Agregat kasar untuk beton
Agregat merupakan butiran mineral dapat berupa kerikil sebagai hasil dari
alami atau buatan yang berfungsi sebagai pemisahan alami dari batu-batuan atau berupa
bahan pengisi campuran beton. Agregat batu pecah yang diperoleh dari pemecahan
menempati 70%-75% volume beton, sehingga manual atau mesin. Agregat kasar harus terdiri
sangat berpengaruh terhadap sifat ataupun dari butir–butiran yang keras, permukaan yang
kualitas beton, sehingga pemilihan agregat kasar, dan kekal. Agregat harus memenuhi
merupakan bagian penting dalam pembuatan syarat kebersihan yaitu; tidak mengandung
beton (Kusnadi 1997). Agregat yang lumpur lebih dari 1% dan tidak mengandung
digunakan dalam beton normal adalah: Pasir, zat–zat organik yang dapat merusak beton
Gravel (batu kerikil bulat atau batu kali), (Standard Specification for Concrete
Crushed stone (Split), M-sand, Bottom ash, Aggregates, ASTM C 33-03). Split yang
dan Copper slag. Dasar pengetahuan digunakan dalam penelitian ini menggunakan
mengenai sifat-sifat agregat adalah: Grading,
Jurnal Rekayasa Sipil ASTONJADRO 37
Nurul Chayati, SRI Widodo, Aplikasi Beton Bottom Ash Untuk Pondasi Jalan

Screening 5-14, Split 14-25 dan Split 20-40 beton mempunyai beberapa keuntungan yaitu;
dari Maloko Rumpin. memperbaiki Workability beton, mengurangi
biaya pekerjaan beton, menambah keawetan
Air beton, meningkatkan kuat tekan beton,
Air dalam campuran beton salah satu meningkatkan usia pakai beton, mengurangi
faktor penting karena air dapat bereaksi penyusutan, membuat beton lebih kedap air,
dengan semen yang akan menjadi pasta porositas dan daya serap air pada beton
pengikat agregat. Air juga berpengaruh rendah (Amalia 2009). Bahan tambahan yang
terhadap kuat tekan beton karena kelebihan air berupa bahan kimia ditambahkan dalam
akan menyebabkan penurunan pada kekuatan campuran beton dalam jumlah tidak lebih dari
beton. Selain itu juga jumlah air yang 5% berat Cementitious selama proses
berlebihan akan mengakibatkan beton menjadi pengadukan atau selama pelaksanaan
Bleeding, yaitu; air bersama-sama dengan pengadukan tambahan dalam pengecoran
semen akan bergerak ke atas permukaan beton. Ketentuan mengenai bahan tambahan
adukan beton, hal ini akan mengakibatkan ini harus mengacu pada SNI 03-2495-1991.
berkurangnya lekatan antara lapis-lapis beton. Untuk tujuan peningkatan kinerja beton bahan
Namun apabila air yang digunakan terlalu tambahan campuran beton dapat yang
sedikit akan menyebabkan proses hidrasi yang digunakan pada penelitian ini adalah Daratard
tidak merata. Air yang digunakan pada P-25.
pembuatan beton harus memenuhi syarat yaitu
air minum, tidak mengandung lumpur, tidak TATA KERJA
mengandung zat organik, tidak berbau, tidak Waktu dan Tempat Penelitian
kotor, serta tidak mengandung senyawa sulfat Waktu penelitian ini dimulai pada
lebih dari 1 gr/1 liter (Supriyatna 1996). Perlu tanggal 04 Pebruari 2013 sampai dengan
diingat bahwa 30 liter air diperlukan untuk tanggal 30 Maret 2013. Tempat penelitian
hidrasi 100 kg semen. dilaksanakan di laboratorioum R & D Holcim
Beton, Narogong.
Bahan tambah (Admixture)
Admixture adalah bahan selain unsur Metode Memperoleh Nilai Kuat Tekan Beton
pokok beton (air, semen, dan agregat) yang Metode yang akan diterapkan dalam
ditambahkan pada adukan beton dengan memperoleh nilai kuat tekan beton ditunjukkan
tujuan untuk meningkatkan kinerja beton. pada Gambar 1.
Penggunaan Admixture di dalam campuran
Mulai

Pengujian material

Kombinasi agregat &


daerah gradasi Agregat

Mix Design

Pengadukan Beton

Pencetakan Benda Uji

Perawatan Be nda Uji

Pengujian Kuat Tekan

Sele sai

Gambar 1. Tahapan penelitian memperoleh nilai kuat tekan beton


HASIL DAN BAHASAN 1) Pengujian agregat halus
Memperoleh Nilai Rata-Rata Tertinggi Kuat a) Pengujian kadar lumpur agregat halus
Tekan Beton b) Pengujian dan analisis ayak agregat
Pengujian material (Grading), perhitungan FM agregat halus

38 hal 36-45 aspal beton baja hidro


Volume 5 Nomor 1, Juni 2016 ISSN 2320-4240

dan grafik individual daerah gradasi persamaan untuk Split 14-25 dan
agregat halus terhadap spesifikasi Split 20-30, maka perhitungan FM
ASTM agregat kasar
a) Hasil analisis pengujian ayak agregat b. Grafik individual daerah gradasi
halus, maka perhitungan FM agregat agregat
halus (pasir Silika, M-sand dan Bottom
ash). Grafik individual daerah gradasi 1) Daerah gradasi agregat CTB spesifikasi
agregat halus terhadap spesifikasi Bina Marga
ASTM Pengujian analisis ayak agregat Berdasarkan ketentuan pada Tabel 2.3 tentang
(Grading), FM agregat kasar dan grafik spesifikasi gradasi agregat CTB untuk
individual daerah gradasi agregat kasar perancangan campuran beton (Mix-design),
terhadap spesifikasi ASTM maka diperoleh hasil:
a. Hasil analisis pengujian ayak a) Gambar grafis daerah gradasi agregat
agregat kasar untuk Screening 5-14, CTB ditunjukkan pada Gambar 2.

100

80

60
min BM

40

max BM
20

0
PAN # 200 # 100 # 50 # 30 # 16 #8 #4 3/8 " 1/2 " 3/4 " 1" 1 1/2 2"
"
Gambar 2 Grafik daerah gradasi agregat CTB spesifikasi Bina Marga

b) Perhitungan kombinasi agregat gabungan terhadap daerah gradasi spesifikasi Bina Marga.

100

80

60 min BM

max BM
40

passing comb.
20 Agg.

0
PAN # 200 # 100 # 50 # 30 # 16 #8 #4 3/8 " 1/2 " 3/4 " 1" 1 1/2 2"
"
Gambar 3 Grafik kombinasi agregat gabungan terhadap daerah gradasi spesifikasi Bina Marga
dengan perbandingan pemakaian 25% Bottom ash

Jurnal Rekayasa Sipil ASTONJADRO 39


Nurul Chayati, SRI Widodo, Aplikasi Beton Bottom Ash Untuk Pondasi Jalan

100
90
80
70
60 min BM
50
40 max BM

30
passing comb.
20 Agg.
10
0
PAN # 200 # 100 # 50 # 30 # 16 #8 # 4 3/8 " 1/2 " 3/4 " 1 " 1 1/2 2"
"
Gambar 4 Grafik kombinasi agregat gabungan terhadap daerah gradasi spesifikasi Bina Marga
dengan perbandingan pemakaian 50% Bottom ash

100

80

60 min BM

40 max BM

passing comb.
20 Agg.

0
PAN # 200 # 100 # 50 # 30 # 16 #8 #4 3/8 " 1/2 " 3/4 " 1 " 1 1/2 " 2"

Gambar 5 Grafik kombinasi agregat gabungan terhadap daerah gradasi spesifikasi Bina Marga
dengan perbandingan pemakaian 75% Bottom ash

100
90
80
70
60 min BM
50
40 max BM
30
passing comb.
20
Agg.
10
0
PAN # 200 # 100 # 50 # 30 # 16 #8 # 4 3/8 " 1/2 " 3/4 " 1 " 1 1/2 " 2"

Gambar 6 Grafik kombinasi agregat gabungan terhadap daerah gradasi spesifikasi Bina Marga
dengan perbandingan pemakaian 100% Bottom ash

1) Nilai tambah (Margin = M) dengan perhitungan dan diperoleh hasil:


Berdasarkan nilai deviasi standar ditentukan 7 11.48 MPa.
MPa, maka nilai tambah (Margin) dihitung 2) Kuat tekan yang ditargetkan

40 hal 36-45 aspal beton baja hidro


Volume 5 Nomor 1, Juni 2016 ISSN 2320-4240

Berdasarkan perhitungan, maka nilai kuat Grafik Faktor Air Semen, maka diperoleh nilai
tekan yang ditargetkan adalah: 21.25 MPa. Faktor Air Semen: 0.63 dan hasil perhitungan
3) Faktor Air Semen FAS ditunjukkan pada Gambar 7.
Berdasarkan hasil penarikan garis
grafik dari kuat tekan yang ditargetkan dengan

Gambar 7 Grafik Nilai Faktor Air Semen

4) Kadar air bebas a) BJ SSD gabungan agregat halus


Dari metode coba-coba diperoleh kadar air Berdasarkan persamaan perhitungan, maka
3
bebas sebesar: 90 liter untuk 1 m adukan BJ SSD gabungan agregat halus
beton atau sebesar: 4 liter dalam setiap
3
Trial-Mix dengan 0.032 m adukan beton. 2) Diagram batang perbandingan kuat
5) Kebutuhan semen tekan rata-rata beton 7 hari dan 28 hari
Berdasarkan perhitungan, maka kebutuhan Diagram batang perbandingan kuat rata-rata
semen yang dibutuhkan dalam beton 7 hari dan 28 hari ditunjukkan pada
perencanaan campuran (Mix-design) dalam Gambar 8.
3
volume 1 m adalah: 142.86 kg.

6) BJ SSD agregat gabungan

Jurnal Rekayasa Sipil ASTONJADRO 41


Nurul Chayati, SRI Widodo, Aplikasi Beton Bottom Ash Untuk Pondasi Jalan

Kuat tekan rata-rata umur 7 hari dan 28 hari


120

100

80
kg/cm2

umur beton 7 hari


60
umur beton 28 hari

40

20

0
25% bottom ash 50% bottom ash 75% bottom ash 100% bottom ash
Gambar 8 Diagram batang perbandingan kuat rata-rata beton 7 hari & 28 hari

3) Diagram batang persen pencapaian Diagram batang persen pencapaian kuat tekan
kuat tekan rata-rata beton dengan rata-rata dengan persyaratan kuat tekan CTB
persyaratankuat tekan CTB ditunjukkan pada Gambar 9.

Persen tercapai dengan persyaratan kuat tekan CTB


100%

90%
Persen kuat tekan

80%

70%

60% persen tercapai 7 hari


50%
persen tercapai 28 hari
40%

30%

20%

10%

0%
25% bottom ash 50% bottom ash 75% bottom ash 100% bottom ash
Gambar 9 Diagram batang persen pencapaian kuat tekan rata-rata dengan persyaratan CTB

Bahasan untuk bisa digunakan di dalam rancangan


Pengujian material campuran beton (Mix-design).
Berdasarkan hasil perhitungan dengan Berdasarkan hasil perhitungan dengan
metode grafik individual daerah gradasi dari metode grafik individual daerah gradasi dari
masing-masing agregat halus dapat dijelaskan masing-masing agregat kasar dapat dijelaskan
bahwa daerah gradasi individual masing- bahwa daerah gradasi individual Split 14-25
masing agregat halus tidak sesuai dengan dan Split 20-30 tidak sesuai dengan daerah
daerah gradasi pada spesifikasi ASTM C33- gradasi pada spesifikasi ASTM C33-03,
03, maka perlu dikombinasikan supaya sedangkan daerah gradasi individual
gradasinya memenuhi standar dan syarat Screening 5-14 sesuai dengan daerah gradasi

42 hal 36-45 aspal beton baja hidro


Volume 5 Nomor 1, Juni 2016 ISSN 2320-4240
2
spesifikasi ASTM C33-03 meskipun demikian beton 7 hari dan 120 kg/cm pada umur beton
Screening 5-14 adalah salah satu bagian dari 28 hari.
pada agregat kasar, maka perlu Berdasarkan SNI-03-2847-2002
dikombinasikan supaya gradasinya memenuhi tentang tata cara perencanaan struktur beton
standar dan syarat untuk bisa digunakan di disebutkan bahwa apabila data untuk
dalam rancangan campuran beton (Mix- menetapkan standar Deviasi tidak tersedia
design). maka kuat tekan rata-rata perlu (f’cr)
ditetapkan berdasarkan kuat tekan yang
Kombinasi agregat dan daerah gradasi disyaratkan (f’c) yaitu jika persyaratan kuat
agregat tekan kurang dari 21 MPa maka Deviasi
Kombinasi lolos saringan agregat ditentukan f’c + 7.
halus untuk campuran beton dalam penelitian Berdasarkan pada persyaratan dan
ini menggunakan 3 jenis agregat halus yaitu; spesifikasi Bina Marga, 2010, tentang
Bottom ash, M-sand dan pasir Silika dengan perkerasan berbutir, lapis perkerasan jalan
porsi variasi campuran menyesuaikan dengan dengan jenis campuran CTB yang bertujuan
porsi variasi pemakaian Bottom ash sebagai untuk memperoleh campuran beton yang
pengganti atau untuk mengurangi pemakaian mudah dituang, dipadatkan dan diratakan
pasir Silika dan M-sand atau dapat dijelaskan maka ditetapkan dengan menggunakan:
bahwa: porsi variasi penggunaan Bottom ash Slump 0 atau Zero Slump.
(25%, 50%, 75% dan 100%) akan
mempengaruhi persen penggunaan pasir Pengadukan beton
Silika dan M-sand, semakin besar persen Pengadukan dilakukan dalam 4 tahap,
penggunaan Bottom ash akan mengurangi setiap pengadukan (Trial-mix) memakai 6
pemakaian pasir Silika dan M-sand, sampel benda uji silinder dan setiap adukan
3
penggunaan 100% Bottom ash di dalam mempunyai volume: 0.032 m dibagi menjadi 2
kombinasi agregat halus berarti penggunaan variasi umur beton yaitu; 3 sampel untuk umur
agregat halus hanya memakai Bottom ash beton 7 hari dan 3 sampel untuk umur beton
saja. 28 hari.
Kombinasi lolos saringan agregat
kasar untuk campuran beton dalam penelitian Kuat tekan beton
ini menggunakan 3 jenis agregat kasar dengan Pengujian umur 7 hari
porsi variasi campuran 25% berbanding 75% Pengujian kuat tekan umur beton 7
atau dapat dijelaskan bahwa: 25% Screening hari pada porsi campuran 25% Bottom ash
dan 75% perpaduan Split 20-30 dan Split 14- dengan 3 sampel benda uji silinder diperoleh
2
25 yang terbagi dalam (15% Split 14-25 dan nilai kuat tekan rata-rata sebesar 60.28 kg/cm
60% Split 20-30), hal ini dimaksudkan untuk berarti mempunyai nilai perbandingan 77.3%
menyesuaikan persyaratan daerah gradasi dari kuat tekan yang disyaratkan spesifikasi
2
Bina Marga, 2010. CTB yaitu sebesar 78 kg/cm .
Kombinasi agregat gabungan adalah Pengujian kuat tekan umur beton 7
kombinasi yang diperoleh dari penggabungan hari pada porsi campuran 50% Bottom ash
antara kombinasi agregat halus dan kombinasi dengan tiga sampel benda uji silinder diperoleh
2
agregat kasar. Berdasarkan metode grafis dan nilai kuat tekan rata-rata sebesar 71.87 kg/cm
cara coba-coba dengan menyesuaikan daerah berarti mempunyai nilai perbandingan 92.1%
gradasi spesifikasi Bina Marga 2010 diperoleh dari kuat tekan yang disyaratkan spesifikasi
2
nilai (s/a): 33.33% atau dapat dijelaskan CTB yaitu sebesar 78 kg/cm .
bahwa pemakaian total agregat halus sebesar Pengujian kuat tekan umur beton 7
33.33% dan pemakaian agregat kasar hari pada porsi campuran 75% Bottom ash
sebesar: 100 – 33.33 = 66.67%. dengan tiga sampel benda uji silinder diperoleh
2
Daerah gradasi agregat untuk nilai kuat tekan rata-rata sebesar 55.64 kg/cm
rancangan campuran ditentukan dengan cara berarti mempunyai nilai perbandingan 71.3%
membandingkan atau memplotkan hasil dari kuat tekan yang disyaratkan spesifikasi
2
kombinasi agregat gabungan dengan daerah CTB yaitu sebesar 78 kg/cm .
gradasi spesifikasi Bina Marga, 2010. Pengujian kuat tekan umur beton 7
hari pada porsi campuran 100% Bottom ash
Mix design dengan tiga sampel benda uji silinder diperoleh
2
Kuat tekan mengacu pada persyaratan nilai kuat tekan rata-rata sebesar 54.48 kg/cm
jenis campuran CTB untuk lapis perkerasan berarti mempunyai nilai perbandingan 69.8%
jalan spesifikasi umum Bina Marga, 2010 yang dari kuat tekan yang disyaratkan spesifikasi
2 2
mempunyai kuat tekan: 78 kg/cm pada umur CTB yaitu sebesar 78 kg/cm .

Jurnal Rekayasa Sipil ASTONJADRO 45


Nurul Chayati, SRI Widodo, Aplikasi Beton Bottom Ash Untuk Pondasi Jalan

Pengujian kuat tekan umur beton 7 sehingga kuat tekan beton yang
hari dengan porsi variasi persentase campuran dihasilkan paling optimum dari 4 porsi
25%, 50%, 75% dan 100 Bottom ash terhadap variasi komposisi campuran di dalam
pemakaian agregat halus secara keseluruhan Trial mix penelitian.
tidak memenuhi syarat kuat tekan yang b) Nilai kuat tekan rata-rata terendah pada
disyaratkan untuk jenis campuran CTB umur beton 7 hari yaitu pada porsi
spesifikasi Bina Marga, 2010. persentase campuran 100%
Pengujian umur 28 hari penggunaan Bottom ash di dalam
Pengujian kuat tekan umur beton 28 agregat halus yaitu sebesar 54.48
2
hari pada porsi campuran 25% Bottom ash kg/cm atau 69.8% terhadap kuat tekan
dengan tiga sampel benda uji silinder diperoleh yang disyaratkan untuk jenis campuran
2 2
nilai kuat tekan rata-rata sebesar 68.39 kg/cm CTB sebesar 78 kg/cm . Nilai kuat tekan
berarti mempunyai nilai perbandingan 56.99% rata-rata terendah pada umur beton 28
dari kuat tekan yang disyaratkan spesifikasi hari yaitu pada porsi persentase
2
CTB yaitu sebesar 120 kg/cm . campuran 25% pemakaian Bottom ash
Pengujian kuat tekan umur beton 28 di dalam agregat halus yaitu sebesar
2
hari pada porsi campuran 50% Bottom ash 68.39 kg/cm atau 56.99% dari kuat
dengan tiga sampel benda uji silinder diperoleh tekan yang disyaratkan sebesar 120
2
nilai kuat tekan rata-rata sebesar 112.44 kg/cm . Hal tersebut disebabkan pada
2
kg/cm berarti mempunyai nilai perbandingan porsi persentase tersebut komposisi
93.70% dari kuat tekan yang disyaratkan gradasi, komposisi perbandingan
2
spesifikasi CTB yaitu sebesar 120 kg/cm . agregat gabungan dan komposisi
Pengujian kuat tekan umur beton 28 perbandingan persentase (s/a) belum
hari pada porsi campuran 75% Bottom ash atau tidak mencapai takaran dan
dengan tiga sampel benda uji silinder diperoleh perbandingan yang ideal sehinggan kuat
2
nilai kuat tekan rata-rata sebesar 79.98 kg/cm tekan beton yang dihasilkan rendah.
berarti mempunyai nilai perbandingan 66.65%
dari kuat tekan yang disyaratkan spesifikasi KESIMPULAN
2
CTB yaitu sebesar 120 kg/cm . Berdasarkan hasil dan bahasan, maka dapat
Pengujian kuat tekan umur beton 28 disimpulkan sebagai berikut:
hari pada porsi campuran 100% Bottom ash  Nilai rata-rata tertinggi kuat tekan umur
dengan tiga sampel benda uji silinder diperoleh beton 28 hari pada porsi 50% Bottom
2
nilai kuat tekan rata-rata sebesar 73.03 kg/cm ash di dalam campuran beton
berarti mempunyai nilai perbandingan 60.85% menghasilkan kuat tekan yang paling
dari kuat tekan yang disyaratkan spesifikasi optimum diantara empat variasi porsi
2
CTB yaitu sebesar 120 kg/cm . persentase campuran. Pengujian kuat
Pengujian kuat tekan umur 28 hari tekan umur beton 28 hari pada porsi
dengan porsi variasi persentase campuran 50% Bottom ash diperoleh nilai kuat
25%, 50%, 75% dan 100 Bottom ash terhadap tekan rata-rata tertinggi sebesar
2
pemakaian agregat halus secara keseluruhan 112.44 kg/cm berarti mempunyai nilai
tidak memenuhi syarat kuat tekan yang perbandingan sebesar 93.70% dari
disyaratkan pada jenis campuran CTB kuat tekan yang disyaratkan
spesifikasi Bina marga, 2010. spesifikasi CTB yaitu sebesar 120
2
Hasil analisis kuat tekan beton umur 7 hari kg/cm . Hasil ini dapat disimpulkan
dan umur 28 hari bahwa: Pengujian kuat tekan umur
Hasil analisis kuat tekan beton umur 7 beton 28 hari pada porsi 50% Bottom
hari dan umur 28 hari adalah sebagai berikut: ash terhadap perbandingan campuran
a) Kuat tekan rata-rata tertinggi pada umur di dalam agregat halus, kuat tekan
beton 7 hari dan 28 hari pada porsi yang diperoleh tidak bisa digunakan
persentase 50% Bottom ash di dalam untuk jenis campuran CTB (Cement
agregat halus menghasilkan kuat tekan Treated Base) akan tetapi cukup aman
yang paling optimum diantara empat atau dapat digunakan untuk pondasi
variasi porsi persentase campuran pada jalan, yaitu; jenis campuran CTSB
hasil analisis pengujian kuat tekan. Hal (Cement Treated Sub-Base) yang
tersebut disebabkan pada porsi mempunyai persyaratan kuat tekan
persentase tersebut komposisi Gradasi, pada umur beton 28 hari sebesar dan
2
komposisi perbandingan agregat tidak boleh kurang dari 75 kg/cm
gabungan dan komposisi proporsi dengan mengikuti ketentuan sesuai
persentase (s/a) mencapai takaran dan persyaratan dan spesifikasi yang
perbandingan yang paling ideal berlaku.
44 hal 36-45 aspal beton baja hidro
Volume 5 Nomor 1, Juni 2016 ISSN 2320-4240

DPU. (2010). Specifikasi Umum Perkerasan


DAFTAR PUSTAKA Berbutir dan Perkerasan Beton Semen.
Aggarwal, P., Aggarwal, Y., et, al. (2007). Direktorat Jenderal Bina Marga., Kementrian
Effect of bottom ash as replacement fine Pekerjaan Umum Republik Indonesia.
aggregate in concrete. Asian Journal of Civil Eka & Aries. (2011). Penggunaan dan
Engineering. Peningkatan Daya Guna Limbah Industri.
Amalia. 2009. Studi Eksperimental Perilaku Universitas Kristen Petra. Surabaya.
Mekanik Beton Normal Dengan Substitusi Harvey, (1998)., Waller., (1993)., Gupta.,
Limbah Debu Pengolahan Baja (Dry Dust (2007) & McKerall. (1982). Coal bottom ash.
Collector). Program Pasca Sarjana Teknik Boiler slag – Material Description. (2000).
Sipil. Universitas Diponegoro. Semarang. Kusnadi M. 1997. Teknologi Beton 1. Bahan-
Andi. 2004. Teknologi Beton, Yogjakarta, Bahan Campuran Beton. Fakultas Teknik Sipil
2004. Dan Perencanaan. ITB. Bandung.
ASTM C 33-03. (2001). Standard Specification Nugraha Paul & Antoni. 2007. Teknologi
for Concrete Aggregates. Annual Book of Beton. Yogyakarta: Andi.
ASTM Standards. PUBI. (1982). Persyaratan Umum Bahan
Ata, O., Olusola, K., Omojola, O., & Bangunan di Indonesia. Peraturan Semen
Olapenikum, A. (2007). A Study of Portland Indonesia.
Comprehensive Strength Characteristic of Pujianto., Tri Retno., & Ariska. (2000). Beton
Laterite/Sand Hollow Blocks. Civil Engineering Mutu Tinggi Dengan Admixture
Dimension. Superplastiziser dan Aditif Silicafume, Jurusan
Bahan Konstruksi Perkerasan Jalan. (2004). Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas
Cement Treated Base, CTB. Teknologi Lapis Muhammadiyah. Yogyakarta.
Pondasi Perkerasan Jalan. PT. Hutama Prima. SK SNI T-15-1990-03 (1990). Tata Cara
Christina & Megawati, (2000). Penggunaan Pembuatan Beton Normal. Departemen
Bottom ash sebagai material dalam CSLM Pekerjaan Umum.
(Controlled Low Strength Material). Universitas SNI 03-2495-(1991). Spesifikasi Bahan
Kristen Petra. Surabaya. Tambahan Untuk Beton. Departemen
Pekerjaan Umum.
Sunandar, P.S. (2011). Asosiasi Pemasok
Energi dan Batubara Indonesia. ASPEBINDO.
Petroleum Mining Energy, PME-Indonesia.
Sunarko & Manuel. (2011). Metoda
Pemadatan Batako Berlubang dengan
Pemanfaatan Fly ash dan Bottom ash.
Universitas Kristen Petra. Surabaya.
Supriyatna. (1996). Perencanaan dan
Pengendalian Mutu Beton. UNIKOM. Bandung.
Tjokrodimulyo. (1995). Buku Ajar bahan
Bangunan. UGM. Yogyakarta.
W. R. Grace. (2008). Water-reducing Initial Set
Retarder. Grace Construction Products.
Daratard P-25.
Yüksel, I., & Bilir, T. (2007). Usage of Industrial
By-products to Produces Plain Concreate
Elements. Construction and Building Material.

Jurnal Rekayasa Sipil ASTONJADRO 45

Anda mungkin juga menyukai