ABSTRAK
Pesatnya kemajuan teknologi beton semakin banyak penemuan dibidang material, inovasi
pemakaian jenis material baru atau material daur ulang yang di dapat dari bahan sisa proses industri
sehingga campuran beton menjadi semakin lebih baik, ekonomis, tahan lama, dapat digunakan sesuai
kebutuhan dengan ketentuan dan persyaratan efektifitas penggunaannya. Penelitian ini menggunakan
bahan material sisa proses industri atau residu yaitu; Bottom ash sebagai bahan material pengganti
atau untuk mengurangi porsi pemakaian agregat halus (pasir Silika dan M-sand) didalam campuran
beton. Tujuan dari penelitian yaitu; memperoleh nilai rata-rata tertinggi kuat tekan beton dengan
pemakaian Bottom ash terhadap perbandingan pemakaian agregat halus (pasir Silika dan M-sand) di
dalam campuran beton untuk pondasi jalan.
Nilai rata-rata tertinggi kuat tekan umur beton 28 hari pada porsi 50% Bottom ash di dalam
campuran beton menghasilkan kuat tekan yang paling optimum diantara empat variasi porsi
persentase campuran. Pengujian kuat tekan umur beton 28 hari pada porsi 50% Bottom ash diperoleh
2
nilai kuat tekan rata-rata tertinggi sebesar 112.44 kg/cm berarti mempunyai nilai perbandingan
2
sebesar 93.70% dari kuat tekan yang disyaratkan spesifikasi CTB yaitu sebesar 120 kg/cm . Hasil ini
dapat disimpulkan bahwa: Pengujian kuat tekan umur beton 28 hari pada porsi 50% Bottom ash
terhadap perbandingan campuran di dalam agregat halus, kuat tekan yang diperoleh tidak bisa
digunakan untuk jenis campuran CTB (Cement Treated Base) akan tetapi cukup aman atau dapat
digunakan untuk pondasi jalan, yaitu; jenis campuran CTSB (Cement Treated Sub-Base) yang
mempunyai persyaratan kuat tekan pada umur beton 28 hari sebesar dan tidak boleh kurang dari 75
2
kg/cm dengan mengikuti ketentuan sesuai persyaratan dan spesifikasi yang berlaku.
Kata Kunci; Bottom Ash, umur beton, kuat tekan beton.
yang buruk dari beton sebagai materi agar terjadi suatu Massa yang kompak atau
bangunan (Nugraha & Antoni, 2007). padat, selain itu juga untuk mengisi rongga
diantara butiran–butiran agregat (Nugraha
Semen Portland 2007). Semen Portland yang digunakan pada
Semen Portland adalah semen hidrolis penelitian ini adalah semen Holcim tipe I, yaitu;
yang dihasilkan dengan cara menghaluskan semen untuk penggunaan umum, dan tidak
Clinker yang terdiri dari silikat-silikat kalsium memerlukan persyaratan khusus. Susunan
yang bersifat hidrolis dengan Gips sebagai oksida semen Portland (PUBI-1982)
bahan tambahan (PUBI-1982). Fungsi semen ditunjukkan pada Tabel 1.
ialah untuk merekatkan butir–butir agregat
No Oksida Persentase
1 Kapur (CaO4) 60 - 65
2 Silika SiO2 17 - 25
3 Alumina (AI2O3) 3-8
4 Besi (Fe2O3) 0.5 - 6
5 Magnesia (MgO) 0.5 - 4
6 Sulfur (SO3) 1-2
7 Soda / Portash (Na2O + K2O) 0.5 - 1
Sumber: PUBI-1982
Semen Portland dibagi menjadi 5 jenis Maximum Size, Fineness Modulus, Moisture
sesuai dengan tujuan pemakaian dan Content, Specific Gravity dan Density. Jenis
penggunaannya (SK SNI T-15-1990-30:02) agregat yang digunakan sebagai bahan susun
adalah sebagai berikut: beton adalah sebagai berikut:
a) Jenis I (OPC) Ordinary Portland Cement, a) Agregat halus
Semen untuk penggunaan umum, tidak Agregat halus adalah semua butiran
memerlukan persyaratan khusus. lolos saringan 4.75 mm. Agregat halus untuk
b) Jenis II (MSR) Moderate Sulphate beton dapat berupa pasir alami, hasil pecahan
Resistance, Semen untuk beton tahan dari batuan secara alami, atau berupa pasir
sulfat sedang dan mempunyai panas buatan yang dihasilkan oleh mesin pemecah
hidrasi sedang. batu yang biasa disebut abu batu. Agregat
c) Jenis III (HES) High Early Strength, halus tidak boleh mengandung lumpur lebih
Semen untuk beton dengan kekuatan dari 5%, serta tidak mengandung zat-zat
awal tinggi (cepat mengeras). organik yang dapat merusak beton. Kegunaan
d) Jenis IV (LHH) Low Heat of Hydration, dari agregat halus adalah untuk mengisi
Semen untuk beton yang memerlukan ruangan antara butir agregat kasar (Andi,
panas hidrasi rendah. 2004).
e) Jenis V (HSR) High Sulphate b) Agregat kasar
Resistance, Semen untuk beton yang Agregat kasar adalah agregat dengan
sangat tahan terhadap sulfat tinggi. besar butiran lebih dari 5 mm atau agregat
yang semua butirannya dapat tertahan di
Agregat ayakan 4.75 mm. Agregat kasar untuk beton
Agregat merupakan butiran mineral dapat berupa kerikil sebagai hasil dari
alami atau buatan yang berfungsi sebagai pemisahan alami dari batu-batuan atau berupa
bahan pengisi campuran beton. Agregat batu pecah yang diperoleh dari pemecahan
menempati 70%-75% volume beton, sehingga manual atau mesin. Agregat kasar harus terdiri
sangat berpengaruh terhadap sifat ataupun dari butir–butiran yang keras, permukaan yang
kualitas beton, sehingga pemilihan agregat kasar, dan kekal. Agregat harus memenuhi
merupakan bagian penting dalam pembuatan syarat kebersihan yaitu; tidak mengandung
beton (Kusnadi 1997). Agregat yang lumpur lebih dari 1% dan tidak mengandung
digunakan dalam beton normal adalah: Pasir, zat–zat organik yang dapat merusak beton
Gravel (batu kerikil bulat atau batu kali), (Standard Specification for Concrete
Crushed stone (Split), M-sand, Bottom ash, Aggregates, ASTM C 33-03). Split yang
dan Copper slag. Dasar pengetahuan digunakan dalam penelitian ini menggunakan
mengenai sifat-sifat agregat adalah: Grading,
Jurnal Rekayasa Sipil ASTONJADRO 37
Nurul Chayati, SRI Widodo, Aplikasi Beton Bottom Ash Untuk Pondasi Jalan
Screening 5-14, Split 14-25 dan Split 20-40 beton mempunyai beberapa keuntungan yaitu;
dari Maloko Rumpin. memperbaiki Workability beton, mengurangi
biaya pekerjaan beton, menambah keawetan
Air beton, meningkatkan kuat tekan beton,
Air dalam campuran beton salah satu meningkatkan usia pakai beton, mengurangi
faktor penting karena air dapat bereaksi penyusutan, membuat beton lebih kedap air,
dengan semen yang akan menjadi pasta porositas dan daya serap air pada beton
pengikat agregat. Air juga berpengaruh rendah (Amalia 2009). Bahan tambahan yang
terhadap kuat tekan beton karena kelebihan air berupa bahan kimia ditambahkan dalam
akan menyebabkan penurunan pada kekuatan campuran beton dalam jumlah tidak lebih dari
beton. Selain itu juga jumlah air yang 5% berat Cementitious selama proses
berlebihan akan mengakibatkan beton menjadi pengadukan atau selama pelaksanaan
Bleeding, yaitu; air bersama-sama dengan pengadukan tambahan dalam pengecoran
semen akan bergerak ke atas permukaan beton. Ketentuan mengenai bahan tambahan
adukan beton, hal ini akan mengakibatkan ini harus mengacu pada SNI 03-2495-1991.
berkurangnya lekatan antara lapis-lapis beton. Untuk tujuan peningkatan kinerja beton bahan
Namun apabila air yang digunakan terlalu tambahan campuran beton dapat yang
sedikit akan menyebabkan proses hidrasi yang digunakan pada penelitian ini adalah Daratard
tidak merata. Air yang digunakan pada P-25.
pembuatan beton harus memenuhi syarat yaitu
air minum, tidak mengandung lumpur, tidak TATA KERJA
mengandung zat organik, tidak berbau, tidak Waktu dan Tempat Penelitian
kotor, serta tidak mengandung senyawa sulfat Waktu penelitian ini dimulai pada
lebih dari 1 gr/1 liter (Supriyatna 1996). Perlu tanggal 04 Pebruari 2013 sampai dengan
diingat bahwa 30 liter air diperlukan untuk tanggal 30 Maret 2013. Tempat penelitian
hidrasi 100 kg semen. dilaksanakan di laboratorioum R & D Holcim
Beton, Narogong.
Bahan tambah (Admixture)
Admixture adalah bahan selain unsur Metode Memperoleh Nilai Kuat Tekan Beton
pokok beton (air, semen, dan agregat) yang Metode yang akan diterapkan dalam
ditambahkan pada adukan beton dengan memperoleh nilai kuat tekan beton ditunjukkan
tujuan untuk meningkatkan kinerja beton. pada Gambar 1.
Penggunaan Admixture di dalam campuran
Mulai
Pengujian material
Mix Design
Pengadukan Beton
Sele sai
dan grafik individual daerah gradasi persamaan untuk Split 14-25 dan
agregat halus terhadap spesifikasi Split 20-30, maka perhitungan FM
ASTM agregat kasar
a) Hasil analisis pengujian ayak agregat b. Grafik individual daerah gradasi
halus, maka perhitungan FM agregat agregat
halus (pasir Silika, M-sand dan Bottom
ash). Grafik individual daerah gradasi 1) Daerah gradasi agregat CTB spesifikasi
agregat halus terhadap spesifikasi Bina Marga
ASTM Pengujian analisis ayak agregat Berdasarkan ketentuan pada Tabel 2.3 tentang
(Grading), FM agregat kasar dan grafik spesifikasi gradasi agregat CTB untuk
individual daerah gradasi agregat kasar perancangan campuran beton (Mix-design),
terhadap spesifikasi ASTM maka diperoleh hasil:
a. Hasil analisis pengujian ayak a) Gambar grafis daerah gradasi agregat
agregat kasar untuk Screening 5-14, CTB ditunjukkan pada Gambar 2.
100
80
60
min BM
40
max BM
20
0
PAN # 200 # 100 # 50 # 30 # 16 #8 #4 3/8 " 1/2 " 3/4 " 1" 1 1/2 2"
"
Gambar 2 Grafik daerah gradasi agregat CTB spesifikasi Bina Marga
b) Perhitungan kombinasi agregat gabungan terhadap daerah gradasi spesifikasi Bina Marga.
100
80
60 min BM
max BM
40
passing comb.
20 Agg.
0
PAN # 200 # 100 # 50 # 30 # 16 #8 #4 3/8 " 1/2 " 3/4 " 1" 1 1/2 2"
"
Gambar 3 Grafik kombinasi agregat gabungan terhadap daerah gradasi spesifikasi Bina Marga
dengan perbandingan pemakaian 25% Bottom ash
100
90
80
70
60 min BM
50
40 max BM
30
passing comb.
20 Agg.
10
0
PAN # 200 # 100 # 50 # 30 # 16 #8 # 4 3/8 " 1/2 " 3/4 " 1 " 1 1/2 2"
"
Gambar 4 Grafik kombinasi agregat gabungan terhadap daerah gradasi spesifikasi Bina Marga
dengan perbandingan pemakaian 50% Bottom ash
100
80
60 min BM
40 max BM
passing comb.
20 Agg.
0
PAN # 200 # 100 # 50 # 30 # 16 #8 #4 3/8 " 1/2 " 3/4 " 1 " 1 1/2 " 2"
Gambar 5 Grafik kombinasi agregat gabungan terhadap daerah gradasi spesifikasi Bina Marga
dengan perbandingan pemakaian 75% Bottom ash
100
90
80
70
60 min BM
50
40 max BM
30
passing comb.
20
Agg.
10
0
PAN # 200 # 100 # 50 # 30 # 16 #8 # 4 3/8 " 1/2 " 3/4 " 1 " 1 1/2 " 2"
Gambar 6 Grafik kombinasi agregat gabungan terhadap daerah gradasi spesifikasi Bina Marga
dengan perbandingan pemakaian 100% Bottom ash
Berdasarkan perhitungan, maka nilai kuat Grafik Faktor Air Semen, maka diperoleh nilai
tekan yang ditargetkan adalah: 21.25 MPa. Faktor Air Semen: 0.63 dan hasil perhitungan
3) Faktor Air Semen FAS ditunjukkan pada Gambar 7.
Berdasarkan hasil penarikan garis
grafik dari kuat tekan yang ditargetkan dengan
100
80
kg/cm2
40
20
0
25% bottom ash 50% bottom ash 75% bottom ash 100% bottom ash
Gambar 8 Diagram batang perbandingan kuat rata-rata beton 7 hari & 28 hari
3) Diagram batang persen pencapaian Diagram batang persen pencapaian kuat tekan
kuat tekan rata-rata beton dengan rata-rata dengan persyaratan kuat tekan CTB
persyaratankuat tekan CTB ditunjukkan pada Gambar 9.
90%
Persen kuat tekan
80%
70%
30%
20%
10%
0%
25% bottom ash 50% bottom ash 75% bottom ash 100% bottom ash
Gambar 9 Diagram batang persen pencapaian kuat tekan rata-rata dengan persyaratan CTB
Pengujian kuat tekan umur beton 7 sehingga kuat tekan beton yang
hari dengan porsi variasi persentase campuran dihasilkan paling optimum dari 4 porsi
25%, 50%, 75% dan 100 Bottom ash terhadap variasi komposisi campuran di dalam
pemakaian agregat halus secara keseluruhan Trial mix penelitian.
tidak memenuhi syarat kuat tekan yang b) Nilai kuat tekan rata-rata terendah pada
disyaratkan untuk jenis campuran CTB umur beton 7 hari yaitu pada porsi
spesifikasi Bina Marga, 2010. persentase campuran 100%
Pengujian umur 28 hari penggunaan Bottom ash di dalam
Pengujian kuat tekan umur beton 28 agregat halus yaitu sebesar 54.48
2
hari pada porsi campuran 25% Bottom ash kg/cm atau 69.8% terhadap kuat tekan
dengan tiga sampel benda uji silinder diperoleh yang disyaratkan untuk jenis campuran
2 2
nilai kuat tekan rata-rata sebesar 68.39 kg/cm CTB sebesar 78 kg/cm . Nilai kuat tekan
berarti mempunyai nilai perbandingan 56.99% rata-rata terendah pada umur beton 28
dari kuat tekan yang disyaratkan spesifikasi hari yaitu pada porsi persentase
2
CTB yaitu sebesar 120 kg/cm . campuran 25% pemakaian Bottom ash
Pengujian kuat tekan umur beton 28 di dalam agregat halus yaitu sebesar
2
hari pada porsi campuran 50% Bottom ash 68.39 kg/cm atau 56.99% dari kuat
dengan tiga sampel benda uji silinder diperoleh tekan yang disyaratkan sebesar 120
2
nilai kuat tekan rata-rata sebesar 112.44 kg/cm . Hal tersebut disebabkan pada
2
kg/cm berarti mempunyai nilai perbandingan porsi persentase tersebut komposisi
93.70% dari kuat tekan yang disyaratkan gradasi, komposisi perbandingan
2
spesifikasi CTB yaitu sebesar 120 kg/cm . agregat gabungan dan komposisi
Pengujian kuat tekan umur beton 28 perbandingan persentase (s/a) belum
hari pada porsi campuran 75% Bottom ash atau tidak mencapai takaran dan
dengan tiga sampel benda uji silinder diperoleh perbandingan yang ideal sehinggan kuat
2
nilai kuat tekan rata-rata sebesar 79.98 kg/cm tekan beton yang dihasilkan rendah.
berarti mempunyai nilai perbandingan 66.65%
dari kuat tekan yang disyaratkan spesifikasi KESIMPULAN
2
CTB yaitu sebesar 120 kg/cm . Berdasarkan hasil dan bahasan, maka dapat
Pengujian kuat tekan umur beton 28 disimpulkan sebagai berikut:
hari pada porsi campuran 100% Bottom ash Nilai rata-rata tertinggi kuat tekan umur
dengan tiga sampel benda uji silinder diperoleh beton 28 hari pada porsi 50% Bottom
2
nilai kuat tekan rata-rata sebesar 73.03 kg/cm ash di dalam campuran beton
berarti mempunyai nilai perbandingan 60.85% menghasilkan kuat tekan yang paling
dari kuat tekan yang disyaratkan spesifikasi optimum diantara empat variasi porsi
2
CTB yaitu sebesar 120 kg/cm . persentase campuran. Pengujian kuat
Pengujian kuat tekan umur 28 hari tekan umur beton 28 hari pada porsi
dengan porsi variasi persentase campuran 50% Bottom ash diperoleh nilai kuat
25%, 50%, 75% dan 100 Bottom ash terhadap tekan rata-rata tertinggi sebesar
2
pemakaian agregat halus secara keseluruhan 112.44 kg/cm berarti mempunyai nilai
tidak memenuhi syarat kuat tekan yang perbandingan sebesar 93.70% dari
disyaratkan pada jenis campuran CTB kuat tekan yang disyaratkan
spesifikasi Bina marga, 2010. spesifikasi CTB yaitu sebesar 120
2
Hasil analisis kuat tekan beton umur 7 hari kg/cm . Hasil ini dapat disimpulkan
dan umur 28 hari bahwa: Pengujian kuat tekan umur
Hasil analisis kuat tekan beton umur 7 beton 28 hari pada porsi 50% Bottom
hari dan umur 28 hari adalah sebagai berikut: ash terhadap perbandingan campuran
a) Kuat tekan rata-rata tertinggi pada umur di dalam agregat halus, kuat tekan
beton 7 hari dan 28 hari pada porsi yang diperoleh tidak bisa digunakan
persentase 50% Bottom ash di dalam untuk jenis campuran CTB (Cement
agregat halus menghasilkan kuat tekan Treated Base) akan tetapi cukup aman
yang paling optimum diantara empat atau dapat digunakan untuk pondasi
variasi porsi persentase campuran pada jalan, yaitu; jenis campuran CTSB
hasil analisis pengujian kuat tekan. Hal (Cement Treated Sub-Base) yang
tersebut disebabkan pada porsi mempunyai persyaratan kuat tekan
persentase tersebut komposisi Gradasi, pada umur beton 28 hari sebesar dan
2
komposisi perbandingan agregat tidak boleh kurang dari 75 kg/cm
gabungan dan komposisi proporsi dengan mengikuti ketentuan sesuai
persentase (s/a) mencapai takaran dan persyaratan dan spesifikasi yang
perbandingan yang paling ideal berlaku.
44 hal 36-45 aspal beton baja hidro
Volume 5 Nomor 1, Juni 2016 ISSN 2320-4240