2, April 2012: 85 – 98
Abstract:
Abstrak: Ketidaktersediaan bahan bangunan pembentuk beton sering kali menjadi kendala dalam
pelaksanaan pembangunan. Berdasarkan permasalahan tersebut maka perlu dicari langkah-langkah
penyelesaian yang dapat diambil dengan menggunakan potensi sumber daya alam yang tersedia di
lokasi proyek pembangunan. Pulau Bintan dan sekitarnya, terdapat sumber alam batu bauksit yang
tidak layak tambang dengan jumlah yang sangat besar, padahal bahan susun beton berupa kerikil
alam (batu kali) yang sesuai persyaratan SNI tidak mudah diperoleh. Akibatnya potensi banyaknya
batuan bauksit tidak layak pakai sebagai bahan pembentuk aluminium perlu diteliti kelayakannya
sebagai material pengganti agregat kasar kerikil alam (batu kali). Penelitian menggunakan metoda
eksperimen dengan benda uji dibuat berbentuk silinder dengan diameter ± 150 mm dan tinggi ±
300 mm dengan variasi fas 0,40 ; 0,45 ; dan 0,50 yang diuji kuat tekan dan modulus elastisitasnya
pada saat usia beton 28 hari. Hasil penelitian menunjukkan kuat tekan optimum yang dapat dicapai
beton dengan agregat kasar batu bauksit sebesar 30,24 MPa (untuk fas 0,4) dan modulus elastisitas
19759,52 MPa. Hasil penelitian juga menunjukkan sifat batu bauksit memiliki daya serap tinggi
terhadap air mengakibatkan nilai slump yang lebih rendah dibandingkan beton normal namun
masih memenuhi persyaratan SNI sehingga dalam pengerjaan beton segar tidak menyulitkan.
1
Eva Lianasari /Potensi Batu Bauksit Sebagai Agregat Kasar Dalam Beton/ JTS, VoL. 11, No. 2, Mei 2012, hlm 1-x
interaksi mekanis dan kimiawi dari material berpotensi menghasilkan material geopolimer
pembentuknya. Beton yang dipakai secara luas yang memenuhi persyaratan untuk bangunan
sebagai bahan bangunan diperoleh dengan cara khususnya untuk bata dan mortar (Aziz, 2012).
mencampurkan semen Portland, air, dan
Tabel 1. Kelas cadangan bauksit
agregat. Campuran ini bilamana dituang dalam
Kelas cadangan Al2O3 SiO2
cetakan dan dibiarkan maka akan mengeras A 50% ≤ 6%
seperti batuan. Pengerasan disebabkan oleh B 48-50% 6-13%
reaksi kimia antara air dan semen, dan hal ini C ≤ 48% 13%
berjalan dalam waktu yang panjang. (esdm.go.id)
Agregat adalah butiran mineral alami yang
berfungsi sebagai bahan pengisi dalam Bauksit yang mempunyai kadar rendah bisa
campuran mortar atau beton (Tjokrodimulyo, dimanfaatkan untuk bahan semen alumina.
1992). Kandungan agregat dalam campuran Salah satu pabrik semen di Pulau Sumatera,
beton biasanya sangat tinggi, berdasarkan telah mengajukan permintaan ke PT. Aneka
pengalaman komposisi agregat tersebut berkisar Tambang Unit Bisnis Penambangan Bauksit di
70%-75% dari berat campuran beton. Walaupun Kijang sebanyak 6000 sampai 10.000 ton per
fungsinya hanya sebagai pengisi, tetapi karena tahun untuk bahan semen alumina. Sampai saat
komposisinya yang cukup besar, agregat ini pun ini permintaan tersebut belum dilaksanakan
menjadi penting (Mulyono, 2003). karena terlalu kecil, sekitar 6000 ton per tahun.
(esdm.go.id). Sehingga perlu di lakukan
Secara umum, agregat dapat dibedakan menurut alternatif lain untuk pemanfaat bauksit low
ukurannya, yaitu agregat kasar dan agregat grade dengan kadar Al2O3 ≤ 40% salah satunya
halus Agregat kasar adalah batuan yang ukuran dengan pembuatan beton dengan menggunakan
butirnya lebih besar dari 5,0 mm dan agregat agregat bauksit bukan hanya bermanfaat buat
halus adalah batuan yang lebih kecil dari 5,0 perusahaan semata tetapi lebih bisa bermanfaat
mm. Kerikil sebagai hasil disintegrasi dari bagi masyarakat di Pulau Bintan dan sekitarnya.
batuan atau berupa batu pecah yang diperoleh
dari industri pemecah batu dan mempunyai
ukuran butir antara 5 mm sampai 40 mm. (PBI METODOLOGI PENELITIAN
1971 NI-2).
Penelitian ini menggunakan metoda
Batuan pada Pulau Bintan dan sekitarnya dapat eksperimen, yaitu penelitian dengan percobaan
dikelompokkan menjadi tiga kelompok sebagai langsung di laboratorium yang bertujuan untuk
berikut: 1) batuan pragranitik berupa formasi menyelidiki hubungan sebab akibat antara satu
batuan sedimen klastik berumur Trias yang sama lain dan membandingkan hasilnya. Beton
terdiri dari serpih dan kuarsit, 2) batuan granitik yang diuji merupakan beton dengan material
berumur Yura yang terdiri dari granit, agregat kasar berupa bauksit dibuat dengan
granodiorit, aplit granit, granit porfiri dan riolit. vasiasi faktor air semen 0.40, 0.45, 0.50. Hasil
Kelompok batuan ini mengintrusi batuan pengujian yang diperoleh berupa uji
pragranitik dan menyebabkan proses karakteristik batu bauksit, kuat tekan, dan
hidrothermal serta kontak pneumatolitik pada modulus elastisitas beton yang kemudian akan
batuan sekitarnya. Dari proses ini terbentuk dibandingkan dan diambil kesimpulan akhir.
batuan asal pembentuk endapan bauksit yaitu
batuan hornfels berwarna hitam, dan 3) batuan Rencana perbandingan bahan susun beton
sedimen batu pasir dan lempung berumur dengan agregat kasar batu bauksit berdasarkan
Tersier (esdm.go.id) SNI T-15-1990-03 sesuai dengan tabel 2
berikut ini.
Residu bauksit dan ampas bauksit (asal Tayan,
Kalbar) megandung alumina (Al2O3) dan atau Tabel 2. Bahan susun beton bauksit
silikat (SiO2). Residu bauksit mengandung 25% Bahan Berat/m3
Al2O3 dan 3% (SiO2) sedangkan ampas Semen 462,25 kg/m3
pencucian bauksit mengandung 32% Al2O3 dan Pasir 613,14 kg/m3
40% SiO2 Hasil karakterisasi secara Bauksit 919,71 kg/m3
keseluruhan menunjukkan bahwa secara teknis Air 184,90 kg/m3
residu bauksit dan ampas pencucian bauksit
Budio, Baktiar /Pengaruh Letak Beban Terhadap Gaya Prategang Tipe Segitiga / JTS, VoL. 11, No. 2, Mei 2012, hlm 1-x
Dari tabel 4 dan gambar 1 terlihat bahwa nilai Gambar 2. Kuat Tekan Beton Batu Bauksit
slump yang diperoleh selama pengadukan telah
sesuai dengan nilai slump yang dituju yaitu
Terlihat pada tabel 5 dan gambar 2, semakin
antara 7,5 – 15 cm. Adukan beton dengan
besar nilai faktor air semen (fas) menurunkan
agregat bauksit akan menurunkan nilai
nilai kuat tekan beton. Kondisi ini terjadi
workability dari adukan beton yang terlihat dari
karena beton dengan fas rendah mempunyai
nilai slump dibandingkan dengan adukan beton
rongga yang lebih sedikit dibandingkan dengan
agregat kerikil, karena daya resapan agregat
beton yang memiliki fas tinggi, sehingga
bauksit lebih besar dibandingkan agregat
kepadatan beton juga lebih tinggi pada beton
kerikil. Namun secara keseluruhan nilai slump
dengan fas rendah. Tingkat kepadatan beton
beton dengan agregat kasar bauksit tidak
inilah yang menyebabkan tingginya kuat tekan
berselisih banyak disbanding beton normal,
beton.
sehingga sifat mudah dikerjakan dari adukan
beton juga tidak berpengaruh banyak. Dan Pada tabel 5 terlihat pula bahwa hasil kuat tekan
secara umum nilai slump masuk dalam menunjukkan bahwa beton dengan agregat
persyaratan PBI 1971 N.I.-2. kasar batu bauksit dapat dimanfaatkan sebagai
bahan pengganti kerikil alam dalam pembuatan
Berat Jenis Beton Bauksit
adukan beton karena kuat tekan yang dihasilkan
Berat jenis beton bauksit setelah diperiksa cukup tinggi hingga mencapai 30,24052 MPa
menunjukan hasil antara 2,20021 t/m3. sampai untuk beton dengan faktor air semen 0,4. Hasil
2,286487 t/m3. Hasil tersebut menunjukkan tersebut di atas persyaratan minimal kuat tekan
bahwa beton yang dihasilkan dengan beton struktural yaitu 17,5 MPa (SNI 03-2847-
menggunakan batu bauksit sebagai agregat 2002).
kasar pada beton mengakibatkan turunnya berat
Modulus Elastisitas Beton Bauksit
jenis beton dibawah berat jenis beton normal
yang berkisar 2,4 t/m3. Namun beton dengan Tolak ukur yang umum dari sifat elastis suatu
agregat kasar batu bauksit belum dapat bahan adalah modulus elastisitas, yang
dikategorikan sebagai beton ringan karena berat merupakan perbandingan dari tekanan yang
jenisnya masih di atas 2 t/m3. diberikan dengan perubahan bentuk persatuan
panjang, sebagai akibat dari tekanan yang
Kuat Tekan Beton Bauksit
diberikan itu (Murdock dan Brook, 1986).
Hasil pengujian kuat tekan beton dengan Berbeda dengan baja, modulus elastisitas beton
agregat kasar batu bauksit tercantum dalam berubah-ubah sesuai dengan kekuatan
tabel 5 berikut. betonnya. Modulus elastisitas juga tergantung
pada umur beton, sifat-sifat dari agregat dan
Tabel 5. Nilai rata-rata hasil uji kuat tekan
semen, kecepatan pembebanan, jenis dan
beton dengan umur pengujian 28 hari
ukuran dari benda uji (Wang dan Salmon,
Fas Kuat tekan beton batu bauksit (MPa)
1986).
0,4 30,24052
0,45 28,05249 Modulus elastisitas merupakan sifat yang
0,5 24,99784 dimiliki oleh beton yang berhubungan dengan
mudah tidaknya beton mengalami deformasi
Budio, Baktiar /Pengaruh Letak Beban Terhadap Gaya Prategang Tipe Segitiga / JTS, VoL. 11, No. 2, Mei 2012, hlm 1-x
0,3
Modulus M.Elastisitas Nilai workability dari adukan beton dengan
Fas f’c Elastisitas teoritis agregat bauksit menurun, hal ini terlihat dari
f’c (MPa) (MPa) nilai slump dibandingkan dengan adukan beton
0,4 33,19 9,96 19759,52 27077 agregat kerikil, karena daya resapan agregat
0,45 28,76 8,63 18717,70 25205 bauksit lebih besar dibandingkan agregat
0,5 26,43 7,93 16319,56 24162 kerikil.
Modulus elastisitas beton berkaitan erat dengan Berat jenis beton bauksit menunjukan hasil
faktor air semen, kepadatan, dan kuat tekan antara 2,20021 t/m3. sampai 2,286487 t/m3,
beton. Nilai modulus elastisitas menurun dibawah berat jenis beton normal 2,2 – 2,5 t/m3,
seiring dengan meningkatnya nilai FAS. namun belum dapat dikatakan sebagai beton
Peningkatan nilai FAS menyebabkan ringan karena berat jenisnya lebih besar dari 2
peningkatan jumlah pori pada beton dan t/m3.
berkurangnya kepadatan beton sehingga berefek Kuat tekan yang dihasilkan cukup tinggi
pada menurunnya kuat tekan dan modulus mencapai 30,24052 MPa (fas 0,4) sehingga
elastisitas. Modulus elastisitas berubungan erat persyaratan minimal kuat tekan beton struktural
dengan kuat tekan beton, semakin rendah kuat yaitu 17,5 MPa.
tekan beton maka nilai modulus elastisitas
makin menurun. Nilai modulus elastisitas beton dengan agregat
kasar batu bauksit lebih rendah dari beton
Menurut pasal 10.5 SNI-03-2847 (2002) normal yang berkisar 20000 Mpa.
hubungan antara nilai modulus elastisitas beton
normal dengan kuat tekan beton adalah Ec =
4700√f’c. DAFTAR PUSTAKA
Nilai modulus elastisitas beton dengan agregat Anonim, 1971, PBI 1971-NI-2, Peraturan Beton
kasar batu bauksit lebih rendah dari beton Indonesia, Direktorat Penyelesaian
normal yang berkisar 20000 MPa (tabel 6). Masalah Bangunan.
Nilai modulus elastisitas beton dengan agregat Anonim, 1982, PUBI-1982, Persyaratan Umum
kasar batu bauksit lebih rendah dari nilai Bahan Bangunan di Indonesia, Direktorat
modulus elastisitas teoritis untuk beton normal, Penyelidikan Masalah Bangunan
rumus modulus elastisitas teoritis beton normal Anonim, 2002, SNI 03 - 2847 – 2002, Tata
tidak berlaku untuk beton dengan agregat kasar Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk
batu bauksit. Bangunan Gedung (Beta Version), Badan
Standarisasi Nasional.
Eva Lianasari /Potensi Batu Bauksit Sebagai Agregat Kasar Dalam Beton/ JTS, VoL. 11, No. 2, Mei 2012, hlm 1-x