Anda di halaman 1dari 9

ANALISA PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN

STABILISASI TANAH TERHADAP KUAT TEKAN


BATU BATA PASCA PEMBAKARAN

Nurnilam Oemiati1)
Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Palembang
Jln. Jend. Ahmad Yani 13 Ulu, Palembang, Sumatera Selatan 302623
bearing@um-palembang.ac.id

Abstrak
Batu bata merupakan bahan konstruksi yang banyak dipergunakan dalam konstruksi. Untuk itu
perlu ditambahkan bahan tambah yang bertujuan untuk menambah kekutannya yaitu zeolit. Dari zeolit ini
dapat diketaui pengaruh perubahan sifat mekanik batu-bata melalui uji susut bakar dan uji kuat tekan.
Digunakan sampel tanah tanah lempung yang berasal dari daerah kelurahan Talang Betutu.
Sampel batu-bata berukuran panjang 23 cm, lebar 11cm, dan tinggi 5 cm. Variasi penambahan zeolit adalah
0%, 7%, 9%, 11% dan 13%.
Nilai susut bakar minimum terjadi pada zeolit 13% sebesar 21,22% dan nilai kuat tekan optimum
sebesar 53,97 kg/cm² dicapai pada umur 14 hari saat pendiaman campuran selama 5 hari.
Kata kunci: Batu bata, Zeolit, Kuat tekan beton

Kata kunci: produktivitas, ketercapaian target, faktor keserasian.

I. PENDAHULUAN II. TINJAUAN PUSTAKA


Analisa pengaruh penambahan Tanah di alam terdiri dari campuran
zeolit terhadap kuat tekan batu bata butiran-butiran mineral dengan atau
pasca pembakaran merupakan salah tanpa kandungan bahan organik.
satu upaya yang diharapkan dapat Butiran-butiran tersebut dapat dengan
mengurangi atau dapat mudah dipisahkan satu sama lain
menghilangkan sifat-sifat tanah dengan kocokan air. Material ini
yang kurang baik dan kurang berasal dari pelapukan batuan, baik
menguntungkan dari tanah yang secara fisik maupun kimia. Sifat-sifat
akan digunakan. Sehingga nantinya teknis tanah, kecuali oleh sifat batuan
didapat batu bata yang kuat tidak induk yang merupakan material asal,
mudah hancur dan tahan lama. juga dipengaruhi oleh unsur-unsur
Tujuandari penelitian ini adalah luar yang menjadi penyebab
untuk menaikkan mutu kuat tekan terjadinya pelapukan batuan tersebut.
batu bata.

VOL 06, NO. 03, BULAN JUNI, TAHUN 2020 208


Batu Bata Bahan Penyusun Batu Bata
Tanah liat merupakan bahan dasar Tanah Liat
dalam pembuatan batu bata yang Tanah liat adalah jenis tanah yang
memiliki sifat plastis dan susut bersifat kohesif dan plastis. Tanah liat
kering. terbentuk dari proses pelapukan
Tabel 1. Ukuran Batu Bata batuan silika oleh asam karbonat dan
sebagian dihasilkan dari aktivitas
Modul Tebal Lebar Panjang
panas bumi.
(mm) (mm) (mm)
Tanah liat mengandung leburan silika
M-5a 65±2 90±3 190±4 dan/atau aluminium yang halus. Salah
M-5b 65±2 100±3 190±4 satu sifat tanah liat yaitu dapat
membentuk gumpalan keras saat
M-6a 52±3 110±4 230±4
kering dan lengket apabila basah
M-6b 55±3 110±6 230±5
terkena air. Memiliki sifat-sifat yang
M-6c 70±3 110±6 230±5
khas yaitu bila dalam keadaan basah
M-6d 80±3 110±6 230±5 akan mempunyai sifat plastis tetapi
bila dalam keadaan kering akan
Kualitas batu bata merah berdasarkan menjadi keras, sedangkan bila dibakar
kuat tekan menurut SNI 15-2094- akan menjadi padat dan kuat
2000 dapat dibagi menjadi 3 (Wikipedia, 2013).
tingkatan. Proses Pembuatan Batu Bata
Tabel 2. Klasifikasi Kuat Tekan Batu Pada proses pembuatan batu bata,
Bata terdapat beberapa tahapan yang
Kuat tekan rata-rata meliputi penggalian bahan mentah,
Kelas Variasi
pengolahan bahan, pembentukan,
Kg/cm² N/mm² Koefesien
pengeringan, pembakaran,
50 50 5 22% pendinginan, dan pemilihan (seleksi).
Zeolit
100 100 10 15%
Zeolit merupakan suatu bahan
150 150 15 15% stabilisasi tanah sangat cocok
digunakan untuk meningkatkan
kondisi tanah atau material tanah
jelek/dibawah standar. Penambahan

VOL 06, NO. 03, BULAN JUNI, TAHUN 2020 210


zeolit ini akan meningkatkan dibakar. Untuk menentukan besarnya
kepadatan, meningkatkan ikatan antar susut bakar digunakan persamaan:
partikel dalam tanah, daya dukung, Susut Bakar (%)= (I_0- I_1)/I_0 x
kuat tekan serta kuat geser material 100%…………………..……………
tanah, sehingga memungkinkan …….(1)
pembangunan konstruksi di atasnya. Keterangan,
Komposisi Kimia Zeolit I0 = Panjang sampel uji sebelum
Mineral zeolit merupakan dibakar (cm)
sekelompok mineral yang terdiri I1 = Panjang sampel uji sesudah
dari beberapa jenis (spesies) mineral. dibakar (cm)
Tabel 3. Komposisi kimia mineral
zeolit Kuat Tekan

Oksida Persen (%) Kuat tekan suatu material adalah


kemampuan material dalam menahan
SiO2 62,75
Al2O3 15,48 beban.
HD 13,12 σ=
CaO 3,42 P/A…………………………………
K2 O 1,39
…..……………………..…….(2)
Na2O 1,32
Keterangan :
MgO 0,87
Fe2O3 0,83 σ = Tekanan
H2O 0,38 P = Beban maksimum (kg)
TiO2 0,35 A = Luas penampang (cm²)
MnO 0,05
P2O5 0,04
Hasil Pengujian Kembang Susut
Batu Bata.
Uji Karakteristik Tanah
1. Kadar air,
Tabel 4. Hasil uji susut batu bata
2. Analisa saringan,
Variasi Rata-Rata Nilai Dimens
3. Hidrometer,
Campur Sebelum Se
4. Berat jenis, No an (%) Dimensi
5. Batas-batas Atterberg, Panjang 23Pembakaran
cm Pemb
21 c
Lebar
Susut Bakar 1 0 11 cm 9,8
Tinggi
Susut bakar adalah perubahan Volume 5 cm 4,5
dimensi atau volume bahan yang telah 1265 cm³ 926

VOL 06, NO. 03, BULAN JUNI, TAHUN 2020 211


Panjang 23 cm Dapat dilhat dari gambar 1 dan
21 cm
Lebar gambar
2 7 11 cm 10 cm 2, kuat 25,3 tekan beton
Tinggi
mengalami kenaikan yang tidak
Volume 5 cm 4,5 cm
signifikan. Batu-bata dapat digunakan
Panjang 1265
23 cmcm³ 945 cm³
21,4 cm
Lebar pada umur 7 hari setelah pembakaran.
3 9 11 cm 10 cm 23,8
Tinggi Umur 3 hari batu-bata juga sudah
Volume 5 cm dapat4,5digunakan
cm akan tetapi panas
Panjang 23 cmcm³
1265 dari 21,2
963 cm
sisacm³
pembakaran membuat sulit
Lebar
4 1 11 cm untuk
10 cmdiambil dari
24,6 tempat
Tinggi
1 pembakaran.
Volume 5 cm 4,5 cm
Panjang 23 cm 21,5 cm
Berdasarkan lama pendiaman
1265 cm³ 954 cm³
5 1 Lebar 11 cm 10,3 cm
campuran 21,2
3 Tinggi
5 cm 4,5 cm
Terlihat pendiaman campuran antara
Volume
1265 cm³ selama 2 hari
996,5 cm³dan 5 hari menghasilkan
Perbandingan Kuat Tekan
nilai kuat tekan yang tidak berbeda
Berdasarkan umur benda uji
jauh. Perubahan yang terlihat yaitu
pada pendiaman campuran selama 5
hari dengan variasi 13% saat umur 7
hari dan 14 hari sebesar 51,27 Kg/cm²
dan 53,97 Kg/cm² sehingga termasuk
dalam kategori kelas 50 (SNI 15-
2094-2000).
Gambar 1. Perbandingan kuat tekan
pendiaman campuran 2 hari

Gambar 3. Grafik perbandingan kuat


tekan di umur 3 hari
Gambar 2. Perbandingan kuat tekan
pendiaman campuran 5 hari

VOL 06, NO. 03, BULAN JUNI, TAHUN 2020 212


yang tidak berdebu pada musim
kemarau atau tidak berlumpur pada
musim hujan, maka alat mekanis
dapat bekerja secara optimal.
Sebaliknya dalam kondisi lapangan
yang buruk alat mekanis tidak dapat
Gambar 4. Grafik perbandingan kuat bekerja secara optimal.
tekan di umur 7 hari 4.1.1 Kondisi Front Penambangan
Dari Gambar 3, 4, dan 5 dapat Dari hasil pengamatan
disimpulkan bahwa proses diketahui lebar dari loading point
pendiaman benda uji selama 2 hari sebesar 30 meter dan jumlah alat
atau selama 5 hari kinerja zeolit yang digunakan saat itu alat muat
tidaklah terlalu berpengaruh terhadap Excavator Komatsu PC 2000
tanah. Zeolit sudah dapat bekerja sebanyak 1 unit dan alat angkut
dengan baik dipendiaman benda uji Dump Truck Komatsu HD 785
selama 2 hari. Namun akan lebih baik sebanyak 4 unit. Jumlah alat yang
lagi pada pendiaman selama 5 hari. digunakan saat ini untuk
mengupas lapisan tanah penutup
dengan target produksi 600 Bcm
/ Jam.
4.1.2 Pola Muat
Pola muat yang
digunakan di lapanhan
berdasarkan level penggalian
Gambar 5. Grafik perbandingan kuat antar alat muat dan alat angkut
tekan di umur 14 hari menggunakan pola top loading
yaitu excavator melakukan
III. PEMBAHASAN pemuatan dengan menempatkan
4.1 Kondi Lapangan dirinya di atas jenjang atau truk
Kondisi lapangan dapat berada di bawah alat muat
mempengaruhi kinerja alat muat dan 4.1.3 Kondisi Jalan Angkut
alat angkut. Kondisi lapangan yang Keadaan jalan yang
baik, seperti kondisi jalan angkut digunakan dalam pengangkutan

VOL 06, NO. 03, BULAN JUNI, TAHUN 2020 213


material overburden menuju unjuk kerja alat angkut di
disposal sudah cukup baik. Akan lapangan, maka untuk Komatsu
tetapi pada saat hujan kondisi HD 785-7 diperoleh data sebagai
jalan kurang baik dimana jalan berikut:
menjadi licin yang membuat alat
angkut dapat tergelincir. Pada Sudut penyimpangan roda
saat musim kemarau kondisi depan (𝜶)
jalan angkut menjadi berdebu 𝑊𝑏
sin 𝛼 =
𝑡𝑢𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝑟𝑎𝑑𝑖𝑢𝑠
sehingga menghalangi 4,95 𝑚
𝛼 = 𝑠𝑖𝑛−1 10,1 𝑚
penglihatan operator dump truck.
Untuk mengatasinya dilakukan 𝛼 = 𝑠𝑖𝑛−1 0,5

penyiraman secara berkala 𝛼 = 30°


disepanjang jalan angkut Penyimpangan roda depan
menggunakan water truck. Jalan saat membelok membentuk sudut
akan bergelombang karena 30°, maka lebar jalan angkut
adanya beban dari alat-alat yang minimum pada tikungan untuk dua
melewatinya sehingga dilakukan jalur:
perawatan menggunakan motor 𝐹𝑎 = 2,15 × sin 30° = 1,075
greader. m
4.1.4 Geometri Jalan Angkut 𝐹𝑏 = 3,19 × sin 30° = 1,595
Jarak jalan angkut yang dalam m
𝑈+𝐹𝑎+𝐹𝑏
pengangkutan overburden antara 𝐶=𝑍= 2
Pit 1 utara menuju disposal area 4,325+1,075+1,595
= 2
adalah sejauh 2500 meter.
= 3,498 𝑚
a) Lebar Jalan Angkut Minimum
Maka lebar jalan angkut pada
Pada Jalan Lurus
tikungan adalah:
𝐿𝑚𝑖𝑛 = (𝑛 × 𝑊𝑡 ) + (𝑛 +
𝑊 = 𝑛(𝑈 + 𝐹𝑎 + 𝐹𝑏 + 𝑍) + 𝐶
1) × (0,5 × 𝑊𝑡 )
𝑊 = 2(4,325 + 1,075 + 1,595 + 3,498) + 3,498
𝐿𝑚𝑖𝑛 = (2 × 6,885) + (2 + 1)(0,5 × 6,885)
= 24,484 m
=24,097m
4.2 Waktu Kerja
b) Lebar Jalan Angkut Minimum
Dalam satu bulan jumlah hari
Pada Tikungan
kerja adalah 30-31 hari, sedangkan
Berdasarkan spesifikasi
jam kerja yang berlaku diperusahaan
alat angkut dan pengamatan

VOL 06, NO. 03, BULAN JUNI, TAHUN 2020 214


dibagi menjadi tiga gilir ( shift ) digunakan untuk pengangkutan
dalam sehari. Proses penambangan lapisan tanah penutup di pit 1 utara
dikerjakan oleh perusahaan adalah dump truck komatsu HD 785
kontraktor PT Satria Bahana Sarana. sebanyak 4 unit.
Waktu kerja dibagi yaitu : 4.5 Waktu Edar
Tabel 4. 1 Pembagian Waktu Kerja
Sumber : PT Satria Bahana Sarana

Pada hari jumat, istirahat siang

dimulai jam 11.00 – 13.00 sehingga jam

kerja berkurang menjadi 20 jam. Rata-

rata jam efektif kerja menjadi:

(20,5×6)𝑗𝑎𝑚 ⁄𝑚𝑖𝑛𝑔𝑔𝑢+(20×1)𝑗𝑎𝑚 ⁄𝑚𝑖𝑛𝑔𝑔𝑢


= 7ℎ𝑎𝑟𝑖/𝑚𝑖𝑛𝑔𝑔𝑢

= 20,5 jam = 1.230 menit

4.3 Faktor Pengisian (Fill Factor)

Diketahui:
Volume = 42,17 BCM / Rit
(didapat dari hasil uji petik)
Vb = 12 𝑚3
n = 5 kali
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 42,17
Vn = = = 8,434
𝑛 5
𝑉𝑛
𝐹𝑝 = 𝑉𝑏 × 100%
4.5.1 Waktu Edar Alat Muat
8,434
𝐹𝑝 = × 100%
12 Diketahui:
= 0,70 𝑇𝑚1 = 16,37 detik
𝑇𝑚2 = 7,97 detik
4.4 Alat Muat Dan Alat Angkut Yang
𝑇𝑚3 = 4,65 detik
Digunakan
𝑇𝑚4 = 4,99 detik
Alat muat yang khusus 484,57+243,02+150,77+146,61
𝐶𝑇𝑚 =
digunakan untuk pengupasan 60

lapisan tanah penutup di pit 1 utara = 0,569 menit

adalah komatsu PC 2000 sabanyak 1 4.5.2 Waktu Edar Alat Angkut

unit. Alat angkut yang khusus Diketahui:

VOL 06, NO. 03, BULAN JUNI, TAHUN 2020 215


𝑇𝑎1 = 20,834 detik Diketahui:
𝑇𝑎2 = 171,789 detik
Ctm = 0,569 menit
𝑇𝑎3 = 329,912 detik Cb = 12 m³
𝑇𝑎4 = 59,669 detik Ff = 0,7
𝑇𝑎5 = 18,641 detik Sf = 0,85
𝑇𝑎6 = 398,853 detik E = 70,6 %
20,834+171,789 +329,912+59,669+18,641+398,853 60
𝐶𝑇𝑎 = 𝑄𝑚 = (0,569) × 12 × 0,7 × 0,85 × 0,706
60

= 531,547 Bcm / Jam


= 17,712 menit
4.6 Efisiensi Kerja 4.7.2 Produktivitas Alat Angkut
4.6.1 Efisiensi kerja Alat Muat Diketahui:
𝑊𝑒 = 𝑊𝑡 − (𝑊𝑡𝑑 + 𝑊ℎ𝑑) Na = 4 unit
= 1230 ˗ ( 320 + 41 ) Cta = 17,712 menit
= 869 menit Cb = 60 m³
Sehingga dapat dihitung Ff = 0,7 %
efisiensi kerja alat muat, yaitu: Sf = 0,85 %
𝑊𝑒 E = 59,18 %
𝐸𝑘 = × 100%
𝑊𝑡
60
𝑄𝑎 = 4 × ( ) × 60 × 0,7 × 0,85 × 0,5918
869 17,712
𝐸𝑘 = × 100% = 286,277 Bcm / Jam
1230
= 70,6 % 4.8 Faktor Keserasian Kerja Saat Ini
4.6.2 Efisiensi Kerja Alat Angkut Diketahui:
𝑊𝑒 = 𝑊𝑡 − (𝑊𝑡𝑑 + 𝑊ℎ𝑑) Na = 4 unit
= 1230 ˗ ( 301 + 201 ) Nm = 1 unit
= 728 menit N = 5 kali
Sehingga dapat dihitung Cta = 17,712 menit
efisiensi kerja alat angkut, yaitu: Ctm = 0,569 menit
𝑊𝑒 0,569×5×4
𝐸𝑘 = × 100% 𝑀𝐹 = = 0,642 < 1
𝑊𝑡 17,712×1
728 MF < 1, artinya alat muat bekerja kurang
𝐸𝑘 = × 100%
1230
dari 100% sedang alat angkut bekerja
= 59,18 %
100%, sehingga terdapat waktu tunggu
4.7 Produktivitas Alat Muat Dan Alat
bagi alat muat sebagai berikut:
Angkut Saat Ini 𝐶𝑡𝑎×𝑁𝑚
𝑊𝑡𝑚 = 𝑁𝑎
− 𝐶𝑡𝑚 × 𝑛
4.7.1 Produktivitas Alat Muat 𝑊𝑡𝑚 =
17,712×1
− 0,569 × 5 = 2,845 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
4

VOL 06, NO. 03, BULAN JUNI, TAHUN 2020 216


Anisari, Rezky. 2016. “Produktivitas
Alat Muat Dan Angkut Pada
Pengupasan Lapisan Tanah
IV. KESIMPULAN Penutup Di Pit 8 Fleet D PT.
Jhonlin Baratama Jobsite I
1. Produktivitas actual di PIT I Utara Banjarmasin.Kalimantan
Selatan, Kalimantan Selatan.
Banko Barat alat muat PC 2000
Dalam Jurnal Intekna Volume 16
adalah 531,547 Bcm / Jam, (hlm. 1-100).
sedangkan produktivitas actual Komatsu Ltd. 2009. “Specification And
alat angkut HD 785 adalah Application Handbook”. 30𝑡ℎ
Edition. Komatsu Ltd.
286,277 Bcm / Jam. Dengan target
Rochmanhadi. 1982. “Alat-Alat Berat
produktivitas sebesar 600 Bcm Dan Penggunaanya. Departemen
/Jam. Pekerjaan Umum”. Jakarta.

2. Persentase ketercapaian Rostiyanti. Susy fatena. 2008. “Alat


Berat Untuk Proyek Konstruksi”.
produktivitas alat muat PC 2000 Jakarta.: PT Rineka Cipta.
adalah 88,59% dan alat angkut HD Thopan adiharta. 2015. “Studi Alat Berat
785 adalah 47,713%. Pada Pekerjaan Tanah
Dikecamatan Loa Kulu
3. Angka keserasian alat muat PC Kabupaten Kutai Kertanegara”.
2000 dan alat angkut HD 785 Jurnal Mahasiswa.
adalah 0,642. MF < 1, artinya alat
muat bekerja kurang dari 100%
sedang alat angkut bekerja 100%,.
4. Faktor penyebab tidak tercapainya
produktivitas dengan adanya
hambatan-hambatan seperti
kerusakan alat, perbaikan front,
serta operator yang terlambat
dalam pergantian shift.

DAFTAR PUSTAKA
Ade kurniawan, Hendrik. 2014. “Analisa
Produktivitas Dan Biaya
Penggunaan Alat Berat Pada
Proyek Penyiapan Lokasi
Pengeboran Minyak Bumi Di
Lokasi Kaji 1 & 3”. Skripsi
Jurusan Teknik Sipil Universitas
Tridinanti Palembang.

VOL 06, NO. 03, BULAN JUNI, TAHUN 2020 217

Anda mungkin juga menyukai