Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pasangan batu bata dan kaca adalah dua jenis material yang sering digunakan
dalam konstruksi bangunan. Batu bata merah memiliki sifat kedap air sehingga
jarang terjadi rembesan pada tembok, relatif jarang terjadi keretakan, dan kuat
serta tahan lama Namun, batu bata merah memiliki sifat fisik dan mekanis yang
tidak terkontrol dengan baik pada unit batu bata, sehingga dapat memunculkan
kelemahan pada struktur dinding pasangan secara keseluruhan.
Di sisi lain, kaca dapat digunakan sebagai campuran pengganti pasir dalam
pembuatan batu bata yang berbahan dasar plastik, sehingga dapat mengurangi
limbah kaca yang banyak dibuang begitu saja.Namun, perbandingan kekuatan
antara dinding batu bata dan dinding kaca akibat beban gempa menunjukkan
bahwa dinding kaca memiliki aktivitas reaksi pada gedung yang lebih kecil dari
dinding dengan bahan batu bata
Oleh karena itu, pemilihan material yang tepat harus mempertimbangkan faktor-
faktor seperti kekuatan, ketahanan, dan dampak lingkungan.kungan.

1.2 Rumusan Masalah

1.Apa kelebihan dan kelemahan dari pasangan batu bata dalam konstruksi
bangunan?
2.Apa saja manfaat dan kekurangan dari penggunaan kaca sebagai campuran
dalam pembuatan batu bata?
3.Bagaimana perbandingan kekuatan antara dinding batu bata dan dinding kaca
akibat beban gempa?
4.Bagaimana cara memilih material yang tepat untuk konstruksi bangunan dengan
mempertimbangkan faktor-faktor seperti kekuatan, ketahanan, dan dampak
lingkungan?

1.3 Tujuan

1.Integrasi Gaya Dan Fungsi


2.Pemanfaatan Pencahayaan Alami
3.Koneksi Dengan lingkungan
4.Efisiensi Energi
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 KLASIFIKASI BATU BATA

Klasifikasi bata merupakan pengelompokan dengan persyaratan


khusus tentang sifat fisik dan penampilan dari bata tersebut. klasifikasi
bata dan jenis bata merupakan dua hal pembahasan berbeda, walaupun
sebenarnya pada dasarnya ini adalah pengelompokan bata. Jika berbicara
Jenis bata, maka kita membicarakan kategori bata berdasarkan metode
produksinya, komposisi penyusun dan hasil akhirnya. Sedangkan
klasifikasi kita berbicara kategori lebih spesifik lagi yang ditentukan
dengan standard.

2.1.1 BATU BATA BETON

Gambar 2.1.1

Batu bata beton adalah jenis batu bata yang umum digunakan dalam
konstruksi modern. Bahan dasarnya terdiri dari campuran semen, pasir, dan
agregat. Klasifikasi ini mempertimbangkan beberapa faktor utama:

Bahan Dasar:

- Semen:Menyediakan kekuatan struktural.

- Pasir: Memberikan kekakuan dan daya tahan.


- Agregat: Bertindak sebagai pengisi dan meningkatkan kekuatan.

Proses Produksi: cetakan dan dibiarkan mengeras.

- Pencampuran: Bahan-bahan dicampur secara proporsional.

- Pengecoran: Campuran dimasukkan ke dalam

Karakteristik:

- Kekuatan Tinggi: Batu bata beton memiliki kekuatan tekan yang tinggi.

- Tahan Terhadap Cuaca: Kebal terhadap perubahan cuaca ekstrem.

2.1.2 BATU BATA MERAH (CLAY)

Penggunaan bata merah sebagai bahan pengisi dinding bangunan sudah


umum terlihat dari dulu hingga kini. Bahan material ini masih menjadi pilihan
bagi masyarakat kendati sudah banyak penemuan dalam bidang teknologi bahan
seperti bata ringan, batako press, dan sebagainya. Bata merah masih banyak
digunakan dari pada bata ringan atau batako press karena selain sudah teruji
kekuatannya, mendapatkan jenis material ini pun tidak susah. Bata merah
merupakan bata yang dibuat dari tanah yang dicetak kemudian dibakar dengan
suhu tinggi sehingga menjadi benar-benar kering, mengeras, dan berwarna
kemerah-merahan. Tanah yang digunakan agak liat sehingga bisa menyatu saat
proses pencetakan. Rumah yang dindingnya dibangun dari material jenis ini terasa
lebih nyaman dan sejuk. Selain lebih kuat dan kokoh serta tahan lama, jarang
sekali terjadi keretakan dinding yang dibangun dari material bata merah.
Gambar 2.1.2

Material ini sangat tahan terhadap panas sehingga dapat menjadi perlindungan
tersendiri bagi bangunan dari bahaya api. Tidak semua tanah liat bisa digunakan,
hanya yang terdiri dari kandungan pasir tertentu. Bata merah umumnya memiliki
ukuran panjang 17-23 cm, lebar 7-11 cm dan tebal 3-5 cm. Ukurannya yang kecil
memberikan kemudahan dalam hal pengangkutan. Sangat baik dalam penggunaan
pembentukan bidang kecil, murah harganya dan mudah didapatkan. Untuk
dinding seluas 1 m2, bila menggunakan bata berukuran 23 cm x 17 cm x 5 cm,
kira-kira membutuhkan 70 buah bata merah. Dalam pemasangannya bahan baku
yang dibutuhkan adalah semen dan pasir ayakan. Tidak memerlukan perekat
khusus pada saat pemasangan. Untuk dinding kedap air diperlukan 1 : 2 atau 1 : 3
(artinya 1 takaran semen dipadu dengan 3 takaran pasir yang sudah diayak).
Sedangkan untuk dinding yang tidak harus kedap air dapat menggunakan
perbandingan 1 : 4 hingga 1 : 6.

Kelebihan bata merah:

 Tidak memerlukan keahlian khusus untuk memasang.

 Ukurannya yang kecil memudahkan untuk pengangkutan.

 Mudah untuk membentuk bidang kecil.

 Murah.

 Mudah didapat.

 Tidak memerlukan perekat khusus.


 Tahan panas(dapat menjadi perlindungan terhadap api).

Kekurangan bata merah:

 Sulit untuk membuat pasangan bata yang rapi.

 Menyerap panas di musim panas, menyerap dingin di musim dingin.

 Boros dalam penggunaan material perekat.

 Kualitas kurang beragam dan ukuran jarang yang sama.

 Waktu pemasangan lebih lama.

 Berat, sehingga membebani struktur yang menopangnya.

 Menimbulkan beban cukup besar pada struktur banguna

2.2 MORTAR

Gambar 2.2

Mortar merupakan salah satu material dari bahan bangunan yang memiliki peran
penting dalam bidang konstruksi. Fungsi mortar adalah sebagai matrik pengikat
bagian penyusun suatu konstruksi baik yang bersifat struktural maupun non
struktural. Penggunaan mortar untuk konstruksi yang bersifat struktural misalnya
digunakan pada pasangan batu belah dalam struktur pondasi dan tanggul penahan,
sedangkan yang bersifat non struktural yaitu misalnya dalam pasangan batu bata
untuk dinding pengisi. Mortar terdiri dari agregat halus (pasir), bahan perekat
(tanah liat, kapur, semen portland) dan air. Salah satu bahan utama pembuatan
mortar adalah semen yang merupakan bahan kimia yang berfungsi sebagai bahan
perekat/pengikat agregat dan ditambahkan dengan air yang berfungsi untuk
melumasi semen dan agregat agar mudah dalam pekerjaannya. Semen yang biasa
sering digunakan pada umumnya yaitu semen berjenis Portland Pozzolan
Composite Cement (PPC). Seiring dengan perkembangan zaman, mengakibatkan
banyak pula inovasi terhadap penggunaan mortar dengan menambahkan
campuran pada mortar tersebut. Dalam hal ini material yang akan diganti/
ditambahkan 2 yaitu agregat halus (pasir) dan perekat (semen). Untuk mengganti
bahan agregat halus (pasir) dan perekat (semen) yaitu dengan memanfaatkan
limbah hasil industri misalnya kaca. Kaca merupakan limbah yang dihasilkan dari
kegiatan industri dan rumah tangga yang tidak dapat terurai, apabila jumlahnya
terlalu banyak maka akan merusak lingkungan dan dapat juga membahayakan
keselamatan seseorang. Limbah kaca dapat dimanfaatkan kembali yang salah
satunya yaitu sebagai alternatif yang dapat digunakan untuk bahan tambahan
semen, karena unsur-unsur kimia yang terkandung pada kaca sebagian
diantaranya mempunyai kesamaan seperti yang ada pada semen, sehingga
sehingga apabila kaca dihancurkan menjadi serbuk maka berkemungkinan
berfungsi sebagai filler karena persentase kandungan Silika (SiO₂), Na ₂O dan
CaO pada kaca yang cukup besar, yaitu lebih dari 70%. Pada penelitian ini diteliti
pengaruh persentase penggunaan bahan bubuk kaca terhadap kuat tekan mortar
jika dibandingkan dengan kuat tekan mortar tanpa bahan tambahan bubuk kaca.
Perencanaan campuaran mortar yang digunakan pada penelitian ini yaitu dengan
menggunakan ampuran 1 PC : 3 PS sedangkan benda uji yang digunakan adalah
kubus dengan ukuran 5 cm x 5 cm x 5 cm, dimana pengujian dilakukan pada
variasi penambahan serbuk kaca pada subtitusi semen dan pasir yaitu sebesar
10%; 20 %; 30 %; 40 %; 50 % dari berat semen dan pasir dengan umur uji kuat
tekan mortar yaitu 28 hari.
2.3 GROUT

Gambar 2.3 proses pemasangan grout

Grout adalah material campuran semen basah, air, dan pasir dengan perbandingan
tertentu yang berfungsi untuk mengisi celah. Grout tidak seperti perekat yang
dapat merekatkan ubin, namun berperan untuk mengisi ruang antara ubin satu
dengan yang lainnya. Proses tersebut dikenal sebagai grouting. Khususnya dalam
pemasangan ubin, injeksi grouting digunakan untuk mempermudah mengisi celah
yang kecil.

Injeksi Grouting adalah proses untuk mengisi celah atau rongga dengan
menyuntikan material berbahan cair sesuai dengan tekanan air sehingga dapat
membantu khususnya dalam pemasangan ubin. Untuk memberikan hasil terbaik,
Anda perlu memperhatikan jenis-jenis Grout. Berikut adalah berbagai jenis grout
yang dapat Anda kenali.

Jenis-Jenis Grout :

 Epoxy Grout
Epoxy Grout memiliki daya tahan yang baik dari kerusakan akibat air atau noda
sehingga sangat cocok digunakan pada area yang memiliki kelembaban tinggi
seperti dapur atau kamar mandi.

 Grout Semen

Grout semen biasanya sudah dimodifikasi sehingga memiliki berbagai warna.


Maka dari itu, dapat digunakan di mana saja baik itu di dalam ruangan maupun di
luar ruangan. Grout jenis ini juga cenderung lebih mudah untuk diterapkan.

 Grout Pasir Berbahan Dasar Semen

Grout jenis ini merupakan pasir yang ditambahkan pada campuran semen
sehingga dapat memberikan ikatan yang kuat dan tahan lama dari penyusutan.
Grout pasir dengan bahan dasar semen menjadi pilihan terbaik untuk seluruh
bagian bangunan Anda karena dapat diterapkan pada ubin yang besar.

2.4 PLASTER

Plaster adalah material yang umum digunakan dalam konstruksi untuk


menyelesaikan dan melindungi permukaan dinding. Artikel ini akan membahas
berbagai aplikasi, jenis, dan keunggulan plaster dalam konteks konstruksi.

Aplikasi Plaster

Plaster digunakan secara luas untuk:

- Pengecatan Dinding: Memberikan permukaan yang halus dan rata.

- Perlindungan: Melindungi dinding dari elemen luar dan kerusakan.

- Keindahan: Menambah nilai estetika dengan memberikan tampilan yang bersih.

Jenis Plaster
- Plaster Basah : Diterapkan dalam keadaan basah dan mengeras
seiring waktu.

- Plaster Kering : Biasanya dalam bentuk bubuk yang dicampur dengan air
sebelum diterapkan.

Komposisi dan Bahan

Plaster umumnya terbuat dari campuran semen, pasir, dan air. Beberapa
jenis mungkin juga mencakup bahan tambahan seperti serat atau bahan kimia
untuk meningkatkan kinerja.

Proses Aplikasi

- Persiapan Permukaan: Membersihkan dan mempersiapkan dinding sebelum


aplikasi plaster.

- Aplikasi Plaster: Diterapkan dengan trowel atau mesin khusus.

- Finishing: Proses untuk mencapai hasil akhir yang halus dan sesuai dengan
keinginan.

Keunggulan Plaster

- Daya Tahan: Memberikan perlindungan jangka panjang terhadap kerusakan


dinding.

- Estetika: Membuat dinding tampak bersih dan rapi.

- Insulasi: Menambah lapisan tambahan untuk isolasi termal dan akustik.

Tantangan dan Perawatan

- Retak dan Pecah:Mungkin memerlukan perawatan tambahan untuk memperbaiki


kerusakan.
- Perawatan Rutin: Pengecatan ulang atau perbaikan jika diperlukan.

2.5 KACA

Kaca adalah material padat yang merupakan zat cair yang sangat
dingin karena molekul-molekulnya tersusun seperti air, namun kohesinya
membuat bentuknya menjadi stabil. Hal ini terjadi karena proses pendinginan
yang sangat cepat. Ini juga yang membuat kaca menjadi transparan atau
tembus pandang. Kaca adalah amorf (non kristalin) material padat yang
bening dan transparan (tembus pandang), biasanya juga rapuh atau mudah
pecah.

Kaca yang digunakan dalam bangunan bersifat tembus pandang


sehingga dapat meneruskan cahaya dan panas matahari. Namun, dalam
aplikasinya, kaca tidak selalu dibuat tembus padang. Kaca dapat juga dibuat
menjadi semi tembus pandang atau sama sekali tidak tembus pandang.

Kaca biasanya dipasang pada pintu, jendela, dinding, atau bagian


bangunan lainnya. Hal ini bertujuan untuk meneruskan cahaya matahari ke
dalam bangunan sehingga walaupun tanpa lampu, ruangan bisa terang saat
siang hari. Masuknya cahaya matahari ke dalam ruangan dapat menghilangkan
kelembaban.

Jenis-Jenis Kaca
Jenis kaca yang dapat digunakan untuk bangunan dan rumah tinggal
sebenarnya cukup beragam. Berikut adalah jenis-jenis kaca yang dikaitkan
dengan penggunaanya:

Kaca Bening

Kaca ini sering juga disebut sebagai float glass. Kaca ini tidak
berwarna serta memiliki permukaan yang sangat bersih dan rata. Kaca ini
banyak digunakan pada eksterior maupun interior bangunan, baik rumah
tinggal atau gedung bertingkat. Kaca ini juga dapat digunakan untuk perabot
rumah tangga.

Kaca Warna

Kaca ini biasa disebut dengan kaca riben atau tinted glass. Kaca ini
merupakan kaca float yang diberi warna dengan sedikit menambahkan logam
pewarna. Dengan warna pada kaca, maka sifat tembus pandang kaca menjadi
lebih rendah sehingga dapat memberikan privasi kepada penghuninya. Kaca
ini lebih banyak dipakai pada eksterior bangunan, baik untuk pintu, jendela,
atau curtain wall.

Kaca Es

Kaca es merupakan kaca dengan tekstur pola tertentu pada salah satu
sisinya. Karakter dari kaca ini memberikan efek dekoratif, efek pencahayaan,
dan efek pembayangan yang menarik, serta mampu mereduksi silau secara
maksimum.

Kaca Reflektif

Kaca ini merupakan jenis kaca yang mampu memantulkan cahaya dan
mereduksi sifat tembus pandang dari sisi luar sehingga sering juga disebut
dengan kaca one way. Lapisan kaca ini bersifat memantulkan cahaya dan
panas, serta mampu memberikan penampilan yang mewah.

Kaca Tempered

Secara singkat, kaca tempered merupakan jenis kaca yang memiliki


kekuatan yang sangat tinggi, dibandingkan dengan kaca biasa. Dengan
ketebalan yang sama, kekuatan kaca ini mampu mencapai 3-5 kali lipat dari
kekuatan kaca biasa. Kaca ini tahan terhadap beban angin, tekanan air,
benturan, dan perubahan temperatur yang tinggi (thermal shock). Kaca
tempered juga lebih aman karena akan menjadi butiran halus bila pecah.
Kaca Laminated

Kaca ini merupakan jenis kaca dengan tingkat keamanan dan


perlindungan yang tinggi terhadap penghuni. Jika terjadi sesuatu yang
menyebabkan pecahnya kaca, kaca laminated tidak akan berhamburan, tetapi
hanya retak dan sangat sulit untuk ditembus. Karakteristik kaca ini adalah
pecahan kaca tidak akan jatuh atau berhamburan, tetapi tetap melekat pada
filmnya, dan kaca akan tetap terpasang pada rangkanya.

Keunggulan Kaca

1. Sifatnya yang mampu meneruskan cahaya membuat rumah dengan


dinding kaca lebih hemat energi karena pencahayaan pada siang hari
cukup dengan sinar matahari.
2. Mampu memaksimalkan pemandangan di luar ruangan.
3. Walaupun mudah kotor, tetapi mudah juga untuk dibersihkan.
4. Memberikan kesan luas pada ruangan sempit.
5. Memberikan kesan tidak ada sekat antara ruangan satu dengan yang
lainnya.
6. Kedap suara
7. Kedap air
8. Memberikan kesan modern pada hunian

Anda mungkin juga menyukai